“BRONCHOPNEUMONIA”
Disusun Untuk Memenuhi Nilai Praktek Belajar Klinik (PBK)
Keperawatan Anak
Dosen Pembimbing : Ibu Titin Supriatin, Ners., M.Kep
Disusun Oleh :
Septian Bachtiar Saputra
(20.068)
Tingkat IIB
Kelompok 10
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Manifestasi Klinis
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto thoraks
Pada foto thoraks bronchopneumonia terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu
atau beberapa lobus
2. Laboratorium
a) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah rutin pada pasien bronchopneumonia menujukkan adanya
leukositosis sebesar 48,1x 103/L. berdasarkan teori, pemeriksaan penunjang
laboratorium darah rutin bronchopneumonia menunjukkan adanya infeksi.
b) Analisa gas darah
Analisa gas darah arteri bisa menunjukkan asidosis metabolic dengan atau tanpa
retensi CO@.
c) Kultur darah
Leukositosis dapat mencapai 15.000-40.000 mm3 demgam pergeseran ke kiri.
3. GDA
Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan
penyakit paru yang ada.
4. Analisa gas darah arteri bisa menujukkan asidosis metabolic dengan atau tanpa retensi
CO2.
5. LED meningkat
6. WBC (white blood cell) biasanya kurang darii 20.000 cells mm3.
7. Elektrolit : natrium dan klorida mungkin rendah.
8. Bilirubin mungkin meningkat.
9. Aspiorasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka menyatakan intranuklear tipikal dan
keterlibatan sistoplasmik.
F. Komplikasi
1. Atelektasis
Adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau kolaps paru merupakan akibat
kurangnya mobilisasi reflek batuk hilang apabila penumpukan secret akibat berkurangnya
daya kembang paru-paru terus terjadi dan penumpukan secret ini menyebabkan obstruksi
bronkus instrinsik
2. Empisema
Adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura terdapat di satu
tempat atau seluruh rongga pleura.
3. Abses paru
Adalah penumpukan pus dalam paru yang meradang.
4. Endokarditis
Adalah peradangan pada katup endokardial.
5. Meningitis
Adalah infeksi yang menyerang pada selaput otak (Ngastiyah,2012)
G. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Akan tetapi, karena hal itu
perlu waktu, dan pasien perlu terapi secepatnya maka biasanya yang diberikan :
a. Umur 3 bulan sampai 5 tahun, bila toksis disebabkan oleh streptokokus. Pada umumnya
tidak diketahui penyebabnya maka secara praktis dipakai: kombinasi penisilin prokain
50.000-1000.000kl/kg/24 jam IM.
b. Terapi oksigen jika pasien mengalami pertukaran gas yang tidak adekuat. Ventilasi
mekanik mungkin diperlukan jika nilai normal GDA tidak dapat dipertahankan
(Wijayaningsih,2013)
H. Pengkajian
c) Hidung
Pada pemeriksaan hidung secara umum ada tampak mengalami nafas
pendek, dalam, dan terjadi cuping hidung.
d) Mulut
Biasanya pada wajah klien Bronchopneumonia terlihat sianosis terutama
pada bibir.
e) Thorax
Biasanya pada anak dengan diagnosa medis Bronchopneumonia, hasil
infeksi tampak retraksi dinding dada dan pernafasan yang pendek dan dalam,
palpasi terdapatnya nyeri tekan, perkusi terdengar sonor, auskultasi terdengar
suara tambahan pada paru yaitu ronchi, wheezing dan stridor. Pada neonatus, bayi
akan terdengar suara nafas grunting (mendesah) yang lemah, bahkan takipneu.
f) Abdomen
Biasanya ditemukan adanya peningkatan peristaltik usus.
g) Kulit
Biasanya pada klien yang kekurangan O2 kulit akan tampak pucatatau
sianosis, kulit teraba panas dan tampak merah.
h) Ekstremitas
Biasanya pada ekstremitas akral teraba dingin bahkan crt>2 detik karena
kurangnya suplai oksigen ke perifer, ujung-ujung kuku sianosis.
d. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik menurut Manurung dkk ()2013), yaitu :
1) Pemeriksaan Radiologi
a) Biasanya pada rontgen thoraks ditemukan beberapa lobus bercak-bercak
infiltrasi
b) Bronkoskopi digunakan untuk melihat dan memanipulasi cabang-cabang utama
dari arbor trakeoborikial. Jaringtan yang diambil untuk pemeriksaan
diagnostik, secara terapeutik digunakan untuk mengidentifikasi dan
mengangkat benda asing.
2) Hematologi
a) Darah lengkap
- Hemoglobin pada pasien Bronchopneumonia biasanya tidak mengalami
gangguan. Pada bayibaru lahir normalnya17-12 gram/dl, umur 1 minggu
normalnya15-20 gram/dl. Umur 1 bulan noemalnya 11-15gram/dl, danb
pada anak normalnya 11-13 gram/dl
- Hemotokrit pada pasien Bronchopneumonia biasanya tidak mengalami
gangguan.pada laki-laki normalnya 40,7% - 50,3% dan pada perempuan
normalnya 36,1% - 44,3%
- Leukosit pada pasien Bronchopneumonia biasanya mengalami peningkatan,
kecuali apabial kecuali apabila pasien .mengalami imunodefisiensi nilai
normalnya 5 – 10rb/mm3
- Trombosit biasanya ditemukan dalam keadaan normal yaitu 150 – 400rb
mm=30
- Eeritrosit biasanya tidak mengalami gangguuan dengan nilai normal Laki-
laki 4,7-6,7 juta dan pada perempuan 4,2-5,4 juta
- .laju endap darah (LED) biasanya mengalami peningkatan normalnya pada
laki-laki 0-10 mm perempuan 0-15 mm
b) Analisa gad darah (GAD)
Biasanya pada pemeriksaan AGD pada pasien Bronchopneumonia
ditemukan adanya kelainan. Pada nilai pH rendah normalnya 7,38-7,42,
Bikarbonat (HCO3) akan mengalami peningkatan kecuali ada kelainan
metabolik normalnya 22-28 m/1, tekanan parsial oksigen akan mengalami
penurunan nilai normalnya 75-100 mmHG. Tekanan (pCO2) akan mengalami
peningkatan nilai normalnya 38-42 mmHg, dan pada saturasi oksigen akan
mengalami penurunan nilai normalnya 94-100%.
c) Kultur Darah
Biasanya ditemukan bakteri yang menginfeksi dalam darah, yang
mengakibatkan sistem imun menjadi rendah.
d) Kultur sputum pemeriksaan sputum biasanya di temukan adanya bakteri pneumonia
dan juga bisa bakteri lain yang dapat merusak paru.
I. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d akumulasi lendir di jalan nafas, inflamasi
trakeabronkial, nyeri pleuritik, penurunan energi, kelemahan.
b. Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi, kerusakan neurologis.
c. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi
d. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen,
kelemahan umum, batuk berlebihan dan dipsnea.
e. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d peningkatan evaporasi tubuh, kurangnya
intake cairan.
f. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan kebutuhan
metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi, mual dan muntah.
g. Hipertermi b.d proses infeksi