Anda di halaman 1dari 75

EFEKTIVITAS REBUSAN DAUN SIRSAK TERHADAP PENURUNAN

HIPERTENSI PADA WANITA MENOPAUSE DI POSYANDU LANSIA


DESA SUKANEGERI, KECAMATAN GUNUNG LABUHAN
KABUPATEN WAYKANAN

SKRIPSI

Oleh:

SEPTIKA IRNANDA SAFITRI


NPM:200102266P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021
EFEKTIVITAS REBUSAN DAUN SIRSAK TERHADAP PENURUNAN
HIPERTENSI PADA WANITA MENOPAUSE DI POSYANDU LANSIA
DESA SUKANEGERI, KECAMATAN GUNUNG LABUHAN
KABUPATEN WAYKANAN

PROPOSAL

Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kebidanan
Universitas Aisyah Pringsewu Lampung

OLEH :
SEPTIKA IRNANDA SAFITRI
NPM:200102266P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul proposal:

EFEKTIVITAS REBUSAN DAUN SIRSAK TERHADAP PENURUNAN


HIPERTENSI PADA WANITA MENOPAUSE, DI POSYANDU LANSIA
DESA SUKANEGERI, KECAMATAN GUNUNG LABUHAN
KABUPATEN WAYKANAN TAHUN 2021

Nama : Septika Irnanda Safitri

NPM : 200102266P

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk seminar proposal.

Pringsewu, Januari 2021


Pembimbing

(Nur Alfi Fauziah, SST., M. Tr. Keb)


NIDN. 0224118903

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi
ini dengan judul “Efektivitas Rebusan Daun Sirsak Terhadap Penurunan
Hipertensi Pada Wanita Menopause di Posyandu Lansia Desa Sukanegeri,
Kecamatan Gunung Labuhan Kabupaten Waykanan Tahun 2021”. Pada
kesempatan ini penelitiingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Tati Anggraini S. ST Selaku Bidan Desa Sukanegeri, Kec Gunung Labuhan,
Kab Waykanan
2. Feri Kameliawati, S. Kep, Ns. M. Kep selaku Dekan fakultas kesehatan
Universitas Aisyah
3. Septika Yani Veronica S. ST., M.Tr. Keb. Ketua Prodi Kebidanan Program
Sarjana Terapan Universitas Aisyah.
4. Nila Qurniasih, S. ST., M. Keb selaku Penguji I.
5. Ani Kristianingsih, S. ST., M. Kes selaku Penguji II.
6. Nur Alfi Fauziah, SST.,M.Tr.Keb selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan serta dukungan selama penyelesaian proposal
skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa proposal skripsi ini belum sempurna saran dan
kritikan yang yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan. Semoga
proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan peneliti
pada khususnya.
Way Kanan, Januari 2021

(Peneliti)

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN DEPAN...................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTARLAMPIRAN.................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAAN .................................................................... 1


A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian....................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 8


A. Tinjauan Teoritis...................................................................... 8
B. PenelitianTerkait...................................................................... 43
C. Kerangka Teori........................................................................ 44
D. Kerangka Konsep Penelitian.................................................... 46
E. Hipotesa Penelitian.................................................................. 46

BAB III METODELOGI PENELITIAN ................................................ 47


A. Jenis Penelitian......................................................................... 47
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 47
C. Subjek Penelitian...................................................................... 47
D. VariabelPenelitian..................................................................... 49
E. Definisi Operasional................................................................. 50
F. PengumpulanData..................................................................... 51
G. Pengolahan Data....................................................................... 53
H. Analisis Data............................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2. 1 Daun Sirsak............................................................................... 40
Gambar 2. 1 Kerangka Teori.......................................................................... 45
Gambar 2. 2 Kerangka Konsep...................................................................... 46

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. 1 Klasifikasi Tekanan Darah........................................................ 10
Tabel 2. 1 Klasifikasi Hipertensi................................................................ 17
Tabel 3. 1 Definisi Operasional Variabel .................................................. 50

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Imformed Consent (Persetujuan Responden)


Lampiran 2. Standard Operasional Prosedur (SOP) Rebusan Daun Sirsak
Lampiran 3. Standard Operasional Prosedur (SOP) Pengukuran Tekanan Darah
Lampiran 4. Standard Operasional Prosedur (SOP) Intervensi Daun Sirsak
Lampiran 5. Lembar Observasi Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Lampiran 6. Lembar Pengawasan Pemantauan Rebusan Daun Sirsak
Lampiran 7. Lembar Konsul

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyakit mematikan yang disebut juga dengan

Silent Killer. prevelansi hipertensi di dunia sebesar 40% dan rata-rata dimulai

pada usia 25 tahun. Adapun studi epidemiologi di Amerika menemukan sebanyak

7, 3% kaum milenial (dewasa muda usia 18- 39 tahun) terkena hipertensi dan

sebanyak 23, 4% Termasuk kategori prehipertensi (WHO, 2018).

World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita

hipertensi pada tahun 2025 mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia

menderita hipertensi. Data Global Status Report on Noncomunicable Diseases

2010 dari WHO menyebutkan bahwa 40% penderita hipertensi berada di negara

berkembang.

Untuk mengatasi komplikasi yang ditimbulkan hipertensi dapat digunakan

dengan cara farmakologi dan non farmakologi, namun kebanyakan masyarakat

menggunakan farmakologi yaitu dengan menggunakan obat anti hipertensi.

Dikenal 5 golongan obat lini pertama yang biasa digunakan untuk pengobatan

awal hipertensi, yaitu: ACE inhibitor, Angiotensin Receptor Blocker, antagonis

kalsium, diuretik, dan beta blocker, selain itu dikenal juga obat sebagai lini kedua,

yaitu: penghambat saraf adrenergik, agonis alfa 2 sentral, dan vasodilator, namun

pengobatan secara farmakologi dapat menimbulkan efek samping bila dikonsumsi

dalam jangka waktu tertentu. Efek samping yang ditimbulkan adalah hipotensi,

sedangkan pada ACE inhibitor dapat menyebabkan batuk selama pengobatan.

1
2

Adapun menggunkan cara farmakologi dapat menimbulkan efek samping yang

tidak baik bagi kesehatan maka disarankan untuk menggunakan cara non

farmakologi yaitu seperti mengkonsumsi jus melon, bawang putih, bunga rosela,

daun salam, jahe dan daun sirsak. Pencegahan hipertensi dapat Anda lakukan

dengan melakukan beberapa hal berikut yaitu mengonsumsi makanan yang kaya

akan serat (sayur dan buah), mengurangi konsumsi garam, alkohol, dan makanan

yang berlemak tinggi, mengurangi berat badan, istirahat yang cukup, dan olahraga

yang teratur, lakukan pengecekan tekanan darah secara rutin (Mauren, M, 2016).

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan cara farmakologis dan

nonfarmakologis. Pengobatan secara nonfarmakologis adalah dengan berolahraga

dan menjaga pola makan seperti diet rendah garam. Akhir- akhir ini pengobatan

yang sering dilakukan oleh masyarakat ialah mengonsumsi tanaman herbal yang

diyakini mampu menurunkan tekanan darah. Daun sirsak akhir-akhir ini sering

digunakan sebagai pengobatan alternatif hipertensi. Kandungan daun sirsak yang

diperkirakan dapat menurunkan tekanan darah adalah kalium. Ion kalium dalam

cairan ekstrasel akan menyebabkan jantung relaksasi dan juga membuat frekuensi

denyut jantung menjadi lambat. Selain itu kalium juga bisa mengatur

keseimbangan cairan tubuh bersama natrium, menghambat pengeluaran renin,

berperan dalam vasodilatasi arteriole, dan mengurangi respon vasokonstriksi

endogen, sehingga tekanan darah menurun (Joe, 2012).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Ristyaning dan Rista,

2017) obat hipertensi yang baik digunakan adalah daun sirsak dikarenakan daun

sirsak memiliki kandungan antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas, dan
3

dapat melenturkan dan melebarkan pembuluh darah serta menurunkan tekanan

darah. Ion kalium juga mengatur keseimbangan cairan tubuh bersama natrium,

menghambat pengeluaran renin, berperan dalam vasodilatasi arteriol, dan

mengurangi respon vasokontriksi endogen, sehingga tekanan darah turun.

Berdasarkan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2018, hipertensi pada

penduduk umur lebih dari ≥18 tahun menurut provinsi sebanyak 29, 94%,

penyebab hipertensi sudah sering diperbincangkan dan yang paling sering dibahas

adalah dua penyebab hipertensi yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.

Hipertensi primer mendominasi penyebab hipertensi yaitu 95% penyebabnya

stress, faktor genetik, dan asupan gizi yang tidak seimbang sedangkan sisanya 5%

adalah hipertensi sekunder penyebabnya sendiri yaitu adanya penyakit ginjal,

kelaianan hormonal dan obat-obatan (Susilo, 2011).

Wanita memiliki tekanan darah lebih rendah dari pada pria.Namun,ini

tidak berlangsung lama ,pada saat menopause tekanan darah sistolik wanita

menunjukan adanya peningkatan sekitar 5 mmHg.Hal tersebut dikarenakan

adanya pengaruh hormone estrogen yang dapat melindungi wanita dari penyakit

kardiovaskuler.wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon

estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High density lipoprotein,

kadar hormone ini akan menurun setelah menopause.

Menopause dapat diartikan suatu masa ketika secara fisiologis siklus

mentruasi berhenti.hal ini berkaitan dengan tingkat lanjut usia

perempuan .Menopause merupakan suatu periode ketika persediaan sel telur habis

,indung telur mulai menghentikan produksi estrogen yang menyebabkan haid


4

tidak muncul lagi.Hal ini dapat diartikan sebagai berhentinya masa

kesuburan(Smart,2010).

Prevalensi hipertensi di Provinsi Lampung, tertinggi di Kabupaten Tulang

Bawang dan terendah di Kota Metro, di Kabupaten Way Kanan menempati urutan

ketiga yaitu, sebesar (58, 66%) angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan

kabupaten Pringsewu (6, 12%) dan Kabupeten Pesawaran (7, 75%) (Dinas

Kesehatan Provinsi Lampung, 2017). Banyak faktor yang berperan untuk

terjadinya hipertensi meliputi faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor)

dan faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor). Faktor risiko yang tidak dapat

dikendalikan (mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan umur. Sedangkan

faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor) yaitu olahraga, makanan (kebiasaan

makan garam), merokok, alkohol, stres, kelebihan berat badan (obesitas),

kehamilan dan penggunaan pil kontrasepsi (Muhammadun, 2010).

Sedangkan di Puskesmas Negeri Baru Kabupaten Way Kanan prevelansi

kejadian hipertensi pada tahun 2016 sebanyak 250 penderita (5,39%) dan

meningkat pada tahun 2017 sebanyak 267 (6,07%) penderita pada tahun 2018

sebanyak 174 (4, 82%) penderita. Tekanan darah orang dewasa meningkat seiring

dengan pertambahan usia satu dari lima pria berusia 35-44 tahun memiliki tekanan

darah tinggi. Pada subyek dengan umur 25-54 tahun hipertensi lebih sering terjadi

pria. Tetapi pada subyek dengan umur > 54 tahun hipertensi lebih sering terjadi

pada wanita. Dengan bertambahnya umur maka tekanan darah juga meningkat.

Setelah umur 45 tahun dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena

adanya penumpukkan zat kolagen pada lapisan otot sehingga akan


5

berangsurangsur menyempit dan akan menjadi kaku. Tekanan darah distolik akan

meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang pada

penambahan umur sampai dekade kelima dan keenam kemudian menetap atau

cenderung menurun. Peningkatan umur akan menyebakan beberapa perubahan

fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi periferdan aktivitas

simpatik (Anggraini, 2009).

Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Rebusan Daun Sirsak

Terhadap Penurunan Hipertensi pada Wanita Menopause di Posyandu Lansia

Desa Sukanegeri, Kecamatan Gunung Labuhan Kabupaten Waykanan Tahun

2021.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah dalam

penelitian ini “Adakah efektivitas rebusan daun sirsak terhadap penurunan

hipertensi pada wanita menopause di Posyandu Lansia Desa Sukanegeri,

Kecamatan Gunung Labuhan Kabupaten Waykanan Tahun 2021?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui efektivitas rebusan daun sirsak terhadap

penurunan hipertensi Pada Wanita Manopuase di Posyandu Lansia Desa

Sukanegeri, Kecamatan Gunung Labuhan Kabupaten Waykanan Tahun

2021.
6

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui rata-rata tekanan darah sebelum diberikan rebusan

daun sirsak pada lansia di posyandu lansia Desa Sukanegeri,

Kecamatan Gunung Labuhan Kabupaten Way Kanan 2021.

b. Untuk Mengetahui rata-rata tekanan darah setelah diberikan rebusan

daun sirsak di posyandu lansia Desa Sukanegeri, Kecamatan Gunung

Labuhan Kabupaten Way Kanan 2021.

c. Untuk Mengetahui efektifitas pemberian rebusan daun sirsak terhadap

penurunan tekanan darah terhadap lansia di posyandu lansia Desa

Sukanegeri, Kecamatan Gunung Labuhan Kabupaten Way Kanan

2021.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan informasi tentang efektivitas rebusan daun sirsak

terhadap penurunan tekanan darah terhadap wanita manopause.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Responden

Dapat digunakan sebagai alternatif terapi bagi masyarakat

terkait penyakit hipertensi.

b. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tentang efektivitas rebusan daun sirsak

dalam penurunan tekanan darah terhadap wanita menopause sehingga


7

dapat dijadikan alternatif terapi bagi wanita menopause yang

mengalami hipertensi.

c. Bagi Universitas Aisyah

Dapat mengembangkan kurikulum dan meningkatkan peran

pendidik dalam menyampaikan pengetahuan tentang efektivitas

rebusan daun sirsak terhadap penurunan hipertensi pada lansia.

C. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan pada wanita menoapuase di Posyandu Lansia Desa

Sukanegeri, Kecamatan Gunung Labuhan Waykanan yang bertujuan untuk

mengetahui kefetivitasan rebusan daun sirsak terhadap penurunan hipertensi. Jenis

penelitian ini adalah Eksperimen yang menggunakan metode Quasy experiment

dengan pendekatan One group Pre-test–Post-test. Subjek penelitian ini adalah

wanita menoapuase yang mengalami hipertensi di Posyandu Lansia Desa

Sukanegeri, Kecamatan Gunung Labuhan Waykanan. Objek dalam penelitian ini

adalah penurunan hipertensi. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel

independen yaitu rebusan daun sirsak. Sedangkan variabel dependen dalam

penelitian ini adalah hipertensi. Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah di Posyandu Lansia Desa Sukanegeri, Kecamatan Gunung Labuhan

Waykanan. Waktu penelitian ini akan dilakukan setelah proposal telah disetujui.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Tekanan Darah

a. Definisi Tekanan darah

Tekanan darah merupakan hasil curah jantung dan resistensi

vaskular, sehingga tekanan darah meningkat jika curah jantung

meningkat, resistensi vascular perifer bertambah, atau keduanya.

Tekanan darah adalah tekanan yang digunakan untuk mengedarkan

darah di pembuluh darah dalam tubuh. Jantung yang berperan sebagai

pompa otot menyuplai tekanan tersebut untuk mrnggerakkan darah dan

juga mengedarkan darah di seluruh tubuh. Pembuluh darah arteri

memiliki dinding-dinding yang elastis dan menyediakan resistensi

yang sama terhadap aliran darah. Oleh karena itu, ada tekanan dalam

sistem peredaran darah, bahkan detak jantung (Indarwati, 2012).

Tekanan darah adalah suatu peningkatan tekanan darah didalam

arteri merupakan keadaan tanpa gejala dimana tekanan darah tinggi di

dadalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,

gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal (Carlson, 2016).

b. Fisiologi Tekanan Darah

Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan reistensi

pembuluh darah (tahanan perifer). Curah jantung (cardiac output)

adalah jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel ke dalam

8
9

sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistematik dalam waktu satu menit,

normalnya pada dewasa adalah 4-8 liter. Cardiac output dipengaruhi

oleh volume sekuncup (stroke volume) dan kecepatan denyut jantung

(heart rate). Resistensi perifer total (tahanan perifer) pada pembuluh

darah dipengaruhi oleh jari-jari arteriol dan viskositas darah. Strok

volume atau volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompakan

saat ventrikel satu kali berkontraksi normalnya pada orang dewasa

yaitu ± 70-75 ml atau dapat juga diartikan sebagai perbedaan antara

volume darah dalam ventrikel pada akhir diastolic dan volume sisa

ventrikel pada akhir sistolik. Heart rate atau denyut jantung adalah

jumlah kontraksi ventrikel per menit. Volume sekuncup dipengaruhi

oleh 3 faktor yaitu volume akhir diastolik ventrikel, beban akhir

ventrikel (afterload) dan kontraksi dari jantung (Dewi, 2012).

Penyimpangan pada arteri rata-rata akan mengaktivasi reflek

baroresptor untuk dapat menormalkan kembali tekanan drah yang

diperantarai oleh saraf otonom. Hal ini yang mempengaruhi kerja

jantung dan pembuluh darah dalam upaya menyesuaikan curah jantung

dan resistensi perifer total. Reflek dan respon lain yang mempengaruhi

tekanan darah yaitu reseptor volume atrium kiri, osmoreseptor

hipotalamus yang penting dalam mengatur keseimbangan air dan

garam, komoreseptor yang terletak di arteri karotis dan aorta yang

secara reflek akan meningkatkan pernafasan sehingga lebih banyak

oksigen yang masuk. Respon lainnya yaitu respon yang berkaitan


10

dengan emosi, kontrol hipotalamus terhadap arteriol kulit untuk

mendahulukan pengaturann suhu dari pada kontrol pusat kardio

vaskuler dan zat-zat vasoaktifyang dikeluarkan oleh sel-sel endotel

seperti endothelium-derived relaxing faktor (ERDF) atau nitric oxide

(NO) (Sherwood, 2009).

c. Klasifikasi Tekanan Darah

Secara klinis klasifikasi tekanan darah dapat dikelompokkan

yaitu :

Tabel 1.1
Klasifikasi Tekanan darah

Sistolik Diastolik
No Kategori
(mmHg) (mmHg)

1. Normal <130 <85


2. Normal tinggi 130-139 85-89
3. Hipertensi ringan (derajat 1 ) 140-159 90-99
4. Hipertensi sedang ( derajat 2) 160-179 100- 109
5. Hipertensi berat (derajat3) 180-209 110- 119
6. Hipertensi sangat berat (derajat 4) >210 >120
Sumber : Potter, P. A, & Perry, A. G. 2010

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah seseorang

terdiri dari :

1) Usia

Tekanan darah orang dewasa meningkat seiring dengan

pertambahan usia satu dari lima pria berusia 35-44 tahun memiliki

tekanan darah tinggi. Angka tersebut meningkat dua kali lipat pada

usia antara 45-55 tahun. Sekitar 50% dari orang yang berusia 55-66
11

tahun diperkirakan mengalami hipertensi dan pada usia 65 tahun

keatas diperkirakan jumlah kasus hipertensi semakin meningkat

(Hadibroto, 2008). Semakin bertambah usia seseorang

dihubungkan dengan penurunan elastisitas pembuluh darah yang

dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah (Potter & Parry,

2010).

2) Stres

Kondisi stres pada sesorang secara terus menerus

cenderung akan meningkatkan rangsangan saraf simpatis.

Peningkatan rangsangan saraf simpatis. Peningkatan rangsangan

saraf simpatis yang terjadi terus menerus mengakibatkan

peningkatan kerja jantung dan tahanan vaskular perifer. Efek

stimulasi saraf simpatis yang berlangsung secara terus menerus

akan meningkatkan tekanan darah (Hadibroto, 2008).

3) Ras

Frekuensi hipertensi pada orang Afrika dan Amerika

cenderung lebih tinggi daripada Eropa. Kematian yang

dihubungkan dengan hipertensi juga lebih banyak pada orang

Afrika dan Amerika. Kecenderungan populasi ini terhadap

hipertensi dihubungkan dengan faktor genetik dan lingkungan

(Potter &Perry, 2010).


12

4) Medikasi

Terapi obat yang diresepkan oleh dokter kepada pasien

kadang memberikan efek perubahan tekanan darah yang signifikan.

Perawat harus mengkaji secara detail terapi obat yang

diprogramkan kepada pasien memastikan pengukuran tekanan

darah adapun obat anti hipertensi di golongkan menjadi 3 yaitu

farmakologi, non farmakologi dan herbal antara lain: rosella,

bawang putih, mengkudu, daun seledri, buah timun, daun salam

memiliki kandungan yang dapat menurunkan tekanan darah

khususnya minyak asiri, tanin, flavonoid (Potter & Perry, 2010).

5) Jenis Kelamin

Secara klinis tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari

tekanan darah pada anak laki-laki dan perempuan. Setelah pubertas

pria cenderung memiliki tekakanan darah yang lebih tinggi.

Setelah menopause, wanita cenderung memiliki tekanan darah

yang lebih tinggi daripada pria dengan usia yang sama (Potter &

Perry, 2010).

6) Kelebihan Berat Badan

Kegemukan atau kelebihan berat badan tidak hanya

menganggu penampiIan seseorang, tetapi juga tidak baik

kesehatan. Meraka yang memiliki berat badan lebih cenderung

memiliki tekanan darah lebih tinggi disbanding mereka yang kurus.

Pada orang yang gemuk, jantung akan bekerja lebih keras dalam
13

memompa darah. Hal ini dapat dipahami karena biasanya

pembuluh darah orang-orang yang gemuk terjepit kulit yang

berlemak. Pada orang yang gemuk pembakaran kalori akan bekerja

lebih karena untuk membakar kalori yang masu. Pembakaran

kalori ini memerlukan suplai oksigen dalam darah yang cukup.

Semakin banyak kalori yang dibakar, semakin banyak pula

pasokan oksigen dalam darah. Pasokan darah tentu menjadikan

jantung bekerja lebih keras (Angraini, 2014).

7) Kebiasaan Merokok

Merokok merupakan aktivitas menghisap asap

tembakauyang dibakar kedalam tubuh lalu menghembuskannya

keluar (Armstrong, 2007). Merokok merukan salah satu kebiasaan

hidup yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Hal tersebut

dikarenakan, rokok akan mengakibatkan vasokontriksi pembuluh

darah perifer dan pembuluh darah di ginjal sehingga terjadi

peningkatan tekanan darah. Merokok sebatang setiap hari akan

meningkatkan tekanan sistolik 10-25 mmHg dan menambah detak

jantung 5-20 kali per menit (Mangku, 2010).

e. Cara Mengukur Tekanan Darah

Tekanan darah arteri dapat diukur secara langsung (secara

invasif) dan tidak langsung (secara tidak invasif). Metode non-invasif

adalah metode yang paling sering dilakukan. Metode ini memerlukan

spigmomanometer air raksa dan stetoskop. Pengukuran tekanan darah


14

secara tidak langsung dengan menggunakan auskultasi dan palpasi,

auskultasi merupakan teknik yang paling sering dilakukan (Perry,

2010).

Langkah-langkah mengukur tekanan darah menurut Potter &

Perry (2010), sebagai berikut:

1) Mengkaji tempat yang paling baik untuk mengukur tekanandarah.

2) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan antara lain,

stigmomanometer, kantung dan stetoskop, pena serta lembar

catatan tanda vital atau formulirpencatatan.

3) Mengatur posisi klien duduk atau berbaring dan mencelaskan

prosedur kepada klien.

4) Menggulung lengan baju klien pada bagian atas lengan.

Mempalpasi arteri brakialis. Meletakkan manset 2. 5 cm di atas

nadi brakialis (ruang antekubital). Dengan manset masih kempis,

pasang manset dengan rata dan pas disekeliling lengan atas.

Memastikan bahwa manometer diposisikan secara vertikal sejajar

mata. Pengamat tidak boleh lebih jauh dari 1 m.

5) Mempelajari arteri radialis atau brakialis dengan ujung jari dari

satu tangan sambil menggembungkan manset dengan cepat sampai

tekanan 30 mmHg di atas titik dimana denyut nadi tidak teraba.

Dengan perlahan kempiskan manset dan catat dimana denyut nadi

muncul lagi. Mengempiskan manset dan tunggu selama 30detik.


15

6) Meletakkan earpieces stetoskop pada telinga dan pastikan bunyi

jelas, tidakmuffled. Ketahui lokasi arteri brakialis dan letakkan

belatau diafragma chestpiece di atasnya jangan membiarkan

chestpiece menyentuh manset atau bajuklien.

7) Gembungkan manset 30 mmHg di atas tekanan sistolik

yangdipalpasi. Dengan perlahan lepaskan dan biarkan air raksa

turun dengan kecepatan 2 sampai 3 mmHg perdetik.

8) Catat titik pada manometer saat bunyi jelas yang pertama terdengar

sebagai tekanan sistoklik. Lanjutkan mengempiskan manset, catat

titik pada manometer sampai 2 mmHg terdekat dimana bunyi

tersebut hilang sebagai tekanan diastolik. Kempiskan manset

dengan cepat dansempurna.

9) Bantu klien untuk kembali ke posisi yang nyaman dan tutup

kembali lenganatas.

2. Hipertensi

a. Pengertian Hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama

setiap negeri karena bisa menimbulkan penyakit jantung dan stroke

otak yang mematikan. Hipertensi dianggap masalah kesehatan serius

karena kedatangannya seringkali tidak kita sadari dengan sedikit, jika

memang ada gejala yang nyata. Penyakit ini bisa terus bertambah

parah tanpa disadari hingga mencapai tingkat yang mengancam hidup

pasiennya. Umunya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan


16

bertambahnya umur. Resiko untuk menderita hipertensi pada populasi

≥ 55 tahun yang tadinya tekanan darahnya normal 90 %. Kebanyakan

pasien mempunyai tekanan darah prehipertensi sebelum mereka

didiagnosis dengan hipertensi, dan kebayakan diagnosis hipertensi

terjadi pada umur di antara dekade ketiga dan dekade lima (Carlson,

2016).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan

peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka

kematian/mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada

dua fase sistolik 140 menunjukkan fase darah yang sedang di pompa

oleh jantung dan fase diastolik 90 menunjukkan fase darah yang

kembali ke jantung (Endang, 2014)

b. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi dibedakan menjadi 2 berdasarkan jenis hipertensi

dan bentuk, yaitu :

1) Berdansarkan penyebab di kenal jenis hipertensi, yaitu:

Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum di ketahui

penyebabnya dengan jelas. Berbagai bentuk faktor di duga sebagai

penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stress

psikologis, dan faktor keturunan. Sekitar 90% pasien

hipertensimasuk dalam katagori ini (Prapti, 2009).


17

2) Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat

diketahui.

3) Kondisi ini biasanya muncul secara tiba-tiba. Beberapa kondisi

pemicunya antara lain gangguan fungsi ginjal, pemakian

kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan hormone yang

merupakan Berdasarkan bentuk ada 2, yaitu:

a) Hipertensi sistolik terisolasi adalah hipertensi yang terjadi

ketika tekanan sistolik mencapai 140mmHg atau lebih, tetapi

tekanan diastolik kurang dari 90mmHg, jadi tekanan diastolik

masih dalam kisaran normal(Junaidi, 2010).

b) Hipertensi malikna adalah hipertensi yang sangat parah karena

takanan darah berada diatas 210/210 mmHg sehingga bila tidak

diobati akan menimbulkan kematian dalam waktu 3 sampai 6

bulan (Juanidi, 2010).

Faktor pengatur tekanan darah (Prapti, 2009).

Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi

Tekanan Tekanan
Kategori Darah darah
Sistolik Diastolic
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah
Normal tinggi 130-139mmHg 85mmHg 85-
Stadium 1(hipertensi ringan) 140-159mmHg 89 mmHg
Stadium 2 (hipertensi 160-179mmHg 90-99 mmHg
sedang) Stadium 180-209mmHg 100-109mmHg
3(hipertensi berat) Stadium 4 210 mmHg atau lebih 110-109mmHg
(hipertensi maligna) 120-mmHg
atau lebih
Sumber : (Endang, 2014)
18

c. Faktor Resiko Hipertensi

Hipertensi di pengaruhi 2 faktor dapat diubah dan tidak dapat

diubah menurut (Ulfa, 2011) :

1) Faktor-faktor yang tidak dapat diubah antara lain:

a) Usia

Terjadinya hipertensi meningkat seiring dengan

pertambahan usia. Individu yang berumur diatas 60 tahun, 50-

60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan

140/90 mmHg. Hal ini pengaruh degenerasi yang terjadi pada

orang yang bertambah usia.

b) Jenis kelamin

Laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi menderita

hipertensi lebih awal. Laki-laki juga mempunyai resiko yang

lebih besar terhadap morbiditas dan mortalitas beberapa

penyakit kardiovaskuler, sedangkan diatas 50 tahun hipertensi

lebih banyak terjadi pada perempuan.

c) Keturunan

Dalam tubuh manusia terdapat faktor-faktor keturunan

yang diperoleh dari kedua orang tuanya. Jika orang tua

mempunyai riwayat hipertensi maka garis keturunan berikutnya

mempunyai resiko besar menderita hipertensi.


19

2) Faktor-faktor yang dapat diubah antara lain:

a) Stress

Stress atau ketegangan jiwa dapat merangsang kelenjar

anak ginjal untuk mengeluarkan adrenalin dan memacu jantung

berdenyut kuat. Akibatnya tekanan darahmeningkat.

b) Berat badan

Kegemukan atau kelebihan berat badan tidak hanya

menganggu penampiIan seseorang, tetapi juga tidak baik

kesehatan. Meraka yang memiliki berat badan lebih cenderung

memiliki tekanan darah lebih tinggi disbanding mereka yang

kurus. Pada orang yang gemuk, jantung akan bekerja lebih

keras dalam memompa darah. Hal ini dapat dipahami karena

biasanya pembuluh darah orang- orang yang gemuk terjepit

kulit yang berlemak. Pada orang yang gemuk pembakaran

kalori akan bekerja lebih karena untuk membakar kalori yang

masu. Pembakaran kalori ini memerlukan suplai oksigen dalam

darah yang cukup. Semakin banyak kalori yang dibakar,

semakin banyak pula pasokan oksigen dalam darah.

Pasokan darah tentu menjadikan jantung bekerja

lebihkeras.

c) Pengunaan kontrasepsi oral pada wanita

Peningkatan ringan tekanan darah biasa ditemukan pada

wanita yang menggunakan kontrasepsi oral terutama yang


20

berusia di atas 35 tahun, yang telah menggunakan kontrasepsi

selama 5 tahun, atau pada orang obese. Hipertensi disebabkan

oleh peningkatan volume plasma akibat peningkatan aktivitas

renninangiotensin- aldosteron yang muncul ketika kontrasepsi

oral digunakan. Kalainan ini bersifat masih bisa diperbaiki,

namun membutuhkan waktu beberapa minggu setelah obat

kontrsepsi tersebut berhenti diminum.

d) Konsumsi garam berlebihan

Konsumsi garam merupakan yang tidak baik dalam

tekanan darah, tetapi kandungan natrium (Na) dalam darah

dapat mempengaruhi tekanan darah seseorang. Natrium (Na)

bersama klorida (CI) dalam garam dapur (NaCl) sebenarnya

bermanfaat bagi tubuh untuk mempertahankan keseimbangan

cairan tubuh dan mengatur tekanan darah. Namun, natrium

yang masuk dalam darah secara berlebihan dapat menahan air

sehingga meningkatkan volume darah. Meningkatnya volume

darah menagkibatkan meningkatnya tekanan pada dinding

pembuluh darah sehingga kerja jantung dalam memompa darah

semakinmeningkat.

e) Kebiasaan merokok

Seseorang disebut memiliki kebiasaan merokok apabila

ia melakukan aktivitas merokok setiap hari dengan jumlah satu

batang atau lebih sekurang-kurangnya selama satu tahun.


21

Merokok dapat salah satu faktor hipertensi melalui mekanisme

pelepasan Norepinefrin dari ujung-ujung saraf adrenergik yang

dipacu oleh nikotin.

d. Patofisiologi Hipertensi

Meningkatnya tekanan darah dalam arteri bisa terjadi melalui

beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga

mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar

kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak

dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri

tersebut. Darah pada setiap denyut jantung di paksa untuk melalui

pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya

tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya

telah menebal dan kaku karena arteriosklirosis.

Dengan cara yang sama tekanan darah juaga meningkat pada

saat terjadi vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk

sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormone

di dalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa

menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat

kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah

garam dan air dari dalam tubuh. volume darah dalam tubuh meningkat

sehingga tekanan darah jugameningkat.

Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri

mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka


22

tekanan darah akan menurun. Penyesuain terhadap faktor-faktor

tersebut dilaksankan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan system

saraf atonom (bagian dari system saraf yang mengatur berbagai fungsi

tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan

tekanan darah melalui beberapa cara : jika tekanan darah meningkat,

ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air yang akan

menyebabkan berkurangya volume darah dan mengembalikan tekanan

darah kenormal.

Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi

pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan

tekanan darah kembali ke normal. Ginjal juga bisa meningkatkan

tekanan drah dengan menghasilkan enzim yang disebut rennin, yang

memicu pembentukan hormone aldosteron. Ginjal merupakan organ

penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena itu berbagai

penyakit dan kelainan pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya

tekanandarah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke

salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.

Peradangan dan cidera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa

menyebabkan naiknya tekanan darah. Dengan meningginya tekanan

darah menunjukkan tanda dan gelaja seperti sakit kepala, pusing,

palpitasi (berdebar-debar), mudah lelah bahkan pada beberapa kasus

penderita tekanan darah tinggi biasanya tidak merasakan apa-apa, bila


23

demikian gejala baru akan muncul setelah terjadi komplikasi pada

ginjal, mata, otak, atau jantung.

Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf

otonom yang untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan

darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap

ancaman dari luar) meningkatnya arteriola di daerah tertentu (misalnya

otot rangka yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak

mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal sehingga akan

meningkatkan volume darah dalam tubuh melepaskan hormone

epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin) yang merangsang

jantung dan pembuluh darah. Faktor stress merupakan satu faktor

pencetus terjadinya peningkatan tekanan darah dengan proses

pelepasan hormone epinefrin dan norepinefrin (Endang, 2014).

e. Manifestasi Klinis Hipertensi

Banyak penderita hipertensi tidak mempunyai tanda-tanda yang

menunjukkan tekanan darah meninggi dan hanya akan terdeteksi pada

saat pemeriksaan fisik. Sakit kepala di tengkuk merupakan cirri yang

sering terjadi pada penderita hipertensi berat. Gejala lain, yaitu pusing

palpitasi (berdebar- debar), mudah lelah. Namun, gejala-gejala tersebut

kadang tidak muncul pada beberapa penderita, bahkan pada beberapa

kasus penderita tekanan darah tinggi biasanya tidak merasakan apa-

apa. Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya


24

gejala. Bila demikian, gejala baru akan muncul setelah terjadi

komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung (Ulfa, 2011).

f. Komplikasi Hipertensi

Jika hipertensi tidak dikendalikan akan dampak pada timbulnya

komplikasi penyakit lain. Komplikasi hipertensi pada organ lain dapat

menyebabkan penyakit lain dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal,

perdarahan selaput getah bening (retina mata), pecahnya pembuluh

darah di otak dan kelumpuhan. Berikut komplikasi penyakit hipertensi

adalah :

1) Stroke

Tekanan darah yang tinggi menyebabkan pecahnya

pembuluh darah otak (stroke). Stroke sendiri merukan kematian

jaringan otak yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan

oksigen ke otak. Biasanya kasus ini terjadinya secara mendadak

dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberpa menit (prapti,

2010).

2) Gagal Jantung

Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung

bekerja lebih berat untuk memompa darah dan menyebabkan

pembesaran otot jantung kiri sehingga jantung mengalami gagal

fungsi. Pembesaran pada otot jantung kiri disebabkan kerja keras

jantung untuk memompa darah (Prapti, 2010).


25

3) Gagal Ginjal

Tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam

ginjal tertekan dan akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak.

Akibatnya fungsi ginjal menurun hingga mengalami gagal ginjal.

Ada 2 jenis kalainan ginjal akibat hipertensi, yaitu nefrosklerosis

benigna dan nefrosklerosis maligna (Prapti, 2010).

4) Kerusakan Pada Mata

Tekanaan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan

kerusakan pembuluh darah dan saraf pada mata (Prapti, 2010).

g. Penatalaksaan Hipertensi

Tatalaksana Hipertensi ada 3 antara lain menurut (Endang,

2014) yaitu :

1) Penatalaksaan nonfarmakologi

Pengobatan secara nonfarmokologi atau lebih dikenal

dengan pengobatan tanpa obat-obatan, pada dasarnya merupakan

tindakan yang bersifat pribadi atau perseorangan. Artinya

menimbulkan pengaruh berarti. Namun bagi penderita lain itu

cukup signifikasi dalam mengendalikan tekanan darah. Seseorang

yang terbukti menderita hipertensi sulit untuk sembuh, tetapi orang

tersebut dapat berusaha mengendalikan tekanan darahnya agar

tidak terlalu berdampak pada kesehatannya. Pada dasarnya

pengobatan hipertensi tanpa obat-obatan lebih menekankan pada


26

perubahan pola makan dan gaya hidup. Berikut pengobatan

nonfarmakologi menurut (Endang, 2014).

a) Mengurangi konsumsi garam

Garam dapur mengadung 40% natrium. oleh karena itu,

tindakan mengurangi garam juga merupakan usaha mencegah

sedikit natrium yang masuk kedalam tubuh. Mengurangi

konsumsi garam pada awalnya memang tarasa sulit. Keadaan

ini terjadi karena individu terbiasa dengan makanan berasa asin

selama puluhan tahun. Tentu memerlukan usaha yang keras

untuk mengurangi garam. Namun, umumna hal tersebut hanya

akan berlangsung pada awalnya saja, setelah berlangsung

selama satu bulan penderita menjadi menyukai makanan itu

terasa makanan itu tarasa asin. Pada dasarnya untuk

mengurangi konsumsi garam.

b) Mengendalikan berat badan

Kelebihan berat badan dapat membuat jantung bekerja

lebih keras dan mengakibatkan hipertensi. Oleh karena itu,

memangkas berat tubuh adalah salah satu cara efektif untuk

mengendalikan dan menurunkan tekanan darah. Jika Anda

memiliki berat badan berlebih atau obesitas, disarankan untuk

menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal.


27

c) Mengendalikan minum (kopi dan alkohol)

Kopi tidak baik di konsumsi bagi individu dengan

hipertensi karena, senyawa kafein dalam kopi dapat memicu

meningkatnya denyut jantung yang berdampak pada

peningkatan tekanan darah. Minuman beralkohol dapat

menyebabkan hipertensi karena, bila di konsumsi dalam jumlah

yang berlebihan akan meningkatkan tekanan darah. Pada

dasarnya pada penderita hipertensi perlu meninggalkan

minuman beralkohol.

d) Membatasi konsumsi lemak

Konsumsi lemak berkaitan dengan kadar kolestrol

dalam darah. Kadar kolestrol yang tinggi dapat mengakibatkan

penebalan pembuluh darah. Jika endapan itu terjadi semakin

banyak, dinding pembuluh darah makin kaku atau berkurang

kelenturanya. Kondisi ini dapat memperparah jantung karena

jantung bekerja semakin berat saat memompa darah sehingga

memperparah penderita hipertensi. Pada penderita hipertensi

harus menjaga kadar kolestrol normal dalam darah sekitar 200

mg-250 mg per 100 cc

e) Berolahraga teratur

Seorang penderita hipertensi bukan dilarang untuk

berolahraga, tetapi dianjurkan olahraga secara teratur. Memang

ada beberapa jenis olahraga yang tidak dianjurkan, bahkan


28

dilarang dilakukan oleh penderita hipertensi, yaitu karena yoga

dan olahraga sejenisnya. Bagi penderita hipertensi semua

olahgara baik dilakukan asal tidak menyebabkan kelelahan

fisik dan selainitu olahraga ringan yang dapat sedikit

meningkatkan denyut jantung dan mengeluarkan keringat.

Beberapa olahraga yang dapat dipilih adalah gerak jalan,

senam, atau berenang.

f) Menghindari stress

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Carell Medical

College menyatakan bahwa seseorang yang mengalami takanan

jiwa (stress) selama bertahun- tahun ditempat kerja dapat

mengalami resiko hipertensi sebanyak tiga kali lebih besar.

Sebaliknya orang-orang yang berpikiran positif dan optimis

mempunyai peluang lebih kecil terkena hipertensi. Beberapa

cara untuk menghindari stress, diantaranya dengan melakukan

relaksasi atau meditasi serta berusaha dan membina hidup yang

bersifatpositif.

g) Alternatif /Herbal

National center for complementary and alternative

medicine of thenational institute of health telah

mengklasifikasikan berbagai macam terapi dan sistem

perawatan menjadi 5 kategori. Salah satu kategorinya adalah

biological base therapies(BBT). BBT merupakan sebuah jenis


29

terapi komplementer yang menggunakan bahan alam dan

termasuk kedalam BBT adalah herbal. Beragam terapi herbal

yang telah terbukti secara ilmiah dapat menurunkan tekanan

darah (Ulfah, 2012).

Namun masih sangat terbatas masyarakat

mengetahuinya antara lain :

(1) Rosella

Kelopak bunga rosella kering dan air panas dapat

menurunkan tekanan darah. Cara membuatnya adalah cuci

sampai bersih bunga rosella, lalu seduh dengan air panas,

jangan ditambahkan gula. Minum ramuan sehari dua kali

secara rutin selama satu bulan.

Resep berikutnya menggunakan ciplukan kering 5g

dan air bersih 110 ml. cara membuatnya dengan mencuci

ciplukan, lalu rebus dengan 110ml air bersih selama

seperempat jam sambil sesekali diaduk, angkat lalu saring

dan dinginkan. Minum ramuan sehari dua kali, setiap

minum sebanyak 100ml. jangan gunakan ramuan ini lebih

dari 24 jam.

(2) Daun Sirsak

Daun sirsak akhir-akhir ini sering digunakan

sebagai pengobatan alternatif hipertensi. Kandungan daun

sirsak yang diperkirakan dapat menurunkan tekanan darah


30

adalah kalium. Ion kalium dalam cairan ekstrasel akan

menyebabkan jantung relaksasi dan juga membuat

frekuensi denyut jantung menjadi lambat. Selain itu kalium

juga bisa mengatur keseimbangan cairan tubuh bersama

natrium, menghambat pengeluaran renin, berperan dalam

vasodilatasi arteriole, dan mengurangi respon

vasokonstriksi endogen, sehingga tekanan darah menurun

(Joe, 2012).

(3) Daun salam

Tumbuhan ini mengandung minyak asiri khususnya

sitral dan eugenol, juga mengandung tanin dan flavonoid.

Jenis tanaman ini tumbuh liar dihutan, kebun atau

pekarangan diatas daratan rendah sampai pegunungan

tinggi. Untuk mengobati hipertensi diperlukan 20 lembar

daun salam yang masih segar, lalu cuci dengan bersih dan

rebus dengan tiga gelas air hingga menjadi satu gelas.

Selanjutnya disaring dan airnya diminum, sehari minum

dua kali sebelum makan (Ulfah, 2012).

(4) Bawang putih

Bawang putih 2 butir dikupas kulitnya, air matang

hangat 1 gelas, cara membuatnya adalah kunyah bawang

butih lalu telan, lalu minumlah air matang hangat. Lakukan

3 x 1 hari.
31

(5) Mengkudu

Siapkah 2 buah mengduku yang sudah masak. Cara

membuatnya adalah cuci sampai bersih buah mengkudu,

lalu parut, peras, saring untuk diambil airnya. Minum

ramuan sehari dua sampai tiga kali.

(6) Daun seledri

Obat herbal ini dapat menurunkan hipertensi cara

membuatnya adalah ambil daun seledri, lalu cuci sampai

bersih, tambahkan air bersih secukupnya. Setelah itu remas-

remaslah dengan tangan, kemudian diperas dan saring

untuk diambil airnya. Minum ramuan secara rutin sehari

tiga kali sebanyak dua sendok makan.

(7) Buah timun

Ambil 2 buah timun segar cara membuatnya cuci

sampai bersih buah timun, lalu parut, peras dan saring

untuk diambil airnya. Minum ramuan sehari dua sampai

tiga kali.

2) Penatalaksanaan Farmakologi

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan

takanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah

komplikasi akibat hipertensi agar penderita bertambah kuat.

Pengobatan standar yang diajukan oleh Komite Dokter Ahli


32

Hipertensi (Joint CommiteOn Detection, Evaluation and Treatment

Of High Blood Preasure, USA, 2010) menyimpulkan bahawa obat

diuretik, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat di

gunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan

keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita

(Padila, 2013).

Terapi farmakologis dilakukan dengan pemberian obat-

obatan seperti berikut (Endang, 2014) :

a) Golongan Diuretik

Biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk

mengobati hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang

garam dan iar, yang akan mengurangi volume cairan di seluruh

tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik juga

menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Diuretik

menyebabkan hilanya kalium melalui air kemih, sehingga

kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium.

Diuretik sangat efektif pada orang kulit hitam, lanjut usia,

kegemukan, penderita gagal ginjal jantung atau penyakit

ginjalmenahun.

b) Penghambat Adrenergik

Merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-

bloker, beta bloker labetol, yang menghambat efek sistem saraf

simpatis. System saraf simpatis adalah sistem saraf yang


33

dengan segera akan memberikan respon terhadap stress, dengan

cara meningkatkan tekanan darah. Yang palinh sering

digunakan adalah beta-bloker yang efektif diberikan pada

penderita usia muda, penderita yang mengalami

seranganjantung

c) ACE-inhibitor

Obat ini efektif diberikan kepada orang kulit putih, usia

muda, penderita gagal jantung. Angiotensin converting enzyme

inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan penurunan tekanan

darah dengan cara melebarkan arteri.

d) Angiotensin-II-bloker

Menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu

mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor.

e) Antagonis kalsium

Menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan

mekanisme yang benar- benar berbeda. Sangat efektif diberikan

kepada orang kulit hitam, lanjut usia, nyeri dada, sakit

kepala(migren).

f) Vasodilator

Menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari

golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan

terhadap obat anti- hipertesi lainnya.


34

3. Menopause

a. Pengertian

Pengertian Menopause Kata ”menopause” berasal dari bahasa

Yunani, yaitu ”men” yang berarti bulan dan ”peuseis” yang berarti

penghentian sementara. Secara lingustik yang lebih tepat adalah

”menocease” yang artinya berhentinya masa menstruasi (Smart, 2010).

Pada usia 45-50 tahun umunya wanita sudah mengalami masa

menopause dimana pada masa ini wanita sudahh tidak mengalami haid

lagi. Berhentinya haid dikarena ovarium tidak lagi memproduksi

hormon estrogen dan progesterone. Menopause dikenal sebagai

berhentinya menstruasi yang disebabkan oleh hilangnya aktivitas

folikel ovarium. Menopause alamiah terjadi pada akhir periode

menstruasi dan sekurang kurangnya selama 12 bulan tidak mengalami

menstruasi dan bukan disebabkan oleh hal yang patologis (Sulistyawati

dan Proverawati, 2010). Menopause merupakan suatu periode ketika

persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi

estrogen yang mengakibatkan haid tidak muncul lagi. Hal ini dapat

diartikan sebagai berhentinya masa kesuburan (Smart, 2010).

b. Tanda dan Gejala Menopouse

Menopause akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada

tubuh yang dapat menimbulkan keluhan-keluhan pada wanita. Gejala

awal yang terjadi pada masa menopause adalah menstruasi menjadi

tidak teratur, cairan haid menjadi semakin sedikit atau semakin

banyak, hot flushes yang kadang-kadang menyebabkan insomnia,

palpitasi, pening, dan rasa lemah. Turunya fungsi ovarium


35

mengakibatkan hormon estrogen dan progesteron sangat berkurang di

dalam tubuh wanita. Penurunan sampai hilangnya hormon estrogen

dari ovarium ini yang terjadinya pada awal masa klimakterium sampai

hilangnya fungsi ovarium (ooforase) menimbulkan keluhan-keluhan

tertentu (sindrom defesiensi estrogen) yang kadang-kadang sangat

mengganggu dan memerlukan pengobatan. Dalam jangka pendek pada

masa pra dan pascamenopause, turunnya kadar estrogen menyebabkan

timbulnya suatu gejala yang merupakan sindromma klimakterium dan

dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit kardiovaskuler,

osteoporosis dan demensia tipe Alzheimer.

Adapun gejala dan keluhan yang umum muncul pada wanita

menopause (Sulistyawati dan Proverawati, 2010) yaitu:

1) Gejala fisik

a) Hot flushes atau rasa panas (pada wajah, leher dan dada yang

berlangsung selama beberapa menit bahkan mengalami pusing

lemah sakit)

b) Berkeringat di malam hari

c) Berdebar – debar

d) Susah tidur

e) Sakit kepala

f) Sering buang air kecil

g) Tidak nyaman saat buang air kecil

2) Gejala psikogis

a) Mudah tersinggung

b) Depresi
36

c) Cemas

d) Suasana hati tidak menentu

e) Sering lupa

f) Susah berkonsentrasi

3) Gejala seksual

a) Kekeringan vagina mengakibatkan rasa tidak nyaman selama

berhubungan seksual

b) Menurunnya libido

c. Fisiologi Menopause

Kasdu (2002), mengatakan sejak lahir bayi wanita sudah

mempunyai 770.000-an sel telur yang belum berkembang. Pada fase

prapubertas, yaitu usia 8–12 tahun, mulai timbul aktifitas ringan dari

fungsi endokrin reproduksi. Selanjutnya, sekitar 12–13 tahun,

umumnya seorang wanita akan mendapatkan menarche (haid pertama

kali). Masa ini disebut sebagai pubertas dimana organ reproduksi

wanita mulai berfungsi optimal secara bertahap. Pada masa ini

ovarium mulai mengeluarkan sel-sel telur yang siap untuk dibuahi.

Masa ini disebut fase reproduksi atau periode fertil (subur) yang

berlangsung sampai usia sekitar 45 tahunan. Pada masa ini wanita

mengalami kehamilan dan melahirkan. Fase terakhir kehidupan wanita

atau setelah masa reproduksi berakhir disebut klimakterium, yaitu

masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke

periode non produktif. Periode ini berlangsung antara 5–10 tahun

sekitar menopause yaitu 5 tahun sesudah menopause.


37

d. Tahap-Tahap Menopause

Menurut (Smart, 2010:20), menopause terdiri dari 3 periode

yaitu klimakterium, menopause dan senium. Masa klimakterium

berlangsung dalam beberapa tahun bahkan kadang lebih dari 10 tahun.

Masa ini terjadi dalam usia antara 45 hingga 65 tahun. Masa ini

berakhir sekitar 6 hingga 7 tahun setelah menopause dan terdiri dari

beberapa fase seperti dibawah ini:

1) Fase pra-menopause (klimakterium) adalah masa 4-5 tahun

sebelum menopause. Klimakterium adalah masa peralihan antara

masa reproduksi dan masa senium. Pada masa ini telah ada

keluhan-keluhan klimkterik dan pendarahan yang tidak teratur.

Pada fase ini estradiol yang biasanya dihasilkan oleh sel granulose

folikel yang berkembang menjadi berkurang. Proporsi siklus

menstruasi anovulatoar meningkat dan produksi progesterone

menurun. Ini mengakibatkan tidak adanya mekanisme umpan balik

negative estrogen sehingga produksi FSH dan LH akan meningkat

tetapi produksi hormone hipofisis lain tidak terganggu.

2) Fase menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen.

Diagnose dibuat bila telah terdapat amenorea sekurang-kurannya

satu tahun. Pada umunya menopause terjadi pasa usia 45-50 tahun.

Kadar FSH serum lebih dari 30 i.u/l digunakan sebagai diagnosis

menopause. Setelah menopause, estrogen jenis estron adalah yang

banyak berada dalam sirkulasi dibandingkan estrogen lainya.


38

3) Fase pasca-menopause (senium) yaitu ketika individu telah mampu

menyesuaikan dengan kondisinya sehingga tidak mengakami

gangguan fisik.

4) Fase ooforopause adalah masa ketika ovarium kehilangan sama

sekali fungsi hormonalnya.

Kasdu (2002), mengatakan pada masa premenopause, hormon

estrogen dan progesteron masih tinggi, tetapi semakin rendah ketika

memasuki masa perimenopause dan postmenopause. Keadaan ini

berhubungan dengan fungsi ovarium yang terus menurun. Semakin

meningkat usia seorang wanita, semakin menurun jumlah sel-sel telur

pada kedua indung telur. Hal ini disebabkan adanya ovulasi pada

setiap siklus haid, dimana pada setiap siklus, antara 20 hingga 1.000

sel telur tumbuh dan berkembang, tetapi hanya satu atau kadang-

kadang lebih yang berkembang sampai matang akan juga mati, juga

karena proses atresia, yaitu proses awal pertumbuhan sel telur yang

segera berhenti dalam beberapa hari atau tidak berkembang. Proses ini

terus menurun selama kehidupan wanita hingga sekitar 50 tahun

karena produksi ovarium menjadi sangat berkurang dan berakhir

berhenti bekerja.

e. Faktor – faktor yang Berkontribusi Mempengaruhi Hipertensi pada

Wanita Menopause

Kenaikan tekanan darah sistolik saat penuaan disebabkan oleh

peningkatan di kekakuan pembuluh darah dari arteri besar dalam

kombinasi dengan perubahan aterosklerotik di dinding pembuluh

darah. Tekanan darah sistolik meningkat lebih tajam pada wanita yang
39

mengalami penuaan dibandingkan dengan laki-laki, dan ini mungkin

terkait dengan perubahan hormonal selama menopause. Beberapa

hormon menopause memiliki efek aditif pada peningkatan tekanan

darah selama masa transisi menopause efeknya seperti peningkatan

relatif kadar androgen, Aktivasi Sistem Renin Angiotensin, tingkat

renin tinggi, Meningkatkan kadar plasma endotelin, Tingginya

Sensitivitas garam, Peningkatan resistensi insulin, Tingginya Aktivitas

simpatis, Kenaikan berat badan.

Penurunan estrogen/ rasio androgen mencair vasorelaksan yang

efek dari estrogen pada dinding kapal dan meningkatkan produksi

faktor vasokonstriksi seperti endothelin. Kedua steroid seks pria dan

wanita memiliki efek yang mengatur pada Renin-Angiotensin System

(RAS) dan mempengaruhi produksi angiotensinogen dan metabolisme

natrium. Penurunan kadar estrogen sekitar menopause menyebabkan

peningkatan regulasi RAS dengan peningkatan plasma renin activity.

Oral pengganti estrogen, bagaimanapun peningkatan produksi

angiotensinogen pada hati, yang tidak diamati dengan transdermal

estrogen. Hal ini berpotensi merugikan pengaruh HT tampaknya

menetral dengan penurunan substansial dalam tingkat renin bahwa

secara keseluruhan mengurangi aktivitas RAS.

Beberapa studi klinis telah menunjukkan bahwa sensitivitas

garam lebih tinggi pada perempuan pascamenopause dibandingkan

dengan wanita premenopause, yang dapat menjelaskan efektivitas dan

toleransi yang baik dari diuretik dan ACE inhibitor pada penuaan

wanita. Selanjutnya, aktivitas simpatis lebih tinggi pada


40

pascamenopause wanita dibandingkan pada pria usia yang sama,

terutama dalam wanita yang kelebihan berat badan. Sympathethic

overaktif dikaitkan dengan lemak visceral perut yang sangat terkait

dengan peningkatan penanda inflamasi dan stres oksidatif. Perubahan

penting lainnya di sekitar menopause adalah peningkatan resistensi

insulin yang menyebabkan perubahan yang tidak menguntungkan pada

tekanan darah, lipid metabolisme, berat badan dan perkembangan

metabolisme. (A.H.E.M. Maas and H.R. Franke, 2009).

4. Rebusan Daun Sirsak

Gambar 2. 1
Daun Sirsak

Daun sirsak dimanfaatkan sebagai pengobatan alternatif untuk

pengobatan kanker, yakni dengan mengkonsumsi air rebusan daun sirsak.

Selain untuk pengobatan kanker, tanaman sirsak juga dimanfaatkan untuk

pengobatan demam, diare, antikejang, anti jamur, anti parasit, antimikroba,

sakit pinggang, asam urat, gatal- gatal, bisul, flu, dan lain-lain (Mardiana,

2011). Menurut Adewole dan Martin (2006) dalam Restuati (2013)


41

menemukan bahwa daun sirsak memiliki efek yang bermanfaat dalam

meningkatkan aktivitas enzim antioksidan dan hormon insulin pada

jaringan pankreas serta melindungi dan menjaga sel-sel β-pankreas.

Menurut Restuati (2013) menyebutkan bahwa daun sirsak juga berpotensi

sebagai antihipertensi, antispasmodik, obat pereda nyeri, hipoglikemik,

antikanker, emetic (menyebabkan muntah), vermifuge (pembasmi cacing).

Kandungan daun sirsak yang diperkirakan dapat menurunkan tekanan

darah adalah kalium kalium ini sendiri berfungsi untuk:

a. Menurunkan tekanan darah

Kalium membantu meredakan ketegangan di dinding pembuluh

darah, sehingga mampu menurunkan tekanan darah. Selain itu,

makanan yang mengandung kalium dapat membantu mengurangi

kadar garam berlebih dalam tubuh dengan cara mengeluarkannya

melalui urine.

b. Menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah

Asupan kalium yang cukup dapat mencegah penyakit pada

pembuluh darah, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung,

danstroke.

Kalium juga mampu mencegah aterosklerosis atau

penyempitan pembuluh darah arteri. Selain itu, manfaatkalium dalam

menjaga kesehatan saraf dan kekuatan otot juga akan memelihara

kemampuan jantung dalam memompa darah dengan cukup. Beberapa

studi bahkan menyebutkan bahwa kalium juga bermanfaat untuk

mengurangi risiko munculnya gangguan irama jantung(aritmia).


42

c. Memelihara fungsi saraf

Sistem saraf menghubungkan otak dan tubuh. Otak mengirim

pesan ke organ dan bagian tubuh tertentu melalui rangsangan atau

impuls listrik. Karena kinerja saraf inilah, tubuh mampu mengatur

kontraksi otot dan detak jantung, serta menerima rangsangan dan

merasakan nyeri (fungsi sensorik). Jika kadar kalium dalam darah

berkurang, hal ini dapat memengaruhi kemampuan otak dalam

menghasilkan impuls saraf.

Beberapa studi menunjukkan bahwa kekurangan kalium dalam

jangka panjang dapat menimbulkan gangguan saraf dan otak, seperti

sering kesemutan, mudah lupa atau pikun, serta kelemahan otot.

d. Mencegah batu ginjal

Kalium mampu mengikat kalsium dalam urine, sehingga

mencegah terbentuknya endapan mineral kalsium yang dapat menjadi

batu ginjal. Menurut sebuah studi, orang yang asupan kalium

hariannya tercukupi memiliki risiko terkenabatuginjal lebih rendah

dibandingkan orang yang kekurangan kalium.

e. Menjaga kepadatan tulang

Kalium berperan untuk menjaga kalsium agar tidak terbuang

melalui urine. Selain itu, kalium juga dapat meningkatkan penyerapan

kalsium pada tulang, sehingga tulang tidak kehilangan kepadatannya

(osteoporosis) dan tidak mudah patah.


43

f. Mencegah kram otot

Kram otot adalah kondisi saat otot berkontraksi secara tiba-

tiba dan tidak terkendali. Kondisi ini bisa terjadi akibat tubuh

kekurangan kalium. Di dalam sel otot, kalium membantu

menyampaikan sinyal dari otak yang merangsang kontraksi otot,

sekaligus membantu mengakhiri kontraksi tersebut.

Ketika kadar kalium dalam darah rendah, otak tidak dapat

menyampaikan sinyal secara efektif, sehingga otot terus berkontraksi

dan menimbulkan kram. Cara pengolahan daun sirsak :

1) Rebus 10 lembar daun sirsak dengan 3 gelas airmineral.

2) Tunggu hingga airnya hanya tersisa 1/2 nyasaja.

Bisa diminum dalam keadaan hangat atau dingin. Minum setiap

pagi agar manfaat daun sirsak cepat dirasakan.

B. Penelitian Terkait

Pada Penelitian Dinanti, Diah (2019) tentang Pengaruh Pemberian Teh

Daun Sirsak Terhadap Penurunan Hipertensi Pada Ibu Menopause Di Posyandu

Lansia Tlekung Kecamatan Junrejo Kota Batu dengan teknik metode penelitian

yang digunakan adalah desain preeksperimen dengan rancangan one group pretest

posttest dan menggunakan purposive sampling. Hasil pemeriksaan dari 11

responden didapatkan 10 mengalami penurunan tekanan darah dan 1tidak

mengalami penurunan tekanan darah dikarenakan kurang kooperatif pada saat

penelitian dilakukan. Maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis(Ha) diterima,

artinya ada pengaruh pemberian daun sirsak terhadap tekanan darah pada

penderita hipertensi.
44

Pada penelitian Yulita, Febri (2020) tentang Pengaruh Pemberian Air

Rebusan Daun Sirsak terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di

Wilayah kerja Puskesmas Garuda terdapat 15 responden dengan teknik

pengambilan sampel Non Random Sampling dengan jenis Purposive Sampling.

Instrumen yang digunakan adalah sphygnomanometer, dan stetoskop, hasil

pemeriksaan tekanan darah ditulis dalam lembar observasi. Hasil uji statistik

berupa uji Paired T-Test sebelum dan sesudah pemberian air rebusan daun sirsak

menunjukkan ρ value (0. 000) < α (0. 05). Maka dapat disimpulkan bahwa

Hipotesis (Ha) diterima, artinya ada pengaruh pemberian air rebusan daun sirsak

terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Garuda.

Pada Penelitian Fitrah, Nurhanifah (2013) tentang Perbandingan Pengaruh

Daun Sirsak (Annona muricata L) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada

Penderita Hipertensi Derajat 1 dan Hipertensi Derajat 2 Diwilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Pati Kabupaten Lima Puluh Kota dengan Jumlah sampel

sebanyak 28 responden, 15 responden penderita hipertensi derajat 1 dan 13

responden penderita hipertensi derajat 2. Penelitian ini menggunakan uji statistik

Paired Sampel T Test pada tekanan darah sistolik dan diastolik diperoleh nilai p=

0, 000 (p<0, 05) artinya ada penurunan yang signifikan antara tekanan darah

sebelum dan sesudah dilakukan pemberian daun sirsak pada penderita Hipertensi

Derajat 1 dan 2.

C. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan

untuk mengidentifikasi variabel - variabel yang akan diteliti yang berkaitan


45

dengan konteks ilmu pengetahuan dan digunakan untuk mengembangkan

kerangka konsep penelitian (Notoatmodjo, 2010). Kerangka teori dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Faktor yang tidak dapat Faktor yang dapat


dikontrol : dikontrol :
 Jenis kelamin  Stress
 Umur  Konsumsi alkohol
 Genetik  Merokok
 Etnis  Obesitas
 Pola asupan garam

HIPERTENSI

Terapi Farmakologi : Terapi Non Farmakologi :


Faktor-faktor yang Faktor-faktor yang
mempengaruhi penurunan mempengaruhi penurunan
tekanan darah secara farmokologi tekanan darah secara non
: Diuretik, Beta Blokers, Calcium TERAPI farmokologi dengan
Chanel Bloker, Angiotesin II, memodifikasi gaya hidup seperti:
Alpha Blokers, Clonidin dan penurunan berat badan dengan
Vasodilator diet kolesterol, diet garam,
berhenti merokok, alkohol,
latihan fisik secara teratur, terapi
herbal dengan pemberian air
rebusan daun sirsak

Penurunan Tekanan
Darah :
 Sistolik
 Distolik

Gambar 2.2
Kerangka Teori
(Sumber Modifikasi ; Kowala (2011) dan Margowati (2016)
46

D. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep dalam suatu penelitian adalah suatu uraian dan

visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya atau

antara variabel satu dengan variabel lain (Notoatmodjo, 2010). Kerangka konsep

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel Independent Variabel Dependent

Rebusan Daun Sirsak Tekanan Darah

Gambar 2.3
Kerangka Konsep

E. Hipotesa Penelitian

Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas

pertanyaan penelitian yang telah di rumuskan dalam perencanaan penelitian.

Untuk mengarahkan kepada hasil tersebut maka dalam perencanaan penelitian

dirumuskan jawaban sementara.

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil

sementara, tentang kebenaranya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut

(Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan kerangka konsep, hipotesis penelitian ini

adalah “Adakah efektivitas rebusan daun sirsak terhadap penurunan hipertensi

pada wanita menopause di Posyandu Lansia Desa Sukanegeri, Kecamatan

Gunung Labuhan Kabupaten Waykanan”


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini

menggunakan metode Preexperimental design One group Pre-test – Post-test yaitu

dengan melakukan satu kali pengukuran didepan (pre-test) sebelum adanya

perlakuan (treatment) dan setelah dilakukan pengukuran lagi (posttest)

(Notoatmodjo, 2010)

B. Waktu dan TempatPenelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilakukan pada April tahun 2021

2. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di Desa Sukanegeri Kecamatan

Gunung Labuhan Kabupaten Way Kanan 2021.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua

wanita menopuase >60 tahun yang datang ke posyandu lansia dengan

47
48

hipertensi derajat 1 yang berjumlah 14 orang, di Desa Sukanegeri,

Kecamatan Gunung Labuhan, Kabupaten Way Kanan Tahun 2021.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk

mengeneralisasikan hasil penelitian sampel (Arikunto, 2013). Menetapkan

jumlah atau besar sampel suatu penelitian tergantung pada dua hal yaitu

adanya sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menentukan batas

maksimal dari besarnya sampel, dan kebutuhan dari rencana analisis yang

menentukan batas minimal dari besarnya sampel (Notoadmodjo, 2012).

Berdasarkan pendapat tersebut sampel penelitian ini adalah seluruh wanita

menopuase >60 tahun yang datang ke posyandu lansia dengan hipertensi

derajat 1 yang berjumlah 14 orang di desa Sukanegeri, Kecamatan Gunung

Labuhan Kabupaten Way Kanan 2021.

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

Purposive sampling. Purposive sampling didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri

atau sifat-sifat populasi yang sudah ditentukan. (Notoadmodjo, 2018)

Kriteria Sampel

Kriteria Inklusi :

1) Bersedia menjadi responden


49

2) Responden adalah lansia

3) Tidak mengonsumsi obat hipertensi (Farmakologi, non farmakologi)

4) Tidak memiliki penyakit penyerta lain

5) Mampu berkomunikasi dengan baik

Kriteria Eksklusi

1) Tidak bersedia menjadi responden

2) Tidak mampu berkomunikasi dengan baik

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat

atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang

sesuatu konsep Pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010).

Dalam penelitian ini peneliti mengelompokkan variabel penelitian yaitu :

1. Variabel Bebas (Independent)

Variabel ini adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel

dependen. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Rebusan Daun

sirsak.

2. Variabel Terikat (dependent)

Variabel ini adalah variabel yang terikat atau variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya

adalah Tekanan darah.


50

E. Definisi Operasional

Tabel 3. 1
Definisi Operasional

Devinisi Cara
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
1. Independent Pemberian Pemberian Gelas ukur, 10
Rebusan Daun Daun Lembar daun
Rebusan Sirsak 10 lembar sirsak sirsak, SOP
daun sirsak Yang direbus Daun sirsak
dengan 2 gelas air
hingga airnya
tersisa menjadi 1
gelas, air ramuan
ini bisa untuk dua
kali minum.
Diminum pagi
dan sore hari,
ramuan diminum
selama 7 hari
2. Dependent Tekanan darah Observasi Tensimeter, Tekanan Rasio
yang lebih Tekanan Stetoskop, darah
Tekanan tinggi dari Darah lembar responden
Darah normal, dengan observasi dalam satuan
menggunakan mmHg
kriteria WHO,
kasus yaitu
hipertensi
primer mulai
dari derajat 1
(Sitolik ≥ 140
mmHg dan
distolik ≥ 90
mmHg).

F. Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrument adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data, data ini dapat berupa kuesioner, observasi, formulir lain yang

berkaitan dengan pencarian data (Notoatmodjo, 2012). Jenis data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah
51

data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang

yang melakukan penelitian (Arikunto, 2010). Cara pengumpulan datayaitu

Sebelum diberikan rebusan daun sirsak responden terlebih dahulu

dilakukan pengukuran tekanan darah. Kemudian diberikan rebusan daun

sirsak selama 7 hari dan setelah 7 hari dilakukan kembali pengukuran

tekanan darah post observasi

a. Alat Pengukur Tekanan Darah

Alat yang diperlukan dalam melakukan pengukuran tekanan darah,

yaitu:

1) Tensimeter

2) Stetoskop

3) Lembar Observasi

4) Pen

b. Prosedur kerja

1) Jelaskan prosedur kerja

2) Cuci Tangan

3) Atur posisi klien

4) Letakkan tangan yang hendak di ukur dengan posisi terlentang

5) Pasang manset pada lengan kanan/kiri skitar 3 cm dari fossa cubitu

6) Letakkan diafragma stetoskop diaas aretro brachialis dan

dengarkan.

7) Pompa balon udara sampai denyut arteri brakchiais tidak terdengar


52

8) Kempiskan kembali sampai denyut arteri brachialis pertama

terdengar kembali sebagai tekanan sistolik., setelah ini denyutan

arteri brachiais akan kembali menghilang dan akan terdengar

kembali sebagai tekanan diastolic.

9) Catat hasil pengukuran tekanan darah

c. Alat dan Bahan Membuat rebusan daun sirsak

1) Gelas ukur

2) Daun sirsak sebanyak 10 Lembar

3) Air sebanyak 300cc

d. Proses Kerja

1) Siapkan semua alat dan bahan

2) Cuci tangan

3) Cuci daun sirsak hingga bersih

4) Tambahkan air, kemudian masukan ke air yang telah disediakan

5) Rebus hingga mendidih

6) Sajikan untuk dikonsumsi

2. Proses Pengumpulan Data

a. Meminta surat izin pre survey dari Universitas Aisyah Pringsewu

b. Meminta balasan izin pre survey dari Bidan di desa tempat penelitian

c. Menentukan jumlah sampel penelitian

d. Melakukan pemeriksaan sebelum diberikan terapi daun sirsak pada

lansia yang akan dijadikan responden penelitian

e. Penelitian dilakukan dengan protocol kesehatan


53

f. Menjelaskan tujuan penelitian

g. Memberikan informed consent

h. Melakukan pengolahan data.

G. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul yang diperoleh dari hasil pengukuran tekanan

darah, selannjutnya akan dilakukan pengelolaan data. Pengelolaan data

tersebut dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Editing

Proses editing dilakukan setelah data terkumpul, dengan

memeriksa kelengkapan dan keseragaman data.

2. Procesing

Prosesing proses pengetikan data keprogram computer agar dapat

dianalisis

3. Cleaning

Cleaning adalah kegiatan pengecekan kembali data yang dientri

kedalam program computer agar tidak terjadi kesalahan

H. Analisa Data

1. Analisa Uvariat

Analisis univariat merupakan anilisis tiap variabel yang dinyatakan

dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam

bentuk tabel atau grafik. Analisis univariat dilakukan bertujuan untuk


54

menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel baik

variabel bebas maupun variabel terikat yang disajikan dalam nilai

minimal, maksimal, mean, standar deviasi dari distribusi frekuensi

(Notoatmodjo, 2018).

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang digunakan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2018).

Analisi bivariat dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara dua

variabel, yaitu mengidentifikasi efektifitas rebusan daun sirsak terhadap

penurunan hipertensi. Pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah

uji T-test independen. Uji T-test independen digunakan jika datanya

terdistribusi normal namun jika datanya tidak terdistribusi normal

menggunakan uji Mann Whitney.

Berdasarkan rumus dan pengolahan data yang dilakukan, maka jika

mendapatkan nilai p value ≤ α (0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak

yang artinya Ada efektivitas rebusan daun sirsak terhadap penurunan

hipertensi pada wanita manopuase. Sedangkan jika p value > α 0,05 maka

Ha di tolak dan Ho diterima yang artinya tidak ada efektivitas rebusan

daun sirsak terhadap penurunan hipertensi pada wanita manopuase.


DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, A. (2008). Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian


Hipertensi Pada Pasien Yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas
Bangkinang diunduh pada www. scribd. com pada pada tanggal 26
november 2020

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT


Rineka Cipta.

Ahalya B., Ravishankar K. and Priyabandhavi P., 2013, Evaluation of In Vitro


Anti Oxidant Activity Of Annona muricata Bark, International Journal of
Pharmaceutical, Chemical and Biological Sciences, 3 (2), 406–410

Carlson Wade. 2016. Mengatasi Hipertensi. Bandung: Nuansa Cendakia.

Dahlan, Sopiyudin. 2014. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian


Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 2. Jakarta : Segung Seto.

Dewi Kusuma Wiranty, Delly Arfa Syukrowardi, 2019, Perbandingan Pengaruh


Antara Rebusan Air Daun Salam Dan Rebusan Daun Sirsak Terhadap
Tekanan
Darah Kelompok Prehipetensi Diwilayah Kerja Puskesmas Gembong,
Serang, CMHK Health JournalIvol 3 No 2 Diunduh Melalui
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
cyberchmk.net/ojs/index.php/kesehatan/article/download/
488/166&ved=2ahUKEwiakLexiqruAhWRf30KHTTdB6gQFjACegQIGBAB&
usg=AOvVaw3nYBS7N33M31kxery CSk1P Pada 27 November 2020

Dewi. 2012. Hidup Bahagia Dengan Hipertensi. Yogyakarta:A+Plus

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Lampung.


Bandar Lampung.

Indarwati. 2016. Hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada mahasiswa
program studi S1 fisioterapi angkatan 2013 dan 2014 di Universitas
Hasanuddin. Diunduh dari http://repository. unhas. ac.
id/bitstream/handle/123456789/18648/PRINT%20SKRIPS I. pdf?
sequence=1. Pada tanggal 26 november 2020 pukul19. 00WIB.

Notoatmodjo. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Nuryanti Elfa,Khoidar Amirus,Nurul Aryastuti,2019,Hubungan Merokok,Minum
Kopi,dan Stress Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan di
Puskesmas Negeri Baru Kabupaten Way Kanan. Jurnal Dunia Kesmas,
Vol 9 No 2 Di Unduh Melalui
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/dunia kesmas/index

Putu Ristyaning A. S, Mai Rista N. S, 2017, Efektivitas Teh Daun Sirsak(Annona


Muricata Linn Terhadap Hipertensi. MajorityIVol 6 No 2 Di Unduh
Melaluihttps://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://juke.kedokteran.unila.ac.id/
index.php/majority/article/download/
1012/1734&ved=2ahUKEwiakLexiqruAhWRf30KHTTdB6gQFjAAegQIARA
B&usg=AOvVaw05QCCyX3OSI_FadCwx iMJS pada 27 november 2020

Riyadina,woro. 2019, Hipertensi Pada Wanita Menopause.Jakarta: LIPI Press

Safrudin, Nadia Almira, 2017, Efektivitas Daun Sirsak Terhadap penurunan


TekananDarah Pada Penderita Hipertensi Diwilayah Kerja
PuskesmasBalibo, Kabupaten Maluku Utara, Jurnal kesehatan panrita
husadaIvol. 2 no2 DiUnduh Melalui https://www.google. com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://ojs. stikespanritahusada. ac.
id/index.php/jkph/article/view/172&ved=2ahUKEwil0bXwiaruAhXDR30
KHWHXBjEQFjAEegQICRAB&usg=AOvVaw2u9aYuFd3Rqpmqng7DlD7D
pada tanggal 27 november 2020

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia


Press.

Sugiyono(2010), Statistik untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta


LAMPIRAN
LEMBAR IMFORMED CONSENT
( PERSETUJUAN RESPONDEN)

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Umur :
Alamat :

Setelah mendapat keterangan secukupnya dari peneliti serta mengetahui manfaat


penelitian yang berjudul “Efektivitas Rebusan Daun Sirsak Terhadap
Penurunan Hipertensi Pada Wanita menopause Di Posyandu Lansia
DesaSukanegeri, Kecamatan Gunung Labuhan Kab Way kanan”maka saya
menyatakan (bersedia/tidak bersedia)* diikut sertakan dalam penelitian ini.

Way Kanan, Januari 2021

Peneliti Reponden

(SEPTIKA IRNANDA SAFITRI) (...... ……………….. )

Keterangan * = coret yang tidak perlu


STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
REBUSAN DAUN SIRSAK

STANDARD
OPERASIONAL REBUSANDAUN SIRSAK
PROSEDUR
PENGERTIAN Rebusandaun sirsak adalah suatu rebusan yang
memanfaatkan kandungan didalam daun sirsak
untuk upaya penurunan hipertensi
TUJUAN Untuk menurunkan kadar hipertensi
INDIKASI Responden lansia dengan hipertensi
KONTRAINDIKASI -
PERSIAPAN 1. Pastikan identitas klien
RESPONDEN 2. Kaji kondisi klien
3. Jelaskan maksud dan tujuan
4. Jaga privasi klien
5. Klien dipersilakan duduk
PERSIAPAN ALAT DAN 1. 10 lembar daun sirsak
BAHAN 2. Air putih 300cc
3. Gelas ukur
PROSEDUR 1. Persiapkan alat.
PELAKSANAAN 2. Rebus daun sirsak dengan 300cc air
3. Minum 2x sehari pada pagi dan sore
HASIL 1. Evaluasi tekanan darah responden setelah 7
hari
2. Beri reinforcement positif
3. Mengakhiri kegiatan dengan baik
DOKUMENTASI 1. Catat tekanan darah responden setelah
dilakukan tindakan pada lembar observasi
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENGUKURAN TEKANAN DARAH

STANDARD
OPERASIONAL PENGUKURAN TEKANAN DARAH
PROSEDUR
PENGERTIAN Tekanan darah merupakan hasil curah jantung dan
resistensi vaskular sehingga tekanan darah
meningkat jika curah jantung meningkat, resistensi
vascular perifer bertambah atau keduanya.
TUJUAN Untuk mengetahui tekanan darah pada sesseorang
KEBIJAKAN Mengukur Tekanan Darah Dilakukan Oleh Dokter,
Perawat Atau Bidan
PERSIAPAN Responden diberi penjelasan tentang hal-hal yang
RESPONDEN akan dilakukan, posisi pasien di atur sesuai
kebutuhan
PERSIAPAN ALAT DAN 1. Tensimeter
BAHAN 2. Stetoskop
3. Alat Tulis
PROSEDUR 1. Memberitahu Pasien Tentang Tindakan Yang
PELAKSANAAN Akan Dilakukan
2. Mencuci tangan
3. Menyingsingkan Lengan Baju Pasien
4. Memasang manset tidak terlalu ketat dan tidak
terlalu longgar
5. Meraba arteri brachialis dengan 3 jari tengah
6. Meletakkan diaffragma stetoskop tepat
diatasnya
7. Memompa balon sehingga udara masuk
kedalam manset sampai detak arteri tidak
terdengar lagi atau 30 mmHg diatas nilai
sistolik
8. Membuka sekrup balon perlahan-lahan dengan
kecepatan 2-3 mmHg perdetik sambil melihat
skala dan mendengar bunyi detik pertama
(sistolik) dan detik terakhir (Diastole)
9. Mengeluarkan udara yang masih tertinggal di
dalam manset dan melepaskan manset
10. Merapikan pasien
11. Merapikan alat
12. Cuci tangan
DOKUMENTASI Catat Tekanan Darah Pada Lembar Observasi
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
INTERVENSI DAUN SIRSAK

STANDARD
OPERASIONAL INTERVENSI DAUN SIRSAK
PROSEDUR
PENGERTIAN Sebuah tindakan/kegiatan yang dilakukan dengan
sengaja guna kepentingan klien atau pasien
TUJUAN Sebagai Acuan dalam kegiatan penelitian terapi
daun sirsak
KEBIJAKAN Intervensi dilakukan oleh bidan
PERSIAPAN Responden datang dan duduk dengan rapi
RESPONDEN
PERSIAPAN ALAT DAN 1. Tensimeter
BAHAN 2. Stetoskop
3. Alat tulis
4. Daun sirsak
5. Air 300cc
6. Gelas ukur
PROSEDUR 1. Memberikan inform consent kepada responden
PELAKSANAAN 2. Melakukan pengukuran tekanan darah sebelum
dilakukannya intervensi
3. Mencatat hasil pada lembar observasi
4. Memberikan Intervensi berupa rebusan daun
sirsak
5. Menganjurkan responden untuk kontrol ulang
tekanan darah setelah 7 hari
DOKUMENTASI Catat Tekanan Darah Responden Sebelum dan
Sesudah Diberikan Intervensi
LEMBAR OBSERVASI
TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI

Hari/tanggal :
Tempat :

No Tanggal Sebelum Terapi Sesudah Terapi


Pemeriksaan Daun Sirsak Daun Sirsak
1

10

11

12

13

14
LEMBAR KONSUL

Nama : Septika Irnanda Safitri


NPM : 200102066P
Pembimbing : Nur Alfi Fauziah, SST., M. Tr. Keb
Judul skripsi : “Efektivitas Rebusan Daun Sirsak Terhadap Penurunan
Hipertensi Pada Wanita Menopause Di Posyandu Lansia
Desa Sukanegeri, Kecamatan Gunung Labuhan Kab Way
Kanan”

TANGGAL
NO CATATAN PEMBIMBING PARAF
BIMBINGAN
1. 9 Oktober 1. ACC Judul
2020 2. Buat Bab 1-3
2. 18 Januari2021 1. Perbaiki tujuan penelitian
2. Perbaiki kerangka teori
3. Lengkapi penelitian terkait
4. Perbaiki jenis penelitian
5. Perbaiki definisi operasional
3. 22 Januari 1. Lengkapi jumlah sampel
2020 danpopulasi
2. Lengkapi sumber kerangka teori
3. Perbaiki definisi operasional
4. Perbaiki instrumen penelitian
4. 23 Januari 1. Perbaiki Penulisan
2020 2. ACC Proposal
LEMBAR KONSUL

Nama : Septika Irnanda Safitri


NPM : 200102066P
Pembimbing : Nila Qurniasih, S,ST., M. Keb
Judul skripsi : “Efektivitas Rebusan Daun Sirsak Terhadap Penurunan
Hipertensi Pada Wanita Menopause Di Posyandu Lansia
Desa Sukanegeri, Kecamatan Gunung Labuhan Kab Way
Kanan”

NO TANGGAL CATATAN PENGUJI PARAF


BIMBINGAN
1. 4 Februari 1. Tambahkan justifikasi
2021 diwilayah tempat penelitian
2. Tambahkan faktor penyebab
terjadinya hipertensi
3. Tambahkan pengobatan
farmakologis dan non
farmakologis
4. Tambahkan judul penelitian
terkait
5. Perbaiki definisi operasional
dengan menambahkan dosis
rebusan daun sirsak dan
Batasan tekanan darah
6. Perbaiki kerangka teori
7. Perbaiki penulisan sesuai
panduan
2. 11 April 2021 1. Tambahkan materi wanita
menopause.
2. Tambahkan waktu minum
rebusan daun sirsak

2. 14 April 2021 1. ACC Proposal


LEMBAR KONSUL

Nama : Septika Irnanda Safitri


NPM : 200102066P
Pembimbing : Ani Kristianingsih, S.ST., M. Kes
Judul skripsi : “Efektivitas Rebusan Daun Sirsak Terhadap Penurunan
Hipertensi Pada Wanita Menopause Di Posyandu Lansia
Desa Sukanegeri, Kecamatan Gunung Labuhan Kab Way
Kanan”

TANGGAL
NO CATATAN PENGUJI PARAF
BIMBINGAN
1. 4 Februari 1. Perbaiki judul penelitian sesuai
2021 dengan wewenang bidan
2. Beri contoh gambar daun
sirsak yang akan digunakan
3. Tambahkan dosis dan aturan
minum
4. Tambahkan referensi
5. Tambahkan Lembar observasi
penilaian selama penelitian
6. Perbaiki penulisan sesuai
panduan
LEMBAR PENGAWASAN PEMANTAUAN REBUSAN DAUN SIRSAK

No Nama Hari Ke-I Hari Ke-II Hari Ke-III Hari Ke-IV Hari Ke-V Hari Ke-VI Hari Ke-VII
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Anda mungkin juga menyukai