Anda di halaman 1dari 70

OUTLINE

PENGARUH DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KEPATUHAN IBU


HAMIL DALAM MENGONSUMSI TABLET FE DI WILAYAH KERJA UPT
PUSKESMAS SUNGAI MALANG

Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah


Metodelogi Penelitian

Pembimbing :

Umi Hanik Fetriyah, S.Kep., Ns., M. Kep

Disusun Oleh :
Nama : Ulvi Fahriah

NIM : 11194862111260

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN

2022
HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING
PENGARUH DUKUNGAN SUAMI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN
IBU HAMIL DALAM MENGONSUMSI TABLET FE

DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS SUNGAI MALANG

PROPOSAL
SKRIPSI

Oleh

Ulvi Fahriah

NIM : 11194862111241

Telah Disetujui Untuk Diajukan Dalam Ujian Proposal Skripsi

Pada tanggal

Pembimbing

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


nikmat, Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat, karunia dan petunjuk-Nya yang tiada terkira sehingga penulis dapat
merasakan indahnya beriman islam dan menyelesaikan tugas mata kuliah
metediologi penelitian dalam bentuk pra-proposal dengan judul “ Pengaruh
Dukungan Suami terhadap Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengonsumsi
Tablet FE di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Malang”. Tugas pra-proposal
ini merupakan tugas untuk memenuhi persyaratan mata kuliah metediologi
penelitian.
Pada penyusunan dan penyelesaian Pra-proposal ini, penulis mendapat
banyak bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, maka penuh dengan
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Umi Hanik
Fetriyah, S.Kep., Ns., M. Kep sebagai dosen pembimbing. Peneliti menyadari
bahwa dalam pembuatan penelitian ini memiliki banyak kekurangan, sehingga
penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan pra-proposal penelitian ini.

April, 2022

Ulvi Fahriah

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 8

B. Rumusan Masalah....................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian........................................................................ 11

D. Manfaat Penelitian...................................................................... 12

E. Keaslian Penelitian...................................................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori......................................................................... 20

2.1. Konsep Dukungan Suami.................................................. 20

2.2. Konsep Kepatuhan............................................................. 28

2.3. Konsep Kehamilan............................................................ 37

2.4. Konsep Tablet FE.............................................................. 45

B. Kerangka Teori......................................................................... 51

C. Kerangka Konsep...................................................................... 52

D. Hipotesis................................................................................... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

iv
A. Lokasi, Waktu dan Sasaran Penelitian...................................... 53

B. Metode Penelitian..................................................................... 53

C. Populasi dan Sampel Penelitan................................................. 54

D. Variabel Penelitian.................................................................... 56

E. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data................................. 58

F. Uji Validitas dan Realibitas....................................................... 62

G. Metode Analisa Data................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.1. Keaslian Penelitian Pengaruh Dukungan Suami terhadap Tingkat
Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Sungai Malang...................................................... 14
2.1 . Nilai FE dalam Makanan.................................................................. 50
3.1. Definisi Operasional Pengaruh Dukungan Suami terhadap Tingkat
Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe....................................... 57

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.2. Kerangka Teori penelitian.......................................................................... 51

2.3. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................................... 52

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

AKI merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan

upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa

kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,

persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab

lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup.

Sedangkan AKB menunjukkan banyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari

setiap 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu atau dapat dikatakan juga

sebagai probabilitas bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun

yang dinyatakan dengan per 1000 kelahiran hidup. Data menunjukkan tren

menurun pada indikator AKI (per 100.000 kelahiran hidup) dari 390 pada

tahun 1991 menjadi 230 pada tahun 2020 atau turun -1,80 persen per

tahun. Meski mengalami penurunan, AKI masih belum mencapai target

MDGS tahun 2015, yaitu 102 dan SDGs tahun 2030, yaitu kurang dari 70

per 100.000 kelahiran hidup . (Kemenkes, 2019)

Lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu pendarahan, hipertensi

dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus.

Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama


9

kematian yaitu pendarahan, hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi.

Namun proporsinya telah berubah, dimana pendarahan dan infeksi

cenderung mengalami penurunan sedangkan HDK semakin meningkat.

Lebih dari 25% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 disebabkan

oleh HDK (Depkes RI, 2015).

Data World Health Organization (WHO) tahun 2017, Angka

prevalensi anemia masih tinggi, yaitu secara global prevalensi anemia pada

ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 43,9%. Prevalensi anemia pada

ibu hamil di perkirakan di Asia sebesar 49,4%, Afrika 59,1%, Amerika

28,1% dan Eropa 26,1%. Di negara-negara berkembang ada sekitar 40%

kematian ibu berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan

anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan

akut, bahkan, jarak keduanya saling berinteraksi. Tingginya pravalensinya

anemia pada ibu hamil merupakan masalah yang tengah dihadapi

pemerintah Indonesia. (Astapani, Harahap Anggriani, 2020)

Anemia karena kekurangan zat besi masih banyak terjadi di

negara berkembang. Angka anemia defisiensi zat besi di Indonesia

mencapai 40,1% (Depkes 2001 dalam Sulistyoningsih, 2011). Zat besi

tidak akan terpenuhi kebutuhannya hanya dari diet saja, karena itu

pemberian suplemen zat besi sangat diperlukan (Sulistyoningsih, 2011).

Salah satu komponen pelayanan kesehatan ibu hamil untuk mencegah


10

anemia yaitu pemberian zat besi sebanyak 90 tablet (Fe3)

Prevalensi anemia ibu hamil di Daerah Kabupaten Hulu Sungai

Utara mengalami penurunan dari tahun – tahun sebelumnya, prevalensi

anemia ibu hamil di Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2021 (20,08%)

sudah memenuhi target Renstra (21,4%). Meskipun begitu, penurunan

prevalensi anemia tidak merata di beberapa kecamatan di HSU .Upaya

menurunkan prevalensi anemia ibu hamil harus lebih dilakukan secara

optimal dikarenakan target penurunan jumlah kematian ibu menjadi

prioritas permasalahan kesehatan di Kabupaten HSU (Dinkes Kabupaten

HSU, 2021).

Zat besi yang dibutuhkan pada waktu hamil jauh lebih besar

daripada waktu tidak hamil. Pemberian zat besi pada ibu hamil sebanyak

60-100 mg/hari. Rata-rata cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe

tahun 2015 di Kabupaten Hulu Sungai Utara sebesar 88,98%. Meskipun

data tersebut telah mencapai target yang di tentukan yaitu 81%, namun

kejadian anemia masih tinggi sehingga kegiatan lintas program masih perlu

ditingkatkan agar cakupan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet Fe dapat

meningkat (Dinkes HSU, 2021).

Setiap ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan perilaku

yang dipengaruhi oleh perubahan hormonal. Menurut (Izzaty et al., 2020)

mengatakan bahwa sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat

dipengaruhi oleh keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial
11

yang terdekat dan dapat memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya.

Dukungan selama kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita

yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru

pertama kali hamil. Suami sebagai seorang yang paling dekat, dianggap

paling memahami kebutuhan istri. (Rinata & Andayani, 2018). Kepatuhan

ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe sangat memerlukan dukungan dan

pendampingan suami atau keluarga. Bentuk dukungan suami dapat berupa

dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan

dukungan penilaian/penghargaan (Wirmando et al., 2021)

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti terarik untuk melakuan

penelitian di Puskesmas Sungai Malang dengan judul “Pengaruh Dukungan

suami terhadap tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet Fe

di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Malang”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai “Bagaimana dukungan suami terhadap tingkat

kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet Fe di Wilayah Kerja

Puskesmas Sungai Malang?”

C. Tujuan Penelitian
12

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh dukungan suami terhadap tingkat kepatuhan ibu

hamil dalam mengonsumsi tablet Fe di Wilayah Kerja UPT Puskesmas

Sungai Malang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui dukungan instrumental yang diberikan suami pada ibu

hamil dalam mengonsumsi tablet Fe di Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Sungai Malang.

b. Mengetahui dukungan informasional yang diberikan suami pada

ibu hamil dalam mengonsumsi tablet Fe di Wilayah Kerja U P T

Puskesmas Sungai Malang.

c. Mengetahui pengaruh dukungan yang diberikan suami pada ibu

hamil terhadap tingkat kepatuhan mengonsumsi tablet Fe di

Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Malang.

d. Mengetahui dukungan emosional yang diberikan suami pada ibu

hamil dalam mengonsumsi tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas

Sungai Malang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
13

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan bagi perkembangan ilmu kebidanan khususnya mengenai

Prngaruh dukungan suami terhadap tingkat kepatuhan ibu hamil dalam

mengonsumsi tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Malang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Suami Ibu Hamil

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan atau peran suami

dalam memberikan dukungan pada ibu hamil dalam mengonsumsi

tablet Fe di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Malang.

b. Bagi Ibu Hamil

Hasil Penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta sikap ibu

hamil dalam mengonsumsi tablet Fe di Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Sungai Malang.

c. Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Bidan di UPT Puskesmas Sungai

Malang

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

menambah informasi dan meningkatkan pengetahuan mengenai

dukungan suami pada ibu hamil dalam mengonsumsi tablet Fe di

Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Malang.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya


14

Dapat dijadikan sebagai bahan pengalaman dalam melakukan

penulisan ilmiah dan menambah kemampuan serta pengetahuan

mengenai dukungan suami pada ibu hamil dalam mengonsumsi

tablet Fe di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Malang.

E. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang mempunyai kemiripan dengan penelitian yang

dilakukan peneliti adalah:

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Pengaruh Dukungan Suami terhadap Tingkat


Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Sungai Malang.

No Judul dan Pengarang Desain Hasil


1. Adherence to iron- 1. Quantitative Only 40.9% (95%CI:
folic acid Research 37.0%- 44.7%) of
supplement and 2. This study was A participants were
associated factors Cross Sectional adherent (took four or
among antenatal care design was more tablets per week).
attending pregnant conducted among Women in the age
mothers in 629 antenatal group of 25–29 years
governmental health care attending [AOR: 2.22(1.21–
institutions of Adwa pregnant mothers. 4.07)] had increased
town, Tigray, Systematic odds of adherence as
Ethiopia: Cross- random sampling compared to those in
sectional study method was used the age group 35 years.
to select the study Women who received
(Tsgehana subject. nutrition counseling
Gebregyorgis 3. The analysis [AOR: 4.12(2.12–
GebremichaelID1 *, using Hosmer 8.03)] and partner
Tsehaynesh Gidey and Lemeshow support [AOR: 2.23
Welesamuel2, 2020) test.. (1.42–3.49)] had
increased odds of
adherence as compared
15

to those who didn’t


receive nutrition
counseling and partner
support respectively.
Similarly, women who
had satisfactory
knowledge on IFA
supplement (AOR:
2.16(1.37–3.40)) had
increased odds of
adherence as compared
to those who didn’t
have satisfactory
knowledge on IFA
supplement. Adherence
to the supplement was
low. Efforts shall be
done to improve
awareness of pregnant
mothers about IFA
supplement through
targeted nutrition
counseling that
includes the
engagement of a
partner.
2. Adherence to Iron- 1. Quantitative Out of the 320
Folic Acid Research respondents of the
Supplementation 2. This study was A survey, 20.3% (n = 65)
and Associated Cross Sectional adhered to IFAS.
Factors among design Factors associated with
Pregnant Women in 3. This study used adherence to IFAS
Kasulu descriptive among pregnant
Communities in statistics and women included time
North-Western analytical to start ANC (AOR =
Tanzania statistics, 3:72, 95% CI: 1.42,
including t 9.79), knowledge of
test,and Chi- anaemia (AOR = 3:84,
(Winfrida B. square test, 95% CI: 1.335, 10.66),
Lyoba , Joyce D. counseling on the
Mwakatoga , importance of the iron-
Charles Festo , folic acid (AOR = 3:86,
16

Jackline Mrema , 95% CI: 1.42, 10.50),


and Ester Elisaria, IFAS given during
2020) clinical visit (AOR =
15:72, 95% CI: 5.34,
46.31), number of
meals consumed (AOR
= 3:44, 95% CI: 1.28,
9.21), number of
children (AOR = 3:462,
95% CI: 1.035, 11.58),
and distance to health
facility (AOR = 0:34,
95% CI: 0.131, 0.886).
Qualitative findings
revealed that delayed
first ANC visit, lack of
remainder for pregnant
women to take IFAS,
low awareness about
the negative effects of
anaemia, low of
knowledge of IFAS and
management of side
effects, negative beliefs
about the use of IFAS,
and follow-up
mechanism were major
reasons for poor
adherence.
3. EFFECT OF 1. Quantitative After educational
EDUCATIONAL Research intervention, there was
INTERVENTION 2. This study was a significant change
ON FAMILY a quasi- from the pretest score
SUPPORT FOR experimental to the posttest score in
PREGNANT design was the experimental group
WOMEN IN carried out on (p<0.05). There was an
PREVENTING 60 pregnant increase in the average
ANEMIA women who had score in the
done pregnancy experimental group,
(Amira S. Dieb , checkups at 14.47 ± 2.89 becomes
Amira Y. Shoab, Community 16.83 ± 2.32.
Hala Nabil, Amir Health Centre Educational
Gabr, Ahmed A.
17

Abdallah, Mona M. and had interventions can


Shaban, Ahmed H. received iron increase family support
Attia, 2019) supplement, in for maternal behavior
which 30 in preventing
women were in pregnancy anemia such
the as improving adherence
experimental to taking iron
group and the supplements and high
rests were in the intake of food
control group. containing iron.
3. The analysis
using Wilcoxon
test
4. Hubungan 1. Penelitian Setelah diberikan
Dukungan Suami Kuantitatif Berdasarkan penelitian
terhadap Kepatuhan 2. Penelitian ini diperoleh hasil bahwa
Ibu Melakukan menggunakan . kepatuhan ibu melakukan
Kunjungan desain cross kunjungan antenatal care
Antenatal Care. sectional. terhadap responden
Tekhnik dukungan suami cukup
pengambilan (44,0%), kepatuhan ibu
(Handayani, sampel yaitu melakukan kunjungan
menggunakan antenatal care patuh
Rinah Sampling (64,0%). Setelah dilakukan
, 2019) sebanyak 100 uji
responden.
3. Data analisis Chi Square didapatkan
menggunakan uji nilai p value mayoritas
Chi Square Test. berkisara n = 0,005< p =
0,05dan nilai r =0,249.
Yang berarti terdapat
hubungan antara
dukungan suami tehadap
kepatuhan ibu melakukan
Kunjungan antenatal care
di poliklinik RSUD Koja
Jakarta Utara
.
5. Hubungan Konseling 1. Penelitian Berdasarkan hasil
dan Dukungan Analitik penelitian dan
Keluarga Terhadap 2. Jenis penelitian pembahasan yang
Kepatuhan Ibu ini adalah mengacu pada tujuan
18

Hamil penelitian analitik khusus penelitian,


Mengkonsumsi dengan maka dapat diambil
Tablet FE pendekatan kesimpulan yaitu: lebih
crossectional. dari separuh ibu hamil
(Ratna Juwita, Sampel pada di wilayah kerja
2018) penelitian ini puskesmas Sikijang
adalah 70 orang mengalami anemia.
ibu hamil. Teknik Mayoritas ibu hamil
pengambilan yang mengalami
sampel dilakukan anemia tidak patuh
secara mengkonsumsi tablet
proportional Fe. Lebih dari separuh
random sampling. ibu hamil tidak
3. Uji Statistik mendapatkan konseling
menggunakan tentang tujuan dan
Chi Square. manfaat, efek samping,
cara mengkonsumsi
tablet Fe dari tenaga
kesehatan. Lebih dari
separuh ibu hamil tidak
mendapatkan dukungan
dari keluarga/suami
untuk mengkonsumsi
tablet Fe.Terdapat
hubungan yang
bermakna antara
konseling dan
dukungan
keluarga/suami dengan
tingkat kepatuhan
mengkonsumsi tablet
Fe pada ibu hamil.

Keterangan:

Perbedaan penelitian dengan yang peneliti yang dilaksanakan adalah:

1. Perbedaan dengan penelitian ini adalah dari penelitian sebelumnya yakni variable

independent yaitu pengaruh dukungan suami dengan hubungan konseling dan


19

dukungan keluarga , responden yang diteliti, tempat penelitian dan tahun

penelitian.

2. Perbedaan dengan penelitian ini adalah dari penelitian sebelumnya yakni variable

dependent yaitu tingkat kepatuhan minum tablet Fe dengan kepatuhan

pemeriksaan ANC , responden yang diteliti, tempat penelitian dan tahun

penelitian.
20
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

2.1 Definisi Dukungan Suami

Dukungan suami adalah komunikasi verbal dan non-verbal, saran,

bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh suami terhadap ibu

hamil didalam lingkungan sosialnya (Friedman, 2010). Dukungan suami

merupakan suatu bentuk wujud dari sikap perhatian dan kasih sayang.

Dukungan dapat diberikan baik fisik maupun psikis. Suami memiliki andil

yang cukup besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Dukungan suami

yang baik dapat memberikan motivasi yang baik pada ibu untuk

memeriksakan kehamilannya. (Soraya & Santosa, 2021)

2.1.1 Fungsi Dukungan Suami

Friedman (2018) mengatakan bahwa suami memiliki beberapa fungsi

dukungan yaitu :

a. Dukungan Emosional

Dukungan emosional adalah tingkah laku yang berhubungan dengan

rasa tenang, senang, rasa memiliki, kasih sayang pada anggota keluarga,

baik pada anak maupun orang tua. Dukungan emosional mencakup

ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang

bersangkutan. Suami sebagai tempat yang aman dan damai untuk


22

istirahat dan pemulihan serta mambantu pengeuasaan terhadap emosi.

Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang

diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian,

mendengarkan, dan didengarkan. (Rahmi, 2019)

b. Dukungan Informasional

Dukungan informasional adalah tingkah laku yang berhubungan

dengan pemberian informasi dan nasehat. Dukungan informasional

yaitu memberikan penjelasan tentang situasi dan gejala sesuatu yang

berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi oleh individu.

Dukungan ini mencangkup; pemberian nasihat, saran, pengetahuan,

dan informasi serta petunjuk. Maka suami berfungsi sebagai sebuah

kolektor dan disseminator (penyebar) informasi tentang dunia.

Memberitahu saran dan sugesti, informasi yang dapat digunakan

mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini ialah dapat

menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat

menyumbangkan aksi sugesti yang terkhusus pada individu. Aspek-

aspek dalam dukungan ini ialah nasehat, usulan, kritik, saran, petunjuk

dan pemberian informasi.

c. Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental adalah dukungan yang bersifat nyata dan

dalam bentuk materi dan waktu yang bertujuan untuk meringankan


23

beban bagi individu yang membutuhkan orang lain untuk memenuhinya.

Suaminya harus mengetahui jika istri dapat bergantung padanya jika istri

memerlukan bantuan. Bantuan mencangkup memberikan bantuan yang

nyata dan pelayanan yang diberikan secara langsung bisa membantu

seseorang yang membutuhkan. Bentuk dukungan ini juga dapat berupa

pemeriksaan kesehatan secara rutin bagi ibu serta mengurangi atau

menghindari perasaan cemas dan stress.

d. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan yaitu dukungan yang terjadi lewat ungkapan

hormat atau penghargaan positif untuk orang lain, dorongan maju atau

persetujuan dengan gagasan atau perasaan seseorang, dan

perbandingan positif antara orang tersebut dengan orang lain yang

bertujuan meningkatkan penghargaan diri orang tersebut. Suami bertindak

sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing, dan menengahi

pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator identitas anggota

suami diantaranya memberikan support, penghargaan, dan perhatian.

2.1.2 Sumber Dukungan Suami

Sumber- sumber dukungan banyak didapatkan seseorang dari lingkungan

dan sekitarnya, oleh karena itu perlu diketahui seberapa banyak sumber dukungan

suami ini efektif bagi individu yang membutuhkanya. Sumber dukungan suami

merupakan aspek yang penying untuk meningkatkan kesehatan reproduksi maka


24

perlu diketahui dan dipahami. Dengan pengetahuan dan pemahaman itu,

individu akan tahu kepada siapa dan seberapa besar ia akan mendapatkan

dukungan suami dengan situasi dan keinginan yang spesifik, sehingga

dukungan tersebut dapat bermakna. Dukungan suami ialah keberadaan,

kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan

menyayangi kita. Dukungan suami mencangkup dua hal yaitu:

 Jumlah sumber dukungan suami yang tersedia merupakan

persepsi individu terhadap sejumlah orang yang dapat

diandalkan saat individu membutuhkan bantuan (pendekatan

berdasarkan kuantitas)

 Kepuasan akan dukungan suami yang diterima berkaitan dengan

persepsi seseorang bahwa kebutuhannya akan terpenuhi

(pendekatan berdasarkan kualitas).(Ayudia, 2016)

2.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Suami

Menurut (Handayani & M, 2021), faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi dukungan suami dapat dijelaskan di bawah ini :

a. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan

suami sebagai kepala rumah tangga semakin rendah pengetahuan suami

maka akses terhadap informasi kesehatan istrinya akan berkurang

sehingga suami akan kesulitan mengambil keputusan secara cepat dan


25

efektif. Akhirnya pandangan baru yang perlu diperkenalkan dan

disosialisasikan kembali untuk memberdayakan kaum suami

berdasarkan pada pengertian bahwa suami memainkan peranan yang

sangat penting, terutama dalam pengambilan keputusan berkenan

dengan kesehatan pasanganya.(Arnanda, 2021)

b. Pendapatan

Pada masyarakat kebanyakan 75%-100% pengahasilannya digunakan

untuk membiayai keperluan hidupnya bahkan banyak keluarga rendah

yang setiap bulan bersaldo rendah sehingga pada akhirnya ibu hamil tidak

diperiksakan ke pelayanan kesehatan karena tidak mempunyai

kemampuan unuk membiayai. Atas dasar faktor tersebut diatas maka

diprioritaskan kegiatan Gerakan Sayang Ibu (GSI) ditingkat keluarga

dalam pemberdayaan suami tidak hanya terbatas pada kegiatan yang

bersifat anjuran saja seperti yang selama ini akan tetapi akan bersifat

holistik. Secara kongkrit dapat dikemukakan bahwa pemberdayaan

suami perlu dikaitkan dengan pemberdayaan ekonomi keluarga sehingga

kepala keluarga tidak mempunyai alasan untuk tidak memperhatikan

kesehatan karena masalah finansial. (Arnanda, 2021)

c. Budaya

Diberbagai wilayah Indonesia terutama di dalam masyarakat yang

masih tradisional menganggap istri adalah konco wingking, yang artinya


26

bahwa kaum wanita tidak sederajat dengan kaum pria, dan wanita

hanyalah bertugas untuk melayani kebutuhan dan keinginan suami saja.

Anggapan seperti ini mempengaruhi perlakuan suami terhadap kesehatan

reproduksi istri, misalnya kualitas dan kuantitas makanan suami yang

lebih baik, baik dibanding istri maupun anak karena menganggap

suamilah yang mencari nafkah dan sebagai kepala rumah tangga

sehingga asupan zat gizi mikro untuk istri berkurang, suami tidak

empati dan peduli dengan keadaan ibu.(Ayudia, 2016)

d. Status Perkawinan

Pasangan dengan status perkawinan yang tidak sah akan berkurang

bentuk dukunganya terhadap pasangannya, dibanding dengan pasangan

yang status perkawinan yang sah.(Rafidah & Yuliastuti, 2020)

e. Status Sosial Ekonomi

Suami yang mempunyai status sosial ekonomi yang baik akan lebih

mampu berperan dalam memberikan dukungan pada istrinya.

Dukungan suami merupakan salah satu faktor yang turut

berperan penting dalam menentukan suatu kesehatan ibu. Dalam hal ini

partisipasi laki-laki atau suami terhadap kesehatan reproduksi dalam

dekade terakhir ini sudah mulai dipromosikan sebagai strategi baru yang

menjanjikan dalam meningkatkan kesehatan ibu. Keluarga, terkhususnya

suami, seringkali bertindak sebagai ‘gate keeper’ bagi upaya pencarian dan

penggunaan pelayanan kesehatan bagi istri dan keluarganya. Sedangkan


27

pemberian dukungan oleh suami dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal yang keduannya saling berhubungan (Rahayu, 2009).

1. Faktor Internal

Faktor internal berasal dari individu itu sendiri meliputi faktor

tahap perkembangan yaitu pemahaman dan respon terhadap

perubahan kesehatan yang berbeda-beda pada setiap rentang usia

(bayi-lansia).

a. Faktor pendidikan atau tingkat pengetahuan

Dalam hal ini kemampuan kognitif yang membentuk pola

berfikir individu termasuk kemampuan untuk memahami

faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dalam upaya

menjaga kesehatan dirinya.

b. Faktor emosi

Faktor emosi mempengaruhi keyakin terhadap adanya dukungan

dan cara melaksanakan sesuatu. Respon emosi yang baik akan

memberikan antisipasi penanganan yang baik terhadap berbagai

tanda sakit namun jika respon emosinya buruk kemungkinan

besar akan terjadi penyangkalan terhadap gejala penyakit yang

ada.
28

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu itu

sendiri dan terdiri dari tiga hal.

a. Praktik

Praktik di keluarga yaitu cara keluarga memberikan dukungan yang

mempengaruhi penderita dalam melaksankan kesehatanya

secara optimal. Tindakan dapat berupa pencegahan yang

dicontohkan keluarga kepada anggota keluarganya Faktor sosio

ekonomi. Variable faktor social dapat meningkatkan resiko terjadinya

penyakit, mempengaruhi cara seseorang mengidentifikasi serta

bereaksi terhadap penyakitnya. Sementara itu faktor ekonomi

menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat ekonomi individu biasanya ia

akan lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang dirasakan

sehingga ia akan segera mencari bantuan ketika merasa adanya

gangguan kesehatan.

b. Faktor latar belakang budaya

Faktor latar belakang budaya akan mempengaruhi keyakinan,

nilai, dan kebiasaan seseorang dalam memberikan dukungannya

termasuk cara pelaksanaan kesehatan pribadi


29

2.2 Kepatuhan

a. Definisi Kepatuhan

Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat.

Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara

pengobatan dan prilaku yang disarankan dokter atau oleh orang

lain (Friedman, 2015). Kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet Fe sering menjadi masalah karena patuh

sangat sulit untuk ditanamkan pada diri sendiri, apalagi untuk

orang lain (Sari & Djannah, 2020).

b. Faktor-faktor yang mempemgaruhi kepatuhan (Friedman, 2015) :

1) Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah

melakukan penginderaan suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

yaitu didapat melalui mata dan telinga. Pengetahuan

diperoleh dari proses belajar yang dapat membentuk

keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku.

berdasarkan keyakinannya dan pengetahuan berhubungan

dengan kepatuhan karena pengetahuan merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku.


30

Pengetahuan disini erat kaitannya dengan pendidikan.

Semakin tinggi pendidikan ibu hamil maka kemungkinan

akan lebih mudah untuk mencerna informasi tentang manfaat

tablet Fe dan bahaya jika terjadi anemia selama kehamilan

jadi akan mempengaruhi ibu hamil dalam memilih dan

mengevaluasi sesuatu yang baik untuk kesehatan dirinya dan

kehamilannya. Pengetahuan yang diperoleh melalui

penginderaan ibu hamil terhadap informasi kesehatan selama

kehamilan akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil

dalam menjaga kesehatannya.

Pengetahuan tentang tablet Fe dan manfaatnya

menjadi salah satu dari faktor yang mendorong ibu untuk

patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe dan mayoritas ibu

hamil yang mengkonsumsi tablet Fe mengetahui manfaat

dan tujuan mengkonsumsi tablet tersebut (Sari & Djannah,

2020)

Pengetahuan ibu hamil jika baik tentang dampak

anemia pada kehamilan, resiko atau komplikasi jika

seseorang mengalami anemia, serta manfaat tablet atau

suplemen zat besi, maka ibu hamil tersebut akan mau dan

berusaha untuk menghindari


31

timbulnya anemia, dengan cara mengkonsumsi tablet Fe

secara teratur dan didukung dengan mengkonsumsi makanan

bergizi. Sebaliknya, jika pengetahuannya rendah, maka

kemungkinan akan menolak minum tablet Fe secara teratur,

apalagi jika dirasa ada efek samping yang mengganggu

(Baharini et al., 2017)

2) Motivasi

Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang

mendorongnya untuk berperilaku. Motivasi yang baik dalam

mengkonsumsi tablet Fe karena keinginan untuk mencegah

anemia dan menjaga kesehatan ibu hamil dan janinnya,

namun keinginan ini biasanya hanya pada tahap anjuran dari

petugas kesehatan, bukan atas keinginan diri sendiri.

Semakin baik motivasi maka semakin patuh ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet Fe karena motivasi merupakan

kondisi internal manusia seperti keinginan dan harapan

yang mendorong individu untuk berperilaku agar mencapai

tujuan yang dikehendakinya (Martalisa & Widyawaty, 2018)

Motivasi dari petugas kesehatan merupakan faktor

lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Motivasi mereka


32

terutama berguna saat pasien menghadapi bahwa perilaku

sehat yang baru tersebut merupakan hal penting. Begitu juga

mereka dapat mempengaruhi perilaku pasien dengan cara

menyampaikan antusias mereka terhadap tindakan tertentu

dari pasien, dan secara terus menerus memberikan

penghargaan yang positif bagi pasien yang telah mampu

beroreintasi dengan program pengobatannya.

Jika petugas kesehatan memberikan motivasi untuk

mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil maka konsumsi

tablet zat besi akan lebih mudah tercapai. Namun jika

petugas kesehatan kurang atau tidak ada sama sekali maka

dapat mengakibatkan ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet

zat besi. Hal ini disebabkan karena dukungan sosial sangat

besar pengaruhnya terhadap praktek atau tindakan seseorang,

terutama ibu hamil yang berada dalam mengkonsumsi zat

besi .

3) Dukungan Keluarga

Keluarga mempunyai peran yang signifikan dalam

mendukung ibu untuk mengonsumsi tablet Fe secara rutin.

Ibu seringkali lupa untuk minum tablet Fe secara rutin

bahkan berhenti untuk mengonsumsinya bila tidak ada


33

dukungan dari keluarganya (Julianti, 2020).

Anggota keluarga akan mengingatkan ibu untuk

mengonsumsi tablet Fe tersebut. Dukungan memang sangat

penting bagi ibu menginat bahwa tablet Fe harus dikonsumsi

setiap hari untuk jangka waktu yang lama.

Upaya yang dilakukan dengan mengikutkan peran

serta keluarga adalah sebagai faktor dasar penting yang ada

berada disekeliling ibu hamil dengan memberdayakan

anggota keluarga terutama suami untuk ikut membantu para

ibu hamil dalam meningkatkan kepatuhannya mengkonsumsi

tablet besi. Upaya ini sangat penting dilakukan, sebab ibu

hamil adalah seorang individu yang tidak berdiri sendiri,

tetapi ia bergabung dalam sebuah ikatan perkawinan dan

hidup dalam sebuah bangunan rumah tangga dimana faktor

suami akan ikut mempengaruhi pola pikir dan perilakunya

termasuk dalam memperlakukan kehamilannya (Julianti,

2020)

Suami adalah orang yang terdekat dengan ibu

hamil, yang dapat menciptakan lingkungan fisik dan

emosional yang mendukung kesehatan dan gizi ibu hamil.

Kepeduliannya dalam memperhatikan kesehatan ibu hamil


34

khususnya dalam memonitor konsumsi tablet Fe setiap hari

diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet Fe. Data diatas juga menunjukan

bahwa kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe juga

dipengaruhi oleh tersedianya tablet Fe di tempat pelayanan

kesehatan. Hal ini didukung dari hasil wawancara terhadap

lima responden yang diteliti mengenai informasi cara

penggunaan tablet Fe (Rahma et al., 2020)

4) Kunjungan Antenatal Care.

Menurut Ikatan Bidan Indonesia, untuk mendeteksi anemia

pada kehamilan dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin

ibu hamil. Pemeriksaan dilakukan pertama sebelum minggu

ke 12 dalam kehamilannya dan minggu ke 28. Pemeriksaan

kadar hemoglobin yang dianjurkan pada trimester pertama

dan trimester ketiga kehamilan, sering hanya dapat

dilaksanakan pada trimester ketiga karena kebanyakan

wanita hamil baru memeriksakan kehamilannya pada

trimester kedua kehamilan sehingga pemeriksaan

hemoglobin pada kehamilan tidak berjalan dengan

seharusnya (Sitompul & Simbolon, 2020)

Pemeriksaan saat kunjungan Antenatal Care (Fatahilah, 2018):


35

1. Kunjungan pertama atau K1 adalah kontak pertama ibu

hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai

kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan

komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus

dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama,

sebaiknya sebelum minggu ke 8.

2. Kunjungan ke-4 atau K4 adalah ibu hamil dengan

kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga kesehatan yang

mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan

terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak 4 kali

dilakukan sebagai berikut: sekali pada trimester I

(kehamilan hingga 12 minggu) dan trimester II (>12 -

24 minggu), minimal 2 kali

kontak pada trimester III dilakukan setelah minggu ke

24 sampai dengan minggu ke 36. Kunjungan antenatal

bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada

keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan. Kunjungan

ini termasuk dalam K4.

3.Penanganan Komplikasi atau PK adalah penanganan

komplikasi kehamilan, penyakit menular maupun tidak

menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu


36

hamil, bersalin, dan nifas. Pelayanan diberikan oleh

tenaga kesehatan yang sudah mempunyai kompetensi.

Komplikasi penyakit dan masalah gizi yang sering

dialami oleh ibu hamil yaitu perdarahan, preeklampsia

atau eklampsia, persalinan macet, infeksi, abortus,

malaria, HIV/AIDS, sifilis, hipertensi, Diabete Meliitus,

anemia gizi besi, dan kurang energi kronis.

Tablet Fe diberikan saat ibu hamil melakukan

kunjungan Antenatal Care. Jadi, cakupan program

tergantung pada kunjungan rutin para ibu untuk

melakukan kunjungan Antenatal Care agar mendapat

tablet Fe dalam jumlah yang cukup. Rendahnya

partisipasi ibu untuk kunjungan Antenatal Care

berhubungan dengan tingkat kepatuhan konsumsi tablet

Fe yang rendah (Purwanti, 2021). Sebuah studi di Jawa

Barat menemukan bahwa faktor biaya merupakan

hambatan utama ibu hamil untuk melakukan kunjungan

Antenatal Care pada petugas kesehatan, misalnya bidan.

Selain itu, ibu juga menganggap bahwa kunjungan

Antenatal Care hanya diperlukan bagi ibu yang

mengalami masalah kehamilan (Purwanti, 2021).


37

5) Efek Samping Tablet Fe

Efek samping setelah mengonsumsi tablet Fe yang dialami

oleh sebagian ibu hamil telah lama diyakini sebagai salah

satu faktor utama penyebab rendahnya kepatuhan ibu.

Sebagian ibu hamil melaporkan bahwa mereka mengalami

mual dan muntah setelah mengonsumsi tablet Fe sehingga

membuat mereka tidak mau melanjutkan untuk

mengonsumsi tablet Fe (Baharini et al., 2017)

Pencegahan anemia dengan mengkonsumsi tablet

Fe memang memberikan efek samping yang tidak

menyenangkan. Ibu hamil merasa mual akibat rasa dan bau

dari tablet Fe. Selain itu, tablet Fe yang dikonsumsi setiap

hari menimbulkan rasa bosan sehingga seringkali ibu hamil

lupa dan merasa malas untuk mengkonsumsinya (Baharini et

al., 2017)

` Meskipun tablet Fe telah diberikan kepada ibu hamil,

belum dapat dipastikan apakah tablet tersebut dimakan oleh

ibu hamil sehingga terjadi ketidakpatuhan dalam

mengkonsumsi tablet Fe (Baharini et al., 2017)

Ada beberapa cara yang dianjurkan untuk mengurangi

keluhan dari efek samping konsumsi tablet Fe, yaitu :


38

1) Sebaiknya tablet Fe diberikan pada saat sebelum tidur

malam karena akan mengurangi rasa mual.

2) Minum tablet Fe pada saat makan atau segera sesudah

makan dapat mengurangi gejala mual yang menyertainya

tetapi juga akan menurunkan jumlah zat besi yang

diabsorpsi.

3) Jika dalam mengkonsumsi table Fe ibu mengalami

sembelit, sebaiknya makan buah-buahan atau makanan lain

yang mengandung serat serta minum sedikitnya delapan

gelas cairan dalam sehari.

2.3 Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah masa berkembangnya hasil konsepsi dari

awal konsepsi sampai proses awal persalinan yang merupakan

sesuatu yang wajar pada wanita yang produktif. Selama masa

kehamilan terjadi perubahan pada ibu baik fisik maupun psikis

(Izzaty et al., 2020)

Kehamilan yang dialami oleh setiap wanita pasti akan

banyak menimbulkan dampak bagi wanita tersebut. Secara


39

fisik, ibu hamil akan merasakan letih, lemah, lesu, dan

sebagainya, sehingga ibu hamil akan bergantung kepada

orang yang berada disekitarnya. Sedangkan secara psikologis,

ibu hamil akan merasakan kecemasan dengan kehamilannya

(Nurhayati, 2021).

Ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme tinggi.

Misalnya, untuk membuat jaringan tubuh janin,

membentuknya menjadi organ, dan juga untuk memproduksi

energi agar ibu hamil bisa tetap beraktivitas normal sehari-

hari. Karena itu, ibu hamil lebih banyak memerlukan zat besi

dibanding ibu yang tidak hamil (Ekaningtyas et al., 2022)

b. Kondisi Ibu Hamil

Masa ibu hamil adalah masa dimana seorang wanita

memerlukan berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak dari

pada yang diperlukan dalam keadaan tidak hamil, karena pada

kehamilan terjadi peningkatan metabolisme energi yang

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,

pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi

dan metabolisme tubuh ibu, sehingga kekurangan zat gizi

tertentu yang diperlukan pada saat hamil dapat menyebabkan

janin tumbuh tidak sempurna (Ekaningtyas et al., 2022).


40

Kondisi yang sering dialami ibu hamil yaitu anemia.

Anemia terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin

dalam tubuh semasa hamil atau kurangnya sel-sel darah

merah di dalam darah daripada biasanya dengan kadar

hemoglobin di bawah 11 gr% (Harmatuti, 2015). Selama

kehamilan terjadi peningkatan volume darah total,

peningkatan sebagian besar terjadi pada volume plasma,

sedangkan volume sel darah merah tidak sebanding dengan

peningkatan volume plasma. Hal tersebut berakibat terjadinya

hemodilusi atau pengenceran darah meningkat sehingga kadar

hemoglobin menurun.

Ketidakcukupan asupan makanan, misalkan seperti

mual dan muntah atau kurang asupan zat besi juga dapat

menyebabkan anemia zat besi. Anemia adalah berkurangnya

kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. Hb adalah komponen di

dalam sel darah merah untuk menyalurkan oksigen ke seluruh

tubuh. Jika Hb beerkurang, jaringan tubuh kekurangan

oksigen. Oksigen digunakan untuk bahan bakar proses

metabolisme. Sedangkan zat besi adalah bahan baku pembuat

sel darah merah (Sitompul & Simbolon, 2020)


41

c. Tanda-tanda Kehamilan

Kehamilan datang dengan perubahan-perubahan awal.

Menurut Anggarani (2018) tanda-tanda kehamilan yang umum

dialami oleh wanita adalah :

 Terlambat Datang Bulan

Tidak lagi datang bulan ketika siklus haid normal tiba

merupakan tanda yang paling lazim, saat itu rahim

sedang

dipersapkan untuk mengandung janin karena sel telur

sudah dibuahi dan tidak ada yg harus dibuang.

 Mual atau Muntah (Emesis)

Mual merupakan salah satu tanda kehamilan yang mudah

dikenali. Mual saat awal kehamilan karena dipicu oleh

adanya peningkatan hormon secara tiba-tiba pada aliran

darah. Mual biasanya terjadi selama enam minggu awal

kehamilan. Mual biasanya akan hilang ketika memasuki

trimester kedua.

 Hipersaliva (Air Liur Berlebihan)

Air liur berlebihan biasanya terjadi di awal kehamilan.


42

Kejadian ini dapat diatasi dengan sikat gigi atau memakan

permen. Rasa mint atau mentol dipercaya dapat

mengurangi air liur ini.

 Anoreksia (Hilangnya Selera Makan)

Penyebab anoreksia adalah perubahan hormon dalam

tubuh dan biasanya akan hilang sengan sendirinya.

 Ngidam (craving)

Ngidam terhadap makana tertentu terjadi karena pengaruh

perubahan hormon dalam tubuh. Padahal, ngidam

sebenanrnya berkaitan erat dengan kondisi psikologis ibu

hamil. Sebagai akibat dari perubahan hormon kehamilan,

ngidam akan hilang dengan sendirinya ketika telah

melewati bulan-bulan awal kehamilan karena hormon ibu

hamil sudah mulai stabil.(Siagan, 2019)

 Anemia

Anemia adalah kekurangan sel darah merah atau jumlah

sel darah merah lebih rendah dari biasanya. Di awal

kehamilan akan mengalami 5L (lemah, letih, lesu, lunglai,

dan loyo). Kelima gejala tersebut adalah gejala anemia.


43

Tanda lain anemia yaitu wajah pucat terutama di daerah

kelopak mata, mata berkunang-kunang, sering merasakan

bumi berputar ketika sedang berjalan.

Dari tanda-tanda tersebut, terdapat salah satu

tanda yang akan memperburuk keadaan ibu hamil yaitu

anemia. Anemia pada ibu hamil dapat menyebakan abortus,

persalinan preterm, partus lama karena inersia uteri,

perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri, syok,

mudah terjadi infeksi, hiperemis gravidarum, dan ketuban

pecah dini (Ernawati, 2017)

d. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Kesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang janin sangat

dipengaruhi oleh zat-zat gizi yang dikonsumsi ibu. Kebutuhan

gizi selama hamil lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi

pra hamil. Makin bertambah usia kehamilan makin tinggi juga

jumlah zat gizi yang dibutuhkan. Untuk mencapai kehamilan

yang sehat dibutuhkan asupan gizi yang optimal. Jika ibu

hamil tidak dapat memenuhi kebutuhan tambahan gizinya,

maka cadangan gizi dalam tubuh ibu akan digunakan untuk

memenuhinya (Retnaningtyas et al., 2022)


44

Cara terbaik bagi ibu hamil untuk tetap sehat adalah

dengan makan yang baik dan memperhatikan jenis

makanannya. Menurut (Gulo et al., 2021), agar tetap sehat ibu

harus memakan lima jenis makanan yaitu :

a. Makanan pokok (sumber energi ).

Makanan pokok sebagai sumber energi. Tambahan

kebutuhan kalori 300 kkal/hari. Sumbernya bisa seperti dari

biji- bijian seperti beras, jagung, padi-padian atau gandum,

singkong, dan pisang.

b. Makanan pembangun (mengandung protein).

Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan

janin, membantu pembentukan tulang dan otot agar tubuh

menjadi kuat, jaringan otak, kulit, kuku, dan rambut.

Tambahan kebutuhan protein 60 gram/hari. Sumber protein

hewani seperti daging sapi, ikan, unggas, telur, susu, dan

produk olahan susu seperti keju dan yogurt. Sumber

protein nabati seperti kacang- kacangan dan olahannya

seperti tempe, tahu, oncom, dan selai kacang.


45

c. Makanan pelengkap (mengandung vitamin)

Vitamin diperlukan tubuh untuk mempertahankan

kesehatan, perkembangan janin, dan kekebalan tubuh.

Beberapa vitamin hanya sedikit disimpan dalam tubuh,

seperti vitamin B dan C sehingga harus dikonsumsi setiap

hari.

d. Makanan penunjang (gula dan lemak).

Dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energi dan

membangun sel-sel baru dan perkembangan sistem syaraf

janin. Asam lemak jenuh bersumber dari daging sapi,

kambing, ayam, telur, ikan, susu, dan olahannya.

Sedangkan asam lemak tak jenuh bersumber dari minyak

zaitun, lemak nabati, minyak kepala, minyak jagung,

minyak kelapa sawit.

e. Makanan tiga mineral penting (besi, kalsium, yodium).

Wanita hamil membutuhkan mineral penting setiap hari.

Untuk mencegah anemia, ibu hamil dianjurkan

mengkonsumsi satu tablet zat besi sehari segera mungkin

setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO 4

320mg (zat besi 60mg). Minimal masing-masing 90 tablet


46

selama hamil. Tablet besi sebaiknya tidak diminum

bersama teh atau kopi karena akan mengganggu

penyerapan.

2.4 Tablet Fe

a. Pengertian Tablet Fe

Penanggulangan masalah anemia besi di Indonesia

masih terfokus pada pemberian tablet tambah darah (tablet Fe).

Pada ibu hamil yang kekurangan zat Fe dapat terjadi anemia zat

besi tetapi kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan

kelelahan maka pemberian tablet Fe merupakan salah satu

pelayanan yg diberikan pada kunjungan kehamilan yang setiap

tablet mengandung fero sulfat (FeSO4) 300 mg (zat besi 60

mg) (DeLoughery, 2014).

Tablet Fe adalah mineral mikro paling banyak yang

terdapat dalam tubuh, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh

manusia dewasa (Harismayanti & Lihu, 2021).

b. Anjuran Konsumsi Tablet Fe

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil dengan janin

tunggal sekitar 1000 mg selama hamil atau naik sekitar 200-

300%. Banyaknya ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe


47

namun masih ada ibu hamil yang menderita anemia walaupun

telah diberikan tablet Fe , hal ini dikarenakan beberapa faktor,

antara lain ibu tidak mengerti cara mengkonsumsi tablet Fe.

Sebaiknya tablet Fe dikonsumsi setelah makan dan minum,

tablet Fe tidak dianjurkan bersamaan dengan mengkonsumsi

suplemen yang mengandung kalsium atau susu tinggi kalsium,

kopi, dan teh karena penyerapan zat besi akan terganggu

karena dapat mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah

serapan (Astapani, Harahap Anggriani, 2020)

Dalam mengkonsumsi zat besi dapat menimbulkan

sembelit dan perubahan warna feses menjadi gelap. Anjurkan

konsumsi zat besi diikuti dengan sayuran untuk meningkatkan

absorbsi zat besi. Pemberian zat besi tidak boleh lebih dari 6

bulan jika dilakukan tanpa pengawasan dokter. Kelebihan zat

besi dapat menimbulkan kerusakan hati dan pankreas

(Purwanti, 2021)

Zat besi ini berguna untuk mencegah terjadinya

anemia pada saat kehamilan yang dapat menyebabkan resiko

untuk terjadinya perdarahan saat persalinan. Tablet Fe ini

sebaiknya diminum pada malam hari setelah makan sebelum

tidur untuk mengurangi efek mual (Baharini et al., 2017)


48

Saat kehamilan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh

lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil. Kebutuhan zat

besi pada kehamilan dengan janin tunggal adalah:

a) 200-600 mg untuk memenuhi peningkatan massa sel darah

merah;

b) 200-370 mg untuk janin yang bergantung pada berat

lahirnya;

c) 150-200 mg untuk kehilangan eksternal,

d) 30-170 mg untuk tali pusat dan plasenta;

e) 90-130 mg untuk menggantikan darah yang hilang saat

kelahiran. Dengan demikian kebutuhan total zat besi pada

kehamilan berkisar antara 800 mg, 500 mg untuk pertambahan

sel darah merah dan 300 mg untuk janin dan plasenta..

Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil

memerlukan rata-rata 3,5- 4mg zat besi per hari. Kebutuhan

zat besi tiap trimester sebagai berikut :

1) Trimester I : Kebutuhan zat besi ± 1 mg per hari

(kehilangan basal 0,8 mg per hari) ditambah 30-40 mg

untuk kebutuhan janin dan sel darah merah.

2) Trimester II : Kebutuhan zat besi ± 5 mg per hari


49

(kehilangan basal 0,8 mg per hari) ditambah 300 mg untuk

sel darah merah dan 115 mg untuk konsepsi.

3) Trimester III : Kebutuhan zat besi ± 5 mg per hari

(kehilangan basal 0,8 mg per hari) ditambah 150 mg untuk

sel darah merah dan 223 mg untuk konsepsi

c. Hubungan Tablet Fe Dengan Ibu Hamil

Sesuai dengan teori diharapkan kadar Hb dapat

normal pada ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe karena

kebutuhan zat besi pada kehamilan tidak dapat dipenuhi hanya

dari makanan saja, walaupun makanan yang dimakan

mengandung besi yang banyak dan absorbsinya tinggi.

Karena itu pemenuhan kecukupan zat gizi dianjurkan dipenuhi

melalui suplementasi.

Tablet Fe diperoleh ketika ibu hamil melakukan

pemeriksaan kehamilan atau yang disebut Antenatal Care.

Antenatal Care merupakan pemeriksaan kehamilan yang

bertujuan untuk mengawasi kesehatan ibu hamil, pertumbuhan

dan perkembangan janin, serta mendeteksi dini risiko-risiko

dalam kehamilan dan persalinan. Dilakukannya pemeriksaan

ANC pertama kali adalah sedini mungkin ketika diketahui

terlambat haid 1 bulan, setiap 4 minggu hingga usia


50

kehamilan 28 minggu, setiap 2 minggu sekali dari usia

kehamilan 28-36 minggu, dan setiap satu minggu sekali dari

usia kehamilan 36 minggu hingga waktunya melahirkan.

Pencegahan anemia diberikan dengan memberikan

tablet Fe. Apalagi ibu hamil sangat rentan terkena anemia.

Dengan melakukan pemeriksaan kehamilan maka dapat

diketahui ibu berisiko mengalami anemia dan juga

pencegahan yang dapat dilakukan apalagi bila ibu hamil

mendekati usia persalinan. Kekurangan darah akan

membahayakan nyawa ibu hamil. Pemberian tablet Fe yaitu

90 tablet selama kehamilan.

d. Manfaat Tablet Fe

Suplementasi tablet Fe merupakan salah satu strategi

untuk meningkatkan intake zat besi yang berhasil hanya jika

individu mematuhi aturan konsumsinya. Zat besi sangat

dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk menunjang aktivitas

kerjanya. Di dalam tubuh berperan sebagai alat angkut oksigen

dari paru-paru ke jaringan, sebagai alat angkut elektron pada

metabolisme energi, sebagai bagian dari enzim pembentuk

kekebalan tubuh dan sebagai pelarut obat-obatan (Yuliasari et

al., 2020)
51

Manfaat lain dari mengkonsumsi makanan sumber zat

besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A karena

makanan sumber zat besi bisanya merupakan vitamin A .

Selain itu, manfaat lain dari tablet Fe selama kehamilan untuk

membantu sintesis eritrosit, berperan mencegah kelelahan.

e. Sumber Fe

Zat besi selain terdapat pada tablet Fe, terdapat juga

pada makanan. (Fuada et al., 2019). Nilai besi berbagai bahan

makanan (mg/100gram):

Tabel 2.1. Nilai Fe dalam makanan


Bahan Makanan Nilai Bahan Makanan Nilai
Fe Fe
Tempe kacang kedelai 100 Biskuit 2,7
murni
Kacang kedelai kering 8,0 Telur ayam 2,7
Udang segar 8,0 Kangkung 2,5
Kacang hijau 6,7 Jagung kuning 2,4
Hati sapi 6,6 Ikan segar 2,0
Daunkacang panjang 6,2 Kelapa tua 2,0
Kacang merah 5,0 Daun singkong 2,0
Bayam 3,9 Roti putih 1,5
Sawi 2,9 Ayam 1,5
Daging sapi 2,8 Keju 1,5
Telur bebek 2,8 Beras setengah giling 1,2
Gula kelapa 2,8 Kentang 0,7
Daun katuk 2,7 Pisang ambon 0,5
52

B. KERANGKA TEORI

Faktor Internal:

 Umur
 Jenis Kelamin
 Pendidikan
 Pekerjaan
 Sikap
 Kepercayaan

Kepatuhan Minum Tablet


Dukungan
Fe:
Suami:
 Patuh
 Tinggi  Tidak Patuh
 Rendah Faktor eksternal:

 Dukungan
Informasi
 Dukungan
emosional
 Dukungan
instrumental
 Dukungan
penilaian/peng
hargaan

Gambar 2.2 Kerangka Teori Penelitian Berdasarkan Teori Friedman (2018) .


53

C. KERANGKA KONSEP

Dukungan Suami Kepatuhan Ibu Hamil dalam


Mengkonsumsi Tablet Fe

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

D. HIPOTESIS

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian, biasanya

hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara 2 variabel yakni variabel

bebas dengan variabel terikat (Notoatmodjo, 2018)

Jenis-jenis rumusan hipotesis dalam statistika(Indra & Cahyaningrum, 2019):

1. Hipotesis Nol (H0), merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan

antara variable yang satu dengan variable yang lainnya atau hipotesis yang

menyatakan tidak ada perbedaan antara variable yang satu dengan yang lainnya.

2. Hipotesis Alternatif (Ha), merupakan hipotesis yang menyatakan ada hubungan

antara variable yang satu engan variable yang lainnya atau hipotesis yang

menyatakan ada perbedaan antara variable yang satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang sudah dipaparkan, maka

hipotesis penelitian ini adalah:

H0 : Tidak ada pengaruh antara dukungan suami dengan tingkat kepatuhan ibu hamil

dalam mengkonsumsi tablet Fe

Ha : ada pengaruh antara dukungan suami dengan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet Fe
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Penentuan Lokasi, Waktu dan Sasaran Penelitian

1. Penentuan lokasi penelitian

Berdasarkan penentuan lokasi, maka penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja

UPT Puskesmas Sungai Malang Kabupaten Hulu Sungai Utara.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan selama 2 bulan yakni dari bulan Oktober sampai

dengan November 2022.

3. Sasaran penelitian

Sasaran penelitian adalah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe di Wilayah

Kerja UPT Puskesmas Sungai Malang.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat observasional analitik dengan rancangan penelitian

yang digunakan adalah studi korelasi dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu

penelitian untuk mempelajari hubungan antara dua variabel. Dengan studi ini akan

diperoleh prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel dependen) dihubungkan

dengan penyebab (variabel independen) yang di observasi sekaligus pada waku yang

sama (Notoatmodjo, 2018).


55

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti yang mana

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Amirullah, 2019). Yang

menjadi populasi pada penelitian ini adalah penderita Hipertensi di UPT Puskesmas

Sungai Malang Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan total pasien yaitu 129 orang

dari bulan Januari- Juni 2022.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari elemen populasi untuk diteliti . Sampel di penelitian

responden akan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu

teknik sampling yang digunakan responden dengan menggunakan kriteria- kriteria

dan dapat digunakan sebagai sampel jika sesuai sebagai sumber data (Amirullah,

2019).

Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi bias

hasil penelitian. Adapun kriteria penentuan sampel terdiri dari:

a) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subyek penelitian mewakili sampel

penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Kriteria inklusi adalah karakteristik

umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau (Indra &

Cahyaningrum, 2019).

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:


56

1) Semua ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe

2) Usia inu hamil dari 20 – 35 th

3) Memeriksakan kehamilan di UPT Puskesmas Sungai Malang

4) Bersedia dijadikan responden

5) Dapat berkomunikasi dengan baik

6) Dapat membaca dan menulis

b) Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan dimana subyek penelitian tidak dapat mewakili

semua sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel dan akan menimbulkan

bias pada hasil penelitian (Setiana dan Nuraeni, 2018). Kriteria eksklusi adalah

menghilangkan/ mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi

karena berbagai sebab yang dapat menimbulkan bias pada hasil penelitian

(Kurniawan dan Agustini, 2021).

Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu :

1) Responden menolak berpartisipasi

2) Pasien tidak menyelesaikan pengisian kuesioner dari awal hingga akhir.

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan

rumus Slovin yaitu Formula untuk menghitung jumlah sampel minimal jika perilaku

sebuah populasi belum diketahui secara pasti. Ukuran sampel menurut Slovin dalam

(Rangga, 2021) ditentukan berdasarkan rumus berikut : n = N / 1 + (N e2),

Dimana : n = Ukuran sampel


57

N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

penarikan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan,

misalnya 10%.

Adapun jumlah sampel yang diteliti :

n = 129/ 1 + (129 x (0,1x 0,1)

= 129/ 1 + 1,29

=129/ 2,29

= 56,33 sampel

Jadi jumlah sampel yang diteliti dengan jumlah 129 populasi adalah 56 sampel

pada penderita hipertensi di UPT Puskesmas Sungai Malang.

D. Variabel penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini dibedakan menjadi dua variabel yaitu variabel bebas

(Independent Variable) dan variabel tergantung/terikat (Dependent Variable) menurut

(Nasution, 2017):

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (Independent Variable) yang sering disebut variabel stimulus,

prediktor, anteseden merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat . Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah lama pengobatan hipertensi.


58

2. Variabel tergantung/terikat (Dependent Variable)

Variabel tergantung/terikat (Dependent Variable) sering disebut sebagai

variabel output, kriteria, konsekuen. yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas . Variabel tergantung/terikat dalam penelitian ini adalah

kepatuhan minum obat hipertensi.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dirancang untuk mendeskripsikan variabel penelitian

sedemikian rupa sehingga bersifat spesifik (tidak berinterpretasi ganda) (Efendi,

2016). Ada pun definisi operasional pada masing-masing variabel penelitian ini dapat

dijabarkan dalam tabel berikut:

Table 3.1

Definisi Operasional Penelitian Pengaruh Dukungan Suami terhadap


Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengonsumsi Tablet Fe di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Malang.

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil dan Kategori Skala


Operasional Ukur
Variabel Independen
1. Dukungan Komunikasi verbal Kuesioner 1. Skor 8-12 = Ordinal
Suami dan non-verbal, rendah
saran, bantuan 2. Skor 13 – 16 =
Tinggi
yang nyata atau
tingkah laku yang
diberikan oleh
suami terhadap ibu
hamil didalam
lingkungan
59

sosialnya
merupakan suatu
bentuk wujud dari
sikap perhatian dan
kasih saying yang
dapat diberikan
baik fisik maupun
psikis.
Variabel Dependent
2 Kepatuhan Tingkat kesediaan/ Kuesioner 1. Skor 8-14 = Ordinal
konsumsi ketaatan dalam Tidak Patuh
tablet Fe mengonsumsi 2. Skor 15-16 =
Patuh
tablet Fe secara
teratur dengan
waktu yang telah
ditentukan oleh
petugas kesehatan.

E. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

1. Pengumpulan Data

a. Jenis data

Jenis data penelitian ini yakni (Maulida, 2020) :

1) Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan penelitian yang terstruktur dan

mengkuantifikasikan data untuk dapat digeneralisasaikan, dengan ciri-ciri sebagai

berikut:

a) Tujuan, pendekatan, subyek, sampel, sumber data sudah mantap dan rinci sejak

awal.
60

b) Langkah penelitan direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun.

c) Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian. Hipotesis menentukan

hasil yang diramalkan.

d) Dalam desain penelitian sudah jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang

akan diharapkan.

e) Kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan.

f) Analisis data dilakukan sesudah semua data terkumpul.

Jadi, pada Pengaruh Dukungan Suami terhadap Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil

dalam Mengonsumsi Tablet Fe di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Malang

menggunakan jenis data penelitian kuantitatif.

b. Sumber Data

Sumber data pada penelitian terbagi dua yaitu :

1) Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari repsonden

melalui kuesioner.

2) Data sekunder adalah data pendukung untuk melengkapi data primer dan

merupakan data yang diperolah bukan dari responden yang akan diteliti akan tetapi

dari sumber lain.

c. Cara pengumpulan data

1) Menggunakan data primer, data yang didapat peneliti dari responden


dilapangan diperoleh dengan cara mengajukan pernyataan melalui
61

kuesioner tentang dukungan keluarga yang akan dijawab oleh ibu hamil,
lembar observasi untuk mengukur kepatuhan ibu minum obat fe di
wilayah kerja UPT Puskesmas Sungai Malang .
2) Mengunakan data sekunder, data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Hulu Sungai Utara dan tempat penelitian di UPT Puskesmas
Sungai Malang Kabupaten Hulu Sungai Utara yaitu dengan melihat buku
register ibu hamil sebagai dat dasar dalam menentukan sasaran yang akan
diberikan kuesioner .
d. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti

dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah olehnya . Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang sudah di

uji valid dan realibilitas. Kuesioner berisi sejumlah pertanyaaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden sesuai tujuan yang diinginkan

oleh calon peneliti (Anam, 2017).

Dengan kategori:

Interval = skor tertinggi-skor terendah : 2

14-0 = 7

 Patuh, Jika skor berada di antara 8 – 14. Total skor  50% (51%-100%).

 Tidak patuh, jika skor berada di antara 0 -7. Total skor ≤ 50% (0%-50%).
62

2. Pengolahan Data

Ada beberapa tahapan dalam pengolahan data, yaitu:

a. Coding, merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka atau bilangan. Pemberian kode bertujuan untuk mempermudah

analisis data dan entry data .

b. Editing, merupakan kegiatan pengecekan isi kuesioner apakah kuesioner sudah

diisi dengan lengkap, jelas jawaban dari responden, relevan jawaban dengan

pertanyaan, dan konsisten. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang

tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner

tersebut dikeluarkan . Pada tahap ini peneliti melakukan koreksi data untuk

melihat kebenaran pengisian dan kelengkapan jawaban kuesioner dari responden.

Hal ini dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga bila ada kekurangan

segera dapat dilengkapi. Selama proses penelitian ada beberapa data yang tidak

terisi sehingga peneliti meminta responden untuk melengkapinya sehingga

didapatkan data yang lengkap.

c. Entry Data, adalah suatu proses memasukkan data dari lembar kuesioner kedalam

komputer untuk selanjutnya dilakukan analisa data dengan menggunakan program

computer setelah semua jawaban diberikan kode serta lembar kuesioner terisi

penuh dan benar.

d. Cleaning, yaitu proses pengecekan kembali data yang sudah di entry untuk

memastikan tidak terdapat kesalahan pada data tersebut.


63

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk mengetahui apakah kuesioner “valid” dan “reliable” dilakukan uji

validitas dan reliabilitas . Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di UPT Puskesmas

Amuntai Selatan yang berada di Jl. Gaya Baru Desa Telaga Silaba Kecamatan

Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan 30 Responden. Berdasarkan

kaidah penelitian yaitu batas minimal jumalah 30 responden karna jumlah 30

responden adalah batas jumlah antara sedikit dan banyak yang akan mendekati

fenomena ciri atau sifat alami yang sebenarnya (Ridwan, 2019).

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur. Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini

menggunakan program komputer dengan uji pearson product moment, dimana hasil

akhirnya (r hitung) dibandingkan dengan r tabel yang dapat dilihat pada tabel nilai r

product moment. Suatu instrumen dikatakan valid jika r yang didapatkan dari hasil

pengukuran item soal (r hasil) lebih besar dari r tabel (0,361), r tabel didapatkan dari

r pearson product moment dengan α =5% (0,05) (Sugiyono, 2016).

Kriteria pengujian validitas menggunakan product moment, sebagai berikut :

a. Jika rhitung > rtabel maka instrumen dinyatakan valid.

b. Jika rhitung < rtabel maka instrumen dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
64

dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan berkali-kali. Penentuan

reliabilitas instrumen, hasil uji coba ditabulasi dalam tabel dan analisis data dicari

varian tiap item kemudian dijumlahkan menjadi varian total. Instrumen dikatakan

realibel dan dapat digunakan sebagai alat untuk pengumpulan data jika r yang

didapatkan >r α (0,6), dengan r α sebesar 0,6 . Penetapan suatu data reliabilitas

adalah dengan membandingkan nilai Cronbach’s Alpha yang harus lebih besar

konstanta (Yusup, 2018).

Untuk reliabilitas dengan melihat koefisien Cronbach Alpha dengan

memperbandingkannya dengan ketetapan reliabilitas sebesar 0,7. Kriteria pengujian

reliabilitas, sebagai berikut:

a. Jika rhitung > rtabel maka instrumen dinyatakan reliabel.

b. Jika rhitung < rtabel maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.

E. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah untuk mencari hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat.

1) Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan Untuk menjelaskan karakteristik responden

dengan gambaran distribusi frekuensi atau besarnya faktor independen dan dependen

sehingga diketahui varian dari masing-masing variabel (Sugiyono, 2018). Analisa

univariat dalam penelitian ini adalah dukungan suami dan kepatuhan minum tablet Fe

ibu hamil dengan kuesioner kemudian ditabulasi, dikelompokkan, dan diberi skor.
65

Untuk penelitian ini variabel dukungan suami merupakan jenis data kategori. Data

kepatuhan minum tablet Fe ibu hamil, dalam bentuk distribusi frekuensi dan

presentase dengan bantuan komputer.

2) Analisis Bivariat

Analisa bivariat adalah analisis yang digunakan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkorelasi yaitu antara variabel bebas dan variabel terikat

(Puspita, 2016). Analisis bivariat pada penelitian ini guna untuk mengetahui

Pengaruh Dukungan Suami terhadap Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil dalam

Mengonsumsi Tablet Fe di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Malang.

Analisis untuk membuktikan kebenaran hipotesis dengan mengggunakan uji

statistik chi square, karena penelitian ini menggunakan data kategorik, jenis

penelitian analitik, desain Cross Sectional, jenis hipotesis assosiatif atau hubungan

dengan skala pengukuran ordinal dan nominal. Dan penghitungan Confidence

Interval (CI) digunakan taraf signifikansi 95% dengan nilai kesalahan 5% (Puspita,

2016).

Memilih nilai  2 atau pvalue yang paling sesuai harus berpedoman pada

asumsi-asumsi yang terkait dengan uji  2 , yaitu

a. Pada tabel lebih dari 2x2 (misalnya 3x2 atau 3x3), apabila nilai frekuensi harapan

(expected) yang kurang dari 5 tidak lebih dari 20%, maka nilai  2 atau p-value

dari pearson chi-square atau likelihood ratio yang digunakan.

b. Jika tabel 2x2, nilai  2 atau p-value dari continuity correction dilaporkan. Tetapi
66

jika nilai frekuensi harapan kurang dari 5 sebanyak 20% atau lebih, maka nilai p-

value dari fisher’s exact test yang digunakan. Hasilnya berpatokan pada jika :

1. Nilai Sig < 0,05 Ho ditolak artinya ada perbedaan proporsi atau ada hubungan

antara kedua variabel.

2. Nilai Sig ≥ 0,05 Ho diterima artinya tidak ada hubungan perbedaan proporsi

atau tidak ada hubungan antara kedua variabel (Setyaningsih, 2019).


DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. (2019). Populasi Dan Sampel. Wood Science and Technology, 16(4), 293–
303.
Anam, R. S. (2017). Instrumen Penelitian yang Valid dan Reliabel. Jurnal Edukasi
Sebelas April, 1(1).
Arnanda, D. (2021). Hubungan dukungan suami terhadap pemberian imunisasi dasar
lengkap di desa kedai damar kecamatan tebing tinggi tahun 2019 skripsi. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 2(5), 5666.
Astapani, Harahap Anggriani, A. (2020). Hubungan Cara Konsumsi Tablet Fe Dan
Peran Petugas Kesehatan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal
Kesehatan Tambusai, 1(1), 69–75.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jkt/article/view/1107
Ayudia, F. (2016). DUKUNGAN KELUARGA PADA PENCAPAIAN TARGET
DESA UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION ( UCI ) FAMILY SUPPORT
in the ACHIEVEMENT of the TARGET of UNIVERSAL CHILD
IMMUNIZATION VILLAGE ( UCI ). Jurnal Ilmu Kesehatan Online, 3(1), 30–
34.
Baharini, I. A., Pratama, A. N. W., & Christianty, F. M. (2017). Hubungan Efek
Samping Suplemen Zat Besi (Fe) dengan Kepatuhan Ibu Hamil di Puskesmas
Sumbersari Kabupaten Jember. E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 5(1).
Efendi, M. (2016). Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Jurnal Ilmiah
Akuntansi, 3(6).
Ekaningtyas, N. L. D., Lestari, N. G. A. M. Y., & Ekaningtyas, N. L. D. (2022).
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PERIODE PRANATAL. Kumarottama:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2).
https://doi.org/10.53977/kumarottama.v1i2.286
Ernawati, A. (2017). MASALAH GIZI PADA IBU HAMIL NUTRITIONAL
ISSUES AMONG PREGNANT MOTHERS. Jurnal Litbang, XIII(1).
Fatahilah. (2018). Program antenatal care terpadu dalam upaya penurunan angka
kematian ibu. Higeia Journal of Public Health Research and Development, 1(3).
Friedman. (2015). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset , Teori dan Praktik. In
Majalah Kedokteran Andalas (Vol. 37, Issue 1).
Fuada, N., Setyawati, B., Salimar, S., & Purwandari, R. (2019). HUBUNGAN
PENGETAHUAN MAKANAN SUMBER ZAT BESI DENGAN STATUS
68

ANEMIA PADA IBU HAMIL. Media Gizi Mikro Indonesia, 11(1).


https://doi.org/10.22435/mgmi.v11i1.2324
Gulo, A. R. B., Hasibuan, E. K., & Etty, C. R. (2021). SOSIALISASI PEMENUHAN
ASUPAN GIZI MELALUI EDUKASI NUTRISI PADA IBU HAMIL. JURNAL
PENGMAS KESTRA (JPK), 1(1). https://doi.org/10.35451/jpk.v1i1.771
Handayani, A., & M, P. D. (2021). Pengembangan Modul Dukungan Suami untuk
Mencapai Keseimbangan Kerja-Keluarga. PHILANTHROPY: Journal of
Psychology, 5(1), 17. https://doi.org/10.26623/philanthropy.v5i1.3253
Harismayanti, H., & Lihu, F. A. (2021). PENGARUH PEMBERIAN TABLET FE
DENGAN SARI KACANG HIJAU TERHADAP PENINGKATAN HB PADA
IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …. Zaitun (Jurnal Ilmu
Kesehatan).
Indra, I. M., & Cahyaningrum, I. (2019). Cara Mudah Memahami Metodologi
penelitian. In CV Budi Utama.
Izzaty, R. E., Astuti, B., & Cholimah, N. (2020). Asuhan kehamilan. In Angewandte
Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
Julianti, R. (2020). Tingkat Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Tablet Fe dan Ibu
Hamil. Jurnal Ilmiah Kesehatan Karya Putra Bangsa.
Kemenkes. (2019). Analisis RKP dan Pembicaraan Pendahuluan APBN. Angewandte
Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 3(2), 1.
https://www.neliti.com/id/publications/218225/kemajuan-teknologi-informasi-
dan-komunikasi-dalam-industri-media-di-indonesia%0Ahttp://leip.or.id/wp-
content/uploads/2015/10/Della-Liza_Demokrasi-Deliberatif-dalam-Proses-
Pembentukan-Undang-Undang-di-Indonesia
Martalisa, A. A., & Widyawaty, E. D. (2018). Hubungan Motivasi Keluarga Ibu
Hamil dengan Keteraturan Mengkonsumsi Tablet Fe. Jurnal Keperawatan Dan
Kebidanan, 1(2).
Maulida. (2020). TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM METODOLOGI
PENELITIAN. Darussalam, 21.
Nasution, S. (2017). Variabel penelitian. Raudhah, 05(02).
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Nurhayati, E. (2021). Psikologi Kehamilan Dalam Perspektif Al-qur’an. Kordinat:
Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam, 20(1).
https://doi.org/10.15408/kordinat.v20i1.20642
69

Purwanti, A. D. (2021). Hambatan Dalam Implementasi Program Gerakan 1000 Hari


Pertama Kehidupan : A Review. Cerdika : Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6).
Rafidah, R., & Yuliastuti, E. (2020). Persepsi dan Dukungan Keluarga terhadap
Pemberian Imunisasi MR. Jurnal Bidan Cerdas, 2(2), 97–103.
https://doi.org/10.33860/jbc.v2i2.67
Rahma, Y., Qariati, N. I., & Handayani, E. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan
Dukungan Suami Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi ( Fe
) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pengaron Tahun 2020. Universitas Islam
Kalimantan.
Rahmi, A. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahun dan Dukungan Suami Terhadap
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi. Jik- Jurnal Ilmu Kesehatan,
3(2), 61. https://doi.org/10.33757/jik.v3i2.159
Retnaningtyas, E., Retnoningsih, Kartikawati, E., Nuning, Sukemi, Nilawati, D.,
Nurfajri, & Denik. (2022). UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU
HAMIL MELALUI EDUKASI MENGENAI KEBUTUHAN NUTRISI IBU
HAMIL. ADI Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2).
https://doi.org/10.34306/adimas.v2i2.552
Rinata, E., & Andayani, G. A. (2018). Karakteristik ibu (usia, paritas, pendidikan)
dan dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil trimester III. Medisains,
16(1), 14. https://doi.org/10.30595/medisains.v16i1.2063
Sari, L. P., & Djannah, S. N. (2020). KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE
PADA IBU HAMIL. Quality : Jurnal Kesehatan, 14(2).
https://doi.org/10.36082/qjk.v14i2.103
Siagan, D. S. (2019). Perubahan Adaptasi Fisiologi Dalam Kehamilan. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9).
Sitompul, E. S., & Simbolon, J. L. (2020). PEMERIKSAAN HB PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS SITADATADA. Prosiding Seminar Nasional Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1). https://doi.org/10.24967/psn.v1i1.862
Soraya, N., & Santosa, H. (2021). Imunisasi pada Anak di Bawah Dua Tahun dan
Kaitannya dengan Persepsi Ibu serta Dukungan Suami. TROPHICO: Tropical
Public Health Journal, 1(1), 37–42.
https://talenta.usu.ac.id/trophico/article/view/6043
Wirmando, Ramadhani, N., Situngkir, R., & Exposto, A. A. (2021). PENGARUH
EDUKASI METODE TELENURSING TERHADAP KEPATUHAN MINUM
SUPLEMEN Fe PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PERTIWI KOTA
70

MAKASSAR. Jurnal Keperawatan Florence Nightingale, 4(1).


https://doi.org/10.52774/jkfn.v4i1.56
Yuliasari, D., Sari, D. R., Agustia, E., & Puspita, M. (2020). PENYULUHAN
TENTANG MANFAAT KONSUMSI TABLET FE BAGI IBU HAMIL DI
DUSUN SUKAJAYA I RT 01 & 02 DESA KURUNGAN NYAWA
KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2020.
JURNAL PERAK MALAHAYATI, 2(1).
Yusup, F. (2018). Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif.
Jurnal Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1).
https://doi.org/10.18592/tarbiyah.v7i1.2100

Anda mungkin juga menyukai