Anda di halaman 1dari 56

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI

PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN


DI UPTD PUSKESMAS SUKOMORO
PERIODE JULI – DESEMBER 2018

TUGAS KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
Kelompok 4 :

SUNDIAH (66)
CECILIA TINUK MULYANINGTYAS (11)
SRI HARIJANI (49)
SULISTYO ARINI (62)
HENI ADI PONCO ASTUTI (23)
ERLIN FATHIYATIN (21 )
ALFIYAH (03)
AKHMAD NAJIB (02)

Program Studi Diploma III Farmasi


Fakultas Farmasi
Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata
Kediri
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbinganNYA kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN
HIPERTENSI RAWAT JALAN DI UPTD PUSKESMAS SUKOMORO
PERIODE JULI – DESEMBER 2018” dapat terselesaikan. Bersama ini
perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. DR. Bambang Harsono, MBA, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti

Wiyata Kediri.
2. Drg.R.P Bambang Noerjanto,MS.,Sp,RKG(K), selaku Rektor Institut Ilmu

Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan kesempatan

kepada kami untuk menyelesaikan pendidikan.


3. Dra. Prihardini, M.Kes, Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Institut Ilmu

Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.


4. Tri Puji Lestari, S.Farm, Apt, selaku Ketua Program Studi Diploma III

Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.


5. Para Dosen pengajar serta staff Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti

Wiyata Kediri atas ilmu yang dibagikan.


6. Keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat, doa, dan motivasi

hingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.


7. Semua teman-teman Diploma III Fakultas Farmasi Institut Ilmu Kesehatan

Bhakti Wiyata Kediri yang selalu memberikan semangat dan motivasi

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


8. Seluruh teman-teman di UPTD Puskesmas Sukomoro yang selalu bersedia

membantu dan mendukung dalam berbagai hal dalam menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

ii
Semoga ALLAH SWT membalas semua budi baik semua pihak yang telah

memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini.

Kami sadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna,

tetapi kami berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.

Kediri, November 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ……………………………………………… i

Halaman Persetujuan ………………………………………………. ii

Halaman Pengesahan………………………………………………. iii

Surat Pernyataan Keaslian Tulisan………………………………….iv

Kata Pengantar ……………………………………………… v

Abstrak ………………………………………………………….. vii

Abstract ………………………………………………………….. viii

Daftar Isi ……………………………………………… ix

Daftar Tabel ……………………………………………… xii

Daftar Gambar ……………………………………………… xiii

Daftar lampiran ……………………………………………… xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………… 1


B. Rumusan Masalah ……………………………………… 2
C. Tujuan Penelitian ……………………………………… 2
D. Manfaat Penelitian ……………………………………… 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. LandasanTeori
1.Tinjauan Tentang Rumah Sakit ………………………. 4
a. Definisi Tentang Rumah Sakit ……………………… 4
b. Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit ……………………… 4
c. Upaya Kesehatan Rumah Sakit ……………………… 5
d. Klasifikasi Rumah Sakit ……………………… 5

2. Tinjauan Tentang Hipertensi Pada Kehamilan ……………. . 8

iv
a. DefinisiHipertensi ……………………………… 8
b. Faktor – Faktor Penyebab Hipertensi…………………… 8
c. Gejala Hipertensi ……………………………………… 12
d. Penggolongan Hipertensi ……………………………… 13
e. Klasifikasi Hipertensi Pada Kehamilan ……………… 13

3. Tinjauan Obat Hipertensi ………………………………….. 16

a. Obat Hipertensi ……………………………………… 16


b. Pengobatan Hipertensi ……………………………… 20
c. Tujuan Pengobatan Hipertensi ……………………… 24

4. Tinjauan Rekam Medik ……………………………… 24

a. Definisi Rekam Medik ……………………………… 24


b. Tujuan Rekam Medik ……………………………… 24
c. FungsiRekamMedik ……………………………… 24
d. IsiRekamMedik ……………………………………… 26

5. Tinjauan RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung…………. 26

a. Visi RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung…………… 26


b. Misi RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung…………... 26
c. Tugas Dan Fungsi RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung 27
d. Struktur Organisasi ……………………………….. 27
e. Tinjauan Poli Obgyn RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung 29

B. Kerangka Konsep ……………………………………….. 31

C. Penelitian Terkait ……………………………………… 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ……………………………………… 34


B. Populasi, Sampel dan Sampling ……………………………… 34
C. Variabel Penelitian ……………………………………… 35
D. Definisi Operasional Variabel ……………………………… 35
E. Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian ……………… 36
F. Teknik Pengumpulan Data ……………………………… 36
G. Instrumen Penelitian ……………………………………… 37
H. Pengolahan Dan Analisis Data ………………………………… 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

A. Gambaran umum lokasi penelitian ………………………. 39

v
B. Hasil Penelitian ……………………………………………….. 40

C. Bahasan ……………………………………………………….. 42

BAB V PENUTUP

a. Kesimpulan ………………………………………………... 44

b. Saran ………………………………………………………... 44

Daftar Pustaka ……………………………………………….. 45

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyakit yang makin banyak dijumpai di Indonesia,

terutama di perkotaan. Di negara industri, hipertensi merupakan salah satu masalah

kesehatan utama. Hipertensi adalah suatu penyakit gangguan pada pembuluh darah

yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat

sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan.

Hipertensi adalah suatu keadaan seseorang mengalami peningkatan tekanan

darah di atas normal, yaitu tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan

darah diastolik ≥ 90 mmHg (Chobanian, dkk, 2003). Hipertensi mempunyai gejala

umum yang ditimbulkan seperti pusing, sakit kepala, rasa berat ditengkuk, sukar

tidur, mata berkunang-kunang (Aru, dkk, 2009). Gejala yang timbul pada penyakit

hipertensi dapat dicegah dengan cara menurunkan berat badan berlebih (obesitas),

pembatasan asupan garam, melakukan olah raga teratur, berhenti merokok dan

minum obat secara teratur (Depkes, 2008).

Survei tentang prevalensi hipertensi pada tahun 2015 berdasarkan hasil

pengukuran, diagnosis tenaga kesehatan riwayat minum obat hipertensi di

temukan; prevalensi hipertensi di Indonesia pada penduduk usia diatas 18 tahun

adalah sebesar 31,3% untuk pria sedangkan wanita mencapai sebesar 31,9% dari

seluruh total penduduk usia > 18 tahun.Angka penderita hipertensi mencapai 32%

1
2

pada tahun 2015 dengan kisaran penderita berusia > 25 tahun. Jumlah penderita

pria mencapai 42,7%, sedangkan 39,2% adalah wanita (Depkes, 2015).

Jawa timur menduduki tingkat ketiga tertinggi pada prevalensi hipertensi di

indonesia pada umur >18 tahun, yaitu 29,6% (Depkes, 2015). Data dinas kesehatan

kota Surabaya tahun 2015 menunjukan prevalensi hipertensi mencapai 9,9%. Pada

profil Puskesmas Sukomoro tahun 2017 hipertensi termasuk kedalam 10 penyakit

terbesar urutan ke 3 sebanyak 1864 orang atau sebanyak 23%. antihipertensi oleh

petugas kesehatan Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas Sukomoro yang

berkunjung ke Poli Umum pada periode bulan Juli – Desember 2018 yang

memenuhi kriteria inklusi. antihipertensi oleh petugas kesehatan Puskesmas di

wilayah kerja Puskesmas Sukomoro yang berkunjung ke Poli Umum pada periode

bulan Juni 2014 yang memenuhi kriteria inklusi.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah yang ingin

disampaikan adalah ‘’Bagaimana pola Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien

Hipertensi Rawat Jalan di UPTD Puskesmas Sukomoro Periode Juli – Desember

2018’’?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola Penggunaan Obat

Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di UPTD Puskesmas Sukomoro

Periode Juli – Desember 2018.

2
3

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
a. Sebagai tugas akhir perkuliahan.
b. Memberikan informasi dan wawasan tentang obat antihipertensi yang

digunakan pada pasien hipertensi.

2. Bagi Institusi

Hasil evaluasi dapat dijadikan tambahan perbendaharaan pustaka di

perpustakaan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3
4

A. Landasan Teori
1. Tinjauan Tentang Rumah Sakit
a. Definisi Rumah Sakit
1) Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (Undang-Undang RI No.4

tahun 2009)
2) Suatu organinsasi yang kompleks,menggunakan gabungan alat

ilmiah dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel

terlatih dan terdidik dalam mengahadapi dan menangani masalah

medik modern,yang semuanya terikat bersama-sama untuk

pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. (Siregar,2004)


b. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
1) Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan Standar Pelayanan Rumah Sakit.


2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai

kebutuhan medis. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan

paripurna tingkat kedua adalah upaya kesehatan perorangan tingkat

lanjut dengan mendayagunakan pengetahuan dan teknologi

kesehatan spesialistik. Sedangkan pelayanan kesehatan paripurna

tingkat ketiga adalah upaya kesehatan perorangan tingkat lanjut

dengan mendayagunakan4 pengetahuan dan teknologi kesehatan

subspesialistik.
3) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan

kesehatan.

4
5

4) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan. Penapisan teknologi dimaksudkan dalam rangka

perlindungan terhadap keamanan dan keselamatan pasien. (DepKes

RI,2009)
c. Upaya Kesehatan Rumah Sakit
2) Promotif (Promosi)
3) Preventif (Pencegahan)
4) Kuratif (Pengobatan)
5) Rehabilitatif (Rehabilitasi)
d. Klasifikasi Rumah Sakit
1) Berdasarkan Jenis Pelayanan
a) Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan

pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan sub

spesialistik. Rumah sakit umum memberi pelayanan kepada

berbagai penderita dengan berbagai jenis penyakit,memberi

pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi

medik,seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik, ibu hamil, dan

sebagainya.
b) Rumah Sakit Khusus

Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi

primer, memberikan diagnosis dan pengobatan untuk penderita

yang mempunyai kondisi medik khusus, baik bedah atau non

bedah, misal : Rumah Sakit Kusta, Rumah Sakit Jantung,

Rumah Sakit Bersalin dan Anak, dan lain-lain.

2) Berdasarkan Kepemilikannya
a) Rumah Sakit Umum Pemerintah

5
6

Rumah sakit umum pemerintah adalah rumah sakit milik

pemerintah, baik pusat maupun daerah,Departemen Pertahanan

dan Keamanan, maupun Badan Usaha Milik Negara. Rumah

sakit umum pemerintah dapat dibedakan berdasarkan unsur

pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralatan menjadi empat kelas

yaitu rumah sakit umum Kelas A, B, C, D.

b) Rumah Sakit Umum Swasta


i. Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit

swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum,

setara dengan rumah sakit pemerintah kelas D.


ii. Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit umum

swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum

dan spesialistik dalam 4 cabang, setara dengan rumah sakit

pemerintah kelas C.
iii. Rumah Sakit Umum Swasta utama, yaitu rumah sakit umum

swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum,

spesialistik dan subspesialistik, setara dengan rumah sakit

pemerintah kelas B.
3) Berdasarkan Fasilitas Pelayanan dan Kapasitas Tempat Tidur
a) Rumah Sakit kelas A yaitu, rumah sakit umum uang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dan sub

spesialistik luas, dengan kapasitas lebih dari 1000 tempat tidur.


b) Rumah Sakit Kelas B
i. Rumah sakit B1 yaitu rumah sakit yang melakukan pelayanan

medik minimal 11 (sebelas) spesialistik dan belum memiliki

sub spesialistik luas dengan kapasitas 300-500 tempat tidur.

6
7

ii. Rumah sakit B2 yaitu rumah sakit yang melaksanakan

pelayanan medik spesialistik dan sub spesialistik terbatas

dengan kapasitas 500-1000 tempat tidur.


c) Rumah Sakit Kelas C yaitu rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik

spesialistik dasar, yaitu penyakit dalam, bedah, kebidanan atau

kandungan, dan kesehatan, dengan kapasitas 100-500 tempat

tidur.
d) Rumah Sakit Kelas D yaitu rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan medik dasar, dengan kapasitas tempat

tidur kurang dari 100.


2. Tinjauan Hipertensi Pada Kehamilan
a. Definisi Hipertensi
1) Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya diatas 140mmHg dan tekanan

diastoliknya diatas 90mmHg. (Smith, 1995)


2) Peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan

160mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar

95mmHg. (Nasrin, 2003)


3) Keadaan menetap tekanan sistolik melebihi dari 140 mmHg atau

tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostik ini dapat

dipastikan dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada dua waktu

yang terpisah. (FKUI, 2001)


b. Faktor-Faktor Penyebab Hipertensi
1) Faktor Irreversibel
a) Faktor Genetik
Faktor genetik memamg selalu memainkan peranan penting dari

timbulnya suatu penyakit yang dibawa oleh gen keluarga. Bila

salah satu anggota keluarga atau orang tua memiliki tekanan

7
8

darah tinggi, maka anak pun memiliki resiko yang sama atau

bahkan resiko tersebut lebih besar dibandingkan yang

diturunkan oleh orang tua.


b) Usia

Usia juga mempengaruhi tekanan darah seseorang, semakin

bertambahnya usia maka tekanan darah pun akan semakin

meningkat. Namun usia yang semakin tua pun tekanan darah

dapat dikendalikan dengan tetap menjaga pala asupan makan,

rajin berolahraga dan melakukan pemeriksaan rutin tekanan

darah.

2) Faktor Reversibel
a) Garam
Garam mempunyai peluang yang sangat besar dalam

meningkatkan tekanan darah secara cepat. Ion Na menyebabkan

retensi air sehingga volume darah bertambah menyebabkan

tekanan dinding arteri meningkat, jantung akan memompa darah

lebih keras sehingga tekanan darah meningkat.


b) Kolesterol

Kolesterol yang identik dengan lemak berlebih yang tertimbun

pada dinding pembuluh darah. Pembuluh darah yang dipenuhi

kolesterol ini akan mengalami penyempitan dan mengakibatkan

tekanan darah pun meningkat.

c) Obesitas atau Kegemukan

8
9

Seseorang yang memiliki berat tubuh berlebih atau kegemukan

merupakan peluang besar terserang penyakit hipertensi.

d) Stress

Stress dapat memicu suatu hormon (adrenalin dan noadrenaline)

dalam tubuh yang mengakibatkan terjadinya penyempitan

(vasokontriksi) pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan

darah naik. Tak hanya itu stress mampu mempengaruhi mood

atau perasaan seseorang terhadap suatu emosi jiwa.

e) Rokok

Kandungan nikotin dan zat senyawa kimia yang cukup

berbahaya yang terdapat pada rokok juga memberikan peluang

besar seseorang menderita hipertensi terutama pada mereka yang

termasuk dalam perokok aktif. Tak hanya mengkibatkan

hipertensi, zat rokok yang terhirup dan masuk ke dalam tubuh

akan meningkatkan resiko pada penyakit diabetes melitus,

serangan jantung dan stroke.

f) Kafein

Kafein banyak terdapat pada kopi, teh dan minuman bersoda.

Kopi dan teh jika dikonsumsi melebihi batasan normal dalam

penyajian akan mengakibatkan hipertensi. Sebenarnya kopi

9
10

memiliki manfaat yang baik bagi tubuh terutama bagi pria

dewasa dalam hormon seksualnya, begitu pula dengan teh

mengandung antioksidan yang sangat baik dan diperlukan oleh

tubuh. Karena itu batasi konsumsi kopi dan teh tiap harinya.

g) Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol seperti bir, whisky,minuman yang terbuat

dari ragi,tuak dapat juga menimbulkan tekanan darah tinggi.

h) Kurang Olahraga

Kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga membuat organ tubuh

dan pasokan darah maupun oksigen menjadi tersendat sehingga

meningkatkan tekanan darah. Dengan melakukan olahraga

teratur sesuai dengan kemampuan dapat menurunkan tekanan

darah tinggi.

i) Kehamilan

Mekanisme hipertensi ini sesuai dengan proses diginjal bila

direnggangkan terlampau oleh janin dan menerima kurang darah,

maka dilepaskan zat-zat yang meningkatkan tekanan darah.

j) Penggunaaan Obat Kontrasepsi Oral

10
11

Obat kontrasepsi oral mengandung hormon estrogen yang

menyebabkan retensi garam dan air sehingga meningkatkan

tekanan darah.

k) Drop (liquorice)

Sejenis gula-gula dari succus liguiritae yang mengandung asam

glizirinat yang juga menyebabkan retensi air sehingga

menyebabkan tekanan darah meningkat.

c. Gejala Hipertensi

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, adakalanya pasien merasa nyeri kepala pada

pagi hari sebelum bangun tidur dan biasanya hilang setelah bangun tidur.

Gangguan hanya dapat dikenali dengan pengukuran tensi dan adakalanya

melalui pemeriksaan ginajal dan pembuluh. Dalam kenyataan ini

merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang

mencari pertolongan yaitu nyeri kepala dan kelelahan.

d. Penggolongan Hipertensi
1) Hipertensi Primer atau Hipertensi Iodipatik

Adalah hipertensi yang paling sering terjadi dengan prevalensi 90%,

hipertensi ini timbul dengan sebab-sebab yang tidak jelas. Kelainan

11
12

hemodinamik utama hipertensi jenis ini adalah adanya peningkatan

resistensi perifer.

2) Hipertensi Sekunder

Adalah hipertensi yang berkaitan dengan gangguan kesehatan,

gangguan ginjal, endrokin, obat serta faktor-faktor yang lain dengan

prevalensi sekitar 5-10%.

e. Klasifikasi Hipertensi Pada Kehamilan


1) Hipertensi Kronis

Bila penderita memiliki tekanan darah sistolik sama atau lebih besar

dari 140mmHg atau tekanan darah diastolik sama atau lebih besar

dari 90mmHg didapatkan sebelum kehamilan atau sebelum 20

minggu usia kehamilan dan tidak termasuk pada penyakit

trophoblastic gestasional. Atau didapatkan pada usia lebih dari 20

minggu menetap 12 minggu setelah melahirkan,diagnosis sulit

ditegakkan pada trisemester pertama kehamilan dan umumnya

didapatkan pada beberapa bulan setelah melahirkan.

2) Hipertensi Gestasional
Bila penderita memiliki tekanan darah sistolik sama atau lebih besar

dari 140mmHg atau tekanan darah diastolik sama atau lebih besar

dari 90mmhg didapatkan pertama kali pada usia kehamilan sama

atau lebih dari 20 minggu, tidak ada tanda proteinuria maupun tanda

12
13

dan gejala preeklampsia. Tekanan darah kembali normal pada 42

hari setelah melahirkan. Definisi ini meliputi wanita dengan

sindroma preeklampsia tanpa disertasi manifestasi proteinuria.

Penderita hipertensi ini mempunyai resiko hipertensi pada

kehamilan selnajutnya dan dapat berkembang menjadi preeklampsia

maupun hipertensi berat.


3) Pre Eklampsia

Penderita dikatakan mengalami preeklampsia bila memenuhi kriteria

a) Tekanan darah sistolik sama atau lebih besar dari 140mmHg atau

tekanan darah diastolik sama atau lebih besar dari 90mmHg pada

usia kehamilan sama atau lebih dari 20 minggu.


b) Disertai proteinuria sama atau lebih besar dari 300 mg/ 24 jam

pada pemeriksaan urin sesaat dengan urin dipstik atau rasio

protein : kreatinin urin sama atau lebih besar dari 0,3.

Kriteria tambahan untuk memperkuat diagnosis,

i. Tekanan darah ≥ 160/110mmHg.


ii. Proteinuria 2,0gram/24 jam.
iii. Serum kreatinin > 1,2mg/dl kecuali sudah didapatkan

peningkatan serum kreatinin sebelumnya.


iv. Trombosit < 100.000 /µl.
v. Peningkatan kadar serum transaminase – ALT atau AST.
vi. Nyeri kepala yang menetap atau gangguan cerebral maupun

visual lainnya.
4) Eklampsia

13
14

Satu atau lebih kejang menyeluruh atau koma dalam kondisi

preeklampsia tanpa ada kondisi neurolig lain. Eklampsia dianggap

sebagai tahap akhir preeklampsia. Eklampsia dapat terjadi selama

periode pranatal, intranatal, dan pascanatal. Komplikasi terjadinya

eklampsia adalah kematian, pendarahan serebral, edema paru, dan

gagal ginjal.

5) Hipertensi Kronis Superimpose Preeklampsia


Hipertensi pada wanita dengan proteinuria sama atau lebih besar 300

mg/24 jam yang baru muncul dan tidak didapatkan sebelum usia

kehamilan 20 minggu. Atau peningkatan mendadak proteinuria dan

tekanan darah atau jumlah trombosit kurang dari 100.000/ pada

wanita dengan hipertensi dan proteinuria sebelum kehamilan 20

minggu.
f. Resiko Kehamilan Dengan Hipertensi
1) Pertumbuhan janin terhambat.
2) Kelahiran premature.
3) Kematian janin.
4) Resiko terkena penyakit kardiovaskular.
3. Tinjauan Obat Hipertensi
a. Obat Hipertensi
1) ACE Inhibitors (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor)
ACE inhibitors adalah obat-obat yang memperlambat aktivitas

enzyme ACE, yang mengurangi produksi dari angiotensin II (kimia

yang sangat kuat yang menyebabkan otot-otot yang mengelilingi

pembuluh-pembulauh darah untuk berkontraksi, jadi menyempitkan

pembuluh-pembuluh). Sebagai akibatnya, pembuluh-pembuluh

14
15

membesar atau melebar, dan tekanan darah berkurang. Contoh :

captropil, lisinopril, ramipril.


2) Penghambat Reseptor Angiotensin II(Angiotensin Receptor Blocker)

Angiotensin II receptor blocker adalah obat-obat yang menghalangi

aksi dari angiotensin II dengan mencegah angiotensin II mengikat

pada rseptor-rsesptor angiotensin II pada pembuluh-pembuluh darah.

Sebagai akibatnya, pembuluh-pembuluh darah membesar (melebar)

dan tekanan darah berkurang.

Contoh : Losartan, Irbestan, Valsartan, Candersartan.

3) Beta Blocker

Beta blocker adalah obat-obat yang menghalangi norepinephrine dan

epinephrine (adrenaline) mengikat pada reseptor-reseptor beta pada

syaraf-syaraf. Beta blocker terutama menghalangi reseptor-reseptor

beta 1 dan beta 2. Dengan menghalangi efek-efek dari

norepinephrine dan epinephrine, beta blocker mengurangi denyut

jantung, mengurangi tekanan darah dengan melebarkan pembuluh-

pembuluh darah; dan mungkin menyempitkan saluran-saluran udara

dengan menstimulasi otot-otot yang mengelilingi saluran-saluran

udara untuk berkontraksi.

15
16

Contoh : Atenolol, Propanolol, Bisoprolol, Acebutolol.

4) Penghambat kanal kalsium (Calcium channel blocker)

Calcium channel blocker menghalangi gerakan dari calcium

kedalam sel-sel otot dari jantung dan arteri-arteri. Kalsium

diperlukan oleh otot-otot ini untuk berkontraksi. Calcium channel

blocker menurunkan tekanan darah dengan mengurangi kekuatan

dari aksi memompa jantung (kontraksi jantung) dan mengendurkan

sel-sel otot pada dinding-dinding dari arteri-arteri.

Yang termasuk golongan calcium channel blocker yaitu :

a) Dihydropiridin yaitu : nifedipine, amlodipine, felodipine,

nicardipine, manidipine, lacidipine, lecarnidipine, isradipine,

benidipine digunakan untuk menghasilkan efek anti hipertensi

dan anti angina.


b) Benzotiazepin semisal diltiazem yang digunakan untuk

menghasilkan efek anti aritmia, anti angina,dan anti hipertensi


c) Fenilakilamin seperti verapamil yang digunakan untuk

menghasilkan efek anti aritmia, anti angina, dan anti hipertensi.


5) Diuretik
Diuretik adalah obat-obat yang digunakan untuk membantu

pengeluaran (ekskresi) garam dan ion dari dalam tubuh. Penurunan

kadar garam (sodium) dari dalam tubuh akan mempengaruhi

terjadinya penurunan tekanan darah. Penggunaannya perlu dilakukan

secara hati-hati karena dapat menyebabkan ketidakseimbangan

elektrolit berat.

16
17

Kelompok utama diuretik yang digunakan sebagai anti hipertensi

yaitu :
a) Diuretik tiazid : HCT, Indapamide, Tripamide
b) Golongan diuretik kuat( Loop diuretical atau high-ceiling

diuretics) : Furosemide, Bumetanide, Torasemide


c) Diuretik hemat kalium atau Potassium sparing diuretics :

Spironolactone,Triamterene.
6) Anti hipertensi golongan lain

Obat anti hipertensi golongan lain menghasilkan efek yang sama

dengan golongan anti hipertensi diatas. Namun demikian, golongan

ini memiliki mekanisme kerja yang bervariasi dan bekerja pada

tempat yang berlainan. Terdiri dari ;

a) Anti adrenergik yang bekerja secara sentral (contohnya:

Methyldopa, Clonidin, Rilmenidine, Tiamenidine), yang bekerja

secara perifer seperti alkaloida rauwolfia (contohnya: Reserpine)

dan alpha blockers contohnya: Alfuzosin, Bunazosin, Doxazosin,

Prazosin, Terazosin.
b) Vasodilator yang bekerja secara langsung, merupakan obat lini

pertama yang digunakan dalam terapi krisis hipertensi.

contohnya: Hydralazine, Dihydralazine, Diazoxide, Minoxidil,

Tolazoline.
c) Antagonis reseptor endotelin, merupakan terapi yang

menjanjikan untuk hipertensi, terutama hipertensi pulmonal.

contohnya: Bosentan, Ambrisentan dan Sitaxentan.


d) Serotonin-blocking agent, contoh: ketanserin.

17
18

e) Potassium-channel acticators, digunakan dalam penanganan

angina pectoris dan hipertensi. Contoh : Cromakalin, Pinacidil,

Nicorandil.
f) Ganglion-blocking agents, merupakan golongan anti hipertensi

yang menghambat transmisi impuls saraf pada ganglion simpatik

dan parasimpatik.
Contoh : Azamethonium, Dicolinum, Trimethaphan.
g) Renin inhibitors, mengurangi aktivitas renin plasma dan

mencegah konversi angiotensinogen menjadi angiotensin I

sehingga menghambat produksi angiotensin II dan aldosterone.

Contoh : Aliskiren, (MIMS 2012)


b. Pengobatan Hipertensi
1) Non Farmakologis
a) Menghindari stress
b) Tidak merokok dan tdak minum minuman beralkohol
c) Pola makan yang sehat
d) Istirahat yang cukup
e) Melakukan olah raga
2) Terapi Farmakologis

Dengan pemberian obat hipertensi sesuai dengan keluhan dan

kondisi pasien dari golongan obat hipertensi diatas.

3) Obat-obat hipertensi yang sering digunakan pada kehamilan


a) Methyldopa
i. Nama dagang : Dopamet
ii. Komposisi : Methyldopa 250mg
iii. Indikasi : Hipertensi essensial ringan

dan berat, hipertensi pada awal kehamilan.


iv. Kontraindikasi : Hepatitis akut,sirosis

hati, atau riwayat penyakit hati,

hipersensitif.

18
19

v. Efek samping : Lesu, mulut kering,

sumbatan hidung, sakit kepala, ruam kulit,

peningkatan berat badan dan edema.


vi. Interkasi obat : Efek hipotensi

dikurangi dengan obat simpatomimetik,

anti depresan trisiklik, fenotiazin dan

dipertinggi dengan diuretic tiazid, alcohol,

vasodilator. Mempotensiasi kerja

hipoglikemik dari tolbutamid.


b) Nifedipine
i. Nama dagang : Nifedin, Xepalat, Adalat, Farmalat
ii. Komposisi : Nifedipine 10mg
iii. Indikasi : Pengobatan pada

penyakit jantung koroner (terutama

angina pectoris) dan sebagai terapi

tambahan hipertensi.
iv. Kontraindikasi : Hipersensitif
v. Efek samping : Sakit kepala, edema,

vasodilatasi, kram otot, psikosis akut.


vi. Interaksi obat : meningkatkan

efek anti hipertensi beta blockers,

meningkatkan bioavabilitas dengan

simetidine.

c) Clonidine HCl
i. Nama dagang : Catapres
ii. Komposisi : Clonidine HCl
iii. Indikasi : Hipertensi
iv. Kontaindikasi : Sindroma Sick-sinus

Blok AV derajat 2 atau 3.


v. Efek samping : Mulut kering, sedasi, rasa lelah.

19
20

vi. Interaksi obat : Meningkatkan efek

hipertensi dari diuretic, vasodilator,

dengan antidepresan trisiklik

menurunkan tekanan darah.


d) Metoprolol
i. Nama dagang : Lopresor, Loprolol
ii. Komposisi : Metoprolol
iii. Indikasi : Hipertensi, Angina

pectoris, Infark miokard.


iv. Kontraindikasi: Sinus bradikardia,

Hipotensi, asma bronchial berat, gagal

jantung sedang samapi berat.


v. Efek samping : Rasa lelah, sakit

kepala, bradikardia, hipotensi.


vi. Interaksi obat : Verapamil peghambat

ganglion simpatetik, digitalis, insulin

dan obat hipoglikemi oral.


e) Hydralazine
i. Nama dagang : Apresoline
ii. Komposisi : Hydralazine.
iii. Indikasi : Hipertensi.
iv. Kontaindikasi : Hipersensitif.
v. Efek samping : Sakit kepala, hilang

nafsu makan, mual dan muntah.


vi. Interaksi obat : Meningkatkan efek

beta blockers, bersama diazoksid

menyebabkan hipotensi berat.


f) Magnesium sulfat (MgSO4)
i. Komposisi : Magnesium Sulphate
ii. Sediaan : MgSO4 20% dan MgSO4 40%
iii. Indikasi : Ekslampsia
iv. Kontraindikasi : Gagal ginjal akut, penyakit jantung

20
21

v. Efek samping : Dapat terjadi

keracunan magnesium sulphate.


vi. Interaksi obat : Penggunaan bersama

nifedipine dapat menyebabkan

hipotensi, blokade neuromuskular.

(MIMS 2012
c. Tujuan Pengobatan Hipertensi
Mengurangi dan mencegah morbiditas, mortalitas, dan komplikasi

akibat hipertensi.
4. Tinjauan Rekam medik
a. Definisi Rekam Medik
Berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien,

hasil pemeriksaan, pengobatan, yang telah diberikan, serta tindakan dan

pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan

tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai

tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pelayanan

kesehatan. (Peraturan Menteri Kesehatan

No.269/MENKES/PER/III/2008)
b. Tujuan Rekam Medik
Menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya

peningkatan pelayanan.
c. Fungsi Rekam Medik
1) Aspek Administrasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena

isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung

jawab sebagai tenaga medis dan perawat dalam mencapai tujuan

pelayanan kesehatan.

21
22

2) Aspek Medis

Berkas rekam medik digunakan sebagai dasar untuk merencanakan

pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada pasien.

3) Aspek Hukum

Menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar

keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan

bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.

4) Aspek Keuangan

Isi rekam medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan

biaya pembayaran pelayanan. Tanpa adanya bukti catatan tindakan

atau pelayanan, maka pembayaran tidak dapat

dipertanggungjawabkan.

5) Aspek Pendidikan

Berkas rekam medik mempunyai nilai pendidikan, karena isinya

menyangkut data atau informasi tentang kronologis dari pelayanan

medik yang diberikan pada pasien.

6) Aspek Dokumentasi

Isi rekam medis menjadi sumber ingatan yang harus

terdokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban

dan laporan sarana kesehatan.

22
23

d. Isi Rekam Medik


1) Data identitas pasien
2) Catatan dan data pemeriksaan
3) Diagnosis masalah
4) Catatan tindakan atau pengobatan
5) Pelayanan lain yang telah diberikan
6) Lembar persetujuan tindakan medis (bila ada) yang ditanda tangani

sebagai persetujuan
5. Tinjauan RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung
a. Visi RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung

Terselenggaranya Rumah Sakit yang professional dan islami, sebagai

perwujudan Rohmatan lil Alamin

b. Misi RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung


1) Menjadikan RSB PKU Muhammadiyah sebagai sarana ibadah

untuk melaksanakan dakwah Amar Makruf Nahi Munkar.


2) Menjadikan RSB PKU Muhammadiyah sebagai sarana untuk

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara adil dan

merata.
c. Tugas dan Fungsi RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung
1) RSB PKU Muhammadiyah bertugas untuk membantu pergerakkan

organisasi Muhammadiyah untuk melakukan dakwah dan

meningkatkan mutu kesehatan masyarakat pada umumnya dan umat

islam pada khususnya.


2) RSB PKU Muhammadiyah berfungsi sebagai sarana pelayanan :
a) Promotif
b) Preventif
c) Kuratif
d) Rehabilitatif
e) Dakwah
f) Amal bakti sosial
d. Struktur Organisasi

23
24

Struktur organisasi RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung dipimpin

oleh seorang Direktur yang mendapat mandat dari Pimpinan Wilayah

Muhammadiyah dengan dibantu Majelis Pembina Kesehatan Umat yang

bertugas sebagai pengawas, pembina, dan pemberi saran untuk

perkembangan dan kemajuan RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung.

Direktur RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung dalam menjalankan

tugasnya dibantu oleh Kepala Bidang Pelayanan medik, Kepala Bidang

Penunjang Medik, Kepala Bidang UGD, Kepala Bidang Umun.

Yang mempunyai sub unit yang dipimpin oleh Kepala Bagian yang

dapat dilihat pada gambar berikut

24
25

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung

e. Tinjauan Poli Obgyn RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung


1) Definisi Poli Obgyn

Suatu unit pelayanan medik rawat jalan yang khusus melayani

pasien atau penderita ginekologi obstetri.

25
26

2) Tugas Poli Obgyn


a) Sebagai tempat memeriksa, mendiagnosa, mengobati dan

konsultasi masalah kehamilan dan kandungan dan pengambilan

bahan lab (kasus kandungan atau swab vagina).


b) Sebagai tempat pelayanan dan kosultasi tentang KB, perawatan

pra kehamilan, perawatan setelah melahirkan dan kesehatan

reproduksi.
3) Alur Pelayanan Pasien Poli Obgyn RSB PKU Muhammadiyah

Mojoagung. Yang dimaksud alur pelayanan pasien adalah proses

kegiatan teknis maupun non teknis yang harus dikerjakan mulai dari

pendaftaran pasien poli obgyn sampai dengan pasien pulang.

Mencari data
Pasien
Mulai rekam medik
mendaftar lama di database
baru

Masukkan data Pasien mengisi data


pasien baru ke resume medik
database poli
OBGYN

Lakukan pemeriksaan
dasar

26
27

Ruang
VK Melakukan pelayanan
konsultasi,diagnosa,pengobatan
Indikasi dan pemeriksaan
rawat inap

Pasien memperoleh resep


pengobatan rawat jalan
Tidak

Ya

Pasien
Pelayanan resep rawat
pulang
jalan

Gambar 2.2 Alur Pelayanan Pasien Poli Obgyn RSB PKU Muhammadiyah
Mojoagung

B. Kerangka Konsep

RSB PKU MUHAMMADIYAH

Instalasi rawat Instalasi rawat


inap jalan

Poli Gigi Poli Spesialis Poli Umum

Poli Poli Poli Poli Poli


spesialis spesialis 27
spesialis spesialis spesialis
anak bedah penyakit saraf
Konsultasi Obgyn
Hipertensi
Perawatan Perawatan
Pengambilan
Angiotensin dalam Calcium kesehatan
pasca sebelum pada ibu
Receptor
sampel lab Konsultasi kehamilan dan
Channelreproduksi Anti hipertensi
Konsultasi KB hamil
ACEmelahirkan
Inhibitors Blocker melahirkan
Betablock
kandunganer Blocker Diuretik golongan lain
Obat hipertensi Vitamin dan mineral
28

Gambar 2.3 Kerangka Konsep


Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
C. Penelitian Terkait
1. Judul : Kajian Penggunaan Obat Hipertensi pada Pasien Hipertensi

Gestasional Rawat Inap di RSUP Sanglah Periode januari 2009 –

Desember 2011
Oleh : Ni Luh Gede Lisniawati, Luh Putu Febryana, Ketut Widyani

Astuti
Tempat: RSUP Sanglah Denpasar Bali
Hasil : Anti hipertensi diberikan pada 6 orang pasien hipertensi sedang

yaitu terdiri dari 2 jenis obat yaitu metildopa (16,67%) dan

nifedipine (83,33%). Dosis metildopa yang digunakan adalah

3x250mg sehari sedangkan dosis nifedipine adalah 3x10mg sehari.

Lama terapi pasien hipertensi gestasional berkisar antara 1 sampai

dengan 2 hari. Terapi anti hipertensi pada pasien hipertensi

gestasional baik metildopa atau nifedipine telah berhasil mencapai

28
29

target terapi. Rata-rata tekanan darah postpartum pasien hipertensi

gestasional kategori sedang dengan anti hipertensi adalah 125/85

mmHg, sedangkan rata-rata tekanan darah pada pasien hipertensi

gestasional tanpa terapi anti hipertensi adalah 129,09/81,81 mmHg.

Rata-rata tekanan darah pasien saat keluar rumah sakit dengan terapi

anti hipertensi adalah 118,33/75,00 mmHg, sedangkan tanpa terapi

anti hipertensi adalah 118,33/74,54 mmHg

2. Judul : Evaluasi pola pengobatan dan ketaatan dengan Home Visit pada

pasien Hipertensi di Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman I

Yogyakarta periode Februari – Maret 2010


Oleh : C.A. Rosita Indah Aprianti
Tempat: Puskesmas Gondokusuman I Yogyakarta
Hasil : Terdapat 18 golongan obat yang digunakan oleh pasien dengan

penggunaan terbesar yakni analgetik-anti piretik non-narkotik

(88,23%). Pada penggunaan obat antihipertensi , ditemukan 3

golongan antihipertensi dengan golongan terbanyak yang digunakan

yaitu diuretik dan ACE inhibitor masing-masing pada 11 pasien

(64,70%), dan kombinasi 2 jenis antihipertensi (70,59%). Pada

evaluasi ketaatan pasien, ditemukan 5 pasien yang tidak taat (29%).

29
30

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah penelitian

observasional dengan pendekatan deskriptif.

Observasional adalah peneliti dimana peneliti hanya melakukan observasi,

tanpa memberika intervensi pada variable yang diteliti.

Deskriptif adalah upaya pengolahan data menjadi suatu yang dapat diutarakan

secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak

langsung mengalaminya sendiri. Dalam keilmuan, deskriptif diperlukan agar

peneliti tidak melupakan pengalaman dan agar pengalamannya dapat dbandingkan

dengan pengalaman peneliti lain.

B. Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut

masalah yang diteliti (Nursalam, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah

data rekam medik ibu hamil yang periksa di poli obgyn RSB PKU

Muhammadiyah Mojoagung periode bulan Januari sampai dengan bulan

Maret 2014.

30
31

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti. Oleh karena itu

peneliti akan menggunakan sampel ibu hamil dengan indikasi hipertensi di

instalasi rawat jalan RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung periode Januari


34
2014 – Maret 2014.

3. Sampling

Sampling adalah proses penyeleksi prosi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Tehnik sampling merupakan cara – cara yang ditempuh

dalam pengampilan sampel, agar diperoleh sampel yang benar – benar

sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian. Tehnik sampling yang

digunakan pada penelitian ini adalah total sampling yaitu dengan

mengambil seluruh anggota menjadi sampel (Nursalam, 2013)

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karateristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu. Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang

didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau amnipulasi suatu

penelitiaan. Konsep yang dituju dalam suatu penelitian bersifat konkret dan secara

langsung bisa diukur, sesuatu yang konkret tersebut bisa diartikan sebagai suatu

variabel dalam penelitian (Nursalam 2013).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal yaitu penggunaan

obat hipertensi pada ibu hamil di instalasi rawat jalan RSB PKU Muhammadiyah

Mojoagung periode bulan Januari – Maret 2014

D. Definisi Operasional Variabel

31
32

1. Poli Obgyn adalah Suatu unit pelayanan medik rawat jalan yang khusus

melayani pasien atau penderita ginekologi obstetri.


2. Ibu hamil dengan indikasi hipertensi
3. Hipertensi pada kehamilan adalah gangguan tekanan darah akibat kehamilan

yang terdiri dari hipertensi kronis, hipertensi gestasional, preeklampsia,

eklampsia, hipertensi kronis superimpose preeklampsia.


4. Obat hipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan

pembuluh darah.
5. Rekam medik adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain

identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, yang telah diberikan, serta

tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan

merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi

mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka

pelayanan kesehatan.
E. Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di unit rekam medik RSB PKU Muhammadiyah

Mojoagung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni - Oktober 2014.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan cara memeriksa register pasien di

poli obgyn di database rekam medik bulan Januari 2014 hingga Maret 2014.

Mencari data pasien ibu hamil dengan indikasi hipertensi, mencatat nomor rekam

medik pasien dengan indikasi hipertensi. Mencari status pasien berdasarkan nomor

rekam medik di almari arsip poli obgyn. Mencatat nama obat dan jumlah obat

hipertensi yang ditulis oleh dokter spesialis kandungan.

32
33

G. Instrumen Penelitian

Penulisan pada bagian pengumpulan data merupakan komponen yang

penting. Hal yang perlu dituliskan adalah instrument yang digunakan meerupakan

hasil dari standar instrument yang sudah baku,Instrumen pengumpulan data adalah

alat bantu yang dipilih dan digunakan pada waktu penelitian oleh peneliti dalam

kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi mudah dan

sitematis (Nursalam,2013). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

komputer register pasien dan lembar rekam medik poli obgyn di RSB PKU

Muhammadiyah Mojoagung periode Januari 2014 – Maret 2014

H. Pengolahan dan Analisis Data

1) Langkah-Langkah Pengolahan Data

a) Editing

Memeriksa kembali semua data yang telah terkumpul, artinya

memeriksa kembali kelengkapan dari instrumen pengumpulan data.

b) Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori.Dalam penelitian ini pemberian

code dilakukan pada data klasifikasi variabel.

c) Scoring

Scoring merupakan pemberian skor terhadap setiap item yang perlu

diberi skor.

33
34

d) Tabulating

Kelanjutan proses pengkodean pada proses pengolahan data. Hal ini


dilakukan agar lebih mudah penyajian data. Peneliti menggunakan
dalam bentuk tabel perencanaan.
2) Analisa Data

Data yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan dan dianalisa

secara deskriptif. Hasil analisa disajikan dalam bentuk tabel atau grafik

yang sebelumnya melalui proses pengolahan data.

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih mendapatkan rekomendasi dari

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri, kemudian peneliti mengajukan ijin

kepada Direktur dan Kabag Rekam Medik RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung

untuk melakukan penelitian.

34
35

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum lokasi penelitian


1. Data Geografis
a. Letak dan Wilayah Kerja
Dalam penelitian ini lokasi yang digunakan untuk obyek

penelitian bertempat di RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung. RSB

PKU Muhammadiyah Mojoagung secara administrasi masuk wilayah

Kabupaten Jombang. Secara geografis Kabupaten Jombang berada

disebelah selatan khatulistiwa antara 112º 20º 01º dan 112º 30º 01º

bujur timur dan antara 07º 24º 01º dan 07º 05º 01º lintang selatan

dengan luas wilayah total 1.159,50 km². Lokasi pengoperasian RSB

PKU Muhammadiyah Mojoagung di wilayah administrasi Kecamatan

Mojoagung ± 11 Km arah utara Kota Jombang dan 20 Km arah barat

Kabupaten Mojokerto.
b. Batas Wilayah
Adapun batas administrasi tentang tingkat kecamatan dengan

perincian sebagai berikut :


Utara : Kec. Sumobito
Timur : Kec. Trowulan (Kab. Mojokerto)
Selatan : Kec. Mojowarno
Barat : Kec. Peterongan.

c. Keadaan Wilayah
Luas wilayah : 4.580,204 ha
Kondisi daerah : Dataran rendah
Kondisi tanah : Subur
39
Curah hujan : Sedang
2. Data Demografi
Tabel 4.1 Distribusi Wilayah Kerja RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung
Menurut Jenis Kelamin

35
36

Jumlah Penduduk
No Kecamatan Jumlah
laki laki perempuan
1 Mojoagung 44296 43025 87321
2 Sumobito 35280 33878 69158
3 Bareng 30469 30032 60501
4 Wonosalam 15608 15418 31026
5 Mojoawarno 40788 40532 81320
Jumlah 166441 162885 329326

B. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian diperoleh pola pengobatan hipertensi pada ibu hamil di

instalasi rawat jalan RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung periode bulan Januari –

Maret 2014.

Adapun pengolahan data sebagai berikut :

Tabel 4.2 Penggunaan obat hipertensi sesuai golongan pada ibu hamil di instalasi
rawat jalan RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung periode bulan
Januari – Maret 2014.
Golongan Nama Obat Januari % Februari % Maret % Jumlah %
Nifedipine 10 Mg 15 44,12 21 64,52 24 75 60 61,86
Calcium Chanel Blocker
Amlodipine 5 mg 4 11,76 4 12,9 5 15,62 13 13,41
Anti hipertensi gol. Lain
Dopamet 10 29,41 4 12,9 2 6,25 16 16,49
(Anti Adrenergik)
ACE Inhibitors _ 0 0 0 0 0 0 0 0
Angiotensin Receptor _ 0 0 0 0 0 0 0 0
Blocker _ 0 0 0 0 0 0 0 0
Betablocker _ 0 0 0 0 0 0 0 0
Diuretik _ 0 0 0 0 0 0 0 0
Obat Kombinasi Nifedipine 10 Mg 5 14,71 2 9,68 1 3,13 8 8,84

36
37

Dopamet
Jumlah 34 100 31 100 32 100 97 100,00

Gambar 4.1 Diagram batang penggunaan obat hipertensi sesuai golongan pada ibu
hamil di instalasi rawat jalan RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung
periode bulan Januari – Maret 2014.

Tabel 4.3 Penggunaan obat hipertensi sesuai usia kehamilan pada ibu hamil di
instalasi rawat jalan RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung periode
bulan Januari – Maret 2014.
Penggunaan Obat Bulan Nifedipine Amlodipine Dopamet Kombinasi Jumlah Total
Januari 0 0 1 0 1
Usia Kehamilan
Februari 0 0 1 0 1 2
0-12 Minggu
Maret 0 0 0 0 0
Januari 11 4 0 5 20
Usia Kehamilan
Februari 11 2 0 0 13 46
13-24 Minggu
Maret 10 2 1 0 13
Januari 4 0 9 0 13
Usia Kehamilan
Februari 10 2 3 2 17 49
25-38 Minggu
Maret 14 3 1 1 19
Jumlah 60 13 16 8 97 97

37
38

Gambar 4.2 Diagram batang Penggunaan obat hipertensi sesuai usia kehamilan
pada ibu hamil di instalasi rawat jalan RSB PKU Muhammadiyah
Mojoagung periode bulan Januari – Maret 2014.

Tabel 4.4 Penggunaan obat hipertensi sesuai berat badan pada ibu hamil di
instalasi rawat jalan RSB PKU Muhammadiyah Mojoagung periode
bulan Januari – Maret 2014.
Penggunaan Obat Bulan Nifedipine Amlodipine Dopamet Kombinasi Jumlah Total
Januari 5 1 7 3 16
Berat Badan
Februari 12 1 2 2 17 48
55 - 65 kg
Maret 13 1 0 1 15
Januari 5 3 0 2 10
Berat Badan
Februari 6 3 1 0 10 33
66 - 75 kg
Maret 8 4 1 0 13
Januari 5 0 3 0 8
Berat Badan
Februari 3 0 1 0 4 16
≥ 76 kg
Maret 3 0 1 0 4
Jumlah 60 13 16 8 97 97

Gambar 4.3 Diagram batang Penggunaan obat hipertensi sesuai berat badan pada
ibu hamil di instalasi rawat jalan RSB PKU Muhammadiyah
Mojoagung periode bulan Januari – Maret 2014.

C. Bahasan

Dari hasil penelitian yang dilakukan selama bulan Januari - Maret 2014

serta menurut data pada tabel 4.2 dan gambar diagram 4.1 yang diperoleh dari

perhitungan jumlah resep obat hipertensi pada ibu hamil yang dilakukan dapat

diketahui bahwa obat yang banyak dipakai untuk terapi hipertensi adalah obat

hipertensi golongan Calcium Chanel Blocker yaitu Nifedipine sebanyak 60 resep

38
39

(61,86%), dan penggunaan Amlodipine sebanyak 13 resep (13,41%), penggunaan

pada golongan obat anti hipertensi lain (anti adrenergic) yaitu Dopamet sebanyak

16 resep (16,49%), sedangkan penggunaan terkecil yaitu obat kombinasi Nifedipine

dan Dopamet sebanyak 8 resep (8,84%).

Pertimbangan penggunaan nifedipine sebagai obat hipertensi yang

terbanyak diberikan pada ibu hamil adalah mudah didapatkan, dan tidak bersifat

teratogenik (sifat bahan kimia yang dapat menghasilkan kecacatan tubuh pada

kelahiran). Dibandingkan dengan obat hipertensi golongan lain (anti adrenergic)

Dopamet, penggunaan nifedipine selama kehamilan selain untuk anti hipertensi

juga bermanfaat sebagai tokolitik agent atau mencegah kontraksi uterus sehingga

bisa mencegah terjadinya persalinan premature. Nifedipine termasuk dalam

golongan calcium antagonis. Bekerja dengan cara menghambat masuknya calcium

ke dalam membran sel, mencegah lepasnya calcium dari retikulum sarkoplasma dan

mengurangi efek enzim calcium intrasel terhadap interaksi aktinmiosin. Hasil dari

mekanisme ini adalah relaksasi otot polos termasuk miometrium, serta vasodilatasi

yang potensial. Dibandingkan obat golongan calcium antagonis yang lain,

nifedipine lebih spesifik efeknya pada kontraksi miometrium, lebih sedikit efek

pada kontraksi jantung dan serum elektrolit. Efek blokade pompa calcium oleh

nifedipine memiliki dua karateristik penting yaitu reversibel setelah penghentian

obat dan tidak memiliki efek takifilaksis. Efek utama obat adalah menurunkan

secara bermakna resistensi vaskuler (baik sistemik maupun pulmoner). Efek pada

uterus adalah menurunkan amplitudo dan frekuensi kontraksi uterus serta

menghambat timbulnya kontraksi. Aliran darah uterus tidak secara langsung

39
40

dipengaruhi oleh nifedipine, melainkan merupakan akibat dari turunnya resistensi

vaskuler sistemik dan tekanan darah. Pada pemberian per oral, nifedipine akan 90%

diabsorpsi traktus gastrointestinal, dan 100% pada pemberian sublingual.

Metabolisme hampir sepenuhnya di hepar dan ekskresi melalui ginjal. Onset

tercapai kurang dari 20 menit pada pemberian per oral dan 3 – 5 menit pada

pemberian sublingual. Waktu paruh tercapai dalam 2 – 3 jam dan lama kerjanya

sekali pemberian adalah sampai dengan 6 jam. ( Simhan dan Caritis 2001)

Penggunaan antihipertensi kombinasi nifedipine dan dopamet

(metildopa) efektif dalam menurunkan tekanan darah dalam pengelolaan kasus

preeklamsia berat. Menurut studi yang dilakukan oleh N. Venkateswaramuthy

dimana dijumpai penurunan tekanan darah sekitar 20 mmHg baik sistolik maupun

diastolik dalam sekali pemakaian kombinasi nifedipine dan metildopa. Studi yang

dilakukan N. Venkateswaramuthy juga mendapatkan hasil solusio plasenta

(terlepasnya plasenta dari dinding rahim bagian dalam sebelum persalinan) hanya

terjadi pada satu responden dari keseluruhan 52 kasus dalam penelitiannya. Hal ini

mungkin dipengaruhi oleh penurunan tekanan darah yang tajam dari responden

dalam penelitian tersebut. Gangguan endotel pembuluh darah membuat ginjal

menanggung beban berat akibat organ ini sangat kaya pembuluh darah.

Peningkatan tekanan darah yang berlangsung terus menerus menyebabkan

kerusakan kapiler – kapiler glomerulus ginjal. Studi yang dilakukan N.

Venkateswaramuthy didapatkan hasil penurunan clearence creatinin secara

bermakna dari 0.986 mg/dl menjadi 0.79 mg/dl setelah pemberian kombinasi

nifedipine dan metildopa. (Venkateswaramuthy, 2012)

40
41

Pengobatan hipertensi pada ibu hamil tidak hanya berdasarkan dari

tingginya tekanan darah ibu hamil, tetapi juga memiliki beberapa faktor

pertimbangan. Beberapa faktor itu adalah usia kehamilan dan berat badan ibu

hamil. Usia kehamilan turut berperan dalam terjadinya hipertensi pada ibu hamil.

Seiring bertambahnya usia kehamilan, janin akan merenggangkan ginjal sehingga

ginjal kurang menerima darah maka akan melepaskan zat-zat yang meningkatkan

tekanan darah.

Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar diagram 4.2 didapatkan hasil

penggunaan obat hipertensi sesuai usia kehamilan paling tinggi pada usia

kehamilan 25-38 minggu sebanyak 49 orang (50,52%) pada usia 13 – 24 minggu

46 Orang (47,42%), sedangkan terkecil pada usia kehamilan 0-12 minggu 2 orang

(2,06%). Pola pengobatan hipertensi pada ibu hamil terbanyak pada usia kehamilan

25 minggu – 38 minggu, karena pada waktu trisemester kedua dan ketiga volume

darah akan meningkat dan mencapai maksimum. Tekanan jantung juga akan

meningkat dan membawa komplikasi berupa peningkatan kerja ginjal yang

berakibat naiknya tekanan darah (Cuninggham, et al, 2006). Tekanan darah yang

meningkat mengakibatkan pembuluh darah mengalami vasokontriksi

(penyempitan/penyusutan), akibatnya suplai darah ke jaringan tubuh akan

berkurang. Organ akan kehilangan asupan nutrisi dan oksigen sehingga lambat laun

mengakibatkan organ tidak berfungsi dan bahkan kematian organ. Akibatnya, ibu

hamil meninggal karena komplikasi dari hipertensi seperti gagal ginjal. Nutrisi

dan oksigen bagi pertumbuhan janin disuplai dari ibu. Bila suplai terganggu bayi

bisa meninggal dan kurang gizi. Bila bayi masih hidup dan lahir dengan selamat,

41
42

berat badannya sangat rendah dan ukuran bayi kecil. Hipertensi juga bertanggung

jawab terhadap perdarahan selama persalinan. (Josoprawiro, 1999)

Ibu hamil biasanya mengalami penambahan berat badan, hal tersebut

merupakan peristiwa alami yang disebabkan adanya janin dalam kandungan ibu.

Oleh karena itu ibu hamil membutuhkan nutrisi yang banyak, baik kuantitas dan

kualitasnya. Akan tetapi ibu hamil tetap disarankan untuk mengatur berat badan

agar tetap berada pada kondisi ideal dan tetap menjaga pola makanan dengan gizi

cukup dan seimbang. Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar diagram 4.3 didapatkan

hasil penggunaan obat hipertensi sesuai berat badan paling tinggi pada berat

badan 55-65 kg sebanyak 48 orang (49,48%) pada berat badan 66-75 kg 33

Orang (34,03%), sedangkan terkecil pada berat badan ≥ 76 kg 16 orang

(16,49%). Kenaikan berat badan yang tidak terkontrol mengandung banyak resiko

kehamilan yang tinggi baik bagi ibu maupun bayi. Kenaikan berat badan yang

berlebih menunjukkan adanya penimbunan cairan yang berlebihan dalam jaringan

tubuh atau disebut odema yang merupakan tanda preeklampsia. Preeklampsia

adalah penyakit dengan tanda – tanda hipertensi, odema, dan proteinuria yang

timbul karena kehamilan. (Suryaningsih dan Fatmawati, 2011)

Pada dasarnya mekanisme pengobatan hipertensi di ibu hamil hampir sama

dengan mekanisme pengobatan hipertensi secara umum. Akan tetapi hipertensi

pada kehamilan perlu diperhatikan obat apa yang diminum atau dimakan oleh ibu

hamil, karena dapat memberikan pengaruh pada janin. Golongan obat hipertensi

ACE Inhibitors (captopril, ramipril, lisinopril) dan pengambat reseptor angiotensin

II (losartan, valsartan, candersartan) dikontraindikasikan pada hipertensi kehamilan

42
43

karena dapat mengakibatkan efek teratogenik atau kecacatan pada janin. Golongan

diuretik (furosemide, HCT, torasemide) juga harus hati-hati dalam penggunaanya

untuk terapi hipertensi pada ibu hamil karena dapat menyebabkan

ketidakseimbangan elektrolit. (Suryawati, 1990)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh pola

pengobatan hipertensi pada ibu hamil di instalasi rawat jalan RSB PKU

Muhammadiyah Mojoagung selama periode bulan Januari - Maret 2014. Obat yang

43
44

digunakan untuk pasien ibu hamil dengan hipertensi adalah golongan Calcium

Chanel Blocker Nifedipine sebanyak 59 resep (61,86%) dan penggunaan

Amlodipine sebanyak 13 resep (13,41%) , penggunaan golongan lain (anti

adrenergic) Dopamet sebanyak 16 resep (16,49%), sedangkan penggunaan terkecil

yaitu obat kombinasi Nifedipine dan Dopamet sebanyak 9 resep (8,84%).

B. Saran

Pada ibu hamil sebaiknya sering melakukan Ante Natal Care (perawatan

sebelum melahirkan) untuk mengetahui kondisi janin maupun perkembangannya

agar segala hal yang mengarah patologis dapat diantisipasi segera, untuk itu perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek samping obat anti hipertensi pada ibu

hamil.

48
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, et al, 2006. Obstetri William Edisi 21. Jakarta : EGC

Departemen Kesehatan RI. 2008. Informastorium Obat Nasional Indonesia (IONI),


Direktorat Jendral Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid II,edisi ketiga. Jakarta : FK UI

44
45

Josoprawiro. M. 1999. Hipetensi pada kehamilan Preekklampsia – Ekklampsia.


Jakarta : FK UI

Kodim Nasrin. 2003. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @


tempointeraktif.com.

Monthly Index of Medical Specialities Indonesia. 2012. Petunjuk Konsultasi Edisi


II. Jakarta : Medidata Indonesia

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Perawatan. Jakarta : Salemba Medika

Priyanto. 2008. Farmakologi Dasar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Keperawatan.


Jakarta : Leskonfi.

Simhan H, Caritis S. 2001. Calcium Channel Blocker, in : Inhibition Preterm Labor


I. The New England Journal Of Medicine, volume 335, 257 – 265

Siregar, Ch. J.P., dan Amalia, L. 2004. Farmasi Rumah Sakit, Teori dan Penerapan.
Jakarta : EGC

Smith Tom. 1995. Tekanan Darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana


mengatasinya ?. Jakarta : Arcan

Suryaningsih S.R.M dan Fatmawati E. 2011. Asuhan patologi kebidanan. Nuha


Litera Offset. Yogyakarta

Suryawati S. 1990. Pemakaian obat pada kehamilan. Yogyakarta : Laboratorium


Farmakologi Klinik FK UGM

Varney, Dkk. 1998. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC

Venkateswaramurthy N. 2012 . Study On Anti – Hypertensives In Preeclampsia.


Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research.

Lampiran I : Daftar Penggunaan Obat Hipertensi Bulan Januari

Tanggal Usia Berat Aturan


No Identitas Umur Tekanan Darah Terapi Jumlah
periksa Kehamilan Badan Pakai
1 3/1/2014 Ny. S. M 30 Th 24 Minggu 79 Kg 160/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
2 3/1/2014 Ny. W 35 Th 24 Minggu 65 Kg 190/90mmHg Nifedipine 3X1 22
3 6/1/2014 Ny. I M 25 Th 15 Minggu 73 Kg 170/100mmHg Nifedipine 3X1/2 15
4 6/1/2014 Ny. R 37 Th 28 Minggu 61 Kg 170/90mmHg Dopamet 3X1 20
5 6/1/2014 Ny. D N 32 Th 32 Minggu 60 Kg 150/90mmHg Dopamet 3X1 20

45
46

6 8/1/2014 Ny. P 36 Th 24 Minggu 111 Kg 140/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15


7 8/1/2014 Ny. K 35 Th 24 Minggu 65 Kg 160/110mmHg Nifedipine 3X1/2 15
Dopamet 3X1 20
8 10/1/2014 Ny. A V 36 Th 36 Minggu 79 Kg 160/90mmHg Dopamet 3X1 20
9 10/1/2014 NY. W E 18 Th 33 Minggu 60 Kg 160/80mmHg Dopamet 3X1 20
10 13/1/2014 Ny. N L 28 Th 24Minggu 72 Kg 160/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
11 13/1/2014 Ny. U F 26 Th 7 Minggu 79 Kg 150/80mmHg Dopamet 3X1 20
12 13/1/2014 Ny. ST 24 Th 24 Minggu 66 Kg 160/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
13 13/1/2014 Ny. Y A 25 Th 20 Minggu 64 Kg 170/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
14 13/1/2014 Ny. R A 25 Th 22 Minggu 61 Kg 170/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
15 15/1/2014 Ny. E W 30 Th 35 Minggu 63Kg 160/90mmHg Dopamet 3X1 20
16 15/1/2014 Ny. K E 30 Th 34 Minggu 58 Kg 170/80mmHg Dopamet 3X1 20
17 17/1/2014 Ny. A L 27Th 24 Minggu 60Kg 150/110mmHg Nifedipine 3X1/2 15
Dopamet 3X1 20
18 17/1/2014 Ny. S S 30 Th 20 Minggu 68 Kg 160/90mmHg Amlodipine 1X1 10
19 20/1/2014 Ny. F A 30 Th 20 Minggu 105 Kg 120/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
20 20/1/2014 Ny. S W 45 Th 24 Minggu 72 Kg 150/90mmHg Amlodipine 1X1 10
21 20/1/2014 Ny. N H 33 Th 29 Minggu 68 Kg 140/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
22 20/1/2014 Ny. E T 32 Th 20 Minggu 67 Kg 150/110mmHg Nifedipine 3X1/2 15
Dopamet 3X1 20
23 22/1/2014 Ny. R W 30 Th 24 Minggu 69 Kg 170/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
24 22/1/2014 Ny. A V 36 Th 36 Minggu 79 Kg 150/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
25 22/1/2014 Ny. D K 31 Th 24 Minggu 58 Kg 170/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
26 24/1/2014 NY. Y Y 32 Th 24 Minggu 63 Kg 150/110mmHg Nifedipine 3X1/2 15
Dopamet 3X1 20
27 24/1/2014 Ny. D N 32 Th 34 Minggu 61 Kg 150/80mmHg Dopamet 3X1 20
28 24/1/2014 Ny. S. M 30 Th 26 Minggu 80 Kg 150/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
29 24/1/2014 Ny. K M 30 Th 24 Minggu 66 Kg 150/110mmHg Nifedipine 3X1/2 15
Dopamet 3X1 20
30 27/1/2014 Ny M N 29 Th 20 Minggu 62 Kg 160/90mmHg Amlodipine 1X1 10
31 27/1/2014 Ny. R 37 Th 30 Minggu 61 Kg 150/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
32 27/1/2014 Ny. K E 30 Th 35 Minggu 58 Kg 150/80mmHg Dopamet 3X1 15
33 29/1/2014 Ny. H Y 34 Th 24 Minggu 69 Kg 170/90mmHg Amlodipine 1X1 10
34 29/1/2014 Ny. A V 36 Th 38 Minggu 79 Kg 150/80mmHg Dopamet 3X1 10

46
47

Lampiran I : Daftar Penggunaan Obat Hipertensi Bulan Februari

Tanggal Usia Berat Aturan


No Identitas Umur Tekanan Darah Terapi Jumlah
periksa Kehamilan Badan Pakai
3X1/
1 3/2/2014 Ny. N E 34 Th 20 Minggu 63 Kg 170/80mmHg Nifedipine 2 15
2 3/2/2014 Ny. N R 31 Th 20 Minggu 110 Kg 130/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
3 3/2/2014 Ny. W 35 Th 32 Minggu 66 Kg 180/80mmHg Dopamet 3X1 20
4 3/2/2014 Ny. I M 25 Th 19 Minggu 74 Kg 170/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
5 3/2/2014 Ny. S B 31 Th 24 Minggu 63 Kg 170/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
6 5/2/2014 Ny. S K 29 Th 24 Minggu 60 Kg 160/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
7 5/2/2014 Ny. R 37 Th 32 Minggu 61 Kg 150/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
8 5/2/2014 Ny. P 36 Th 28 Minggu 112 Kg 140/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
9 7/2/2014 Ny. K 35 Th 28 Minggu 65 Kg 160/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
10 7/2/2014 NY. W E 18 Th 37 Minggu 61 Kg 160/80mmHg Dopamet 3X1 20
11 10/2/2014 Ny. E W 25 Th 38 Minggu 63 Kg 160/90mmHg Dopamet 3X1 10
12 10/2/2014 Ny N N 29 Th 24 Minggu 59Kg 160/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
13 10/2/2014 Ny. U F 26 Th 11 Minggu 80 Kg 150/80mmHg Dopamet 3X1 20
14 10/2/2014 Ny. N L 28 Th 28 Minggu 72 Kg 160/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
15 10/2/2014 Ny. ST 24 Th 28 Minggu 66 Kg 160/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
16 12/2/2014 Ny. Y A 25 Th 24 Minggu 64 Kg 160/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
17 12/2/2014 Ny. R A 25 Th 26 Minggu 61 Kg 160/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
18 14/2/2014 Ny. S S 30 Th 24Minggu 69 Kg 160/90mmHg Amlodipine 1X1 10
19 14/2/2014 Ny. F A 30 Th 24 Minggu 105 Kg 120/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
20 17/2/2014 Ny. A L 27Th 28 Minggu 61Kg 150/100mmHg Nifedipine 3X1/2 15
Dopamet 3X1 20
21 17/2/2014 Ny. C N 28 Th 20 Minggu 62 Kg 160/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
22 17/2/2014 Ny. R W 30 Th 28 Minggu 70Kg 160/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
23 19/2/2014 Ny. H Y 34 Th 27Minggu 70 Kg 160/90mmHg Amlodipine 1X1 10
24 19/2/2014 Ny. D K 31 Th 28Minggu 59 Kg 160/80mmHg Nifedipine 3X1/2 20
25 21/2/2014 Ny. E T 32 Th 24Minggu 68 Kg 140/100mmHg Nifedipine 3X1/2 15
26 21/2/2014 Ny. S W 45 Th 28 Minggu 73Kg 150/80mmHg Amlodipine 1X1 10
27 24/2/2014 Ny. N H 43 Th 33 Minggu 69 Kg 150/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
28 24/2/2014 NY. Y Y 32 Th 28 Minggu 63 Kg 150/100mmHg Nifedipine 3X1 20
Dopamet 3X1 20
29 26/2/2014 Ny. D T 28 Th 20 Minggu 65 Kg 160/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
30 26/2/2014 Ny M N 29 Th 24Minggu 62 Kg 170/90mmHg Amlodipine 1X1 10
31 28/2/2014 Ny. K E 30 Th 35 Minggu 58 Kg 150/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15

47
48

Lampiran I : Daftar Penggunaan Obat Hipertensi Bulan Maret

Tanggal Usia Berat Aturan


No Identitas Umur Tekanan Darah Terapi Jumlah
periksa Kehamilan Badan Pakai
1 3/3/2014 Ny. I M 25 Th 23 Minggu 75 Kg 150/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
2 3/3/2014 Ny. P 36 Th 32 Minggu 112 Kg 140/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
3 3/3/2014 Ny. N R 31 Th 24 Minggu 110 Kg 120/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
4 3/3/2014 Ny. K 35 Th 31 Minggu 65 Kg 160/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
5 5/3/2014 Ny. N E 34 Th 24 Minggu 64 Kg 160/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
6 5/3/2014 Ny. ST 24 Th 34 Minggu 67Kg 150/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
7 7/3/2014 Ny. W 35 Th 36 Minggu 67 Kg 160/80mmHg Dopamet 3X1 20
8 7/3/2014 Ny. S B 31 Th 28 Minggu 64 Kg 160/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
9 7/3/2014 Ny. R A 25 Th 29 Minggu 62 Kg 160/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
10 10/3/2014 Ny. U F 26 Th 15 Minggu 79 Kg 140/80mmHg Dopamet 3X1 20
11 10/3/2014 Ny R O 30 Th 20 Minggu 70 Kg 190/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
12 10/3/2014 Ny I M 26 Th 24 Minggu 65 Kg 190/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
13 10/3/2014 Ny. Y A 25 Th 28 Minggu 65 Kg 160/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
14 10/3/2014 Ny U 30 Th 20 Minggu 71 Kg 160/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
15 12/3/2014 NY.E P 31 Th 25 Minggu 63 Kg 160/110mmHg Nifedipine 3X1/2 12
Dopamet 3X1 20
16 12/3/2014 Ny G 31 Th 18 Minggu 61 Kg 190/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
17 14/3/2014 Ny J 28 Th 20 Minggu 68 Kg 160/90mmHg Amlodipine 1X1 10
18 14/3/2014 Ny B N 30 Th 20 Minggu 71 Kg 160/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
19 14/3/2014 Ny P R 25 Th 24 Minggu 72 Kg 140/90mmHg Amlodipine 1X1 10
20 17/3/2014 Ny. S S 30 Th 28 Minggu 70 Kg 160/80mmHg Amlodipine 1X1 10
21 17/3/2014 Ny. F A 30 Th 28 Minggu 106 Kg 130/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
22 17/3/2014 Ny I T 25 Th 20 Minggu 65 Kg 190/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
23 19/3/2014 Ny. A L 27 Th 32Minggu 62 Kg 150/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
24 21/3/2014 Ny. H Y 34 Th 31 Minggu 70 Kg 150/80mmHg Amlodipine 1X1 10
25 24/3/2014 Ny. D K 31 Th 32 Minggu 59 Kg 150/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
26 24/3/2014 Ny. Y W 28 Th 28 Minggu 65 Kg 190/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
27 24/3/2014 Ny. A K 29 Th 15 Minggu 73 Kg 170/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
28 26/3/2014 Ny M N 29 Th 28 Minggu 63 Kg 160/80mmHg Amlodipine 1X1 10
29 26/3/2014 NY. Y Y 32 Th 32 Minggu 64 Kg 150/90mmHg Nifedipine 3X1/2 15
30 26/3/2014 Ny. C N 28 Th 25 Minggu 63 Kg 150/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
31 28/3/2014 Ny. R W 30 Th 32 Minggu 71 Kg 160/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15
32 28/3/2014 Ny. N H 43 Th 37Minggu 70 Kg 150/80mmHg Nifedipine 3X1/2 15

Lampiran 4: Surat Izin Penelitian


49

Lampiran 5: Lembar Konsultasi


50

Anda mungkin juga menyukai