SKRIPSI
Oleh :
CAHYA NUNG HAYATI
1411020160
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
Purbalingga”.
3. Ns. Sri Suparti, S.Kp M.Kes, Selaku Ketua Program Studi Keperawatan S1
4. Bapak, Ibu tercinta terima kasih atas dukungan semua baik materiil, dukungan
moral maupun do’a yang selalu di berikan sehingga penulisan proposal skripsi
iii
5. Sudara- saudaraku tersayang yang telah membantu dan memberikan dukungan
baik secara moril, spiritual maupun materiil atas penyusunan proposal skripsi
ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN......................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................ v
DAFTAR TABEL........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 9
E. Penelitian Terkait....................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 13
A. Hipertensi................................................................................... 13
B. Pengobatan Hipertensi............................................................... 22
C. Kerangka Teori.......................................................................... 31
D. Kerangka Konsep....................................................................... 31
E. Hipotesis ................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 33
A. Desain penelitian........................................................................ 33
v
B. Populasi, sample dan sampling.................................................. 34
D. Variable penelitian.................................................................... 36
E. Definisi oprasional..................................................................... 37
F. Instrument penelitian................................................................. 37
I. Analisis data............................................................................... 40
J. Etika penelitian.......................................................................... 41
A. HASIL ....................................................................................... 43
B. PEMBAHASAN ....................................................................... 48
A. KESIMPULA .......................................................................... 59
B. SARAN .................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 62
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO ........................................ 14
Tabel 6 Perbedaan Tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus tomat
segar............................................................................................. 45
Tabel 7 Perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus tomat
rebus............................................................................................ 46
Tabel 8 perbedaan efektifitas jus tomat segar dan jus tomat rebus terhadap
tekanan darah .............................................................................. 47
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3 Nilai rata-rata perubahan tekanan darah pada responden sebelum dan
sesudah diberikan jus tomat segar dan jus tomat rebus............. 44
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmHg.
140 ini biasa dinamakan sistolik yaitu tekanan maksimum dimana jantung
Hipertensi juga biasa disebut sebagai faktor resiko terjadinya stroke, penyakit
jantung koroner, gagal jantung, gagal ginjal dan aneurisma arteri (penyakit
pembuluh darah). Peningkatan tekanan darh yang relative kecil, namun hal
tersebut dapat menurunkan angka harapan hidup (Agoes & Achdiat, 2011).
beberapa negara Afrika jumlah orang yang memiliki tekanan darah tinggi
1
2
20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa,
pada kelompok usia 15-24 tahun adalah 8,7%, pada kelompok usia 25-34
45,9%,65-74 tahun 57,6%, lebih dari 75 tahun adalah 63,8% (Kartika, 2014).
25,8% dari populasi pada usia 18 tahun keatas. Pravalensi kasus hipertensi di
mendapatkan makanan siap saji membuat konsumsi segar dan serat berkurang,
kemudian konsumsi garam, lemak, gula, dan kalori, yang terus meningkat
sebanyak 11.908 atau 9,02% dari 132.027 orang dari usia mulai 18 tahun.
Sedangkan data dari Puskesmas Rembang pada tahun 2017 sebanyak 350
lama karena pada dasarnya penyakit hipertensi susah diketahui penyebab pasti
timbul tanpa adanya gejala yang khas terkait penyakit hipertensi itu sendiri.
Hipertensi tidak dapat dianggap sebagai penyakit yang ringan. Gejala dan
merupakan salah satu faktor resiko penyebab kematian yang cukup tinggi
2008).
4
menjaga tekanan darah selalu normal. Untuk menjaga tekanan darah selalu
normal pada pasien hipertensi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu
yang diminum sehari sekali secara teratur. Akan tetapi mengonsumsi obat-
obatan secara terus menerus dapat menimbulkan efek samping yang dapat
nafas dan gangguan tidur. Selain itu ada juga dengan metode non farmakologi
atau tanpa obat. Pengobatan non farmakologi dapat dilakukan dengan cara
menjaga pola hidup sehat, seperti diet hipertensi dengan pembatasan konsumi
sayur dapat menurunkan tekanan darah karena buah dan sayur mengandung
dalam makanan adalah likopen yang dua kali lebih baik dari B-karoten. Bahan
makan yang merupakan sumber likopen salah satunya adalah tomat. Terdapat
9,27 mg likopen dalam 100 g tomat mentah (Aiska & Candra, 2014), likopen
sel-sel saraf jantung yang kaku akibat endapan kolesterol dan gula darah
selain itu buah tomat juga mengandung zak kimia gamma amino butyric acid
(GABA) yang juga berguna untuk menurunkan tekanan darah (Jacob, 2005).
6
natrium dan lemak. Kerja kalium dalam menurunkan tekanan darah yaitu
angiotensin, kalium dapat mengatur saraf perifer dan sentral yang mengatur
tekanan darah. Kandungan suplemen kalium dalam tomat dan likopen, dapat
terhadap penurunan tekanan darah sistole dan diastol pada pasien hipertensi
yang diberikan jus tomat sebanyak 200 mg selama dua hari berturut-turut pada
antioksidan alami dari buah tomat pada pasien hipertensi yang tidak
usia hipertensi yang diberi jus tomat (Lycopercium commune) dengan kulit
atau tanpa kulit yang diberikan sebanyak 200 mg jus tomat dengan kulit dan
sistolik dan diastolik antara kedua kelompok. Adapun menurut Saputri (2016)
tentang perbedaan efektifitas jus mentimun dan jus tomat terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi yang diberikan jus mentumun dan jus
tomat pada setiap kelompok yang terdiri 15 penderita hipertensi pada masing-
dan jus tomat terhadap penuruna tekanan darah pada penderita hipertensi.
8
Buah tomat dapat dikelola seperti dimasak ataupun direbus, tomat yang
yang direbus ataupun dimasak sebentar menghasilkan lima kali lebih banyak
likopen dengan minyak, seperti olive oil, juga akan meningkatkan penyerapan
likopen (Dalimartha & Andrian, 2013). Buah tomat yang dimasak maupun
dibandingkan buah tomat yang dimakan mentah (Aiska & Chandra (2014).
9
saat ini mengalihkan pengobatan dan perawatan pada bahan yang alami. Salah
satunya yaitu dengan meminum jus tomat. Akan tetapi dari hasil survey
direbus mengandung zat kimia likopen, kalium dan gamma amino butyric
masakan saja.
B. Rumusan Masalah
10
Hipertensi yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmHg.
direbus mengandung zat kimia likopen, kalium dan gamma amino butyric
masakan saja.
Perbedaan efektifitas jus tomat segar dan rebus Terhadap Penurunan Tekanan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Rembang Purbalingga.
11
2. Tujuan khusus
Purbalingga.
Purbalingga.
hipertensi sesudah diberikan jus tomat segar maupun jus tomat rebus di
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi responden
praktis dan tepat, yaitu dengan memanfaatkan jus tomat sebagai terapi
b. Bagi peneliti
12
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu refrensi
bagi mahasiswa.
E. Penelitian Terkait
5 menit sebelum diberikan jus tomat , 30, 60, 90 menit setelah diberikan
2. Paran (2008) tentang efek antioksidan alami dari buah tomat pada pasien
ekstrak tomat, dari 145,8 ± 8,7-132,2±8,6 mmHg (ρ < 0,001) dan 140,4 ±
penelitian ini yaitu terletak pada variabel yang juga menggunakan tomat,
akan tetapi perbedaan pada waktu dan tempat penelitian dan metode yang
commune) dengan kulit atau tanpa kulit dipanti wreda Kota Semarang
lansia yang diberi jus tomat dengan kulit maupun tanpa kulit dengan p
value = 0,002 tetapi tidak ada perbedaan penurunan tekanan darah sistolik
penelitian ini adalah lansia yang di bina di panti rehabilitasi atau panti
sampling yang memenuhi kriteria antara lain berusia >60 tahun dan
sampel yang berbeda, serta waktu dan tempat penelitian yang berbeda.
4. Saputri (2016) tentang perbedaan efektifitas jus mentimun dan jus tomat
pada kelompok jus tomat semula 153,00 ± 12,57 menjadi 140,47 ± 12,48.
tetapi memiliki perbedaan yaitu cara pengolahan bahan, waktu dan tempat
A. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Peningkatan tekanan darh yang relative kecil, namun hal tersebut dapat
terus menerus diatas 140/90 mmHg karena fluktuasi darah yang fluktuasi
tekana darah terjadi antar individu dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan
seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmHg. 140 ini biasa dinamakan
13
14
2. Klasifikasi Hipertensi
dari 140 mmHg dan diastoliknya kurang dari 90 mmHg. Jika sistolik
memiliki sistolik lebih dari 160 mmHg dan diastolik lebih dari 95 mmHg
tekanan darah orang dewasa usia > 18 tahun ( Juliarti, Nurjanah, Uken &
Soestrisno, 2008) :
3. Patofisiologis Hipertensi
terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
Bare, 2002).
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
Ada beberapa faktor resiko yang tidak dapat dirubah seperti riwayat
keluarga atau keturunan, umur, jenis kelamin, dan etnis. Adapun faktor
dan serangan jantung, seperti stress, obesitas dan nutrisi (Kurniadi &
Nurrahmani, 2009).
memiliki orangatua dengan hipertensi memiliki resiko dua kali lebih besar
2009).
tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140-90 mmHg. Hal itu
kelamin, dan genetik, faktor lingkungan juga menjadi faktor yang masih
Nurrahmani, 2009) :
19
karakteristik personal.
antara berat badan dan tekanan darah, baik pada pasien hipertensi
vaskontriksi ginjal dan sistemik. Hal ini dapat terjadi dengan pacuan
rokok yang diisap perhari memiliki kerentanan dua kali lebih besar
6. Komplikasi Hipertensi
penyakit lain yang timbul suatu saat. Beberapa penyakit yang timbul
berkurangnya aliran darah pada beberapa bagian otot jantung. Hal ini
b. Gagal jantung
berat untuk memompa darah. Kondisi itu berakibat otot jantung akan
tanda adanya komplikasi yaitu sesak napas, napas pendek dan terjadi
dua jenis yang yaitu pecahnya pembuluh darah dan rusaknya dinding
dan kematian.
d. Gagal ginjal
plasma pada pembuluh darah akibat proses menua. Hal itu akan
B. Pengobatan Hipetensi
berkaitan dengan tekanan darah yang apa bila proses pengobatan yang
diberhentikan akan ada kemungkinan tekanan darah akan naik secara tiba-tiba.
Untuk itu mengontrol tekanan darah agar stabil. Berikut beberapa cara
a. Tipe 1
b. Tipe 2
24
itu obat ini juga dapat mengurangi jumlah oksigen yang dibutuhkan
samping yang dapat ditimbulkan obat tipe 2 ini yaitu : kepala terasa
c. Tipe 3
yaitu :
beban kerja jantung serta lebih banyak garam dan air yang
berdengung.
menjaga pola hidup sehat seperti banyak mengkonsumsi buah dan sayuran.
1) Pengertian
yang hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Tanaman
2011).
dimana saja dengan warna yang cerah yang sungguh menarik. Sari
pasar local
bulat dan sedikit keras menyerupi buah apel atau pir. Tomat
(Dhalimartha, 2007).
darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi, sari buah berisi
saraf jantung yang kaku akibat endapan kolesterol dan gula darah
selain itu buah tomat juga mengandung zak kimia gamma amino
tanpa kulit pada pagi dan sore selama 7 hari sebanyak 200 mg
penderita hipertensi.
30
Kerangka 1. Energy 74 J
2. Karbohidrat 3.9 g
Teori
3. Gula 2.6 g
5. Lemak 0.2 g
6. Protein 0.9 g
Faktor
7. resiko
Air : 94.5 g
1. Keturunan
2.8. StressVitamin A 42 µg
3.9. Berat Beta-karoten
badan 449 µg
4. Penggunaan
10. kontrosepsi
Luetin dan
oralzeaxanthin 123 µg
pada perempuan
11. Thiamin ( Vitamin B1) 0.037 mg
5. Kebiasaan
12. merokok
Nicin(Vitamin B3) 0.594 mg
6. Asupan garam
13. berlebihan
Vitamin B6 0.08 mg
14. Vitamin C 14 mg
17. Magnesium 11 mg
19. Fosfor 24 mg
penelitian, yang disusun berdasar pada teori yang ada dalam tinjauan teori dan
Hipertensi
Pengobatan
hipertensi
32
E. Hipotesis
Ha : Adakah perbedaan efektifitas jus tomat segar dan rebus terhadap penurunan
Ho : Tidak ada perbedaan efektifitas jus tomat segar dan rebus terhadap
Purbalingga.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
1. Populasi Penelitian
33
34
2. Sampel
Sample adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo, 2012).
N
(Za) PQ
2
d
Za = deviat baku alfa
Q = 1- P
d = Presisi (10%)
N
(Za) PQ
2
d
2
(1,96) 0,099 0,901
2
0,1
3,8416 0,099 0,901
0,01
=34,26
= 34 sample
a. Kriteria Inklusi
35
(Notoatmodjo, 2012).
N = Za
Puskesmas Rembang.
informed consent
4) Berumus ≥ 18 tahun
b. Kriteria Eksklusi
sample dengan .
36
2010).
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat dan
ukuran yang dimiliki atau didapat oleh sesuatu penelitian tentang suatu konsep
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas
E. Definisi Oprasional
F. Instrumen Penelitian
data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik sehingga lebih mudah
dan stetoskop. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini yaitu dengan
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti, data
2. Data Sekunder
catatan atau informasi yang telah ada (Sarwono, 2006). Data sekunder
dalam penelitian ini yaitu data yang diambil dari berbagai literature-
literatur yanng mendukung penelitian ini dan data tentang klien hipertensi
yaitu :
1. Editing
39
data pada lembar kuisioner dan lembar observasi. Seleksi data dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui jika ada lembar observasi yang belum
2. Coding
dan bilangan.
1. Umur
≥18-32 tahun : 1
33-42 tahun : 2
43-53 tahun : 3
≥ 54 tahun : 4
2. Jenis Kelamin
Laki-laki : 1
Perempuan :2
3. Entry Data
4. Tabulasi Data
Tabulasi data merupakan kelanjutan dari entry data dan disajikan dalam
analisa data menggunakan analisi korelasi bivariat yaitu uji statistic yang
I. Analisis Data
1. Analisa Univariat
tomat segar dan rebus meliputi rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum
2. Analisa Bivariat
dan akan dibandingkan. Terdapat uji parametric dan non parametric pada
t test digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai dua sample
selisish sebelum dan sesudah dari dua kelompok yang diberikan jus tomat
yang lebih besar atau sama dengan 15. Menurut Budiarto (2004) sample
artinya jika ada perbedaan yang bermakna maka ada yang dianggap efektif
yaitu yang efektif adalah yang lebuh besar penurunan tekanan darahnya,
J. Etika Penelitian
nama responden.
3. Kerahasiaan ( confidentiality )
menimbulkan efek samping, buah dan sayuran yang dibikin jus yang
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Variabel Kelompok
Jus Tomat segar Jus Tomat rebus
n % N %
Usia ( tahun )
menunjukan bahwa pada kelompok yang diberi jus tomat segar rata-rata
sedangkan pada kelompok yang diberikan jus tomat rebus rata-rata berusia
yang diberikan jus tomat segar sebagian besar berjenis kelamin perempuan
44
yaitu sebanyak 66,67% pada kelompok jus tomat segar, dan pada kelompok
2. Perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah pada hari -3, -5, -7
sebelum dan sesudah diberikan jus tomat segar dan jus tomat rebus.
10
sitole 10
8 sistole
8
6 diastole
6 diastole
4 3-D Colum n 4
3-D Column
3 3
2 2
3-D Colum n 3-D Column
0 4 0 4
hari 3 hari 5 hari 7 hari 3 hari 5 hari 7
hari ke-tiga dengan nilai rata-rata sistole 6.1 dan diastole 7.4 pada jus tomat
segar, sedangkan pada jus tomat rebus penurunan tekanan darah dengan
nilai rata-rata sistole 7.4 dan diastole 6.4 , hal ini menunjukan bahwa pada
hari ketiga tekanan darah responden yang mengonsumsi jus tomat dan jus
3. Perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus tomat segar
segar dalam analisa ini dilakukan dengan menggunakan uji paired sample t
test, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan nilai tekanan darah
sitole dan diastole responden sebelum dan sesuadah pemberian jus tomat
45
tomat segar
tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus tomat segar sistol sebesar
21,67, dan diastol sebesar 16, dengan signifikasi sistol dan diastol tekanan
darah 0,0001, dimana nilai kedua ini segnifikan < α (0,05) sehingga dapat
diartikan bahwa secara statistik ada pengaruh pemberian jus tomat segar
4. Perbedaan Tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus tomat rebus
Tabel 7 Perbandingan nilai tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian jus
tomat rebus.
tekanan darah sistole sebelumdan sesudah pemberian jus tomat rebus sebesar
27,3, dan diatole 19,3 dengan signifikasi tekanan darah sistol dan diastolik
0,001, dimana ini berarti kedua nilai < α (0,05) sehingga dapar diartikan
bahwa secara statistik ada pengaruh pemberian jus tomat rebus terhadap
5. Perbedaan efektifitas jus tomat segar dan jus tomat rebus terhadap tekanan
darah
kelompok yang diberikan jus tomat segar dan jus tomat rebus
tomat rebus dan tomat biasa) sebesar 0.001 dan nilai signifikasi penurunan
tekanan darah diastolik sebesar 0,109. Hasil ini menunjukan bahwa jus tomat
rebus baik untuk menurunkan tekanan darah sistolik karena memiliki nilai
terdapat perbedaan yang signifikan antara jus tomat rebus dengan jus tomat
sistolik pada kedua kelompok 5.67 mmHg dan diastolik 2.015 mmHg, hal ini
kelompok hanya sebesar 5.67 mmHg dan perbedaan rata-rata tekanan darah
48
diastolik 2.015 mmHg, dengan nilai Cl untuk tekanan darah sistolik 2.43 8.9
B. PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukan bahawa jika dilihat dari segi usia pada
tahun dan tertua 60 tahun, sedangkan pada kelompok yang diberikan jus
20-40 tahun, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
dapat terjadi disegala usia, namun sering dijumpai pada usia 35 tahunan
atau lebih. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami pada jantung,
sedangkan untuk laki-laki hanya sebesar 5,8%. Hal ini sejalan dengan
sebanyak 11% dan pravalensi pada laki-laki 6%. Menurut Kowlski (2010)
2. Perbedaan tekanan darah sistol dan diastolik pada hari -3, -5, -7 jus tomat
tekanan darah sistol responden pada jus tomat segar sebanyak 6.1 mmHg
serta pada diastolik 7.4 mmHg, pada hari kelima penurunan tekanan darah
sistolik sebanyak 5.4 mmHg, diastrolik sebanyak 1.4 mmHg dan pada
hari ketujuh penurunan tekanan darah sistol sebanyak 10 mmHg dan pada
50
diastol sebanyak 7.4 mmHg, sedangkan pada responden yang diberi jus
tomat rebus rata-rata penurunan tekanan darah sistol pada hari ketiga
sebanyak 7.34 mmHg pada diatolik sebanyak 6.67 mmHg, pada hari
mmHg. Hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Raharjo
(2007) dari hasil penelitian yang dilakukan selama dua hari dimana
dan 90 menit pertama setelah diberi jus tomat selama 2 hari berturut-turut
sistolik dan diatolik pada penyakit Hipertensi. Dari hasil penelitian yang
segar maupun jus tomat rebut dapat menurunkan tekanan darah sistolik
sebelum dan sesudah diberikan jus tomat segar. Dari penelitian ini
diberikan jus tomat segar. Nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan
51
diastolik sebelum diberikan jus tomat segar sebesar 136.0 mmHg, sesudah
diberikan jus tomat segar sebesar 114.34 mmHg, sedangkan untuk tekakn
pemberian jus tomat segar, antara lain juga terjadi karena kandungan
kandungan kimia seperti protein 0.9 gr, karbohidrat 3.9 gr, kalium 237 mg,
vitamin C 14 mg, vitamin A 42 µg, vitamin B1 0.037 mg, air 94.5 gr.
Kandungan dalam 100 gram tomat yang terbanyak yaitu kalium dan air.
melalui air seni. Proses tersebut dapat menjaga tekanan darah tetap normal
(Puspitorini, 2009).
natrium dalam sel yang mampu meningkatkan tekanan darah dalam tubuh.
normal.
peningkatan ekskresi natrium dan air. Renin beredar dalam darah dan
dan sekresi aldosteron untuk reabsorbsi natrium dan air secara otomatis
darah pada lansia di pantai Wreda Kota Semarang yang diberi jus tomat
dengan kulit maupun tanpa kulit. Penelitian ini juga sejalan dengan
Banyumas.
sebelum dan sesudah diberikan jus tomat rebus. Dari penelitian ini
diberikan jus tomat rebus. Nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan
54
sesudah diberikan jus tomat segar sebesar 110.0 mmHg, sedangkan untuk
tekanan darah diastolik sebelum pemberian jus tomat rebus sebesar 90.0
dalam buah tomat yang direbus, menurut Dalihmartha & Andrian (2013)
tomat yang direbus ataupun dimasak mengandung lima kali lebih banyak
polos pembuluh darah. kandungan likopen dalam jus tomat rebus ini akan
mudah terserap oleh tubuh karena likopen yang sudah diolah berubah
(2014) yang menyebutkan buah tomat yang telah dimasak atau diolah
5. Perbedaan efektifitas jus tomat segar dan jus tomat rebus terhadap
tekanan darah
tekanan darah pada kelompok yang diberikan jus tomat segar dan jus
kelompok hanya sebesar 5.67 mmHg dan untuk tekanan darah diastolik
sebesar 2.015 mmHg. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
jus tomat rebus lebih efektif menurunkan tekanan darah dari pada jus
perbedaan nilai siginfikas sistol dan diastolik pemberian jus tomat segar
dengan jus tomat rebus dimana nilai signifikansi penurunan tekanan darah
sistolik pada kedua kelompok (jus tomat rebus dan tomat biasa) sebesar
0,109. Hasil ini menunjukan bahwa jus tomat rebus baik untuk
yang signifikan antara jus tomat rebus dengan jus tomat segar terhadap
likopen lika kali lebih besar dibandingkan dengan buah tomat yang
penurunan tekanan darah yaitu asupan garam berlebih dan gaya hidup
sebagai terapi untuk menurunkan tekanan darah. salah satu buah yang
menggunakan olahan buah tomat yang direbus kemudian di jus. Jus tomat
rebus yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah ini dibuat
kemudian diminum sehari dua kali pada pagi dan sore. Jus tomat yang
didalam tubuh, selain itu pengolahan tomat dengan dipanaskan ini juga
dengan buah tomat yang tidak diolah (Dalihmartha & Andrian, 2013).
likopen merupakan salah satu karotenoid larut dalam lemak yang disitesis
disitesis oleh hewan dan manusia. Bentuk likopen dalam alam berupa all
variabel seperti strees, aktivitas fisik, pola makan yang kemungkinan dapat
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
jus tomata segar dan jus tomat rebus terhadap penurunan tekanan darah
tahun dan usia tertua 60 tahun. Jumlah responden dengan jenis kelamin
diberikan jus tomat segar maupun jus tomat rebus terjadi pada hari ke
segar 6.1 mmHg dan diastole 7.4 mmHg, sedangkan pada jus tomat
rebus penurunan tekanan darah dengan nilai rata-rata sistole 7.4 mmHg
jus tomat segar dengan jus tomat rebus terhadap penurunan tekanan
darah sistolik dan diastolik penderita hipertensi dengan p-value < 0.05
6. Jus tomat rebus lebih efektif dibandingkan dengan jus tomat segar
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Agoes , A. H., & Achdiat, A. A. (2010). Penyakit di Usia Tua. Jakarta Penerbit
Buku Kedokteran : EGC
Bangun, AP.(2002). Terapi jus dan ramuan tradisional untuk hipertensi. Jakarta :
Argo Media Pustaka
Bangun, AP.(2013). Terapi jus dan ramuan tradisional untuk hipertensi. Jakarta.
Argo Media Pustaka
Cohen, J. (1982). Statistical power and analysis for the behavior sciences hills.
New jersey: Lawrence earlbaum arsosiated
Dahlan, M.S (2013). Besar sample dan cara pengambilan sample dalam
penelitian kedokteran dan kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Dalimartha, S., Purnama, B. S., Sutarina. N., Mahendra., & Darmawan, R.(2008) .
Care Your Self Hypertension. Jakarta : Penebar Plus+
Dalimartha, S & Adrian, F.,(2013). Fakta ilmiah buah dan sayur. Jakarta : Penebar
Plus+
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2016). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah 2016. Semarang
Dias, NP.(2017). Efektifitas jus tomat dan jus wortel terhadap perubahan tekanan
darah tinggi pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas 1
Baturaden.
Julianti, E. D., Nurjanah, N., Uken, S & Soestrisno. (2008). Bebas hipertensi
dengan menggunakan terapi jus. Jakarta : Puspa Swara
Saputri, KA.(2016). Perbedaan efektifitas jus mentimun dan jus tomat terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di desa sokawera
kecamatan patikraja banyumas.
Setiati, S(2014). Buku ajaran ilmu penyakit dalam. Jakarta : Internal publishing
Smeltzert, S. C., & Bare, B. G. (Eds). (2002). Brunner & Suddarth’s textbook of
medical surgical nursing ( 9th ed). Philadelphia : Lippincot Williams &
Wilkins
Subhash, K., Bose, C., Agrawal, G. (2007). Effect of lycopene from tomatoes on
plasma antioxidant enzymes, lipid peroxidation rate and lipid profil in
grade-1 Hypertension. Journal Nutrision & Metabolism. Vol : 51 (477-81)
Paran, S (2002). New study provides hope for hypertensive patiens, journal
nutrision, vol : 24 (12-13)
Paran, E(2008). Efek Antioksidan Pada Buah Tomat Pada Pasien Hipertensi.
Yudha, E. K., Wahyuningsih, E., Yulianti, D., & Karyuni, P. E. (Eds). (2009).
Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC