DOSEN PENGAMPU
FITRI YULIANA, SST,M.Kes
NAMA MAHASISWA:
1.
FAKULTAS KESEHATAN
2023
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................6
A. Konsep Komunikasi...................................................................................6
1. Pengertian Komunikasi.........................................................................6
2. Proses Komunikasi................................................................................7
3. Unsur – Unsur Komunikasi...................................................................8
4. Tipe Komunikasi.................................................................................10
5. Model Komunikasi..............................................................................10
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi................................13
B. Konsep Giving Advice................................................................................8
1. Pengertian Giving Advice...................................................................15
2. Contoh Penerapan Giving Advice.......................................................15
BAB III PENUTUP.........................................................................................21
A. Kesimpulan.................................................................................................21
B. Saran...........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Neonatus merupakan bayi dengan umur 0-28 hari, yang
mempunyai risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan
berbagai masalah kesehatan yang bisa muncul, sehingga tanpa
penanganan yang tepat, bisa menyebabkan komplikasi pada
neonates. Neonatus bila dapat melalui proses adaptasi dengan
baik, maka bayi tersebut akan mampu mempertahankan
hidupnya, sedangkan bila tidak dapat beradaptasi, bayi akan
mempunyai masalah kesehatan bahkan dapat menyebabkan
kematian
Tingginya angka kesakitan dan kematian neonatus adalah
sebuah fenomena yang bermakna, diperkirakan 2/3 kematian
dibawah usia 1 tahun terjadi pada 28 hari pertama. Data di
seluruh dunia 2,6 juta bayi lahir meninggal (UNICEF, 2016).
Menurut WHO, pada tahun 2010 dari 7200 kematian bayi 98%
di antaranya terjadi di negara berpenghasilan rendah dan
menengah sedangkan 2% terjadi di negara yang berpenghasilan
tinggi, seperempat sampai setengahnya terjadi dalam 24 jam
pertama kelahiran dan disebabkan lahir terlalu dini dan kecil,
infeksi, sesak napas (WHO, 2018). Angka kesakitan anak di
Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (Susenas) di
daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4 tahun sebesar
25,8%, usia 5-12 tahun sebanyak 14,91%, usia 13-15 tahun
sekitar 9,1%, usia 16-21 tahun sebesar 8,13%.
Seiring berjalannya waktu banyak neonates resiko
tinggi yang faktor penyebabnya adalh dari kebiasan buruk
ibu yang mengkonsumsi NAPZA saat kehamilan sehingga
mengakibatkan terjadinya Neonatal abstinence
syndrome (NAS) atau juga yang disebut dengan sindrom
putus obat pada bayi baru lahir. NAS merupakan
kumpulan dari gejala-gejalayang muncul pada neonatus
yang terpapar oleh zat adiktif atau obat-obatan yang
mengandung zat adiktif jangka panjang ketika masih
berada di rahim ibunya.
Neonatal resiko tinggi lainnya juga bisa terjadi
pada sepsis neonatorum yang diakibatkan oleh penyakit
infeksi yang diderita oleh ibu selama masa kehamilan dan
persalinan. Hal ini terjadi karena adanya penularan vertical
dari ibu ke bayi sehingga mengakibatkan terjadinya sepsis
neonatorum awitan dini yang terjadi 0 – 72 jam pertama
kelahiran.
Kejadian neonatal resiko tinggi yang juga sering
terjadi adalah Omphalitis yaitu infeksi lokal pada
umbilicus yang terutama menyerang neonates.
b. Tujuan
a. Mahasiswa memahami tentang neonates resiko tinggi
b. Mahasiswa memahami tentang konsep Neonatal
Abstinence Syndrom (NAS)
c. Mahasiswa memahami tentang konsep Sepsis
Neonatorum Awitan Dini (SNAD)
d. Mahasiswa memahami tentang konsep Omphalitis
e. Mahasiswa memahami tentang asuhan neonatal pada
Neonatal Abstinence Syndrom (NAS).
f. Mahasiswa memahami tentang asuhan neonatal dengan
Sepsis Neonatorum Awitan Dini (SNAD)
g. Mahasiswa memahami tentang asuhan neonatal dengan
Omphalitis
BAB II
6. Neurobiology Adiksi
Suatu proses adiksi bisa terjadi karena zat adiktif
mengaktivasi system reward diotak, sehingga sistem ini
secara neurobiologi terjadi perubahan dan
menghasilkanadiksi. Suatu proses terjadinya adiksi bekerja
pada sistem mesokortikolimbikdopamine di ventral
tegmental area (VTA). Sirkuit yang secara
spesifik berhubungan dengan drug reward terjadi pada
interaksi masuk dan keluarnyaneuron pada bagian basal
forebrain secara spesifik adalah nukleus akumbens.
Selain terjadi aktivasi di dopamine reward system,
terjadi juga
blokade pada GABA yang secara fisiologis berperan untuk
menghambat kerja dopamine,sehingga blokade pada
GABA menyebabkan dopamine mengalami stimulus terus-
menerus, dan terjadi aktivasi reward system yang tidak
terkontrol
1. Pencegahan
Pencegahan omfalitis dapat dilakukan dengan
persalinan yang dilakukan di fasilitas kesehatan Hal ini
dikarenakan higienitas fasilitas kesehatan lebih terjaga.
Tali pusat bayi harus dipotong dengan bantuan alat medis
yang steril. Setelah itu, sisa tali pusat sebaiknya dilumuri
dengan cairan antiseptik hingga puput. Hindari pelumuran
tali pusat dengan ramuan herbal, kotoran hewan, tanah liat
dan hal-hal yang tidak steril karena dapat meningkatkan
risiko infeksi.
ASUHAN KEBIDANAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Bayi
Jenis kelamin :
Orang tua
Nama
Umur
Suku/ Bangsa / /
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
2. Keluhan Utama
Jumlah
Jumlah
ASUHAN KEBIDANAN
Bayi
Jenis kelamin :
Orang tua
Nama
Umur
Suku/ Bangsa / /
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
2. Keluhan Utama
Mengkaji keluhan utama yang bisa ditanyakan ke orang
tua bbl tersebut
B. OBJECTIVE DATA
1. Pemeriksaan Apgar Score
Jumlah
Jumlah
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien saat dikaji , kesan kesadaran,
tanda-tanda vital (perubahan suhu, frekuensi
pernapasan, system sirkulasi, dan perfusi jaringan).
Pada kasus sepsis neonatorum awitan dini biasanya
terjadi kenaikan suhu tubuh, aktifitas menurun,
letargi , hiporefleksia dan bisa mengarah ke koma
Mata : Gerakan mata abnormal
Telinga, simetris, fungsi pendengaran baik.
Mulut/leher: keadaan faring, tonsil (adakah
pembesaran, hyperemia), adakah pembesaran
kelenjar limfe, lidah dan gigi (kotor atau tidak,
adakah kelainan, bengkak, dan gangguan fungsi).
4. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan
darah perifer
5. Diagnosis kebidanan
6. Rencana Intervensi
Kolaborasi dengan spesialis anak, perawat dan
tenaga gizi untuk penanganan dan perawatan lanjut
7. Evaluasi
Evaluasi sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Bayi
Jenis kelamin :
Orang tua
Nama
Umur
Suku/ Bangsa / /
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
2. Keluhan Utama
Jumlah
Jumlah
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien saat dikaji , kesan kesadaran,
tanda-tanda vital (perubahan suhu, frekuensi
pernapasan, system sirkulasi, dan perfusi jaringan).
Pada kasus omfalitis biasanya ditandai dengan tidak
banyak menangis,bayi yang terinfeksi umumnya
tidak banyak menagis. Ia justru lebih banyak
tidur.Gejala ini juga ditandai bayi malas minum,
demam, dan kejang
Mata : lebih banyak terpejam
Telinga: simetris, fungsi pendengaran baik.
Mulut/leher: keadaan faring, tonsil (adakah
pembesaran, hyperemia), adakah pembesaran
kelenjar limfe, lidah dan gigi (kotor atau tidak,
adakah kelainan, bengkak, dan gangguan fungsi).
Kelenjar tiroid adakah pembesaran (gondok) yang
dapat mengganggu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak.
4. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium yang biasanya akan
dilakukan pada kasus ini, seperti: pemeriksaan darah
lengkap, Kultur darah, Kultur bakteri yang diambil dari
nanah tali pusat.
5. Diagnosis kebidanan
Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik. Adanya tanda-tanda infeksi
disekitar umblikus seperti bengkak, kemerahan sampai
keluarnya nanah.
6. Rencana Intervensi
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
CONTOH SOAL KASUS
1. Seorang bayi baru lahir 30 menit yang lalu tampak
menangis berlebihan dan terus menerus, disertai dengan
tremor dan peningkatan suhu tubuh. Diagnosis manakah
yang paling tepat untuk kasus diatas?
A. Neonatal Abstinence Syndrom
B. Patau Syndrome
C. Down Syndrome
D. Turner Syndrome
E. Triple X Syndrome
Jawaban = A. Neonatal Abstinence Syndrom
2. Seorang bayi baru lahir 30 menit yang lalu di puskesmas
tampak menangis berlebihan dan terus menerus, disertai
dengan tremor dan peningkatan suhu tubuh. Hal tepat
apakah yang harus dilakukan oleh bidan?
A. Rujuk ke RS
B. Tetap dirawat di puskesmas
C. Diperbolehkan untuk dibawa pulang
D. Melakukan obervasi 6 jam
E. Diberikan antibiotik
Jawaban = A. Rujuk ke RS
3. Bayi lahir dari seorang perempuan , usia kehamilan 36
minggu dengan Riwayat penyakit infeksi yang diderita,
kemudian terjadi tanda – tanda infeksi pada bayi yang
dilahirkan pada umur 1 hari. Apakah diagnose yang tepat
pada kasus diatas :
A. Sepsis Neonatorum
B. Sepsis Neonatorum Awitan Dini
D. Korioamnionitis
E. Asfiksia
B. Sepsis Neonatorum
C. Meningitis
D. Listeriosis
E. Omfalitis
Jawaban : E. Omfalitis