Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah,SWT sehingga kami dapat


menyusun makalah ini yang berjudul Bronkhietasis.
Tidak lupa kami ucaspkan terima kasih kepada Dosen pembimbing Meikal
Bedah I,Bapak syarifuddin,Sp.d yang telah memberikan arahan dan bimbingan pada
kami dlm penyusunan makalah ini yang merupakan pengganti penilaian mid semester
MB.I Sistem pernapasan.
Dalam penyusunan makalah ini,kami sangat menyadari bahwa masih banyak
kekurangan-kekurangan,oleh karena terbatasnya referensi buku yang kami
dapatkan.Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik membangun serta saran-saran
dari kawan-kawan demi penyusunan makalah selanjutnya.

Parepare,27 –12 –2004

Kelompok Tiga.

0
BRONKHIETASIS

DEFENISI

Bronkhietasis adalah dilatasi bronchus yg abnormal dan permanen.Dilatasi

bronchus ini bias setempat(fokal) dengan melibatkan jalan napas yang

memasok bagian parenkhim paru yang terbatas/difus dengan melibatkan jalan

melibatkan jalan napas dalam distribusi yang lebih tersebar luas.

PENGERTIAN

Bronkhietasis adalah terjadinya pelebaran dari bronchus yang abnormal dan

menetap disebabkan oleh kerusakan permanen elastis dan muscular dinding

bronchus.Umumnya bronkhietasis ditemukan pada waktu masih anak-anak.

ETIOLOGI

1. Kongenital/bawaan.

Beberapa penderita mungkin mempunyai bronkhietase congenital yang

disebabkan oleh penghentian dalam pertumbuhan bronchus dengan akibat

terjadinya pembentukan kista.Dan bila kista-kista tersebut mengalami infeksi

maka terdapat kecendrungan terjadinya kerusakan dinding bronchus.

2. Faktor infeksi

3. Obstruksi

4. Faktor predisposisi.

1
a. Kekurangan mekanisme pertahanan yang didapat/congenital.Biasanya

kelainan imunologik berupa kekurangan globulin gamma/kelainan

imunitas sekuler/kekurangan anti tripsin.

b. Kelainan struktur congenital seperti:Syndroma,kekurangan kartilago

bronchus.

c. Penyakit paru primer seperti tumor paru,benda asing dan TBC.

PATOGENESIS

Tergantung faktor penyebabnya, apabila bronkhietase congenital,

patogenesisnya tidak diketahui. Diduga erat hubungannya dengan factor

genetic serta factor pertumbuhan dan perkembangan fetus dalam kandungan.

Pada bronkhietase didapat,patogenesisnya diduga melalui beberapa

mekanisme.

PATOLOGI

Dilatasi bronchus pada bronkhietasis berhubungan dengan kerusakan dan

perubahan peradangan dalam dinding jalan napas berukuran sedang,sering

pada tingkat segmental/sub segmental bronchus.

Komponen struktur normal dinding bronchus,termasuk tulang rawan,otot,dan

jaringan elastik dihancurkan dan mungkin digantikan dengan jaringan

fibrosa.Jalan napas yang berdilatasi kadang mengandung kolam-kolam berisi

2
bahan purulen dan lengket /mengalami obliterasi dan digantikan oleh jaringan

fibrosa.

Gambaran mikroskopik tambahan memperlihatkan peradangan peribronkhial

dan bronchial juga fibrosis,ulserasi dinding bronchus,metaplasia squamosa

dan hiperplasia kelenjar mucus.Parenchim yang bisanya disuplay oleh

jaringan napas yang terganggu menjadi abnormal terdiri atas gabungan

fibrosis,empisema,bronkhopneumoni dan atelektasis.Sebagai akibat

peradangan,vaskularisasi dinding bronchus dan anastomosis antara sirkulasi

arteri bronchus dan pulmonal.

PATOFISIOLOGI

Perubahan penghancuran pertama yang terjadi adalah hilangnya epitel

CYLIA yang kemudian mengalami regenerasi yang tumbuh sebagai epitel

kubus dari epitel SQUAMOSA. Bersamaan dengan ini,jaringsn elastis

didalam bronchus menghilang,yang disusul dengan penebalan akibat oedema

fibrosis dan infiltrasi sel-selbulat bersamaan dengan keterlibatan jaringan-

jaringan parenchim dan peribronkhus yang berdekatan.

Pada daerah peribronkhus ini berkembang abses-abses dan biasanya terdapat

endotritis obstruction khas yang mengalami pembuluh-pembuluh darah kecil

pulmo.Pada umumnya bronkhietasis akan mengikuti pembagian dan

penyebaran segmental kecuali pada fibrosis kistik.Daerah yang paling sering

terkena adalah segmen lobus kanan tengah,segmen basal dari lobus bagian

3
bawah serta segmen lingual dari lobus kiri atas ,sedangkan lobus kanan

bawah akan terlibat bila terjadi aspirasi benda asing.

MANIFESTASI KLINIS

Klien secara khas akan ditemukan dengan batuk yang persisten/recuren dan

produksi sptum yang purulen.Hemoptisis terjadi 50-70% kasus dan

disebabkan oleh inflamasi yang lebih signifikan lagi,perdarahan massif

sekalipun terjadi pada perdarahan arteri bronkhialis yang mengalami

hipertropi.

Gejala dyspnoe umumnya mencerminkan bronkhietasis yang tersebar

luas/PPOM yang mendasari.Dan terjadinya aksaserbasi infeksi,jumlahsputum

akan meningkat,gambarannya menjadi lebih purulen serta seringkali berdarah

dan klien dapat mengalami febris.Episode tersebut dapat terjadi karena

eksaserbasi infeksi jalan napas.Tetepi gambaran infiltrat yang menyertai pada

parenchim paru kadang-kadang mencerminkan pneumonia didekatnya.

Pemeriksaan fisik dada di daerah bronkhietasis menberikan hasil yang cukup

beragam.Komplikasi nonpulmoner lainnya dari bronkhietasis kini sudah

jarang terlihat dan hal ini terutama terjadi karena pengendalian infeksi bakteri

yang lebih baik dengn antibiotik didalam jalan napas yang menderita

bronkhietasis.

TANDA DAN GEJALA.

4
1. Pada bronkhietase ringan,mungkin batuk pilek selama 1-2 minggu /tidak ada

gejala sama sekali .Yang bertat penderita akan mengalami batuk terus-

menerus dengan sputum yang banyak kurang lebih 200-300 cc,hal mana

menjadi bertambah kalau ada infeksi saluran napas atas.

2. Apabila pengeluaran sputum tidak baik,biasanya disertai demam/suhu

meninggi,anoreksia,penurunan BB,nyeri pleura.

3. Sesak napas dan syanosis.

4. Ku.klien lemah.

5. Mulut berbau.

6. Sputum yang mengandung bercak darah.

7. Batuk bertambah berat bila klien berubah posisi ke arah yang berlawanan dan

sisi yang sakit.

PEMERIKSAAN RADIOLOGI DAN LAB

1. FOTO THORAKS Sering tidak spesifik.

Hasil normal untuk penyakit yang ringan.

Kemungkinan lain,klien bronkhietasis sekuler dapat

memperlihatkan rongga kistik yang mencolok

dengan/tanpa gambaran pemeriksaan cairan udara(air-

5
fluid level)/yang sesuai dengan jalan napas yang

melebar.

2. BRONKHOGRAFI Meliputi penyalutan jalan napas dengan bahan

kontras,memungkinkan untuk melihat dengan jelas

sekali jalan napas yang mengalami bronkhietasis.

3. PEMERIKSAAN SPUTUM Adanya sel neutrofil dalam jumlah yang sangat

banyak Dan kolonisasi/infeksi oleh sejumlah

mikroorganisme yang mungkin merupakan

penyebab.

4. PEMERIKSAAN URIN Umumnya normal,kecuali sudah ada komplikasi

amiloidosis akan ditemukan proteinuria.

5. PEMRK.DARAH TEPI Biasanya menunjukkan hasil dalam batas normal.

6
PROGNOSIS

Bronkhietasis tergantung pada berat ringannya serta luasnya penyakit waktu

klien berobat pertama kali.Pemilihan pengobatan secara

tepat(kosrvatif/pembedahan) dapat memperbaiki prognosis penyakit.

Pada kasus-kasus yang berat dan tidak akan diobati,prognosisnya

jelek.Survivalnya tidak akan lebih 5-15 tahun.Kematian klien biasanya karena

pneumonia dll.Pada kasus-kasus tanpa komplikasi bronchitis kronis berat dan

difus biasanya disabilitasnya yang ringan.

KOMPLIKASI

1. Pneumotoraks.

2. Hemoptisis.

3. Abses paru.

4. Empisema thorasis.

5. Pleuritis exudativa.

6. Empisema.

7. Kegagalan pernapasan.

8. Korpulmonare.

Sebab kematian:

1. Hemoptisis

2. Korpulmonare.

7
3. Gagal napas.

4. Infewksi sekunder.

DIANOSIS BANDING

1. Bronkhitis khronis

2. TBC

3. Infark paru yang

4. Adenoma bronchus

Pencegahan

1. Menghindari segala macam yang merangsang sel pernapasan.

Misalnya : Asap rokok, debu rumah, jalan dsb.

2. Diagnosis dini dan pengobatan antibiotik yang adekuat terhadap saluran napas

bawah merupakan pencegahan terhadap bronchus menahun.

3. Vaksinasi terhadap anak-anak yaitu campak dan

4. Pengeluaran benda asing, tumor dan penyebab obstruksi lain secepatnya

menurunkan insidens.

Terapi

8
Ada 4 tujuan utama :

1. Menghilangkan masalah yang mendasari yang dapat ditemukan.

2. Memperbaiki klirens secret trakedoron

3. Mengendalikan infeksi, khususnya selama terjadi eksaseibasi akut.

4. Memulihkan aliran udara pernapasan.

Pengobatan dibagi 2 kelompok

1. Konservatif

2. Pembedahan

Ad 1 konservatif :

1. Pengelolaan umum

a. Menciptakan lingkungan yang baik dan tepat bagi klien

b. Memperbaiki drainase secret

c. Mencairkan sputum yang kental

d. Mengatur posisi tampat tidur klien

e. Mengontrol infeksi saluran napas.

2. Pengelolaan khusus

a. Kemoterapi pada bronkhietasis

b. Drainase secret dengan bronkoskop.

3. Pengobatan symptomatic

a. Pengobatan obspuksi bronkhius

9
Obat bronkhodilator  tes bronkhodilatator 

b. Pengobatan hipoksia

Pemberian O2 1 liter/mnt

c. Haemoptisis

Menghentikan pendarahan tersebut

Massif  transfusi darah

d. Febris

Antibiotik dan antipnetik seperlunya.

10
Asuhan Keperawatan Dengan Klien
Bronkhietasis

I. Data Demografi
A. Biodata
Nama : As.K
Usia / tgl lahir : 12 th
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat : Barobbo Kab. Bone
Suku / bangsa : Bugis / Indonesia
Status Pernikahan :-
Agama / Keyakinan : Islam
Pekerjaan :-
Diagnosa medik : Bronkhietasis
No. medical record : -
Tgl masuk : 20 Des 2012
Tgl Pengkajian : 23 Des 2012
Therapi medik : Terpasang IVFD Kaen 3B – 12 tts/mnt
Inj. Ampicillin 500 mg.
Inj. Kemicetin 250 mg 8 jam - IV
Puyer 3 dd I

B. Penanggung Jawab
- Nama : Tn. A. A.
- Usia : 38 th
- Jenis Kelamin : Laki – laki
- Pekerjaan / Sumber penghasilan : Tani
- Hubungan dengan klien : Ayah Kandung

II. Keluhan Utama


Batuk – batuk disertai demam tinggi.

III. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu klien mengatakan klien batuk dan demam sejak + 1 minggu yang lalu.
Hal ini dialami dengan tiba – tiba dan keadaannya tidak membaik. Ibu klien
membawanya ke praktek Dr. Ahli Anak dan ibu klien diberi obat dan dianjurkan
rawat jalan. Setelah beberapa hari klien minum obat dan klien belum sembuh.
Ibu klien membawanya lagi ke Dr. Ahli Anak dan dianjurkan agar klien di rawat
di RS klien langsung opname pada tgl 20 Des 2012.
Pada saat dikaji klien masih demam, batuk.

11
B. Riwayat Kesehatan Lalu
Klien pernah dirawat (opname) sebelumnya dengan keluhan diare dehidrasi + 9
bulan yang lalu. Klien mendapat imunisasi lengkap, tidak ada riwayat operasi
serta tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan.

Riwayat Kesehatan Keluarga

68

45 38 33
39 34 \

18 14
14 12 th

Keterangan
: Meninggal
: Perempuan

: Laki- laki
: Klien

Riwayat Psikososial
Identifikasi klien tentang kehidupan sosialnya dimengerti jika klien salut,
klien ditemani ibunya berobat ke dokter. Tanggapan klien bahwa rumah sakit tempat
dia dirawat cukup asing baginya, walaupun pernah diopname sebelumnya. Ibu klien
cemas dengan biaya RS yang akan ditanggung nantinya.

Riwayat spiritual
Klien menganut agama islam dan sesekali mengerjakan shalat 5 waktu.
Support dalam keluarga telah ditanamkan pada oleh orang tuanya serta ritual yang
biasa dijalankan belum ditanamkan oleh orang tuanya.

12
IV. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum : Klien nampak lemah
Tanda – tanda dari distress : tampak cemas
Penampilan sesuai dengan usia / tingkat perkembangannya.
Ekspresi wajah : tidak ceria
Kebersihan umum : kurang
Gaya berjalan : maximal
Tinggi badan : 128 cm
Berat badan : 27 kg

B. Tanda – tanda Vital


Suhu : 38,7oc
Nadi : 88 x/m
Respirasi : 30 x/m
Pernapasan : 22 x/m
Tekanan darah: 90/60 mmtls

C. Sistem pernapasan
Jenis pernapasan tidak normal, tidak terdapat suara tambahan dan tidak
terdapat pembesaran kelenjar tyroid. Bentuk dada simetris kiri dan kanan.
Gerakan dada kiri dan kanan terdapat retraksi tidaki terdapat clubbing finsei.

D. Sistem cardiovaskuler
Congjungtiva terdapat anemis dan arteri carotis teraba dan tekanan vena
jungularis tidak terdapat tekanan, suara jantung S1, S2  terdapat suara
tambahan.

E. Sistem Pencernaan
Selera tidak uthus. Bibir kering, jumlah sisi 16, tidak terdapat stomatitis, lidah
kotor, kesulitan menelan, warna kulit abdomen sama dengan warna kulit
sekitarnya.

F. Sistem Indra
1. Mata : Ketajaman penglihatan normal, palpebra tidak ada edema.
Peradangan tidak ada, selera tidak icthus, bulu mata tidak
mudah tercabut, lapisan epicantus dengan ujung atas telinga
normal, tidak ada penyempitan lapas pandang.
2. Hidung : struktur simetri kiri dan kanan, penciuman normal, bias
membedakan bau.
3. Telinga : Struktur simetris kiri dan kanan. Tidak ada operasi telinga,
serumen tidak ada, peradangan tidak ada, cairan tidak ada
dan tidak memakai alat Bantu pendengaran.

13
G. Sistem syaraf
Tidak dikaji

H. Sistem musculosceletal
1. Kepala
Bentuk kepala mesosephal
2. Vertebra
Inspeksi : gaya berjalan - maximal
Fungsi gerak : dapat digerakkan
Pulpasi : nyeri tekan pada vertebra tidak ada.
3. Pelpis
Inspeksi : Bisa berjalan, bias duduk dengan tegak tanpa bantuan orang
tua.
Pulpasi : nyeri tekan tidak ada.
4. Lutut : tidak ada pembesaran tulan dan perubahan anatomi.
5. Kaki : tidak ada kelainan, dapat digerakkan.
6. Tangan : pada kulit tangan tidak terdapat lesi tursor kulit jelek.

I. Sistem Intesumen
Rambut  tumbuh merata tidak mudah tercabut, warna hitam.
Kulit  tidak terdapat lesi, lecet dan jaringan panu kulit halus, tursor kulit
jelek.
Kuku  warna pink, permukaan kuku tumpul atau bersih.

J. Sistem Endokrin
o
Suhu tubuh 38,7 c, keringat tidak berlebihan, leher tidak kaku.

K. Sistem perkemihan
Oedema anasarka –
Oedema palpebra tidak ditemukan, moon face 

L. Sistem reproduksi
- tidak dikaji

M. Sistem Immun
Alergi  tidak ada riwayat alergi
Imunisasi lengkap.

14
AKTIVITAS SEHARI – HARI
A. Nutrisi
Sebelum masuk Rs Saat dirawat di RS
- Selera makan baik - Selera makan menurun
- Klien makan 3x sehari porsi - Klien malas makan
dihabiskan - Porsi makan tidak
- Klien senang makan sayur dihabiskan
dan buah - Klien makan disuap
- Klien tidak ada makanan orang tuanya.
pantang
- Pembatasan pola makan
tidak ada
- Klien makan bersama
keluarga
- Ritual sebelum makan tidak
dilaksanakan

B. Cairan
Sebelum masuk Rs Saat dirawat di RS
- Jenis minuman yang - Jenis minuman yang
dikomsumsi teh hangat dikomsumsi teh hangat.
- Frekwensi minum 2x sehari - Frekwensi 2x sehari
- Kebutuhan cairan dalam 24 minuman yang disiapkan tidak
jam terpenuhi. dihabiskan.
- Kebutuhan cairan tidak
terpenuhi.

C. Eliminasi (bak / bab)


Sebelum masuk Rs Saat dirawat di RS
- Klien bab di wc - Klien bab di wc / di
- Bab 1x sehari. tempat tidur
- Konsistensi padat, lembek. - Bab tidak lancar
- Tidak menggunakan obat- - Konsistensi lembek
obatan untuk memperlancar bab. - Tidak menggunakan
obat-obatan untuk memperlancar
bab.

D. Istirahat Tidur

15
Sebelum masuk Rs Saat dirawat di RS
- Klien cepat tidur - Klien susah untuk tidur
- Jam tidur siang jam 13.00 - Jam tidur siang
Jam tidur malam 19.00 sebentar
- Tidur secara rutin. - Jam tidur malam
sebentar
- Tidak tidur secara
rutin.

E. Olaraga
Tidak dikaji.

F. Rokok / Alkohol / Obat – obatan.


Tidak dikaji.

G. Personal Hygiene
Sebelum masuk Rs Saat dirawat di RS
- Klien mandi 2x sehari - Klien jarang mandi
- Klien cuci rambut 2x - Klien tidak pernah cuci
seminggu pakai shampoo. rambut.
- Klien gunting kuku 2x - Klien tidak pernah
seminggu gunting kuku.
- Klien gosok gigi 1x sehari - Tidak pernah gosok
gigi.

H. Aktivitas / Mobilitas Fisik


Tidak dikaji

I. Rekreasi
Tidak pernah dibawah rekreasi oleh keluarganya.

Test. Diagnostik.
Tidak ada.

Terapi
IVFO Kaen 3B –12 tts/m
Inj. Ampisillin 500 mg.
Inj. Kemicetin 250 mg 8 jam - IV
Puyer 3 dd I.

Pengumpulan data
1. Batuk berdahak

16
2. Demam. Suhu 38,7oc
3. Napas. 22 x/m
4. Selera makan menurun
5. Frekwensi tidur tidak teratur
6. Terpasang infus
7. Klien tampak lemah
8. Cemas
9. Ekspresi wajah tidak ceria
10. Klien nampak cemas
11. Bibir Pucat Dan Kering.

DATA FOKUS
(Cp. I. A)

Nama klien : As.K.


No. RM :
Ruang dirawat : Pr. Anak Pav. Wirabuana

No. Data Objektiv Data Subjektiv


1  Klien nampak cemas  Klien mengatakan kalau batuk
 Klien batuk berdahak disertai dahak
 Napas 22 x/m  Ibu klien mengatakan kalau malam
 Ekspresi wajah tidak ceriah anaknya terganggu oleh batuk
 Klien nampak lemah  Ibu klien mengatakan kalau anaknya
gelisah.

2  Kulit hangat ketika diraba  Ibu klien mengatakan anaknya


 Klien nampak gelisah demam
 Bibir pucat + kering  Klien mengatakan perasaan panas /
TTV : S 38,7oc dingin.
N : 88 x/m
R : 22 x/m
TD : 90/60 mmteg

3  Klien nampak lemah  Klien menolak makan


 Ekspresi wajah tidak ceriah  Klien mengatakan lemah
 Selera makan menurun  Klien mengatakan nyeri saat menelan
/ mengunyah

17
 Ibu klien mengatakan hanya makan
dalam jumlah sedikit.

ANALISA DATA
(CP. I. B)

No Data Etiologi Masalah


.
1. DS: Masuknya mikroorganisme ke dalam Bersihkan jalan napas
a. Klien bronklius. tidak efektif
mengatakan kalau batuk 
disertai dahak Infeksi saluran pernapasan akut
b. Ibu klien 
mengatakan kalau Peningkatan produksi sekret
malam anaknya 
Obstruksi / penyempitan lumen jalan
terganggu oleh
napas
batuknya. 
c. Ibu klien Bersihan jalan napas tidak efektif.
mengatakan kalau
anaknya gelisah.

DO:
a. Klien nampak
cemas
b. Klien batuk
berdahak Masuknya mikroorganisme kedalam
2. c. Napas 22 x/m bronkus Hypertemi
d. Ekspresi wajah 
tidak ceriah Reaksi radang pada bronklius
e. Klien nampak 
lemah Sibrosus dan pelebaran

DS: Ateletans
a. Ibu klien 

18
mengatakan anaknya Sist Chemoreseption Sypotalamus
demam 
b. Klien Thermoresulator
mengatakan perasaan 
panas / dingin Hipertemia

DO :
a. Kulit hangat
ketika diraba
b. Klien nampak
gelisah
c. Bibir pucat +
Kering
TTV : S 38,7oc
N : 88 x/m
R : 22 x/m
TD : 90/60 mmteg

No. Data Etiologi Masalah


3 DS: Nutrisi kurang dari
a. Klien mengatakan Masuknya mikroorganisme ke dalam kebutuhan.
menolak makan bronklius.
b. Klien mengatakan 
lemah Reaksi radang pada bronklius
c. Klien mengatakan nyeri 
saat menelan / Sist. Chemoreseption hypotalamus
mengunyah 
Termoregulator
d. Ibu klien

mengatakan hanya
makan jumlah sedikit.

DO: Hypetermia
a. Klien tampak 
lemah metabolisme
b. Ekspresi wajah 
tidak ceria nutrisi kurang dari kebutuhan
c. Selera makan
menurun

19
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama klien : As.K.


No. RM :
Ruang Rawat : Pav. Wirabuana
No Masalah / Diagnosa Tgl Ditemukan Tgl Teratasi
.
1. Bersihan jalan napas tidak efektif 23 – 12 – 2012
berhubungan dengan obstruksi /
penyempitan Iumen jalan napas.
Hypertermi berhubungan dengan 23 – 12 – 2012 24- 12 – 2012
2. adanya infeksi

Nutrisi kurang dari kebutuhan 24 – 12 - 2012 27 – 12 – 2012


3. tubuh berhubungan dengan adanya
infeksi

20
RENCANA KEPERAWATAN
(CP.3)

Nama klien : As.K.


No. RM :
DX medik : Bronkhitasis
No. Tanggal NOX Dan Data Penunjang Tujuan Rencana Tindakan Rasional
(1) (2) (3) (4) (5)
1 23-12-2012 Bersihan jalan napas tidak efektif Klien akan menunjukkan ke - Beri posisi semi Sebagai indicator untuk melihat status
berhubungan dengan efektifan jalan napas dengan fowler kesehatan klien.
obstruksi/penyempitan lumen jalan criteria: - Observasi TTV Mengencerkan dahak pada jalan
napas ditandai dengan : - Napas 20 x/m - Beri minum napas
DS: - Klien mengatakan kalau batuk - Tidak ada batuk berdahak hangat sedikit demi sedikit. Memudahkan fungsi pernafasan.
disertai dahak. - Klien tidak - Pertahankan Klien dapat beristirahat dengan
- Ibu klien mengatakan kalau terganggu oleh batuknya lingkungan yang nyaman. tenang.
malam anaknya terganggu oleh jika malam. - Beri tentang Mengetahui lebih lanjut dan mengerti
batuknya. - Klien tidak gelisah. pentingnya mempertahankan pemberian perawatan kepada klien.
- Ibu klien mengatakan kalau lingkungan yang yaman. Klien dapat beristirahat, tidak
anaknya gelisah. - Kolaborasi terganggu oleh batuk dan
dengan dokter untuk obat mempercepat penyembuhan.
antitusif. Mempercepat penguapan sehingga
2. 23-12-2012 Hipertermi berhubungan dengan panas dalam tubuh bias menguap.
adanya infeksi ditandai dengan: Klien akan menunjukkan suhu Sebagai indicator untuk melihat status
DS : - Ibu klien mengatakan anaknya tubuh yang normal dengan 1. Beri kompres hangat kesehatan klien.
demam criteria : pada dahi dan axilla Mengganti cairan tubuh yang hilang
- Klien mengatakan - Ibu klien 2. Observasi TTV akibat demam
perasaan panas/dingin. mengatakan anaknya tidak 3. Anjurkan minum / Merangsang sipotalamus sehingga
DO : - Kulit hangat ketika diraba demam lagi. minum teh hangat 300 cc/4 pusat pengatur suhu.
- Klien nampak - Klien tidak jam Untuk membunuh mikroorganisme.
gelisah merasakan panas/dingin. 4. Kolaborasi dokter
- Bibir pucat dan - Klien tidak pemberian:
kering gelisah. 1
TTV : S 38,7oc TTV : S 37oc - PCT 3 x
2
N : 88 x/m N : 100 x/m tab
TD : 90/60 TD : 110/70

21
- Ampisillin 500
mg / 8 jam IV
- Kemicetin 250
mg / 8 jam IV
No. Tanggal NOX Dan Data Penunjang Tujuan Rencana Tindakan Rasional
(1) (2) (3) (4) (5)
3. 23-12-2012 Nutrisi dari kebutuhan berhubungan Klien mampu menunjukkan 1. Kaji intake dan  Sebagai indicator
dengan infeksi jalan napas ditandai : terpenuhinya asupanm nutrisi output klien mempermudah melakukan
DS: yang adekuat dengan criteria : 2. Observasi TTV intervensi selanjutnya
 Klien mengatakan menolak  Klien menunjukkan 3. Anjurkan  Sebagai alat monitoring
makan keinginan untuk mengikuti kepada keluarga klien untuk untuk melaksanakan tindakan
 Klien mengatakan lemah diit sesuai kebutuhan. pemberian diit sesuai yang tepat
 Klien mengatakan oyen saat  Klien tidak mngeluh kebutuhan sesering mungkin.  Pengganti output yang
menelan / mengunyah. adanya kelainan/gangguan 4. Ciptakan hilang dan memulihkan kondisi
 Ibu klien mengatakan hanya dalam makan. lingkungan yang tubuh.
makan jumlah sedikit. menyenangkan selama makan.  Lingkungan yang
5. Kolaborasi menyenangkan meransang selera
DO: dengan dokter makan dan fungsi pencernaan
 Klien nampak lemah Pemberian infus kaen 3B 12 baik.
 Ekspresi wajah tidak ceria tts/m  Terpenuhi intake cairan
 Selera makan menurun. tubuh yang hilang.

22
CATATAN TINDAKAN
(CP.4)

Nama klien : As.K


No. RM :
Ruang rawat : Pav. Wirabuana

Kode
Tanggal Jam Tindakan Keperawatan
Ndx
23-12-2012 1 10.00 Memberikan posisi yang menyenangkan sesuai dengan kebiasaan
tidur klien.
10.30 Mengobservasi TTV klien
S : 38,4oc
N : 88 x/m
TD : 90/60 mmteg
10.35 Memberikan minum hangat sedikit demi sedikit tapi sering.
11.00 Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
11.35 Memberikan HE kepada klien dan keluarganya tentang kondisi
klien dirawat di RS.
12.00 Mengkolaborasikan dengan dokter yang bersangkutan untuk
pemberian obat anti tusif.

23-12-2012 2 12.20 Memberikan kompres hangat pada dahi + ketiak


12.45 Observasi TTV :
S : 37,8oc
N : 88 x/m
TD : 100/80
13.00 Memberikan minum / minuman teh hangat 200 cc/ 4 jam
13.30 Mengkolaborasikan dengan dokter pemberian obat:
PCT 3 x ½ tab
Ampisillin 500 mg / 8 jam – IV
Kemicetin 250 mg / 8 jam IV
24-12-2012 3 06.30 Mengkaji intake dan output klien
06.35 Mengobservasi TTV
07.00 Pemberian diet sesuai kebutuhan sesering mungkin.
07.30 Menciptakan lingkungan yang tenang
08.30 Mengkolaborasikan dengan dokter pemberian infus kaen 3 B 12
tts/m
CATATAN PERKEMBANGAN
(CP.5)

Nama klien : As.K


No.Rm :
Ruang rawat : Pav.Wirabuana

Tanggal Kode NDX Jam Evaluasi / soap


24 – 12 – 2012 2. 17.00 S : Ibu klien mengatakan anaknya tidak
demam lagi.
O : TTV : S 372 0c
N 100 x/m
TD : 100 / 70
A : Masalah teratasi
P :-
25 – 12 – 2012 1. 10.30 S : - Klien mengatakan sesekali batuk
masih disertai dahak.
- Ibu klien mengatakan
kalau malam anaknya sesekali
batuk
- Ibu klien mengatakan
anaknya tidak gelisah lagi
O : TTV : S 37 0c
N 96 x/m
TD : 90 / 70
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi.
27 – 12 – 2012 3. 12.15 1, 3, 4, 5, 6.
S : - Klien tidak menolak makan lagi.
Ibu klien mengatakan anaknya sudah
mampu mengahabiskan diit yang
diberikan.
Klien tidak menyatakan nyeri saat
mengunyah.
O : ekspresi wajah ceria selera makan
baik.
A : Masalah teratasi.
P:-

24
Daftar Pustaka

Suzanne (200) Harrison Prinsip – Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta, EGC
PDSPDI (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jakarta FKUI Jakarta
J. Crowin Elisabeth (2000). Buku Saku Patofisiologi Jakarta, EGC.
Rs. Panti Rapih (2002) Standar Askep Medical Bedah, Yogyakarta, Yayasan Panti
Rapih.

25

Anda mungkin juga menyukai