Disusun Oleh :
Preseptor :
BAITURRAHMAH
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang atas limpahan rahmat dan anugerah dari-Nya
sehingga penulis dapat meyelesaikan case yang berjudul “Parkinson Disease” ini
junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita
semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. H. Edi Nirwan Sp.S, M.Biomed
yang telah memberikan bimbingan serta arahan, sehingga case ini dapat
kemampuan serta pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat
menghargai kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga
tugas ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
terutama dibidang ilmu kedokteran dan kesehatan dan juga bagi penulis sendiri.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
i
3.2 Anamnesa...........................................................................................12
3.4 Diagnosis............................................................................................24
3.5 Terapi.................................................................................................24
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
belum optimal mengontrol gejala PP, atau pasien PP yang durasi efek obatnya
(periode ON) sangat pendek. Kombinasi antara tindakan bedah dan
medikamentosa merupakan pilihan yang dapat dipertimbangkan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien dengan PP.7-
1.2 Tujuan Penulisan
1. Sebagai bahan bacaan anggota Kepaniteraan Klinik Senior. Melengkapi
syarat Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Rumah Sakit Umum Daerah
Achmad Mochtar tahun 2023
2. Untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik senior (KKS) di bagian Prodi
Rumah Sakit Umum Achmad Mochtar tahun 2023
1.3 Batasan Masalah
Penulisan laporan kasus ini membahas tentang definisi, etiologi,
epidemiologi, patofisiologi, diagnosis, dan tatalaksana parkinson
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
eksitasiglutaminergik yang akhirnya diterima oleh reseptor D1 dan D2 di striatum,
kemudian input diteruskan ke globus palidus dan menuju substansia nigra.
Kemudian sinyal diteruskan kembali ke korteks serebri melalui thalamus.
Kerusakan pada ganglia basalis menyebabkan terjadinya gerakan yang tidak
terkontrol seperti tremor. Berkurangnya dopaminergik (neurotransmitter
dopamine) dari substansia nigra ke striatum terjadi pada penyakit parkinson. Kerja
dopamine di otak diperantai oleh reseptor protein dopamin. Protein D1 dan D2
adalah reseptor protein yang banyak ditemukan pada striatum.
4
yang disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies). Gejala
penyakit Parkinson muncul apabila lebih dari 50% sel saraf dopaminergik rusak
dan dopamin berkurang 80%. Kematian neuron ini menyebabkan terjadinya
penurunan kadar dopamin sehingga kontrol gerakan otot akan menurun. Dopamin
yang menurun menyebabkan terjadinya inhibisi arus keluar dari SNR dan Gpike
thalamus dan berkurangnya rangsangan terhadap korteks motorik.
5
2.4 Diagnosis Parkinson
Keadaan penderita pada umumnya diawali oleh gejala non spesifik yaitu
kelemahan umum, kekakuan pada otot, pegal-pegal atau kram otot, distonia fokal,
gangguan keterampilan, kegelisahan, gejala sensorik (parastesia) dan gejala
psikiatrik (ansietas atau depresi).
Gejala klinis utama sebagai gejala primer pada penyakit Parkinson
dikenal denganTrias Parkinson yaitu tremor, rigiditas dan bradikinesia.13,14
a. Tremor
Tremor merupakan gejala pertama yang timbul, dimulai dari satu tangan
kemudian diikuti oleh tungkai sisi yang sama. Kemudian sisi yang lain
juga mengalami tremor. Tremor yang terjadi adalah tremor pada saat
istirahat, dengan frekuensi 4-7 gerakan per detik. Tremor akan meningkat
sesuai dengan keadaan emosi dan hilang saat tidur.
b. Rigiditas
Rigiditas disebabkan oleh peningkatan tonus pada otot antagonis dan otot
dyskinesia dan terdapat pada kegagalan inhibisi aktivitas motorneuron
otot dyskinesia dan otot antagonis sewaktu gerakan. Meningkatnya
aktivitas alfamotoneuron pada otot dyskinesia dan otot antagonis
menghasilkan rigiditas yang terdapat pada seluruh luas gerakan dari
ekstremitas yang terlibat.
c. Bradikinesia
Gerakan akinesia menjadi lamban sehingga gerak asosiatif menjadi
berkurang misalnya: sulit bangun dari kursi, sulit mulai berjalan, lamban
mengenakan pakaian atau mengkancingkan baju, lambat mengambil
suatu obyek, bila berbicara gerak bibir dan lidah menjadi lamban.
Bradikinesia menyebabkan berkurangnya ekspresi muka serta mimik dan
gerakan spontan berkurang sehingga wajah mirip topeng, kedipan mata
berkurang, menelan ludah berkurang sehingga ludah keluar dari mulut.
Bradikinesia merupakan hasil akhir dari gangguan integrasi dari impuls
optik sensorik, labirin, propioseptik dan impuls sensorik lainnya di
ganglia basalis. Hal ini mengakibatkan perubahan pada aktivitas refleks
yang mempengaruhi alfa dan gammamotoneuron.
6
Diagnosis penyakit Parkinson berdasarkan klinis dengan ditemukannya
gejala motorik utama antara lain tremor pada waktu istirahat,rigiditas,bradikinesia
dan hilangnya refleks postural.
Kriteria diagnosis yang dipakai di Indonesia adalah kriteria Hughes:10
- Possible dimana terdapat salah satu gejala utama yaitu tremor istirahat,
rigiditas, bradikinesia, kegagalan refleks postural
- Probable dimana bila terdapat kombinasi dua gejala utama (termasuk
kegagalan refleks postural) alternatif lain: tremor istirahat asimetris,
rigiditas asimetris atau bradikinesia asimetris.
- Definite dimana bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua
gejala dengan satu gejala lain yang tidak simetris (tiga tanda kardinal),
atau dua dari tiga tanda tersebut, dengan satu dari ketiga tanda pertama,
asimetris. Bila semua tanda-tanda tidak jelas sebaiknya dilakukan
pemeriksaan ulangan beberapa bulan kemudian.
Berat ringannya penyakit dalam hal ini digunakan stadium klinis
berdasarkan skala Hoehn danYahr yaitu:10
- Stadium 1: Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan,
biasanya terdapat tremor pada satu anggota gerak, gejala yang timbul
dapat dikenali orang terdekat (teman)
- Stadium 2: Terdapat gejala bilateral, terdapat kecacatan minimal, sikap/
cara berjalan terganggu
- Stadium 3: Gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai terganggu
saat berjalan/berdiri, disfungsi umum sedang
- Stadium 4: Terdapat gejala yang berat, masih dapat berjalan hanya untuk
jarak tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri,
tremor dapat berkurang dibandingkan stadium sebelumnya
- Stadium 5: Stadium kakhetik (cachactic stage), kecacatan total, tidak
mampu berdiri dan berjalan walaupun dibantu.
7
2.5 Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari parkinson adalah sindrom ekstrapiramidal.
Disfungsi pada sistem ekstrapiramidal dapat ditandai adanya gangguan tonus otot
(distonia) dan gangguan gerakan involunter (hyperkinesia, hipokinesia, akinesia).
Dua sindroma klinis ini disebabkan oleh penyakit neostriatum (hyperkinesia dan
hipotonia) dan penyakit substansia nigra (hipokinesia dan hipertonia).9
Sindrom hipokinesia hipertonia secara klasik ditemukan paralysis agitans
atau penyakit Parkinson yang ditandai dengan Akinesia, Rigor, Tremor,
Festinating movements (gerakan yang meningkat cepat dan tidak terkontrol),
terutama cara berjalan. Sedangkan sindrom hiperkinesia hipotonia terdiri dari
Atetosis, Korea, Spasmodi tortikolis dan dystonia torsi, Balismus. Kondisi lain
seperti palinfrasia, logokionia, plikinesia.9
2.6 Penatalaksanaan Parkinson
Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif yang berkembang
progresif dan penyebabnya tidak diketahui, oleh karena itu strategi
penatalaksanaannya adalah 1) terapi simptomatik, untuk mempertahankan
independensi pasien, 2) neuroproteksi dan 3) neurorestorasi, keduanya untuk
menghambat progresivitas penyakit Parkinson. Strategi ini ditujukan untuk
mempertahankan kualitas hidup penderita.10,14
8
lingkungan tempat tinggal atau pekerjaan. Dalam pelaksanaan latihan dipakai
bermacam strategi seperti strategi kognitif, strategi gerak, strategi keseimbangan.
Seorang psikolog diperlukan untuk mengkaji fungsi kognitif, kepribadian, status
mental pasien dan keluarganya. Hasilnya digunakan untuk melakukan terapi
rehabilitasi kognitif dan melakukan intervensi psikoterapi.
2.6.2 Terapi farmakologik
a. Obat pengganti dopamin
Levodopa merupakan pengobatan utama untuk penyakit Parkinson. L-
dopa akan diubah menjadi dopamin pada neuron dopaminergik oleh L-aromatik
asam amino dekarboksilase (dopa dekarboksilase). Walaupun demikian, hanya 1-
5% dari L-Dopa memasuki neuron dopaminergik, sisanya mengalami
metabolisme, mengakibatkan efek samping yang luas. Karena mekanisme
feedback, akan terjadi inhibisi pembentukan L-Dopa endogen. Carbidopa dan
benserazide adalah dopa dekarboksilase inhibitor, membantu mencegah
metabolisme L-Dopa sebelum mencapai neuron dopaminergik. Levodopa
mengurangi tremor, kekakuan otot dan memperbaiki gerakan.
b. Agonis Dopamin
Agonis dopamine sepertiBromokriptin (Parlodel), Pergolid (Permax),
Pramipexol (Mirapex), Ropinirol, Kabergolin, Apomorfin dan lisurid dianggap
cukup efektif untuk mengobati gejala Parkinson. Obat ini bekerja dengan
merangsang reseptor dopamin, akan tetapi obat ini juga menyebabkan penurunan
reseptor dopamin secara progresif yang selanjutnya akan menimbulkan
peningkatan gejala Parkinson.
c. Antikolinergik
Obat ini menghambat sistem kolinergik di ganglia basal dan menghambat
aksi neurotransmitter otak yang disebut asetilkolin. Obat ini mampu membantu
mengoreksi keseimbangan antara dopamin dan asetilkolin, sehingga dapat
mengurangi gejala tremor. Ada dua preparat antikolinergik yang banyak
digunakan untuk penyakit Parkinson, yaitu triheksifenidil (artane) dan
benzotropin (congentin). Preparat lainnya yang juga termasuk golongan ini adalah
biperidon (akineton), orphenadrine (disipal) dan procyclidine (kamadrin).
9
d. Penghambat Monoamin oxidase (MAO Inhibitor)
Selegiline (Eldepryl), Rasagaline (Azilect). Inhibitor MAO diduga
berguna pada penyakit Parkinson karena neurotransmisi dopamin dapat
ditingkatkan dengan menghambat monoaminoksidase. Selegiline dapat pula
memperlambat memburuknya sindrom Parkinson, dengan demikian terapi
levodopa dapat ditangguhkan selama beberapa waktu. Berguna untuk
mengendalikan gejala dari penyakit Parkinson yaitu untuk mengaluskan
pergerakan. Selegilin dan rasagilin mengurangi gejala dengan menginhibisi
monoamine oksidase B (MAO-B) sehingga menghambat perusakan dopamin yang
dikeluarkan oleh neuron dopaminergik. Biasa dipakai sebagai kombinasi dengan
gabungan levodopa-carbidopa.
e. Amantadin
Berperan sebagai pengganti 10yskines, tetapi bekerja di bagian lain otak.
Obat ini dulu ditemukan sebagai obat antivirus, selanjutnya diketahui dapat
menghilangkan gejala penyakit Parkinson yaitu menurunkan gejala tremor,
bradikinesia, dan fatigue pada awal penyakit Parkinson dan dapat menghilangkan
diskinesia pada penderita Parkinson lanjut.
g. Neuroproteksi
Terapi neuroprotektif dapat melindungi neuron dari kematian sel yang
diinduksi progresifitas penyakit. Yang sedang dikembangkan sebagai agen
neuroprotektif adalah apoptotic drugs (CEP 1347 and CTCT346), lazaroids,
bioenergetics, antiglutamatergic agents, dan dopamine receptors.
10
Bertujuan untuk memperbaiki atau mengembalikan seperti semula
(neurorestorasi).
Indikasi :
c. Transplantasi
Transplantasi yang berhasil dapat mengurangi gejala penyakit Parkinson
selama 4 tahun kemudian efeknya menurun 4–6 tahun sesudah transplantasi.
Teknik operasi ini sering terbentur bermacam hambatan seperti ketiadaan donor,
kesulitan prosedur baik teknis maupun perizinan.
11
BAB III
LAPORAN KASUS
3.2 Anamnesa
Anamnesa : Allonamnesa Autoanamnesa
Keluhan Utama :
Gemetar pada tangan tangan kanan
12
Mata menjadi jarang berkedip (-)
Air liur yang sering keluar dari mulut tidak ada
Gangguan dalam menulis tidak ada
Keringat menjadi berlebihan tidak ada
Menjadi pelupa tidak ada
BAB dan BAK tidak ada keluhan
Pasien rujukan dari RSUD Kerinci dengan diagnosis Parkinson disease dan
telah mendapat terapi levodopa 2 x 1 tablet dan triheksilfenidil 2 x 1 tablet.
Tidak ada
• Kooperatif : kooperatif
13
• Nadi : 86 x/menit
• Irama : teratur
• Pernafasan : 20 x/menit
• Suhu : 36,7
• SpO2 : 98%
2. STATUS NEUROLOGIKUS
14
A. Tanda Rangsangan Selaput Otak
• Brudzinki I: negatif
• Brudzinki II : negatif
B. Tanda Kernig : negatif Tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial
•Pupil : isokor
: Kanan 3 mm – kiri 3 mm
N I (Olfaktorius)
N II (Opticus)
N III (Okulomotorius)
Kanan Kiri
15
Bola Mata Simetris Simetris
Refleks Cahaya + +
Reflek Akomodasi + +
Reflek Konvergensi + +
N IV (Troklearis)
Kanan Kiri
N VI (Abdusen)
Kanan Kiri
N V (Trigeminus)
16
Kanan Kiri
Motorik
Sensorik
Divisi Opthalmica
Divisi Maksila
Reflek Massester - -
Sensibilitas + +
Divisi Mandibula
Sensibilitas + +
N VII (Fasialis)
Kanan Kiri
17
N VIII (Vestibulokoklearis)
Kanan Kiri
Suara Berisik + +
Memanjang
Memendek
Pendular
Vertikal
Siklikal
N IX (Glosopharingeus)
Kanan Kiri
N X (Vagus)
Kanan Kiri
18
Arkus Faring Simetris Simetris
Menelan + +
Artikulasi + +
N XI ( Acesorius)
Kanan Kiri
19
Pemeriksaan Kordinasi
Ataksia Normal
Disartria Normal
Disgrafi Normal
Supinasi-Pronasi Normal
Respirasi Normal
Duduk Normal
Gerakan Spontan -
Tremor -
Atetosis -
Mioklonik -
Khorea -
20
Eksremitas
Superior Inferior
Pemeriksaan Sensibilitas
Stereognosis Normal
21
Sistem Refleks
Kornea + +
Laring + +
Maseter _ _
Dinding Perut
Atas ++ ++
Tengah ++ ++
Bawah ++ ++
Biceps ++ ++
Triceps ++ ++
APR ++ ++
KPR ++ ++
Lengan
Hoffman-Tromner - -
Tungkai
Babinsky - -
Chaddoks - -
Oppenhem - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Klonus paha
22
Klonus kaki
Fungsi otonom
Miksi : dalam batas normal
Fungsi Luhur
Reflek Memegang -
Reflek -
Palmomental
23
3.4 Diagnosis
- Diagnosis Sekunder :-
Prognosa
3.5 Terapi
Umum/suportif :
Edukasi mengenai perjalan klinis penyakit, tatalaksana, dan
perubahan gaya hidup
Diet yang sehat berupa buah-buahan dan sayur-sayuran
Fisioterapi (latihan regular untuk meringankan ketidaknyamanan
musculoskeletal)
Terapi Khusus :
Carbidopa/Levadopa (25mg/100mg) 3 x 1 tab
Tryhexilphenidil 3 x 2 mg
Vitamin C 2 x 1 tab
Sifrol (pramipexole) 3 x 0,125 mg
24
BAB IV
PEMBAHASAN
25
Pasien juga mengeluhkan kaku pada kedua tangan dan kakinya. Ini
merupakan gejala dari rigiditas. Rigiditas disebabkan oleh peningkatan tonus pada
otot antagonis dan otot dyskinesia dan terdapat pada kegagalan inhibisi aktivitas
motorneuron otot dyskinesia dan otot antagonis sewaktu gerakan. Meningkatnya
aktivitas alfamotoneuron pada otot dyskinesia dan otot antagonis menghasilkan
rigiditas yang terdapat pada seluruh luas gerakan dari ekstremitas yang terlibat.
Pada pemeriksaan fisik umum dan status neurologis didapatkan hasil
dalam batas normal. Pasien ditegakkan diagnosis Parkinson Disease Stage I.
Pasien didiagnosis parkinson karena terdapat kombinasi tiga dari empat gejala
atau dua gejala dengan satu gejala lain yang tidak simetris (tiga tanda kardinal),
atau dua dari tiga tanda tersebut, dengan satu dari ketiga tanda pertama, asimetris
yang mana pada pasien ini berupa tremor, bradikinesia dan rigiditas. Untuk
stadium klinis ditegakkan stadium atau stage I karena gejala dan tanda pada satu
sisi, terdapat gejala yang ringan, biasanya terdapat tremor pada satu anggota
gerak, gejala yang timbul dapat dikenali orang terdekat (teman) yang mana pada
pasien ini adalah anggota gerak kanan.
Tatalaksana yang diberikan pada pasien berupa pemberian levodopa,
trihexipenidil dan pramipexole. Levodopa merupakan pengobatan utama untuk
penyakit Parkinson. L-dopa akan diubah menjadi dopamin pada neuron
dopaminergik oleh L-aromatik asam amino dekarboksilase (dopa dekarboksilase).
Walaupun demikian, hanya 1-5% dari L-Dopa memasuki neuron dopaminergik,
sisanya mengalami metabolisme, mengakibatkan efek samping yang luas. Karena
mekanisme feedback, akan terjadi inhibisi pembentukan L-Dopa endogen.
Carbidopa dan benserazide adalah dopa dekarboksilase inhibitor, membantu
mencegah metabolisme L-Dopa sebelum mencapai neuron dopaminergik.
Levodopa mengurangi tremor, kekakuan otot dan memperbaiki gerakan.
26
Triheksipenidil adalah obat anti kolinergik. Obat ini menghambat sistem
kolinergik di ganglia basal dan menghambat aksi neurotransmitter otak yang
disebut asetilkolin. Obat ini mampu membantu mengoreksi keseimbangan antara
dopamin dan asetilkolin, sehingga dapat mengurangi gejala tremor.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
13. Atlas of Neuroanatomy and Neurophysiology Selections from the Netter
Collection of Medical Illustrations. 2002.
14. Diagnosis and Treatment of Parkinson’s Disease: A Systematic Review of the
Literature. Agency for Healthcare Research and QualityU.S. Department of
Health and Human Services. Available in : www.arhq.gov cited: 2 Agustus
2015
15. Keus SHJ, Hendriks HJM, Bloem BR, Bredero-Cohen AB, Goede CJT,
Haaren M, et all. Clinical Practice Guidelines for Physical Therapy in Patients
with Parkinsons Disease. Royal Dutch Society for Physical Therapy. 2004:
(114) 5-13
16. Martono H., Soetedjo. Gangguan Neurologik Pada Usia Lanjut. Dalam:
Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI: 2010: 419-23.
29