Pembimbing :
Disusun Oleh :
Nama : Afida Nur Aini
NIM : 11194862111241
FAKULTAS KESEHATAN
2022
HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING
PENGARUH PEMIJATAN PERINEUM PADA PRIMIGRAVIDA TERHADAP KEJADIAN
RUPTUR PERINEUM SAAT PERSALINAN
PROPOSAL
SKRIPSI
Oleh
NIM : 11194862111241
Pada tanggal
Pembimbing
KATA PENGANTAR
April, 2022
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Keaslian Penelitian Hubungan Lama Pengobatan dengan
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Hipertensi di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Danau Panggang
..........................................................................................................
..........................................................................................................
16
2.1 Klasifikasi Tekanan Darah
23
2.2 Klasifikasi Hipertensi
23
2.3 Kategori Tekanan Darah
23
2.4 Kategori Hipertensi berdasarkan MAP merujuk pada JNC VIII
24
3.1 Definisi Operasional Penelitian Hubungan Lama Pengobatan
dengan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Hipertensi di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Danau Panggang....
61
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
Lampiran 4. Surat Balasan Studi Pendahuluan dari UPT Puskesmas Danau
Panggang
Lampiran 5. Jadwal Kegiatan Penelitian
Lampiran 6. Lembar Permohonan Persetujuan Informan/ Responden
Lampiran 7. Surat Pernyataan Persetujuan Sebelum Penelitian (Informed
Consent)
Lampiran 8. Kuesioner Penelitian
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
830 wanita di seluruh dunia meninggal setiap harinya akibat komplikasi yang
Negara maju. Hampir 75% penyebab utama kematian ibu yaitu perdaharan
kasus rupture perineum pada ibu bersalin, diperkirakan akan mencapai 6,3 juta
ditahun 2050.
ibu per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2019 penyebab kematian ibu
kasus, dan infeksi 207 kasus (Kemenkes RI, 2019). Di Indonesia laserasi
perineum dialami oleh 75% ibu melahirkan pervaginam. Pada tahun 2017
menemukan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan pervaginam, 57% ibu
mendapat jahitan perineum (28% karena episiotomy dan 29% karena robekan
7
8
setengah juta ibu setiap tahun. Dari jumlah ini diperkirakan 90% terjadi di Asia
dan Afrika sub sahara, 10% di Negara berkembang lainnya, dan kurang dari
dari 1 dalam 10 kehamilan, sedangkan di Negara maju risiko ini kurang dari 1
Indonesia Nomor 28 tahun 2017 mengatur tentang izin dan penyelenggaraan praktik
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berwenang untuk: (a) episiotomi; (b) penjahitan
luka jalan lahir tingkat I dan II; (c) penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan
perujukan; (d) pemberian tablet Fe pada ibu hamil; (e) pemberian vitamin A dosis
tinggi pada ibu nifas; (f) fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air
susu ibu eksklusif; (g) pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum; (h) penyuluhan dan konseling; (i) bimbingan pada kelompok ibu hamil;
(j) pemberian surat keterangan kematian; dan (k) pemberian surat keterangan cuti
bersalin. Episiotomi adalah tindakan operatif untuk memperlebar jalan lahir dengan
baik dilakukan pada saat kontraksi, ketika jaringan sedang merentang, agar mudah
terlihat daerahnya, dan perdarahan kemunkinan tidak akan terlalu parah .(Kemenkes
RI, 2017)
9
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
b. Bagi Puskesmas
c. Bagi peneliti
Skripsi ini sebagai acuan untuk dapat digunakan sebagai data dasar untuk
penelitian selanjutnya dan juga untuk pembelajaran mata kuliah Kebidanan dan
e. Bagi Masyarakat
perineum.
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Pengaruh Pijat Perineum pada Ibu Hamil
Primigravida terhadap Kejadian Episiotomi saat Persalinan di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Danau Panggang
incontinence [4/53
(8.3%) vs 13/55
(26.0%); RR: 0.32;
95% CI: 0.11–0.91; P =
0.03]. However, the
incidences of
premature rupture of
membranes, preterm
labor and birth
asphyxia were similar
between the two groups
(P > 0.05).
2. The effect of 1. Quantitative Frequency of
perineal massage Research episiotomy was 69.47%
during the second 2. This study was a in the intervention
stage of birth on randomized group and 92.31% in
nulliparous women clinical trial . The the control group, and
perineal: A participants were the difference was
randomization selected through statistically significant
clinical trial convenience (p < 0.005) The results
sampling, and revealed 23.16% of
randomly assigned
(Roonak Shahoei, et first-degree perineal
to two groups:
al., 2017) intervention and laceration and 2.11% of
control groups. second-degree perineal
3. This study used laceration in the
descriptive intervention group, and
statistics and no vestibular laceration
analytical or third- and fourth-
statistics, degree lacerations in
including t test, the intervention group.
Chi-square test, However, there were
and Fisher's test. 5.13% of vestibular
The p < 0.005 laceration, 7.69% of
was considered as first-degree laceration,
statistically 2.56% of second-
significant. degree laceration, and
1.05% of third-degree
laceration (one woman)
in the control group.
Based on the results,
the postpartum perineal
pain was significantly
different in both
groups.
3. Perineal massage 1. Quantitative Delivery was
and training reduce Research significantly less
13
Keterangan:
TINJAUAN PUSTAKA
2. Landasan Teori
2.1 Persalinan
ibu untuk dapa tmelahirkan janinnya melalui jalan lahir. Persalinan dan
spontan (tidak diinduksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak
6
7
Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian panggul yang
persalinan dimulai .
uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri dimana tuba falopi
Kontraksi simetris.
Fundus dominan.
Relaksasi.
a) Involutir.
b) Intermiten.
c) Terasasakit.
d) Terkoordinasi.
b) Pada ibu : rasa nyeri karena iskemia Rahim dan dan kontraksi
2.2.2.2 Mengejan
2.2.3 Passenger
2.2.3.1 Janin
kepala janin lebih lebar dari pada bagian bahu, kurang lebih
dan kiri dan tiap posisi terdapat 3 macam variasi yaitu depan,
lintang, dan belakang (kiri depan, kiri lintang dan kiri belakang,
kanan depan, kanan lintang, dan dan kanan belakang). Bila kaput
sebelah kanan depan (kira – kira 1/3) dan ini adalah posisi
dapat ditahan dengan memakai pembalut yang bersih. Tidak ada rasa
menjadi 2 fase:
menjadi 4 cm
His terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama kira-kira 2-3 menit
sekali.
Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflek
Anus Membuka
15
yang terpimpin kepala akan lahir dan diikuti seluruh badan janin.
Lama pada kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu:
dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi
2.4.3.1.1 Schultze
cara ini perdarahan biasanya tidak ada sebelum uri lahir dan
2.4.3.1.2 Dunchan
2.4.3.2.1 Kustner
2.4.3.2.2 Klien
Sewaktu ada his kita dorong sedikit rahim, bila tali pusat
terlepas.
2.4.3.2.3 Strastman
Tegangan tali pusat dan ketuk pada fundus, bila tali pusat
sudah terlepas.
S.SiT., 2016)
1. Episiotomi
a) Pengertian episiotomi
Susiloningtyas, 2020)
b) Macam-macam Episiotomi
insisi pada perineum pada saat kepala tampak dari luar dan
1) Mediolateralis
pada spincter ani maupun kelenjar bartholin. Namun sayatan ini yang
2) Medialis
3) Lateral
Sayatan ini pada garis tengah yang mengikuti garis alamiah insersi
tetapi lebih tetapi lebih tinggi insiden kerusakan pada spincter anus.
Sayatan ini mudah dijahit kembali dan hanya sedikit rasa sakit serta
dyspareunia.
c) Tujuan Episiotomi
instrument.
d) Jenis-Jenis Episiotomi
a. Episiotomi Medialis
(e) Jika meluas bisa lebih memanjang sampai ke sphincter ani yang
b. Episiotomi Mediolateralis
(b) Dilakukan pada ibu yang memiliki perineum pendek dan pernah
ruptur grade.
kecil.
Indikasi Episiotomi
1) Gawat janin. Untuk menolong keselamatan janin, maka persalinan
Ai.dkk, 2014).
1) Persiapan
(a) Peralatan
(1) Bak steril berisi kasa
(3) Betadin
cm.
23
(b) Pelaksanaan
2) Prosedur Episiotomi
pucat, kepala janin sudah terlihat 3-4 cm saat kontraksi. Hal ini
dan perineum.
masih bekerja (sentuhan ujung jarum pada kulit tepi luka). Jika
dilakukan.
diatas ujung luka didalam vagina, ikat dan potong salah satu
irisan episiotomi.
kedua sisi memiliki ukuran yang sama dan lapisan otot tertutup
dengan baik).
subkutikuler.
subkutikuler.
32
simpul kunci.
1. 3. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Beberapa pengertian dari kehamilan adalah sebagai berikut:
1) Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara
kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam
kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir
(Sukarni dan Wahyu, 2013).
2) Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan ini dibagi atas 3 semester
yaitu; kehamilan trimester pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan
trimester kedua mulai mulai 14-28 minggu, dan kehamilan
trimester ketiga mulai 28-42 minggu (Yuli, 2017).
Peneliti merangkum dari kedua pengertian diatas bahwa,
kehamilan adalah suatu proses yang natural bagi perempuan, dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin dengan rentang waktu 280 hari
(40 minggu/ 9 bulan 7 hari).
33
b. Proses Kehamilan
1) Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang
mengandung ovum dibuahi oleh sperma atau terjadi penyatuan
ovum dan sperma. Penetrasi zona pelusida memungkinkan
terjadinya kontak antara spermatozoa dan membran oosit.
Membran sel germinal segera berfusi dan sel sperma berhenti
bergerak. Tiga peristiwa penting terjadi dalam oosit akibat
peningkatan kadar kalsium intraseluler yang terjadi pada oosit
9
saat terjadi fusi antara membran sperma dan sel telur. Ketiga
peristiwa tersebut adalah blok primer terhadap polispermia,
reaksi kortikal dan blok sekunder terhadap polispermia. Setelah
masuk kedalam sel telur, sitoplasma sperma bercampur dengan
sitoplasma sel telur dan membran inti (nukleus) sperma pecah.
Pronukleus laki-laki dan perempuan terbentuk (zigot). Sekitar 24
jam setelah fertilisasi, kromosom memisahkan diri dan
pembelahan sel pertama terjadi.(Herry Rosyati, SST, 2017)
2) Nidasi
Umumnya nidasi terjadi di dinding depat atau belakang
uterus, dekat pada fundus uteri. Jika nidasi ini terjdi, barulah
dapat disebut adanya kehamilan. Bila nidasi telah terjadi,
mulailah terjadi diferensiasi zigot menjadi morula kemudian
blastula (Sukarni dan Wahyu, 2013). Blastula akan membelah
menjadi glastula dan akhirnya menjadi embrio sampai menjadi
janin yang sempurna di trimester ketiga (Saiffullah, 2015).
c) Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta,
terutama fungsi produksi progesteron dan esterogen. Selama
kehamilan ovarium tenang/ beristirahat.
d) Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hyperplasia sistem duktus
dan jaringan interstisial payudara. Mammae membesar dan
tengang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar
Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat
pengaruh melanotor. Puting susu membesar dan menonjol.
2) Peningkatan berat badan.
Normal berat badan meningkat sekitar 6 sampai 16 kg,
terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai
organ/ cairan intrauerin.(Maritalia, 2017)
3) Perubahan pada organ-organ sistem tubuh lainnya:
a) Sistem respirasi; kebutuhan oksigen menigkat sampai 20%,
selain itu diafragma juga terdorok naik ke kranial terjadi
hiperventilasi dangkal akibat kompensasi dada menurun.
Volume tidal meningkat, volume residu paru dan kapasitas
vital menurun.
b) Sistem gastrointestinal; estrogen dan HCG meningkat dengan
efek samping mual dan muntah, selain itu terjadi juga
perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung,
konstipasi, lebih sering lapar/ perasaan ingin makan terus.
c) Sistem sirkulasi/ kardiovaskuler; tekanan darah selama
pertengahan pertama masa hamil, tekanan sistolik dan
diatolik menurun 5-10 mmHg. Selama trimester ketiga
tekanan darah ibu hamil harus kembali kenilai tekanan pada
trimester pertama.
11
10) Ibu seorang perokok berat, kecanduan obat dan memiliki hobi
minum-minuman keras.
a. Definisi
ostium uteri internum belum terbuka dan akan terbuka lebih dahulu,
(Prawirohardjo, 2009).
menyertai ibu hamil dengan usia muda adalah kehamilan yang belum
diinginkan, kecanduan obat dan atau perokok, dan antenatal care yang
5
kurang diperhatikan. Dalam era modern, wanita karir dan
b. Usia Primigravida
daripada multigravida
pada ibu hamil usia 35 tahun atau lebih, tanpa melihat paritas. Atau
primigravida pada ibu yang hamil pertama pada usia 35 tahun atau
lebih.
c. Primigravida Tua
karena faktor alami biologis, kini wanita karir dan terdidik banyak
d. Komplikasi
Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), yaitu keadaan di mana jiwa ibu dan
lahir bayi.
3. Pemijatan Perineum
perineum pada saat hamil usia kehamilan > 34 minggu atau 1-6 minggu
18
setiap hari dengan frekuensi 1 kali sehari dan lama sekitar 5-10 menit.
berbeda melalui akumulasi protein dan zat yang mirip gel yang
volume. Zat serupa gel, sebagian besar terdiri atas asam hialoronat,
(vagina toucher).
minggu sebelum tanggal persalinan atau saat umur kehamilan lebih dari
dengan satu kaki diangkat dan ditaruh ditepi bak mandi atau kursi.
Gunakan ibu jari untuk memijat. Jika dipijat pasangan, posisi ibu
dibawah setiap kaki. Gunakan jari tengah dan telunjuk atau kedua
perineum
2.) Jika ibu merasa tegang, silakan mandi dengan air hangat atau
5.) Jika ibu melakukan pijat sendiri, paling mudah menggunakan jari-
jari telunjuk.
anda, lalu cuci kedua tangan dengan sabun sehingga bersih. Identifikasi
setiap kaki. Gunakan jari tengah dan telunjuk atau kedua jari telunjuk
3.5.2 Tarik nafas dan rileks. Lalu, dengan hati-hati dan tetap yakin
perineum.
3.5.6 Terus tekan dengan jari, lalu. Pijat perlahan dan dengan lembut
3.5.9 Lakukan pemijatan kearah luar perineum seperti proses jalan akan
lahir.
(Aprilia,2010)
terdapat infeksi
cairan ketuban mulai keluar. Atau, pada saat proses persalinan sudah
dimulai.
memberitahukan bidan.
Pijatan perineum ini tidak untuk semua orang dan juga
A. Kerangka Teori
Faktor Ibu :
1. Usia
2. Paritas
3.Kondisi Perineum
4. Proses Persalinan
1. Ukuran Janin
2. Posisi dan
Presentasi Janin
3. Kelainan
Kongenital
4. Distosia
Pijat Perineum
Penurunan Resiko
Tindakan Episiotomi
Epi
Diteliti
26
B. Kerangka Konsep
Kejadian Episiotomi
Pijat Perineum pada
pada Ibu Bersalin
Ibu Hamil Primigravida
Pp
Gambar 2.6 Kerangka Konsep
C. Hipotesis
biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara 2 variabel yakni
1. Hipotesis Nol (H0), merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan
antara variable yang satu dengan variable yang lainnya atau hipotesis yang
menyatakan tidak ada perbedaan antara variable yang satu dengan yang lainnya.
antara variable yang satu engan variable yang lainnya atau hipotesis yang
menyatakan ada perbedaan antara variable yang satu dengan yang lainnya.
METODE PENELITIAN
(Notoatmodjo, 2018)
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan selama 2 bulan yakni dari bulan Oktober
3. Sasaran penelitian
B. Metode Penelitian
sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari hubungan antara dua variabel.
Dengan studi ini akan diperoleh prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel
27
28
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti yang
Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah ibu hamil primigravida umur
Sungai Utara dengan total pasien yaitu 60 orang dari bulan Januari- Juni 2021.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari elemen populasi untuk diteliti (Swarjana, 2016).
menggunakan kriteria- kriteria dan dapat digunakan sebagai sampel jika sesuai
a) Kriteria Inklusi
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Kriteria inklusi adalah
karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau
1) Pasien primigravida umur kehamilan > 34 minggu yang tercatat dibuku register
29
b) Kriteria Eksklusi
semua sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel dan akan
menimbulkan bias pada hasil penelitian (Setiana dan Nuraeni, 2018). Kriteria
kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab yang dapat menimbulkan bias
1) Ibu hamil yang bukan primigravida dan umur kehamilan < 34 minggu
minimal jika perilaku sebuah populasi belum diketahui secara pasti. Ukuran
N
berikut : n = 2
1+(N ×e )
N = Ukuran populasi
60
n =
1+(60 ×0,05 2)
60
= 1,15
= 52 sampel
sampel ibu hamil primigravida umur kehamilan > 34 minggu di UPT Puskesmas
danau Panggang.
1. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini dibedakan menjadi dua variabel yaitu variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemijatan perineum pada ibu hamil
primigravida
variabel output, kriteria, konsekuen. yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
2. Definisi Operasional
Table 3.1
1. Pengumpulan Data
a. Jenis data
1) Data Kuantitatif
sebagai berikut:
a) Tujuan, pendekatan, subyek, sampel, sumber data sudah mantap dan rinci sejak
awal.
d) Dalam desain penelitian sudah jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang
akan diharapkan.
33
b. Sumber Data
1) Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari repsonden
melalui kuesioner.
2) Data sekunder adalah data pendukung untuk melengkapi data primer dan
merupakan data yang diperolah bukan dari responden yang akan diteliti akan
Kabupaten Hulu Sungai Utara dan tempat penelitian di UPT Puskesmas Danau
Panggang Kabupaten Hulu Sungai Utara yaitu data jumlah kunjungan pasien
ibu hamil yang akan dijadikan sebagai sampel dan data tindakan episiotomi
34
d. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dalam pemberian terapi pijat perineum pada ibu hamil
e. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti
dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
kuesioner yang sudah di uji valid dan realibilitas. Kuesioner berisi sejumlah
2. Pengolahan Data
mempermudah analisis data dan entry data (Puspita, 2016). Peneliti melakukan
35
pemberian kode pada data untuk mempermudah mengolah data, semua variabel
diisi dengan lengkap, jelas jawaban dari responden, relevan jawaban dengan
pertanyaan, dan konsisten. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang
tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner
tersebut dikeluarkan (Puspita, 2016). Pada tahap ini peneliti melakukan koreksi
dari responden. Hal ini dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga bila
beberapa data yang tidak terisi sehingga peneliti meminta responden untuk
c. Entry Data, adalah suatu proses memasukkan data dari lembar kuesioner
d. Cleaning, yaitu proses pengecekan kembali data yang sudah di entry untuk
validitas dan reliabilitas (Puspita, 2016). Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di
UPT Puskesmas Amuntai Selatan yang berada di Jl. Gaya Baru Desa Telaga
responden karna jumlah 15 responden adalah batas jumlah antara sedikit dan
banyak yang akan mendekati fenomena ciri atau sifat alami yang sebenarnya
(Ridwan, 2019).
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini
hasil akhirnya (r hitung) dibandingkan dengan r tabel yang dapat dilihat pada
tabel nilai r product moment. Suatu instrumen dikatakan valid jika r yang
didapatkan dari hasil pengukuran item soal (r hasil) lebih besar dari r tabel
(0,361), r tabel didapatkan dari r pearson product moment dengan α =5% (0,05)
(Sugiyono, 2016).
2. Uji Reliabilitas
37
Penentuan reliabilitas instrumen, hasil uji coba ditabulasi dalam tabel dan analisis
data dicari varian tiap item kemudian dijumlahkan menjadi varian total. Instrumen
dikatakan realibel dan dapat digunakan sebagai alat untuk pengumpulan data jika
r yang didapatkan >r α (0,6), dengan r α sebesar 0,6 (Puspita, 2016). Penetapan
1) Analisis Univariat
2018). Analisa univariat dalam penelitian ini adalah terapi pijat perineum dan
diberi skor. Untuk penelitian ini variabel kejadian episiotomi merupakan jenis
38
data kategori. Data terapi pijat perineum, dalam bentuk distribusi frekuensi dan
2) Analisis Bivariat
Analisa bivariat adalah analisis yang digunakan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi yaitu antara variabel bebas dan variabel
terikat (Puspita, 2016). Analisis bivariat pada penelitian ini guna untuk
statistik chi square, karena penelitian ini menggunakan data kategorik, jenis
Confidence Interval (CI) digunakan taraf signifikansi 95% dengan nilai kesalahan
5% (Puspita, 2016).
Memilih nilai 2 atau pvalue yang paling sesuai harus berpedoman pada
a. Pada tabel lebih dari 2x2 (misalnya 3x2 atau 3x3), apabila nilai frekuensi
harapan (expected) yang kurang dari 5 tidak lebih dari 20%, maka nilai 2 atau
b. Jika tabel 2x2, nilai 2 atau p-value dari continuity correction dilaporkan.
Tetapi jika nilai frekuensi harapan kurang dari 5 sebanyak 20% atau lebih,
maka nilai p-value dari fisher’s exact test yang digunakan. Hasilnya berpatokan
pada jika :
39
a) Nilai Sig < 0,05 Ho ditolak artinya ada perbedaan proporsi atau ada
b) Nilai Sig ≥ 0,05 Ho diterima artinya tidak ada hubungan perbedaan proporsi
Afdila, R., & Saragih, N. (2021). PENGARUH PIJAT PERINEUM SELAMA MASA
Ari Kurniarum, S.SiT., M. K. (2016). Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir
(M. A. Dr. Nurul Huda (ed.); 1st ed., p. 169). Pusdik SDM Kesehatan.
Dharmayanti, I., Azhar, K., Tjandrarini, D. H., & Hidayangsih, P. S. (2019). Pelayanan
https://doi.org/10.22435/jek.18.1.1777.60-69
Dieb, A. S., Shoab, A. Y., Nabil, H., Gabr, A., Abdallah, A. A., Shaban, M. M., & Attia,
03937-6
Herry Rosyati, SST, M. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. In Buku Ajar Asuhan
Kebidanan.
Lisa, U. F., & J., M. R. H. (2017). Efektifitas Pijat Perinium terhadap Tingkat Ruptur
Perinium pada Ibu Hamil Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Alue Bilie dan
40
41
https://doi.org/10.33143/jhtm.v3i1.259
Roonak Shahoei, F. Z., Hashemi, N. L., & Ranaei, F. (2017). The effect of perineal
http://dx.doi.org/10.19082/5588
Ugwu, E. O., Iferikigwe, E. S., Obi, S. N., Eleje, G. U., & Ozumba, B. C. (2018).