Kelas : 1B
NIM :P1337421021100
Pengertian
Epidemiologi
Insiden penyakit ini pada Negara berkembang hamper 30% pada anak-
anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi sedangkan di
Amerika pneumonia menunjukan 13% dari seluruh penyakit infeksi pada anak di
bawah umur 2 tahun (Bradley et.al., 2011).
Etiologi
Patofisiologi
3
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
5
1) Pemeriksaan darah
Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis
(meningkatnya jumlah neutrofil) (Sandra M. Nettina, 2001: 684). Gambaran darah
menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000-40.000/mm3. Jumlah leukosit tidak
meningkat berhubungan dengan infeksi virus atau mycoplasma. Nilai Hb biasanya
tetap normal dan sedikit menurun.
2) Pemeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari bantuk yang spontan dan
dalam. Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes
sensitifitas untuk mendeteksi agen infeksius (Barbara C. Long, 1996: 435). Kultur
dahak dapat positif pada 20-50% penderita yang tidak diobati. Selain kultur
dahak, biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok (throat swab).
b. Pemeriksaan Radiologi
1) Rontgenogram Thoraks
Menunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi
pneumokokal atau klebsiella. Infiltrate multiple seringkali dijumpai pada infeksi
stafilokokus dan haemofilus. (Barbara C. Long, 1996: 435)
2) Laringoskopi/bronkoskopi
Laringoskopi/bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat
oleh benda padat (Sandra m. nettina, 2001)
2.2 Pencegahan
Pencegahan yang dilakukan untuk menangani penderita bronkopneumonia
antara lain:
6
Nyeri akut
l Jamur, virus, bakteri, Kuman berlebih di bronkus Proses peradangan Metebolisme me↑
Penderita yang dirawat di RS
protozoa
Kontaminasi peralatan RS Kuman terbawa ke saluran Hipertermi
Akumulasi sektret
pencernaan
Penderita yang mengalami di bronkus
Saluran pernafasan atas
supresi system pertahanan tubuh Bersihan jalan nafas
Infeksi saluran pencernaan
Mucus bronkus me↑ tidak efektif
Resiko tinggi penyebaran Infeksi saluran
infeksi pernafasan bawah Peningkatan flora normal
dalam usus Bau mulut tidak Anoreksia
sedap
Edema antar kapiler dan alveoli Dilatasi pembuluh darah
Peningkatan peristaltik Kekurangan Intake kurang
Iritan PMN eritrosit pecah usus → malabsorbsi volume cairan
Eksudat plasma masuk
alveoli Ketidak seimbangan
Edema paru Diare nutrisi: kurang dari
Gangguan difusi dalam kebutuhan tubuh
Pergeseran dinding paru plasma Gangguan keseimbangan Eksplorasi
cairan dan elektrolit meningkat
Penurunan capliance paru Bersihan jalan nafas
tidak efektif Peningkatan suhu Septikimia Peningkatan metabolisme
Suplai O₂ me↓
Intoleransi
Hipoksia Metabolik anaerob me↑ Akumulasi asam laktat Fatique
Gangguan perfusi jaringan aktifitas
Gangguan
Hiperventilasi Dispneu Retraksi dada Gangguan ADL
pertukaran gas
Pengkajian
a. Identitas Klien
b. Nama : An. R
Usia : 2 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Suradadi
Nama Ayah/ibu: Ny. S
Pekeejaan Ayah : Wiraswasta
Pendidikan Ayah :SMA
Pendidikan Ibu:SMA
Agama : Islam
Nomor Registrasi :223105
Diagnosis Medis:Bronkopneumonia
Keluhan Utama : Ibu klien mengatakan anaknya demam sudah 3 hari naik,
sesak nafas dan disertai batuk pilek
c. Riwayat Penyakit
- Riwayat penyakit sekarang
Ibu klien mengatakan anaknya batuk berdahak sudah 3 hari dan sudah
berobat ke dokter umum belum ada perubahan. batuk pileh disertai
demam,lalu di bawa ke IGD tanggal 12 Februari 2020
- Riwayat penyakit dahulu
-Prenatal.
Klien mengatakan hamil 8 bulan dengan keluhan muntah pada trimester 1
dan nutrisi saat hamil terpenuhi
-Natal
Tindakan persalinan dilakukan dengan normal
-Post Natal
Ibu klien mengatakan kondisi ibu dan anaknya setelah melahirkan baik.
Klien langsung menangis kuat, kulit berwarna sawo matang dengan BB
14
BAB
a. Sebelum sakit
Klien mengatakan BAB 1 hari sekali tekstur lembek
dan bau khas feses
b. Saat sakit
Ibu klien mengatakan BAB baru 1 kali selama di RS.
BAK
a. Sebelum sakit
Ibu klien mengatakan klien BAK 6-8 x-/hari berwarna kuning bau khas
urin.
b. Saat sakit
Ibu klien mengatakan klien BAK 3-5 x-/hari berwarna kuning bau khas
urin
-Aktivitas pola latihan
Klien dalam melakukan kegiatan perawatan dari seperti makan,
minum,mandi, toileting ,berpakaian, mobilisasi di tempat tidur. Berpindah
ambulansi/ROM selalu di bantu orang lain.
-Pola istirahat-tidur
a. Sebelum sakit
Ibu klien mengatakan anaknya tidur 7-8 jam pada malam hari ,dan pada
siang hari anaknya tidur 1-3 jam,ibu klien mengatakan anaknya tidak
mengonsumsi obat tidur dan tidak mempuyai gangguan tidur, klien tidur
miring ke kanan
b. Saat sakit
Ibu klien mengatakan anaknya kalau tidur kadangsuka mengigo,klien
hanya tidur 4-5 jam pada saat malam hari karena kurang nyaman dengan
ligkungannya Pola kognitifpersepsi
a. Sebelum sakit
ibu klien mengatakan tidak ada gangguan pendengaran , gangguan
penglihatan dan penciuman. Ibu klien mengatakan anaknya tidak
menggunakan alat bantu untuk melihat,klien tidak ada kesulitan
berkomunikasi dengan keluarga dan teman-temannya
16
b. Saat sakit
Ibu klien mengatakan tidak ada gangguan pendengaran ,gangguan -
penglihatan dan penciuman
Ibu klien mengatakan anaknya tidak menggunakan alat bantu untuk
melihat .klien tampak malu saat mengungkapkan kalimatnya dengan orang
lain yang baru dikenalnya
-Persepsi diri-pola konsep diri
Ibu klien mengatakan badanya lemas dan panas, klien rewel ingin cepat
pulang
-Sexualitas
Anak usia 2 tahun berjenis kelamin perempuan
-Koping-pola
Ibu klien mengatakan anaknya pendiam.tidak mau ditinggal sama ibunya,
ibu klien mengatakan hanya bias berdoa untuk kesembuhan anaknya
-Nilai-pola
Ibu klien mengtakan yakin kalu anaknya bias sembuh dan bias
berkaktivitas lagi seperti bisanya, ibu klien hanya bias berdoa saat ini
untuk kesembuhan anaknya
4) Pemeriksaan fisik
-Keadaan umum
Keadaan compos mentis
-Tanda- tanda vital
a. Denyut nadi 100x/menit
b. suhu 38,6 ˚c
c. pernafasan 34x/menit
BB/TB6 kg/70cm
Kepala
a. inspeksi
Keadaan rambut dan hygine kepala
a) warna rambut Hitam pendek
b) kebersihan rambut Rambut bersih
17
b. palpasi
a) benjolan Tidak ada
b) nyeri tekan Tidak ada
Mata
-Pelpebra tidak ada edema warna merah muda,seclera kuning, konjungtiva
tidak anemis, pupil
-isokor,tidak ada reflek pupil terhadap cahaya posisi mata simetris
Hidung
Bentuk hidung simetris tidak ada kelainan
-Mulut
Gigi rapih dan bersih,gusi merah tidak bengkak,lidah bersih bibir pucat
dan mukosa bibir kering
-Telinga
Bersih tidak ada serumen, tidak menggunakan alat bantu
-Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b. auskultasi
a) bunyi jantung Normal Abdomen :Tidak ada jejas dan tidak ada nyeri
tekan
Genetalia :Bersih
Ekstremitas :Lemah terpasang infus sebelah kiri
Kulit :Turgor kulit kering
Therapy
- Infus KA-EN 1B 14 tpm
- Anthrain 3x100 mg
- Dexamethasone 3x⅓amp
- Nebulizer 3 x Nacl 0,9% 2ml
a. Hasil laborat
Hematologi 10.0 11.0 – 15.0
CBC
Leukosit 12.800. 4.000 – 10.000
Eritrosit. 5.16 3.50 – 5.00
Haemoglobin
MCV. 59.7. 82.0 – 95.0
MCH 20.2 27.0 – 31.0
MCHC 33.8. 32.0 – 36.0
Trombosit 375.000 150.000 – 350.000
Diff count
Limph% 31 20 – 40
Mid% 7 3-9
Gran% 60 50 - 70
19
Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan
bronchopneumonia adalah:
4.1 Perencanaan
Intervensi Rasional
Kaji frekuensi, Berguna dalam evaluasi derajat
kedalaman, dan distress pernapasan dan/atau
penggunaan otot bantu kronisnya proses penyakit.
pernafasan
Intervensi Rasional
Monitor adanya Berguna dalam menstimuli
daerah tertentu yang rangsang.
hanya peka terhadap
panas, dingin, tajam
dan tumpul.
kelainan.
Intervensi Rasional
26
indikasi;
antipirotik,
antiametik
Intervensi Rasional
Observasi keadaan Mengetahui perkembangan keadaan
umum pasien umum dari pasien
Intervensi Rasional
Kaji patologi penyakit Membantu pasien
dan potensial menyadari/menerima perlunya
penyebaran infeksi mematuhi program pengobatan untuk
melalui droplet udara mencegah penyebaran infeksi ke
selama batuk, bersin, orang lain.
meludah, bicara,
tertawa.
tempat penampungan
yang tertutup jika batuk.
Intervensi Rasional
Lakukan pengkajian Pengkajian secara komprehensif
31
10. Diagnosa 10: Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder
terhadap demam dan proses infeksi.
Tujuan: dalam waktu 2x24 jam setelah diberikan intervensi nutrisi pasien
adekuat.
Kriteria hasil:
Menunjukkan peningkatan nafsu makan
Mempertahankan/ meningkatkan berat badan
Intervensi Rasional
Identifikasi faktor yang Mengetahui faktor yang dapat
32
Intervensi Rasional
Kaji kebutuhan Mengetahui tingkat kebutuhan klien
pemenuhan aktifitas dalam beraktifitas, mempermudah
ADL klien. dalam menentukan rencana
intervensi yang akan diberikan.
postural
drainage.
1. Mengidentifik S: 𝜘
asi faktor Pasien
yang
mengatakan
menimbulkan
mual atau “saya tidak
muntah. mernah
2. Mengkaji
merasa mual”
turgor kulit,
kelembaman O:
membran Tidak ada
mukosa.
3. Mencatat tanda-
laporan mual tanda
atau muntah.
Selasa 07.0 4. Memantau Selasa 14.2 dehidrasi
masukan dan Membran
/ 23- 0- / 23- 0-
5 keluaran,
02- 07.2 catat warna 02- 14.3 mukosa
2016 0 dan karakter 2016 0 lembab
urine.
5. Menghitung Turgor
balance kulit baik
cairan.
6. Memberikan Akral
cairan hangat
tambahan IV
sesuai A:
keperluan. Masalah
teratasi
P:
Hentikan
intervensi
membran membaik”
mukosa. O:
3. Mencatat
Terjadi
laporan mual
atau muntah. peningkatan
4. Memantau asupan cairan
masukan dan
minimal 2000
keluaran,
catat warna ml per hari.
dan karakter Tidak
urine.
menunjukkan
5. Memberikan
obat sesuai adanya tanda
indikasi; atau gejala
antipirotik,
dehidrasi
antiametik
A:
Masalah
teratasi
P:
Hentikan
intervensi
1. Mengobservasi S: 𝜘
keadaan umum
Pasien
pasien.
2. Mengobservasi mengatakan
tanda-tanda
“saya sudah
vital pasien.
3. Menganjurkan membaik”
pasien memakai
Selasa 14.0 Selasa 18.0 O:
pakaian yang
/ 23- 0- tipis. / 23- 0- Suhu tubuh
7 4. Menganjurkan
02- 14.2 02- 18.1 dalam rentang
pasien banyak
2016 0 minum. 2016 5 normal.
5. Menganjurkan
Nadi dan RR
pasien banyak
istirahat. dalam rentang
6. Memberi
normal.
kompres hangat
di beberapa Tidak ada
bagian tubuh,
perubahan
seperti ketiak,
48
sedikitnya 1 jam P:
sebelum makan Hentikan
4. Megauskultasi intervensi
bunyi usus,
observasi/
palpasi distensi
abdomen
5. Memberikan
makan porsi
kecil dan sering
termasuk
makanan kering
atau makanan
yang menarik
untuk pasien
6. Mengevaluasi
status nutrisi
umum, ukur
berat badan
dasar.
7. Melakukan
kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan nutrisi yang
dibutuhkan
pasien
11 07.0 1. Mengevaluasi 07.1 S: 𝜘
respon pasien
0– 5- pasien
terhadap
07.1 aktivitas 07.2 mengatakan
2. Memberikanlin
5 0 “hari ini saya
gkungan yang
tenang dan masih merasa
Kami membatasi Kami
lemas”
s/ 25- pengunjung s/ 25-
selama fase akut O:
02- 3. Menjelaskanpen 02-
Pasien masih
2016 tingnya istitahat 2016
dalam rencana memerlukan
pengobatan dan
bantuan
perlunya
keseimbamgan keluarga
aktivitas dan
untuk makan
istirahat
4. Membantuaktiv TD 80/70
51
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bronchopneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-
paru meradang. Kantung-kantung udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi
nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi
kurang.Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja. Selain
52
5.2 Saran
Dari kesimpulan diatas penulis dapat sedikit memberi saran kepada
beberapa pihak untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan utamanya di Indonesia, diantaranya sebagai berikut:
a. Keluarga klien atau pasien
Keluarga klien atau pasien diharapkan dapat memberikan perawatan dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari anaknya yang menderita penyakit
bronkopneumonia dan mampu menjaga kebersihan lingkungan sehingga setiap
anggota keluarga yang lain dapat terhindar dari penyakit bronkopneumonia.
b. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu menguasai konsep brokopneumonia
utamanya dalam memberikan asuhan keperawatan dengan intensif pada anak
dengan bronkopneumonia dan memberikan penyuluhan pada keluarga pasien
sebagai usaha untuk mempercepat penyembuhan pasien serta mencegah terjadinya
komplikasi.