Proposal Selesai (Erdaa)
Proposal Selesai (Erdaa)
PROPOSAL PENELITIAN
ERDA FEBRIZA
18.3.0.1.049
i
PENGARUH REBUSAN DAUN BELIMBING WULUH
TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH
PADA PENDERITA HIPERTENSI
PROPOSAL
ERDA FEBRIZA
18.3.0.1.049
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN
ERDA FEBRIZA
18301049
Pembimbing
Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
STIKes Payung Negeri Pekanbaru
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Ini Telah Disetujui, Diperiksa dan Dipertahankan Di Hadapan Tim Penguji
Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru
ERDA FEBRIZA
18301045
Ns. M. Zul’Irfan, M.Kep. Ns. Rina Herniyanti, M.Kep. Ns. Dini Maulinda, M.Kep.
NIDN. 1014109004 NIDN. 1023108502 NIDN. 1030118502
Mengesahkan,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru
Ketua,
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan proposal penelitian ini,
yang diajukan guna melengkapi dan memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Pendidikan sarjana keperawatan di STIKes Payung Negeri Pekanbaru dengan judul
“pengaruh rebusan daun belimbing wuluh terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi”.
Pada kesempatan kali ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan motivasi
dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan proposal
penelitian ini, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Ibu Ns. Hj. Deswinda, S.Kep, M.Kes, selaku Ketua STIKes Payung Negeri
Pekanbaru
2. Ibu Ns. Fitri Dyna, M.Kep, selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan STIKes
Payung Negeri Pekanbaru
3. Ibu Ns. Sri Yanti, M.kep,Sp.Kep. MB Selaku Koordinator mata kuliah skripsi
program studi S1 keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru
4. Bapak Ns. M. Zul’Irfan, M.Kep, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan arahan, saran, serta bimbingan kepada penulis.
5. Seluruh staf dosen dan seluruh karyawan/I STIKes Payung Negeri Pekanbaru
6. Teristimewa ucapan terima kasih kepada Ayah tercinta (Abu Bakar) dan Ibunda
tercinta (Fatimah), kakak, abang dan adik yang selalu memberi dukungan,
motivasi dan doa yang tiada hentinya.
iv
7. Terimakasih Kepada teman-teman yang selalu ada dalam suka maupun duka,
Resty Julita, Dian Lioni, Nova Febrianti, Cici Anjani, Riska Ramadani yang
memberikan semangat tiada henti.
8. Kepada teman-teman seperjuangan Program Studi S1 Keperawatan khususnya
Angkatan 2018 kelas VI B yang memberikan semangat dan dukungan kepada
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Erda febriza
DAFTAR ISI
v
HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...................................................................................................viii
DAFTAR SKEMA....................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................x
PENDAHULUAN......................................................................................................1
A.Latar Belakang...................................................................................................1
B.Rumusan Masalah..............................................................................................5
C.Tujuan..................................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................6
vi
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 kerangka konsep.....................................................................................19
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar permohonan menjadi responden
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
kaki, penggunaan minyak esensial, terapi musik, dan terapi herbal. (Risa et al,
2018). Beberapa pengobatan komplementer yang telah ditemukan untuk
membantu menurunkan tekanan darah diantaranya dengan tanaman tradisional.
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan di
masyarakat. Masyarakat menggunakan terapi komplementer dengan alasan
keyakinan, keuangan, reaksi obat kimia dan tingkat kesembuhan. Terapi
komplementer juga akan dirasakan lebih murah jika pasien dengan penyakit
kronis yang harus rutin mengeluarkan biaya untuk pengobatan. (Trisnawati &
Jenie, 2019).
Penatalaksanaan terapi pada pasien hipertensi membutuhkan waktu jangka
panjang sehingga terdapat kekhawatiran akan efek samping yang muncul.
Banyak masyarakat yang kemudian memilih untuk menggunakan terapi
komplementer. Beberapa contoh dari terapi komplementer adalah produk alami
seperti herbal, probiotik, juga mind and body practices seperti yoga, meditasi,
akupuntur. (Lestari & Faridah, 2021). Dalam hal pemilihan pengobatan,
masyarakat akan menggunakan pengetahuannya untuk bersikap. Berbagai
faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mencari pengobatan yaitu
pengetahuan, pendidikan, persepsi, dan sikap, Adapun pengetahuan terkait
terapi komplementer atau obat tradisional di Indonesia mengacu pada
pengalaman yang diperoleh secara turun-temurun dan umumnya berasal dari
tumbuhan. (Lestari & Faridah, 2021).
Menurut penelitian yang dilakukan Simandalahi & Yentisukma (2019).
Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi)
Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Andalas Padang. Menunjukkan pengaruh perubahan tekanan darah
dengan sampel sebanyak 16 orang penderita hipertensi (8 orang kelompok
intervensi dan 8 orang kelompok kontrol). Hasil analisa univariat, didapatkan
rata- rata tekanan darah pada kelompok intervensi setelah pemberian air
rebusan daun belimbing wuluh yaitu 146.00/88,75 mmHg. Rata-rata tekanan
4
darah pada kelompok kontrol yaitu 156.75/93,50 mmHg. Hasil analisa bivariat
didapatkan ada pengaruh pemberian air rebusan daun belimbing wuluh terhadap
tekanan darah pada lansia hipertensi dengan nilai p=0,000 dan p=001.
Salah satu jenis terapi komplementer yang dapat digunakan untuk
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi adalah dengan
mengkonsumsi rebusan daun belimbing wuluh. Belimbing wuluh juga disebut
belimbing asam merupakan sejenis pohon yang berasal dari kepulauan Maluku.
Belimbing wuluh merupakan tanaman jenis buah dan obat tradisional, Daun
belimbing wuluh mengandung senyawa flavonoid, fenol, alkaloid, tanin, dan
kumarin. Ekstrak etanol yang telah dimurnikan dari daun belimbing wuluh
mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi obat antihipertensi.(Hasim et
al., 2019). Daun belimbing wuluh mempunyai aktifitas farmakologi yaitu untuk
menghilangkan rasa nyeri dan sebagai antiinflamsi. daun belimbing wuluh
dijadikan obat tradisional karena di dalam daun belimbing wuluh terdapat zat-
zat aktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang sering disebut zat
antiseptic. Pada tanaman Belimbing wuluh juga memiliki kandungan kimia
yaitu kalium oksalat, flavonoid pectin, tanin, asma galat dan asam ferulat.
Tanaman ini banyak dimanfaatkan mengatasi berbagai penyakit salah satunya
mengatasi tekanan darah tinggi. (Hidjrawan Yusi, 2018).
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan didapatkan data dari
Dinas Kesehatan Provinsi Riau bahwa penyakit tertinggi hipertensi pada tahun
2021 berada di Puskesmas RI Simpang tiga dengan di dapatkan data dari
januari – desember 2021 jumlah kunjungan pasien hipertensi sebanyak 6.324
dengan persentasi 43,81%. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap 10
pasien hipertensi, 8 diantaranya mengatakan melakukan terapi non-farmakologi.
mereka mengatakan tidak hanya mengkonsumsi obat dari puskesmas saja,
Responden berkeyakinan dengan mengkonsumsi obat tradisional dapat
membantu menurunkan tekanan darah, responden menyebutkan mengkonsumsi
obat herbal antara lain, mengkonsumsi timun dan labu siam. Saat wawancara
5
B. Rumusan Masalah
Hipertensi merupakan masalah kesehatan di dunia baik negara maju
maupun negara berkembang. Istilah “silent killer” disematkan kepada
hipertensi karena biasanya orang yang menderita tidak mengetahui gejala
sebelumnya dan gejala baru muncul setelah sistem organ tertentu mengalami
kerusakan pembuluh darah. Pendekatan non farmakologi atau disebut
pendekatan komplementer adalah upaya tambahan di luar pendekatan medis
yang dipercaya dapat menurunkan tekanan darah. Tekanan darah pada pasien
dapat diatasi dengan berbagai alternatif, masih banyak masyarakat yang
kurang mengetahui mengenai terapi komplementer. Terapi komplementer
yang bisa dilakukan untuk membantu menurunkan tekanan darah salah
satunya dengan tanaman tradisional. Tanaman tradisonal yang bisa dijadikan
obat untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi salah satunya
yaitu dengan mengkonsumsi rebusan daun belimbing wuluh. Oleh karena itu,
berdasarkan latar belakang yang ada rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui “Bagaimana pengaruh rebusan daun belimbing
wuluh terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi?”.
6
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
rebusan daun belimbing wuluh terhadap perubahan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui nilai rata-rata tekanan darah pada penderita hipertensi
sebelum diberikan rebusan daun belimbing wuluh.
b) Untuk mengetahui nilai rata-rata tekanan darah pada penderita hipertensi
sesudah diberikan rebusan daun belimbing wuluh.
c) Untuk mengetahui pengaruh tekanan darah pada penderita hipertensi
sebelum dan sesuda diberikan rebusan daun belimbing wuluh.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi institusi pendidikan keperawatan.
Hasil penelitiian ini diharapkan menambah referensi dan informasi dalam
pengetahuan mahasiswa keperawatan khususnya dalam pembelajaran
Keperwatan Medikal Bedah ( KMB ).
2. Bagi responden.
Untuk meningkatkan kebermanfaatan daun belimbing wuluh untuk terapi
komplementer pasien dengan hipertensi.
3. Tempat penelitian.
Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi bagi masyarakat
umum, tentang pemanfaatan daun belimbing wuluh untuk terapi
komplementer pada hipertensi.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar bagi
penelitian selanjutnya untuk dapat dijadikan perbandingan dalam
7
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkan. Hipertensi sering disebut sebagai pembunuh gelap (silent
killer ), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan
gejala lebih dahulu. Hipertensi suatu keadaan dimana tekanan darah
meningkat diatas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai
dengan usia. Seseorang dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg, pada
pemeriksaan yang berulang. Penyebab tekanan darah meningkat adalah
peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan)
dari pembuluh darah dari tepi. peningkatan volume aliran darah Tekanan
darah sistolik merupakan pengukur utama yang menjadi dasar penentuan
diagnosis hipertensi. (Apriani, 2019).
Tekanan darah merupakan suatu gaya yang diberikan darah kepada
dindinh pembuluh darah dan ditimbulkan oleh desekan darah terhadap
didning arteri ketika darah dipompa dari jantung menuju jaringan.
Besarnya tekanan tergantung pada pembuluh darah dan denyut jantung.
tekanan darah paling tinggi ketika ventrikel berkontraksi ( tekanan
sistolik ) dan paling rendah ketika ventrikel berelaksasi ( tekanan
diastolik ). Pada keadaan hipertensi, tekanan darah meningkat yang
ditimbulkan karena darah dipompakan melalui pembuluh darah dengan
kekuatan yang berlebih. (Hasnawati, 2021).
8
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang penyebabnya
dapat diketahui, diantaranya kelainan pembuluh darah ginjal,
gangguan kelenjer tiroid dan juga kelenjer
adrenal( hiperaldosteronisme).
4) Jenis kelamin
Wanita lebih dari pria: di usia lebih dari 50 tahun, karena di
usia tersebut seorang wanita sudah mengalami menopause dan
tingkat stress lebih tinggi.
Pria lebih dari wanita: di usia kurang dari 50 tahun, karena di
usia tersebut seorang pria mempunyai lebih banyak aktivitas
dibandingkan wanita. (Alfeus, 2018).
3. Klasifikasi
Seseorang dapat dikatakan hipertensi jika tekanan darah sistolik ≥ 140
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan yang
berulang dilakukan. Adapun pembagian derajat keparahan hipertensi
pada seseorang merupakan salah satu dasar penentuan tatalaksana
hipertensi.
Tabel 2. 1
Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi Sistolik Keterangan Diastolic
Optimal < 120 Dan <80
Normal 120-129 Dan/ atau 80-84
Normal tinggi 130-139 Dan/ atau 84-89
Hipertensi derajat 1 140-159 Dan/ atau 90-99
Hipertensi derajat 2 160-179 Dan/ atau 100-109
Hipertensi derajat 3 ≥ 180 Dan/ atau ≥110
Hipertensi sistolik ≥ 140 Dan <90
terisolasi
(Sumber : PERKI, 2015 )
4. Patofisiologi
Hipertensi esensial melibatkan interaksi yang sangat rumit antara
faktor genetic dan lingkungan yang dihubungkan oleh pejemu mediator
neurohormonal. Secara umum hipertensi disebabkan oleh peningkatan
tahanan perifer atau peningkatan volume darah. Gen yang berpengaruh
pada hipertensi primer ( faktor heriditer diperkirakan meliputi 30%
sampai 40% hipertensi primer) meliputi reseptor angiotensin II, Gen
11
angiotensin dan renin, gen sintetase oksida nitrat endothelial ; gen protein
reseptor kinase G; gen reseptor adrenergic, gen kalsium transport dan
natrium hydrogen antiporter ( mempengaruhi sensitivitas garam) dan gen
yang berhubungan dengan resistensi insulin, obesitas, hyperlipidemia, dan
hipertensi sebagai kelompok bawaan. Teori terkini mengenai hipertensi
primer meliputi peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis (SNS) yaitu
terjadi respons maladatif terhadap stimulasi saraf simpatis dan perubahan
gen pada reseptor ditambah kadar katekolaminn serum yan menetap,
peningkatan aktivitas sistem renin- angiotensin-aldosteron (RAA), secara
langsung menyebakan vasokontraksi, tetapi juga meningkatkan aktivitas
SNS dan menurunkan kadar prostaglandin vasodilator dan oksida nitrat,
memediasi remodeling arteri ( perubahan structural pada dinding
pembuluh darah), memediasi kerusakan organ akhir pada jantung
( hipertrofi ), pembuluh darah dan ginjal. Defek pada transport garam dan
air menyebabkan gangguan aktivitas peptide natriuretic otak ( brain
natriuretic peptide, BNF ), peptide natriuretic atrial ( atrial natriuretic
peptide, ANF ), adrenomedulin, urodilatin dan endotelin dan
berhubungan dengan supann diet kalsium, magnesium dan juga kalium
yang rendah. Interaksi kompleks yang melibatkan resistensi insulin dan
fungsi endotel, hipertensi sering terjadi pada penderita diabetes, dan
resistensi insulin ditemukan pada banyak pasien hipertensi yang tidak
disertai oleh diabetes klinis. Resistensi insulin dan kadar insulin yang
tinggi meningkatkan aktivitas SNS dan RAA. (Manuntung, 2018).
Tekanan darah arteri merupakan resistensi perifer dan curah jantung.
Curah jantung meningkat karena keadaan yang meningkatkan frekuensi
jantung, volumennya sekuncup atau keduannya. Resistensi perifer
meningkat disebabkan karena faktor yang meningkatkan viskositas darah
atau yang menurunkan ukuran lumen pembulu darah khususnya
12
5. Manifestasi Klinis
Pada penderita hipertensi biasanya penderita tidak menunjukkan gejala
pada awalnya. Pemeriksaan fisik dapat mengungkapkan tidak ada
kelainan kecuali tekanan darah tinggi. Gejala awal hipertensi menurut
(Mufarokhah, 2020) diataranya yaitu :
1) Sakit kepala. Sel darah merah yang membawa oksigen mengalami
kesulitan mencapai otak karena pembuluh yang meyempit,
menyebabkan sakit kepala, dan juga terkadang disertai dengan mual
muntah akibat peningkatan intracranial.
2) Pusing disebabkan karena konsentrasi oksigen yang rendah yang
mencapai otak.
3) Sakit dada, disertai nyeri dada terjadi juga kerena kadar oksigen
menurun.
4) Penglihatan kabur, dapat terjadi kemudian karena terlalu banyak
penyempitan pada pembuluh darah mata sehingga sel darah merah
yang membawa oksigen tidak dapat melewati.
5) Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler. Gejala lain biasanya yaitu keluarnya darah dari hidung
secara tiba-tiba, tungkuk terasa pegal.
6. Penatalaksanaan .
1. Medis
Terapi farmakologi pada hipertensi diberikan pada pasien hipertensi
derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah lebih
dari 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan
hipertensi derajat lebih dari 2. Prinsip dasar terapi farmakologi yang
perlu diperhatikan untuk menjaga kepatuhan dan meminimalisasi efek
samping, yaitu (PERKI, 2015) :
1) Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal.
14
sehingga dapat melindungi sistem biologi tubuh dari efek merugikan yang
timbul dari proses maupun reaksi yang menyebabkan oksidasi berlebihan.
Flavonoid hampir terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk buah,
akar, daun dan kulit luar batang. Manfaat flavonoid antara lain untuk
melindungi struktur sel, meningkatkan efektifitas vitamin C, anti
inflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai antibiotic. Vitamin C
adalah salah satu vitamin yang dapat laut dalam air, vitamin C dikenal
juga dengan nama Asam askorbat. Vitamin C memainkan peran penting
dalam homeostasis sel, bertindak sebagai antioksidan kuat serta modulator
positif diferensiasi sel. Belimbing wuluh merupakan salah satu buah yang
mengandung vitamin C cukup besar yaitu 52 mg tiap 100 gr bahan, tetapi
masyarakat kurang berminat untuk mengkonsumsi, karena rasanya sangat
asam. Daun Belimbing wuluh mengandung senyawa flavonoid, pektin dan
vitamin C yang dapat menurunkan tekanan darah. (luthfianto & marfuah,
2022).
c. Cara pengolahan
Rebusan daun belimbing wuluh diberikan dengan intensitas dua
kali sehari (150 ml untuk satu kali minum) setelah makan selama 7
hari berturut-turut, dengan prosedur pembuatan yaitu: ( Simandalahi &
Yentisukma, 2019).
1. Daun belimbing wuluh Segar dicuci bersih, kemudian daun
ditimbang 50 gr untuk 1 gelas.
2. Daun direbus dengan 300 ml air hingga mendidih sampai air
tersisa menjadi setengahnya.
3. Saring selagi hangat, dan berikan 2 gelas perhari, pagi dan sore
(150cc) setelah makan Selanjutnya dilakukan pengukuran tekanan
darah kembali setelah pemberian intervensi dan dicatat kedalam
lembar observasi
4. Konsumsi rebusan selama 7 hari berturut-turut.
18
C. Penelitian Terkait
1. Berdasarkan penelitian dari Simandalahi & Yentisukma (2019).
Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa
Bilimbi) Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Padang. Jenis dan desain
penelitian ini adalah Quasi Eksperimen, post test control grup design.
Jumlah sampel sebanyak 16 orang penderita hipertensi (8 orang
kelompok intervensi dan 8 orang kelompok kontrol) diambil dengan
teknik purposive sampling. Data diolah dengan komputerisasi dengan
analisa univariat statistik deskriptif dan analisa bivariat menggunakan
uji t-test independen dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil analisa
univariat, didapatkan rata- rata tekanan darah pada kelompok
intervensi setelah pemberian air rebusan daun belimbing wuluh yaitu
146.00/88,75 mmHg. Rata-rata tekanan darah pada kelompok kontrol
yaitu 156.75/93,50 mmHg. Hasil analisa bivariat didapatkan ada
pengaruh pemberian air rebusan daun belimbing wuluh terhadap
tekanan darah pada lansia hipertensi dengan nilai p=0,000 dan p=001.
2. Berdasarkan penelitian dari Anggreni et al (2018). Pengaruh Air
Rebusan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Dalam
Penurunan Tekanan Darah Ibu Hamil Penderita Hipertensi. Jenis
penelitian ini adalah experimental, rancang bangun yang digunakan
adalah one-shot case study, peneliti mengadakan treatment selama 2
kali dalam seminggu, selama 1 bulan. Konsumsi yang rutin selama 1
bulan diperkirakan dapat menurunkan tekanan darah ibu hamil yang
hipertensi. Instrument penelitian ini menggunakan lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
mengalami pre hipertensi pada pengamatan awal, namun setelah
pemberian air rebusan daun belimbing wuluh selama 1 bulan maka
sebagian besar ibu hamil pada kelompok eksperimen mengalami
19
D. Kerangka Konseptual
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep yang ingin
diamati atau yang ingin diukur melalui penelitian yang akan dilakukan.
Hubungan antar konsep dapat ditentukan berdasarkan teori- teori dan tinjauan
literature serta hasil dari penelitian sebelumnya. (Wibowo, 2021).
Skema 2. 1
Kerangka Konsep
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu dugaan atau jawaban sementara yang
mungkin benar tetapi mungkin juga salah. Hipotesis suatu dugaan, tidak
hanya asal membuat dugaan tetapi dugaan yang di dasari oleh teori-teori
atau hasil- hasil penelitian yang pernah dilakukan. karena sifat hipotesis
yang masih dugaan, maka hipotesis mungkin diiterima atau mungkin juga
ditolak. Hipotesis juga merupakan dugaan atau perkiraan tentang adanya
kaitan antara dua variable atau lebih. (Wibowo, 2021).
Skema 3.1
Rancangan Penelitian
R1 01 02
R2 02
Keterangan :
R :Responden
R1 :Responden Intervensi
R2 :Responden Kontrol
01 :Perlakuan Eksperimental Daun Belimbing Wuluh
02 :Posttest
21
22
Tabel 3. 1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
Perhitungan :
n = besar sampel
n=¿
n=[ 1.96+0.084 ¿ S¿¿ 0.5 ] 2
n=7.8
3. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel terdapat
beberapa jenis teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan
dipakai dalam penelitian. Pada dasarnya teknik sampling dikelompokkan
menjadi dua yaitu, probability sampling dan non-probability sampling.
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel
adalah purposive sampling yaitu, penentuan sampel dengan pertimbangan
dan seleksi khusus.(Siyoto & Ali Sodik, 2015)
25
D. Instrument Penelitian
Instrument penelitian, merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan mengukur objek dari suatu variabel penelitian,
supaya mendapatkan data yang benar untuk kesimpulan yang sesuai dengan
keadaan sebenarnya, maka diperlukan suatu instrumen yang valid dan
konsisten serta tepat dalam memberikan data hasil penelitian.(Syamsuryadin
& Wahyuniati, 2018).
Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah lembar Observasi,
pulpen dan juga sphygmomanometer digital merek omron sebagai alat ukur
dalam pemeriksaan tekanan darah. Alasan peneliti menggunakan merek
amron karena tingkat inflasi disesuaikan secara otomatis tanpa rasa sakit dan
tidak nyaman. phygmomanometer digital amron memiliki akurasi manset
yang baik dengan teknologi intelliWrap dan juga dapat menyimpan hasil ukur
tekanan darah dalam memori. sphygmomanometer digital tervalidasi secara
klinis serta memenuhi standar akurasi pengukuran tekanan darah atau ukuran
jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Pengukuran tekanan darah
26
E. Definisi Operasional
Definisi Operasionl merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variable akan diukur, dengan membaca definisi operasional dalam suatu
penelitian seorang peneliti akan mengetahui pengukuran suatu variable,
sehingga mengetahui baik buruknya dilakukan pengukaran tersebut.(Siyoto &
Ali Sodik, 2015).
Tabel 3. 2
Definisi Operasional
F. Etika Penelitian
Etika Penelitian, khususnya jika yang menjadi subyek penelitian adalah
manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia
memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang
akan dilaksanakan benar menjunjung tinggi kebebasan manusia. Beberapa
prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami adalah (Setiana &
Nuraeni, 2018):
a. Prinsip manfaat,diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan membebaskan, tidak
memberikan atau dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala
bentuk penelitian menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak menjadikan
manusia untuk dieksploitasi. Penelitian yang dihasilkan dapat memberikan
manfaat dan mempertimbangkan antara aspek risiko dengan aspek manfaat,
bila penelitian yang dilakukan dapat mengalami dilema dalam etik.
b. Prinsip menghormati manusia, Manusia memiliki hak dan merupakan
makhluk yang harus dihormati, karena manusia berhak untuk menentukan
pilihan antara mau dan tidak untuk diikutsertakan menjadi subyek
penelitian.
c. Prinsip keadilan, dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan dengan
menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak menjaga
privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakukan terhadap manusia.
Masalah Etika Penelitian (Keperawatan) merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berinteraksi
langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian yang harus
diperhatikan yaitu :
1. Informed Consent
28
2. Informed consent
Subyek penelitian mengetahui dan memahami maksud dan tujuan
penelitian, proses penelitian dan dampaknya yang akhirnya dapat
menentukan apakah responden bersedia atau tidak bersedia menjadi
subyek penelitian. Jika bersedia, maka harus menandatangani lembar
persetujuan. Jika subyek tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak responden/pasien. Beberapa informasi yang harus ada
dalam informed consent antara lain(Setiana & Nuraeni, 2018):
1. Partisipasi pasien, tujuan dilakukannya penelitian atau tindakan, jenis
data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial
masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, dan informasi yang
mudah dihubungi.
2. Anonimity (tanpa nama), Masalah etika keperawatan yang
memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan
cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality), masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan akan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang
akan dilaporkan dan diperlihatkan pada hasil riset.
29
I. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat merupakan jenis analisis yang melibatkan hanya satu
variable, dalam kaitannya analisis hubungan antarvariabel, maka analisis
univariat hanya melibatkan satu variabel respons atau dependent (Lusiana
& Mahmudi, 2020). Analisa univariat digunakan untuk mendapatkan
gambaran jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir dan juga
tekanan darah sebelum dan sesudah diberi perlakuan mengkonsumsi
rebusan air daun belimbing wuluh. Hasil dari analisis akan disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi dan persentase melalui program komputerisasi,
sedangkan pengukuran tekanan darah disajikan dalam bentuk mean,
standar deviasi, serta nilai minimum dan maksimum.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisa data yang melibatkan lebih dari
satu variable atau memiliki banyak variable dependen yang dianalisis
(Lusiana & Mahmudi, 2020). hipotesis yang digunakan pada penelitian ini
adalah dependent sample t-test Syarat dari uji dependent sample t-test
adalah data harus terdistribusi normal, kelompok data dependent dan
variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik. Dependent
sample t-test digunakan untuk mengetahui rata-rata (mean) tekanan darah
sebelum dan sesudah intervensi konsumsi air rebusan daun belimbing
wuluh. Derajat kepercayaan (p=0,05), apabila dari uji statistik di dapatkan
p<0,05, maka dapat diartikan terdapat pengaruh rebusan daun belimbing
wuluh terhadap penurunan tekanan darah , sehingga H0 di tolak.
Sedangkan apabila p>0,05, maka diartikan tidak terdapat pengaruh rebusan
daun belimbing wuluh terhadap penurunan tekanan darah , maka H0 gagal
ditolak.
33
Tabel 3. 3
Perngaruh pemberiaan Rebusan Daun Belimbing Wuluh
Pretest Dan Posttest Pada Kelompok Intervensi
Kepada Yth,
Calon Responden
di
Tempat
Dengan
Hormat,
Sebagai bentuk persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru Program Studi S1 Keperawatan
dan juga sebagai bimbingan, pedoman dalam ilmu pendidikan guna meningkatkan
produktivitas pendidikan dan pembelajaran, saya yang bertanda tangan dibawah
ini:
Nama : Erda Febriza
Nim : 18301049
Alamat: Jl. Serayu
Akan mengadakan penelitian “Pengaruh Rebusan Daun Belimbing Wuluh
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi”. Penelitian ini
tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden. Saya akan
menjaga kerahasiaan informasi dalam pelaksanaan penelitian ini, bila responden
setuju dan berpartisipasi dalam melaksanakan maka saya mohon ketersediaannya
untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Atas perhatiannya
saya ucapkan terimakasih.
Hormat Saya,
Erda Febriza
Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Pekanbaru, 2022
Responden
(……………………………)
Lampiran 3. Lembar Observasi
Kelompok
intervensi
kontrol
Inisial :
Usia : tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Swasta Pensiun
dll,
Tekanan Tekanan
Darah Perlakuan darah keterangan
(pre-test) (post-test)
Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7
Lampiran 4. Lembar SOP
A. Bahan
1. Gelas ukur
2. Tempat rebus
3. sendok
4. Saringan
C. Cara Pembuatan
1. Daun belimbing wuluh dicuci bersih
2. Daun ditimbang sebanyak 50 gr
3. Daun direbus dengan air 300 ml hingga
mendidih sampai air tersisa menjadi
setengah
4. Lalu saring selagi hangat.
5. Air Rebusan daun belimbing wuluh siap diminum. (150 cc
sekali minum)
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dan Pengambilan Data