Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN


RSUD KABUPATEN TANGERANG

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Manajemen

Di Susun Oleh:

1. Nurul Khotimah (20317109) 9. Rodiyatul Nadawiyah E.P (20317123)


2. Nuryanah (20317110) 10. Rosi Novriantika Gulo (20317124)
3. Pajriyah (20317112) 11. Safitri Lestari (20317127)
4. Putri Agustianingrum (20317115) 12. Septi Wulandari (20317128)
5. Putri Ladia (20317116) 13. Sirojudin (20317129)
6. Ria Sugianti (20317119) 14. Sisca Veronica (20317130)
7. Rifal (20317120) 15. Siti Maesaroh (20317132)
8. Rini Lingga (20317121) 16. Siti Munawaroh (20317133)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
YATSI TANGERANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga telah tersusunya Laporan ini
dengan judul “Laporan Stase Keperawatan Manajemen Ruang Rawat Inap
Flamboyan RSUD Kabupaten Tangerang”.
Laporan ini adalah salah satu persyaratan akademik yang harus dipenuhi
untuk menyelesaikan Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yatsi.
Dalam menyusun makalah ini, kami selaku penulis tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Maka dalam kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Ida Faridah, S.Kp., M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) YATSI Tangerang.
2. Ibu Ns. Febi Ratnasari, S.Kep., M. Kep selaku Ketua Program Studi
Keperawatan STIKes YATSI Tangerang.
3. Ns. Ria Setia sari, S.Kep, M.Kep, selaku ketua program Profesi Ners
STIKes YATSI
4. Bapak Ns. Jaenudin, S.Kep., M.Kep selaku Koordinator Mata Ajar
Manajemen Profesi Ners
5. Rekan rekan sejawat yang telah memberikan doa, dukungan, perhatian,
motivasi baik berupa moril maupun materil selama penulis menyelesaikan
laporan ini.
Selanjutnya peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini
masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, oleh karena itu peneliti
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sekalian demi perbaikan dan
penyempurnaan tugas akhir ini. Semoga penelitian ini bisa memberikan manfaat
kepada kita semua. Amin.

Tangerang, Januari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang....................................................................................................1
1.2Tujuan Penelitian................................................................................................2
1.3Waktu dan Tempat Praktik.................................................................................2
1.4Cara Pengumpulan Data.....................................................................................2
1.5Kkategori Penliaian.............................................................................................4
1.6Peserta Praktik....................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1Profil dan Gambaran Umum Ruangan................................................................6


2.1.1 Profil RSUD Kabupaten Tangerang........................................................6
2.1.2 Visi, Misi, dan Motto RSU Kabupaten Tangerang..................................6
2.1.2.1 Visi...............................................................................................6
2.1.2.2 Misi..............................................................................................6
2.1.2.3 Nilai Dasar...................................................................................7
2.1.3 Gambaran Umum Ruang Flamboyan......................................................8
2.1.4 Unsur Input..............................................................................................9
2.1.5 Unsur Output............................................................................................14
2.1.6 Analisa SWOT.........................................................................................17
BAB III PRIORITAS DAN PERENCANAAN PENYELESAIAN
MASALAH
3.1Identifikasi Masalah............................................................................................19
3.2Prioritas Masalah................................................................................................20
3.3Tabel Plan Of Action..........................................................................................21
3.4Seleksi Alternatif Pemecahan Masalah...............................................................22

iii
BAB IV PEMBAHASAN

4.1Pelaksanaan.........................................................................................................25
4.2Evaluasi...............................................................................................................27
BAB V PENUTUP

5.1Kesimpulan.........................................................................................................29
5.2Penutup ..............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen berasal dari Bahasa Inggris, yaitu manage berarti mengurus,
mengelola, mengendalikan, mengusahakan, memimpin. Sedangkan,
pengertian manajemen secara etimologis adalah seni melaksanakan dan
mengatur. Pengertian manajemen juga dipandang sebagai disiplin ilmu yang
mengajarkan proses mendapatkan tujuan organisasi dalam upaya bersama
dengan sejumlah orang atau sumber dari milik organisasi (Basuki, 2018).
Proses manajemen berlaku untuk semua orang yang mencari cara untuk
mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Proses ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses manajemen
dengan melibatkan semua anggota untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional
yang merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya
pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Selain itu, pelayanan keperawatan
merupakan faktor penentu baik buruknya mutu dan citra dari rumah sakit
oleh karena itu, kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan
ditingkatkan hingga tercapai hasil yang optimal. Dengan memperhatikan hal
tersebut, proses manajemen yang baik perlu diterapkan dalam memberikan
asuhan keperawatan sehingga dicapai suatu asuhan keperawatan yang
memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan
asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif, aman bagi
pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga
keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai
masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Model praktik keperawatan profesional salah satunya adalah dengan
adanya posisi perawat sebagai seorang kepala ruangan, ketua tim atau
perawat pelaksanaan dalam suatu bagian perlu adanya suatu pemahaman
tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dalam mencapai

1
2

tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas. Mutu asuhan keperawatan yang


baik antara lain, memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber daya
untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien,
efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien
dan tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika
dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati. Kemampuan
manajerial dapat dimiliki melalui berbagai cara salah satunya untuk dapat
ditempuh dengan meningkatkan keterampilan melalui bangku kuliah yang
harus melalui pembelajaran di lahan praktik.
Ruang Flamboyan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang
merupakan salah satu ruang perawatan membutuhkan manajemen
keperawatan yang baik demi tercapainya mutu pelayanan yang optimal.
Ruang Flamboyan merupakan ruang rawat inap perawatan penyakit system
pernafasan, yang terdiri dari 1 nurse station, 1 ruang perawat, 1 ruang kepala
ruangan dan 4 kamar ruang perawatan.
Dari pemaparan diatas kita bisa melihat begitu pentingnya manajemen
keperawatan dalam meningkatkan mutu pelayanan, maka penulis merasa
perlu membuat inovasi dalam hal manajemen keperawatan di ruang
Flamboyan Rumah Sakit Umum Kapubaten Tangerang Tahun 2021.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 2
minggu di Ruang Flamboyan di RSU Kabupaten Tangerang mahasiswa
mampu mengelola asuhan keperawatan dan bimbingan praktik klinik
keperawatan di ruang rawat inap dengan menggunakan keterampilan
manajemen dan kepemimpinan untuk menghasilkan kualitas pelayanan
profesional yang berkualitas tinggi.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan di ruang
3

flamboyan mahasiswa mampu:


1. Melaksanakan pengkajian di ruang rawat inap keperawatan
2. Mengumpulkan data, menganalisa data, dan memahami masalah
dalam pengorganisasian asuhan keperawatan
3. Membantu mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan keperawatan
4. Membantu melakukan usaha-usaha koordinasi kegiatan
keperawatan
5. Merencanakan kegiatan manajemen keperawatan
6. Memperkenalkan perubahan kecil (inovasi) yang bermanfaaat bagi
ruangan
7. Mengidentifikasi masalah yang terjadi di Ruang Perawatan
8. Merencanakan alternatif penyelesaian masalah
9. Mengevaluasi hasil penerapan alternatif pemecahan masalah.

1.3 Waktu dan Tempat Praktik


Waktu dan tempat praktik Keperawatan Manajemen di Ruangan
Flamboyan RSUD Kabupaten Tangerang yang dilaksanakan selama 2
minggu, dari tanggal 11-23 Januari 2021

1.4 Cara Pengumpulan Data


Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi
masalah dilakukan dengan metode:
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk dapat memperoleh data kondisi fisik ruangan,
proses pelayanan, inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang
langsung dilakukan ke pasien.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat, dan keluarga
pasien untuk mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien baru dan
pelayanan pasien.
c. Studi dokumentasi
4

Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik


pasien, ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan,
prosedur tetap ruangan dan inventaris ruangan

1.5 Kategori Penilaian


Menganalisa hasil kajian data pada setiap sub unsur input, proses, output
yang terdiri dari 4 pokok uraian:
a. Kajian teori (studi pustaka)
b. Kajian data (kenyataan yang ada), yang diperoleh berdasarkan hasil
frekuensi dan proporsi
c. Analisis perbedaan kajian teori dengan kajian data
d. Grading matrix, untuk menetapkan masalah prioritas yang akan
diimplementasikan.

1.6 Peserta Praktek


Mahasiswa profesi ners dalam rangka menyelesaikan stase manajemen
keperawatan dalam Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) YATSI Tangerang dengan anggota:
1. Nurul Khotimah (20317109)
2. Nuryanah (20317110)
3. Pajriyah (20317112)
4. Putri Agustianingrum (20317115)
5. Putri Ladia (20317116)
6. Ria Sugianti (20317119)
7. Rifal (20317120)
8. Rini Lingga (20317121)
9. Rodiyatul Nadawiyah E.P (20317123)
10. Rosi Novriantika Gulo (20317124)
11. Safitri Lestari (20317127)
12. Septi Wulandari (20317128)
13. Sirojudin (20317129)
5

14. Sisca Veronica (20317130)


15. Siti Maesaroh (20317132)
16. Siti Munawaroh (20317133)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil dan Gambaran Umum Ruangan


2.1.1 Profil RSUD Kabupaten Tangerang
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang adalah Rumah
Sakit Umum daerah milik pemerintah dan merupakan salah satu
rumah sakit tipe B plus Pendidikan yang terletak di wilayah
Kabupaten Tangerang Banten. Rumah sakit ini memberikan
pelayanan di bidang kesehatan yang didukung oleh layanan dokter
spesialis serta ditunjang dengan fasilitas medis lainnya. Selain itu
RSU Kabupaten Tangerang juga sebagai rumah sakit rujukan di
Prvinsi Banten.
Pelayanan RSU Kabupaten Tangerang melihat dan mengacu pada
sumber daya yang akan memberikan keuntungan kepada masyarakat,
dengan tetap memperhatikan kesejahteraan perawat. Perawat dalam
hal ini memegang peranan penting dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan khususnya bidang keperawatan kepada masyarakat dengan
demikian diperlukan kemampuan dan keterampilan yang professional
dalam mewujudkan hal tersebut.

2.1.2 Visi, Misi, dan Motto RSU Kabupaten Tangerang


2.1.2.1 Visi
“Rumah Sakit Modern, Unggul dan Terpercaya”
2.1.2.2 Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang
profesional, santun dan mempunyai daya saing yang
tinggi.
2. Memberikan pelayanan unggulan yang didukung dengan
peralatan canggih dan antisipasi tuntutan lingkungan dan
perkembangan penyakit.

6
7

3. Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan


kedokteran dan kesehatan untuk mendukung pendidikan
dan penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan.

2.1.2.3 Nilai Dasar


“I CARE “
a. Integritas
1. Dapat Dipercaya
2. Jujur
3. Bertanggung jawab
4. Amanah
5. Disiplin
6. Bermartabat

b. Cakap
1. Profesional
2. Kompeten
3. Terampil
4. Gesit

c. Akuntabel
1. Komitmen & Transparan
2. Tepat Waktu
3. Tertib Administrasi

d. Responsif
1. Cepat Tanggap
2. Siap Melayani
3. Memberikan Perhatian
4. Merespon Keluhan
8

e. Efisien
1. Cepat
2. Tepat
3. Akurat

2.1.3 Gambaran Umum Ruang Flamboyan


Ruang penyakit dalam merupakan bagian dari instalasi rawat
inap yang memberikan pelayanan pada pasien dengan kasus penyakit
paru. Kapasitas ruang adalah 24 tempat tidur dengan tingkat
pelayanan infeksi paru dewasa kelas 1, 2 dan 3, 1 nurse station, 1
ruang kepala ruangan, 1 ruang tindakan, 1 ruang sholat, 1 kamar
mandi petugas, dan 1 spull hock.
Ruang Penyakit dalam RSU Kabupaten Tangerang dipimpin
oleh seorang kepala ruang, 1 orang wakil kepala ruang yang dibantu
oleh 2 orang ketua tim, selain itu dibantu oleh 10 orang pelaksana.
Ruang Penyakit Dalam merupakan ruang rawat inap yang
memberikan pelayanan rawat inap bagi pasien umum, pasien BPJS
serta pasien dengan jaminan kesehatan lainnya.

1. Fasilitas Ruang
Untuk ruang perawatan terdapat 24 tempat tidur. Di ruang
perawat juga terdapat inventaris ruangan untuk membantu
pelaksanan asuhan keperawatan secara komprehensif, seperti trolly
Emergency, lemari alkes dan isinya, lemari ATK dan isinya serta
alat-alat medis yang menunjang terlaksananya asuhan keperawatan
secara optimal.
9

2. Struktur Organisasi ruangan


Untuk memperjelas koordinasi di ruang flamboyan dapat
dilihat pada struktur organisasi sebagai berikut:

Kepala Ruangan
1

Wakil Kepala

Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim

Perawat Perawat Pelaksana


Perawat Perawat
Pelaksana 1. S.,Amd.Kep
Pelaksana Pelaksana
1.2.1.4. Unsur Inp 1. A.,Amd.Kep
YS.,Amd.Kep 1. E.,Amd.Kep
2. IY.,Amd.Kep
2. PU.,Amd.Kep
2. S.,Amd.Kep
3. SW.,Amd.Kep
3. FD.,Amd.Kep
3. TN.,Amd.Kep

2.1.4 Unsur Input


1) Pasien
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.02.03/I/0501/2013 RSU Kabupaten
Tangerang adalah Rumah Sakit Kelompok B Pendidikan Satelit
FKUI. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran
10

spesialis terbatas dan mampu menampung pelayanan rujukan


puskesmas dan rumah sakit lain.
RSU Kabupaten Tangerang mendapat Sertifikat Penetapan
Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang sebagai Rumah Sakit
Pendidikan Satelit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dari
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 18 Maret
2013.
Rata-rata jumlah pasien di ruang flamboyan periode Januari –
Desember 2020 adalah sebanyak 5.760 orang. Semua data pasien
yang masuk sudah tercatat di dalam buku register ruang flamboyan
dan di rekap setiap bulan. Kasus terbanyak di ruang flamboyan
berdasarkan Laporan Tahunan Flamboyan 2020 dari bulan Januari -
Desember 2020 adalah TB paru.

2) Ketenagaan
a) Kualitas
Salah satu indikator dalam pelayanan kesehatan ditentukan
dalam pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Asuhan
keperawatan yang berkualitas di dukung oleh sumber daya yang
berkualitas dan professional dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.
Perawat sebagai salah satu anggota tim pemberi layanan
kesehatan di rumah sakit yang berpusat pada pasien,
bertanggungjawab untuk memberikan asuhan yang aman dan
bebas dari cedera. Di samping itu, perawat sebagai komponen
tenaga kesehatan yang cukup besar dari seluruh tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan di rumah sakit
mempunyai peluang yang cukup besar dalam melakukan
kesalahan sehingga terjadi insiden keselamatan pasien.
Menurut standar pelayanan minimal rumah sakit (2008),
pemberi pelayanan di rawat inap adalah dokter spesialis dan
11

perawat minimal berpendidikan DIII. Sedangkan tenaga yang


ada di ruang flamboyan mengacu pada kompetensi baik melalui
ijazah ataupun nonformal seperti pelatihan.

b) Kuantitas
Perencanaan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan
di setiap unit keperawatan bukanlah suatu hal yang sederhana
atau mudah dilakukan karena terkait dengan banyak faktor
diantaranya BOR, tingkat ketergantungan pasien dan lain-lain.
Jumlah tenaga perawat yang berada di unit-unit perawatan
berpengaruh terhadap pemberian asuhan keperawatan. UU
Keperawatan, menyatakan bahwa perawat dalam pemberian
asuhan keperawatan berorientasi pada keselamatan pasien.
Dengan demikian jumlah tenaga perawat yang mencukupi
kebutuhan pasien diperlukan agar pelayanan yang diberikan
kepada pasien menjadi optimal.
Perhitungan ketenagaan di ruang flamboyant menurut
Metode Douglas Douglas (1984, dalam Swansburg &
Swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan
dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien,
dimana masing-masing kategori mempunyai nilai standar per
shift nya, yaitu sebagai berikut:

Jumlah klien Klasifikasi klien


Minimal Parsial Total
Pagi Sore Mala Pag Sore Mala Pagi Sor Malam
m i m e
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

Perhitungan Ketenagaan di Ruang Flamboyan dengan 15 orang klien,


12

dimana 5 orang dengan ketergantungan minimal, 6 orang dengan


ketergantungan partial dan 4 orang dengan ketergantungan total. Maka
jumlah tenaga yang dibutuhkan menurut rumus douglas adalah:
Minimal Partial Total Jumlah
Pagi 0,17 x 5 = 0,85 0,27 x 6 = 1,62 0,36x 4 = 1,44 3,91 (4 orang)
Sore 0,14 x 5 = 0,7 0,15 x 6 = 0,9 0,30 x 4 = 1,2 2,8 (3 orang)
Jumlah Perawat secara keseluruhan 7 orang

3) Sumber Dana Ruangan


Sumber keuangan ruangan diperoleh melalui APBN, APBD
dan mandiri RS.

4) Inventaris Ruang Flamboyan 2021


NO NAMA BARANG JUMLAH
1. Suctions 6
2. Ekg 1
3. Ambubag dewasa 1
4. Ambubag anak 1
5. Tensimeter 5
6. Tensimeter digital 2
7. Stetoscope 5
8. Tabung oksigen 2
9. Manometer 17
10. Standar infus 17
11. Tempat tidur 17
12. Tromol kassa besar 2
13. Thermometer digital 2
14. Lampu sorot 1
15. Lampu baca rontgent 1
16. Computer 2
17. Hecting set 5
18. GV set 5
19. Gunting biasa 2
20. Trolley emergency 1
21. Dc shock 1
22. Infuse pump 3
23. Syringe pump 3
24. Printer 1
25. Lemari linen 1
26. Lemari berkas 1
13

27. Kursi 30
28. Meja makan pasien 26
29. Meja di ruangan 2
30. AC 8
31. Baskom 10
32. Nakas kayu 17

5) Model Asuhan Keperawatan


Model asuhan keperawatan yang diterapkan ruang
flamboyan adalah metode tim. Metode tim adalah Metode
pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan
berdasarkan konsep kooperatif & kolaboratif. Model tim
didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok
mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan
asuhan keperawatan. Sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung
jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan
keperawatan meningkat. Prinsip metode tim itu sendiri adalah
Dilaksanakan oleh suatu tim terhadap sekelompok klien. Metode
tim dipimpin oleh seorang perawat yang secara klinis kompeten,
mempunyai kemampuan yang baik dalam komunikasi,
mengorganisasi, dan memimpin dapat terdiri dari pelaksana
asuhan dengan level kemampuan yang berbeda tetapi semua
aktivitas tim harus terkoordinasi dengan baik. Semua anggota tim
harus paham terhadap permasalahan klien, intervensi dan
dampaknya. Dalam proses asuhan dibutuhkan kesinambungan
antar tim untuk setiap sift dinas.

2.1.5 Unsur output


Pencapaian ruang flamboyant selama ini adalah menjadi
ruang rawat inap terbaik di RSU Kabupaten Tangerang. Dengan
penerapan SPO, SOP, dan penyelesaian masalah
1) SPO
14

Daftar SPO di ruang Flamboyan


NO SPO
Flamboyan
1. SPO dekontaminasi alat non kritikal 1
2. SPO desinfektan alat dan lingkungan pasien 1
3. SPO edukasi kebersihan tangan 1
4. SPO etika batuk 1
5. SPO kebersihan tangan 1
6. SPO pelayanan pasien tb 1
7. SPO pembersihan kamar isolasi 1
8. SPO pembersihan ruang pasien pulang 1
9. SPO pembersihan tempat tidur pasien 1
10. SPO pembersihan tumpahan dan subtansi tubuh 1
11. SPO penanganan bekas pakai pasien 1
12. SPO penanganan pasien dengan penyakit menular 1
13. SPO pencegahan dan pengendalian infeksi untuk 1
pengunjung
14. SPO pencegahan infeksi saluran kemih 1
15. SPO pencegahan saluran pernafasan 1
16. SPO pencegahan penyakit infeksi melalui udara 1
17. SPO pencegahan penyakit melalui kontak 1
18. SPO pencegahan penyakit melalui percikan ludah 1
19. SPO pengendalian infeksi di ruang insentif 1
20. SPO penggunaan APD 1
21. SPO penyuntikan yang aman 1
22. SPO prosedur penempatan pasien di kamar isolasi 1
23. SPO pemberian obat: oral, IM, SC, iciv 1
24. SPO pasang infus 1
25. SPO pasang cateter 1
26. SPO ekg 1
27. SPO pencatatan dan pelaporan 1
28. SPO catatan terintegras 1
29. SPO kebersihan ruangan 1
30. SPO visite DPJP 1
31. SPO penerimaan pasien baru 1
32. SPO pindah kamar 1
33. SPO pindah ruangan 1

2) SOP
DAFTAR SOP
NO SOP
1. Kebijakan pelayanan medis dan keperawatan di RSU Kabupaten
15

Tangerang
2. Menerima pasien baru
3. Pemberian informasi hak dan tanggung jawab pasien
4. Persetujuan umum
5. Pelayanan sesuai kebutuhan privasi pasien
6. Penjelasan hak pasien dalam pelayanan
7. Melaksanakan program orientasi pasien baru
8. Kunjungan jam besuk
9. Kartu penunggu pasien
10. Prosedur penunggu pasien di ruang rawat inap
11. Assessment awal rawat inap
12. Isi minimal assessment awal rawat inap
13. Assessment nyeri
14. Assessment ulang pasien
15. Kerangka waktu penyelesaian assessment pasien
16. Identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien
17. Assessment pasien populasi khusus
18. Assessment awal medis pasien anak
19. Second opinion

3) Penyelesaian masalah
a) Masalah complain pasien
Melalui manajer pelayanan proses (MPP) yang akan
menyelesaikan masalah dengan mencari solusi terbaik sesuai
kebijakan rumah sakit. Jika complain terkait biaya
penjaminan laporan diarahkan kebagian humas.
Masalah komplai alurnya : pearawat
pelaksana….Katim….Wakaru….Karu….Koordinator…..Ka.
Instalasi…. Keperawatan….Wadir….Direktur
HPI
b) Masalah konflik pegawai
Diselesaikan internal di ruangan jika melibatkan profesi
diselesaikan antara komite profesi

2.1.6 Analisa SWOT


Strength:
16

1. Tersedia pelaksana kedokteran spesialis bedah umum, bedah


urologi, bedah orthopedic, bedah saraf, bedah mulut, THT dan
mata spesialistik.
2. Peningkatan kunjungan pasien operasi dan kasus
bedah/Kunjungan baik (BOR).
3. Pemimpin yang berkomitmen tinggi akan perubahan baik
kinerja SDM atau pelayanan keperawatan.
4. SDM perawat sebanyak 14 merupakan kekuatan untuk
memaksimalkan kekuatan.
5. Staf keperawatan sudah banyak yg Ners (S1).

Weakness:
1. Kurangnya sikap caring perawat terhadap kontroling pasien
yang terpasang infus sehingga kadang infus macet atau tidak
menetes, tidak ada dressing infus dan terjadi flebhitis.
2. Ruangan yang belum nyaman bagi pasien karena pendingin
ruangan (AC) belum berfungsi secara maksimal dan minimnya
pengharum ruangan.
3. Kurangnya fasilitas untuk mahasiswa PKL di ruangan.
4. Belum adanya ronde keperawatan diruang perawatan paru.
5. Pemberian tugas menthorship dengan partnership belum
berjalan dengan baik.
6. Masih kurangnya kelengkapan dokumentasi.

Opportunities:
1. Meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap mutu pelayanan
RS
2. Memberikan pendidikan dan pelatihan sebagai upaya
meningkatkan kompetensi pelayanan keperawatan.
3. Penjamin biaya BPJS
4. Tempat Strategis
17

Threats:
1. Masyarakat kritis terhadap perubahan pelayanan yang ada,
menginginkan pelayanan yang cepat dan puas
BAB III
PRIORITAS DAN PERENCANAAN PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Identifikasi Masalah


Dari hasil data yang didapatkan melalui pengkajian di ruang mawar (ruang
perawatan penyakit bedah) didapatkan masalah sebagai berikut:

No Masalah Skor Prioritas


Mg Sv Mn Nc Af Total score
1 Masih terdapat 3 3 2 2 3 13 6
fasilitas yang kurang
memadai
(pengharum
ruangan)
2 Caring perawat 5 5 5 5 2 22 3
tehadap pasien
3 Angka kejadian 5 5 5 5 4 24 1
flebitis, infus macet
dan tidak ada
dressing infus
4. Fasilitas untuk 4 3 2 2 5 15 7
mahasiswa PKL
diruangan masih
kurang
5. Belum ada ronde 5 3 4 4 2 18 4
keperawatan diruang
perawatan paru

18
19

6. Pemberian tugas 5 5 4 4 5 23 2
menthorship dengan
partnership belum
berjalan dengan baik
7 Kelengkapan 4 3 4 4 2 17 5
dokumentasi masih
kurang

Keterangan:
Mg (Magnitude): Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah
Sv (Severity): Besarnya kerugian yang ditimbulkan
Mn (Manageability): Berfokus pada keperawatan
NC (Nursing Consern): Melibatkan pertimbangan dan perahlian perawatan
Af ( Affordability): Ketersediaan sumber daya

Rentang Skor
1 = Sangat tidak penting
2 = Kurang penting
3 = Cukup
4 = Penting
5 = Sangat penting

3.2 Prioritas Masalah


1. Angka kejadian flebitis, infus macet dan tidak ada dressing infus
2. Pemberian tugas menthorship dengan partnership belum berjalan
dengan baik
3. Caring perawat tehadap pasien
4. Belum ada ronde keperawatan diruang perawatan paru
5. Kelengkapan dokumentasi masih kurang
6. Masih terdapat fasilitas yang kurang memadai (pengharum ruangan)
7. Fasilitas untuk mahasiswa PKL diruangan masih kurang
20

3.3 Table Plan Of Action

No Masalah Alternatif Pemecahan Penanggung Jawab


Masalah
1 Angka kejadian flebitis, Koordinasi dengan karu Rini Lingga
infus macet dan tidak dan Pembimbing klinik
ada dressing infus (CI), Membuat pedoman,
Pelaksanaan pre dan post
test
2 Pemberian tugas Supervisi, kepala Siti Munawaroh
menthorship dengan ruangan, kepala tim serta
partnership belum perawat pelaksana
berjalan dengan baik berdiskusi mengenai
pembagian tugas agar
dapat tindakan
keperawatan dapat
berjalan dengan baik
3 Caring perawat tehadap Bersama kepala tim Ria Sugianti
pasien berdiskusi bagaimana
caranya Memberikan
contoh sikap caring
terdahap pasien
4 Belum ada ronde Penyusunan format ronde Sirojudin
keperawatan diruang keperawatan dan Role
perawatan paru play ronde keperawatan
5 Kelengkapan Melakukan kajian khusus Putri Ladia
dokumentasi masih agar aspek dokumentasi
kurang dapat terisi 100% yang
diserahkan kepada pihak
ruangan
6 Masih terdapat fasilitas Melakukan kordinasi Nuryanah
yang kurang memadai dengan Karu, PN, AN.
21

(pengharum ruangan) Melakukan konsultasi


dengan PN dan Karu
menggandakan SAK
mensosialisasikan
7 Fasilitas untuk Berkomunikasi dengan Rifal
mahasiswa PKL kepala ruangan untuk
diruangan masih kurang memberi saran
menambah fasilitas bagi
mahasiswa PKL

3.4 Seleksi Alternatif Pemecahan Masalah


Terdapat 7 alternatif pemecahan masalah yang dirumuskan dan akan
diseleksi menjadi 3 dengan pembobotan menggunakan metode CARL yaitu
Capability (C) artinya kemampuan melaksanakan alternative, Accesability
(A) artinya kemudahan dalam melaksanakan alternative, Readiness (R)
artinya kesiapan dalam melaksanakan alternative dan Leverage (L) artinya
daya ungkit alternative tersebut dalam menyelesaikan masalah.
Dari masing-masing aspek memiliki bobot sendiri dengan rentang 1-4
yaitu:
1. 4 (empat) = sangat mampu
2. 3 (tiga) = mampu
3. 2 (dua) = cukup mampu
4. 1 (satu) = tidak mampu

Alternative penyelesaian masalah yang paling prioritas adalah dengan jumlah skor
paling tinggi sebagai berikut:
No Alternatif
22

Pemecahan Masalah SKOR Total


C A R L
1 Koordinasi dengan karu dan 3 4 4 4 15
Pembimbing klinik (CI),
Membuat pedoman, Pelaksanaan
pre dan post test
2 Supervisi, kepala ruangan, 4 4 4 3 15
kepala tim serta perawat
pelaksana berdiskusi mengenai
pembagian tugas agar dapat
tindakan keperawatan dapat
berjalan dengan baik
3 Bersama kepala tim berdiskusi 4 2 3 3 15
bagaimana caranya memberikan
contoh sikap caring terdahap
pasien
4 Penyusunan format ronde 3 3 4 3 12
keperawatan dan Role play
ronde keperawatan
5 Melakukan kajian khusus agar 3 3 4 3 13
aspek dokumentasi dapat terisi
100% yang diserahkan kepada
pihak ruangan
6 Melakukan kordinasi dengan 3 3 3 2 11
Karu, PN, AN. Melakukan
konsultasi dengan PN dan Karu
menggandakan SAK
mensosialisasikan
7 Berkomunikasi dengan kepala 3 3 2 3 11
ruangan untuk memberi saran
menambah fasilitas bagi
mahasiswa PKL
23

Berdasarkan hasil pembobotan alternative pemecahan masalah diatas, alternative


pemecah masalah dapat ditentukan berdasarkan nilai bobor yang tertinggi, yaitu:
1. Koordinasi dengan karu dan Pembimbing klinik (CI), Membuat pedoman,
Pelaksanaan pre dan post test (15)
2. Supervisi, kepala ruangan, kepala tim serta perawat pelaksana berdiskusi
mengenai pembagian tugas agar dapat tindakan keperawatan dapat berjalan
dengan baik (15)
3. Bersama kepala tim berdiskusi bagaimana caranya memberikan contoh sikap
caring terdahap pasien (15)
4. Melakukan kajian khusus agar aspek dokumentasi dapat terisi 100% yang
diserahkan kepada pihak ruangan (13)
5. Penyusunan format ronde keperawatan dan Role play ronde keperawatan (12)
6. Melakukan kordinasi dengan Karu, PN, AN. Melakukan konsultasi dengan PN
dan Karu menggandakan SAK mensosialisasikan (11)
7. Berkomunikasi dengan kepala ruangan untuk memberi saran menambah
fasilitas bagi mahasiswa PKL (11)
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan

No Masalah Pelaksanaan
1. Fasilitas yang kurang a. Berdiskusi dengan anggota kelompok
memadai b. Membagi tugas dengan anggota kelompok
untuk mengobservasi dan melakukan
pengecekan terhadap fasilitas dengan melihat
jumlah, kondisi alat yang tersedia dan
melakukan tes pada setiap alat apakah masih
berfungsi dengan baik atau tidak
c. Berdiskusi dengan kepala ruangan flamboyan
d. Observasi dilakukan pada pemeliharaan
fasilitas yang dilakukan oleh semua perawat
setiap hari kemudian dilaporkan ke penanggung
jawab sarana prasarana agar segera
ditindaklanjuti
2. Caring perawat a. Berdiskusi dengan anggota kelompok
terhadap pasien b. Membuat slogan slogan yang memacu motivasi
staf
c. Berdiskusi dengan kepala ruangan flamboyan
d. Melakukan proses caring pada pasien sebagai
acuan dalam melakukan pelayanan keperawatan

24
25

3. Angka kejadian a. Berdiskusi dengan anggota kelompok


flebitis, infus macet b. Membagi tugas dengan anggota kelompok
dan tidak ada dressing untuk mengontrol infus pasien
infus c. Berdiskusi dengan kepala ruangan flamboyan
d. Menulis tanggal pemasangan infus
e. Mengecek kembali posisi infus pasien
melakukan tindakan
4. Fasilitas untuk a. Berdiskusi dengan anggota kelompok
mahasiswa PKL b. Berdiskusi dengan kepala ruangan flamboyan
diruangan masih
kurang
5. Belum ada ronde c. Berdiskusi dengan anggota kelompok
keperawatan diruang d. Membagi tugas dengan anggota kelompok
perawatan paru e. Berdiskusi dengan kepala ruangan flamboyan
terkait hal ini
e. Menyusun format ronde keperawatan
f. Melakukan role play ronde keperawatan
g. Menyusun format supervisi harian
h. Melakukan role play supervisi harian
6. Pemberian tugas a. Berdiskusi dengan anggota kelompok
menthorship dengan b. Membagi tugas dengan anggota kelompok
partnership belum c. Berdiskusi dengan kepala ruangan terkait hal
berjalan dengan baik ini
d. Kepala ruangan memberi tugas secara rata
kepada menthorship dan partnership
e. Menthorship dan partnership saling membantu
dalam pemberian asuhan keperawatan
7. Kelengkapan a. Berdiskusi dengan anggota kelompok
dokumentasi masih b. Mensosialisasikan tentang pendokumentasian
kurang asuhan keperawatan
c. Melibatkan peran aktif perawat dan mahasiswa
praktik dalam pengisian dokumentasi asuhan
26

d. Melakukan pengawasan terhadap pengisian


dokumentasi asuhan keperawatan

4.2 Evaluasi
1. Fasilitas yang kurang memadai
Evaluasi: sudah dilaksanakan dalam bentukan pemeliharaan fasilitas yang
dilakukan oleh semua perawat setiap hari sehingga dilaporkan ke penanggung
jawab sarana prasarana agar segera ditindaklanjuti.
2. Caring perawat terhadap pasien
Evaluasi: hasil pelaksanaan dengan target yang ada sudah terlaksana
dengan baik, kami melakukan contoh sikap caring kepada pasien
sehingga menjadi acuan bagi perawat ruangan dan terbukti pasien lebih
dekat dan terbuka jika kita melakukan sikap caring pada pasien.
3. Angka kejadian flebitis, infus macet dan tidak ada dressing infus
Evaluasi: sudah dilakukan pengontrolan setiap pasien yang terpasang
infus seperti menulis tanggal infus dan mengecek kembali posisi
pemasangan infus, serta melakukan sesuai dengan standar spo flebitis
sehingga angka flebitis berkurang.
4. Fasilitas untuk mahasiswa PKL diruangan masih kurang
Evaluasi: belum dapat dilaksanakan karena berkaitan dan berhubungan
dengan bagian lain, sehingga hanya baru dalam tahap berdiskusi dengan
kepala ruangan.
5. Belum ada ronde keperawatan diruang perawatan paru
Evaluasi: hasil pelaksanaan ini sudah dilaksanakan dengan baik, sudah
dilakukan role play ronde keperawatan, membuat format supervisi dan
role play supervisi.
6. Pemberian tugas menthorship dengan partnership belum berjalan dengan
baik
Evaluasi: dari hasil tersebut karu sudah berdiskusi dengan anggota
kelompok untuk memberikan tugas secara rata, serta dapat saling
membantu dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga menthorship
27

dengan partnership berjalan dengan baik


7. Kelengkapan dokumentasi masih kurang
Evaluasi: sudah dilakukan praktek pendokumentasian sehingga dapat
membantu selama praktik. Kedepannya perlu dilakukan terus
pendokumentasian agar tetap terus berjalan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Manajemen keperawatan merupakan pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien. Manajemen mengandung tiga prinsip pokok
yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih
alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dan rasional dalam
pengambilan keputusan manajerial.
Seorang manajer keperawatan perlu melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen dalam memberikan perawatan kepada klien. Perawat manajer
(administrator) bekerja pada semua tingkat untuk melaksanakan konsep-
konsep, prinsip-prinsip, teori-teori manajemen keperawatan. Mereka
mengatur lingkungan organisasi untuk menciptakan kinerja yang optimal.
Di ruang Flamboyan (RSUD Kabupaten Tangerang) pendekatan
manajemen yang diterapkan dalam bentuk fungsi manajemen yang terdiri dari
fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan
(directing), dan pengendalian (controling). Keempat fungsi manajemen
keperawatan ini merupakan suatu rangkaian (proses) kegiatan yang
berhubungan satu sama lain. Jika organisasi belum tercapai atau masih ada
kesenjangan pihak manajemen harus mampu menganalisa kembali kelemahan
pelaksanaan salah satu atau beberapa fungsi manajemen.

28
5.2 Saran
1. Untuk Rumah Sakit
Diharapkan dapat meningkatkan manajemen keperawatan secara
optimal sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan
fungsi manajemen seperti planning, organizing, directing, dan controlling
secara maksimal.
2. Untuk Institusi Pendidikan
Dapat dugunakan sebagai informasi ilmiah dalam bidang keperawatan
khususnya yang berkaitan dengan penerapan manajemen keperawatan
dalam asuhan keperawatan dan juga dapat dijadikan referensi untuk mata
ajar manajemen keperawatan yang dapat diaplikasikan pada saat
mahasiswa melakukan praktik keperawatan dengan mengadakan evaluasi
pada mahasiswa dalam penerapan manajemen keperawatan terhadap
pasien yang ditindaklanjuti dengan proses bimbingan yang berkelanjutan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Arwani. (2006). Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC.


Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, AA., & Perry, AG. 2005. Buku Ajar Foundamental Keperawatan, Proses
& Praktis (Rencana Komalasari, et al, penerjemah ed. Ke 4). Jakarta:
EGC.
Sukesi, Niken. Upaya peningkatan caring perawat terhadap kepuasan pasien di
ruang rawat inap Rs Pertama Medika Semarang. Jurnal manajemen
keperawatan vol 1 no 1 Mei 2013; 15-24

Anda mungkin juga menyukai