Anda di halaman 1dari 59

PENGARUH JUS BUAH BELIMBING MANIS TERHADAP

TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Mata Kuliah Pengantar Penelitian Keperawatan
Oleh :
Noveliawati 2021.051
Kamalia Romadhoni 2021.052

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI KOSALA


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

i
2023
PERSETUJUAN

Proposal Penelitian ini telah disetujui untuk di pertahankan di hadapa

Tim Penguji Proposal Penelitian SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PANTI KOSALA pada tanggal April 2023.

Pembimbing

(Budi Kristanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep,)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa


atas berkat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian ini dengan judul “Pengaruh Jus Buah Belimbing
Manis terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi”.
Proposal penelitian ini dilaksanakan untuk memenuhi syarat
menyelesaikan mata kuliah Pengantar Penelitian Keperawatan di
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI KOSALA tahun
2023.
Penulisan proposal penelitian ini dapat penulis selesaikan
berkat bantuan banyak pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Ratna Indriati, A.,M.Kes., selaku Penanggung jawab ketua
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI KOSALA.
2. Bapak Budi Kristanto, S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku pembimbing
yang telah membimbing dan mengarahkan serta memberi
masukan dalam penulisan proposal peelitian ini hingga
terselesaikan.
3. Bapak Diyono, S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku pengajar Pengantar
Penelitian Keperawatan
4. Orang Tua yang telah memberikan motivasi terhadap
pembuatan proposal penelitian ini
Penulis menyadari dalam penulisan proposal penelitian ini
masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan penulis ini di waktu yang akan datang.
Penulis berharap semoga proposal penelitian ini dapat berguna
bagi semua pihak.
Sukoharjo, April 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......……………………………………………………………..


i
HALAMAN PERSETUJUAN ....……………………………………………………
ii
KATA PENGANTAR ....…………………………………………………………….
iii
DAFTAR ISI .....……………………………………………………………………..
iv
DAFTAR TABEL ...…………………………………………………………………
v
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………….
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……….…………….
……………………… 1
B. Rumusan Masalah …………….……….
……………………………. 7
C. Tujuan Penelitian ..………………..….
………………………………. 7
D. Manfaat Penelitian ..…………………..
……………………………… 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ...
………………………………………………………… 9
B. Penelitian yang Relevan ……..……………………………… ….
….. 23
C. Kerangka Konsep ……………………………………………
……… 27

iv
D. Hipotesa ...
……………………………………………………………. 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Kerja Penelitian ....
……………………………………….. 29
B. Desain Penelitian
……………………………………………………. 30
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
………………………….. 30
D. Definisi Operasional .
………………………………………………… 31
E. Ruang Lingkup ...……………………..
………………………………. 33
F. Alat Penelitian / Instrumen Penelitian ………..………………….
33
G. Metode Pengumpulan Data ......……..
……………………………….. 34
H. Analisis Data ....................…………………..
……………………… 35
I. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………….
40
J. Jadwal Penelitian …………………………………………......
…….. 40
DAFTAR PUSTAKA ……..…………………………………………..
……………… 41

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional.………………………………………………..32

v
Tabel 3.2 Pemberian Jus Belimbing sebelum dan sesudah……………....36

Tabel 3.3 Nilai Tekanan Darah pada Lansia………………………….……..38

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian………………………………………………..…..40

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Permohonan Ijin Penelitian………………………………....45

Lampiran 2 Permohonan Menjadi Responden………………………...46

vi
Lampiran 3 Persetujuan Menjadi Responden…………………………..47

Lampiran 4 Lembar Observasi…………………………………...………..48

Lampiran 5 Lembar Tabulasi Data………………………………...……....49

Lampiran 6 Lembar SOP Jus Belimbing………………………..…..........51

vii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Kemenkes, (2016) Hipertensi atau tekanan darah

tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140

mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua

kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan

istirahat cukup/tenang.

Menurut Kemenkes, (2019) yang dikutip oleh WHO (2015)

menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menyandang

hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi.

Jumlah penyandang hipertensi meningkat setiap tahunnya,

diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang

terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta

orang meninggall akibat hipertensi dan komplikasinya.

Menurut Kemenkes, (2022) berdasarkan Riset Kesehatan

dasar pada tahun 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia adalah

33%. Namun hanya seperempat (8%) dari pasien hipertensi yang

terdiagnosa oleh dokter dan mengkonsumsi obat. Hipertensi

terbukti meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti gagal

jantung, stroke dan bahkan kebutaan. Walaupun banyaknya

komplikasi yang dapat muncul akibat hipertensi, hipertensi sering

kali tidak menyebabkan gejala mendadak dan dapat berujung pada

kematian atau kecacatan. Tekanan darah dikontrol oleh beragam

1
sistem tubuh yang kompleks, seperti sistem saraf, sistem ginjal,

jantung, dan hormonal. Selain itu genetik dan lingkungan juga

mempunyai pengaruh dalam pengaturan tekanan darah seseorang.

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak

menimbulkan gejala meskipun secara tidak sengaja beberapa

gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan

tekanan darah tinggi. Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,

perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan

yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada

seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya

berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala sakit

kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah, pandangan

menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,

mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat

mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi

pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif,

yang memerlukan penanganan segera (Manuntung, 2018).

Menurut Ernawati, et al. (2020), hipertensi yang terjadi dalam

kurun waktu yang lama akan berbahaya sehingga menimbulkan

komplikasi. Komplikasi tersebutdapat menyerang berbagai target

organ tubuh yaitu mata,jantung,pembuluh darah arteri, serta ginjal.

Sebagai dampak terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup

penderita menjadi rendah dan kemungkinan terburuknya adalah


3

terjadinya kematian pada hipertensi akibat komplikasi hipertensi

yang dimilikinya

Menurut Ernawati, et al. (2020), hipertensi yang tidak teratasi

dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya seperti payah

jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi jantung tidak

mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini

terjadi karena kerusakan otot jantung atau sistem listrik jantung.

Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadi stroke, karena

tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh

darah yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada

pembuluh darah diotak, maka terjadi perdarahan otak yang dapat

berakibat kematian. Hipertensi dapat menyempitkan dan

menebalkan aliran daarah yang menuju ginjal, yang berfungsi

sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan

tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya

kembali kedarah. Selain itu hipertensi dapat menyebabkan

pecahnya pembuluh daarah di mata, sehingga mengakibatkan

penglihatan menjadi kabur atau buta. Perdarahan pada retina

mengakibatkan pandangan menjadi kabur, kerusakan organ mata

dengan memeriksa fundus mata untuk menemukanperubahan yang

berkaitan dengan hipertensi yaitu retinopati pada hipertensi.

Menurut Hendra, (2021) penatalaksanaan hipertensi

merekomendasikan strategi pengobatan pada penatalaksanaan

hipertensi saat ini adalah dengan menggunakan terapi obat

3
4

kombinasi pada sebagian besar pasien, untuk mencapai tekanan

darah sesuai target. Pengobatan dapat diberikan dalam bentuk pil

tunggal berkombinasi, bila tersedia, sehingga dapat meningkatkan

kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Adapun lima golongan

obat antihipertensi utama yang rutin direkomendasikan yaitu

Angiotensin coverting enzyme inhibitor (ACEi), Angiotensin

Receptor Blocker (ARB), beta bloker, Calcium Channel Bloker

(CCB) dan diuretik.

Menurut Tasalim, et al. (2021) modifikasi gaya hidup dalam

penatalaksanaan nonfarmakologi sangat penting untuk mencegah

tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan nonfarmakologis pada

penderita hipertensi bertujuan untuk menurunkan tekanan darah

tinggi dengan cara memodifikasi faktor resiko yaitu

mempertahankan berat badan ideal, mengurangi asupan natrium

(sodium), batasi konsumsi alkohol, konsumsi kalium dan kalsium

sesuai dosis, menghindari merokok, penurunan stres. Aromaterapi

(relaksasi), terapi masase (pijat), diet sehat dengan buah-buahan

dan sayur-sayuran. Cara mencegah hipertensi dengan

mengkonsumsi buah-buahan seperti buah pisang ambon, buah

semangka, buah pepaya, buah belimbing, buah alpukat, buah

mengkudu. Buah belimbing wuluh, buah naga, buah melon.

Menurut Hariana, (2013) buah belimbing manis memiliki rasa

asam, manis, bersifat netral, sedangkan bagian bungan memiliki

rasa manis, netral. Batang, daun, dan akar memiliki rasa asam,

4
5

kelat, dan netral. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam

belimbing manis diantaranya protein, lemak, kalsium, fosfor, besi,

dan vitamin A, B, serta vitamin C. Efek farmakologis tumbuhan

belimbing manis, diantaranya antiradang, peluruh liur, peluruh

kemih, antimalaria, menghilangkan panas, pelembut kulit

(astringen), analgesik (menghilangkan sakit) dan antirematik.

Menurut hasil penelitian Ningsih (2019), yang berjudul

“Pengaruh Jus Belimbing Terhadap Penurunan Tekanan darah

pada Lansia di KelurahanTanjung Paku wilayah kerja Puskesmas

Tanjung Paku Kota Solok”, dengan metode penelitian quasi

eksperiment, menunjukkan bahwa sebelum dan sesudah dilakukan

intervensi dengan pemberian jus belimbing terlihat adanya

penurunan tekanan darah yaitu 1 orang mengalami penurunan 10

mmHg, 2 orang mengalami penurunan 15 mmHg dan 1 orang

mengalami penurunan 20 mmHg. Dari hasil penelitian sebelum

dilakukan intervensi dengan pemberian jus belimbing kepada

responden dengan hipertensi ringan diperoleh rata rata 150 mmHg

dengan standar deviasi 8,16. Sedangkan pada saat sesudah

dilakukan pemberian jus belimbing diperoleh nilai rata rata sebesar

135 mmHg dengan standar deviasi 4,08. Terlihat adanya

perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus

belimbing. Hasil statistik didapatkan p value = 0,000 < α = 0,01

yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara tekanan

5
6

darah sebelum dan sesudah diberikan jus belimbing kepada

responden dengan hipertensi.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Arza dan Irawan

(2018), yang berjudul “Pengaruh pemberian Jus Averrhoa

Carambola terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia

penderita Hipertensi “ dengan metode penelitian quasi eksperiment

di dapatkan nilai menunjukkan p=0.000 (sistolik), p=0.000

(diastolik) diperoleh hasil bahwa sebelum dilakukan pemberian jus

belimbing rata-rata sistolik tekanan darah lansia 175 mmHg dan

rata-rata tekanan darah diastolik 92 mmHg. Setelah diberikan

pemberian jus belimbing terjadi penurunan tekanan darah lansia

menjadi rata-rata sistolik 135 mmHg dan rata-rata tekanan darah

diastolik 79 mmHg. Dapat disimpulkaan bahwa terdapat pengaruh

pemberian jus belimbing terhadap penurunan tekanan darah.

Kaplingan merupakan salah satu Kelurahan Jebres,

Kecamatan Jebres, Kota Surakarta di Jawa Tengah, data yang

tercatat di Puskesmas bahwa RW 20, terdapat 15 orang yang

terkena hipertensi, 10 orang mengkonsumsi obat antihipertensi, 5

orang lainnya memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan

cara menghindari makanan yang banyak mengandung garam.

Adapun berdasarkan informasi awal, warga belum pernah

melakukan terapi herbal dengan jus belimbing untuk menurunkan

hipertensi.

6
7

Berdasarkan uraian di atas dan dikarenakan belum pernah

dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian jus belimbing

terhadap hipertensi di wilayah Kelurahan Jebres, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh jus

belimbing manis terhadap tekanan darah pada penderita

hipertensi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh jus

belimbing manis terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi” ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh jus belimbing manis terhadap

tekanan darah pada penderita hipertensi

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tekanan darah sebelum konsumsi jus

belimbing manis pada penderita hipertensi

b. Untuk mengetahui tekanan darah sesudah konsumsi jus

belimbing manis pada penderita hipertensi

7
8

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna

untuk mengembangkan dan menambah pengetahuan pengaruh

buah belimbing manis terhadap tekanan darah pada penderita

hipertensi.

2. Secara Praktis

a. Bagi penderita hipertensi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman

tentang pengaruh konsumsi jus buah belimbing terhadap

tekanan darah.

b. Bagi institusi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

bahan kajian pada pengajaran mata kuliah keperawatan

medikal bedah tentang pengaruh buah belimbing manis

terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi.

c. Bagi pelajar kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pelajar

dibidang kesehatan dalam mata kuliah keperawatan medikal

bedah tentang pengaruh buah belimbing manis terhadap

tekanan darah pada penderita hipertensi.

d. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan

8
9

dengan belimbing manis terhadap tekanan darah pada

penderita hipertensi.

9
10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Tekanan Darah Tinggi

a. Pengertian

Menurut Hastuti (2019), hipertensi adalah suatu keadaaan

dimana tekanan darah menjadi naik yaitu tekanan darah

sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90

mmHg pada pemeriksaan yang berulang, karena gangguan

pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen

dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke

jaringan tubuh yang membutuhkannya.

Menurut Majid (2018), hipertensi terjadi jika tekanan darah

lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi adalah suatu keadaan di

mana terjadi peningkatan tekanan darah secara abnormal

dan terus menerus pada beberapa faktor resiko yang tidak

berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan

tekanan darah secara normal.

b. Etiologi

Menurut Asikin, et al. (2016), sejumlah etiologi yang dapat

menyebabkan hipertensi yaitu usia, jenis kelamin, ras, dan

pola hidup.

1) Usia

10
10
11

Pengidap hipertensi yang berusia lebih dari 35 tahun

meningkatkan insidensi penyakit arteri dan kematian

prematur.

2) Jenis kelamin

Insidensi terjadinya hipertensi pada pria umumnya lebih

tinggi dibandingkan dengan wanita. Namun, kejadian

hipertensi pada wanita mulai meningkat pada usia paruh

baya, sehingga pada usia di atas 65 tahun insidensi pada

wanita lebih tinggi.

3) Ras

Hipertensi pada orang yang berkulit hitam lebih sedikit

dua kalinya dibandingkan dengan orang yang berkulit

putih.

4) Pola hidup

Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan

kehidupan atau pekerjaan yang penuh stres

berhubungan dengan kejadian hipertensi yang lebih

tinggi. Obesitas juga dipandang sebagai faktor risiko

utama. Merokok dipandang sebagai faktor risiko tinggi

bagi pengidap hipertensi dan penyakit arteri koroner.

Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia merupakan faktor

utama dalam perkembangan aterosklerosis yang

berhubungan dengan hipertensi.


12

c. Klasifikasi

Menurut Irwan (2016), klasifikasi hipertensi dibedakan

menjadi 2 yaitu :

1) Hipertensi primer

adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah

tinggi akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan

faktor lingkungan. Seseorang yang pola makannya

tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat

badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus

awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi.

Begitu pula seseorang yang berada dalam lingkungan

atau kondisi stresor tinggi sangat mungkin terkena

penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang

yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan

darah tinggi.

2) Hipertensi sekunder

Adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan

tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang

mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal

jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon

tubuh. Sedangkan pada ibu hamil, tekanan darah

secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20

minggu.Terutama pada wanita yang berat badannya

diatas normal atau gemuk.


13

d. Patofisiologi

Menurut Irwan, (2016) hipertensi disebabkan oleh

peningkatan curah jantung atau peningkatan resistensi

perifer. Area yang dicakup berbagai mekanisme yang

mempengaruhi curah jantung/resistensi perifer yang terlibat

dalam pengembangan hipertensi esensial ini termasuk

genetika, aktivitas sistem saraf simpatis, mekanisme ginjal,

asupan natrium berlebih dan tekanan natriuresis, mekanisme

vaskuler, disfungsi sel endotel dan jalur oksida nitrat,

mekanisme hormonal, sistem renin angiotensin aldosteron

(RAAS), obesitas, obstructive sleep apnea (OSA), resistensi

insulin dan sindrom metabolik, asam urat, vitamin D,

perbedaan gender, faktor ras, etnis, dan lingkungan,

peningkatan gaya ejeksi ventrikel kiri dan hipertensi dan

hubungannya dengan peningkatan aktivitas simpatis basal

koneksi kortikol. Hubungan maksimum hipertensi ditemukan

dengan aktivitas berlebihan simpatis yang secara langsung

atau tidak langsung terlibat dalam berbagai mekanisme

hipertensi termasuk RAAS, OSA, obesitas, dll. Ini bukan

aktivitas simpatik terbuka tetapi terganggu nada simpatik

basal. Nada simpatik basal muncul dari hipotalamus,

mungkin dipengaruhi oleh pengaruh kortikol. Karena itu,

hipertensi bukan sekedar penyakit sistem peredaran darah


14

saja. Patogenesisnya melibatkan perubahan pada sistem

saraf otonom/Autonomy Nervus System (ANS) dan

kemungkinan pada koneksi kortikol hopotalamus.

Adapun penyebab hipertensi multifaktorial, diantaranya :

1) Ketika ada asupan natrium berlebih, terjadi retensi

natrium ginjal yang meningkatkan volume cairan

sehingga meningkatkan preload dan peningkatan

kontraktilitas.

2) Obesitas juga merupakan faktor dalam hipertensi karena

hiperinsulinemia berkembang dan hasil hipertrofi

struktural mengarah pada peningkatan resistensi

pembuluh darah perifer.

3) Perubahan genetik juga berperan dalam perkembangan

hipertensi karena ketika ada perubahan membran sel,

penyempitan fungsional dapat terjadi dan juga

menghasilkan peningkatan resistensi pembuluh darah

perifer.

e. Manifestasi klinis

Menurut Manutung (2018), manifestasi hipertensi adalah

sebagai berikut :

1) Sakit kepala

2) Kelelahan

3) Mual

4) Muntah
15

5) Sesak napas

6) Gelisah

7) Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya

kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

Kadang hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran

dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.

Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif yang

memerlukan penanganan segera.

f. Pemeriksaan penunjang

Menurut Manutung, (2018) pemeriksaan penunjang

hipertensi adalah sebagai berikut :

1) BUN/Kreatinin

Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

2) Kalsium serum

Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan

hipertensi

3) Urinalisa darah, protein dan glukosa

Mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya

diabetes

4) CT scan

Mengkaji tumor serebral, CSV, ensefalopati, atau

feokromositoma

5) EKG
16

dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan,

gangguan konduksi.

g. Komplikasi

Menurut Aspiani, (2015) komplikasi hipertensi adalah

sebagai berikut :

1) Stroke dapat terjadi akibat hemoragi akibat tekanan

darah tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas

dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan tinggi.

Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri

yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan

penebalan, sehingga aliran darah ke area otak yang

diperdarahi berkurang arteri otak yang mengalami

arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan

kemungkinan terbentuknya aneurisma

2) Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang

arterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke

miokardium atau apabila terbentuk trombus yang

menghambat aliran darah melewati pembuluh darah.

Pada hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan

oksigen miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan

dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.

Demikian juga, hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan

perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel


17

sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan pening

katan risiko pembentukan bekuan.

3) Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif

akibat tekanan tinggi pada kapiler glomerulus ginjal.

Dengan rusaknya glomerulus, aliran darah ke nefron

akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan

kematian. Dengan rusaknya membran glomerulus,

protein akan keluar melalui urine sehingga tekanan

osmotik koloid plasma berkurang dan menyebabkan

edema, yang sering dijumpai pada hipertensi kronis.

4) Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi, terutama

pada hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat

cepat dan berbahaya). Tekanan yang sangat tinggi

kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler

dan mendorong cairan ke ruang interstisial di seluruh

susunan saraf pusat. Neuron disekitarnya kolaps dan

terjadi koma serta kematian.

h. Penatalaksanaan

1) Non medikamentosa

Menurut Ernawati, et al. (2020) penatalaksanaan

hipertensi non medikamentosa adalah sebagai berikut :

a) Mengurangi asupan garam (kurang dari 5 gram setiap

hari)

b) Makan lebih banyak buah dan sayuran


18

c) Aktivitas fisik secara teratur

d) Menghindari penggunaan rokok/tembakau

e) Mengurangi konsumsi alkohol

f) Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh

g) Menghilangkan/mengurangi lemak trans dalam

makanan

2) Medikamentosa

Menurut Aspiani, (2015) penatalaksanaan hipertensi

medikamentosa adalah sebagai berikut :

a) Terapi oksigen

b) Pemantauan hemodinamik

c) Pemantauan jantung

d) Obat-obatan

(1) Diuretik. Chlorthalidon, Hydromox, lasix,

Aldactone, Dyrenium Diuretic bekerja melalui

berbagai mekanisme untuk mengurangi curah

jantung dengan mendorong ginjal meningkatkan

ekskresi garam dan airnya. Sebagai diuretik

(tiazid) juga dapat menurunkan TPR.

(2) Penyekat saluran kalsium menurunkan kontraksi

otot polos jantung atau arteri dengan

mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan

untuk kontraksi. Sebagian penyekat saluran

kalsium bersifat lebih spesifik untuk saluran lambat


19

kalsium otot jantung, sebagian yang lain lebih

spesifik untuk saluran kalsium otot polos vaskular.

Dengan demikian, berbagai penyekat kalsium

memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

menurunkan kecepatan denyut jantung volume

sekuncup, dan TPR.

(3) Penghambat enzim mengubah angiotensin II atau

inhibitor ACE berfungsi untuk menurunkan

angiotensin II dengan menghambat enzim yang

diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi

angiotensin II. Kondisi ini menurunkan darah

secara langsung dengan menurunkan TPR, dan

secara tidak langsung dengan menurunkan

sekresi aldosterone, yang akhirnya meningkatkan

pengeluaran natrium pada urine kemudian

menurunkan volume plasma dan curah jantung.

Inhibitor ACE juga menurunkan tekanan darah

dengan efek bradikinin yang memanjang, yang

normalnya memecah enzim. Inhibitor ACE

dikontraindikasi untuk kehamilan.

(4) Antagonis (penyekat) respetor beta (B-blocker),

terutama penyekat selektif, bekerja pada reseptor

beta di jantung untuk menurunkan kecepatan

denyut dan curah jantung.


20

2. Belimbing Manis

a. Pengertian

Menurut Lubis (2023), belimbing merupakan salah satu

jenis buah tropis yang sudah terkenal sejak dulu di

indonesia.

b. Sejarah

Menurut Lubis (2023), buah ini berasal dari kawasan

Asia, yakni Malaysia. Akan tetapi, Nikolai Inavovic

Vavilov, ahli botani Rusia, menyebutkan bahwa

belimbing berasal dari India lalu menyebar luas hingga

berbagai negara beriklim tropis lainnya di dunia.

Belimbing dalam bahasa latin dengan sebutan Averrhoa

carambola yang termasuk suku Oxalidaceae dan berasal

dari Malaya. Disebutkan pemberian nama Averrhoa

diambil dari nama seseorang kebangsaan arab yang

hidup pada kisaran 1126-1198. Sedangkan untuk

carambola diberikan oleh bangsa portugis ketika

menemukan dan melihat buah ini pertama kali dipantai

malabar india. Kemudian belimbing kembali ditemukan di

Malaysia. Persebaran belimbing kian hari kian

berkembang. Bisa dilihat dari banyaknya petani yang

memilih untuk membudidayakan buah ini, khususnya di

Asia Tenggara.
21

c. Karakteristik

Menurut Lubis (2023), belimbing merupakan salah satu

buah yang tingginya bisa mencapai 12 meter. Daunnya

majemuk berpasangan, anak daun berbentuk bundar

atau bundar telur. Bunganya kecil, berwarna merah

muda, dan beraroma harum. Semakin lama, buah akan

semakin besar, berlekuk, dan memiliki penampang

melintang layaknya bintang. Belimbing yang sudah

matang akan berwarna kuning dengan permukaan licin

berlapis lilin. Daging buah belimbing lumayan berarir

dengan rasa asam manis menyegarkan. Terdapat biji di

dalam daging buah yang dibungkus oleh selaput

berlendir. Di Indonesia budidaya belimbing juga sudah

semakin luas. Biasanya belimbing ditanam di

perkarangan rumah untuk dijadikan sebagai tanaman

peneduh. Belimbing manis memiliki sebutan berbeda

antara daerah yang satu dengan lainnya. Asom jorbing

(Batak). belimbing manih (Minangkabau), belimbing

manis (Melayu), belimbing amis (Sunda), blimbing legi

(Jawa Tengah), bhalingbhing manis (Madura), bainang

sulapa (Makasar), belireng (Bugis), balibi totofuko

(Halmahera), lembetua (Gorontalo), lombituka gula

(Buol), totofuko (Ternate), tofuo (Tidore).


22

d. Kandungan Belimbing Manis

Menurut Hariana, (2013) buah belimbing manis memiliki

rasa asam, manis, bersifat netral, sedangkan bagian

bungan memiliki rasa manis, netral. Batang, daun, dan

akar memiliki rasa asam, kelat, dan netral. Beberapa

bahan kimia yang terkandung dalam belimbing manis

diantaranya protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, dan

vitamin A, B, serta vitamin C. Efek farmakologis

tumbuhan belimbing manis, diantaranya antiradang,

peluruh liur, peluruh kemih, antimalaria, menghilangkan

panas, pelembut kulit (astringen), analgesik

(menghilangkan sakit) dan antirematik.

e. Khasiat dan manfaat

Menurut Ide, (2015) buah belimbing juga digunakan

untuk pencegahan bahkan terapi berbagai macam

penyakit, antara lain bermanfaat dalam menurunkan

tekanan darah, anti kanker, memperlancar pencernaan,

menurunkan kolesterol dan membersihkan usus.

Menurut Waruwu (2022), khasiat buah belimbing untuk

menurunkan berat badan, mengendalikan kadar gula

darah, meredakan sakit maag, memperkuat sistem imun

tubuh dan mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler

dan stroke.
23

f. Pemberian belimbing manis

Menurut Kim, (2018) Cara pemberiannya 200 gram

belimbing cuci belimbing manis hingga bersih, buang

bagian ujungnya, kemudian potong. Masukkan ke

blender, haluskan hingga halus,sajikan dalam keadaan

segar. Minum sebanyak dua kali sehari secara rutin.

Konsumsi segera setelah selesai dibuat.

B. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan penelitian pustaka yang penulis lakukan pada

penelitian terdahulu, terdapat penelitian yang relevan dengan

penelitian ini, diantaranya:

1. Cholifah, et al. (2018)

Penelitian yang dilakukan berjudul “Pengaruh Juice

Belimbing Manis (Averrhoa Carambola Linn) Terhadap Tekanan

Darah pada Lansia dengan Hipertensi di Desa Lemah Putih

Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan”. Tujuan penelitian ini

untuk mengetahui pengaruh pemberian jus belimbing manis

terhadap tekanan darah pada lansia di Desa Lemah Putih

Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan. Jenis penelitian ini

adalah quasi experiment dengan the randomized pre-test post-

test control group design. Populasi penelitian ini adalah lansia

yang penderita hipertensi yang berada di wilayah Desa Lemah

Putih Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan dengan jumlah


24

responden 30 orang. Hasil dari penelitian ini diperoleh

berdasarkan uji static t dependent menunjukkan p value

kelompok intervensi pada tekanan darah sistole sebesar 0,03,

dan diastole sebesar 0,014 (p<0,05) maka Ho di tolak yang

berarti pada kelompok intervensi terdapat pengaruh pemberian

jus belimbing manis terhadap tekanan darah lansia dengan

hipertensi. Sedangkan p value kelompok kontrol pada tekanan

darah sistole sebesar 0.786, dan diastole sebesar 0.953 (p>0.05)

maka Ho di terima yang berarti pada kelompok kontrol tidak ada

pengaruh pemberian jus belimbing terhadap tekanan darah

lansia dengan hipertensi.

2. Yazia dan Suryani (2021)

Penelitian yang dilakukan berjudul “Pengaruh Pemberian

Buah Belimbing Manis Terhadap Penurunan Tekanan Darah

pada Penderita Hipertensi”. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh pemberian belimbing manis terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah

Kerja Puskesmas Paruh Padang. Jenis penelitian ini adalah

quasi experimental dengan menggunakan pretest-postest.

Populasi penelitian ini adalah warga di RW 05 Kelurahan Limau

Manis Wilayah Kerja Puskesmas Pauh dengan jumlah

responden 18 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan tekanan darah

sebelum dan sesudah pemberian buah belimbing manis yaitu


25

tekanan darah sistolik 9,44 mmHg dan diastolik 5,55 mmHg

dengan hasil uji statistik sistolik menunjukkan nilai p=0,001 dan

diastolik p=0,014. Dapat disimpulkan ada perbedaan yang

bermakna antara tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum

dan sesudah pemberian buah belimbing manis.

3. Arza dan Irawan (2018)

Penelitian yang dilakukan berjudul “Pengaruh Pemberian

Jus Averrhoa carambola Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Pada Lansia Penderita Hipertensi”. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh pemberian Jus Averrhoa carambola

terhadap penurunan tekanan darah pada lansia. Jenis penelitian

ini adalah studi pra eksperimen dengan one group pretest-

posttest desain. Populasi penelitian ini adalah lansia penderita

hipertensi yang ada di Desa Pasar Siulak Gedang Kecamatan

Siulak Kabupaten Kerinci dengan jumlah responden 20 orang

yang dipilih secara purposive sampling. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik pada uji statistik

menunjukkan bahwa p=0,000 (p˂0,05) artinya bahwa Ha

diterima atau tekanan darah sistolik antara sebelum dan sesudah

pemberian jus belimbing terdapat pengaruh secara signifikan.

4. Khusuma, et al. (2020)

Penelitian yang dilakukan berjudul “Efektifitas Belimbing

Manis (Averrhoa Carambola Linn) Sebagai Anti Hipertensi pada

Pasien Hipertensi di Puskesmas Metro Pusat, Kota Metro”.


26

Tujuan penelitian ini untuk mengtahui efektivitas belimbing manis

(Averrhoa Carambola Linn) sebagai anti hipertensi. Jenis

penelitian ini adalah pre-experiment designs rancangan one

group pre-test post-test. Populasi penelitian ini adalah pasien

baru penderita hipertensi di Puskesmas Metro Pusat dengan

responden 23 orang dengan teknik purposive sampling. hasil dari

penelitian ini menunjukkan analisis paired sample t-test

didapatkan p-value 0.00 < a 0,05. Kesimpulannya belimbing

manis efektif sebagai anti hipertensi dengan rerata tekanan

darah setelah diberi perlakuan lebih rendah secara bermakna

dibandingkan sebelum diberi perlakuan.


27

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini dapat diuraikan sebagai

berikut :

Pencegahan dan pengobatan Hipertensi

Pencegahan Pengobatan
1. Mengurangi asupan garam 1. Terapi Oksigen
2. Makan lebih banyak buah 2. Pemantauan hemodinamik
dan sayuran 3. Pemantaun jantung
3. Aktivitas fisik secara teratur 4. Obat-obatan
4. Menghindari penggunaan 5. Pemberian jus belimbing
rokok/tembakau manis
5. Mengurangi konsumsi
alkohol
6. Membatasi asupan makanan
tinggi lemak jenuh
Penurunan tekanan darah
7. Menghilangkan / mengurangi
Pada pasien dengan
lemak trans dalam makanan
Hipertensi

Keterangan :

: area penelitian
28

D. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah ada pengaruh Pemberian Jus

Belimbing terhadap penurunan Tekanan Darah pada Hipertensi.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Kerja Penelitian

Menurut Candra, et al. (2021), kerangka penelitian adalah

konsep yang menggambarkan adanya saling berhubungan antara

variabel satu dengan lainnya yang ditunjukan dengan arah secara

detail dan sistematis, sehingga penelitian bisa lebih mudah dipahami

dan dalam laporan penelitian penyampaiannya bisa dijelaskan secara

runtut. Kerangka penelitian dibuat sebelum tahap-tahap penelitian,

sehingga bisa fokus terhadap masalah yang akan dikaji dalam

penelitian. Selain itu kerangka penelitian bisa membuat kedalaman

penelitian tetap terjaga.

Pada penelitian ini yang berjudul “ Pengaruh Jus Buah

Belimbing Manis terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi”,

penulisan kerangka penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

O
X1 X2

Keterangan:

X1 : Tekanan darah sebelum meminum jus buah belimbing manis

X 2 : Tekanan darah setelah meminum jus buah belimbing manis

O : Perlakuan (pemberian jus buah belimbing manis)

29
30

B. Desain Penelitian

Desain penelitian dapat diibaratkan sebagai petunjuk arah.

Selama proses penelitian, desain penelitian digunakan sebagai

panduan supaya peneliti tidak mengalami kesulitan dalam

menemtukan tujuan penelitian. Desain penelitian juga digunakan

sebagai penggambaran hubungan antara variabel secara jelas,

termasuk pengumpulan data dan analisis data (Donsu, 2016).

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen (quasi

experiment). Desain penelitian menggunakan rancangan one group

pre-test dan post-test untuk mengetahui pengaruh pemberian jus buah

belimbing manis terhadap penurunan hipertensi dengan cara

membandingkan tekanan darah sebelum dan sesudah mengonsumsi

jus belimbing manis.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh objek atau subjek yang memiliki

kualitas dan karakteristik tertentu yang sudah ditentukan oleh

peneliti sebelumnya. Populasi dapat disimpulkan sebagaai objek

atau subjek yang berada pada suatu wilayah yang telah memenuhi

syarat penelitian (Donsu, 2016).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang

memiliki tekanan darah tinggi di RW 20 Kelurahan Jebres sejumlah

30 orang.
31

2. Sampel

Menurut Kurniawan yang dikutip oleh Sugiyono (2021), sampel

adalah bagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut,

Untuk itu sample yang diambil dari populasi harus betul-betul

mewakili. Yang dimaksud mewakili hanyalah sebagai cermin yang

dapat dipandang menggambarkan keadaan populasi.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang memiliki

tekanan darah tinggi di RW 20 Kelurahan Jebres sejumlah 30

0rang.

3. Sampling

Menurut Yusuf, (2020) Sampling adalah suatu cara untuk

menentukan banyaknay sampel dan pemilihan calon anggota

sampel, sehingga setiap sampel yang terpilih dalam penelitian

dapat mewakili populasinya (representatif) baik dari aspek jumlah

maupun dari aspek karakteristik yang dimiliki populasi.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling

jenuh, dimana semua populasi digunakan sebagai responden

penelitian.

D. Definisi Operasional

Menurut Donsu, (2016) Definisi operasional adalah

variabel operasional yang dilakukan penelitian berdasarkan

karakteristik yang diamati. Definisi operasional ditentukan

berdasarkan parameter ukuran dalam penelitian. Definisi


32

operasional mengungkapkan variabel dari skala pengukuran

masing-masing variabel tersebut. Definisi operasional dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1
Definisi Operasional Pengaruh Pemberian Jus buah Belimbing Manis terhadap
Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi

Skala
Variabel Definisi Alat ukur Indikator Hasil
ukur
Tekanan Tekanan -stetoskop - interval Normal:
darah pada darah adalah -tensi 130/80 mmHg
pendeita daya tekan meter Hipertensi :
hipertensi volume darah -lembar 150/90 mmHg
yang dipompa observasi
oleh jantung
terhadap tekanan
dinding arteri

Perlakuan : Pemberian Jus Belimbing Manis

1. Pengertian

Jus belimbing manis adalah minuman yang mengandung

protein, lemak, kalsium, vitamin A B C yang berkhasiat untuk

menurunkan tekanan darah.

2. Prosedur membuat jus belimbing

Menurut Kim (2018), prosedur membuat jus belimbing sebagai berikut

Bahan dan alat yang dipergunakan:

1) Buah belimbing manis 200 gram

2) Blender

3) Gelas
33

4) Air

5) Baskom

6) Sarinngan

7) Pisau

Tahapan dan pembuatan :

1) Bersihkan buah belimbing manis di baskom menggunakan air

2) Buang ujung belimbing manis menggunakan pisau

3) Kemudian potong menggunakan pisau

4) Lalu masukkan ke dalam blender

5) Tekan tombol power, lalu tunggu sampai halus

6) Kemudian saring menggunakan saringan

7) Sajikan menggunakan gelas

Minum sebanyak dua kali sehari secara rutin, konsumsi segera setelah

selesai dibuat.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah seluruh lansia yang memiliki

tekanan darah tinggi di Kelurahan Jebres yang akan diobservasi

tekanan darah sebelum dan sesudah meminum jus buah belimbing

manis.

F. Alat Penelitian dan Instrumen Penelitian

Menurut Kurniawan yang dikutip oleh Sugiyono (2021), mengatakan

bahwa instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

melihat dan mengukur fenomena alam maupun sosial yang


34

menyebutkan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan

peneliti untuk memperoleh, mengukur, dan menganalisis data dari

subjek atau sampel mengenai topik atau masalah yang diteliti.

Alat ukur yang digunakan adalah tensimeter, stetoskop, dan lembar

observasi untuk mengobservasi tekanan darah tinggi sebelum dan

sesudah meminum jus belimbing manis.

G. Metode Pengumpulan Data

Menurut Rifkhan, (2020) mengatakan teknik pengumpulan data

dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan) kuesioner (angket),

wawancara, dokumentsi, dan tinjauan literatur. Langkah-langkah

pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Mengurus permohonan surat pengantar penelitian dari SEKOLAH

TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI KOSALA

2. Peneliti mengajukan surat izin di RW 20 Kelurahan Jebres

3. Setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan pendekatan kepada

lansia yang memiliki tekanan darah tinggi.

4. Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah

5. Peneliti menulis hasil tekanan darah di lembar observasi

6. Memberikan jus buah belimbing dan diberikan selama 1 minggu

7. Mengukur tekanan darah

8. Setelah data pre dan post didapatkan maka peneliti melakukan

pengolahan data.
35

H. Analisa Data

Proses analisa dapat digunakan untuk menjawab rumusan

masalah dalam penelitian. Berdasarkan teknik pengolahannya,

analisis data dapat dilakukan secara deskriptif san interval (Donsu,

2016).

1. Pengolahan Data

Menurut Sa’adah (2019), pengolahan data dilakukan dengan

cara sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa apakah terdapat

kekeliruan dalam pengisian instrumen (tidak lengkap, palsu,

tidak sesuai, dll) sehingga data valid dan dapat

dipertanggung jawabkan.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian tanda, kode simbol,

pada setiap data yang masuk dalam kategori yang sama.

c. Scoring

Scoring adalah melakukan penelitian penilaian untuk

jawaban responden. Untuk mempermudah dalam

mengkategorikan jenjang/peringkat setiap variabel dalam

penelitian.

d. Tabulating

Tabulating adalah mengelompokkan data dalam tabel

berdasarkan kriteria yang dikehendaki untuk menjelaskan

sesuatu dalam analisis deskriptif.


36

Tabel 3.2
Pemberian Jus Belimbing sebelum dan sesudah selama 1 minggu
No. Tekanan Darah
Responden Pre Post
1

Dst

2. Analisa Statistik

a. Analisa diskriptif (univariat)

Menurut Amruddin (2022), analisis deskriptif merupakan

analisis yang digunakan untuk menggambarkan karakteristik

data dari sampel yang berupa proporsi, mean, modus,

median, persentil.quartile, dapat disajikan sdalam tabel,

grafik, maupun diagram. Macam-macam data sederhana

deskriptif (univariat) yaitu :

1) Ukuran nilai tengah (tendensi sentral)

Terdapat beberapa ukuran nilai tengah, diantaranya

adalah sebagai berikut :

a) Rata-rata hitung

Rata-rata hitung adalah nilai tengah yang paling

sering digunakan dalam menganalisa data, sehingga

sering disebut rata-rata mean.


37

Rumus :

Keterangan :

(x) : rata-rata sampel

x1 : Nilai dalam suatu sampel

n : total banyaknya pengamatan dalam sampel

b) Modus

Modus adalah nilai pengukuran yang diperoleh dari

sebuah penelitian.

Rumus :

Keterangan :

Mo : Modus

B : batas bawah kelas interval berfrekuensi

terbanyak 0,5

p : panjang kelas interval

b1 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi

kelas interval sebelumnya

b2 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi

kelas interval berikutnya

c) Median

Median adalah nilai tengah untuk mendapatkan

median data hasil penelitian dibagi dua sama banyak.

Rumus :

Jika sampel (n) ganjil

Me = (n + 1) : 2
38

Jika sampel (n) genap

Me = (n : 2)

b. Analisa bivariat

Menurut Donsu, (2016) Analisa bivariat adalah

analisa data yang menganalisis dua variabel. Analisa ini

digunakan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh X

dan Y antara variabel satu dengan variabel lainnya.

Selain mencari pengaruh X dan Y analisa bivariat juga

digunakan untuk mencari perbedaan variabel X dan Z.

1) Hipotesis penelitian ini adalah : ada pengaruh

pemberian jus belimbing manis terhadap penurunan

tekanan darah pada lansia

2) Membuat tabel statistik

Tabel statistik pada penelitian dengan judul pengaruh

pembeian jus belimbing manis terhadap penurunan

tekanan darah pada lansia adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3
Nilai Tekanan darah pada Lansia sebelum dan sesudah
diberikan jus belimbing

Kategori Pre Post

F % F %

Normal

Hipertensi

3) Menentukan tingkat kepercayaan


39

Tingkat kepercayaan untuk penelitian ini adalah p = 0,05

atau 5% : tingkat kepercayaan 95% atau tingkat

kesalahan 5% yang berarti kemungkinan terjadi 5

kesalahan dari 100 kesimpulan yang dibuat.

4) uji statistik

Data yang sudah terkumpul akan dianalisa menggunakan

paired t-test dengan :

a) Rumus

Keterangan :

: rata-rata selisih pengamatan

d : selisih pengamatan

SD (d) : standar deviasi selisih pengamatan

n : jumlah sampel penelitian

b) Program SPSS for Windows seri 18

5) Menuliskan kriteria penarikan kesimpulan

Untuk menjawab hipotesa diterima atau ditolak,

peneliti menggunakan pedoman sebagai berikut :

a) Dengan rumus / manual :

Jika thitung> ttabel maka Ha diterima

Jika thitung < ttabel maka Ha ditolak

b) Dengan SPSS

Jika p <0,05 maka Ha diterima


40

I. Tempat dan Waktu Penelitian

Pada penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian jus

belimbing terhadap penurunan Tekanan Darah pada Hipertensi

dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2023.

J. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian

ini dapat terperinci dalam tabel berikut :

Tabel 3.4
Jadwal Penelitian

2023
No J
Pelaksanaan u
Maret April Mei Juni
Kegiatan l
i
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul dan
persetujuan Judul
2. Penyusunan Proposal
3. Ujian Proposal
4. Revisi dan pengumpulan
Proposal
5. Pengumpulan Data
Pembahasan Laporan
6. Ujian hasil penelitian
7. Revisi hasil penelitian

8. Pengumpulan hasil
penelitian
41

DAFTAR PUSTAKA

Amruddin, et al. (2022). Metodologi penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.


Dilihat 14 April 2023.
https://books.google.co.id/books?
id=gYvvDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=teknik+sampling+yus
fita+yusuf&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_s
earch&ovdme=1&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=teknik
%20sampling%20yusfita%20yusuf&f=false

Arza, A. P. & Irawan, A. (2018). "Pangaruh Jus Averrhoa Carambola


terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Penderita
Hipertensi". Jurnal Kesehatan.9.(1). Diakses pada tanggal 20 Maret
2023.

Aspiani, R. (2015). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan


Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. EGC, Jakarta.

Candra, et al. (2021). Pengantar Metodologi Penelitian. Dilihat 14 April


2023. https://books.google.co.id/books?
id=mSFCEAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=kerangka+penelitian
+candra&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_se
arch&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwj03pfdprD-
AhXO8zgGHRUZC1cQ6wF6BAgJEAU#v=onepage&q=kerangka
%20penelitian%20cand.

Cholifah, N & Dewi, H. (2018). "Pengaruh Juice Belimbing Manis (Averrhoa


Carambola Linn) terhadap Tekanan Darah pada Lansia
dengan Hipertensi di Desa Lemah Putih Kec.Brati Kab.Grobogan".
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan. 9.(2). Diakses pada tanggal 20
Maret 2023.

Donsu, J. D. T. (2016). Metodologi Penelitian Keperawatan. Pustaka Baru


Press.

Ernawati, L., et al. (2020). Kepatuhan Konsumsi Obat Pasien Hipertensi.


Dilihat 20 Maret 2023.
42

https://www.google.co.id/books/edition/Buku_referensi_kepatuhan_
konsumsi_obat_p/81EMEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=hipertensi&pg=PA13&printsec=frontcover.

Hariana, A. (2013). 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Dilihat 15 April


2023.

https://www.google.co.id/books/edition/262_Tumbuhan_Obat_dan_
Khasiatnya/bp0CAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=KANDUNGAN
%20BELIMBING%20MANIS&pg=PA54&printsec=frontcover

Hendra, P., et al. (2021). Teori dan kasus Manajemen Terapi


Hipertensi. Dilihat 13 Maret 2023.
https://www.google.co.id/books/edition/Teori_Dan_Kasus_Manajemen
Terapi_Hiperte/jupIEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=hipertensi&pg=PA2
8&printsec=frontcover

Lubis, E. (2023). Sukses Bertanam Belimbing Manis di Perkarangan dan


Perkebunan. Dilihat 13 Maret 2023.
https://www.google.co.id/books/edition/Sukses_Bertanam_Belimbing_
Manis_di_Pekar/8uuuEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&pg=PA3&printsec=fr
ontcover

Masykur, A., et al. (2022). Intervensi Pemberian Sirup Bunga Rosella


Untuk Membantu Menurunkan Tekanan Darah Pasien Hipertensi.
dilihat 24 Maret 2023.
https://boo&newbks_redir=0&gboemv=1&gl=ID&redir_esc=y#v=onepa
ge&q&fks.google.co.id/books/about/Intervensi_Pemberian_Sirup_Bung
a_Rosella.html?id=MJ1wEAAAQBAJ&printsec=frontcover&source=gb_
mobile_entity&hl=id&newbks=1=false.

Manuntung, A. (2018). Terapi Perilaku Kognitif pada Pasien Hipertensi.


Dilihat 18 Maret 2023.
https://books.google.co.id/books?id=VWGIDwAAQBAJ&printsec=frontc
over&dq=hipertensi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_m
obile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjS0ry1e_9AhVTSWwGHQCOAV4
Q6AF6BAgCEAM#v=onepage&q=hipert ensi&f=false.

Majid, A. (2018). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan


Sistem Kardiovaskuler. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Mufarokhah, H. (2020). Hipertensi dan Intervensi Keperawatan. Dilihat


20 Maret 2023.

https://www.google.co.id/books/edition/HIPERTENSI_DAN_INTERVEN
43

SI_KEPERAWATAN/ILggEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=hipertensi&p g=PA16&printsec=frontcover.

Ningsih, A. T. M. (2019)."Pengaruh Jus Buah Belimbing terhadap


Penurunan Tekanan Darah pada Lansia di Kelurahan". Ensiklopedia of
Journal. 1.(1). Diakses pada tanggal 20 Maret 2023.

Rifkhan. (2020). Pedoman Metodologi Penelitian pada Panel dan Kuisioner.


Dilihat 15 April 2023.
https://books.google.co.id/books?id=UN2vEAAAQBAJ&pg=PA112&dq
=metode+penelitian+data+rifkhan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&

source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwijp6OzrbD-
AhX7i2MGHeLQBcQuwV6BAgFEAc#v=onepage&q=metode%20peneli
tian%20data%20rifkha.

Sa' a dah, L. (2021). Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Dilihat 15 April
2023.
https://books.google.co.id/books?
id=LIYwEAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=metode+penelitian+ekon
omi+dan+bisnis&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile
_search&ovdme=1&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=metode
%20penelitian%20ekonomi%20dan%20bisnis&f=false.

Hastuti, A.P. (2022). Hipertensi. Dilihat 20 Maret 2023.

https://www.google.co.id/books/edition/HIPERTENSI/TbYgEAAAQBAJ
?hl=id&gbpv=1&pg=PR1&printsec=frontcover.

Ide, P. (2015). Jangan Sepelekan Radang Empedu. Dilihat 23 Maret 2023.

https://www.google.co.id/books/edition/Jangan_Sepelekan_Radang_E
mpedu/Dk5JDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=jangan%20sepelekan
%20radang%20empedu%20ide
%20pangkalan&pg=PP1&printsec=frontcover.

Irwan. (2016). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Dilihat 26 Maret 2023.


https://www.google.co.id/books/edition/Epidemiologi_Penyakit_Tidak_
Menular/3eU3DAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=epidemiologi
%20penyakit%20tidak%20menular&pg=PR1&printsec=frontcover

Kementerian Kesehatan RI. (2016). Hipertensi, Penyakit Jantung dan


Pembuluh Darah.
https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/hipertensi-penyakit
jantung-dan-pembuluh-darah#:~:text=Hipertensi%20atau%20tekanan
%20darah%20tinggi,(InfoDATIN%2C%20Kemenkes%20RI).
44

Kementerian Kesehatan RI. (2019). Hari Hipertensi Dunia 2019 "Know your
Number, Kendalikan Tekanan Darahmu dengan Cerdik".
https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/hari-hipertensi-dunia-2019-know-your-
number-kendalikan-tekanan-darahmu-dengan-cerdik.

Kementerian Kesehatan RI. (2022). Hipertensi : Musuh dalam selimut.


https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1292/hipertensi-musuh-
dalamselimut#:~:text=Di%20Indonesia%20sendiri%20berdasarkan
%20Riset,oleh%20dokter%20dan%20mengkonsumsi%20obat.
Khusuma, A & Aninisa, S. (2020). "Efektifitas Belimbing Manis (Averrhoa
Carambola Linn) Sebagai Anti Hipertensi pada Pasien di Puskesmas
Metro Pusat". Jurnal Ilmiah Multi Sciences.12. (2). Diakses 24 Maret
2023.

Kim, S. (2018). 260 Resep Jus Buah dan Sayur. Dilihat 14 Maret 2023.

https://www.google.co.id/books/edition/260_RESEP_JUS_BUAH_DAN
_SAYUR/tsLEDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=belimbing%20manis
%20mengobati%20hipertensi&pg=PR2&printsec=frontcover

Kurniawan, H. (2021). Pengantar Praktis Penyusunan Instrumen Penelitian.


Dilihat 14 April 2023.
https://books.google.co.id/books?
id=gYvvDwAAQBAJ&pg=PT36&dq=teknik+sampling+yusfita+yusuf
&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ov
dme=1&sa=X&ved=2ahUKEwiH2Mwq7DAhX_RmwGHdzBAoAQu
wV6BAgGEAk#v=onepage&q=teknik%20sampling%20yusfita
%20yusuf&f

Tasalim, R., et al. (2021). Pencegahan Hipertensi dengan Mengkonsumsi


Buah, Sayur dan bahan Herbal. Dilihat 14 April 2023.

https://www.google.co.id/books/edition/Pencegahan_Hipertensi_denga
n_Mengkonsums/WbleEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=tasalim
%20pencegahan%20hipertensi&pg=PA1&printsec=frontcover

Waruwu. D., et al (2022). Desa Wisata Herbal Catur, Kintamani, Bali


Deepublish. Dilihat 21 Maret 2023.

https://www.google.co.id/books/edition/Desa_Wisata_Herbal/NayIEAA
AQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=desa%20wisata
%20herbal&pg=PP1&printsec=frontcover

Yazia, V & Suryan U. (2021)." Pengaruh Pemeberian Buah Belimbing Manis


terhadap Penurunan Tekanan Darah pada penderita Hipertensi". Jurnal
Keperawatan. 13. (2). Diakses 24 Maret 2023.
45

Yusuf, Y. (2020). Pengantar Dasar Statistika Berbasis Masalah. Dilihat 16


April 2023.
https://books.google.co.id/books?
id=gYvvDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=teknik+sampling+yusfita
+yusuf&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search
&ovdme=1&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=teknik%20sampling
%20yusfita%20yusuf&f=false

Lampiran 1

Nomor :
Lampiran : 1 (satu berkas)
Perihrihal : Permohonan Surat Ijin Penelitian
Yang terhormat,
Ketua SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI KOSALA

Dengan Hormat,
Berkaitan dengan adanya kegiatan penelitian oleh mahasiswa
Program Studi Diploma Tiga SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PANTI KOSALA, maka dengan ini kami
Nama Mahasisa : 1. Noveliawati (2021.051)
2. Kamalia Romadhoni (2021.052)
Judul penelitian : Pengaruh Pemberian Jus Belimbing Manis
Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada
penderita Hipertensi
Lokasi penelitian : Kelurahan Jebres
Dengan ini mengajukan permohonan untuk dapat dibuatkan surat
pengantar penelitian dari SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PANTI KOSALA. Demikian atas perhatian dan kerjasama ibu, kami
sampaikan terima kasih.
46

Sukoharjo, Maret 2023


Mahasiswa

(Kamalia Romadhoni)

Lampiran 2

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :
Calon Responden Penelitian

Dengan hormat,
Dengan ini memohon bantuan teman-teman untuk menjadi responden penelitian
yang dilaksanakan oleh :
Nama Mahasiswa : 1. Noveliawati (2021.051)
2. Kamalia Romadhoni (2021.052)
Institusi : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI
KOSALA
Judul Penelitian : Pengaruh Pemberian Jus Belimbing Manis terhadap
. Penurunan Tekanan Darah pada Hipertensi
Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian.
Atas persetujuan dan kesediaan teman-teman, kami mengucapkan terima kasih.
47

Hormat Kami

(Kamalia Romadhoni)

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN

MENJADI RESPONDEN

Setelah saya diberi informasi dan penjelasan secukupnya, saya yang

bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bersedia

berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh :

Nama Mahasiswa : 1. Noveliawati (2021.051)

2. Kamalia Romadhoni (2021.052)

Institusi : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI

KOSALA

Pada penelitian yang berjudul : “Pengaruh Pemberian Jus Belimbing Manis

Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia”. Paraf atau tanda tangan

yang saya berikan sebagai bukti bahwa saya secara sukarela bersedia

menjadi responden dalam penelitian tersebut.

Sukoharjo, Maret 2023

Responden
48

( )

Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
Pemeriksaan Sebelum dan Setelah Pemberian Jus
Belimbing Manis pada Lansia dengan
Hipertensi di Kelurahan Jebres

A. Petunjuk pengisian :
1. Pastikan identitas terisi dengan lengkap
2. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan kuesioner
3. Berikan tanda check point / centang (v) pada jawaban yang dirasa
tepat dan sesuai dengan responden
4. Pastikan semua jawaban telah terisi
B. Identitas Responden
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur : (tahun)
4. Pendidikan terakhir : Tidak sekolah

SD/SLTP

SMA/SMK

Diploma/Sarjana

5. Pekerjaan IRT/tidak bekerja


49

PNS

Wiraswata

Pedagang/ Tani

Karyawan swasta
C. Hasil Pengukuran
Tekanan Darah Sebelum :
Tekanan Darah Sesudah :
Lampiran 5

LEMBAR TABULASI
Pemeriksaan Sebelum dan Setelah Pemberian Jus
Belimbing Manis pada Lansia dengan Hipertensi
dI Kelurahan Jebres

Tekanan Darah
(No. Responden)
Pre Post
1

10

11

12
50

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30
51

Lampiran 6

Standar Operasional Prosedur Pemberian

Jus Buah Belimbing Manis

A. Persiapan alat dan bahan

1. Buah belimbing manis 200 gram

2. Blender

3. Gelas

4. Air

5. Baskom

6. Saringan

7. Pisau

B. Tahapan dan pembuatan :

1. Bersihkan buah belimbing manis di baskom menggunakan air

2. Buang ujung belimbing manis menggunakan pisau

3. Kemudian potong menggunakan pisau

4. Lalu masukkan ke dalam blender


52

5. Tekan tombol power, lalu tunggu sampai halus

6. Kemudian saring menggunakan saringan

7. Sajikan menggunakan gelas

C. Pemberian

Minum sebanyak dua kali sehari secara rutin, konsumsi segera

setelah selesai dibuat.

Anda mungkin juga menyukai