Anda di halaman 1dari 48

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus
seminar Asuhan keperawatan pada anak R dengan dengan diagnosa
medis Bronchopneumonia Ruangan Anak RSUD Dr. M.M DUNDA
Kami menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan, wawasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu,
penulis sangat menghargai masukan guna penyempurnaan dalam penyusunan
laporan kasus seminar ini

Gorontalo, 17 November 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
1. Tujuan Umum............................................................................................3
2. Tujuan Khusus...........................................................................................3
BAB II......................................................................................................................5
LAPORAN PENDAHULUAN BRONCHOPNEUMONIA...................................5
A. KONSEP DASAR PENYAKIT....................................................................5
1. DEFINISI BRONKOPNEUMONIA........................................................5
2. ETIOLOGI................................................................................................5
3. PATOFISIOLOGI.....................................................................................5
4. MANIFESTASI KLINIS..........................................................................7
5. KOMPLIKASI..........................................................................................7
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG..............................................................7
7. PENATALAKSANAAN MEDIS.............................................................8
8. PENCEGAHAN........................................................................................9
B. ASUHAN KEPERAWATAN BRONCHOPNEUMONIA........................10
1. PENGKAJIAN........................................................................................10
2. PENYIMPANGAN KDM.......................................................................22
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN.............................................................23
4. Intervensi Keperawatan...........................................................................26
BAB III...................................................................Error! Bookmark not defined.
STUDI KASUS......................................................Error! Bookmark not defined.

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan disekitarnya.
Bronchopneumonia adalah penyebaran daerah infeksi yang berbercak
dengan diameter 3 sampai 4 cm mengelilingi dan juga melibatkan bronchi.
Menurut whaley dan wong, bronchopneumoni adalah bronkiolus terminal
yang tersumbat oleh eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau
membentuk gabungan didekat lobulus, disebut juga pneunomia lobalis.
Bronchopneumonia adalah perdangan paru yang biasanya menyerang di
bronkioli terminal. Bronkioli terminal tersumbat oleh eksudat mokopurulen yang
membentuk bercak-bercak konsolidasi dilobuli yang berdekatan. Penyakit ini
sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernapasan atas, demam
infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh.
Kesimpulannya bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang
disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan keperawatan Bronchopneumonia

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a. Untuk lebih memahami apa itu Bronchopneumonia serta bagaimana
pengobatannya

2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa itu Bronchopneumonia
2. Untuk mengetahui penyebab dari Bronchopneumonia
3. Untuk mengetahui Tanda Dan gejalah dari Bronchopneumonia
4. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari Bronchopneumonia
5. Untuk mengetahui apa saja komplikasi dari Bronchopneumonia

3
6. Mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang dari Bronchopneumonia
7. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari
Bronchopneumonia
8. Untuk mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan Dari
Bronchopneumonia

4
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN BRONCHOPNEUMONIA
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. DEFINISI BRONKOPNEUMONIA
Bronchopneumoni adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai
pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di
dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya.
(Muttaqin ,2016),
Bronchopneu monia disebut juga pneumonia lobularis, yaitu radang paru-
paru yang di sebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan lain- lain.
Bronchopneumonia/ pneumonia lobaris merupakan radang paru yang
menyebabkan bronkhioli terminal. Bronkhioli terminal tersumbat oleh eksudat
yang berbentuk bercak- bercak., kemudian menjadi bagian yang terkonsulidasi
atau membentuk gabungan dan meluas ke parenkim paru. 
Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran
pernafasan atas, demam, infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan
daya tahan tubuh.
Kesimpulannya bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang
disebabkan oleh agen infeksi yang terdapat di daerah bronkus dan sekitar
alveoli.
3. ETIOLOGI
Broncopneumonia dapat disebabkan oleh:
1. Bakteri= streptococcus, straphylococcus, influenmza
2. Virus= legionella pneumonia, virus influenza
3. Jamur= aspergilus, candida albicons
4. Aspirasi makanan, sekresi oropharingisi lambung ke dalam paru
5. Kongesti paru kronik
6. Flora normal, hidrokarbon.
4. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar penyebab bronkopneumonia adalah mikroorganisme
(jamur, bakteri, virus) dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti

5
hidrokarbon (minyak tanah, bensin dan sejenisnya). Serta aspirasi ( masuknya
isi lambung ke dalam saluran napas). Awalnmya mikroorganisme akan masuk
melalui percikan ludah ( droplet) infasi ini akan masuk ke saluran pernapasan
atas dan menimbulkan reaksi imunologis dari tubuh. Reaksi ini menyebabkan
peradangan, dimana saat terjadiperadangan ini tubuh akan menyesuaikan diri
sehingga timbulan gejala demam pada penderita.
Reaksi peradangan ini akan menimbulkan secret. Semakin lama secret
semakin menumpuk di bronkus sehingga aliran bronkus menjadi semakin
sempit dan pasien akan merasa sesak. Selain terkumpul di bronkus, lama
kelamaan secret akan sampai ke alveolus paru dan mengganggu system
pertukaran gas di paru.
Selain menginfeksi saluran nafas, bakteri ini juga dapat menginfeksi
saluran cerna saat terbawa oleh darah. Bakteri ini akan membuat flora normal
dalam usus menjadi agen pathogen sehingga timbul masalah gastrointestinal.
Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian
atas yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophillus influenzae
atau karena aspirasi makanan dan minuman.
Dari saluran pernafasan kemudian sebagian kuman tersebut masukl ke
saluran pernafasan bagian bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman
di tempat tersebut, sebagian lagi masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi
saluran pernafasan dengan gambaran sebagai berikut:
1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan
tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema
antara kapiler dan alveoli.
2. Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian
masuk ke dalam saluran pencernaan dan menginfeksinya mengakibatkan
terjadinya peningkatan flora normal dalam usus, peristaltik meningkat
akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang
beresiko terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

6
5. MANIFESTASI KLINIS
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran
pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita
bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil,
demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas
menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis.
Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika
terjadi konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat).
Gejala-gejala yang dapat ditemui pada klien secara umum adalah:
1. Demam tinggi ≥ 38⁰C
2. Berkeringat
3. Batuk yang awalnya kering menjadi produktif dengan sputum yang purulen
bias berdarah
4. Sesak nafas, retraksi intercosta
5. Sakit kepala
6. Mudah merasa lelah/ tampak lemah
7. Nyeri dada
8. Kesulitan makan dan minum (Manurung, 2016).
6. KOMPLIKASI 
a. Atelektasis :Pengembangan paru yang tidak sempurna.
b. Emfisema : Terdapatnya pus pada rongga pleura.
c. Abses paru  :Pengumpulan pus pada jaringan paru yang meradang.
d. Infeksi sistomik
e. Endokarditis :Peradangan pada endokardium.
f. Meningitis : Peradangan pada selaput otak.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara :
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah

7
Pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri akan terjadi
leukositosis (meningkatnya jumlah neutrofil).
b. Pemeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk yang spontan
dan dalam. Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur
serta tes sensitifitas untuk mendeteksi agen infeksius
c. Analisa gas darah untuk mengevaluasi status
oksigenasi dan status asam basa.
d. Kultur darah untuk mendeteksi
bakteremiSampel darah, sputum, dan urin. Paaurinbiasanya berwarna
lebih tua, mungkin terdapat albumin urin ringan karena peningkatan suhu
tubuh.
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Rontgenogram Thoraks
Menunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi
pneumokokal atau klebsiella. Infiltrat multiple seringkali dijumpai pada
infeksi stafilokokus dan haemofilus
b. Laringoskopi/ bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas
tersumbat oleh benda padat
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penderita dengan bronkopneumonia berat harus dirawat inap
2. Bersihkan jalan nafas (isap lendir), oksigenasi yang adekuat.
3. Cairan yang cukup bila perlu intra vena.
4. Diet TKTP, selama masih sesak nafas hati-hati makanan per oral, lebih
baik makanan lewat sondre drip.
5. Bila ada asidosis, koreksi dengan natrium bikarbonat 1 mEq/kgBB
6. Medikamentosa
a. Umur > 2 bulan : kombinasi ampisilin dan klorampenikol
b. Umur < 2 bulan : kombinasi ampisilin dan gentamisin
Dosis :
1) Ampisilin 100 mg/kgBB/hr

8
2) Klorampenikol 100 mg/kgBB/hr
3) Gentamisin 5 mg/kgBB/hr
c. Pada kasus-kasus dengan etiologi stafilokokus berikan golongan obat
tahan terhadap B laktamase. Bila etiologi mikoplasma antibiotik yang
tepat adalah golongan makrolid. Dapat diberikan obat-obat untuk
mukosilier klirens (golongan beta 2 agonis dan atau teofilin) secara
inhalasi atau peroral.
7. Fisioterapi, bila perlu untuk membersihkan jalan nafas.
8. Pemantauan :
a. Keadaan umum, tanda vital
b. Kemungkinan gagal nafas, klinis / AGD
c. Masukan cairan / makanan
d. Elektrolit terutama natrium dan kalium
9. PENCEGAHAN
1. Hindari anak dari paparan asap rokok, polusi dan tempat keramaian yang
berpotensi penularan.
2. Hindari kontak anak dengan penderita ISPA
3. Membiasakan pemberian ASI
4. Segera berobat jika terjadi demam, batuk, dan pilek, terlebih disertai
suara sesak dan sesak pada anak.
5. Imunisasi Hb untuk kekebalan terhadaphameophilus influenza.

9
D. ASUHAN KEPERAWATAN BRONCHOPNEUMONIA
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Usia bronkopneumoni sering terjadi pada anak. Kasus terbanyak sering
terjadi pada anak berusia dibawah 3 tahun dan kematian terbanyak terjadi
pada bayi berusia kurang dari 2 bulan.
b. Riwayat Keperawatan
1) Keluhan Utama
Sebagian besar keluhan utama  bronkopneumonia adalah sesak nafas.
Sesak nafas yang muncul akibat dari adanya eksudat yang menyebabkan
sumbatan pada lumen bronkus.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan
bagian atas seperti batuk, pilekpanasselama beberapa hari. Suhu tubuh
dapat naik sangat mendadak sampai 39-40oC dan kadang disertai kejang
karena demam yang tinggi.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Sering menderita penyakit saluran pernapasan bagian atas riwayat
penyakit fertusis yaitu penyakit peradangan pernapasan dengan gejala
bertahap panjang dan lama yang disertai wheezing (pada
Bronchopneumonia).
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit menular seperti
TBC, penyakit saluran pernapasa dan penyakit keturunan seperti asma.
5) Riwayat Kesehatan Lingkungan
Pemeliharaan kesehatan dan kebersihan lingkungan yang kurang juga
bisa menyebabkan anak menderita sakit. Lingkungan pabrik atau banyak
asap dan debu ataupun lingkungan dengan anggota keluarga perokok.
6) Riwayat Kehamilan dan Persalinan

10
Penyakit bronkopneumoni tidak dipengaruhi oleh adanya gangguan
atau kelainan pada kehamilan/persalinan.Seperti lama persalinan, cara
melahirkan (spontan, sectio caesarea, vakum, ekstraksi forcep), penyulit
persalinan serta obat-obatan yang digunakan selama persalinan. Selain itu
usia kehamilan pada saat persalinan perlu ditanyakan apakah cukup
bulan, kurang bulan, atau lewat bulan.
7) Riwayat Imunisasi
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk
mendapat penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah karena
sistem pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk melawan infeksi
sekunder. Imunisasi yang dianjurkan sesuai dengan pemberian imunisasi
nasional yaitu BCG (pada usia 0-11 bulan), DPT I-III (pada usia 2-11
bulan), polio I-IV (pada usia 2-11 bulan), hepatitis B I-III (pada usia 0-9
bulan), dan campak (pada usia 9-11 bulan).
8) Riwayat Psikososial Spiritual
Riwayat psikososial merupakan respon anak terhadap penyakit dan
dampak dari hospitalisasi sesuai dengan tahap perkembangannya yaitu
takut dan menangis bila didekati oleh orang yang tidak dikenal.Perlu
diakaji kecemasan pada orang tua sehubungan dengan penyakit yang
dialami oleh anaknya.
9) Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a) Riwayat Pertumbuhan
(1) Berat Badan
Penambahan berat badan + 150 sampai 210 gram setiap
minggu selama 6 bulan pertama. Pada usia 1 bulan Berat
badan normal + 3100 gram
(2) Tinggi Badan
Penambahan tinggi badan + 2,5 cm setiap bulan selama 6
bulan pertama. Tinggi badan normal bayi usia 1 bulan + 52,
5 cm
(3) Lingkar Kepala

11
Peningkatan lingkar kepala sebesar + 1,5 cm setiap bulan
selama 6 bulan pertama. Pada usai 1 bulan Lingkar kepala
normal + 35, 5 cm
b) Riwayat Perkembangan
a. Periode perkembangan anak
1. Dari lahir sampai umur 3 bulan
a. Kemandirian dan bergaul
Mengenai ibunya dengan penglihatan, penciuman,
pendengaran
b. Motorik Halus
Menahan barang yang dipegang
c. Motorik Kasar
Belajar mengangkat kepala tubuh ditengkurapkan
d. Kognitif dan Bahasa
Mengoceh spontan, belajar mengikuti obyek dengan
matanya.
2. Umur 3 sampai 6 bulan
a. Kemandirian dan bergaul
Membedakan orang yang dikenal dan takut pada
orang asing
b. Motorik Halus
Mulai belajar meraih benda-benda kecil dalam
lingkaran, menaruh benda-benda dalam mulutnya.
c. Motorik Kasar
Mengangkat kepala dan dada dengan ditopang tangan
d. Kognitif dan Bahasa
Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak
bermain.
3. Umur 6 sampai 9 bulan
a. Kemandirian dan bergaul
Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan

12
b. Motorik Halus
Dapat memindah benda dari tangan satu ke tangan
yang lain, dapat merangkak meraih benda.
c. Motorik Kasar
Dapat duduk tanpa dibantu
d. Kognitif dan Bahasa
Mengeluarkan kata-kata tanpa artinya.
4. Umur 9 sampai 12 bulan
a. Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
b. Dapat berjalan dituntun
c. Menirukan suara
d. Mengulang bunyi yang didengarnya.
e. Belajar menyatakan satu / dua kata
f. Mengerti perintah sederhana / larangan.
5. Umur 12 sampai 18 bulan
a. Berjalan dan mengeksploitasi rumah
b. Menyusun 2/3 kotak
c. Dapat mengatakan 5-10 kata
d. Memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing
b. Perkembangan Psikoseksual
Perkembangan psikoseksual pada bayi termasuk kedalam
fase oral – sensori ( lahir sampai 12-18 bulan atau bayi ).
Aktivitas melibatkan mulut seperti mengisap, menggigit, dan
mengunyah merupakan sumber utama kenikmatan. Anak yang
terhalang kegiatan mengisap mungkin berusaha untuk
memuaskan kebutuhan ini dikemudian hari melalui aktivitas
seperti mengunyah permen karet, merokok, dan makan yang
berlebihan.

13
10) Riwayat Nutrisi
Pemberian Makanan Pada Bayi
a. Usia 0-6 bulan
Hanya ASI (ASI EKSLUSIF). Makanan tambahan diberikan
usia 6 bulan.
b. Usia 6-8 bulan
WAKTU DIET JUMLAH
05.00- 06.00 ASI- SUSU FORMULA 150-180 CC
08.00 BUBUR SUSU 6-9 SDM
11.00 JUICE ATAU BUAH 75-125 CC, 6-8
SDM
13.00 NASI TIM SARING 6-8 SDM
15.00 ASI – SUSU 150-180 CC
FORMULA
16.00 BISKUIT 1-3 KEPING
18.00 BUBUR SUSU, USIA 7 6-8 SDM
BULAN DIGANTI
NASI TIM SARING
21.00 – 22.00 ASI- SUSU FORMULA 150-180 CC

c. Usia 9-12 bulan


WAKTU DIET JUMLAH
05.00- 06.00 ASI- SUSU FORMULA 180 CC
08.00 NASI TIM 9-12 SDM
11.00 JUICE ATAU BUAH 125-180 CC, 9-
12 SDM
13.00 NASI TIM 9-12 SDM
15.00 ASI – SUSU 150-180 CC
FORMULA
16.00 BISKUIT, AGAR- 1-3 KEPING
AGAR SUSU,
HUNGKWE, BUAH
ATAU SNACK
LAINNYA
18.00 NASI TIM 9-12 SDM
21.00 – 22.00 ASI- SUSU FORMULA 180 CC

14
I. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran compos mentis sampai koma, keadaan umum lemah dan
gelisah, suhu tubuh 39-400C, nadi cepat (>160 x/menit), respirasi cepat
dan dangkal (>60 x/menit), BB sesuai dengan umur.
2. Pemeriksaan Persistem
1) Sistem Pernapasan
Anamnesa
Orangtua mengatakan anak sulit bernapas
Hidung
Inspeksi : ada nafas cuping hidung, ada secret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering, pergerakan lidah bebas , sekret
tidak keluar pada saat batuk
Leher
Inspeksi : simetris kanan kiri
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe
Faring
Inspeksi : tidak ada odem
Area dada
Inspeksi : Irama nafas tidak teratur, pernapasan cepat dan
dangkal, penggunaan otot bantu napas, ada retraksi dada,
pergerakan dada asimetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : redup pada daerah terjadinya konsolidasi
Auskultasi : ada suara nafas tambahan (wheezing, ronki)
2) Sistem Kardiovaskuler
Wajah

15
Inspeksi : konjungtiva pucat, sklera putih
Leher
Inspeks : tidak ada bendungan vena jugularis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Dada
Inspeksi : dada terlihat simetris
Perkusi : tidak ada tanda - tanda bunyi redup.
Auskultasi : bunyi jantung normal ( BJ 1 dan BJ 2 tunggal)
3) Sistem Persarafan
Anamnesa
Orangtua mengatakan anak panas den rewel
Pemeriksaan Reflek Bayi
a. Refleks patologik
1. Refleks Babinski
Dengan sebuah benda yang berujung agak tajam, telapak
kaki digores dari tumit menyusur bagian lateral menuju
pangkal ibu jari. Positif bila terjadi dari ibu jari dan biasanya
disertai dengan pemekaran jari-jari kaki.
2. Refleks Chaddok
Tanda babinski timbul dengan menggoreskan bagian
bawah dari maleous lateral kearah depan.
3. Reflek Oppenheim
Dengan mengurut tulang tibia dengan ibu jari, jari telunjuk
dan jari tengah mulai dari lutut tengah mulai dari lutut
menyusur ke bawah. Positif bila timbul tanda babinski.
4. Refleks Gordon
Otot gastrokmius/betis ditekan. Positif bila timbul tanda
babinski.
2) Refleks Rooting 
Saat pipinya disentuh, bayi akan menggerakan kepalanya
menuju

16
arah bagian yang disentuh sambil membuka mulutnya seperti
siap menyusu. Menghilang saat bayi berusia 3-4 bulan. Bila tak
ada respons atau ada respons tapi lemah, menunjukkan ada
kelainan pada saraf otak. Bayi prematur biasanya belum
memiliki.
3) Refleks Mengisap (Sucking)
Ketika ada benda masuk ke dalam mulutnya bayi akan
mengisapnya. Menghilang saat bayi berusia 2-3 bulan. Bila tak
ada respons, menunjukkan ada kelainan pada susunan saraf.
Bayi prematur yang lahir sebelum usia kandungan 34 minggu
biasanya belum memiliki refleks mengisap sehingga butuh alat
bantu, seperti pipet agar tetap bisa mendapatkan ASI.
4) Refleks Menelan
Ketika ada benda mengenai langit-langit mulut, bayi
menelannya. Bila tidak ada respons, ada kelainan susunan saraf.
Bayi baru lahir sebelum usia 1 minggu yang belum memiliki
refleks menelan butuh alat bantu, pipa orogastrik yang dipasang
dari mulut ke lambung.
5) Refleks Moro
Ketika bayi terkejut/mengalami perubahan posisi secara
tiba", bayi bereaksi seperti mau jatuh. Kepalanya tertarik ke
belakang, melengkungkan punggung, kedua lengan dan kakinya
direntangkan, kemudian dia akan menarik kedua lengganya ke
arah dada. Menghilang saat bayi berusia 3-6 bln. Bila tak ada
respons, menunjukkan ada kelainan saraf. Bila gerakan tidak
simetris/tak sama kuat menandakan ada cidera pada bagian
tubuh tertentu, seperti retak tulang kaki atau tangan.
6) Refleks melangkah (stepping)
Ketika tubuh diangkat diposisikan berdiri dia akan
melakukan gerakan seperti melangkah. Menghilang saat bayi
berusia 3-4 bulan. Bila tidak ada respons, menunjukkan ada

17
kelainan pada motorik kasar, cidera perifer (semua saraf selaian
otak dan saraf tulang belakang) atau kemungkinan ada retak
pada tulang atau tulang di betis.
7) Refleks plantar
Ketika telapak kakinya disentuh, jari-jari kakinya akan
menekuk dan telapak kakinya bergerak ke dalam menjauhi
tulang kering. Menghilang saat bayi berusia 1 tahun. Bila tidak
ada respons, menunjukkan ada kelainan pada susunan saraf. 
Refleks ini tidak muncul bila bayi lahir prematur.
8) Refleks tonis neck
Ketika dibaringkan dan wajahnya dipaling ke salah satu arah,
misalnya kanan, tangannya akan membentuk posisi seperti
pemain anggar dalam posisi siap, tangan kanannya lurus dan
tangan kiri ditekuk. Refleks ini sering juga disebut fencing
reflex. menghilang saat bayi berusia 5-6 bulan. Bila tak ada
respons, menunjukkan ada kelainan pada susunan saraf. 
Sebaliknya bila gerak refleks itu menetap kemungkunan ada
kelainan otak.
9) Refleks menggenggam (palmar grasping/darwinian).
Ketika telapak tangannya disentuh, jari-jari menutup dan
menggenggam benda yang menyentuh telapak tangannya. 
Menghilang saat berusia diatas 2 bulan, dan timbul gerakan
mengenggam disengaja. Bila tak ada respons atau respons
menetap, menunjukkan kelainan saraf otak. Refleks ini juga
kurang terlihat pad abayi prematur.
10) Refleks berenang (swimming)
Ketika bayi ditelungkupkan di kolam berisi air, ia akan
menggerakkan tubuhnya seperti berenang,  tangan mengayuh
dan kaki menendang-nendang. Refleks muncul sekitar usia 1
bulan. Menghilang saat usia 6-7 bulan. Bila tak ada respons

18
gangguan motorik kasar dan refleks ini juga belum muncul pada
bayi prematur. 

4) Sistem Pencernaan
Anamnesa
Orangtua mengatakan anak malas makan
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering, tidak ada labio palatoskisis, ,
tidak ada stomatitis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada rongga mulut
Lidah
Inspeksi : bentuk simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan odem.
Abdomen
Inspeksi : bentuk datar, keadaan bersih, tidak terdapat lesi
Palpasi : tidak ada pembesaran hepar
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus meningkat (normal 4-9x/menit)
5) Sistem Perkemihan
Anamnesa
Orangtua mengatakan anak malas minum
Kandung kemih
Inspeksi : tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Ginjal
Inspeksi : tidak ada pembesaran daerah pinggang
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6) Sistem Muskuloskeletal dan Integumen
Anamnesa
Orangtua mengatakan anak lemah dan kurang aktif bergerak

19
Kulit : turgor kulit menurun, membran mukosa kering,
sianosis, kulit kering, CRT < 2 detik

3 3
Kekuatan otot
3 3

Ekstremitas Atas
Inspeksi : ada sianosis, tidak ada clubbing finger
Palpasi : suhu akral hangat
Auskultasi : tidak ada krepitasi
Ekstremitas Bawah
Inspeksi : tidak ada oedem, tidak ada clubbing finger
Palpasi : suhu akral hangat
Auskultasi : tidak ada krepitasi
7) Sistem Endokrin
Kepala
Inspeksi : rambut bersih, tidak alophesia (botak)
Palpasi : tidak ada benjolan
Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan tidak ada
nyeri tekan
h. Sistem Reproduksi
Genetalia
Inspeksi : (laki laki : penis, skrotum, perempuan: labia minora,
labia mayora, klitoris), tidak ada odem, tidak ada
benjolan, tidak ada tanda - tanda infeksi
Palpasi : tidak ada benjolan atau masa dan tidak ada nyeri tekan
i. Sistem Persepsi Sensori
Mata

20
Inspeksi : bentuk simetris, kornea normal, warna iris hitam, lensa
jernih, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada
sekret, tidak ada oedem
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada pembengkakan
kelopak mata
Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada pembesaran conchae, tidak ada polip
, distribusi rambut rata, ada secret
Palpasi : tidak ada pembengkakan, tidak ada fraktur , dan tidak
ada nyeri tekan

Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering, tidak ada labio palatoskisis, tidak
ada pembesaran tonsil, tidak ada stomatitis, tidak ada
undulasi
Telinga
Inspeksi : simetris, bersih, tidak ada oedem
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

10. PENYIMPANGAN KDM

21
Resiko Defisit

nutrisi
Resiko
ketidakseimbang
an cairan

11. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
a. Tanda Mayor
Subjektif (tidak ada)
Objektif
1) Batuk tidak efektif
2) Tidak mampu batuk
3) Sputum berlebihan

22
4) Mengi, wheezing dan/atau ronkhi kering
5) Mekonium di jalan nafas (neonatus)

b. Tanda minor
Sujektif
1) Dispnea
2) Sulit bicara
3) Ortopnea
Objektif
1) Gelisah
2) Sianosis
3) Bunyi nafas menurun
4) Frekuensi napas berubah
5) Pola napas berubah
2. Gangguan pertukaran gas
a. Tanda mayor
Subjektif
1) Dispnea
Objektif
1) PCO2 meningkat/menurun
2) PO2 menurun
3) Takikardia
4) pH arteri meningkat/menurun
5) Bunyi napas tambahan
b. Tanda minor
Subjektif
1) Pusing
2) Penglihatan kabur
Objektif
1) Sianosis
2) Diaphoresis

23
3) Gelisah
4) Napas cuping hidung
5) Pola napas abnormal (cepat/lambat, regular/ireguler,
dalam/dangkal)
6) Warna kulit abnormal (mis. Pucat, kebiruan)
7) Kesadaran menurun
3. Resiko defisit nutrisi
a. Faktor resiko
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Ketidakmampuan mengabsobsi nutrient
4) Peningkatan kemampuan metabolism
5) Faktor ekonomi
6) Faktor psikologi
b. Kondisi klinis terkait
1) Sroke
2) Parkinson
3) Mabius sindrom
4) Cerebral palsi
5) Cleft lip
6) Infeksi
7) Aids
8) Fibrosis kristik
4. Resiko Ketidakseimbangan Cairan
a. Faktor resiko
1) Proses pembedahan mayor
2) Trauma/perdarahan
3) Luka bakar
4) Aferesis
5) Asites
6) Obstruksi intestinal
7) Peradangan pankreas
8) Penyakit ginjal dan kelenjar
9) Disfungsi intestinal

24
b. Kondisi klinis terkait
1) Proses pembedahan mayor
2) Penyakit ginjal dan kelenjar
3) Perdarahan
4) Luka bakar
5. Hipertermia
a. Tanda mayor
Subjektif (tidak tersedia)
Objektif
1) Suhu tubuh diatas normal
b. Tanda minor
Subkeltif (tidak ada)
Objektif
1) Kulit merah
2) Kejang
3) Takikardi
4) Takipnea
5) Kulit terasa hangat

25
12. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Luaran keperawatan Intervensi keperawatan
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Manejemen jalan nafas
a. Tanda Mayor keperawatan selama 2 x 24 jam Observasi
Subjektif (tidak ada) maka, bersihan jalan nafas 1. Monitor pola nafas
Objektif meningkat dengan criteria hasil : 2. Monitor bunyi nafas tambahan
1) Batuk tidak efektif 1. Baruk efektif meningkat 3. Monitor sputum
2) Tidak mampu batuk 2. Produksi sputum menurun Terapeutik
3) Sputum berlebihan 3. Mengi menurunwheezing 4. Pertahankan kepatenan jalan nafas
4) Mengi, wheezing dan/atau menurun 5. Posisikan semi fowler
ronkhi kering 4. Mekonium menurun 6. Berikan minum hangat
5) Mekonium di jalan nafas 7. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
(neonatus) 8. Lakukan penghispan lender kurang dari 15
detik
b. Tanda minor 9. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghispan
Sujektif endo trakeal
1) Dispnea 10. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep
2) Sulit bicara McGill
3) Ortopnea 11. Berikan oksigen jika perlu
Objektif Edukasi
1) Gelisah 12. Anjurkan asupan cairan 2000 ml per hari, jika
2) Sianosis tidak kontraindikasi
3) Bunyi nafas menurun 13. Ajarkan tehnik batuk efektif
4) Frekuensi napas berubah Kolaborasi
5) Pola napas berubah 14. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
enspektoran, mukolitik, jika perlu

26
2 Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan Pemantauan respirasi
a. Tanda mayor keperawatan selama 2 x 24 jam Observasi
Subjektif maka, pertukaran gas meningkat 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
1) Dispnea dengan kriteria hasil : nafas
Objektif 1. Dispnea menurun 2. Monitor pola nafas
1) PCO2 meningkat/menurun 2. Bunyi nafas tambahan 3. Monitor kemampuan batuk efektif
2) PO2 menurun menurun 4. Monitor adanya produksi sputum
3) Takikardia 3. PCO2 membaik 5. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
4) pH arteri 4. PO2 membaik 6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
meningkat/menurun 5. Takikardia membaik 7. Auskultasi bunyi nafas
5) Bunyi napas tambahan 6. pH arteri 8. Monitor saluran oksigen
b. Tanda minor 9. Monitor nilai AGD
Subjektif 10. Monitor X-ray toraks
1) Pusing Terapeutik
2) Penglihatan kabur 11. Atur interval pemantauan respirasi sesuai
Objektif kondisi pasien
1) Sianosis 12. Dokumentasi hasil pemantauan
2) Diaphoresis Edukasi
3) Gelisah 13. Jelaskan tujuan prosedur pemantauan
4) Napas cuping hidung 14. Informasikan hasil pemantauan
5) Pola napas abnormal
(cepat/lambat,
regular/ireguler,
dalam/dangkal)
6) Warna kulit abnormal (mis.
Pucat, kebiruan)
7) Kesadaran menurun

27
3 Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Manegemen nyeri
a. Tanda mayor keperawatan selama 2 x 24 jam
Observasi
Subjektif (tidak tersedia) maka, termoregulasi membaik
Objektif dengan criteria hasil: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
1) Suhu tubuh diatas normal frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1. Kekuatan nadi meningkat
b. Tanda minor 2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun
Subkeltif (tidak ada) 3. Identifikasi respon nyeri nonverbal
3. Gelisah menurun
Objektif 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
4. Frekuensi nadi membaik
1) Kulit merah memperingan nyeri
2) Kejang 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
3) Takikardi nyeri
4) Takipnea 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
5) Kulit terasa hangat nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
9. Monitor efeksampign penggunaan analgetik
Terapeutik
10. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
11. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
12. Fasilitasi istrahat dan tidur
13. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi melegakan nyeri
Edukasi
14. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri

28
15. Jelaskan strategi meredakan nyeri
16. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
17. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
18. Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
19. Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
4 Resiko defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manejemen nutrisi
a. Faktor resiko keperawatan selama 2 x 24 jam
Observasi
1) Ketidakmampuan menelan maka, status nutrisi membaik
makanan dengan criteria hasil: 1. Identifikasi status nutrisi
2) Ketidakmampuan mencerna 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
1. Porsi makan yang dihabiskan
makanan 3. Identifikasi makanan yang disukai
meningkat
3) Ketidakmampuan 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
2. Berat badan membaik
mengabsobsi nutrient 5. Identifikasi perlunya pengguanaan selang
3. IMT mebaik
4) Peningkatan kemampuan nasogastric
metabolism 6. Monitor asupan makanan
5) Faktor ekonomi 7. Monitor berat badan
6) Faktor psikologi 8. Monitor hasi pemeriksaan laboratorium
b. Kondisi klinis terkait Terapeutik
1) Sroke 9. Lakukan oral hygine sebelum makan jika perlu
2) Parkinson 10. Fasilitasi menentukan pedoman diet
3) Mabius sindrom 11. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
4) Cerebral palsi sesuai
5) Cleft lip 12. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
6) Infeksi konstipasi
7) Aids 13. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
8) Fibrosis kristik

29
protein
14. Berikan suolemen makanan, jika perlu
15. Hentikan pemberian makanan melalui selang
nasogastric jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
16. Anjurkan posisi jika mampu
17. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
18. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan
19. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
5 Resiko ketidakseimbangan cairan Setelah dilakukan tindakan Manejemen cairan
a. Faktor resiko keperawatan selama 2 x 24 jam
1) Proses pembedahan mayor Observasi
maka, keseimbangan cairan
2) Trauma/perdarahan meningkat dengan criteria hasil: 1. Monitor status fibrasi
3) Luka bakar 2. Monitor berat badan harian
4) Aferesis 1. Asupan cairan meningkat
3. Monitor berat badan sebelum dan sesudah
5) Asites 2. Haluaran urin meningkat
dialysis
6) Obstruksi intestinal 3. Kelembaban membrane
7) Peradangan pankreas 4. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
mukosa meningkat
8) Penyakit ginjal dan kelenjar 5. Monitor status hemodinamik
4. Edema menurun
9) Disfungsi intestinal Terapeutik
5. Dehidrasi menurun
b. Kondisi klinis terkait
6. Tekanan darah membaik 6. Catat intake-output dan hitung balance cairan
1) Proses pembedahan mayor
7. Denyut nadi membaik 24 jam
2) Penyakit ginjal dan kelenjar
3) Perdarahan 7. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
4) Luka bakar 8. Berikan cairan intra vena jika perlu

30
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu

31
FORMAT PENGKAJIAN RUANG PERAWATAN ANAK
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

No. RM : 37-19-62
Tanggal : 01 November 2019
Tempat : Ruang Anak/Pinokio

I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : An. R Umur : 12 Tahun
Tempat/tgl lahir : Isimu 21 november 2007 Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam Suku : Gorontalo
Pendidikan : SD Dx. Medis : Bronchopneumonia
Alamat : Limboto Telepon :-
Tanggal masuk Rs : 1 november 2019 Ruangan : Pinokio

Golongan Darah : - Sumber Info : Orang Tua


2. Identitas Orang Tua
Ayah
Nama : Tn. I.P Umur : 40 Tahun
Pendidikan : SD Pekerjaan : Tani
Alamat : Limboto Telepon :-
Ibu
Nama : Ny. K.K Umur : 38 Tahun
Pendidikan : SD Perkerjaan : IRT
Alamat : Sumalata timur Telepon :-
3. Identitas Saudara (Terutama satu rumah)
NO. Nama Umur Hubungan Status Kesehatan
1. Ajan Kama 45 tahun Paman Sehat
2 Radit Kama 15 tahun Sepupu Sehat
3 Saira Ahmad 62 tahun Nenek Sehat

32
II. Riwayat Kesehatan Saat Ini
1. Diagnosa Medisn : Bronchopneumonia
2. Keluhan Utama : Batuk Berlendir
3. Alasan Masuk Rs : Ibu klien mengatakan anak R di rawat di puskesmas global
tibawah sejak dua hari sebelum masuk Rs. Anak R masuk ke puskesmas dengan
keluhan demam, kemudian ibu klien mengatakan pada hari jum’at tgl 1 november
2019 anak R di rujuk ke RSUD MM DUNDA dengan keluhan batuk
berlendir,sesak dan demam.
4. Riwayat Penyakit Saat Ini : Ibu klien mengatakan klien batuk berlendir dan
demam
5. Tindakan Operasi : -
6. Keluhan Saat Ini : Batuk berlendir
7. Riwayat Keluhan Saat Ini : Saat dikaji ibu klien mengatakan klien batuk berlendir
dan demam.
III. Riwayat Kesehatan Masa Lalu (Untuk semua usia)
1. Penyakit yang pernah dialami
Ibu klien mengataka klien pernah di rawat di RS dunda sekitar 6 bulan yang lalu
dengan Dx. Febris
Penyebab : Ibu klien mengatakan penyebab penyakit karena sering mandi hujan
Riwayat Perawatan : Ibu klien mengatakan klien pernah di rawat di Rs Dunda
Riwayat Operasi : Ibu klien mengatakan klien tidak ada riwayat operasi
Riwayat Pengobatan : Ibu klien mengatakan tidak ada riwayat pengobatan 6 bulan
dan lain sebagainya
2. Kecelakaan yang perna dialami : Ibu klien mengatakan Alhamdulillah klien
belum pernah mengalami kecelakaan
3. Riwayat alergi : Ibu klien mengatakan klien tidak ada riwayat alergi
4. Riwayat Imunisasi : Ibu klien mengatakan klien lengkap

Imunisasi Lanjutan

33
No Jenis Imunisasi Usia Pemberian Reaksi
1 DPT/HB/Hib 2 Bulan Panas
2 Campak 9 bulan Panas
3 DT, Campak 9 bulan Panas
4 Td (TT3) 1 tahun Panas
5 Td (TT4) 2 tahun Panas

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

62 70
X X

45 38 37 35 28
X

Ket :

Generasi I : Tidak ada riwayat penyakit yang sama dengan pasien

Generasi II : Tidak ada riwayat penyakit yang sama dengan pasien

Generasi III : Pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya dengan penyakit berbeda

V. Riwayat Tumbuh Kembang Anak


1. Pertumbuhan Fisik
a. Berat badan : 23,3 kg
b. Tinggi badan : 128 cm
c. Waktu tubmbuh gigi : 6 bulan
2. Perkembangan Tiap Tahap
Usia anak saat
a. Berguling : 4 bulan
b. Duduk : 8 bulam
c. Merangkak : 9 bulan

34
d. Berdiri : 1 tahun
e. Berjalan : 1 tahun 1 bulan
f. Senyuman pertama pada orang : 2 bulan
g. Bicara pertama kali : 9 bulan
h. Berpakaian sendiri : 7 tahun
VI. Pengkajian Fisik
Hari senin, tanggal 04 2019, pukul 11:05
A. Pengukuran Antropometri
a. Berat badan : 23, 3 kg
b. Tinggi badan : 128 cm
c. Lingkar kepala : 50 cm
d. Lingkar dada : 60 cm
e. Lingkar lengan atas : 15, 5 cm
B. Tanda Vital
- Suhu : 39ºc
- Frekuensi nadi : 110 x/ menit
- Frekuensi pernafasan : 28 x/ menit
- Tekanan darah : 100/60 mmhg
C. Kepala
Rambut Nampak hitam sedikit bergelombang, kulit kepala bersih, tidak ada benjolan,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterius.
D. Kebutuhan oksigenasi
a. Hidung : bentuk simetris, tidak ada secret, tidak ada benjolan, tidak ada lesi,
tidak ada nyeri tekan.
b. Dada dan Paru: bentuk simetris, perkusi dada redup dibagian paru, ada bunyi
nafas tambahan ronchi kering di kedua lapang paru, pola nafas normal.
c. Jantung : bunyi S1 dan S2 terdengar, irama teratur, tidak ada nyeri tekan,
letak posisi jantung normal, tidak ada suara nafas tambahan.

E. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan :


Mulut

35
- membran mukosa : lembab
- gusi : merah
- jumlah gigi : 28 buah
- warna gigi : putih
- warna lidah : warna pink
- gerakkan lidah : terkontrol
- tonsil : tidak ada pembesaran
- tes pengecapan : manis
- keluhan lainnya : tidak ada keluhan lainnya
- leher : tidak ada pembesaran tyroid

Abdomen
- Bentuk : Bentuk simetris
- Umbilikus : Bersih
- Bising Usus : Bisisng usus normal 11x/menit
- Pembasaran Hepar : Tidak ada pembesaran hepar
- Pembesaran Limpa : Tidak ada pembesaran Limpa
- perkusi dinding perut : Timpani
- keluhan lainnya : Tidak ada keluhan lainnya
Riwayat Nutrisi
1. Pemberian ASI : Sejak anak lahir usia 0 bulan hingga anak berusia 2 tahun
2. Pemberian Susu Formula : tidak pernah diberikan susu formula
3. Pemberian makanan Tambahan : Sejak umur 6 bulan dengan jenis makanan
tambahan bubur SUN
4. Pola perubahan Nutrisi : tidak ada pola perubahan nutrisi.
USIA JENIS NUTRISI LAMA PEMBERIAN
1. 0-6 bulan ASI 6 bulan
2. 6-12 bulan ASI, bubur + sun 6 bulan
3. 1-12 tahun Bubur + nasi + Lauk 12 tahun

Pola Nutrisi dan Cairan Sehat Sakit


Makan Pagi 08.00 08.00
Makan Siang 12.00 12.00

36
Jam Makan Makan Malam 19.00 19.00
Porsi makanan Dihabiskan Dihabiskan
Jenis makanan pokok Nasi Nasi
Jenis makanan selingan Snack Buah pisang
Makanan kesukaan Snack Snack
Makanan yang tidak disukai Bubur Bubur
Jumlah air yang diminum 1200 ml 1000 ml
Istilah yang digunakan anak
Makan dan Minum Makan dan Minum
untuk makan/minum

F. Kebutuhan Eliminasi

Pola Buang Air Besar (BAB) Sehat Sakit


Frekuensi 1 kali 1 kali
Konsistensi Padat Padat
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Keluhan saat BAB Tidak ada Tidak ada
Istilah Yang Digunakan Anak
PUP PUP
Saat BAB

Pola Buang Air Kecil (BAK) Sehat Sakit


Frekuensi 4-5 kali 4-5 kali
Konsistensi Cair Cair
Warna Kekuning-kuningan Kekuning-kuningan
Keluhan saat BAK Tidak ada Tidak ada
Istilah Yang Digunakan Anak
Pipis Pipis
Saat BAK

F. Kebutuhan Aktivitas

Pola Aktivitas Sehat Sakit


Bermain Aktif Minta main HP
Temperamen Anak Tidak temperamen Tidak temperamen

Pola Tidur Sehat Sakit


Jam Tidur Malam Jam 23.00 Malam 19.00 Malam
Siang Tidak Tidur 12.00 Siang
Bangun
Ritual Sebelum Tidur Usap-usap punggung Usap-usap punggung

37
Gangguang Tidur Tidak Ada Tidak Ada

Ekstremitas Atas dan Bawah : kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

Terpasang IVFD RL 20 tpm/menit

H. kebutuhan Higiene Personal

Sehat Sakit

Frekuensi mandi 2 kali sehari Hanya di waslap 1 kali sehari

Tempat mandi Kamar mandi Mandi di tempat tidur

Kebiasaan mandi Mandiri Dibantu orang tua

Frekuensi sikat gigi 2 kali sehari 1 kali sehari

Berpakaian Mandiri Dibantu orang tua

Berhias Klien berhias sesuai usianya Klien berhias sesuai usianya

Keramas 1 kali sehari Tidak pernah

- Kuku :
a. Warna Kuku : Pink
b. Higiene : bersih
c. Kondisi Kuku : Pendek
f. keluhan lainnya : tidak ada keluhan lainnya
- Genitalia : Genitalia tidak di kaji klien menolak
I. Riwayat Psiko-Sosio-Spiritual
Data Psikososial : 1. Tidak Bersemangat
Data Spiritual : Keluarga dan anak tidak melaksanakan kegiatan ibadah di Rumah Sakit
J. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal hasil : 01 November 2019

38
Jam selesai : 14.18
Tabel Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi Hasil Nilai Normal Ket
Hemoglobin 10,5 gr/dl 11-16 Abormal
Leukosit 27,6 10 3/mm 5-10 ribu Abnormal
Trombosit 162 10 3/mm 150-450 ribu Normal
Hematokrit 27,4 % 44-65 Abnormal
Entrosit 4,22 10 6/mm 3,5-5,5 juta Normal

Kimia Klinik Hasil Nilai Normal Ket


Gula Darah Sewktu 123 Mg/dl < 150 Normal
Natrium Darah 138 mEq 135-145 Normal
Kalium Darah 3,0 mEq 3,5-5,0 Abnormal
Klorida Darah 88 mEq 90-110 Abnormal

Radiografi thorax posisi AP :

- Opacifitas di suprahiler kanan


- Hilus kanan memadat
- Cord an aorta normal
- Sinus dan diafragma baik
- Tulang intak
- Jaringan lunak kesan baik
Kesan :
- Pneumonia laboris dextra

39
K. Penatalaksanaan medis

No Nama obat Dosis Indikasi


1. IVFD RL 20 tpm Untuk penambah cairan dan
elektrolit
2. Cotriped 2x1 Untuk mengurangi gejala-
gejala pilek yang disebabkan
oleh reaksi alergi pada saluran
napas.
3. Diagit 3x1 Untuk terapi simtomatik untuk
diare non spesifik.
4. Paracetamol 3x1 / 2 Tab Untuk menurunkan demam
5. Zinc 1x10 mg Untuk menaikkan kadar zinc
dalam tubuh.
6. Cefotaxime 2x1 gr / iv Antibiotic yang digunakan
untuk mengobati beberapa
infeksi bakteri seperti pada
infeksi pernapasan.

IDENTIFIKASI DATA
1. Keluhan (Data Subjektif)
a. Ibu Klien mengatakan klien batuk berlendir
b. Ibu klien mengeluh klien demam
2. Data objektif
a. Batuk tidak efektif
b. Ronchi kering
c. Produksi sputum berlebih berwarna kekuningan
d. Kulit teraba panas
e. Suhu tubuh 39ºC

ANALISI DATA BERDASARKAN PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM

40
f. Diagnosa medis : Bronco pneumonia
g. Respon utama : Batuk berdahak dan demam
h. Penyimpangan KDM

Infeksi
Bakteri

Kuman berlebih Peradangan


di broncus saluran pernapasan

Proses Reaksi antigen-


peradangan antinodi

Akumulasi secret Merangsang pusat


di Broncus thermostat hipotalamus

Peningkatan
Bersihan jalan napas suhu tubuh
tiidak efektif

Hipertermia

Klasifikasi data dan perumusan Diagnosa

41
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif

DS :-Ibu klien mengatakan klien batuk berlendir

DO: - batuk tidak efektif


- Ronchi kering
- Produksi sputum berlebih berwarna kekuningan
2. Hipertermia
DS : Ibu klien mengatakan klien demam
DO : - Suhu kulit teraba hangat
- Suhu badan : 39 ºC

42
RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
.
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan #Manajemen Jalan Nafas
b.d spasme jalan nafas d.d tidak keperawatan selama 2x24 jam, Observasi
mampu batuk diharapkan bersihan jalan nafas 1. Monitor produksi sputum
Definisi : Ketidakmampuan menurun dengan kriteria hasil : Terapeutik
memberikan secret atau obstruksi 1. Produksi sputum menurun 2. Berikan minum air hangat
jalan nafas untuk mempertahankan 2. Ronchi menurun 3. Lakukan fisioterapi dada
jalan nafas tetap paten. Edukasi
Koding : D.0149 4. Ajarkan teknik batuk efektif
DS : Ibu klien mengatakan klien Kolaborasi
batuk berlendir 5. Kolaborasi pemberian obat batuk
DO : - batuk tidak efektif
- Ronchi kering
- Produksi sputum berlebih
berwarna kekuningan

2. Hipertermia b.d Proses Penyakit d.d Setelah dilakukan tindakan #Manajemen Hipertermia
Suhu Tubuh Meningkat. keperawatan selama 2x24 jam, Observasi
Definisi: suhu tubuh meningkat di diharapkan termoregulasi membaik 1. Identifikasi Penyebab hipertermia

43
atas rentang normal dengan kriteria hasil : 2. Monitor suhu tubuh
Koding : D.0130 1. Suhu tubuh membaik Terapeutik
DS : Ibu klien mengatakan klien 2. Suhu kulit membaik 3. Berikan cairan oral
demam 4. Anjurkan kompres air hangat
DO : - Kulit teraba hangat Edukasi
Suhu Badan : 39ºC 5. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian antipiretik

CATATAN PERKEMBANGAN INTERVENSI

44
NO Diagnosa
Tgl/ waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
. Keperawatan
1. Bersihan Jalan Nafas 04.11.19 1. Monitor produksi sputum. Jam 14.00
b/d Spasme Jalan 12.30 d/h : klien batuk disertai dengan S : ibu klien mengatakan klien masih batuk
Nafas d.d tidak secret. berlendir
mampu batuk 2. berikan minum air hangat
d/h : memberikan air hangat 200 ml O : - batuk tidak efektif
3. Lakukan fisioterapi dada - Ronchi kering
d/h : Menepuk nepuk bagian - Produksi sputum berlebih berwarna
punggung klien kekuningan
4. Anjurkan teknik batuk efektif,
tarik nafas dalam melalui hidung A : Masalah Bersihan Jalan Nafas Belum
selama 4 detik, ditahan selama 2 Teratasi
detik kemudian klien diminta
untuk batuk. P : Lanjutkan Intervensi
d/h : klien mengikuti sesuai instruksi 1. Monitor produksi sputum
dan ada sputuk yang keluar. 2. Berikan minum air hangat
5. Kolaborasi pemberian obat batuk 3. Lakukan fisioterapi dada
d/h : Obat Cotriped 2x1 tab 4. Anjurkan teknik batuk efektif
2. Hipertermia b.d 04.11.19 1. Identifikasi penyebab hipertermia. Jam 14.00
Proses Penyakit d.d 12.30 d/h : Saat dikaji ibu klien mengatakan S : kelurga klien mengatakan klien masih
Suhu Tubuh suhu tubuh klien sedikit menurun demam
Meningkat 2. Monitor suhu tubuh O : - kulit teraba hangat

45
d/h : Suhu tubuh 39ºC - Suhu Badan 38ºC
3. Berikan cairan oral A : Masalah Hipertemia Belum Teratasi
d/h : Klien diberikan cairan oral
berupa air minum setiap 2 jam. P : Lanjutkan Intervensi
4. Berikan kompres air hangat. 1. Identifikasi penyebab hipertermia
d/h : Dimana kompres air hangat 2. Monitor suhu tubuh
berfungsi untuk mengeluarkan panas 3. Berikan cairan oral
yang ada didalam tubuh melalui 4. Berikan kompres air hangat
keringat. Pada saat dilakukan 5. Anjurkan tirah baring
kompres, klien berkeringan dengan 6. Kolaborasi pemberian antipiretik
suhu tubuh menjadi 38ºC.
5. Anjurkan tirah baring
d/h : keluarga di anjurkan untuk
memberikan istrahat yang cukup pada
klien agar proses penyembuhan
berjalan dengan cepat.
6. Kolaborasi pemberian antipiretik
d/h : Obat yang diberikan
Paracetamol 3/1 tab

46
NO. Diagnosa
tgl/waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
Keperawatan
1. Bersihan Jalan Nafas 05.11.19 1. Monitor produksi sputum Jam 13.30
Tidak Efektif b/d 11.00 d/h : sputum berkurang S : Ibu klien mengatakan klien sudah tidak
Spasme Jalan Nafas 2. Berikan minum air hangat batuk berlendir
d.d tidak mampu d/h : untuk mempermudah keluarnya
batuk. sputum. O : - produksi sputum tidak ada
- Sudah tidak ada ronchi

A : Masalah Bersihan Jalan Nafas Tidak


Efektif Teratasi

P : pertahankan intervensi
2. Hipertermia b/d 05.11.19 1. Monitor suhu tubuh Jam 13.30
Proses Penyakit d.d 11.00 d/h : suhu tubuh 37ºC S : Keluarga klien mengatakan klien sudah
Suhu Tubuh 2. Berikan cairan oral tidak demam
Meningkat d/h : kliebn diberikan cairan oral
berupa air minum setiap 2 jam. O : suhu kulit tidak teraba hangat
3. Berikan kompres air hangat Suhu tubuh : 37ºC
d/h : pada saat dilakukan kompres
klien berkeringat dengan suhu tubuh A : Masalah Hipertermia Teratasi
turun menjadi 37ºC.
4. Kolaborasi pemberian antipiretik P : - pertahankan intervensi

47
d/h : Paracetamol 3/1 tab

48

Anda mungkin juga menyukai