Anda di halaman 1dari 22

PENYAKIT PARKINSON

DISUSUN
OLEH :

KELOMPOK 9

AnggotaKelompok:
Ariska
Sofia Zahrina
Zulfahmi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMUHAMMADIYAH


PROGRAM STUDI S-I KEPERAWATAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil a’lamin, segala puji dan rasa syukur kepada Allah
SWT yang masih memberi kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul“Penyakit Parkinson ”.
Tak lupa penyusun ucapkan terimakasih kepada dosen pengajaryaitubapak
syarkawi. Atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini.Juga kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya
makalah ini.Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua, dan sekaligusdapatmenambah wawasan.
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini tidak menutup
kemungkinan adanya kekhilafan ataupun kekeliruan dalam penulisan makalah ini,
maka penulis mohon kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi
penyempurnaan di masa mendatang.

Bireuen, 9 Desember 2023

Kelompok IX
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan....................................................................... 3

BAB IITINJAUANTEORITIS
A. Pengertian.................................................................................. 4
B. Etiologi......................................................................................
C. Manifestasiklinis.......................................................................
D. patofisiologis.............................................................................
E. Komplikasi................................................................................
F. Penatalaksaan............................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian.................................................................................
B. Analisa data...............................................................................
C. Diagnosakeperawatan...............................................................
D. Perencanaan/implementasi........................................................
E. Evaluasi.....................................................................................

BAB IVPENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 15
B. Saran.......................................................................................... 15

DAFTARPUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyakit Parkinson merupakan suatu syndrom yang memiliki tanda dan gejala utama
yang khas denganresting-tremor ritmik, bradikinesia, kekakuan otot, dan hilangnya refleks-refleks
postural. Penyakit Parkinson dapat menyerang penduduk dari berbagai etnis dan status sosial
ekonomi. Penyakit Parkinson paling banyak dialami pada usia lanjut yang berkisar antara usia 40-
70 tahun (PERDOSSI, 2008). Insiden lebih tinggi pada laki-laki, ras kulit putih dan didaerah
industry tertentu, insidensi terendah terdapat pada populasi Asia dan kulit hitam Afrika. Faktor
lingkungan memiliki peranan penting dalam menimbulkan penyakit ini (Sharma, 2008).
Walau penyebabnya belum diketahui atau bersifat idiopatik, gejala-gejala yang mungkin
muncul pada penyakit ini merupakan akibat dari degenerasi sel dopaminergik atau sel syaraf pada
substansia nigra, yang berfungsi mengatur gerakan tubuh.Sehingga penyakit ini tidak dapat
disembuhkan, hanya bisa dikendalikan gejalanya. Penyakit ini bersifat menahun dan berlangsung
progresif atau dengan kata lain semakin lama akan memburuk. Tingginya pervalasi parkinson di
Indonesia dan kemungkinan masalah yang akan dialami pasien sangat penting untuk diketahui.
Ditambah dengan ketidaktahuan masyarakat tentang pankinson dan penanganaan penyakit yang
tidak tepat dari tim medis juga dapat memperburuk kondisi yang di alami pasien. Maka dari itu
sangat penting untuk mengetahui bagaimana pendekatan proses keperawatan yang tepat pada
pasien Parkinson.
B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan paper ini adalah mahasiswa mampu mengetahui prosess
keperawatan pada pasien Parkinson secara umum, antara lain:
1. Mampu menjelaskan kembali pengertian dari penyakit Parkinson
2. Mampu menjelaskan kembali etiologi dari penyakit Parkinson
3. Mampu menjelaskan kembali tanda dan gejala dari penyakit Parkinson
4. Mampu menjelaskan kembali proses keperawatan yang tepat pada pasien Parkinson
BAB II
PENDAHULUAN
1. Pengertian
Penyakit parkinson (paralysis agitans) juga merupakan gangguan
neurodegeneratif yang berhubungan dengan penurunan mobilitas disebabkan oleh
berkurangnya dopamin dan sentral nervus sistem saraf pusat (In Koo Chun et all, 2011).
Penyakit parkinson merupakan gangguan neurodegeneratif terbanyak ke-dua yang
diderita manusia setelah penyakit Alzheimer (Iskandar, 2002)
2. Epedemiologi
Studi dari penyakit Parkinson telah menyimpulkan bahwa faktor genetik tidak
memainkan peran penting dalam kasus mereka dengan onset dimulai diatas usia 50;
Namun, faktor genetik mungkin di tempat kerja dalam kasus onset awal. Sementara
penelitian genetik, menghubungkan mutasi pada alpha-synuclein dan parkin-gen untuk
penyakit parkinson, hanya sekitar 1% dari kasus yang jelas genetic (Schapira, 2006;
Tenner et all., 1999). Penyakit Parkinson paling banyak dialami pada usia lanjut yang
berkisar antara usia 40-70 tahun, rata-rata pada usia 58-62 tahun dan sekitar 5% muncul
pada usia dibawah 40 tahun (PERDOSSI, 2008). Insiden lebih tinggi pada laki-laki, ras
kulit putih dan didaerah industry tertentu, insidensi terendah terdapat pada populasi Asia
dan kulit hitam Afrika. Faktor lingkungan memiliki peranan penting dalam menimbulkan
penyakit ini (Sharma, 2008).

3. Etiologi
Penyakit Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel saraf di bagian otak yang
meproduksi dopamine yang berfungsi mengontrol dan mengkoordinasikan gerakan
tubuh. Penyebab rusaknya sel-sel saraf penghasil dopamine ini belum diketahui jelas
penyebabnya atau idiopatik. Beberapa faktor yang berperan antara lain :
a. Genetik : Jarang terjadi kecuali pada kasus dalam keluarga sebagai akibat dari gen
yang

rusak yang dapat diwariskan


b. Penggunaan Obat : Penggunaan obat yang berlebihan seperti antipsikotis
dan

antihipertensi methyldopa dan reserpine serta penggunaan obat-obatan terlarang.


c. Paparan Racun Lingkungan : Zat kimia yang berisiko manyebabkan penyakit
ini seperti, (1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-trihidroxypyridine (MPTP), CO, Mn,
(methanol,
etanol, dan sianida), dan penggunaan pestisida berlebihan.
d. Penyakit : Berbagai kondisi penyakit yang dapat mencetuskan Parkinson,
seperti Encephalitis virus, peradangan otak langka yang diikuti infeksi (Flu),
trauma kepala berulang, gangguan penurunan neurologis, gangguan struktur
otak (tumor otak dan stroke), hidrosefalus, tiroid dan gangguan paratiroid, serta
tekanan emosional tinggi.

4. Klasifikasi
Penyakit parkinson dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan (Hoehn dan Yahr 1967)
yaitu:

Stage I Penyakit unilateral.


Stage II Penyakit bilateral dengan refleks postural yang masih
terpelihara.
Stage III Penyakit bilateral dengan hambatan refleks postural; masih
mampu untuk berjalan.
Stage IV Penyakit parah yang membutuhkan bantuan.
Stage V Tingkat akhir, immobilitas.
5. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala primer dan gejala sekunder dan otonom juga dapat terjadi.
a. Gejala Primer
Gejala primer ini terdiri dari 4 gejala utama atau biasa disebut TRAP (Tremor,
Rigidity, Akinesia/Bradykinesia, Postural Instability).
1. Tremor : Pada pasien Parkinson gejala yang paling khas terjadi adalah tremor istirahat
(Rest Tremor). Tremor biasanya hadir hanya pada satu sisi tubuh dalam tahap awal
parkinson, tetapi dapat menyebar ke sisi lain sebagai penyakit berkembang. A “pil-
bergulir” tremor sangat karakteristik dan muncul meskipun seseorang bergulir pil antara
ibu jari dan telunjuk. (National Institute of Neurological Disorders and Stroke [NINDS],
2006).
2. Kekakuan Otot atau Rigidity : dapat dirasakan di seluruh rentang saat melakukan
gerakan. Biasanya, kekakuan Parkinson ditandai sebagai hipertonisitas otot yang
mengakibatkan kekakuan gerak dan sering dikaitkan dengan nyeri (aching) dan
ketidaknyamanan (Nutt & Wooten, 2005).
3. Pergerakkan melambat atau Akinesia/Bradykinesia : Mengacu pada lambatnya
gerakan, hal ini sering terjadi yang paling menonjol dan melumpuhkan gejala,
menyebabkan kesulitan dalam berjalan, saat mengubah posisi, berbicara dan menelan
(NINDS, 2006).
4. Postural Instability: Hilangnya refleks postural mengacu pada kesulitan balancing yang
dihasilkan dari berkurangnya refleks yang memungkinkan seseorang untuk menjaga
keseimbangan (NINDS, 2006). Pasien akan mengalami kesulitan tinggal seimbang dan
bahkan dapat jatuh ketika mengubah posisi.

b. Gejala Sekunder
Gejala sekunder sering terjadi dari kombinasi gejala primer.
1. Hipomimia : penurunan ekspresi wajah (masked face) yang dihasilkan dari
gangguang

otot wajah dengan bardikinesia.


2. Hipokinetik Disartria : adanya ketidakmampuan proses produksi bunyi bicara
akibat

penurunan gerak dari otot-otot organ bicara terhadap ransangan dari saraf pusat.
3. Hipoponia : Suara tidak jelas (teredam), yang dihasilkan dari kurangnya
koordinasi dalam otot vokal. Sama dengan otot-otot yang digunakan
untuk menelan menjadi
kaku, menyebabkan disfagia.
4. Micrographia : Tulisan tangan mengecil, hasil dari kekakuan dan bradikinesia
di

tangan (Jankovic, 2006).


c. Gejala Otonom
Gejala otonom bisa terjadi, seperti konstipasi, hipotensi orthostatic, disfungsi
seksual,

keringat berlebihan, inkontinensia dan gejala umum lainnya.(Jankovic, 2006)


d. Gejala Neuropsikiatrik
Depresi pada populasi ini mungkin sulit untuk mendeteksi, karena banyak
gejala yang mirip dengan PD, seperti kehilangan ekspresi wajah, motor dan
perlambatan mental,dan kesulitan kognitif (Calne, 2003).

6. Komplikasi
1. Cedera Akibat Jatuh : Pasien mengalami gangguan mobilitas, rigiditas
dsb, sehingga sangat beresiko untuk jatuh dan akhirnya menimbulkan
cedera yang cukup serius.
2. Aspirasi Makanan (Tersedak): Kemampuan menelan menurun, sehingga
jika

diberikan makanan dalam bentuk padat perlu pengawasan ekstra karena beresiko .
3. Infeksi Saluran Kemih: Pasien Parkinson mengalami inkontinensia (tidak
bisa mengontrol kandung kemih) sehingga kencing tidak bisa dikontrol,
oleh sebab itu
diperlukan kateter untuk membantu pengeluaran kemih yang terkontrol.
4. Kerusakan Kulit : kulit yang lembab dan berkeringat, ditambah dengan
gerakan yang kaku yang dapat menimbulkan luka goresan dan juga
mudah diinfeksi bakteri
karena medianya yang lembab.
5. Dimensia: Demensia merupakan keadaan ketika seseorang mengalami
penurunan dayaingat dan daya pikir lain yang secara nyata mengganggu
aktivitas kehidupan sehari-hari (Nugroho, 2008).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesa
A. Data Biografi
Nama, usia (Lebih sering pada usia lanjut, pada rentang usia 50-60 tahun), alamat,
jenis kelamin (laki-laki lebih beresiko terkena penyakit Parkinson daripada
perempuan), status perkawinan, pekerjaan, agama, suku
bangsa (ras kulit hitam jarang terkena penyakit Parkinson.).
B. Riwaya Kesehatan
a Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama yang sering dirasakan yaitu gangguan gerakan, kaku
otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot dan hilangnya refleks
postural.
b Riwayat Penyakit Sekarang
Metode mengkaji riwayat kesehatan pasien, dapat dikaji menggunakan
PQRST :
P (Palliative/Provocative) : Apa yang menyebabkan timbulnya gejala? Apa faktor

yang memperburuk dan memperingan keluhan?


Q (Quality/Quantities) : Bagaimana karakteristik keluhan yang dirasakan?

Seberapa sering keluhan dirasakan?


R (Region/Radiation) : Di bagian tubuh mana keluhan dirasakan?
S (Scale/Severity) : Berapa skala terberat yang ditimbulkan keluhan
terhadap aktivitas? Seberapa berat keluhan?
T (Time) : Sejak kapan keluhan dirasakan? / Apakah awitan gejala tiba-tiba datang
bertahap

c Riwayat Kesehatan Terdahulu


a. Penyakit Terdahulu : seperti Hipertensi, Diabetes Melitus, Penyakit

Jantung, Anemia.
b. Riwayat Kecelakaan dan cedera : yang dapat menyebabkan trauma pada

otak bagian substansia nigra.


Riwayat pengunaan obat-obatan : seperti penggunaan obat-obat
antikoagulan, aspirin,vasodilator, dan Penggunaan obat-obat
antikolinergik dalam jangka waktu yang lama.
d Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit Parkinson belum ditemukan hubungan sebab genetik yang jelas

tetapi pengkajian riwayat penyakit keluarga terdahulu. (DM dan hipertensi)


e Pola Kehidupan Sehari-hari
Pengkajian pola kehidupan meliputi nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi, pola
tidur/istirahat serta personal hygiene. Data ini diperlukan untuk melihat
kebutuhan dasar mana yang terganggu pada pasien dengan penyakit Parkinson.
C. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Kesadaran
Pasien dengan penyakit Parkinson pada umumnya tidak mengalami penurunan
kesadaran Jika pasien mengalami penurunan kesadaran gunakan skala GCS
(Glasgow Coma Scale).
Jenis Nilai
Respon
Respon membuka mata
Spontan 4
Rangsang terhadap bicara (perkataan ) 3
Rangsang terhadap nyeri 2
Tidak ada respon 1
Respon verbal
Terorientasi 5
Percakapan yang membingungkan 4
Penggunaan kata-kata yang tidak sesuai 3
Suara menggumam 2
Tidak ada respon 1
Respon motoric
Mengikuti perintah 6
Menunjuk tempat rangsangan 5
Menghindar dari stimulasi 4
Fleksi abnormal (dekortikasi) 3
Ekstensi abnormal (deserebrasi) 2
Tidak ada respon 1
a. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan Darah : hipotensi (<120/80 mmHg), Hipotensi postural :
berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan juga gangguan pada
pengaturan tekanan darah oleh sistem persarafan otonom.
b. Denyut Nadi : baradikardi ( <60-100 x/menit),
c. Pernapasan : terjadi penurunan frekuensi pernapasan
berkaitan dengan hipoventilasi, inaktivasi, aspirasi makanan atau saliva,

berkurangya fungsi pembersihan saluran napas.


d. Suhu Tubuh : jika terdapat cedera, dapat meningkatkan suhu tubuh
b. Pemeriksaan Fungsi Cerebral: Status mental pasien mengalami perubahan
yang berhubungan dengan penurunan status kognitif, penurunan persepsi,
penurunan memori, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Pemeriksaan Saraf Kranial
Saraf
Kranial Nama Tipe Fungs Metode Pengkajian
i
I Olfaktorius Sensori Penciuman Minta pasien menutup
k mata dan mengidentifikasi
aroma ringan yang
berbeda, seperti kopi,
vanila, selai kacang, jeruk,
limun, cokelat, lemon.
II Optikus Sensori Penglihatan dan Minta pasien untuk
k lapang pandang membaca bagan Snellen ;
periksa lapang pandang
dengan konfrontasi; dan
lakukan

pemeriksaan
oftalmuskopi.
III Okulomotoris Motori Gerak mata Kaji enam gerakan okular
k ekraokular (EOM); dan reaksi pupil.

Gerakan sfingter
pupil; gerakan
otot siliaris lensa.
IV Troklearis Motori EOM, Kaji gerakan okular.
k
khususnya
menggerakan bola
mata ke bawah dan
lateral.
V Trigemin
us Sensorik Sensasi kornea, kulit Saat pasien melihat keatas,
Cabang wajah, dan mukosa sentuh bagian samping
Oftalmik nasal. sklera mata untuk
menimbulkan refleks
kedip. Untuk menguju
sensasi ringan, meminta
pasien menutup mata,
sapukan kapas yang
digulung kecil pada dahi
pasien dan sinus paranasal.
Untuk menguji sensasi
Sensorik Sensasi kulit wajah dalam, gunakan sisi tumpul
Cabang dan rongga oral dan tajam peniti pada area
Maksilar anterior (lidah dan yang sama.
is gigi).
Kaji sensasi kulit seperti
mengkaji cabang oftalmik
di atas.

Cabang Motori
Otot
Mandibu k dan Minta pasien untuk
la Sensori
mengunyah; sensasi mengatupkan gigi dengan
k kencang.
kulit wajah.
VI Abdusens Motori EOM; Kaji arah pandangan.
k
menggerakan
bola mata ke
samping.
VII Fasialis Motorik Ekskresi wajah; Minta pasien untuk
dan indra tersenyum,
perasa (dua per mengangkat alis mata,
tiga
Sensorik lidah anteriol). mengerutkan dahi,
mengembungkan pipi,
menutup mata dengan kuat.
Minta pasien untuk
mengidentifikasi berbagai
contoh makanan yang
ditempatkan pada ujung dan
sisi lidah : gula (manis),
garam (asin), jus lemon
(asam), kina
(pahit) : identifikasi area
rasa.
VIII Auditorius

Cabang Sensorik Keseimbangan. Metode pengkajian


dibahas
Vestibular dengan fungsi sebelum
(pada
bagian selanjutnya).

Cabang Sensorik Pendengaran. Kaji kemampuan klien


Koklear untuk
mendenggar kata yang

diucapkan dan vibrasi


garputala.
IX Glosofaringe Motorik Kemampuan Letakkan contoh makanan
dan menelan, gerakan pada lidah posterior
Sensorik lidah, indra perasa untuk diidentifikasi.
(lidah posterior). Minta pasien untuk
menggerakkan lidah dari sisi
ke sisi dan dari atas ke
bawah.
X Vagus Motorik Sensasi pada faring Terkaji dengan saraf kranial
dan laring; IX; kaji adanya serak saat
dan menelan, pasien
Sensorik dan bicara.
gerakan pita suara.
XI Aksesoris Motorik Gerakan kepala; Minta pasien mengangkat
mengangkat bahu. bahu melawan tahanan
tangan Anda dan putar
kepala ke samping melawan
tahanan tangan Anda
(ulangi pada sisi lainnya).
XII Hipoglosalum Motorik Penjuluran lidah; Minta pasien untuk
menggerakkan lidah menjulurkan lidah pada
ke atas dan ke bawah garis tengah, kemudian
lalu menggerakkannya dari
dari sisi ke sisi. sisi ke sisi.

Pengkajian Sistem Motorik : Inspeksi umum, didapatkan perubahan pada gaya


berjalan, tremor secara umum pada seluruh otot, dan kaku pada seluruh gerakan,
pasien sering mengalami rigiditas desebresi.
Tabel Karakteristik tremor
Tremor Gerakan tidak bertujuan
Halus Lesi pada basal ganglion
Kasar Lesi pada serebral
asteriksis Gangguan metebolisme
Fisiologis Karena keletihan atau stres
a. Pengkajian Refleks : Terdapat kehilangan refleks postural, jika pasien
mencoba untuk berdiri dengan kepala cenderung ke depan dan berjalan dengan
gaya berjalan
seperti didorong. Kesulitan dalam berputar dan hilangnya keseimbangan (salah

satunya kedepan dan kebelakang) dapat menimbulkan sering jatuh.


d. Pengkajian Sistem Sensorik : Pasien dengan penyakit Parkinson mengalami

penurunan terhadap sensasi semsorik secara progresif.


D. Data Penunjang
Pemeriksaan pencitaraan yang dipakai untuk membantu mengadakan diagnosis
penyakit Parkinson adalah Positron Emission Tomography (PET) dan Signal Photon
Emission CT (SPECT) tetapi tidak dianjurkan sebagai standar (George D, 2009).

Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan mobilitas fisik yang b.d kekakuan bradikinesia, ketidakseimbangan postur

tubuh dan kelemahan otot.


2. Hambatan Komunikasi Verbal b.d perubahan suara dan cara bicara dan menurunnya

ekspresi wajah.
3. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neuromuskular,

menurunnya kekuatan, kehilangan kontrol otot/koodinasi.


4. Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan depresi dan disfungsu

karena perkembangan penyakit.


5. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan tremor,
perlambatan dalam proses makan, serta kesulitan mengunyah dan menelan.

Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Evaluasi Intervensi dan Rasional


. Keperawatan
1. Dx: Hambatan Tujuan: Pasien 1 Temani pasien ketika
mobilitas mampu berjalan dan

fisik yang b.d mendemonstrasikan ketika melakukan aktivitas

kekakuan fungsi sehari-hari, untuk mengkaji

bradikinesia, fisik mandiri kemampuan pasien.

ketidakseimbangan secara maksimal. Pasien 2 Anjurkan penggunaan walker

postur dan terbebas dari komplikasi


tubuh dan alat bantu lainnya, untuk

kelemahan otot. imobilitas Evaluasi: Pasien menstabilkan gaya


mempertahankan sebesar berjalan normal.
apa mobilitas mandiri 3 Pasang pagar penyangga
dari perkembangan pada kasur, untuk
penyakit, mengurangi resiko jatuh dan
pasien memudahkan pasien untuk
menggunakan alat bantu
untuk memaksimalkan berdiri.
mobilitas
No Diagnosa Tujuan dan Evaluasi Intervensi dan Rasional
. Keperawatan

2. Dx: Hambatan Tujuan: Pasien 1. Observasi kemampuan pasien


Komunikasi mampu dalam
Verbal b.d berkomunikasi dengan jelas berkomunikasi dengan keluarga,
perubahan suara dan Evaluasi: untuk menyediakan informasi
cara bicara dan Perawat terkait perubahan cara bicara
menurunnya ekspresi dan keluarga 2. Minimalisir suara bising ketika
wajah. dapat pasien
mengerti berbicara, untuk menurunkan
terhadap kata yang gangguan lingkungan saat
diucapkan, pasien dan mendengar lingkungan
keluarga dapat 3. Beri pasien waktu pada saat
mengungkapkan berkomunikasi, tingkat stress
proses penyakit berkurang
dan efek dari bicara dan
ekspresi

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Evaluasi Intervensi dan Rasional


3. Dx: Defisit perawatan Tujuan: Pasien 1. Ajarkan dan dukung pasien
diri b.d mampu selama
Evaluasi: Perawat aktifitas., Dukungan pada
dan keluarga dapat pasien selama aktifitas
mengerti terhadap kata kehidupan sehari-hari dapat
yang diucapkan, pasien meningkatkan perawatan diri.
dan keluarga dapat 2. Minimalisir suara bising
mengungkapkan ketika pasien berbicara,
proses untuk menurunkan
penyakit dan efek dari
bicara dan ekspresi

Berikut ini merupakan penatalaksanaan pasien Parkinson, baik dari aspek farrmakologi dan
non-farmakologi.

A. Farmakologi

1. Levodop : untuk menghilangkan semua gejala klinis dari Parkinson.


Cara Pemberian : 30-60 menit sebelum makan, dimulai dengan dosis rendah kemudian
ditinggikan (mis. 25mg /100mg  25mg/250mg karbidopa-levodopa), 3 x/sehari. Efek
samping : anoreksia, mual muntah, aritmia, depresi, cemas, agitasi, insomnia, somnolen,
kebingungan, waham, halusinasi, mimpi buruk, euphoria, perubahan suasana hati dan
kepribadian, dyskinesia, glaucoma akut, kelainan pengecapan dan penghidu, kecoklatan
pada air liur, urin dan cairan vagina dan semuanya bersifat sementara.
2. Agonis Reseptor Dopamin: obat yang bekerja langsung pada reseptor dopamine tanpa
perlu dimetabolisme dan tidak bersaing dengan zat lain ketika transport aktif ke dalam
sawar otak.
3. Obat Penghambat Asetilkolin: Obat antimuskarinik digunakan untuk mengatasi tremor
dan rigiditas pada penderita parkinsonisme. Penghentian obat ini harus diturunkan
dosisnya secara bertahap, efek nya merugikan susunan saraf pusat dan perifer, sulit
ditoleransi oleh pasien lansia
4. Obat lain yang biasa digunakan diantaranya: Inhibitor Monoamin Oksidase, Inhibitor
Katekol-O-Metiltransferase, Apomorfin, Amantadin, Antidepresan Trisiklik,
Antikolinergik

A. Non-Farmakologi

1. Latihan

Tujuan latihan pada Parkinson’s Disease adalah untuk menambah kekuatan,


keseimbangan, koordinasi, dan fleksibilitas, seperti stretching, latihan kekuatan, aerobic
conditioning,treadmill dan t’ai chi.
5. Edukasi

Pendidikan kesehatan yang dapat diberikan mengenai: Penyebab dan gejala penyakit,
Aktiftas self-care, Latihan motorik, Pengobatan, Nutrisi, Kemampuan komunikasi,
Dukungan psikososisal.
6. Pembedahan

Dilakukan pada pasien stadium lanjut yang kurang responsif terhadap


farmakoterapi.Berikut ini merupakan beberapa penatalaksanaan operasi bagi pasien
Parkinson
a. Stereotactic procedure

Thalamotomy dan pallidotomy efektif untuk mengurangi beberapa gejala dari


Parkinson’s Disease.
a. Thalamotomy

Thalamotomy memblokir aktivitas otak yang abnormal dari mencapai otot dan
menyebabkan tremor. Diperkirakan bahwa aktivitas otak yang abnormal yang
menyebabkan tremor diproses melalui thalamus. Diberikan stimulus stereotactic
elektrik untuk menghancurkan bagian thalamus tertentu untuk mengurangi
tremor.
b. Pallidotomy

Tujuan dari tindakan ini adalah untuk memutuskan rantai saraf yang membuat
adanya tremor, kekakuan otot, bradikinesia, dan meningkatkan fungsi motorik
dan ADL dari pasien Prosedur ini hanya bisa dilakukan pada salah satu bagian
otak saja, bila terjadi gangguan bilateral dianjurkan untuk ada interval 6 bulan
baru bisa melakukan tindakan yang sama.

c. Neural Transplantation

Transplantasi dilakukan dari sel neural, dari sel fetal, atau dari sum-sum tulang
belakang untuk mengganti sel-sel sub. Nigra.
e. Deep Brain Stimulation (DBS)

Penanaman suatu alat yang berfungsi untuk memblok jalan saraf yang berhubungan
dengan tremor pada parkinson. Generator ditanam dibawah pada klavikula
(subkutan) dan dihubungkan dengan elektroda sebagai stimulator ditanamkan di
dalam otak (talamus).

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan

Penyakit Parkinsonmerupakan suatu syndrom yang memiliki tanda dan gejala


utama yang khas denganresting-tremor ritmik, bradikinesia, kekakuan otot, dan
hilangnya refleks-refleks postural. Penyakit Parkinson belum dapat disembuhkan
secara total, pengobatan yang dilakukan oleh pasien pernyakit Parkinson hanya
untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan.Kelainan pergerakan ini diakibatkan oleh
defek jalur dopaminergik (produksi dopamine) yang meghubungkan substansia nigra
dengan korpus striatum khususnya pada sel-sel saraftertentu(neuron) di otaksecara
bertahappecahatau mati.
Manifestasi primer yang muncul terdiri dari 4 gejala utama atau biasa disebut
TRAP (Tremor, Rigidity, Akinesia/Bradykinesia, Postural Instability).Diagnosa
utama yang sering muncul pada penyakit Parkinson : Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan penurunan kekuatan dan kendali otot. Intervensi utama :
Melakukan program pelatihan kekuatan otot (latihan postural, teknik berjalan,
ROM), selain itu juga dilakukan kolaborasi dengan phisioterapi untuk memperbaiki
fungsi motorik klien. Disertai juga dengan dilakukannyalatihan, program nutrisi dan
pembedahan yang tepat sesuai kondisi klien.Kolaborasi pemberian terapi
Farmakologi sesuai dengan instruksi dokter antara lain : Levodopa, Agonis reseptor
dopamin, Inhibitor monoamin oksidase, Antidepresan, Antihistamin.
Penyakit ini bersifat menahun dan berlangsung progresif,ketidaktahuan
masyarakat tentang pankinson dan penanganaan penyakit yang tidak tepat dari tim
medis juga dapat memperburuk kondisi yang di alami pasien.Oleh karena itu, pasien
dengan penyakit Parkinson diperlukan perawatan secara intensif disertai support
system dari keluarga, kerabat, dan tim medis. Hal ini untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth Textbook of medical-surgical nursing – 11th edition. 2008,


Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Corwin, Elizabeth J. 2007. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

In Koo Chun et all. 2011. “Design & Evaluation of Levodopa Methyl Ester Intranasal
Delivery System”. Korea: Jurnal of Parkinson’s Disease.

Katzung, Betram G. 2013. Farmakologi Dasar & Klinik / Editor, Betram G. Katzung, Susan

B. Masters, Anthony J. Trevor; Jakarta : EGC.

Muttaqin, Arif. 2011. Asuhan keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.

Jakarta: Salemba Medika. Hal 180-192

Osborn, Kathleen S. 2010. Medical-Surgical Nursing : Preparation For Practice. USA


: Pearson Education. Inc.

Osborn, Kathleen S. 2010. Medical-Surgical Nursing: preparation for practice, Upper


Saddle River: Pearson.

Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2003. Patofisiologi: KonsepKlinis Proses-


proses Penyakit. Jakarta: EGC.

Schapira, Anthony et. all. 2014. Movement Disorder, Vol 384. “Slowing of
neurodegeneration in parkinson’s disease and Huntington disease: future
therapeutic perspectives.Diaksespadatanggal 2 Oktober 2015.

Wilkinson, Judith M.dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan:
diagnosis NANDA, intervensi NIC, Kriteria hasil NOC, Ed. 9. Jakarta: EGC.
Williams Lippincot dan Wilkins. 2011.
KapitaSelektaPenyakit: denganImplikasiKeperawatan/Editor.
Kimberly A. J Bilotta, Ed. 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai