DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK 9
AnggotaKelompok:
Ariska
Sofia Zahrina
Zulfahmi
Kelompok IX
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan....................................................................... 3
BAB IITINJAUANTEORITIS
A. Pengertian.................................................................................. 4
B. Etiologi......................................................................................
C. Manifestasiklinis.......................................................................
D. patofisiologis.............................................................................
E. Komplikasi................................................................................
F. Penatalaksaan............................................................................
BAB IVPENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 15
B. Saran.......................................................................................... 15
DAFTARPUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyakit Parkinson merupakan suatu syndrom yang memiliki tanda dan gejala utama
yang khas denganresting-tremor ritmik, bradikinesia, kekakuan otot, dan hilangnya refleks-refleks
postural. Penyakit Parkinson dapat menyerang penduduk dari berbagai etnis dan status sosial
ekonomi. Penyakit Parkinson paling banyak dialami pada usia lanjut yang berkisar antara usia 40-
70 tahun (PERDOSSI, 2008). Insiden lebih tinggi pada laki-laki, ras kulit putih dan didaerah
industry tertentu, insidensi terendah terdapat pada populasi Asia dan kulit hitam Afrika. Faktor
lingkungan memiliki peranan penting dalam menimbulkan penyakit ini (Sharma, 2008).
Walau penyebabnya belum diketahui atau bersifat idiopatik, gejala-gejala yang mungkin
muncul pada penyakit ini merupakan akibat dari degenerasi sel dopaminergik atau sel syaraf pada
substansia nigra, yang berfungsi mengatur gerakan tubuh.Sehingga penyakit ini tidak dapat
disembuhkan, hanya bisa dikendalikan gejalanya. Penyakit ini bersifat menahun dan berlangsung
progresif atau dengan kata lain semakin lama akan memburuk. Tingginya pervalasi parkinson di
Indonesia dan kemungkinan masalah yang akan dialami pasien sangat penting untuk diketahui.
Ditambah dengan ketidaktahuan masyarakat tentang pankinson dan penanganaan penyakit yang
tidak tepat dari tim medis juga dapat memperburuk kondisi yang di alami pasien. Maka dari itu
sangat penting untuk mengetahui bagaimana pendekatan proses keperawatan yang tepat pada
pasien Parkinson.
B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan paper ini adalah mahasiswa mampu mengetahui prosess
keperawatan pada pasien Parkinson secara umum, antara lain:
1. Mampu menjelaskan kembali pengertian dari penyakit Parkinson
2. Mampu menjelaskan kembali etiologi dari penyakit Parkinson
3. Mampu menjelaskan kembali tanda dan gejala dari penyakit Parkinson
4. Mampu menjelaskan kembali proses keperawatan yang tepat pada pasien Parkinson
BAB II
PENDAHULUAN
1. Pengertian
Penyakit parkinson (paralysis agitans) juga merupakan gangguan
neurodegeneratif yang berhubungan dengan penurunan mobilitas disebabkan oleh
berkurangnya dopamin dan sentral nervus sistem saraf pusat (In Koo Chun et all, 2011).
Penyakit parkinson merupakan gangguan neurodegeneratif terbanyak ke-dua yang
diderita manusia setelah penyakit Alzheimer (Iskandar, 2002)
2. Epedemiologi
Studi dari penyakit Parkinson telah menyimpulkan bahwa faktor genetik tidak
memainkan peran penting dalam kasus mereka dengan onset dimulai diatas usia 50;
Namun, faktor genetik mungkin di tempat kerja dalam kasus onset awal. Sementara
penelitian genetik, menghubungkan mutasi pada alpha-synuclein dan parkin-gen untuk
penyakit parkinson, hanya sekitar 1% dari kasus yang jelas genetic (Schapira, 2006;
Tenner et all., 1999). Penyakit Parkinson paling banyak dialami pada usia lanjut yang
berkisar antara usia 40-70 tahun, rata-rata pada usia 58-62 tahun dan sekitar 5% muncul
pada usia dibawah 40 tahun (PERDOSSI, 2008). Insiden lebih tinggi pada laki-laki, ras
kulit putih dan didaerah industry tertentu, insidensi terendah terdapat pada populasi Asia
dan kulit hitam Afrika. Faktor lingkungan memiliki peranan penting dalam menimbulkan
penyakit ini (Sharma, 2008).
3. Etiologi
Penyakit Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel saraf di bagian otak yang
meproduksi dopamine yang berfungsi mengontrol dan mengkoordinasikan gerakan
tubuh. Penyebab rusaknya sel-sel saraf penghasil dopamine ini belum diketahui jelas
penyebabnya atau idiopatik. Beberapa faktor yang berperan antara lain :
a. Genetik : Jarang terjadi kecuali pada kasus dalam keluarga sebagai akibat dari gen
yang
4. Klasifikasi
Penyakit parkinson dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan (Hoehn dan Yahr 1967)
yaitu:
Tanda dan gejala primer dan gejala sekunder dan otonom juga dapat terjadi.
a. Gejala Primer
Gejala primer ini terdiri dari 4 gejala utama atau biasa disebut TRAP (Tremor,
Rigidity, Akinesia/Bradykinesia, Postural Instability).
1. Tremor : Pada pasien Parkinson gejala yang paling khas terjadi adalah tremor istirahat
(Rest Tremor). Tremor biasanya hadir hanya pada satu sisi tubuh dalam tahap awal
parkinson, tetapi dapat menyebar ke sisi lain sebagai penyakit berkembang. A “pil-
bergulir” tremor sangat karakteristik dan muncul meskipun seseorang bergulir pil antara
ibu jari dan telunjuk. (National Institute of Neurological Disorders and Stroke [NINDS],
2006).
2. Kekakuan Otot atau Rigidity : dapat dirasakan di seluruh rentang saat melakukan
gerakan. Biasanya, kekakuan Parkinson ditandai sebagai hipertonisitas otot yang
mengakibatkan kekakuan gerak dan sering dikaitkan dengan nyeri (aching) dan
ketidaknyamanan (Nutt & Wooten, 2005).
3. Pergerakkan melambat atau Akinesia/Bradykinesia : Mengacu pada lambatnya
gerakan, hal ini sering terjadi yang paling menonjol dan melumpuhkan gejala,
menyebabkan kesulitan dalam berjalan, saat mengubah posisi, berbicara dan menelan
(NINDS, 2006).
4. Postural Instability: Hilangnya refleks postural mengacu pada kesulitan balancing yang
dihasilkan dari berkurangnya refleks yang memungkinkan seseorang untuk menjaga
keseimbangan (NINDS, 2006). Pasien akan mengalami kesulitan tinggal seimbang dan
bahkan dapat jatuh ketika mengubah posisi.
b. Gejala Sekunder
Gejala sekunder sering terjadi dari kombinasi gejala primer.
1. Hipomimia : penurunan ekspresi wajah (masked face) yang dihasilkan dari
gangguang
penurunan gerak dari otot-otot organ bicara terhadap ransangan dari saraf pusat.
3. Hipoponia : Suara tidak jelas (teredam), yang dihasilkan dari kurangnya
koordinasi dalam otot vokal. Sama dengan otot-otot yang digunakan
untuk menelan menjadi
kaku, menyebabkan disfagia.
4. Micrographia : Tulisan tangan mengecil, hasil dari kekakuan dan bradikinesia
di
6. Komplikasi
1. Cedera Akibat Jatuh : Pasien mengalami gangguan mobilitas, rigiditas
dsb, sehingga sangat beresiko untuk jatuh dan akhirnya menimbulkan
cedera yang cukup serius.
2. Aspirasi Makanan (Tersedak): Kemampuan menelan menurun, sehingga
jika
diberikan makanan dalam bentuk padat perlu pengawasan ekstra karena beresiko .
3. Infeksi Saluran Kemih: Pasien Parkinson mengalami inkontinensia (tidak
bisa mengontrol kandung kemih) sehingga kencing tidak bisa dikontrol,
oleh sebab itu
diperlukan kateter untuk membantu pengeluaran kemih yang terkontrol.
4. Kerusakan Kulit : kulit yang lembab dan berkeringat, ditambah dengan
gerakan yang kaku yang dapat menimbulkan luka goresan dan juga
mudah diinfeksi bakteri
karena medianya yang lembab.
5. Dimensia: Demensia merupakan keadaan ketika seseorang mengalami
penurunan dayaingat dan daya pikir lain yang secara nyata mengganggu
aktivitas kehidupan sehari-hari (Nugroho, 2008).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesa
A. Data Biografi
Nama, usia (Lebih sering pada usia lanjut, pada rentang usia 50-60 tahun), alamat,
jenis kelamin (laki-laki lebih beresiko terkena penyakit Parkinson daripada
perempuan), status perkawinan, pekerjaan, agama, suku
bangsa (ras kulit hitam jarang terkena penyakit Parkinson.).
B. Riwaya Kesehatan
a Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama yang sering dirasakan yaitu gangguan gerakan, kaku
otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot dan hilangnya refleks
postural.
b Riwayat Penyakit Sekarang
Metode mengkaji riwayat kesehatan pasien, dapat dikaji menggunakan
PQRST :
P (Palliative/Provocative) : Apa yang menyebabkan timbulnya gejala? Apa faktor
Jantung, Anemia.
b. Riwayat Kecelakaan dan cedera : yang dapat menyebabkan trauma pada
pemeriksaan
oftalmuskopi.
III Okulomotoris Motori Gerak mata Kaji enam gerakan okular
k ekraokular (EOM); dan reaksi pupil.
Gerakan sfingter
pupil; gerakan
otot siliaris lensa.
IV Troklearis Motori EOM, Kaji gerakan okular.
k
khususnya
menggerakan bola
mata ke bawah dan
lateral.
V Trigemin
us Sensorik Sensasi kornea, kulit Saat pasien melihat keatas,
Cabang wajah, dan mukosa sentuh bagian samping
Oftalmik nasal. sklera mata untuk
menimbulkan refleks
kedip. Untuk menguju
sensasi ringan, meminta
pasien menutup mata,
sapukan kapas yang
digulung kecil pada dahi
pasien dan sinus paranasal.
Untuk menguji sensasi
Sensorik Sensasi kulit wajah dalam, gunakan sisi tumpul
Cabang dan rongga oral dan tajam peniti pada area
Maksilar anterior (lidah dan yang sama.
is gigi).
Kaji sensasi kulit seperti
mengkaji cabang oftalmik
di atas.
Cabang Motori
Otot
Mandibu k dan Minta pasien untuk
la Sensori
mengunyah; sensasi mengatupkan gigi dengan
k kencang.
kulit wajah.
VI Abdusens Motori EOM; Kaji arah pandangan.
k
menggerakan
bola mata ke
samping.
VII Fasialis Motorik Ekskresi wajah; Minta pasien untuk
dan indra tersenyum,
perasa (dua per mengangkat alis mata,
tiga
Sensorik lidah anteriol). mengerutkan dahi,
mengembungkan pipi,
menutup mata dengan kuat.
Minta pasien untuk
mengidentifikasi berbagai
contoh makanan yang
ditempatkan pada ujung dan
sisi lidah : gula (manis),
garam (asin), jus lemon
(asam), kina
(pahit) : identifikasi area
rasa.
VIII Auditorius
Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan mobilitas fisik yang b.d kekakuan bradikinesia, ketidakseimbangan postur
ekspresi wajah.
3. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neuromuskular,
Intervensi Keperawatan
Berikut ini merupakan penatalaksanaan pasien Parkinson, baik dari aspek farrmakologi dan
non-farmakologi.
A. Farmakologi
A. Non-Farmakologi
1. Latihan
Pendidikan kesehatan yang dapat diberikan mengenai: Penyebab dan gejala penyakit,
Aktiftas self-care, Latihan motorik, Pengobatan, Nutrisi, Kemampuan komunikasi,
Dukungan psikososisal.
6. Pembedahan
Thalamotomy memblokir aktivitas otak yang abnormal dari mencapai otot dan
menyebabkan tremor. Diperkirakan bahwa aktivitas otak yang abnormal yang
menyebabkan tremor diproses melalui thalamus. Diberikan stimulus stereotactic
elektrik untuk menghancurkan bagian thalamus tertentu untuk mengurangi
tremor.
b. Pallidotomy
Tujuan dari tindakan ini adalah untuk memutuskan rantai saraf yang membuat
adanya tremor, kekakuan otot, bradikinesia, dan meningkatkan fungsi motorik
dan ADL dari pasien Prosedur ini hanya bisa dilakukan pada salah satu bagian
otak saja, bila terjadi gangguan bilateral dianjurkan untuk ada interval 6 bulan
baru bisa melakukan tindakan yang sama.
c. Neural Transplantation
Transplantasi dilakukan dari sel neural, dari sel fetal, atau dari sum-sum tulang
belakang untuk mengganti sel-sel sub. Nigra.
e. Deep Brain Stimulation (DBS)
Penanaman suatu alat yang berfungsi untuk memblok jalan saraf yang berhubungan
dengan tremor pada parkinson. Generator ditanam dibawah pada klavikula
(subkutan) dan dihubungkan dengan elektroda sebagai stimulator ditanamkan di
dalam otak (talamus).
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
In Koo Chun et all. 2011. “Design & Evaluation of Levodopa Methyl Ester Intranasal
Delivery System”. Korea: Jurnal of Parkinson’s Disease.
Katzung, Betram G. 2013. Farmakologi Dasar & Klinik / Editor, Betram G. Katzung, Susan
Muttaqin, Arif. 2011. Asuhan keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Schapira, Anthony et. all. 2014. Movement Disorder, Vol 384. “Slowing of
neurodegeneration in parkinson’s disease and Huntington disease: future
therapeutic perspectives.Diaksespadatanggal 2 Oktober 2015.
Wilkinson, Judith M.dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan:
diagnosis NANDA, intervensi NIC, Kriteria hasil NOC, Ed. 9. Jakarta: EGC.
Williams Lippincot dan Wilkins. 2011.
KapitaSelektaPenyakit: denganImplikasiKeperawatan/Editor.
Kimberly A. J Bilotta, Ed. 2. Jakarta: EGC.