Anda di halaman 1dari 17

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “MAKALAH PENYAKIT PARKINSON”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga “MAKALAH PENYAKIT PARKINSON” dapat
memberikan Manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Samarinda, 01 Oktober 2019   

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................................................1
Daftar Isi................................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................3
C. Tujuan......................................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. Konsep Dasar Penyakit...........................................................................................................4
1. Pengertian............................................................................................................................4
2. Etiologi..................................................................................................................................4
3. Klasifikasi.............................................................................................................................6
4. Patofisiologi..........................................................................................................................6
5. PATWAY.............................................................................................................................7
6. Komplikasi...........................................................................................................................8
7. Gejala Klinik........................................................................................................................8
8. Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil...................................................................................10
9. Penatalaksanaan................................................................................................................10
B. ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................................13
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN..................................................................................13
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN.......................................................................................14
BAB III................................................................................................................................................16
PENUTUP...........................................................................................................................................16
A. KESIMPULAN......................................................................................................................16
B. SARAN...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit parkinson diakui sebagai salah satu gangguan neurologis yang paling umum,
mempengaruhi sekitar 1% dari orang yang lebih tua dari 60 tahun. Insiden dan prevalensi
penyakit Parkinson meningkat dengan usia, dan usia rata-rata onset adalah sekitar 60 tahun.
Onset pada orang yang lebih muda dari 40 tahun relatif jarang.
Banyak bukti menyatakan bahwa disfungsi mitokondria sebagai dasar patogenesis
penyakit parkinson ini yang ditandai dengan gejala motorik utama seperti tremor pada waktu
istirahat, rigiditas, bradikinesia dan hilangnya refleks postural. Standar emas pengobatan
penyakit parkinson adalah levodopa yang dikombinasi dengan carbidopa, inhibitor
dekarboksilase perifer (PDI). Levodopa memberikan manfaat antiparkinson terbesar untuk
tanda-tanda dan gejala motorik, dengan efek samping paling sedikit.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Parkinson?
2. Apa yang menyebakan penyakit Parkinson?
3. Jelaskan klasifikasi dari Parkinson?
4. Jelaskan patofisiologis dari Parkinson?
5. Apakah Komplikasi dari Penyakit Parkinson?
6. Jelaskan tanda gejala penyakit Parkinson?
7. Apa sajakah pemeriksaan pada penyakit Parkinson?
8. Apa sajakah Penatalaksanaan Penyakit Parkinson?
9. Jelaskan diagnose keperawatan pada penyakit Parkinson?

C. Tujuan
1 Menjelakan apa yang dimaksud dengan Parkinson.
2 Menjelaskan apa yang menyebakan penyakit Parkinson.
3 Menjelaskan klasifikasi dari Parkinson.
4 Menjelaskan patofisiologis dari Parkinson.
5 Menjelaskan komplikasi dari Penyakit Parkinson.
6 Menjelaskan tanda gejala penyakit Parkinson.
7 Menjelaskan pemeriksaan pada penyakit Parkinson.
8 Menjelaskan penatalaksanaan Penyakit Parkinson.
9 Menjelaskan diagnose keperawatan pada penyakit Parkinson.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian
Penyakit Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson(Parkinsonismus)
merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan
atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum
(striatal dopamine deficiency).
Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang berkaitan erat
dengan usia. Penyakit ini mempunyai karakteristik terjadinya degenerasi dari neuron
dopaminergik pas substansia nigra pars kompakta, ditambah dengan adanya inklusi intraplasma
yang terdiri dari protein yang disebut dengan Lewy Bodies. Neurodegeneratif pada parkinson
juga terjadi pada daerah otak lain termasuk lokus ceruleus, raphe nuklei, nukleus basalis
Meynert, hipothalamus, korteks cerebri, motor nukelus dari saraf kranial, sistem saraf otonom.
Parkinson adalah suatu penyakit kronis yang diakibatkan oleh kelainan neurologis
progresif yang menyerang pusat otak yang bertanggung jawab terhadap kontrol dan regulasi
gerakan. Terjadi penipisan dopamin dalam substansi nigra dan korpus stratum karena proses
degenerasi. Kondisi ini megakibatkan gejala khas bradikinestesia (melambatnya gerakan),
tremor, dan rigiditas (kekakuan otot).

2. Etiologi
Etiologi Parkinson primer belum diketahui, masih belum diketahui. Terdapat beberapa dugaan, di
antaranya ialah : infeksi oleh virus yang non-konvensional (belum diketahui), reaksi abnormal
terhadap virus yang sudah umum, pemaparan terhadap zat toksik yang belum diketahui, terjadinya
penuaan yang prematur atau dipercepat.Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, dan
Berkurang dopamin tepatnya di substansi nigra. Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan
yang tidak dikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-
gerakan yang tidak disadarinya. Mekanis-me bagaimana kerusakan itu belum jelas benar.

Beberapa hal yang bisa menyebabkan parkinson adalah sebagai berikut:


1. Usia
Insiden meningkat dari 10 per 10.000 penduduk pada usia 50 sampai 200 dari 10.000
penduduk pada usia 80 tahun. Hal ini berkaitan dengan reaksi mikrogilial yang
mempengaruhi kerusakan neuronal, terutama pada substansia nigra, pada penyakit
parkinson.
2. Periode
Fluktuasi jumlah penderita penyakit parkinson tiap periode mungkin berhubungan dengan
hasil pemaparan lingkungan yang episodik, misalnya proses infeksi, industrialisasi ataupun
gaya hidup.
a. Infeksi
Paparan virus influenza intrautero diduga turut menjadi faktor predesposisi
penyakit parkinson melalui kerusakan substansia nigra. Penelitian pada hewan
menunjukkan adanya kerusakan substansia nigra oleh infeksi Nocardia astroides.
b. Diet
Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stress oksidatif, salah satu
mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson. Sebaliknya,kopi
merupakan neuroprotektif.

3. Genetik
Adanya riwayat penyakit parkinson pada keluarga meningakatkan faktor resiko menderita
penyakit parkinson sebesar 8,8 kali pada usia kurang dari 70 tahun dan 2,8 kali pada usia
lebih dari 70 tahun. Meskipun sangat jarang, jika disebabkan oleh keturunan, gejala
parkinsonisme tampak pada usia relatif muda.

4. Faktor Lingkungan
a. Xenobiotik
Berhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat menmbulkan kerusakan
mitokondria
b. Pekerjaan
c. Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan lama
d. Trauma kepala
Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit parkinson, meski peranannya
masih belum jelas benar
e. Stress dan depresi
Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejala motorik.
Depresi dan stress dihubungkan dengan penyakit parkinson karena pada stress dan
depresi terjadi peningkatan turnover katekolamin yang memacu stress oksidatif.
3. Klasifikasi
 Stadium 1: Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan, terdapat gejala yang
mengganggu tetapi belum menimbulkan kecacatan, biasanya terdapat tremor pada satu
anggota gerak, gejala yang timbul dapat dikenali orang terdekat (teman).
 Stadium 2: Terdapat gejala bilateral, terdapat kecacatan minimal, sikap/cara berjalan
terganggu.
 Stadium 3: Gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai terganggu saat berjalan/berdiri,
disfungsi umum sedang.
 Stadium 4: Terdapat gejala yang berat, masih dapat berjalan hanya untuk jarak tertentu,
rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri, tremor dapat berkurang dibandingkan
stadium sebelumnya.
 Stadium 5: Stadium kakhetik (cachactic stage), kecacatan total, tidak mampu berdiri dan
berjalan walaupun dibantu.

4. Patofisiologi
Penyakit parkinson diakibatkan oleh pembusukan dopaminergik neurons di dalam
substansia nigra, bagian dari basal ganglia yang menhasilkan dan menyimpan neurotransmitter
dopamine. Substansi nigra memainkan suatu peran kritis di dalam extrapyramidal sistem motor,
yang mana bertanggung jawab untuk mengendalikan postur dan koordinasi dan pergerakan
volunter.
Basal ganglia menjadi anggota caudate nucleus, putamen, dan globus pallidus. Di
bawah ini adalah strukturdari nucleus yang Lebih kecil, termasuk, nucleus yang subthlamic,
nukleus merah, dan substansia nigra. Secara normal rangsangan basal ganglia mengakibatkan
perbaikan dari aktivitas motor volunter melalui keseimbangan neurotransmitters acetylcolin
dan dopamin.
Dopamine, yang mana diproduksi oleh substansia nigra, diteruskan kepada putamen
dan caudate nucleus dan mempunyai suatu efek yang bersifat mencegah pergerakan.
Acetylcholine, yang mana diproduksi sepanjang seluruh basal ganglia, mempunyai suatu
excitatory yang mempengaruhi pergerakan. Pembusukan substansia nigra mengakibatkan
ketidak seimbangan excitatory acetylcholin dan bersifat mencegah dopamin. Penghabisan
dopamin yang relatif itu mengakibatkan dominasi oleh aktivitas cholinergic, menimbulkan
karakteristik gejala kekakuan otot, tremor, dan bradykinesia (melambatnya gerakan).
5. PATWAY

PATHWAY

Ketidakseimbangan Berkurang dopamin Lesi di ganglio


aktivitas gamma dan di substansi nigra basal dan batang
alfa,  gamma,  dan korpus striatum otak
alfa karena proses
degenerasi

Kelaianan sistem

Motorik

Rigiditas Tremor Bradikinensia Instabilitas postur

(kekakuan sendi)

Kerusakan  Kerusakan Konstipasi


 Kurang perawatan
mobilitas fisik diri komunikasi
verbal
 Perubahan nutrisi
kurang dari  Ketidakefektif
kebutuhan tuhuh an koping
6. Komplikasi
Adapun komplikasi pada penyakit Parkinson ini dapat dilihat dari imobilisasi seperti

a. Pneumonia ( terjadi kelemahan otot ekspirasi dan otot bulbar walaupun ekspresi
kebanyakan merupakan proses pasif , otot otot ekspirasi diperlukan untuk
membersihkan jalan nafas dari secret misalnya dengan cara batuk. Pada penyakit
Parkinson ini terdapat gangguan otot jalan nafas atas serta gangguan batuk sehingga
beresiko tinggi aspirasi dan terjaadi pneumonia.
b. Jika penderita terjatuh dapat menyebabkan kematian.
c. Gangguan okulomotorius (pandangan yang kabur).
d. Depression (Mental yang terguncang karena terdiagnosis penyakit kronis seperti
penyakit Parkinson, sangatlah wajar. Walau begitu, kondisi depresi juga dapat
menyerang penderita penyakit ini, sebagai akibat dari perubahan kimiawi di dalam
otak. Parkinson dapat menimbulkan depresi, akibat perubahan hormon serotonin, yang
mengatur suasana hati.. Disebutkan, setengah dari penderita penyakit Parkinson
mengalami kondisi depresi klinis, pada beberapa titik dalam hidup mereka.)

7. Gejala Klinik
Berikut ini tanda awal penyakit Parkinson: 
1. Hilangnya indera penciuman
Hilangnya bau kerap diikuti dengan hilangnya rasa. Dopamin adalah pengantar kimia yang
membawa sinyal antara otak dan otot dan saraf di seluruh tubuh. Seperti yang memproduksi
dopamin sel mati, indera penciuman menjadi terganggu, dan pesan seperti isyarat bau tidak
sampai.
2. Mengalami sembelit dan problem berkemih
Salah satu tanda awal yang paling umum dari Parkinson--dan yang paling diabaikan karena
ada banyak kemungkinan penyebab--adalah sembelit dan kentut. Ini hasil dari penyakit
Parkinson yang mulai mempengaruhi sistem saraf otonom, yang mengatur aktivitas otot
halus seperti yang bekerja perut dan kandung kemih. Usus dan kandung kemih dapat
menjadi kurang sensitif dan memperlambat proses pencernaan keseluruhan. Salah satu cara
untuk mengenali perbedaan antara sembelit biasa dan sembelit disebabkan oleh Parkinson
adalah bahwa yang terakhir sering disertai dengan perasaan kenyang, bahkan setelah makan
sangat sedikit.
3. Nyeri pada leher
Tanda ini sangat sering terjadi pada wanita, setelah mengeluhkan tremor dan kekakuan.
Nyeri leher ini sifatnya terus berlanjut, tidak seperti kram otot biasa yang hilang setelah satu
atau dua hari. Pada beberapa orang, muncul mati rasa dan kesemutan.
4. Berkeringat secara berlebihan
Ketika Parkinson mempengaruhi sistem saraf otonom, ia kehilangan kemampuannya untuk
mengatur tubuh, yang dapat menyebabkan perubahan pada kulit dan kelenjar keringat.
5. Tremor
Biasanya merupakan gejala pertama pada paralisis agitans. Tremor biasanya bermula disatu
ekstermitas atas dan kemudian melibatkan ekstermitas bawah pada sisi yang sama, beberapa
waktu kemudian sisi lainnya juga terlibat dengan urutan yang serupa. Kepala,bibir dan lidah
sering tidak terlibat, atau terlibat pada stadium penyakit yang lanjut. Frekuensi tremor
parkinson berkisar antara 4-7 gerakan pemenit. Tremor terutama timbul bila penderita dalam
keadaan istirahat dan dapat ditekan untuk sementara bila ekstermitas digerakan. Sering
dapat dihentikan sebentar bila diusahakan.
6. Rigiditas (Kekakuan sendi)
Rigid berarti kaku, pada pasien yang menderita Parkinson maka akan terjadi kekakuan pada
sendi dikarenakan tegangan otot yang tinggi, peningkatan tegangan otot ini dikenal dengan
hipertoni kondisi ini akan menyebabkan sendi-sendi sulit untuk digerakkan karena adanya
hambatan dari otot, kondoisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot-otot yang
mengalami kekakuan.
7. bradikinesia (Gerakan menjadi Lambat)
Bradikinensia otot pernapasan, pita suara, otot faring, lidah dan bibir mengakibatkan
berbicara atau pengucapan kata-kata yang monoton dengan volume kecil, yang khas pada
penyakit parkinson.
Kinesia berarti bergerak, bradi berarti lambat, pada Parkinson akan terjadi perlambatan
gerakan, perlambatan ini meliputi bermacam bentuk seperti berkurangnya ekspresi wajah
sehingga wajah seperti memakai topeng, berkurangnya kedipan pada mata, sulit atau lambat
untuk memulai suatu gerakan (terutama memulai jalan), berjalan kecil-kecil, tulisan tangan
menjadi lambat, kecil dan jelek serta kemampuan koordinasi untuk melakukan suatu
keterampilan dalam aktivitas harian.
8. Hilangnya refleks postural
Keadaan ini disebabkan kegagalan integrasi dari saraf propioseptif dan labirin dan sebagian
kecil impuls dari mata, pada level talamus dan ganglia basalis yang akan mengganggu
kewaspadaan posisi tubuh. Keadaan ini mengakibatkan penderita mudah jatuh. Badan agak
membungkuk langkah kecil kepala sedikit menunduk dan sulit menghentikan langkahnya
sehingga memiliki postur tubuh tertentu dan akan mudah jatuh.
9. Bicara
Rigiditas dan bradikinensia otot pernapasan, pita suara, otot faring, lidah dan bibir
mengakibatkan berbicara atau pengucapan kata-kata yang monoton dengan volume kecil,
yang khas pada penyakit parkinson.
11.Depresi
Sekitar 40% penderita penyakit parkinson terdapat gejala depresi. Hal ini dapat disebabkan
kondisi fisik penderita yang mengakibatkan keadaan yang menyedihkan seperti kehilangan
pekerjaan, kehilangan harga diri dan merasa dikucilkan. Hal ini disebabkan keadaan depresi
yang sifatnya endogen. Secara anatomi keadaan ini dapat dijelaskan bahwa pada penderita
parkinson terjadi degenerasi neuron dopaminergik dan juga terjadi degenerasi neuron
norepineprin yang letaknya tepat dibawah substansia nigra dan degenerasi neuron asetilkolin
yang letaknya diatas substansia nigra.
8. Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil
Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronisyang membutuhkan penanganan secara
holistik meliputi berbagai bidang.
 EEG (biasanya terjadi perlambatan yang progresif)
 CT Scan kepala Penyakit : normal ( dengan riwayat
demensia kronik mungkin tampak atrophy cerebral)
 Rontgen dada : tampak scoliosis
 Rontgen tengkorak : normal
 Elektroccephalography : normal tau menunjukkan
minimum dan/atau disorganisasi (ditandai dengan dementia dan bardikinensia, mungkin
menunjukkan moderat sampai menunjukkan tanda dan difusi disorganisasi)
 Cineradiographic study of swallowing (menelan) :
gambaran abnormal, relaksasi yang tertahan dari otot cricopharingeal

9. Penatalaksanaan
penyakit parkinson bersifat individual dan simtomatik, obat-obatan yang biasa diberikan adalah
untuk pengobatan penyakit atau menggantikan atau meniru dopamin yang akan memperbaiki
tremor, rigiditas, dan slowness. Perawatan pada penderita penyakit parkinson bertujuan untuk
memperlambat dan menghambat perkembangan dari penyakit itu.
Terapi farmakologis

Agen antikolinergik : (triheksifenidil, prosiklidin, dan benzotropin mesilat) efeksif untuk


mengontrol tremor dan kekakuan Parkinson. Obat-obatan ini dapat digunakan dalam kombinasi
dengan levodopa. Agen ini menghilangkan aksi asetilkolin pada sistem saraf pusat. Efek
samping mencakup penglihatan kabur, wajah memerah, ruam pada wajah, konstipasi, retensi
urine, dan kondisi akut..

Antihistamin : Antihistamin mempunyai efek sedative dan antikolinergik pusat ringan, dapat
membantu dalam menghilangkan tremor.(digunakan untuk tambahan dengan anticholinergik;
mungkin digunakan kombinasi dengan obat yang lebih kuat); Diphenhidramine ( Benadryl);
Orphenadrine ( Disipal).

Antiviral : (Amantadine-accidentally ditemukan mempunyai efek antiparkinsonism, tindakan


atau mekanisme tepat adalah kontroversi pokok, efek cenderung untuk berkurang dalam
beberapa bulan, mungkin digunakan kombinasi dengan obat lain; Amantadine HCL
(symmetrel).

Amantadin hidrokhlorida (symmetrel) : agen antivirus yang digunakan pada awal pengobatan
penyakit Parkinson untuk menurunkan kekakuan, tremor, dan bradikinesia. Agen ini
diperkirakan bekerja melalui pelepasan dopamine dari daerah penyimpanan didalam saraf.
Reksi efek samping terdiri atas gangguan psikiatrik (perubahan perasaan hati, konfusi,
halusinasi), muntah, adanya tekanan pada epigastrium, pusing, dan gangguan penglihatan.

Terapi levodopa :Walaupun levodopa bukan untuk pengobatan, saat ini merupakan agen tang
paling efektif untuk pengobatan penyakit Parkinson. Levodopa diubah dari (MD4)-dopa
menjadi dopamine pada basal ganglia. Seperti disebutkan diatas dopamine dengan konsentrasi
normal yang terdapat didalam sel-sel subtansia nigra menjadi hilang pada klien dengan
penyakit Parkinson. Gejala yang hilang juga dapat terjadi akibat  kadar dopamine yang lebih
tinggi akibat pemberian levodopa. obat levodopa, lanjutnya, berfungsi menambah dopamin di
otak. Namun, seiring dengan perjalanan penyakit, kemampuan levodopa tidak sebanding
dengan laju kerusakan otak yang menyebabkan produksi dopamin terus berkurang. Karena itu,
dosis pemberian levodopa perlu terus ditingkatkan

Inhibitor MAO : Eldepril adalah salah satu perkembangan dalam farmakoterapi penyakit
Parkinson. Obat ini menghambat pemecahan dopamine. Sehingga peningkatan jumlah
dopamine tercapai, tidak seperti bentuk terapi lain, agen ini secara nyata memperlambat
kemajuan penyakit.

Antidepresen : Antidepresen trisiklik dapat diberikan untuk mengurangi depresi yang juga
terbiasa terjadi pada penyakit Parkinson.obat ini menghalangi pengambilan kembali dopamine
dan mempunyai kandungan anticholinergic, sering digunakan dikombinasi dengan obat lain);
imipramine (Tofranil); Amitriptyline (Elavil).

Terapi non farmakolois


Meskipin banyak pendekatan yang berbeda saat ini, penatalaksanaan pembedahan terhadap
penyakit Parkinson masih menjadi bahan penelitian dan controversial. Pada beberapa klien
yang cacat tremor atau diskinesia akibat levodopa berat, pembedahan dapat dilakukan.
Walaupun pembedahan dapat mengurangi gejala pada klien tertentu, namun hal ini
menunjukkan adanya perubahan perjalanan penyakit atau perkembangan kearah permanen.
Prosedur pembedahan stereotaktik dapat dilakukan berupa subtalamotomi dan palidotomi.
a. terapi non farmakologis seperti tindakan Deep Brain Stimulation(DBS) yang
merupakan salah satu bentuk dari pembedahan stereotaktik, saat ini telah menjadi
pilihan utama dari prosedur operasi pada Penyakit Parkinson. DBS merupakan teknik
untuk merangsang sel-sel penghasil dopamin di otak agar bekerja optimal kembali
dalam memproduksi zat neurotransmiter itu. Meski efektif, teknik DBS tidak bisa
mengatasi semua kasus parkinson. Kasus parkinson yang sudah mencapai stadium lima
tidak bisa ditangani dengan teknik DBS karena diperkirakan sel-sel penghasil dopamin
dalam otaknya sudah rusak semua. Jadi, tidak ada lagi sel yang bisa dirangsang dengan
DBS untuk memproduksi dopamin.Teknik DBS paling tepat diterapkan pada pasien
parkinson stadium 3-4,
pengobatan parkinson pada stadium awal didahului dengan konsumsi obat levodopa.
Pada stadium awal yang masih unilateral, maka pemberian obat masih efektif. Namun
seiring berjalannya waktu kemampuan levodopa tidak sebanding dengan laju
kerusakan otak yang menyebabkan produksi dopamin terus berkurang. Karena itu,
dosis pemberian levodopa perlu terus ditingkatkan yang malah menimbulkan efek
samping, seperti halusinasi, dan lain lain
b. transplantasi jaringan saraf kedalam basal ganglia dalam upanya membuat pelepasan
kembali dopamine normal. Transplantasi saraf pada medulla adrenal klien kedalam
basal ganglia efektif mengurangi gejala pada sebagian kecil klien. Transplantasi sel-sel
saraf mengunakan jaringan fetus telah dicoba, bagaimanapun prosedur ini masih
diperdebatkan. Penelitian tentang hal ini dan pembedahan lain pendekatan yang tidak
melaui pembedahan lain serta pendekatan yang tidak melalui pembedahan masih terus
dilakukan.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur (lebih sering pada kelompok usia lanjut, pada usia 50an dan
60an), jenis kelamin (lebih banyak pada laki-laki), pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register, dan diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah
gangguan gerakan, kaku otot, tremor, kelemahan otot, dan hilangnya refleks postural.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada anamnesis, sering klien megeluhkan adanya tremor pada salah satu tangan dan lengan,
kemudian kebagian yang lain, dan akhirnya bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral.
Karakteristik tremor dapat berupa lambat, gerakan membalik (pronasi-supinasi) pada lengan
bawah dan telapak tangan, dan gerakan ibu jari terhadap jari-jari seolah-olah memutar sebuah pil
diantara jari-jari. Keadaan ini meningkat bila klien sedang berkonsentrasi atau merasa cemas dan
muncul pada saat klien beristirahat.
Keluhan lainnya pada penyakit meliputi adanya perubahan pada sensasi wajah, sikap tubuh, dan
gaya berjalan. Adanya keluhan rigiditas deserebrasi, berkeringat, kulit berminyak dan sering
menderita dermatitis seboroik, sulit menelan, konstipasi, dan gangguan kemih yang diperberat oleh
obat-obat antikolinergik dan hipertrofi prostat.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian yang dilakukan adalah dengan mengajukan pertanyaan tentang adanya riwayat
hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, anemia, penggunaan obat-obat antikoagulan,
aspirin, vasodilator, dan penggunaan obat-obat antikolinergik dalam jangka waktu lama.
5. Riwayat penyakit keluarga
Walaupun tidak ditemukan adanya hubungan penyakit parkinson dengan sebab genetik yang jelas,
perawat perlu melakukan pengkajian riwayat penyalit pada keluarga. Pengkajian dilakukan dengan
menanyakan apakah ada anggota keluarga terdahulu yang menderita hipertensi dan diabetes
melitus. Hal ini diperlukan untuk melihat adanya komplikasi penyakit lain yang dapat
mempercepat progresifnya penyakit.
6. Riwayat psiko-sosio-spiritual
Apakah klien mengalami dampak yang timbul akibat penyalit seperti ketakutan akan kecacatan,
rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan pandangan
terhadap dirinya yang salah (gangguan citra tubuh).
Adanya perubahan hubungan dan peran disebabkan oleh karena klien mengalami kesulitan untuk
berkomunikasi akibat gangguan berbicara. Pola persepsi dan konsep diri yang ditemukan adalah
klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, dan tidak kooperatif.
Perubahan yang terpenting pada klien dengan penyakit parkinson adalah tanda depresi. Manifestasi
mental muncul dalam bentuk penurunan kognitif, persepsi, dan openuruna memori (ingatan).
Beberapa manifestasi psikiatrik (perubahan kepribadian, psikosis, limensia, konfusi akut)
umumnya terjadi pada lansia.
7. Pemeriksaan Fisik
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-keluhan klien, pemeriksaan fisik
sangat berguna untuk mendukung data yang diperoleh dari pengkajian anamnesis. Pemeriksaan
fisik sebaiknya dilakukan per sistem dan terarah dengan fokus pemeriksaan fisik pada pemeriksaan
sistem persarafan dan dihubungkan dengan keluhan klien.
1. Keadaan umum
Klien dengan penyakit Parkinson umumnya tidak mengalami penurunan kesadaran. Adanya
perubahan pada tanda vital, yaitu bradikardi, hipotensi, dan penurunan frekwensi pernafasan.
a. Sistem respirasi
1) Inspeksi
Ditemukan klien batuk atau mengalami penurunan kemampuan untuk batuk efektif, peningkatan
produksi sputum, sesak nafas, dan penggunaan otot bantu napas.
2) Palpasi
Ditemukan taktil premitus seimbang kanan dan kiri.
3) Perkusi
Ditemukan adanya suara rensonan pada seluruh lapang paru.
4) Auskultasi
Ditemukan bunyi napas tambahan seperti napas berbunyi, stridor, ronkhi pada klien dengan
peningkatan produksi sekret dan kemampuan batuk yang menurun yan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Data Subjektif Data Objektif
Kerusakan mobilisasi fisik Melaporkan ketidakmampuan Tremor, berkurangnya
b.d tremor otot dan kekakuan untuk melakukan aktifitas pergerakan, bradikinensia,
otot, gangguan gaya berjalan harian atau berpartisipasi gangguan gaya berjalan ,
dan bradikinensia dalam ADL, otot menjadi rigiditas.
spasme dan kaku.
Kurang perawatn diri (makan, Melaporkan ketidakmampuan Tremor, berkurangnya
minum, berpakaian, higiene) untuk melakukan aktifitas pergerakan, bradikinensia,
b.d tremor dan gangguan harian atau berpartisipasi gangguan gaya berjalan ,
motorik dalam ADL, otot menjadi rigiditas.
spasme dan kaku.
Perubahan nutrisi kurang dari Melaporkan kesukaran dalam Tersedak, rigiditas pada otot
kebutuhan tubuh b.d tremor menelan dan mengunyah, wajah, kehilangan BB,
dan rigiditas otot pengunyah, nausea dehidrasi, tidak ada selera
dysphagia dan efek samping makan, vomiting
obat.
Potensial injuri b.d gangguan Melaporkan sering terjatuh, Gangguan dalam gaya
gaya berjalan, rigiditas dan kesukaran dalam menjaga berjalan, tremor, rigiditas
tremor otot, kelemahan keseimbangan. otot, kesulitan dalam
kognitif dan hopotensi membuat keputusan, bingung,
orthostatik hipotensi orthostatic.
Tidak efektifnya koping Melaporkan sulit coping Tidak ada selera makan, cepat
individu b.d depresi, disfungsi dengan penyakit marah, insomnia, tidak
akibat perkembangan berminat terhadap aktivitas
penyakit. sosial.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari makalah di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Parkinson adalah suatu
penyakit kronis yang diakibatkan oleh kelainan neurologis progresif yang menyerang pusat
otak yang bertanggung jawab terhadap kontrol dan regulasi gerakan. Terjadi penipisan
dopamin dalam substansi nigra dan korpus stratum karena proses degenerasi. Kondisi ini
megakibatkan gejala khas bradikinestesia (melambatnya gerakan), tremor, dan rigiditas
(kekakuan otot).
Penyebab yang pasti dari penyakit Parkinson (parkinsonism) tidak diketahui. Dalam
banyak kasus, penyebabnya adalah idiopathie. Bagaimanapun, gejala atau parkinsonism
sekunder berhubungan dengan berbagai gangguan pada sistem saraf seperti bahan beracun,
tumor otak di dalam basal ganglia, trauma cerebral, infeksi/peradangan, pengapuran
pembuluh darah cerebral, dan induksi obat.

B. SARAN
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna, hal ini karena keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan kami oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun daripara pembaca.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita.
DAFTAR PUSTAKA

Kemp Charles. 2010: Klien Sakit Sterminal Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Prince & Wilson Lorraine M. 2005: Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai