Disusun Oleh :
NIM : D3A2022.047
Prodi : D3 Keperawatan
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan
makalah asuhan keperawatan parkinson.
Dengan adanya penulisan makalah ini, maka harapan penulis makalah yang
membahas tentang askep parkinson ini dapat bermanfaat bagi pembaca juga
terlebih dapat menjadi sarana bagi penunjang pembelajaran.
Makalah ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan dari banyak pihak. Untuk
itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. E. Dwi Ningsih, M.M., selaku KETUA STIKES PANTI KOSALA
2. Bp Darmanto, S.S., M.M. Selaku pembimbing makalah ini yang telah memberi
bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
3. Para dosen dan staff Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Kosala Surakarta
yang sudah membantu dalam proses penulisan makalah.
4. Kepada teman-teman dan keluarga yang telah memberi semangat dan motivasi
kepada penulis.
Penulis menyadari makalah ini tidak lepas dari kesalahan maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat dan bersifat membangun, semoga
Tuhan Yang Maha Esa memberikan Karunia-Nya kepada kita sehingga makalah ini
bisa bermanfaat bagi pembaca akhirnya penulis mengucapkan terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit Parkinson (paralisis agitans) atau sindrom parkinson
(Parkinsonismus) merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada
ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamin dari
substansia nigra ke globus palidus/neostrtatum (striatal dopamine deficiency).
Penyakit Parkinson dijumpai pada segala bangsa, dan satu sampai lima di
antara seribu penduduk menderita penyakit ini. Kebanyakan para penderita mulai
dilanda penyakit ini pada usia antara 40-60 tahun, dengan perbandingan laki-laki
dan wanita 5 : 4. Faktor genetik mungkin mempunyai peranan penting pada
beberapa keluarga, khususnya bila terdapat pada usia di bawah 40 tahun
(Parkinsonismus Juvenills).
Meskipun telah dikemukakan sejak tahun 1817 oleh James Parkinson dalam
tulisannya yang berupa buku kecil berjudul An Essay on the Shaking Palsy,
namun penelitian mengenai penyakit ini terus berlangsung sampai saat ini. James
Parkinson sendiri menggunakan istilah paralists agitans atau shaking palsy, dan
baru pada tahun 1887 dinamakan penyaklt Parkinson oleh Jean Martin Charcot.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Parkinson?
2. Apa saja klasifikasi Parkinson?
3. Apa saja etiologi Parkinson?
4. Bagaimana patofisiologi Parkinson!
5. Bagaimana tanda dan gejala Parkinson!
6. Apa saja pathway Parkinson?
7. Apa penyebab komplikasi pada Parkinson?
8. Bagaimana cara pemeriksaan penunjang pada Parkinson!
9. Bagaimana cara penatalaksanaan Parkinson!
10. Bagaiman cara asuhan keperawatan Parkinson!
Tujuan
1. Memahami pengertian Parkinson
2. Memahami klasifikasi Parkinson
3. Memahami etiologi Parkinson
4. Memahami patofisiologi Parkinson
5. Memahami tanda dan gejala Parkinson
6. Memahami pathway Parkinson
1
1
A. Pengertian
Penyakit Parkinson adalah bagian dari Parkinsonisme yang secara patologi
ditandai oleh degenerasi ganglia basalis terutama di substansia nigra
parscompacta (SNC) yang disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinoflik (Leuy
bodies).
Parkinsonisme adalah suatu sindroma yang ditandai oleh tremor saat istirahat,
rigiditas, bradikinesia dan hilangnya refleks postural akibat penurunan kadar
dopamin dengan berbagai macam sebab (Harsono, 2015).
Klasifikasi
1. Parkinsonismus primer atau idiopatik (penyakit Parkinson/paralisi sagitans) :
a. Bentuk yang sering dijumpai, namun kausanya sampai sekarang belum
Jelas.
b. Pada waktu belakangan ini timbul teori baru, yaitu peranan MPTP (1 methyl,
4 phenyl, 12,3,6 tetrahydropyridine) yang dapat menimbulkan penyaklt
Parkinson (Parkinsonismus MPTP). Berdasarkan teori baru ini kemudian
dikembangkan beberapa obat baru, misalnya selegiline/(-) deprenyl,
lysuride, pergolide,dll.
2. Parkinsonismus sekunder atau simtomatik :
a. Pasca-ensefalitis virus (khususnya ensefalitis von Economo).
b. Pasca infeksi lain, misalnya sifilis meningovaskular, tuberkulosis.
c. Iatrogenik atau terinduksi obat (drug induced), misalnya karena obat-obat
golongan fenotiazin, reserpin, tetrabenazin.
d. Toksik, misalnya karena intoksikasi karbon monoksida, karbon disulfida,
mangan.
e. Lain-lain, misalnya karena perdarahan serebral petekial pasca trauma yang
berulang-ulang pada petinju, infark lakunar. tumor serebri, hipoparatiroidi,
kalsifikasi.
3. Sindrom paraparkinson (Parkinson's plus):
a. Sindrom Shy-Drager
b. Sindrom Steele-Richardson-Olszewski (progressive supranuclear palsy)
c. Penyakit Wilson (degenerasi hepato-lentikularis)
d. Degenerasi striatonigral
e. Atrofi palidal (Parkinsonismus juvenilis)
f. Penyakit Creutzfeldt-Jakob
1
1
g. Penyakit Hallervorden-Spatz
h. Hidrosefalus normotenslf
i. Kompleks demensla Parkinsonisme Guam (Parkinsonian dementia complex
of Guam).
Etiologi
Menurut Munir (2015, 346-347), penyebab Parkinson tidak diketahui. Diduga
kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan. Mutasi gen sudah diidentifikasi
pada onset awal dan kasus yang berhubungan dengan keluarga. Faktor
lingkungan berhubungan penggunaan pestisida, paparan herbisida dan
kedekatan dengan tanaman industrI serta tambang. Merokok dan konsumsi
kafein berkorelasi terbalik dengan resiko penyakit Parkinson.
Patofisiologi
Menurut Munir (2015 : 347),penyakit Parkinson terjadi karena hilangnya
inervasi dopamine dari basal ganglia. Terdapat 2 temuan neuropatologis mayor
pada penyakit Parkinson :
substantia nigra pars kompakta bertanggung jawab atas kelainan motorik yang
merupakan manifestasi klinik penyakit ini. Bukti menunjukkan bahwa kematian
neuron dopaminergik memulai dekade sebelum onset penyakit, ketika kerusakan
mencapai sekitar 70% - 80% dari total, gejala motorik mulai tampak Terdapat 2
jalur pada basal ganglia yaitu: jalur direk dan indirek. Jalur direk adalah jalur
striatal langsung berhubungan dengan globus palidus internus (Gpi), sedangkan
jalur inderek jalur striatal melalui globus palidus eksternus (Gpe) dan sub talamus
nucleus (STN). Jalur direk dan indrek ini memiliki efek yang berlawanan pada
neuron-neoron Gpi dan subatansiaa nigra retikulan (SNr).
Jalur direk motorik neuron eksitatorik dari korteks serebri bersinaps pada
neuron putamen yang akan memberikan proyeksi inhibisi pada Gpi dan SNr.
Gpi/SNr mengirimkan inhibisi pada talamus. Aktivasi pada jalur direk ini akan
menyebabkan terjadinya peningkatan jalur talamokortikal tereksitasi dan
meningkatkan aktivitas korteks motorik.
Jalur indirek barasal dari eksitasi akson korteks serebri bersinaps pada neuron
putaminal. Neuron ini mengirimkan proyeksi inhibisi pada Gpe. Gpe kemudian
mengirimkan proyeksi inhibisi menuju STN. Efek langsung proyeksi Ini adalah
disinhibisi STN yang akan menyebabkan proyeksi eksitasi STN menuju Gpi.
Aktivitas jalur indirek ini akan menghambat jalur talamokortikal sehingga efek dari
jalur Indirek Ini inhibisi kortikal. Jalur striatom juga menerima Input eferen yang
kuat dari substansia nigra pars compacta (SNc). Proyeksi dari SNc berperanan
dalam mengatur aktivitas striatom dan mengatur pula aktifitas jalur direk dan
indirek sehingga jalur ini selalu berada dalam keadaan seimbang sehingga
sehingga dihasilakan gerakan yang terkoordinasi. Bila keseimbangan jalur ini
terganggu akan menyebabkan gangguan gerak hypokinetic movement disorder
(penyakit Parkinson) dan hyperkinetic movement disorders (dhorea, tremor,
myodonus dan tics ).
Tanda Gejala
Gejala-gejala klinis utama yang disebut sebagai gejala primer juga dikenal
sebagai Trias Parkinson, yaitu tremor, rigiditas dan akinesia.
1. Tremor saat istirahat
3
Tremor halus, frekuensi 4-7 gerakanper detik dan terutama timbul pada
keadaan istirahat dan berkurang bila ekstremitas digerakan. Tremor akan
bertambah pada keadaan emosi dan hilang pada waktu tidur.
2. Rigiditas
Awalnya terbatas pada 1 ekstrimitas atas dan hanya terdeteksi pada gerakan
pasif. Rigiditas disebabkan karena meningkatnya aktivitas motor neutron alfa.
3. Bradikinesia
Gerakan volunter mejadi lambat dan sulit memulai suatu gerakan, muka
topeng, bicara menjadi lambat, monoton dan volume suara berkurang
(hypofonia), langkah-langkah kecil (festination/march a petit pas).
4. Hilangnya refleks postural
Penderita gampang terjatuh karena refleks postural berkurang atau hilang.
4
Pathway
Faktor predisposisi lesi dan di substansia nigra: Usia dan aneriosklerotis, post-ensefalitis induksi obat dan keracunan logam bera
Impuls globus palidus ini tidak melakukan inhibisi terhadap korteks piramidalis dan ekstrapiramidalis
Kerusakan kontrol gerakan volunter yang memiliki ketangkasan sesuai dan gerakan otomatis
Aliran darah selebral regional menurun Gangguan Manifestasi otonom Gangguan Tremor ritmik bradikinesia
S. III S. VIII
Berkeringat, kulit berminyak, sering dematitis, rasa lelah berlebihan dan otot terasa nyeri, hipotensi postural, penurunan kemampuan batuk efekt
Gangguan konstraksi otot-otot bola mata Rigiditas deserebrasi
Manifestasi psikiatrik Perubahan wajah dan sikap tubuh
Perubahan kepribadian, psikolosis, demensia dan konfusi akut Perubahan gaya berjalan, kekakuan dalam beraktivitas
Gangguan citra diri
Gangguan konvergensi
PandanganRisiko
kaburtinggi kebersihan jalan nafas tidak efektif,
Kognitif ↓ Hambatan mobilitas fisik
Risiko penurunan perfusi perifer,
Persepsi ↓
Nyeri otot,
Akut ↓
Gangguan pemenuhan ADL
Perubahan persepsi sensorik visual
Penurunan aktivitas fisik umum
Kerusakan komunikasi verbal,
Perubahan proses pikir,
Koping individu tidak efektif
Risiko konstipasi
Komplikasi
Komplikasi berikut berkaitan dengan penyakit Parkinson:
1. Krisis okulogirus,ketika mata menjadi fiksasi dengan tatapan lateral dan ke
atas.
2. Paranoia dan halusinasi,yang dapat menyertai de-mensia.
3. Hambatan komunikasi akibat perubahan bicara,menulis dengan tangan,dan
kemampuan ekspresi.
4. Jatuh akibat perubahan keseimbangan,postur,dan motorik.
5. Infeksi,seperti pneumonia,yang berhubungan dengan imobilitas.
6. Malnutrisi yang berkaitan dengan disfagia dan ketidakmampuan
menyiapkan makan.
7. Gangguan pola tidur yang disebabkan oleh kehilangan dopamin. Efek
samping L-dopa (mimpi buruk,mimpi), atau efek samping antikolinergik
(hiperrefleksia, kedutan otot),dan depresi.
8. Kerusakan kulit dan ulkus dekubitus yang berhu. bungan dengan
inkontinensia urine,malnutrisi,dan perubahan refleks keringat.
9. Depresi dan isolasi sosial.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah teknik pencitraan otak,
dibagi menjadi 2 yaitu :
1. EEG dilakukan untuk mengetahui progresifitas perlambatan.
2. Ct-Scan kepala dilakukan untuk mengetahui atropi kortikal difus , sulki melebar,
dan hidrosefalue eks vakuo.
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Sasaran tindakan adalah untuk meningkatkan transmisi dopamin.Terapi
obat-obatan mencakup antihistamin, antikolinergik, amantidin, levodopa
Anhibitor monoamin oksidasi (MAO), dan antidepresi. Beberapa obat-obat ini
menyebabkan efek samping psikiatrik pada lansia meliputi:
a. Antihistamin.
Antihistamin mempunyai efek sedatif dan antikolinergik pusat ringan, dapat
membantu dalam menghilangkan tremor.
b. Terapi Antikolinergik
Agen antikolinergik (triheksifenidil, prosiklidin, dan benzotropin, mesilat)
etektif untuk mengontrol tremor dan kekakuan Parkinson Obat-obatan ini
dapat digunakan dalam kombinasi dengan levodopa, Agen ini
6
Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Pengumpulan data subjektif dan objektif pada khen dengan gangguan
sistem persarafan meliputi anamnesis riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan diagnostik, dan pengkajian psikososial.
a. Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur (lebih sering pada kelompok usia lanjut,
pada usia 50-an dan 60-an), jenis kelamin (lebih banyak pada laki-laki),
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam
masuk rumah sakit, nomor register, diagnosis medis. Keluhan utama yang
sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah
gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan
hilangnya refleks postural.
1) Riwayat Penyakit Saat Ini
Pada anamnesis, sering klien mengeluhkan adanya tremor pada salah
Saty tangan dan lengan, kemudian ke bagian yang lain, dan akhirnya
bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral.Karakteristik tremor
dapat berupa lambat.gerakan membalik (pronasi-supinasi) pada lengan
bawah dan telapak tangan, dan gerakan ibu jari terhadap jari-jari seolah-
olah memutar sebuah pil di antarg jari-jari. Keadaan ini meningkat bila
klien sedang berkonsentrasi atau merasa cemas dan muncul pada saat
klien istirahat.
Keluhan lainnya pada penyakit meliputi adanya perubahan pada sensasi
wajah, sikap tubuh, dan gaya berjalan. Adanya keluhan rigiditas
deserebrasi, berkeringat, kulit berminyak dan sering menderita dermatitis
seboroik, sulit menelan, konstipasi, dan gangguan kandung kemih yang
diperberat oleh obat-obat antikolinergik dan hipertrofi prostat.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
8
1) B1 (BREATHING)
2) B2 BLOOD)
3) B3 (BRAIN)
b. Tingkat kesadaran
10
Saraf III, IV, dan VL. Gangguan saraf okulomotorius: sewaktu melakukan
konvergensi penglihatan menjadi kabur karena tidak mampu
mempertahankan kontraksi otot-otot bola mata.
Saraf VIII. Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi yang berhubungan
dengan proses semilis dan penurunan aliran darah regional.
Saraf XII. Lidah simetris, tidak ditemukan deviasi pada satu sisi dan tidak
ada fasikulasi. Indra pengecapan normal.
d. Sistem motorik
1) Inspeksi umum, ditemukan perubahan pada gaya berjalan, tremor
secara umum pada seluruh otot, dan kaku pada seluruh gerakan. Klien
sering mengalami rigiditas deserebrasi.
2) Tonus otot, ditemukan meningkat.
3) Keseimbangan dan koordinasi, ditemukan mengalami gangguan karena
adanya kelemahan otot, kelelahan, perubahan pada gaya berjalan,
tremor secara umum pada seluruh otot, dan kaku pada seluruh gerakan.
e. Pemeriksaan refleks
f. Sistem sensorik
1) B4 (BLADDER)
Penurunan refleks kandung kemih perifer dihubungkan dengan disfungsi
kognit! dan persepsi klien secara umum, Klien mungkin mengalami
inkontinensia urine, ketidakmampuan mengomunikasikan kebutuhan, dan
ketidakmampuan untuk enggunakan urinal karena kerusakan kontrol
motorik dan postural. Selama perinde in, dilakukan kateterisasi intermiten
dengan teknik steril.
2) B6 (BOWEL)
3) B6 (BONE)
3. Pemeriksaan Diagnostik
4. Diagnosa Keperawatan
12
f. Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan depresi dan disfungsi
karena perkembangan penyakit.
5. Rencana Intervensi
Diagnosa 1
c. Indikator :
d. Intervensi :
Diagnosa 2
B. Kesimpulan
Penyakit Parkinson merupakan suatu penyakit karena gangguan
pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman
dopamin dari substansia nigra ke globus palidus. Sedangkan sindrom
Parkinson adalah penyakit yang menyerupai penyakit Parkinson, namun
memiliki etiologi tertentu yang sebagian atau seluruhnya sudah diketahui.
Semua jenis Parkinsonismus atau sindrom Parkinson yang gejala
utamanya terdiri atas tremor-rigiditas-akinesia/bradikinesia dapat diobati
sesuai dengan terapi penyakit Parkinson, di samping terapi kausatif sesuai
dengan diagnosis.
C. Saran
Orang yang menderita parkinson ini harus segera dilakukan
pengobatan baik dengan terapi obat kimia atau herbal. Selain itu juga harus
memperhatikan etiologi seperti ras genetik, toksin usia, serta gejala yang
muncul seperti tremor, ketidakseimbangan daya tahan tubuh oleh karena iti
dijaga keadaan tubuh kita dalam memenuhi gizi yang cukup
1
2
DAFTAR PUSTAKA
Bahrudin, Moch. 2017. Neurologi Klinis. UMM. Malang. Diakses pada 23 Maet 2022.
https://books.google.co.id/books?
id=NkBjDwAAQBAJ&pg=PA98&dq=parkinson+adalah&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiP
w7kp9r2AhXr7HMBHRofD0oQ6AF6BAgHEAM#=onepage&q=parkinson
%20adalah&f=false.
Harsono. 2015. Kapita Selekta Neurologi. UGM. Yogyakarta. Diakses pada tanggal 23 Maret
2022.
Muttaqin . 2011. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Salemba
Medika. Jakarta. Diakses pada 23 Maret 2022.
Munir. 2015. Neurologi Dasar. CV Sagung Seta. Jakarta. Diases pada 23 Maret 2022.