BAB I
PENDAHULUAN
A.
Penyakit
Latar Belakang
suatu
penyakit
degeneratif
pada
sistem
saraf
Rumusan Masalah
2.
3.
4.
5.
6.
7.
A.
Tujuan
Manfaat
3.
Bagi penulis dapat menjadi bahan dokumentasi materi kasus, penambah referensi dan bahan
bacaan Penyakit Parkinson
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri
terutama dari jaringan saraf. Sistem persarafan merupakan salah satu organ yang berfungsi untuk
menyelenggarakan kerjasama yang rapi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh
Fungsi sistem saraf yaitu :
1. Mendeteksi perubahan dan merasakan sensasi
2. Menghantarkan informasi
3. Mengolah informasi
Sistem saraf dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Sistem saraf pusat, terbagi atas:
a. Otak
Otak terdiri dari 3 bagian besar yaitu:
1) Otak Besar (cerebrum)
Merupakan bagian terluas dan terbesar dari otak , fungsi serebrum yaitu: untuk pusat
pengaturan semua aktivitas mental yaitu berkenaan dengan kepandaian (Intelegensi), ingatan
a)
b)
c)
d)
2)
a)
(memori), kesadaran, pusat menangis, keinginan buang air besar maupun kecil. Terdiri atas:
Lobus frontalis (depan), untuk mengatur pergeakan
Lobus oksipital (belakang), untuk pusat penglihatan
Lobus temporal (samping) untuk pusat pendengaran
Lobus parietal (tengah) untuk pusat pengatur kulit
Batang otak (Truncus serebri) terdiri dari :
Diensephalon
Merupakan bagian batang otak paling atas,terdapat di antara serebrum dan
12 pasang saraf serabut otak ( saraf cranial ) yang terdiri dari 3 pasang saraf sensorik, 5 pasang
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Penyakit
Parkinson (paralysis
PENGERTIAN
agitans) atau
sindrom
Parkinson
Sindrom yang ditandai dengan adanya tremor waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia dan
hilangnya reflex postural akibat penurunan kadar dopamine oleh berbagai macam sebab. Disebut
2.
3. Parkinsonisme adalah suatu sindrom klinis berupa rigiditas (kekuatan), bradikinasia, tremor, dan
instabilitas postur. (Williams F. Ganong, dkk, 2007).
B.
INSIDENSI
pada umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkat dari 0,6 % pada
usia 60 64 tahun dan 3,5 % pada usia 85 89 tahun.
Di Indonesia dengan jumlah penduduk 210 juta orang, diperkirakan ada sekitar 200.000400.000 penderita. Baik di luar negeri maupun di dalam negeri, lelaki lebih banyak terkena
dibanding perempuan (3:2) dengan alasan yang belum diketahui.
Gambar 3.1
Gambar Perubahan gaya berjalan (Dian Rakyat, 1985)
Perubahan gaya berjalan pada klien parkinsonisme. Klien kehilangan refleks postural,
berdiri dengari kepala cenderung ke depan dan berjalan dengan gaya berjalan seperti didorong.
C.
ALS Compleks of Gunam, Progressive Palidal Atrophy, Diffuse Lewy Body Disease (DBLD)
4. Kelainan Degeneratif diturunkan (heredodegenerative disorder)
D.
Tanda Penting Perkinsonisme adalah rigiditas, tremor (khususnya saat istirahat), akinesia
atau bradikinesia, dan hilangnya refleks tubuh. Disfungsi ini bersifat kronik dan progresif tetapi
dengan berbagai variasi gejala antar pasien.
Rigiditas mungkin hanya terbatas pada satu kelompok otot dan terutama unilateral atau
dapat menyebar dan bilateral. Otot fleksor maupun ekstensor berkontraksi kuat(tonus
meningkat), mengindikasikan adanya gangguan kontrol pada kelompok otot yang bersebrangan.
Jika rigiditas melibatkan trunkus, rigiditas itu bertanggungjawab terhadap gaya berjalan dan
masalah posisi tubuh akibat Parkinson.
Tremor akibat parkinsonisme timbul pada saat istirahat dan disebut tremor istirahat.
Ketika otot menegang untuk melakukan tindakan yang bertujuan, biasanya tremor akan berhenti.
Tremor yang melibatkan tangan dijelaskan sebagai pill rolling dan mengakibatkan gerakan ritmis
ibu jari pertama dan kedua. Tremor adalah akibat dari kontraksi bergantian yang regular (4
hingga 6 siklus per detik) pada otot yang berlawanan. Tremor sepertinya akan memburuk jika
pasien lelah, di bawah tekanan emosi, atau terfokus pada tremor. Dasar tremor tidak jelas. Bila
pasien secara tidak sengaja mengalami kecelakaan serebrovaskular (CVA, stroke) dan timbul
hemiplegia, tremor akan hilang pada bagian yang paralisis.
Akinesia/bradikinesia adalah gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam pekerjaan
sehari-hari pun bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang semakin mengecil, sulit mengenakan
baju, langkah menjadi pendek dan diseret. Kesadaran masih tetap baik sehingga penderita bisa
menjadi tertekan (stres) karena penyakit itu. Wajah menjadi tanpa ekspresi. Kedipan dan lirikan
mata berkurang, suara menjadi kecil, refleks menelan berkurang,
Demensia, adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengan deficit
kognitif. Gangguan Behavioral, lambat-laun menjadi dependen (tergantung kepada orang lain),
mudah takut, sikap kurang tegas, depresi. Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat
(bradifrenia) biasanya masih dapat memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu yang
cukup, dan gejala lain yaitu kedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan diatas
pangkal hidungnya (tanda Myerson positif)
Ada pula gejala non motorik
1. Disfungsi otonom
a. Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama inkontinensia dan
b.
c.
2.
3.
a.
b.
c.
hipotensi ortostatik.
Kulit berminyak dan infeksi kulit seborrheic
Pengeluaran urin yang banyak
Gangguan suasana hati, penderita sering mengalami depresi
Gangguan sensasi,
Kepekaan kontras visuil lemah, pemikiran mengenai ruang, pembedaan warna,
Penderita sering mengalami pingsan
Berkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau ( microsmia atau anosmia),
TABEL 3.1
Tabel 3.1 Temuan Neurologis Utama Pada Pd (Parkinson Disease)
Temuan Neurologis
Tremor istirahat*
Bradikinesia*
Rigiditas roda pedati*
Keterangan
Gerakan memilin pada jari tangan yang khas;
tremor berkurang dengan gerakan voluntar selama
tidur.
Perlahan-lahan dalam memulai dan
mempertahankan gerakan
Gerakan dihalangi dengan menangkap ; resistensi
TABEL 3.2
Tabel 3.2 Gejala Umum Pada Penyakit Parkinson Dan Depresi Mayor
Motor
Kognitif
Penyakit Parkinson
Depresi Mayor
Bradikinesia
Postur terhenti
Muka topeng
Gangguan Memori
Gangguan konsentrasi
Indecisiveness
Psikomotor
+/- Postur terhenti
Afek terbatas/depresi
Gangguan Memori
Gangguan konsentrasi
Indecisiveness
Vegetatif
Energi berkurang
Energi berkurang
Fatigue
Fatigue
Gangguan tidur
Gangguan tidur
Nafsu makan berubah
Nafsu makan berubah
Somatik
Gangguan fisik
Gangguan fisik
Sumber : http://doctorjflazz.blogspot.com/p/parkinson.html, 1999
D.
Etiologi
1. Usia
Insiden meningkat dari 10 per 10.000 penduduk pada usia 50 sampai 200 dari 10.000
penduduk pada usia 80 tahun. Hal ini berkaitan dengan reaksi mikrogilial yang mempengaruhi
kerusakan neuronal
2. Ras
di mana orang kulit putih lebih sering mendapat penyakit Parkinson daripada orang Asia
dan Afrika.
3. Lingkungan sekitar
a. Xenobiotik
Berhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat menimbulkan kerusakan
b.
mitokondria
Diet
Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stress oksidatif, salah satu mekanisme
kerusakan neuronal pada penyakit Parkinson
c. Trauma kepala
Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit parkinson, meski peranannya masih
belum jelas benar
4. Toksin
(seperti 1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-trihidroxypyridine (MPTP), CO, Mn, Mg, CS2,
methanol, etanol dan sianida), penggunaan herbisida dan pestisida, serta jangkitan.
5. Genetik
sinuklein pada lengan panjang kromosom 4 (PARK1) pada pasien dengan Parkinsonism
autosomal dominan. Pada pasien dengan autosomal resesif parkinson, ditemukan delesi dan
mutasi point pada gen Penelitian menunjukkan adanya mutasi genetik yang berperan pada
penyakit parkinson. Yaitu mutasi pada gen parkin (PARK2) di kromosom 6. Selain itu juga
ditemukan adanya disfungsi mitokondria.
E.
Patofisiologi
Secara umum dapat dikatakan bahwa penyakit Parkinson terjadi karena penurunan kadar
dopamin akibat kematian neuron di pars kompakta substansia nigra sebesar 40 50% yang
disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies). Lesi primer pada penyakit
Parkinson adalah degenerasi sel saraf yang mengandung neuromelanin di dalam batang otak,
khususnya di substansia nigra pars kompakta, yang menjadi terlihat pucat dengan mata
telanjang. Dalam kondisi normal (fisiologik), pelepasan dopamin dari ujung saraf nigrostriatum
akan merangsang reseptor D1 (eksitatorik) dan reseptor D2 (inhibitorik) yang berada di dendrit
output neuron striatum. Output striatum disalurkan ke globus palidus segmen interna atau
substansia nigra pars retikularis lewat 2 jalur yaitu jalur direk reseptor D1 dan jalur indirek
berkaitan dengan reseptor D2 . Maka bila masukan direk dan indirek seimbang, maka tidak ada
kelainan gerakan. (Robert Silitonga, 2007)
Pada penderita penyakit parkinson, terjadi degenerasi kerusakan substansia nigra pars
kompakta dan saraf dopaminergik nigrostriatum sehingga tidak ada rangsangan terhadap reseptor
D1 maupun D2. Gejala Penyakit Parkinson belum muncul sampai lebih dari 50% sel saraf
dopaminergik rusak dan dopamin berkurang 80%. Reseptor D1 yang eksitatorik tidak terangsang
sehingga jalur direk dengan neurotransmiter GABA (inhibitorik) tidak teraktifasi. Reseptor D2
yang inhibitorik tidak terangsang, sehingga jalur indirek dari putamen ke globus palidus segmen
eksterna yang GABAergik tidak ada yang menghambat sehingga fungsi inhibitorik terhadap
globus palidus segmen eksterna berlebihan. Fungsi inhibisi dari saraf GABAergik dari globus
palidus segmen ekstena ke nucleus subtalamikus melemah dan kegiatan neuron nukleus
subtalamikus meningkat akibat inhibisi. (Robert Silitonga, 2007)
Saraf eferen dari globus palidus segmen interna ke talamus adalah GABAnergik sehingga
kegiatan talamus akan tertekan dan selanjutnya rangsangan dari talamus ke korteks lewat saraf
glutamatergik akan menurun dan output korteks motorik ke neuron motorik medulla spinalis
melemah terjadi hipokinesia. (Robert Silitonga, 2007)
F.
PENATALAKSANAAN MEDIS
2.
dopamin.
Levodopa, merupakan prekursor dopamine, dikombinasi dengan karbidopa, inhibitor
dekarboksilat, untuk membantu pengurangan L-dopa di dalam darah dan memperbaiki otak.
Penanganan
orang yang menggunakan terapi DBS mencapai peningkatan kemampuan untuk melakukan
akltivitas normal sehari-hari.
2. Terapi Pembedahan
Pada saat on penderita dapat bergerak dengan mudah, terdapat perbaikan pada gejala
tremor dan kekakuannya. Pada saat off penderita akan sangat sulit bergerak, tremor dan
kekakuan tubuhnya meningkat. Periode off adakalanya muncul sejak awal pemberian levodopa
dan tidak dapat diatasi dengan meningkatkan dosis, kejadian ini disebut wearing off.
Pemakaian lama levodopa sering terkena efek samping obat berupa munculnya gejala diskinesia.
Wearing off dan diskinesia yang terjadi pada penderita pp kadang-kadang tidak dapat dikontrol
dengan terapi medika mentosa dan memerlukan terapi pembedahan. (Sudoyo W, dkk, 2006)
Ada beberapa tipe prosedur pembedahan yang dikerjakan untuk penderita PP, yaitu:
(Sudoyo W, dkk, 2006)
a.
b.
c.
3.
4. Pencangkokan saraf
Cangkok sel stem secara genetik untuk memproduksi dopamine atau sel stem yang
berubah menjadi sel memproduksi dopamine telah mulai dilakukan. Percobaan pertama yang
dilakukan adalah randomized double-blind sham-placebo dengan pencangkokan dopaminergik
yang gagal menunjukkan peningkatan mutu hidup untuk pasien di bawah umur.
BAB IV
PENUTUP
SIMPULAN
A.
B.
SARAN
Orang yang menderita Parkinson ini harus segera dilakukan pengobatan baik dengan
terapi obat kimia atau herbal.Selain itu juga harus memperhatikan etiologi seperti ras
genetik,toksin usia serta gejala yang muncul seperti tremor,ketidakseimbangan daya tahan
tubuh.Oleh karena itu dijaga keadaan tubuh kita dalam memenuhi gizi yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Safii, 2012; Tanda Tanda Penyakit Parkinson; Diakses pada 18/10/2012 dari
http://namasayaahmad.blogspot.com/2012/05/tanda-tanda-penyakit-parkinson.html
Agoes, Azwar, dkk. 2010. Penyakit di Usia Tua. Penyakit Parkinson. Jakarta. EGC. Hal 147-152
Akhsanur blogs, 2010; Penyakit Parkinson; Diakses pada 18/10/2012 dari http://dadangsaksono.blogspot.com/2010/07/penyakit-parkinson.html
Medical Student Blog, 2012; Penyakit Parkinson; Diakses pada 22/10/2012 dari
http://medicalstudentdate.blogspot.com/2012/03/penyakit-parkinson.html?
zx=fddc550c257a42b3
Ganong, William F., and Mcphee, Stephen J. 2011. Patofisiologi Penyakit Edisi 5. Penyakit Parkinson.
Jakarta. EGC. Hal 188-189
http://rennyandita69.blogspot.com/2012/12/makalah-parkinson.html
1.
Pengertian
Parkinson merupakan salah satu penyakit akibat gangguan pada ganglia basalis di otak. Penyakit
ini pertama kali ditemukan oleh Tuan Parkinson pada tahun 1868 yang secara umum
menampakkan gejala khas berupa rigidity, bradikinesia (gerakan lamban) mikroskopi, akinesia,
wajah kaku, abnormal postur berupa fleksi postur, gangguan reaksi keseimbangan dan
berkurangnya rotasi trunk.
Patologi
Diawali menurunnya atau berkurangnya pengiriman dopamine (DA) ke substantia Nigra,
sehingga timbul gejala-gejala seperti tersebut diatas.
Gejala
Banyak buku yang menjelaskan tentang Parkinson, namun pada prinsipnya dapat disimpulkan
tentang gejala-gejala Parkinson sebagai berikut:
1. Gangguan berupa bradikinesia dan akinesia
Bradikinesia berarti berkurangnya gerakan sedangkan akinesia berarti suatu keadaan dimana
seseorang lambat dalam melakukan gerakan. Kedua hal tersebut merupakan karateristik
ketidakmampuan dalam bergerak kaitannya dengan gangguan posturnya. Secara mikroskopi
dapat diketahui melalui EMG.
1. Gangguan berupa rigidity yang merupakan gejala khas Parkinson dengan wujud lead
pipe atau Cuogh wheel. Hal ini terjadi karena kerja otot yang tidak seimbang antara
agonis dan antagonis yang disebabkan oleh A agamma dan A alpa berada pada level yang
sama.
2. Tremor atau resting tremor dengan ritmic 4 7 beat/second yang dilihat pada EMG
3. Gejala perubahan atau postural alterztion. Patologi dari perubahan postur ini merupakan
akibat dari bradikinesia, sehingga perubahan postur semakin jauh dari normal.
4. Gangguan berjalan dan Gait
Hal tersebut di kenal dengan Fasting gait berupa langkah-langkah kecil-kecil, tetapi cepat dan
susah untuk di hentikan.
1. Parkinsons postur
Akibat timbulnya rigidity, bradikinesia dan akinesia pada penderita Parkinson, maka akan terjadi
perubahan postur mulai dari postur pada neek yaitu sedikit antefleksi trunk dan hip juga dalam
keadaan antefleksi serta dengan gangguan titik kesimbangan sampai terjadi perubahan
kemampuan keseimbangan.
1. Terjadi rigidity dan hipertoni akibat tonus yang meninggi tadi di sertai dengan gangguan
keseimbangan antara agonis dan antagonis sehingga terjadi gerak yang sedikit, sedangkan
tremor yang di kenal dengan resting tremor terkait dengan posisi ketika akan bergerak
tremornya terutama pada extremitas superior, sedangkan akinesia dan bradikinesia terjadi
bila dia melakukan suatu kegiatan yang bersamaan dengan hilangnya gerakan automatis,
tersebut.
2. Penderita Parkinson dapat melakukan seluruh aktivitas ADL kasar, dan sebagian ADL
halus, karena itu maka prognosis Parkinson dinyatakan apabila otot-otot pernapasannya
terserang bradikinesia dan akinesia.
Secara grafis besar gejala yang muncul, yaitu berupa :
Gangguan postur atau sikap seperti kyposis, yakni posisi badan membungkuk ke depan,
leher ante fleksi dan hip antefleksi.
-
Untuk kondisi Parkinson orang amerika membaginya dalam empat stadium, yaitu :
Stadium I : sedikit unilateral mengalami gangguan keseimbangan dan perasa, tetapi seluruh ADL
setiap hari dapat di lakukan dengan baik.
Stadium II : bilateral gangguan keseimbangan dan perasa terutama pada badan sehingga
mengalami kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari terutama dalam menyelesaikan aktivitas
tersebut masih dapat dilakukan.
Stadium III ; semua gejala Parkinson muncul, sehingga pasien mengalami kesulitan dalam
aktivitas sehari-hari terutama dalam berjalan.
Stadium IV : pasien tidak bisa lagi berjalan namun masih dapat duduk dan berdiri sehinggga
semua
semua ADL harus di bantu.
Stadium V : Pasien tinggal tidur di tempat tidur.
Adapun tanda lain yang Nampak pada penderita Parkinson, yaitu Nampak mimik wajah kaku,
pandangan kosong, tangan berputar-putar seperti memilin rokok yang di kenal dengan istilah
pill rolling movement. Wajah khas yang terdapat pada penderita Parkinson di kenal dengan
nama Parkinsonmask.
Fisioterapi penting dalam rangka memilihara ADL, pernapasan, ROM, koordinasi yang ada
dalam rangka menghambat progressifitasi yang ada dalam menghambat progressitas gejala
patologi atau tanda-tanda Parkinson tersebut, selain itu gangguan patologis Nampak jelas
berkaitan dengan keterbatasan ADL, dan tugas sehari-harinya.
Penatalaksanaan modifikasi program fisioterapi :
1.
1. Anamnesia
1. Umum
Nama :
Umur :
Alamat :
Hoby :
Pekerjaan :
Sex :
1. Khusus
n Keluhan utama : adanya gangguan gerak pada lengan dan tungkai, serta badan berupa gerakan
yang lambat dan kaku, dan biasanya di sertai dengan tremor pada saat istirahat. Juga adanya
gangguan respirasi dan gangguan ADL seperti menulis dan lain-lain.
Karena ini merupakan program modifikasi maka untuk mengungkap keluhan pasien, maka
pertanyaan yang di ajukan di arahkan kepada masalah-masalah tertentu, yaitu sebagai berikut :
n Lokasi keluhan : pada kedua tungkai, kedua lengan dan badan yang mengalami keterbatasan
gerak.
n Sifat keluhan : pada kedua tungkai dan lengan mengalami resting tremor.
n Riwayat perjalanan penyakit : satu tahun yang lalu pasien masuk rumah sakit, dan oleh dokter
didiagnosis bahwa pasien mengalami Parkinson akibat adanya tumor pada cerebri. Setelah
mengalami gangguan gerak 11 bulan, maka oleh dokter pasien di konsul ke fisioterapi.
1. Infeksi
1. Statis
Pasien datang dengan posisi badan sedikit membungkuk (kyposis), bahu sedikit naik, shoulder
abduksi elbow fleksi, tangan bergerak seperti menggulung rok, kaki pasien gemetar dan agak
menjijit, serta pengembangan paru tidak sempurna.
1. Dinamis
Pasien pada saat membuka buku, maka tremor yang tadi agak terhenti
Pada saat pasien membca buku, untuk kalimat pertama pasien sulit untuk memulai, dan
apabila telah mulai maka sulit untuk di hentikan.
Ketika pasien masuk dengan berjalan, maka terloihat jalannya lambat, dengan langkah
kecil.
1. Tes orientasi
Pasien di suruh untuk membaca , saat di perintahkan maka pasien akan sulit untuk
memulai, tetapi setelah membaca maka pasien akan sulit di hentikan
Pasien di suruh untuk memakai sisir, dan mengambil dompet dari kantong belakang dari
celana.
1. Tes motorik
Reaksi ADL
Reaksi keseimbangan
Rekasi transfer
Reaksi asosiasi
Gerakan asosiasi
1. Tes sensorik
Tes gerak
Grove tes
1. Tes tonus
tes palpasi
1. Tes refleks
KPR
APR
Biceps refleks
Triceps refleks
1. Tes koordinasi
Heel to knee
Finger to noice
Finger to eyes
1. Tes kognitif
10. Tes psikis
11. Tes spesifik dan orthopaedic lainnya
Tes respirasi
Rom tes
Tes kontraktur
Tes tremor
Tes ambulasi
Problematic spesifik FT
A.Motorik
Intervensi FT
- kontraktur pada :
Stretching
M. Bicepsbrachii
M. Ilioapsoas
- kelemahan pada :
Strengthening
M. Quadriceps
PNF
M. Glutues
- gangguan ADL pada aktivitas
Evaluasi
Walking exc.
- gangguan keseimbangan
PNF
- gangguan postur
B. Sensorik
Mirror exc.
- parastesis
Kompres air hangat secara
bergantian
C. Gangguan tonus
- hipertonus
Hot pack
D.Gangguan koordinasi :
- resting tremor
- bradikinesia
Frenkell exc.
- akinesia
Force passive movement
Dinamik fast ritmical
E.Keterbatasan ROM pada
shoulder dan elbow joint
Traksi translasi
Force passive movement
F.Gangguan pernapasan
Breathing exc, abdominal,
Dan diafragma breathing.
Mobilisasi thorax
PNF
G.Gangguan bicara
Terapi bicara
Miron exc.
I.Gangguan kognitif
Suppor mental
Tags: agonis, akinesia, alpa, diagnosa Parkinson, gait, ganglia, gejala Parkinson, infeksi, kenal,
neek, otak, otot, Parkinson, patologi Parkinson, Pengertian Parkinson, resting tremor, rigidity,
ritmic, substantia nigra, susah, wajah
Ketika memasuki usia lanjut, tubuh makin rentan terhadap serangan beragam
penyakit. Salah satu penyakit degeneratif yang menyerang saraf adalah parkinson.
Kemampuan gerak dan keseimbangan penderita parkinson akan menurun.
Gejalanya bisa tremor alias bagian tubuh tertentu sering gemetar. Otot dan anggota
tubuh menjadi kaku. Selain itu, penderita mudah lelah dan lupa.
"Penyakit ini berbahaya karena bisa mengakibatkan risiko cedera yang sangat
besar. Sebab, penderita kehilangan keseimbangan tubuh," kata Niniek Soetini S. St
Ft, fisioterapis RS Siloam Surabaya.
Penyakit itu tentu akan sangat mengganggu kegiatan sehari-hari. Karena itu,
diperlukan latihan untuk mencegah atau memperbaiki otot-otot tubuh. Ada sebuah
senam yang gerakannya khusus diciptakan untuk menguatkan kerja otot dan
membangun keseimbangan tubuh. "Senam ini pas dilakukan oleh para penderita
parkinson. Tapi, mereka yang tidak kena penyakit ini juga bisa mencoba sebagai
tindak pencegahan," ujar Niniek.
Senam parkinson dapat meningkatkan kesiagaan tubuh atau body awareness. Itu
penting untuk menjaga agar tidak sampai jatuh. Sebab, mereka yang sudah
terbiasa melatih keseimbangan secara refleks dapat menahan jika akan terjatuh.
Sebagai permulaan, sebelum melakukan senam, tetap harus ada pemanasan.
Tujuannya, meminimalkan cedera dan mempersiapkan rasa gerak otot. Maksudnya,
otot tidak kaget saat digerakkan. "Sebelum senam pastikan otot sudah lentur,"
tutur perempuan berusia 55 tahun itu.
Sebagai alat bantu senam digunakan bola besar. Bola tersebut dianggap alat paling
aman. Karena itu, Niniek tidak menyarankan adanya penggantian alat. Hanya,
mungkin ada beberapa warga evergreen yang tidak bisa melakukan semua gerakan
senam sendiri, butuh bantuan orang lain. "Untuk meletakkan bola di punggung,
misalnya," tutur Niniek.
Cara: Berlutut dengan bola di samping badan. Gerakkan badan bersama kedua
tangan ke sisi yang terdapat bola. Saat miring ke kanan, tangan yang terdekat
dengan bola menyentuh bola. Lakukan dengan arah berbeda. Masing-masing arah
lima repetisi.
Gerakan 8: Stretching otot dada
Fungsi: Meningkatkan ekspansi thorax atau dada. Sehingga, pengembangan paru
lebih bagus. Masukan oksigen juga lebih banyak.
Cara: Berlutut dengan bola di depan badan. Kemudian dorong bola ke depan
dengan kedua tangan. Dorong hingga tulang punggung dan tangan lurus.