SKRIPSI
Oleh :
170100212
MEDAN
2021
Oleh :
170100212
MEDAN
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Dosen Pembimbing
Medan,
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
i
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Pertama saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT serta Nabi Muhammad
SAW yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul
“Hubungan Posisi Belajar dan Lama Duduk Terhadap Disabilitas Akibat Nyeri Punggung
Bawah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara” ini dapat
diselesaikan.
Rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhingga kepada keluarga penulis khususnya
kedua orangtua penulis, ayahanda Syafi’i Sambo S.K.M dan ibunda Murniyati Ritonga
Am.Keb S.K.M. Abang penulis Yogie SM Sambo, dan adik penulis Ikram SM Sambo atas
dukungan yang tiada henti, kasih sayang, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini dapat diselesaikan atas dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas
Sumatera Utara.
2. dr. Fasihah Irfani Fitri Sp.S,M.Ked(Neu)(K) selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga, serta memberikan arahan, masukan, dukungan, dan
motivasi selama proses bimbingan skripsi ini.
3. dr. Alfansuri Kadri Sp.S dan dr. Pranajaya Dharma, Sp.OT(K) selaku ketua penguji dan
anggota penguji yang telah memberikan saran dan nasihat dalam penyempurnaan skripsi ini.
4. dr. Raka Jati Prasetya, Sp. A selaku dosen penasehat akademik penulis selama menjalani
pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
5. Seluruh dosen pengajar Fakultas Kedokteran USU yang telah memberikan ilmu selama
proses perkuliahan dan seluruh pegawai FK USU yang telah membantu agar skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Tema n-teman penulis Grup KSB Handika Aprillianda, Ajeng Putri Maurin, Kaylin
Wijdani Albar, Nuril Hasanah Rahman, Nurfayza Magistrani, Galih Dwi Shinta, Aura
Benaya, Rizka Ayu, Franklin Steven Boy yang selalu bersama-sama berjuang dalam belajar,
memberikan semangat, motivasi, serta ilmunya kepada penulis.
ii
Universitas Sumatera Utara
7. Zulfadli Prawira Matondang yang selalu mendengar keluh kesah penulis dan
memberi berbagai semangat dan dukungan selama penyusunan skripsi ini.
8. Sahabat SMA penulis Rizka Pasaribu, Khairunnisa Luthfia, Faiqah Vebiyuriza, Ara
Pasaribu, Adinda Nasution yang telah memberi semangat dan keceriaan kepada penulis.
9. Teman-teman sejawat FK USU 2017 Dinda Depari dan sejawat yang lainnya yang
selalu memberikan dukungan dalam mengejar impian kita.
10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak
langsung, yang tidak mungkin penulis ucapkan satu persatu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis memohan maaf atas kekurangan dan
kesalahan selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat
bagi dunia kesehatan.
iii
vi
vii
FK : Fakultas Kedokteran
ENMG : Elektroneuromiografi
viii
Latar Belakang : Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan masalah kesehatan dunia yang sangat umum, yang
menyebabkan pembatasan aktivitas dan juga ketidakhadiran kerja. Nyeri punggung bawah memang
tidak menyebabkan kematian, namun menyebabkan individu yang mengalaminya menjadi tidak produktif
sehingga akan menyebabkan beban ekonomi yang sangat besar baik bagi individu, keluarga, masyarakat,
maupun pemerintah.
Tujuan : Untuk mengtahui apakah ada huungan antara posisi belajar dan lama duduk dengan disabilitas
akibat nyeri punggung bawah pada mhasiswa FK Universitas Sumatera Utara pada tahun 2020.
Metode : Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross-sectional yang akan dilakukan dengan
menggunakan data primer dari kuesioner menggunakan teknik simple random sampling pada mahasiswa FK
Universitas Sumatera Utara.
Hasil : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara posisi belajar dengan disabilitas akibat nyeri
punggung bawah (p=0,465) (p≤0,05) dan tidak terdapat juga hubungan yang signifikan antara lama duduk
dengan disabilitas akibat nyeri punggung bawah (p=0,159) (p≤0,05)
Kesimpulan : Posisi belajar dan lama duduk tidak memiliki hubungan dengan disabilitas akibat nyeri
punggung bawah
Kata Kunci : Disabilitas, Lama Duduk, Nyeri Punggung Bawah, Posisi Belajar , Mahasiswa FK
USU.
ix
Background : Low back pain (NPB) is a very common world health problem, which causes activity restriction
and absenteeism. Low back pain does not cause death, but it causes individuals who experience it to become
unproductive so that it will cause huge economic burdens for individuals, families, communities, and
governments.
Objective : To find out whether there is a relationship between learning positions and length of sitting with
disabilities due to low back pain in FK students of the University of North Sumatra in 2020.
Method : This study is an analytic study with a cross-sectional approach which will be conducted
using primary data from the questionnaire using simple random sampling technique on students of the Faculty
of Medicine, University of North Sumatra.
n
Result : There is no significant relationship between learning positions and disabilities due to low
back pain (p = 0.579) (p≤0.05) and there is also no significant relationship between length of sitting with
disabilities due to low back pain (p = 0.159) ( p≤0.05)
Conclusion : Learning position and length of sitting have no relationship with disability due to low back
pain
Keywords : Disability, Length of Sitting, Lower Back Pain, Learning Position, USU Medical Faculty
Students.
PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan masalah kesehatan dunia yang sangat
umum, yang menyebabkan pembatasan aktivitas dan juga ketidakhadiran kerja. Nyeri
punggung bawah memang tidak menyebabkan kematian, namun menyebabkan individu yang
mengalaminya menjadi tidak produktif sehingga akan menyebabkan beban ekonomi yang
sangat besar baik bagi individu, keluarga, masyarakat, maupun pemerintah (Hoy et al., 2010).
Sebagai bagian dari Global Burden of Disease Study 2010 (GBD 2010), kelompok
ahli menunjukkan bahwa sakit punggung merupakan salah satu dari sepuluh penyakit dan
cedera beban tinggi, dengan jumlah rata-rata disability adjusted life year (DALY) lebih
tinggi daripada HIV, jalan cedera, TBC, kanker paru-paru, penyakit paru obstruktif kronik
dan komplikasi kelahiran prematur (Duthey, 2013).
Beberapa penelitian di India, Malaysia, dan Austria menunjukkan bahwa prevalensi
nyeri punggung bawah pada mahasiswa kedokteran cukup tinggi. Prevalensi nyeri punggung
bawah dalam satu tahun terakhir pada mahasiswa kedokteran di New Delhi sebesar 47,5%
(Aggarwal et al., 2013).
Pada mahasiswa kedokteran di Belgrade (Serbia), prevalensi nyeri punggung bawah
dari 459 siswa yang diselidiki, 75,8% melaporkan NPB di beberapa titik dalam kehidupan
mereka, 59,5% dalam 12 bulan terakhir, dan 17,2% dari mereka menderita NPB saat mereka
disurvei. NPB kronis melaporkan 12,4 % siswa. Prevalensi nyeri punggung bawah seumur
hidup dan 12 bulan secara signifikan lebih tinggi di antara mahasiswa kedokteran perempuan
daripada mahasiswa kedokteran laki-laki (Vujcic, 2018)
Di Indonesia, prevalensi nyeri punggung bawah didapatkan 16,9% yang diteliti oleh
Ghina Widiasih pada mahasiswa FKIK UIN JAKARTA pada tahun 2015. Tetapi pada
penelitian beliau tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara posisi belajar (p>0,1) dan
lama duduk (p>0,2) dengan kejadian nyeri punggung bawah (Widiasih., 2015)
Nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal akibat dari
ergonomi yang salah. Gejala utama nyeri punggung bawah adalah rasa nyeri di daerah tulang
belakang bagian punggung. Secara umum nyeri ini disebabkan karena peregangan otot dan
bertambahnya usia yang akan menyebabkan intensitas olahraga dan gerak semakin
berkurang. Hal ini akan menyebabkan otot-otot punggung dan perut akan menjadi lemah
(Umami et al., 2014).
Nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh berbagai penyakit muskuloskeletal,
gangguan psikologis dan mobilisasi yang salah. Terdapat beberapa faktor risiko penting yang
terkait dengan kejadian NPB yaitu usia diatas 35 tahun, perokok, masa kerja 5-10 tahun,
posisi kerja, kegemukan dan riwayat keluarga penderita musculoskeletal disorder. Faktor lain
yang dapat mempengaruhi timbulnya gangguan NPB meliputi karakteristik individu yaitu
indeks massa tubuh (IMT), tinggi badan, kebiasaan olah raga, masa kerja, posisi kerjadan
berat beban kerja (Andini., 2015)
Posisi tubuh yang salah dan duduk terlalu lama saat kuliah dan belajar merupakan
salah satu faktor risiko nyeri punggung bawah. Tomita et al (2010) menyimpulkan bahwa
orang yang bekerja dengan posisi tubuh tidak tegak saat duduk lima kali lebih berisiko
mengalami nyeri punggung bawah daripada orang yang bekerja dengan postur yang tegak.
Waktu duduk yang ideal adalah kurang dari enam jam dalam satu hari, sedangkan duduk 6-9
jam perhari dapat meningkatkan risiko kejadian nyeri punggung bawah (Tomita et al., 2010)
Mahasiswa kedokteran sangat identik dengan aktivitas kuliah dan belajar. Nyeri
punggung bawah pada mahasiswa dapat menyebabkan berkurangnya produktivitas dan
menurunnya prestasi akademik di kampus. Apabila hal ini berlanjut sampai di tingkat
pendidikan profesi, maka akan menghasilkan kinerja yang turun dan konsentrasi yang
berkurang sehingga jumlah hari kerja juga berkurang. Mahasiswa kedokteran menghabiskan
waktu untuk duduk saat kuliah lebih dari enam jam dalam sehari. Hal ini membuat total
waktu yang dihabiskan untuk duduk dalam sehari kira-kira lebih dari sembilan jam
dan sangat berisiko untuk mengalami nyeri punggung bawah (Widiasih., 2015).
Oleh karena masalah di atas, maka peneliti tertarik unutuk melakukan
penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara posisi duduk dan lama duduk
dengan disabilitas akibat nyeri punggung bawah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apakah terdapat hubungan posisi belajar dan lama duduk dengan disabilitas
akibat nyeri punggung bawah pada mahasiswa FK USU?
1.3 HIPOTESIS
Terdapat hubungan posisi belajar dan lama duduk dengan disabilitas akibat
nyeri punggung bawah pada mahasiswa FK USU tahun 2020.
a. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan posisi belajar dan lama duduk dengan disabilitas akibat
nyeri punggung bawah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara tahun 2020.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui hubungan antara posisi belajar dengan disabilitas akibat
nyeri punggung bawah pada mahasiswa FK USU tahun 2020
2. Mengetahui hubungan antara lama duduk dengan disabilitas akibat nyeri
punggung bawah pada mahasiswa FK USU tahun 2020
a. Bagi peneliti
1. Mengetahui hubungan antara posisi belajar dan lama duduk dengan disabilitas
akibat nyeri punggung bawah pada mahasiswa FK USU
2. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara
3. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian.
b. Bagi Akademik
1. Sebagai dasar referensi untuk dasar ilmu pengetahuan tentang hubungan
posisi duduk dan lama duduk dengan disabilitas akibat nyeri punggung bawah
c. Bagi Masyarakat
1. Mengetahui hubungan posisi belajar dan lama duduk dengan disabilitas
akibat nyeri punggung bawah
2. Memberikan pengetahuan, penyuluhan dan pencegahan penyakit akibat
nyeri punggung bawah
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
Gambar 2.1
A. Pandangan Lateral columna vertebralis B. Ciri-ciri umum berbagai vertebra
a. Vertebra Cervicalis
Processus spinosus yang paling menonjol yang dapat di raba di leher ialah yang
berasal dari vertebra C7 (vertebra prominens). Processus spinosus vertebrae C1-6 diiutupi
oleh ligamentum nuchae, sebuah ligamentum besar yang berjalan turun di bagian belakang
leher darr menghubungkan cranium dengan processus spinosus vertebrae cervicalis.
Processus transversus pendek tetapi mudah diraba dari sisi lateral leher yang tipis.
Tuberculum anterius processus transvesus vertebrae C6 (tuberculum Chassaignac) dapat
dipalpasi terletak medial terhadap musculus sternocleidomastoideus, dan arteria carotis
communis dapat ditekan pada tempat ini.
c. Os Sacrum
Seluruh processus spinosus ossis sacri bersatu di garis tengah membentuk
crista sacralis mediana. Crista ini dapat diraba di bawah kulit pada bagian paling atas celah
antara kedua bokong. Hiatus sacralis terletak pada aspek posterior ujung bawah os sacrum,
dan di daerah ini spatium extradurale (spatium epidurale) berakhir. Hiatus terletak kira-kira
2 inci (5 cm) di atas ujung os coccygis dan di bawah kulit sulcus di antara kedua bokong.
d. Os Coccygis
Permukaan bawah dan ujung os coccygis dapat diraba di dalam sulcus di antara kedua
bokong, kira-kira 1 inci (2,5 cm) di belakang anus. Permukaan anterior os coccygis dapat
dipalpasi dengan jari di dalam canalis analis.
Menurut National Institute of Neurological Disorder, 2020 terdapat dua jenis sakit
punggung :
a) Nyeri Punggung Bawah Akut
Nyeri punggung akut, atau jangka pendek berlangsung beberapa hari hingga beberapa
minggu. Kebanyakan dari nyeri punggung bawah yang terjadi adalah akut. Nyeri ini
cenderung sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari dengan perawatan sendiri dan
tidak ada fungsi yang hilang. Dalam beberapa kasus beberapa bulan diperlukan untuk
menghilangkan gejala.
b) Nyeri Punggung Bawah Kronis
Nyeri punggung kronis didefinisikan sebagai nyeri yang berlangsung selama 12 minggu
atau lebih, bahkan setelah cedera awal atau penyebab yang mendasari nyeri punggung bawah
akut telah diobati. Sekitar 20 persen orang yang terkena nyeri punggung bawah akut
mengalami nyeri punggung bawah kronis dengan gejala persisten pada satu tahun. Sekalipun
nyeri tetap ada, itu tidak selalu berarti ada penyebab mendasar yang serius secara medis atau
penyebab yang mudah diidentifikasi dan diobati. Dalam beberapa kasus, pengobatan berhasil
mengurangi nyeri punggung bawah kronis, tetapi dalam kasus lain nyeri berlanjut meskipun
ada perawatan medis dan bedah.
Keluhan ini jarang di jumpai pada kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin
berhubungan dang beberapa factor etiologic tertentu yang sering di jumpai pada kelompok
umur yang lebih tua. Biasanya nyeri di jumpai pada dekade kedua dan insidensi terbersar
pada dekade kelima. (Winata, 2015).
Menurut Andini, (2015) Sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi
pada tulang dan keadaan ini mulai terjadi disaat seseorang berusia 30 tahun. Pada usia 30
tahun terjadi degenerasi yang berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi
jaringan parut, pengurangan cairan. Hal tersebut menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot
menjadi berkurang. Semakin tua seseorang, semakin tinggi risiko orang tersebut tersebut
mengalami penurunan elastisitas pada tulang yang menjadi pemicu timbulnya gejala nyeri
punggung bawah.
2) Jenis Kelamin
Wanita lebih rentan terhadap nyeri punggung bawah kronis daripada pria tanpa
memandang usia. Jimenez-Sanchez memperkirakan bahwa wanita dua kali lebih mungkin
mengembangkan nyeri punggung bawah kronis daripada pria. Prevalensi yang lebih tinggi
dari nyeri kronis pada wanita dapat dikaitkan dengan mekanisme biopsikososial yang
kompleks (misalnya, nyeri yang kurang efisien, pembiasaan atau kontrol penghambatan
berbahaya yang menyebar, sensitivitas genetik, penanggulangan nyeri, dan kerentanan yang
lebih tinggi untuk mengembangkan penjumlahan temporal dari rasa sakit yang ditimbulkan
secara kimia atau mekanis) . Lebih lanjut, wanita umumnya memiliki jumlah penyakit kronis
yang lebih tinggi secara bersamaan (mis., Osteoporosis, osteopenia, dan osteoartritis), yang
diketahui sebagai faktor risiko untuk mengembangkan nyeri punggung bawah kronis dan
tekanan psikologis pada orang dewasa yang lebih tua (Wong., 2017).
3) Kebiasaan Merokok
Hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan keluhan otot pinggang,
terutama untuk pekerjaan yang memerlukan pengerahan otot, karena nikotin pada rokok
dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah ke jaringan. Selain itu, merokok dapat pula
menyebabkan berkurangnya kandungan mineral pada tulang sehingga menyebabkan nyeri
akibat terjadinya keretakan atau kerusakan pada tulang (Hadyan, 2015).
b. Faktor Kegiatan
1) Posisi Belajar
Menurut Suma’mur (2014) dalam Bilondatu (2018) keuntungan bekerja dengan Posisi
kerja duduk ini adalah kurangnya kelelahan pada kaki, terhindarnya postur-postur tidak
alamiah, berkurangnya pemakaian energi dan kurangnya tingkat keperluan sirkulasi darah.
Menurut Khumaerah, 2011 dalam Yani, 2018 menjelaskan bahwa standar posisi
duduk yang ergonomik adalah sebagai berikut :
Tuntutan belajar yang tinggi membuat para mahasiswa seringkali belajar hingga di
tempat tidur. Padahal Anggrawal et al (2014) menemukan dalam penelitiannya bahwa orang
yang belajar di tempat tidur mengalami nyeri punggung bawah 25% lebih banyak daripada
orang yang belajar di meja belajar.
Pada saat belajar di tempat tidur, posisi tubuh menjadi tidak fisiologis. Belajar dalam
keadaan tiduran atau bersangga pada siku dapat membuat vertebrae lumbal tidak mempunyai
tumpuan, menjadi hiperekstensi, dan cervical menekuk terlalu ekstrem. Akibatnya, titik
tumpu tubuh berubah dan terjadilah keluhan-keluhan seperti nyeri punggung bawah
(Widiasih, 2015).
2) Lama Duduk
Durasi adalah lama kerja seseorang dalam satu hari. Semakin lama durasi kerja maka
semakin tinggi risiko keluhan NPB karena terkena faktor risiko lainnya juga. Duduk dalam
jangka waktu yang cukup lama dapat menyebabkan terjadinya berbagai keluhan. Keluhan
yang timbul antara lain berupa nyeri punggung bawah yang bisa mengarah pada perubahan
kurva vertebra lumbal karena pembebanan yang terus terjadi saat duduk lama. Apalagi
diikuti dengan posisi duduk yang tidak sesuai dengan posisi yang seharusnya yaitu pada saat
duduk punggung harus tegak dan tidak boleh membungkuk ke depan atau lunglai sesuai
dengan tradisi militer (Parjoto, 2007 dalam Jaleha, 2015).
Duduk lebih dari 9 jam dalam sehari dapat mengurangi lubrikasi pada sendi dan
menyebabkan kekakuan. Sekitar 60% pekerja mengeluh mengalami nyeri punggung bawah
akibat kurang gerak dan posisi duduk yang tidak berubah-ubah dalam waktu lama. Duduk
lama dengan posisi yang salah dapat menyebabkan otot-otot pinggang menjadi tegang dan
dapat merusak jaringan lunak sekitarnya. Bila keadaan ini berlanjut, akan
menyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang belakang yang mengakibatkan hernia
nukleus pulposus(Wulandari, 2010).
Pada mahasiwa jadwal kuliah mahasiswa reguler secara umum dimulai dari pukul 8
pagi sampai dengan pukul 3 sore. Selama proses perkuliahan diberikan waktu istirahat selama
1 jam yaitu dari pukul 12 sampai dengan pukul 1 siang, kemudian perkuliahan dilanjutkan
kembali sampai dengan pukul 3 bahkan sampai sore jika ada perubahan jadwal dari dosen
pengajar. Dari gambaran diatas jelas terlihat bahwa sebagian besar aktivitas mahasiswa
dihabiskan dengan posisi duduk yang lama saat kuliah berlangsung, dimana untuk 1 mata
kuliah mahasiswa harus duduk selama 2 jam. Hal ini menjadi faktor risiko terjadinya nyeri
punggung bawah pada mahasiswa saat perkuliahan (Wulandari, 2010)
a) Anamnesis
• Keluhan Utama : nyeri diantara sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah.
• Onset : akut, kronik, insidious, kronis-progresif.
• Kualitas : sifat nyeri (tumpul, seperti tertusuk, terbakar).
• Kuantitas : pengaruh nyeri terhadap ADL, frekuensi, durasi, intensitas/derajat nyeri.
• Kronologis : riwayat penyakit sekarang.
• Faktor Memperberat : saat batuk, mengejan, membungkuk, aktivitas.
• Faktor Memperingan : istirahat.
• Gejala penyerta : kesemutan, rasa baal, gangguan berkemih, ganggua BAB, disfungsi
seksual.
• Riwayat penyakit dahulu : keluhan serupa sebelumnya, riwayat trauma,
• Riwayat penyakit keluarga : riwayat keganasan dalam keluarga.
• Riwayat sosial ekonomi : pekerjaan yang berhubungan dengan keluhan utama.
b) Pemeriksaan Fisik
• Pengukuran tanda vital
• Pemeriksaan fisik neurologis:
o Pengukuran skala nyeri: VAS/NPRS/Faces Scale/CPOT
o Gerak daerah pinggang (range of motion)
o Pemeriksaan columna vertebralis: alignment (adakah lordosis, kifosis, skoliosis)
o Pemeriksaan nyeri ketok columna vertebrae
o Pemeriksaan nyeri tekan lamina
o Palpasi otot paravertebrae lumbalis
o Tes Provokasi: Valsava, Naffziger, Laseque, kontra Laseque, Braggard/Sicard,
Patrick, Kontra Patrick, nyeri ketok costovertebrae
o Pemeriksaan motorik tungkai bawah
o Pemeriksaan sensibilitas tungkai bawah
o Pemeriksaan otonom
c) Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium (atas indikasi) :
o Laju endap darah
o Darah perifer lengkap
o Ureum, creatinin
o Elektrolit
o C – reaktif protein (CRP)
o Faktor rematoid
o Urinalisa
o LCS
o Tumor marker (PSA, AFP, CEA, ALP, β-hCG, thyroglobulin, calcitonin)
Pemeriksaan Radiologis (atas indikasi):
o Foto polos
o Mielografi
o CT-mielografi
o BMD
o MRI
Pemeriksaan neurofisiologi (atas indikasi): ENMG
b) Terapi Bedah
a. Operasi merupakan pilihan terakhir. Operasi dilakukan pada kondisi dimana
konservatif tidak memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Dilakukan operasi
apabila pasien dengan nyeri yang persisten 2-3 bulan setelah onset dilakukan
terapi konservatif tidak ada perubahan dan dimana status klinis sesuai dengan
temuan radiologis.
Gejala NPB dapat bersifat nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri
pinggang yang dirasakan akan menyebabkan penderita mengalami suatu ketidakmampuan
atau disabilitas sehingga terjadi keterbatasan fungsional dalam melakukan aktivitas sehari-
hari. Pasien dengan kondisi NPB sering mengeluhkan penurunan bahkan ketidakmampuan
untuk melakukan aktifitas sehari-hari.
Dampak nyeri dan keterbatasan gerak yang dialami dapat digambarkan sebagai
masalah disabilitas yang mempengaruhi fungsi fisik. Dengan kata lain, pasien yang
mempunyai tingkat disabilitas lebih tinggi akan mempunyai keterbatasan dan limitasi fisik
yang lebih besar. Dengan keterkaitan tersebut, intervensi yang diprogramkan mengarah
kepada peningkatan fungsi fisik yang akan membantu mengembalikan atau menurunkan
tingkat disabilitas.
Berdasarkan model ICFyang dikembangkan oleh WHO, disabilitas digunakan sebagai
terminologi besar yang meliputi struktur dan fungsi tubuh, keterbatasan aktifitas dan
hambatan partisipasi. Disabilitas juga digambarkan sebagai kehilangan kemampuan untuk
melakukan suatu aktifitas sebagai manusia normal (Wahyudin, 2016)
Faktor Risiko
Usia
Jenis Kelamin
Posisi Belajar Lama Duduk
Indeks Massa Tubuh
Kebiasaan Merokok
Gangguan Muskuloskeletal
Posisi Belajar
Nyeri Punggung Bawah Disabilitas
Lama Duduk
Gambar 2.5 Kerangka Konsep
BAB III
METOEDE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan desain studi cross sectional
(potong lintang), karena pengambilan data sekali saja dan dalam waktu yang bersamaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan posisi belajar dan lama
duduk dengan nyeri punggung bawah pada mahasiswa FK USU pada tahun 2020.
3.3.1 Populasi
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara angkatan 2017, 2018 dan 2019.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang akan diambil.
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara
angkatan 2017, 2018, dan 2019. Mahasiswa tersebut masih aktif kuliah, tidak sedang cuti,
dan bersedia menjadi responden peneliti.
n=
19
n = Jumlah Sampel
N = JumlahPopulasi (759)
Hasil perhitungan di atas menunjukkan jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 57,9
sampel pada populasi yang heterogoen dan berstrata dengan mengambil sampel dari masing-
masing strata. Maka jumlah anggota sampel bertingkat (strata) dibagi berdasarkan stambuk
Ni
ni = n
N
Keterangan:
Sehingga :
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer yaitu data yang
diperoleh secara langsung oleh sumber aslinya. Data primer diperoleh melalui pengisian
kuisioner oleh responden yaitu mahasiswa FK USU angkatan 2017, 2018, dan 2019. Setelah
kuisioner telah diisi, peneliti akan mencatat hasil yang didapat.
2. Tidak nyeri
punggung bawah
(mengisi ya Error!
Reference source
not found.3)
2. Belajar duduk
dengan meja belajar
3. Keduanya
2. 3-6 jam
23
3. 6-9 jam
4. (Error! Reference
source not
found.9jam)
Laki-Laki 24 40
Perempuan 36 60
Total 60 100
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kelompok terbesar adalah kelompok jenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 36 orang (40%), diikuti dengan kelompok laki-laki sebanyak 24
orang (40%).
2017 20 33,3
2018 20 33,3
2019 20 33,3
Total 60 100
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari segi stambuk, jumlah responden stambuk 2017
sebanyak 20 orang (33,3%), kemudian stambuk 2018 sebanyak 20 orang (33,3%), dan
stambuk 2019 sebanyak 20 orang (33,3%).
24
Universitas Sumatera Utara
25
Keduanya 36 60
Total 60 100
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa paling banyak responden memiliki posisi belajar
keduanya yaitu sebanyak 36 orang (60%) kemudian diikuti belajar duduk dengan meja
belajar sebanyak 22 orang (36,7%) dan belajar sambil tiduran 2 orang (7,1%).
≤ 3 jam 7 11,7
6-9 jam 24 40
≥ 9 jam 7 11,7
Total 60 100
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa paling banyak responden memiliki lama duduk
terbanyak yaitu 6-9 jam sebanyak 24 orang (40%) kemudian 3-6 jam sebanyak 22 orang
(36,7%) lalu ≥ 9 jam sebanyak 7 orang(11,7) dan ≤ 3 jam tiduran 2 orang (11,7%).
Total 60 100
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa paling banyak terdapat responden tidak mengalami
keluhan nyeri punggung bawah dalam seminggu terakhir yaitu 49 orang (81,7%) kemudian
responden yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah dalam seminggu terakhir terdapat
sebanyak 11 orang(18,3%).
Total 60 100
Pada tabel 4.6 terlihat bahwa paling banyak terdapat responden yang tidak mengalami
keluhan nyeri punggung bawah dalam setahun terakhir yaitu 44 orang (73,3%) kemudian
responden yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah dalam setahun terakhir terdapat
sebanyak 14 orang (26,7%).
Keduanya 6 30 36
Total 11 49 60 0,465
Keduanya 11 25 36
Total 16 44 60 0,629
Dari tabel diatas terdapat 16 subyek yang terdeteksi mengalami nyeri punggung
bawah dalam satu minggu terakhir, terdapat 1 orang subyek yang mengaku sering kali
belajar sambil tiduran, 4 orang belajar duduk dengan meja belajar, dan 11 orang mengaku
belajar di kedua tempat tersebut.
≤ 3 jam 0 7 7
3-6 jam 4 18 22
6-9 jam 5 19 24
≥ 9 jam 2 5 7
Total 11 49 60 0,195
≤ 3 jam 1 6 7
3-6 jam 8 14 22
6-9 jam 5 19 24
≥ 9 jam 2 5 7
Total 16 44 60 0,927
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat hanya terdapat 16 orang yang mengalami nyeri
punggung bawah pada satu tahun terakhir yaitu 2 orang yang mengalami kejadian nyeri
punggung bawah pada mahasiswa yang durasi duduknya ≥9 jam, 5 orang pada mahasiswa
yang durasi duduknya 6-9 jam, 8 orang pada mahasiswa yang durasi duduknya 3-6 jam dan 1
orang pada mahasiswa yang durasi duduknya ≤3 jam.
Pada tabel 4.11 didapat bahwa tingkat disabilitas akibat nyeri punggung bawah dalam
seminggu terakhir pada mahasiswa FK USU sebesar 18,3% yaitu sebanyak 11 responden dan
81,7% atau 49 orang lainnya normal. Lalu dalam setahun terakhir dapat dilihat bahwa
tingkat disabilitas akibat nyeri punggung bawah pa da mahasiswa FK USU sebesar 26,7%
yaitu sebanyak 16 responden dan 76,3 % atau 44 orang lainnya normal.
4.2 PEMBAHASAN
Hasil pengumpulan data yang telah dilakukan menggunakan kuesioner terhadap
responden yang diberikan secara online yang dikarenakan sedang adanya pandemik, setelah
itu diolah dengan menggunakan bantuan SPSS, maka selanjutnya penulis akan membahas
mengenai hubungan antara posisi belajar dan lama duduk dengan disabilitas akibat nyeri
punggung bawah pada mahasiswa FK USU tahun 2020.
4.2.1 Hubungan Posisi belajar dengan Disabilitas akibat Nyeri Punggung Bawah
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa terdapat mahasiswa yang mengalami nyeri
punggung bawah dalam seminggu terakhir sebanyak 1 orang pada mahasiswa yang belajar
sambil tiduran, 4 orang pada mahasiswa yang belajar duduk dengan meja belajar, dan 6 orang
pada mahasiswa yang belajar sambil tiduran maupun duduk dengan meja belajar. Hasil yang
didapatkan ini lebih kecil daripada hasil penelitian yang dilakukan oleh Ghina Widiasih pada
mahasiswa FK UIN Jakarta tahun 2015 yang mendapatkan hasil subyek yang
mengalami nyeri punggung bawah sebanyak 9 orang pada mahasiswa yang belajar
sambil tiduran, 4 orang pada mahasiswa yang belajar duduk dengan meja belajar, dan
25 orang pada mahasiswa yang belajar sambil tiduran maupun duduk dengan meja belajar.
Uji analisis bivariat yang dilakukan terhadap variabel posisi belajar dengan disabilitas
akibat nyeri punggung bawah baik dalam satu tahun terakhir maupun dalam satu minggu
terakhir tidak bermakna (p>0,05). Artinya tidak ada hubungan signifikan antara posisi saat
belajar dengan kejadian nyeri punggung bawah. Hasil yang didapatkan ini sama dengan
penelitian di FK UIN Jakarta yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara posisi belajar dengan nyeri punggung bawah (p=0,465 pada seminggu
terakhir dan p=0,629 pada setahun terakhir). Penyebabnya mungkin karena banyaknya faktor
dalam tiap individu yang dapat menyebabkan nyeri punggung bawah.
Duduk menyebabkan pelvis berotasi ke arah belakang. Rotasi dari pelvis dapat
mengubah derajat sudut lumbar lordosis, dan menambah derajat persendian pada panggul dan
derajat persendian pada lutut. Hal ini membuat usaha yang dilakukan otot menjadi lebih
berat, sehingga kerja otot meningkat dan menekan diskus vertebralis (Widiasih, 2015).
Postur saat duduk dipengaruhi oleh sudut sandaran punggung, sudut dudukan kursi
dengan keempukan busa, dan ada atau tidaknya sanggahan tangan. Sandaran punggung yang
memiliki sudut 110°-130° adalah tumpuan yang paling ideal karena menghasilkan tekanan
paling rendah bagi diskus intervertebralis dengan kerja otot yang paling ringan. Dudukan
kursi yang memiliki sudut 5° dan sanggahan tangan juga dapat menurunkan tekanan diskus
intervertebralis dan kerja otot saat duduk(Widiasih, 2015).
Semakin sering mahasiswa merubah posisi pada saat duduk, maka tingkatan nyeri
yang dirasakan akan semakin ringan, karena perubahan posisi dapat merelaksasikan otot-otot
punggung yang mengalami tekanan akibat duduk dalam jangka waktu lama (Idyan, 2007
dalam Wulandari, 2010).
Uji analisis bivariat yang dilakukan terhadap variabel lama duduk dengan disabilitas
akibat nyeri punggung bawah baik dalam satu minggu terakhir maupun dalam satu tahun
terakhir juga tidak bermakna (p>0,05). Artinya tidak ada hubungan signifikan antara posisi
lama duduk dengan disabilitas akibat nyeri punggung bawah pada mahasiswa FK USU tahun
2020. Hasil ini sama dengan penelitian di FK UIN Jakarta yang menyatakan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara posisi belajar dengan nyeri punggung bawah (p=0,195 pada
seminggu terakhir dan p=0,927 pada setahun terakhir). Penyebabnya mungkin karena
banyaknya faktor dalam tiap individu yang dapat menyebabkan nyeri punggung bawah.
Lama duduk juga dapat menimbulkan terjadinya spasme otot atau ketegangan pada
daerah pantat. Peke/rja perlu diberikan istirahat aktif untuk dapat menghindari pekerjaan
yang monoton dalam jangka waktu lama, dan relaksasi untuk mengendorkan ketegangan
saraf dan otot akibat kerja. Sehingga kejenuhan kerja dapat dikurangi, memulihkan
kesegaran mental, dan akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja (Rahmat et all,
2019).
Nyeri punggung tersebut dapat terjadi pada berbagai situasi kerja, tetapi
risikonya lebih besar apabila duduk lama dalam posisi statis karena akan
menyebabkan kontraksi otot yang terus menerus serta penyempitan pembuluh darah. Pada
penyempitan pembuluh darah aliran darah terhambat dan terjadi iskemia, jaringan
kekurangan oksigen dan nutrisi, sedangkan kontraksi otot yang lama akan
menyebabkan penumpukan asam laktat, kedua hal tersebut menyebabkan nyeri (Rahmat et
all, 2019).
Lama duduk dapat berdiri sendiri sebagai faktor resiko yang signifikan untuk
NPB, kecuali jika dikombinasikan dengan sikap duduk yang salah dan getaran
pada tubuh maka mungkin akan meningkatkan resiko berkembangnya NPB (Rahmat
et all, 2019).
Terlalu lama duduk dan dengan posisi yang kurang tepat membuat orang capek
dan kurang efisien bekerja. Posisi lordosis yaitu membungkuk dengan beban pada
tulang belakang yang terlalu banyak merupakan gangguan otot utamanya otot perut dan
otot punggung yang menjadi sebab nyeri punggung bawah (Rahmat et all, 2019).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
Aggarwal, N., Anand, T., Kishore, J., Ingle, GK. 2013, ‘Low back pain and associated risk
factors among undergraduate students of a medical college in Delhi’, Educ Health..
Available at: http://www.educationforhealth.net/article.asp?issn=1357-
6283;year=2013;volume=26;issue=2;spage=103;epage=108;aulast=Aggarwal
Andini, F. 2015, ‘Risk factors of low back pain in workers’, Medical Journal of
Lampung University,Vol. 4 No. 1, available at:
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/495
Ardinda, F. 2017, ‘Hubungan Sikap Duduk dan Lama Duduk dengan Kejadian Keluhan
Low Back Pain Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas’, Skripsi,
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Available at:
http://scholar.unand.ac.id/26794/
Bilondatu, F. 2018, ‘Faktor yang berhubungan dengan kejadian Low Back Pain pada
operator PT. Teriminal Petikemas Makassar Tahun 2018’, Skripsi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar, Available at:
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MTI2MTVjYjZhO
WI5ZDFjNWE4ZGIyOGE3YmMwMzMxYzc3M2VjMzFlMg==.pdf
Fitria, A. 2018, ‘Hubungan Posisi Dudusk Terhadap Keluhan Low Back Pain pada
Pengayuh Becak di Kota Malang’, Skripsi, University of Muhammadiyah Malang,
Available at: http://eprints.umm.ac.id/41304/
Hakim, M. N. 2016, ‘Hubungan kecemasan dengan nyeri punggung bawah pada mahasiswa
kedokteran preklinik FKIK UIN Jakarta’, Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Available at:
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37277/1/MUHAMMAD%20
NICCO%20HAKIM-FKIK.pdf
Hoy, D., March, L., Brooks, P., Blyth, F., Woolf, A., Bain, C., dkk 2014, ‘The global
burden of low back pain: estimates from the global burden of disease 2010 study’, Ann
Rheum Dis, pp. 968, Available at:
https://ard.bmj.com/content/annrheumdis/73/6/968.full.pdf
Jaleha, B. 2015, ‘Hubungan Durasi Duduk Dengan Risiko Terjadinya Scoliosis Lumbal’,
Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Available at:
http://eprints.ums.ac.id/36706/24/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Hayashi, Y. 2004, ‘Classification, Diagnosis, and Treatment of Low Back Pain’, Japan
Medical Association Journal (JMAJ), vol. 47. no. 5. pp. 229–30, Available at:
http://www.med.or.jp/english/pdf/2004_05/227_233.pdf
Karisma, I A. 2017, ‘Epidemiologi Keluhan Low Back Pain pada Kelompok Tradisional
Amertha Segara, Denpasar Tahun 2017’, Skripsi, Universitas Udayana, Available at:
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/231be19aeb54d2b32e6a695192b01522.p
df
Masturah, I., T Nauri, A. 2018 ‘Metodologi Penelitian Kesehatan’, bahan ajar rekam
medis dan informasi kesehatan (RMIK).
National Institute of Neurological Disorder, 2020, "Back Pain Fact Sheet”, National
Institutes of Health Publication, No. 20-NS-5161, Available at:
https://www.ninds.nih.gov/DISORDERS/PATIENT-CAREGIVER-
EDUCATION/FACT-SHEETS/LOW-BACK-PAIN-FACT-SHEET
Purnamasari, P., Gunarso, U., Rujito, L., 2010, ‘Overweight sebagai faktor risiko low back
pain pada pasien poli saraf RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto’, Mandala
of Health, Vol. 4, No. 1, Available at:
https://www.researchgate.net/publication/235931061_OVERWEIGHT_SEBAGAI_FAK
TOR_RESIKO_LOW_BACK_PAIN_PADA_PASIEN_POLI_SARAF_RSUD_PROF_DR
_MARGONO_SOEKARJO_PURWOKERTO
Rachmat, N., Utomo, P. C., Sambada, E. R., & Andyarini, E. N. 2019, ‘Hubungan Lama
Duduk dan Sikap Duduk Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Penjahit
Rumahan Di Kecamatan Tasikmadu’, Journal of Health Science and Prevention, 3(2),
79-85 http://jurnalfpk.uinsby.ac.id/index.php/jhsp/article/view/204
Sillalahi, A., Kusuma, T. A., & Margawati, A. 2016, ‘Perbandingan Efektivitas Satu Paket
Program Terapi Swd Dan Tens Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Pasien Low Back
Pain Mekanik’, Skripsi, Diponegoro University, Available
at:
http://eprints.undip.ac.id/50252/3/Adventina_Silalahi_22010112130135_Lap.KTI_Bab
2.pdf
Tomita S, Arphorn S, Muto T, Koetkhlai K, Naing SS, Chaikittiporn C 2010, ‘Prevalence and
risk factors of low back pain among Thai and Myanmar migrant seafood processing
factory workers in Samut Sakorn Province, Thailand’, Ind Health, Vol. 28, No. 3, pp
283-91, Available at: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20562503/
Umami, A. R., Hartanti, R. I., & Sujoso, A. D. P. 2014, ‘Hubungan antara Karakteristik
Responden dan Sikap Kerja Duduk dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (Low
Back Pain) Pada Pekerja Batik Tulis (The Relationship Among Respondent
Characteristic and Awkward Posture with Low Back Pain in Batik Workers)’, e-
Journal, Pustaka Kesehatan, Vol.2, No.1, Available at:
https://pdfs.semanticscholar.org/a42d/6c39fd03a9971d6b87370485cfb7de72f2ed.pdf
Vujcic, I., Stojilovic, N., Dubljanin, E., Ladjevic, N., Ladjevic, I., Sipetic-Grujicic, S. 2018,
‘Low back pain among medical students in Belgrade (Serbia): A cross-sectional
study’, Pain Research and Management, Available at:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29623146/
Widiasih, G. 2015, ‘Hubungan Posisi Belajar dan Lama Duduk dengan Kejadian Nyeri
Punggung Bawah Mahasiswa PSPD FKIK UIN Jakarta’, Available at:
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA%20WIDIA
SIH-FKIK.pdf
Winata, S. D. 2015, ‘Diagnosis dan penatalaksanaan nyeri punggung bawah dari sudut
pandang okupasi’. Jurnal Kedokteran Meditek, Vol. 20, No. 54, Available at:
http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/Meditek/article/view/1021/1163
Wong, A.Y., Karppinen, J. & Samartzis, D. 2017, ‘Low back pain in older adults:
risk factors, management options and future directions’, Scoliosis Spinal
Disorders, Available at: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28435906/
Wulandari, I. D. 2010, ‘Hubungan lama dan sikap duduk perkuliahan terhadap keluhan
nyeri punggung bawah miogenik pada mahasiswa di universitas muhammadiyah
surakarta’, Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Available at:
https://jurnal.unikal.ac.id/index.php/pena/article/viewFile/149/149
Yani, B. S. 2018, ‘Hubungan Lama Duduk tanpa Sandaran terhadap Risiko Terjadinya
Nyeri Punggung Bawah pada Mahasiwa Farmasi UMM’, Skripsi, University of
Muhammadiyah Malang, Available at: http://eprints.umm.ac.id/40979/
LAMPIRAN
NIM 170100212
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Kepanitiaan :
Riwayat Pelatihan :
PERNYATAAN
HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK DENGAN
DISABILITAS AKIBAT NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA
MAHASISIWA FK USU TAHUN 2020
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil karya orang
lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas
sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternayata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan
hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, penulis bersedia
menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi lainnya sesuai
dengam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
LEMBAR PENJELASAN
Nama saya adalah Nilfa Selviani Sambo, mahasiswa semester VII Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. Saya sedang melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan
posisi belajar dan lama duduk dengan disabilitas akibat nyeri punggung bawah. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui apakah ada hubungan posisi belajar dan lama
duduk dengan disabilitas akibat nyeri punggung bawah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Manfaat penelitian ini apabila penelitian ini berhasil dibuktikan, yaitu dapat menjadi
berbagai sumber tambahan informasi bagi mahasiswa FK USU agar mengubah posisi belajar
dan lama duduk yang benar untuk mencegah terjadinya disabilitas akibat nyeri punggung
bawah. Oleh karena itu, saya meminta kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam penelitian
ini dengan sukarela dan tanpa paksaan.
Pertama saya akan menilai bagaimana posisi anda belajar apakah duduk atau sambil
tiduran sesuai dengan jawaban anda di lembar kuesioner. Lalu saya akan menilai berapa lama
anda paling lama duduk dalam satu hari sesuai dengan jawaban anda di lembar kuesioner.
Kemudian saya akan menghubungkan posisi belajar anda dan lama duduk dengan disabilitas
akibat nyeri punggung bawah berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang ada di lembar
kuesioner. Untuk penelitian ini, anda tidak akan dikenakan biaya apapun. Setelah memahami
berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan anda bersedia mengisi lembar
persetujuan yang telah saya siapkan.
Terima kasih saya ucapkan kepada anda yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini.
Keikutsertaan anda dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi
ilmu pengetahuan.
Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan dan kesediaan Anda menjadi
partisipan dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.
Medan, 2020
Peneliti Utama
(INFORMED CONSENT)
Nama :
NIM :
Usia :
No. Hp :
Alamat :
Setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian tentang hubungan posisi belajar dan
lama duduk dengan disabilitas akibat nyeri punggung bawah pada mahasiswa FK USU,
dengan ini saya menyatakan BERSEDIA / TIDAK BERSEDIA (coret yang tidak perlu)
untuk ikut serta berpartisipasi dengan menjadi subjek penelitian.
Dengan pernyataan persetujuan ini saya perbuat dengan penuh kesadaran dan tanpa
paksaan.
Medan, 2020
( )
Lampiran G. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK DENGAN
DISABILITAS AKIBAAT NYERI PUNGGUNG BAWAH
Nama :
NIM :
Angkatan :
Usia :
Jenis kelamin :
Nomor Hp :
Pengukuran BMI
Berat Badan :
Tinggi Badan :
BMI :
a. 3 jam
b. 3-6 jam
c. 6-9 jam
c. Keduanya
3. Apakah anda memiliki penyakit tulang belakang atau pernah memiliki
riwayat penyakit tulang belakang?
a. Ya
b. Tidak
YA TIDAK YA TIDAK
Nb :
Keduanya 6 30 36
Total 11 49 60
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- sided)
Value df
a
Pearson Chi-Square 1,407 2 ,495
Likelihood Ratio 1,094 2 ,579
Linear-by-Linear Association ,533 1 ,465
N of Valid Cases 60
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,37.
keduanya 11 25 36
Total 16 44 60
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- sided)
Value df
a
Pearson Chi-Square 1,645 2 ,439
Likelihood Ratio 1,639 2 ,441
Linear-by-Linear Association ,234 1 ,629
N of Valid Cases 60
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,53.
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- sided)
Value df
a
Pearson Chi-Square 2,162 3 ,539
Likelihood Ratio 3,368 3 ,338
Linear-by-Linear Association 1,681 1 ,195
N of Valid Cases 60
a. 4 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,28.
Hubungan lama duduk dengan NPB setahun terakhir
setahun
tidak nyeri
nyeri punggung punggung bawah
bawah Total
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- sided)
Value df
a
Pearson Chi-Square 2,037 3 ,565
Likelihood Ratio 2,068 3 ,558
Linear-by-Linear Association ,008 1 ,927
N of Valid Cases 60
a. 2 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,87.