Kelompok Tiga.
0
BRONKHIETASIS
DEFENISI
PENGERTIAN
ETIOLOGI
1. Kongenital/bawaan.
2. Faktor infeksi
3. Obstruksi
4. Faktor predisposisi.
1
a. Kekurangan mekanisme pertahanan yang didapat/congenital.Biasanya
bronchus.
PATOGENESIS
mekanisme.
PATOLOGI
2
bahan purulen dan lengket /mengalami obliterasi dan digantikan oleh jaringan
fibrosa.
PATOFISIOLOGI
terkena adalah segmen lobus kanan tengah,segmen basal dari lobus bagian
3
bawah serta segmen lingual dari lobus kiri atas ,sedangkan lobus kanan
MANIFESTASI KLINIS
Klien secara khas akan ditemukan dengan batuk yang persisten/recuren dan
hipertropi.
jarang terlihat dan hal ini terutama terjadi karena pengendalian infeksi bakteri
yang lebih baik dengn antibiotik didalam jalan napas yang menderita
bronkhietasis.
4
1. Pada bronkhietase ringan,mungkin batuk pilek selama 1-2 minggu /tidak ada
gejala sama sekali .Yang bertat penderita akan mengalami batuk terus-
menerus dengan sputum yang banyak kurang lebih 200-300 cc,hal mana
4. Ku.klien lemah.
5. Mulut berbau.
7. Batuk bertambah berat bila klien berubah posisi ke arah yang berlawanan dan
5
fluid level)/yang sesuai dengan jalan napas yang
melebar.
penyebab.
6
PROGNOSIS
KOMPLIKASI
1. Pneumotoraks.
2. Hemoptisis.
3. Abses paru.
4. Empisema thorasis.
5. Pleuritis exudativa.
6. Empisema.
7. Kegagalan pernapasan.
8. Korpulmonare.
Sebab kematian:
1. Hemoptisis
2. Korpulmonare.
7
3. Gagal napas.
4. Infewksi sekunder.
DIANOSIS BANDING
1. Bronkhitis khronis
2. TBC
4. Adenoma bronchus
Pencegahan
2. Diagnosis dini dan pengobatan antibiotik yang adekuat terhadap saluran napas
menurunkan insidens.
Terapi
8
Ada 4 tujuan utama :
1. Konservatif
2. Pembedahan
Ad 1 konservatif :
1. Pengelolaan umum
2. Pengelolaan khusus
3. Pengobatan symptomatic
9
Obat bronkhodilator tes bronkhodilatator
b. Pengobatan hipoksia
Pemberian O2 1 liter/mnt
c. Haemoptisis
d. Febris
10
Asuhan Keperawatan Dengan Klien
Bronkhietasis
I. Data Demografi
A. Biodata
Nama : As.K
Usia / tgl lahir : 12 th
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat : Barobbo Kab. Bone
Suku / bangsa : Bugis / Indonesia
Status Pernikahan :-
Agama / Keyakinan : Islam
Pekerjaan :-
Diagnosa medik : Bronkhietasis
No. medical record : -
Tgl masuk : 20 Des 2012
Tgl Pengkajian : 23 Des 2012
Therapi medik : Terpasang IVFD Kaen 3B – 12 tts/mnt
Inj. Ampicillin 500 mg.
Inj. Kemicetin 250 mg 8 jam - IV
Puyer 3 dd I
B. Penanggung Jawab
- Nama : Tn. A. A.
- Usia : 38 th
- Jenis Kelamin : Laki – laki
- Pekerjaan / Sumber penghasilan : Tani
- Hubungan dengan klien : Ayah Kandung
11
B. Riwayat Kesehatan Lalu
Klien pernah dirawat (opname) sebelumnya dengan keluhan diare dehidrasi + 9
bulan yang lalu. Klien mendapat imunisasi lengkap, tidak ada riwayat operasi
serta tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan.
68
45 38 33
39 34 \
18 14
14 12 th
Keterangan
: Meninggal
: Perempuan
: Laki- laki
: Klien
Riwayat Psikososial
Identifikasi klien tentang kehidupan sosialnya dimengerti jika klien salut,
klien ditemani ibunya berobat ke dokter. Tanggapan klien bahwa rumah sakit tempat
dia dirawat cukup asing baginya, walaupun pernah diopname sebelumnya. Ibu klien
cemas dengan biaya RS yang akan ditanggung nantinya.
Riwayat spiritual
Klien menganut agama islam dan sesekali mengerjakan shalat 5 waktu.
Support dalam keluarga telah ditanamkan pada oleh orang tuanya serta ritual yang
biasa dijalankan belum ditanamkan oleh orang tuanya.
12
IV. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum : Klien nampak lemah
Tanda – tanda dari distress : tampak cemas
Penampilan sesuai dengan usia / tingkat perkembangannya.
Ekspresi wajah : tidak ceria
Kebersihan umum : kurang
Gaya berjalan : maximal
Tinggi badan : 128 cm
Berat badan : 27 kg
C. Sistem pernapasan
Jenis pernapasan tidak normal, tidak terdapat suara tambahan dan tidak
terdapat pembesaran kelenjar tyroid. Bentuk dada simetris kiri dan kanan.
Gerakan dada kiri dan kanan terdapat retraksi tidaki terdapat clubbing finsei.
D. Sistem cardiovaskuler
Congjungtiva terdapat anemis dan arteri carotis teraba dan tekanan vena
jungularis tidak terdapat tekanan, suara jantung S1, S2 terdapat suara
tambahan.
E. Sistem Pencernaan
Selera tidak uthus. Bibir kering, jumlah sisi 16, tidak terdapat stomatitis, lidah
kotor, kesulitan menelan, warna kulit abdomen sama dengan warna kulit
sekitarnya.
F. Sistem Indra
1. Mata : Ketajaman penglihatan normal, palpebra tidak ada edema.
Peradangan tidak ada, selera tidak icthus, bulu mata tidak
mudah tercabut, lapisan epicantus dengan ujung atas telinga
normal, tidak ada penyempitan lapas pandang.
2. Hidung : struktur simetri kiri dan kanan, penciuman normal, bias
membedakan bau.
3. Telinga : Struktur simetris kiri dan kanan. Tidak ada operasi telinga,
serumen tidak ada, peradangan tidak ada, cairan tidak ada
dan tidak memakai alat Bantu pendengaran.
13
G. Sistem syaraf
Tidak dikaji
H. Sistem musculosceletal
1. Kepala
Bentuk kepala mesosephal
2. Vertebra
Inspeksi : gaya berjalan - maximal
Fungsi gerak : dapat digerakkan
Pulpasi : nyeri tekan pada vertebra tidak ada.
3. Pelpis
Inspeksi : Bisa berjalan, bias duduk dengan tegak tanpa bantuan orang
tua.
Pulpasi : nyeri tekan tidak ada.
4. Lutut : tidak ada pembesaran tulan dan perubahan anatomi.
5. Kaki : tidak ada kelainan, dapat digerakkan.
6. Tangan : pada kulit tangan tidak terdapat lesi tursor kulit jelek.
I. Sistem Intesumen
Rambut tumbuh merata tidak mudah tercabut, warna hitam.
Kulit tidak terdapat lesi, lecet dan jaringan panu kulit halus, tursor kulit
jelek.
Kuku warna pink, permukaan kuku tumpul atau bersih.
J. Sistem Endokrin
o
Suhu tubuh 38,7 c, keringat tidak berlebihan, leher tidak kaku.
K. Sistem perkemihan
Oedema anasarka –
Oedema palpebra tidak ditemukan, moon face
L. Sistem reproduksi
- tidak dikaji
M. Sistem Immun
Alergi tidak ada riwayat alergi
Imunisasi lengkap.
14
AKTIVITAS SEHARI – HARI
A. Nutrisi
Sebelum masuk Rs Saat dirawat di RS
- Selera makan baik - Selera makan menurun
- Klien makan 3x sehari porsi - Klien malas makan
dihabiskan - Porsi makan tidak
- Klien senang makan sayur dihabiskan
dan buah - Klien makan disuap
- Klien tidak ada makanan orang tuanya.
pantang
- Pembatasan pola makan
tidak ada
- Klien makan bersama
keluarga
- Ritual sebelum makan tidak
dilaksanakan
B. Cairan
Sebelum masuk Rs Saat dirawat di RS
- Jenis minuman yang - Jenis minuman yang
dikomsumsi teh hangat dikomsumsi teh hangat.
- Frekwensi minum 2x sehari - Frekwensi 2x sehari
- Kebutuhan cairan dalam 24 minuman yang disiapkan tidak
jam terpenuhi. dihabiskan.
- Kebutuhan cairan tidak
terpenuhi.
D. Istirahat Tidur
15
Sebelum masuk Rs Saat dirawat di RS
- Klien cepat tidur - Klien susah untuk tidur
- Jam tidur siang jam 13.00 - Jam tidur siang
Jam tidur malam 19.00 sebentar
- Tidur secara rutin. - Jam tidur malam
sebentar
- Tidak tidur secara
rutin.
E. Olaraga
Tidak dikaji.
G. Personal Hygiene
Sebelum masuk Rs Saat dirawat di RS
- Klien mandi 2x sehari - Klien jarang mandi
- Klien cuci rambut 2x - Klien tidak pernah cuci
seminggu pakai shampoo. rambut.
- Klien gunting kuku 2x - Klien tidak pernah
seminggu gunting kuku.
- Klien gosok gigi 1x sehari - Tidak pernah gosok
gigi.
I. Rekreasi
Tidak pernah dibawah rekreasi oleh keluarganya.
Test. Diagnostik.
Tidak ada.
Terapi
IVFO Kaen 3B –12 tts/m
Inj. Ampisillin 500 mg.
Inj. Kemicetin 250 mg 8 jam - IV
Puyer 3 dd I.
Pengumpulan data
1. Batuk berdahak
16
2. Demam. Suhu 38,7oc
3. Napas. 22 x/m
4. Selera makan menurun
5. Frekwensi tidur tidak teratur
6. Terpasang infus
7. Klien tampak lemah
8. Cemas
9. Ekspresi wajah tidak ceria
10. Klien nampak cemas
11. Bibir Pucat Dan Kering.
DATA FOKUS
(Cp. I. A)
17
Ibu klien mengatakan hanya makan
dalam jumlah sedikit.
ANALISA DATA
(CP. I. B)
DO:
a. Klien nampak
cemas
b. Klien batuk
berdahak Masuknya mikroorganisme kedalam
2. c. Napas 22 x/m bronkus Hypertemi
d. Ekspresi wajah
tidak ceriah Reaksi radang pada bronklius
e. Klien nampak
lemah Sibrosus dan pelebaran
DS: Ateletans
a. Ibu klien
18
mengatakan anaknya Sist Chemoreseption Sypotalamus
demam
b. Klien Thermoresulator
mengatakan perasaan
panas / dingin Hipertemia
DO :
a. Kulit hangat
ketika diraba
b. Klien nampak
gelisah
c. Bibir pucat +
Kering
TTV : S 38,7oc
N : 88 x/m
R : 22 x/m
TD : 90/60 mmteg
DO: Hypetermia
a. Klien tampak
lemah metabolisme
b. Ekspresi wajah
tidak ceria nutrisi kurang dari kebutuhan
c. Selera makan
menurun
19
DIAGNOSA KEPERAWATAN
20
RENCANA KEPERAWATAN
(CP.3)
21
- Ampisillin 500
mg / 8 jam IV
- Kemicetin 250
mg / 8 jam IV
No. Tanggal NOX Dan Data Penunjang Tujuan Rencana Tindakan Rasional
(1) (2) (3) (4) (5)
3. 23-12-2012 Nutrisi dari kebutuhan berhubungan Klien mampu menunjukkan 1. Kaji intake dan Sebagai indicator
dengan infeksi jalan napas ditandai : terpenuhinya asupanm nutrisi output klien mempermudah melakukan
DS: yang adekuat dengan criteria : 2. Observasi TTV intervensi selanjutnya
Klien mengatakan menolak Klien menunjukkan 3. Anjurkan Sebagai alat monitoring
makan keinginan untuk mengikuti kepada keluarga klien untuk untuk melaksanakan tindakan
Klien mengatakan lemah diit sesuai kebutuhan. pemberian diit sesuai yang tepat
Klien mengatakan oyen saat Klien tidak mngeluh kebutuhan sesering mungkin. Pengganti output yang
menelan / mengunyah. adanya kelainan/gangguan 4. Ciptakan hilang dan memulihkan kondisi
Ibu klien mengatakan hanya dalam makan. lingkungan yang tubuh.
makan jumlah sedikit. menyenangkan selama makan. Lingkungan yang
5. Kolaborasi menyenangkan meransang selera
DO: dengan dokter makan dan fungsi pencernaan
Klien nampak lemah Pemberian infus kaen 3B 12 baik.
Ekspresi wajah tidak ceria tts/m Terpenuhi intake cairan
Selera makan menurun. tubuh yang hilang.
22
CATATAN TINDAKAN
(CP.4)
Kode
Tanggal Jam Tindakan Keperawatan
Ndx
23-12-2012 1 10.00 Memberikan posisi yang menyenangkan sesuai dengan kebiasaan
tidur klien.
10.30 Mengobservasi TTV klien
S : 38,4oc
N : 88 x/m
TD : 90/60 mmteg
10.35 Memberikan minum hangat sedikit demi sedikit tapi sering.
11.00 Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
11.35 Memberikan HE kepada klien dan keluarganya tentang kondisi
klien dirawat di RS.
12.00 Mengkolaborasikan dengan dokter yang bersangkutan untuk
pemberian obat anti tusif.
24
Daftar Pustaka
Suzanne (200) Harrison Prinsip – Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta, EGC
PDSPDI (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jakarta FKUI Jakarta
J. Crowin Elisabeth (2000). Buku Saku Patofisiologi Jakarta, EGC.
Rs. Panti Rapih (2002) Standar Askep Medical Bedah, Yogyakarta, Yayasan Panti
Rapih.
25