Disusunoleh :
Kelompok 1
Nida Amalia
220110130009
220110130109
220110130133
Fika Apriandini
220110130149
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................. 1
BAB I...................................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 2
1.2 Tujuan........................................................................................................... 3
BAB II..................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian.................................................................................................... 3
2.2 Epidemiologi................................................................................................. 3
2.3 Etiologi......................................................................................................... 4
2.4 Klasifikasi...................................................................................................... 4
2.5 Patofisiologi ................................................................................................. 6
2.6 Manifestasi Klinis.......................................................................................... 7
Tanda dan gejala primer dan gejala sekunder dan otonom juga dapat terjadi..........................7
2.7 Komplikasi.................................................................................................... 8
1. Cedera Akibat Jatuh : Pasien mengalami gangguan mobilitas, rigiditas dsb, sehingga sangat
beresiko untuk jatuh dan akhirnya menimbulkan cedera yang cukup serius...........................8
2.8 Proses Keperawatan pada Pasien Parkinson.................................................8
2.8.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................. 13
2.8.3 Intervensi Keperawatan.................................................................................13
BAB III.................................................................................................................. 16
3.1 Simpulan.................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Parkinson merupakan suatu syndrom yang memiliki tanda dan gejala utama
yang khas denganresting-tremor ritmik, bradikinesia, kekakuan otot, dan hilangnya
refleks-refleks postural. Penyakit Parkinson dapat menyerang penduduk dari berbagai
etnis dan status sosial ekonomi. Penyakit Parkinson paling banyak dialami pada usia
lanjut yang berkisar antara usia 40-70 tahun (PERDOSSI, 2008). Insiden lebih tinggi
pada laki-laki, ras kulit putih dan didaerah industry tertentu, insidensi terendah terdapat
pada populasi Asia dan kulit hitam Afrika. Faktor lingkungan memiliki peranan penting
dalam menimbulkan penyakit ini (Sharma, 2008).
Walau penyebabnya belum diketahui atau bersifat idiopatik, gejala-gejala yang
mungkin muncul pada penyakit ini merupakan akibat dari degenerasi sel dopaminergik
atau sel syaraf pada substansia nigra, yang berfungsi mengatur gerakan tubuh.Sehingga
penyakit ini tidak dapat disembuhkan, hanya bisa dikendalikan gejalanya. Penyakit ini
bersifat menahun dan berlangsung progresif atau dengan kata lain semakin lama akan
memburuk. Tingginya pervalasi parkinson di Indonesia dan kemungkinan masalah yang
akan dialami pasien sangat penting untuk diketahui. Ditambah dengan ketidaktahuan
masyarakat tentang pankinson dan penanganaan penyakit yang tidak tepat dari tim medis
juga dapat memperburuk kondisi yang di alami pasien. Maka dari itu sangat penting
untuk mengetahui bagaimana pendekatan proses keperawatan yang tepat pada pasien
Parkinson.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan paper ini adalah mahasiswa mampu mengetahui prosess
keperawatan pada pasien Parkinson secara umum, antara lain:
1. Mampu menjelaskan kembali pengertian dari penyakit Parkinson
2. Mampu menjelaskan kembali etiologi dari penyakit Parkinson
3. Mampu menjelaskan kembali tanda dan gejala dari penyakit Parkinson
4. Mampu menjelaskan kembali proses keperawatan yang tepat pada pasien Parkinson
BAB II
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
Penyakit parkinson (paralysis agitans) juga merupakan gangguan neurodegeneratif
yang berhubungan dengan penurunan mobilitas disebabkan oleh berkurangnya dopamin
dan sentral nervus sistem saraf pusat (In Koo Chun et all, 2011). Penyakit parkinson
merupakan gangguan neurodegeneratif terbanyak ke-dua yang diderita manusia setelah
penyakit Alzheimer (Iskandar, 2002)
2.2 Epidemiologi
Studi dari penyakit Parkinson telah menyimpulkan bahwa faktor genetik tidak
memainkan peran penting dalam kasus mereka dengan onset dimulai diatas usia 50;
Namun, faktor genetik mungkin di tempat kerja dalam kasus onset awal. Sementara
penelitian genetik, menghubungkan mutasi pada alpha-synuclein dan parkin-gen untuk
penyakit parkinson, hanya sekitar 1% dari kasus yang jelas genetic (Schapira, 2006;
Tenner et all., 1999). Penyakit Parkinson paling banyak dialami pada usia lanjut yang
berkisar antara usia 40-70 tahun, rata-rata pada usia 58-62 tahun dan sekitar 5% muncul
pada usia dibawah 40 tahun (PERDOSSI, 2008). Insiden lebih tinggi pada laki-laki, ras
kulit putih dan didaerah industry tertentu, insidensi terendah terdapat pada populasi Asia
dan kulit hitam Afrika. Faktor lingkungan memiliki peranan penting dalam menimbulkan
penyakit ini (Sharma, 2008).
2.3 Etiologi
Penyakit Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel saraf di bagian otak yang
meproduksi dopamine yang berfungsi mengontrol dan mengkoordinasikan gerakan tubuh.
Penyebab rusaknya sel-sel saraf penghasil dopamine ini belum diketahui jelas
penyebabnya atau idiopatik. Beberapa faktor yang berperan antara lain :
a. Genetik : Jarang terjadi kecuali pada kasus dalam keluarga sebagai akibat dari gen yang
seperti,
Encephalitis virus, peradangan otak langka yang diikuti infeksi (Flu), trauma kepala
berulang, gangguan penurunan neurologis, gangguan struktur otak (tumor otak dan
stroke), hidrosefalus, tiroid dan gangguan paratiroid, serta tekanan emosional tinggi.
2.4 Klasifikasi
Penyakit parkinson dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan (Hoehn dan Yahr 1967) yaitu:
Stage I
Stage II
Penyakit unilateral.
Penyakit bilateral dengan refleks postural yang masih
Stage III
terpelihara.
Penyakit bilateral dengan hambatan refleks postural; masih
Stage IV
Stage V
2.5 Patofisiologi
2.6 Manifestasi
Klinis
Tanda dan gejala
primer dan gejala
sekunder dan otonom
juga dapat terjadi.
a. Gejala Primer
Gejala primer ini
terdiri dari 4 gejala
utama
disebut
atau
biasa
TRAP
2. Kekakuan Otot atau Rigidity : dapat dirasakan di seluruh rentang saat melakukan
gerakan. Biasanya, kekakuan Parkinson ditandai sebagai hipertonisitas otot yang
mengakibatkan kekakuan gerak dan sering dikaitkan dengan nyeri (aching) dan
ketidaknyamanan (Nutt & Wooten, 2005).
3. Pergerakkan melambat atau Akinesia/Bradykinesia : Mengacu pada lambatnya
gerakan, hal ini sering terjadi yang paling menonjol dan melumpuhkan gejala,
menyebabkan kesulitan dalam berjalan, saat mengubah posisi, berbicara dan menelan
(NINDS, 2006).
4. Postural Instability: Hilangnya refleks postural mengacu pada kesulitan balancing yang
dihasilkan dari berkurangnya refleks yang memungkinkan seseorang untuk menjaga
keseimbangan (NINDS, 2006). Pasien akan mengalami kesulitan tinggal seimbang dan
bahkan dapat jatuh ketika mengubah posisi.
b. Gejala Sekunder
Gejala sekunder sering terjadi dari kombinasi gejala primer.
1. Hipomimia : penurunan ekspresi wajah (masked face) yang dihasilkan dari gangguang
otot wajah dengan bardikinesia.
2. Hipokinetik Disartria : adanya ketidakmampuan proses produksi bunyi bicara akibat
penurunan gerak dari otot-otot organ bicara terhadap ransangan dari saraf pusat.
3. Hipoponia : Suara tidak jelas (teredam), yang dihasilkan dari kurangnya koordinasi
dalam otot vokal. Sama dengan otot-otot yang digunakan untuk menelan menjadi
kaku, menyebabkan disfagia.
4. Micrographia : Tulisan tangan mengecil, hasil dari kekakuan dan bradikinesia di
tangan (Jankovic, 2006).
c. Gejala Otonom
Gejala otonom bisa terjadi, seperti konstipasi, hipotensi orthostatic, disfungsi seksual,
keringat berlebihan, inkontinensia dan gejala umum lainnya.(Jankovic, 2006)
d. Gejala Neuropsikiatrik
Depresi pada populasi ini mungkin sulit untuk mendeteksi, karena banyak gejala yang
mirip dengan PD, seperti kehilangan ekspresi wajah, motor dan perlambatan
mental,dan kesulitan kognitif (Calne, 2003).
2.7 Komplikasi
suku
Q (Quality/Quantities)
R (Region/Radiation)
S (Scale/Severity)
T (Time)
aspirin,
: seperti
vasodilator,
penggunaan
dan
Penggunaan
obat-obat
obat-obat
Nilai
4
3
2
1
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
Nama
Tipe
Olfaktorius
Sensorik
Penciuman
II
Optikus
Sensorik
III
Okulomotoris
Motorik
IV
Troklearis
Motorik
Trigeminus
Cabang
Oftalmik
Sensorik
Sensasi
wajah,
nasal.
Sensorik
Cabang
Maksilaris
Cabang
Mandibula
Motorik
dan
Sensorik
VI
Abdusens
Motorik
VII
Fasialis
Motorik
dan
Fungsi
kornea, kulit
dan mukosa
Otot
mengunyah;
sensasi kulit wajah.
EOM;
menggerakan
bola mata ke samping.
Ekskresi wajah; indra
perasa (dua per tiga
Metode Pengkajian
Minta pasien menutup mata dan
mengidentifikasi aroma ringan
yang berbeda, seperti kopi,
vanila, selai kacang, jeruk,
limun, cokelat, lemon.
Minta pasien untuk membaca
bagan Snellen ; periksa lapang
pandang dengan konfrontasi; dan
lakukan
pemeriksaan
oftalmuskopi.
Kaji enam gerakan okular dan
reaksi pupil.
Sensorik
lidah anteriol).
mengerutkan
dahi,
mengembungkan pipi, menutup
mata dengan kuat. Minta pasien
untuk mengidentifikasi berbagai
contoh
makanan
yang
ditempatkan pada ujung dan sisi
lidah : gula (manis), garam
(asin), jus lemon (asam), kina
(pahit) : identifikasi area rasa.
Auditorius
Cabang
Vestibular
Sensorik
Keseimbangan.
Cabang Koklear
Sensorik
Pendengaran.
IX
Glosofaringe
Motorik
dan
Sensorik
Kemampuan menelan,
gerakan lidah, indra
perasa (lidah posterior).
Vagus
XI
Aksesoris
Motorik
dan
Sensorik
Motorik
XII
Hipoglosalum
Motorik
Penjuluran
lidah;
menggerakkan lidah ke
atas dan ke bawah lalu
dari sisi ke sisi.
VIII
2. Hambatan Komunikasi Verbal b.d perubahan suara dan cara bicara dan menurunnya
ekspresi wajah.
Diagnosa Keperawatan
Dx: Hambatan mobilitas
Tujuan:
mendemonstrasikan
bradikinesia,
fungsi
fisik
ketidakseimbangan postur
penyakit,
alat
pasien
bantu
berjalan normal.
Pasang pagar penyangga pada kasur,
untuk mengurangi resiko jatuh dan
untuk
memaksimalkan mobilitas
No.
2.
Dx:
Diagnosa Keperawatan
Hambatan Komunikasi
dan
Evaluasi:
cara
bicara
dan
keluarga
Perawat
dapat
dan
dan
mengungkapkan
2.
proses
informasi
terkait
dapat
menyediakan
mengerti
keluarga
1.
3.
No.
3.
Diagnosa Keperawatan
Dx: Defisit perawatan diri b.d
Perawat
dapat
1.
dan
mengerti
dan
keluarga
mengungkapkan
dapat
2.
proses
Berikut ini merupakan penatalaksanaan pasien Parkinson, baik dari aspek farrmakologi dan
non-farmakologi.
A. Farmakologi
1. Levodop : untuk menghilangkan semua gejala klinis dari Parkinson.
Cara Pemberian : 30-60 menit sebelum makan, dimulai dengan dosis rendah kemudian
ditinggikan (mis. 25mg /100mg 25mg/250mg karbidopa-levodopa), 3 x/sehari. Efek
samping : anoreksia, mual muntah, aritmia, depresi, cemas, agitasi, insomnia, somnolen,
kebingungan, waham, halusinasi, mimpi buruk, euphoria, perubahan suasana hati dan
kepribadian, dyskinesia, glaucoma akut, kelainan pengecapan dan penghidu, kecoklatan
pada air liur, urin dan cairan vagina dan semuanya bersifat sementara.
2. Agonis Reseptor Dopamin: obat yang bekerja langsung pada reseptor dopamine tanpa
perlu dimetabolisme dan tidak bersaing dengan zat lain ketika transport aktif ke dalam
sawar otak.
3. Obat Penghambat Asetilkolin: Obat antimuskarinik digunakan untuk mengatasi tremor
dan rigiditas pada penderita parkinsonisme. Penghentian obat ini harus diturunkan
dosisnya secara bertahap, efek nya merugikan susunan saraf pusat dan perifer, sulit
ditoleransi oleh pasien lansia
4. Obat lain yang biasa digunakan diantaranya: Inhibitor Monoamin Oksidase, Inhibitor
Katekol-O-Metiltransferase,
Antikolinergik
B. Non-Farmakologi
1. Latihan
Apomorfin,
Amantadin,
Antidepresan
Trisiklik,
Tujuan
latihan
pada
Parkinsons Disease
adalah
untuk
menambah
kekuatan,
pada
pasien
stadium
lanjut
yang
kurang
responsif
terhadap
c. Neural Transplantation
Transplantasi dilakukan dari sel neural, dari sel fetal, atau dari sum-sum tulang
belakang untuk mengganti sel-sel sub. Nigra.
e. Deep Brain Stimulation (DBS)
Penanaman suatu alat yang berfungsi untuk memblok jalan saraf yang berhubungan dengan
tremor pada parkinson. Generator ditanam dibawah pada klavikula (subkutan) dan
dihubungkan dengan elektroda sebagai stimulator ditanamkan di dalam otak (talamus).
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penyakit Parkinsonmerupakan suatu syndrom yang memiliki tanda dan gejala
utama yang khas denganresting-tremor ritmik, bradikinesia, kekakuan otot, dan
hilangnya refleks-refleks postural. Penyakit Parkinson belum dapat disembuhkan
secara total, pengobatan yang dilakukan oleh pasien pernyakit Parkinson hanya
untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan.Kelainan pergerakan ini diakibatkan oleh
defek jalur dopaminergik (produksi dopamine) yang meghubungkan substansia nigra
dengan korpus striatum khususnya pada sel-sel saraftertentu(neuron) di otaksecara
bertahappecahatau mati.
Manifestasi primer yang muncul terdiri dari 4 gejala utama atau biasa disebut
TRAP (Tremor, Rigidity, Akinesia/Bradykinesia, Postural Instability).Diagnosa
utama yang sering muncul pada penyakit Parkinson : Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan penurunan kekuatan dan kendali otot. Intervensi utama :
Melakukan program pelatihan kekuatan otot (latihan postural, teknik berjalan,
ROM), selain itu juga dilakukan kolaborasi dengan phisioterapi untuk memperbaiki
fungsi motorik klien. Disertai juga dengan dilakukannyalatihan, program nutrisi dan
pembedahan yang tepat sesuai kondisi klien.Kolaborasi pemberian terapi
Farmakologi sesuai dengan instruksi dokter antara lain : Levodopa, Agonis reseptor
dopamin, Inhibitor monoamin oksidase, Antidepresan, Antihistamin.
Penyakit ini bersifat menahun dan berlangsung progresif,ketidaktahuan
masyarakat tentang pankinson dan penanganaan penyakit yang tidak tepat dari tim
medis juga dapat memperburuk kondisi yang di alami pasien.Oleh karena itu, pasien
dengan penyakit Parkinson diperlukan perawatan secara intensif disertai support
system dari keluarga, kerabat, dan tim medis. Hal ini untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth Textbook of medical-surgical nursing 11th edition. 2008, Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Corwin, Elizabeth J. 2007. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
In Koo Chun et all. 2011. Design & Evaluation of Levodopa Methyl Ester Intranasal
Delivery System. Korea: Jurnal of Parkinsons Disease.
Katzung, Betram G. 2013. Farmakologi Dasar & Klinik / Editor, Betram G. Katzung, Susan
B. Masters, Anthony J. Trevor; Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif. 2011. Asuhan keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta: Salemba Medika. Hal 180-192
Osborn, Kathleen S. 2010. Medical-Surgical Nursing : Preparation For Practice. USA :
Pearson Education. Inc.
Osborn, Kathleen S. 2010. Medical-Surgical Nursing: preparation for practice, Upper Saddle
River: Pearson.
Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2003. Patofisiologi: KonsepKlinis Proses-proses
Penyakit. Jakarta: EGC.
Schapira, Anthony et. all. 2014. Movement Disorder, Vol 384.
Slowing of
AnatomiTubuhManusiauntukMahasiswaKeperawatan,
Ed.
2.
Jakarta:
SalembaMedika.
Wilkinson, Judith M.dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan:
diagnosis NANDA, intervensi NIC, Kriteria hasil NOC, Ed. 9. Jakarta: EGC.
Williams
Lippincot
dan
Wilkins.
2011.
KapitaSelektaPenyakit: