Anda di halaman 1dari 51

UNIVERSITAS FALETEHAN

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI BERBASIS DIGITAL


(CARDICRAF) TERHADAP KEPATUHAN SELF CARE
MANAGEMENT PASIEN CHF DI RUANG SALAK RSUD dr.
ADJIDARMO RANGKASBITUNG

PROPOSAL PENELITIAN

AZKIA MANTASYA
1019031028

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN 2023
UNIVERSITAS FALETEHAN

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI BERBASIS DIGITAL


(CARDICRAF) TERHADAP KEPATUHAN SELF CARE
MANAGEMENT PASIEN CHF DI RUANG SALAK RSUD dr.
ADJIDARMO RANGKASBITUNG

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar


Sarjana Keperawatan

AZKIA MANTASYA
1019031028

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Penelitian dengan Judul “Pengaruh Pemberian Edukasi Berbasis


Digital (Cardicraf) Terhadap Kepatuhan Self care management Pasien CHF
Di Ruang Salak RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung” telah disetujui untuk di
presentasikan di hadapan Tim Penguji Proposal Penelitian Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Faletehan.

Serang, April 2023

Pembimbing,

Ns. Dewi Rahmawati, S.Kep, M.Kep


NIK : 11.14.187

KATA PENGANTAR
i
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh
Pemberian Edukasi Berbasis Digital (Cardicraf) Terhadap Kepatuhan Self
care management Pasien CHF Di Ruang Salak RSUD dr. Adjidarmo
Rangkasbitung“. Dalam menyusun Tugas Akhir ini, saya telah dibimbing
dengan baik oleh para dosen pembimbing dan mendapat banyak dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu sebagai bentuk rasa syukur, saya ucapkan terima
kasih kepada :
1. Andiko Nugraha Kusuma, SKM.,M.KM selaku Rektor Universitas
Faletehan.
2. Dr. Budhi Mulyanto, selaku Direktur Rumah Sakit dr. Adjidarmo
Rangkasbitung
3. Ns. H. Asra, S.Kep.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Faletehan.
4. Dini Rachmaniah, S.Kp.,M.Kep.Ns.Sp.Kep.An selaku Ka.Prodi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Faletehan
5. Ns. Dewi Rahmawati, S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing I, yang
dengan tekun memberikan bimbingan ilmiah melalui berbagai
pengarahan, sharing, dan usul/saran yang cemerlang
6. Ns. Elfina Yulidar, S.Kep.,M.Kep selaku penguji ahli, yang juga
dengan tekun memberikan berbagai masukan secara ilmiah melalui
pengarahan, sharing, dan saran yang diberikan.

Peneliti menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam


pembuatan tugas akhir skripsi ini, sehingga saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan untuk perbaikan pada penelitian
selanjutnya.
Serang, April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................v
DAFTAR BAGAN.......................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................vii
BAB I.............................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
D. Manfaat penelitian......................................................................................6
E. Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................6
BAB II............................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................8
A. Konsep CHF................................................................................................8
B. Konsep Kepatuhan...................................................................................12
C. Konsep Self care management................................................................14
D. Konsep Aplikasi........................................................................................17
BAB III........................................................................................................21
A. Kerangka Konsep.....................................................................................21
B. Definisi Oprasional...................................................................................21
C. Hipotesis Penelitian..................................................................................22
BAB IV........................................................................................................23
METODE PENELITIAN..........................................................................23
A. Jenis Penelitian.........................................................................................23
B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................23
C. Populasi dan Sampel Penelitian..............................................................24
D. Teknik Pengumpulan Data......................................................................25
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data...........................................28

iii
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi gagal jantung menurut New York Health


Asociation……….11

Tabel 3.1 Definisi Operasional……………..……………………………...


……..21

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Identitas Diri. ……………………………………………………….


18

Gambar 2.2 Index Massa Tubuh…………....……...………………….


………….18

Gambar 2.3 Kebutuhan Cairan ……………………………………………….….19

Gambar 2.4 Urine Output.


……………………………………………………......19

Gambar 2.5 Gizi Diet Jantung…………....………………………….……………


19

Gambar 2.6
Aktivitas..............................................................................................20

v
DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Konsep……………………………………………………. 21

Bagan 4.2 Desain Penelitian…………....……………………………..


………….23

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian


Lampiran 2 Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3 Lembar Bimbingan
Lampiran 4 Surat Persetujuan

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gagal jantung kongestif adalah suatu kondisi curah jantung tidak mencukupi
kebutuhan metabolisme tubuh atau tidak memadai sebagai respon terhadap
pengisian jantung normal (Chorunnisa, 2021). Gagal jantung menjadi salah
satu alasan orang sering dirawat di Rumah Sakit, dengan kualitas hidup yang
buruk, harapan hidup yang pendek, dan tingkat morbiditas bahkan kematian
yang tinggi (Siallagan, 2021).

Data World Health Organization menyatakan bahwa penyakit jantung


membawa resiko kematian dini tertinggi, lebih dari tiga perempat negara di
dunia untuk pria dan kurang dari setengahnya untuk wanita, menurut WHO
angka kematian tertinggi penyakit tidak menular disebabkan oleh penyakit
kardiovaskular yaitu 208 ribu per 100 juta populasi dunia, sedangkan total
kematian akibat penyakit jantung di Asia yaitu 244 ribu per 100 juta populasi,
dan Indonesia menjadi salah satu angka penyumbang kematian tertinggi di
Asia akibat penyakit jantung yaitu 345 ribu per 100 juta populasi (WHO,
2022). Prevalensi penyakit jantung sendiri di Indonesia berdasarkan diagnosa
dokter pada penduduk semua umur dan kategori yaitu sebesar 1,5% atau
sekitar 1.017.290 penduduk. Kasus CHF menjadi penyebab kematian kedua
setelah stroke. Angka kejadian penyakit jantung di Banten juga terbilang
tinggi yaitu 1,4% sekitar 23.363 penduduk (Kemenkes RI, 2018).

Pasien gagal jantung sering mengalami gangguan fisik sesak napas, mudah
lelah, kebebasan aktivitas berkurang, bengkak pada kaki (Selvia et al., 2022).
Masalah ini disebabkan oleh ketidakpatuhan pasien dalam self care
management karena kurangnya pengetahuan pasien terhadap perawatan
mandiri, pasien sering mengalami kesulitan untuk membiasakan diri dengan
rencana perawatan yang dianjurkan, maka dari itu pasien membutuhkan
pemantauan rutin perawatan diri dan penyesuaian gaya hidup untuk
mencegah kambuhnya penyakit, menurunkan tingkat rehospitalisasi, dan

1
2

meningkatkan kualitas hidup. Hal ini dibuktikan oleh penelitian bahwa


terdapat pengaruh self care management pada kualitas hidup pasien gagal
jantung (Sinurat Samfriati et al., 2021)

Self care management adalah kemampuan pasien jantung dalam mengatur diri
sendiri atas penyakitnya, edukasi perawat terhadap pasien dapat
meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit yang dialaminya
(Rahmawati et al., 2022). Pasien jantung yang mengikuti self care
management teratur yaitu teratur minum obat, membatasi garam, membatasi
cairan, membatasi aktivitas fisik, berolahraga serta dapat menerima
penyakitnya berdampak positif bagi kesehatannya (Sinurat Samfriati et al.,
2021). Manajemen perawatan mandiri memiliki peran penting dalam
keberhasilan pengobatan gagal jantung yaitu mengurangi gejala gagal
jantung, meningkatkan kualitas hidup, serta menurunkan morbiditas (Ardiana
& Andriyanto, 2021). Lingkungan dan dukungan keluarga sangat penting
dalam proses self care management pasien gagal jantung, hal ini dilakukan
agar pasien merasa nyaman, aman dalam berakivitas dan dapat meningkatkan
kualitas hidup. Hal ini dibuktikan dengan hasil eksperimen yang dilakukan di
RSUD Ungaran Kabupaten Semarang bahwasanya ada hubungan yang
bermakna dukungan keluarga dengan kepatuhan dalam perawatan mandiri
pada penderita gagal jantung dengan hasil yang signifikan yaitu p value
sebesar 0,001< 0,05 (Yulius, 2019).

Dampak self care management yang tidak baik dapat menimbulkan masalah
yang lebih komplek pada pasien gagal jantung, beberapa komplikasi yang
dapat terjadi yaitu gagal jantung sistolik, obstruksi left ventricular outflow
(LVTO), aritmia, regurgitasi mitral, shok kardiogenik, rupture dinding
ventrikel, bahkan kematian (Rahmawati et al., 2022).

Salah satu contoh upaya untuk mengatasi masalah diatas, juga untuk
peningkatan pengetahuan dan kepatuhan self care management pada pasien
gagal jantung telah dilakukan penelitian di RSUD Siti Fatimah Az-Zahra
Sumatera Selatan dengan memberikan pendidikan kesehatan menggunakan
3

media leaflet didapatkan hasil yang signifikan dengan nilai p value 0,000 <
0,05, artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan melalui media leaflet
manajemen kesehatan pasien gagal jantung kongestif (CHF) terhadap tingkat
pengetahuan pasien CHF (Anggraeni et al., 2022). Upaya lain untuk
meningkatkan kualitas pasien dalam self care management yaitu dengan
pemanfaatan kemajuan teknologi. Pemanfaat teknologi telah membantu
banyak dibidang kesehatan khususnya membantu pasien gagal jantung dalam
perawatan mandiri. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan di
Rumah Sakit UNS Surakarta bahwa adanya pengaruh pemberian edukasi
melalui E-Health Berbasis Website Terhadap Self care management Pasien
Gagal Jantung (Tiffany & Hudiyawati, 2022)

Inovasi terbaru kolaborasi tim dosen dan mahasiswa Universitas Faletehan


untuk memodifikasi pemberian edukasi pada pasien gagal jantung dengan
pemanfaatan teknologi bidang kesehatan yang berorientasi pada health
coaching berbasis android yaitu membuat aplikasi bernama Cardicraf (Care
Digital For Congestive Heart Failure). Aplikasi ini telah memiliki hak cipta
yang sah sehingga penggunaan aplikasi ini bisa dipakai dan disebarkan
kepada seluruh pasien yang membutuhkan. Tujuan dibuatnya aplikasi ini
yaitu untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam melakukan perawatan
mandiri sehingga kualitas hidupnya bertambah baik (Rahmawati et al.,
2022).

Cardicraf adalah aplikasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasien


dalam melakukan self care management, dikemas dengan fitur lengkap dalam
satu aplikasi yang menarik dan sederhana, sehingga pasien dapat dengan
mudah mengontrol kondisinya. Fitur yang terdapat pada aplikasi Cardicraf
meliputi fitur untuk mengukur Indeks Massa Tubuh caranya dengan
memasukan data tinggi badan dan berat badan, kedua fitur untuk menghitung
kebutuhan cairan perhari, ketiga fitur menghitung urine output, selanjutnya
fitur untuk mengetahui gizi diet jantung yang baik untuk dikonsumsi sesuai
dengan resep dan anjuran dokter juga ahli gizi, anjuran yang diberikan sesuai
dengan aturan diet DASH (Dietary Approaches To Stop Hypertension),
4

terakhir yaitu fitur untuk menentukan klasifikasi gagal jantung pengguna


sesuai dengan NYHA (New York Heart Association) sehingga dapat
mengetahui jenis aktivitas yang tepat yang dapat dilakukan sesuai
kemampuan pengguna (Rahmawati et al., 2022).

Hasil penelitian pemberian edukasi mengggunakan aplikasi Cardicraf yang


dilakukan di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang pada Januari-Februari
2022 terhadap 66 populasi dengan 22 responden yang memenuhi kriteria
inklusi, didapatkan hasil uji statistic dengan nilai p=0,000 pada alpha 0,05
artinya nilai p<alpha, dengan kata lain adanya pengaruh yang signifikan pada
pemberian edukasi berbasis digital (Cardicraf) terhadap tingkat kepatuhan
self care management pasien gagal jantung di Ruang Mawar RSUD dr.
Dradjat Prawiranegara Serang (Rahmawati et al., 2022).

Hasil studi pendahuluan peneliti yang dilakukan di ruang Salak RSUD dr.
Adjidarmo Rangkasbitung diketahui bahwa jumlah keseluruhan pasien
dengan diagnosa CHF pada Januari – Desember 2022 yaitu 270 pasien. Pada
akhir November – Desember 2022 pasien dengan CHF berjumlah 58 pasien.
Hasil wawancara peneliti di ruang Salak RSUD Adjidarmo Rangkasbitung
terhadap 5 pasien yang di diagnosa CHF pasien mengeluh sesak, mudah lelah
saat aktivitas dan bengkak pada ekstremitas. Dari 5 pasien yang di wawancara
dua diantaranya baru pertama kali dirawat dengan diagnosa CHF dan
mengatakan belum mengetahui sama sekali tentang perawatan jantung
mandiri sementara tiga pasien lainnya sudah pernah mendapatkan perawatan
jalan dengan penyakit ini namun tetap kembali mengalami rehospitalisasi, hal
ini disebabkan ketidakpatuhan pasien dalam pembatasan asupan cairan,
pasien mengatakan bahwa dokter memberitahu berapa banyak asupan cairan
yang harus dikonsumsi setiap harinya namun tidak tahu dampak dari asupan
cairan yang masuk kedalam tubuh, pada akhirnya pasien tidak mematuhi
anjuran yang disarankan dokter sebelumnya. Kepala ruangan salak
mengatakan bahwa selalu memberikan edukasi terhadap pasien CHF untuk
membatasi asupan cairan namun banyak faktor seperti daya ingat pasien, usia,
dukungan keluarga yang mempengaruhi ketidakpatuhan pasien sehingga self
5

care mangement pada pasien belum optimal.

Justifikasi peneliti melakukan penelitian ini yaitu karena belum adanya


penelitian tentang pengaruh pemberian edukasi berbasis digital (Cardicraf) di
RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung, penelitian ini melanjutkan penelitian
sebelumnya namun dengan desain penelitian yang berbeda. Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian “Pengaruh Penggunaan Aplikasi Edukasi Berbasis Digital
(Cardicraf) Terhadap Tingkat Kepatuhan Self Care Management Pasien CHF
Di Ruang Salak RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung”

B. Rumusan Masalah

Gagal jantung menjadi salah satu alasan orang sering dirawat di rumah sakit,
dengan kualitas hidup yang buruk, harapan hidup yang pendek, dan tingkat
morbiditas bahkan kematian yang tinggi. Pasien dengan penyakit jantung
seringkali tidak dapat mengontrol kesehatannya, banyak hal yang
menyebabkan kekambuhan bahkan komplikasi karena kurangnya
pengetahuan pasien dan keluarga terhadap pengobatan dan perawatan.
Dampak self care management yang tidak baik dapat menimbulkan masalah
yang lebih komplek pada pasien gagal jantung, beberapa komplikasi yang
dapat terjadi yaitu gagal jantung sistolik, obstruksi left ventricular outflow
(LVTO), aritmia, regurgitasi mitral, shok kardiogenik, rupture dinding
ventrikel, bahkan kematian. Berdasarkan hal tersebut, perumusan masalah
pada penelitian ini adalah ”Adakah Pengaruh Pemberian Edukasi Berbasis
Digital (Cardicraf) Terhadap Pasien Gagal Jantung Di Ruang Salak RSUD dr.
Adjidarmo Tahun 2023”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Edukasi Berbasis Digital


(Cardicraf) Terhadap Tingkat Kepatuhan Self care management Pasien
6

CHF di ruang Salak RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui rerata kepatuhan self care management pasien CHF


sebelum intervensi pemberian edukasi aplikasi digital (Cardicraf) di
Ruang Salak RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung
b. Mengetahui rerata kepatuhan self care management pasien CHF setelah
intervensi pemberian edukasi aplikasi digital (Cardicraf) di Ruang
Salak RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung.
c. Mengetahui pengaruh intervensi pemberian edukasi aplikasi digital
(Cardicraf) terhadap kepatuhan self care management pasien CHF di
Poli Jantung RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat bagi universitas faletehan

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi terkait self
care management dengan kepatuhan pada pasien CHF.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dokumentasi di perpustakaan
Universitas Faletehan, sehingga dapat dijadikan perbandingan dengan
peneliti yang akan datang.

2. Manfaat Bagi Lahan Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi terkait faktor
dominan yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan self care
management pada pasien CHF.

3. Manfaat Bagi Peneliti

Sebagai sarana pengembangan ilmu yang telah di dapat selama kuliah dan
untuk mendapatkan pengalaman, pengetahuan serta mengaplikasikan ilmu
Metodologi riset dalam penyusunan laporan ilmiah
7

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Cardicraf terhadap


tingkat kepatuhan self care management pada pasien CHF di ruang Salak
RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung tahun 2023. Responden dalam
penelitian ini pasien dengan CHF di ruang Salak RSUD dr. Adjidarmo
Rangkasbitung. Penelitian ini dilakukan karena masih banyaknya pasien CHF
yang tidak mengetahui pentingnya self care management. Desain penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif, dengan rancangan penelitian True
Eksperimental dengan Pretest and Posttest control group (dengan kelompok
kontrol), yang artinya peneliti melakukan intervensi pada kelompok dengan
pembanding. Pengaruh perlakuan dinilai dengan cara membandingkan nilai
pretest dengan posttest.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep CHF
1. Definsi
Congestive Heart Failure atau Gagal Jantung Kongestif adalah kondisi
jantung tidak mampu untuk memompa darah dengan optimal sehingga
kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrisi tidak terpenuhi. Gagal
jantung kongestif sering disebut juga sebagai gagal jantung kanan dan
kiri (Munandar, 2022). Gagal jantung merupakan kondisi patofisiologi
komplek disebabkan oleh banyak penyakit yang dapat memicunya,
seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan sebagainya. Respon gagal
jantung mengakibatkan kelainan pada tiga titik utama dari fungsi
miokardium, yaitu beban awal (preload), beban akhir (afterload) dan
kontraktilitas (Irwan, 2018).

2. Etiologi
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gagal jantung adalah
kondisi fisiologis yang dapat meningkatkan preload, afterload, dan yang
dapat menurunkan kelistrikan miokardium. Kondisi yang dapat
meningkatkan preload yaitu cacat septum ventrikel dan regurgitasi aorta.
Yang menyebabkan afterload meningkat yaitu kondisi dimana jantung
mengalami stenosis aorta atau dilatasi ventrikel. Hal yang dapat
menurunkan kontraktilitas miokardium yaitu infark miokard dan
kardiopati (Hardiyanti, 2022).

Selain dari tiga kondisi fisiologis diatas, ada faktor fisiologis lain yang
dapat menyebabkan jantung gagal pompa, yaitu stenosis katup
atrioventrikularis bekerja menghambat pengisian ventrikel, tamponade
jantung juga menghambat pengisian ventrikel dan ejeksi ventrikel
sehingga mengakibatkan gagal jantung. Hal hal yang dapat menimbulkan
perkembangan gagal jantung dengan penekanan tekanan sirkulasi yang
mendadak dapat berupa aritmia, emboli paru, infeksi sistemik dan infeksi

8
9

paru-paru (Irwan, 2018).


Pada gagal jantung dibagi menjadi 2 golongan, yaitu ?
a. Gagal jantung kiri, pada kondisi ini dapat terjadi 2 masalah yang
terjadi secara bersamaan, diantaranya :
a) Gagal jantung sistolik, kondisi saat jantung tidak mampu
menghasilkan output jantung untuk perfusi organ vital.
b) Gagal jantung diastolik, adanya penimbunan cairan pada paru
(kongesti paru), namun output jantung dan curah jantung normal.
b. Gagal jantung kanan, kondisi saat ventrikel kanan tidak mampu
mengalirkan aliran darah untuk sirkulasi paru pada tekanan vena
sentral konfusi (Hardiyanti, 2022).

3. Patofisiologi
Patofisiologi gagal jantung kongestif diuraikan berdasarkan tipe gagal
jantung yang dibedakan atas gagal jantung kanan dan gagal jantung kiri.
Patofisiologis gagal jantung kiri timbul akibat kegagalan progresif fungsi
pemompaan jantung kiri akibat berbagai faktor yang dipicu oleh
beberapa mekanisme kompensasi sehingga menyebabkan terjadinya
dilatasi, dan peningkatan volume juga tekanan pada akhir diastolik.

Gangguan kelistrikan miokardium ventrikel kiri yang utuh yang


mengurangi denyut jantung membatasi kemampuan ventrikel untuk
memompa, sehingga residu ventrikel meningkat karena berkurangnya isi
sekuncup yang diproduksi oleh ventrikel kiri. Jika adanya peningkatan
pada EDV (End Diastolic Pressure) maka dipastikan LVEDP (Left
Ventricle End Diastolic Pressure) juga mengalami peningkatan,
akibatnya tekanan kapiler dan juga paru – paru meningkat, Jika tekanan
hidrostatik di kapiler paru-paru melebihi onkotik vaskular, disinilah
transudasi cairan akan terjadi. Parahnya jika cairan ini menembus ke
dalam alveoli makan akan terjadi edema paru – paru (Irwan, 2018).

Patofisiologi gagal jantung kanan sering disebut sebagai komplikasi akhir


dari gagal jantung kiri. Gagal jantung kanan yaitu kelainan klinis akibat
10

adanya perubahan struktur dan fungsi system peredaran darah jantung


kanan yang mengakibatkan tidak adekuatnya sirkulasi pada paru – paru
atau peningkatan tekanan vena baik saat istirahat maupun saat aktivitas.
Penyebab yang paling sering dari gagal jantung kanan yaitu hipertensi
arteri pulmonal mengakibatkan peningkatan afterload yang tidak dapat
ditoleransi, hal ini berhubungan dengan meningkatnya pengisian
ventrikel kiri, regurgitasi mitral yang fatal, dan gangguan komplians
atrium kiri akibat dilatasi ventrikel kiri. Tekanan mendadak dari jantung
kiri menyebabkan peningkatan tekanan sirkulasi di paru – paru akibatnya
terjadi peningkatan permeabilitas endotel dan mengakibatkan cairan
masuk ke dalam alveolar dan interstisial. Infiltrasi cairan berlebih pada
arteri paru menyebabkan perubahan neurohormonal dan molekuler pada
system darah paru, kemudian terjadilah desensitisasi dasar arteri paru
terhadap agen vasodilator dan gen vasokontriksi (Lukitasari et al., 2021).

4. Manifestasi Klinis Gagal Jantung


a. Dyspnea, terjadi akibat peningkatan cairan dalam alveoli yang
mempengaruhi pertukaran gas, bisa terjadi saat istirahat dan juga
saat aktivitas.
b. Ortopnea, yaitu sulit nafas saat pasien berbaring
c. Paroxymal atau noctural dyspnea, biasanya gejala ini terjadi setelah
pasien duduk lama dengan posisi kaki berada di bawah atau setelah
pasien berbaring lama ditempat tidur
d. Batuk kering / basah biasanya menghasilkan dahak dengan busa
dalam jumlah banyak, bahkan kadang disertai darah dalam jumlah
banyak
e. Mudah lelah, terjadi akibat cairan jantung yang berkurang sehingga
menghambat sirkulasi oksigen juga menurunnya pembuangan sisa
metabolism
f. Kegelisahan, terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress
akibat sesak dank arena pasien mengetahui jantungnya tidak bekerja
dengan baik (Munandar, 2022).
11

5. Klasifikasi
Klasifikasi gagal jantung menurut New York Health Association (NYHA)
dibedakan menjadi 2 kategori yaitu berdasarkan kelainan struktural
jantung dan berdasarkan fungsional jantung (Evans, 2017).

Kelainan struktural jantung Fungsional jantung


Stadium A : memiliki resiko tinggi Kelas I (ringan) : tidak terdapat
berkembang menjadi gagal hambatan pada aktivtas fisik
jantung, tidak adanya gangguan
structural maupun fungsional
jantung, tidak adanya tanda dan
gejala jantung

Stadium B : penyakit telah Kelas II (ringan) : keluhan timbul


terbentuk, struktur jantung yang pada aktivitas biasa
ada hubungannya dengan
perkembangan gagal jantung,
tidak terdapat tanda dan gejala
Stadium C : gagal jantung ang Kelas III (moderat) : keluhan
simtomatik ada hubungannya timbul pada aktivitas ringan
dengan penyakit struktural jantung
Stadium D : Penyakit jantung Kelas IV (berat) : keluhan timbul
struktural lanjutan pada saat istirahat
Tabel 2.1
Klasifikasi gagal jantung menurut New York Health Association (NYHA)

6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Farmakologi
a) Diuretik
Direkomendasikan pada pasien yang mengalami kelebihan cairan.
Diuretik yang biasa digunakan yaitu furosemide terutama untuk
12

pasien yang disertai hipertensi dan retensi cairan ringan. Imulai


dengan dosis rendah, dosis ditingkatkan sampai output urin
menaik dan menurunnya berat badan.
b) Penghambat ACE dan Reseptor Angiotensin
Obat ini harus diresepkan untuk semua pasien gagal jantung,
meskipun ada atau tidaknya coronary artery disease (CAD).
Angiotensin Reseptor Blocker (ARB) digunakan untuk pasien
yang tidak cocok ACE inhibitor.
c) Antagonis reseptor aldosterone
Reseptor antagonis aldosterone memiliki peran penting terutama
pada pasien dengan NYHA kelas II-IV yang memiliki LVEF 35
persen atau kurang untuk meminimalisir resiko hiperglikemi dan
gagal ginjal.
d) Hydralazine dan isosorbide
Kombinasi 2 obat ini terbukti memiliki manfaat untuk mengurangi
kematian pada pasien gagal jantung dengan NYHA kelas III – IV.
Kombinasi ini digunakan untuk pasien yang untoleran terhadap
ACE/ARB inhibitor.
e) Digoxin
Digunakan untuk memudahkan jantung memompa darah agar
memenuhi suplai darah dan oksigneasi tubuh
f) Antikoagulansi
Diresepkan bila pasien mengalami katup jantung prostetik, atrial
fibrilasi dan gejala lain yang membutuhkan pengobatan (Nurhayati
et al., 2020)

b. Penatalaksanaan non Farmakologi


Terapi non farmakologi pada gagal jantung meliputi pemantauan berat
badan, pemantauan asupan cairan, penyesuaian gaya hidup, edukasi
kesehatan, dan pemantauan medis secara rutin dan ketat.

B. Konsep Kepatuhan
13

1. Definisi Kepatuhan
Kepatuhan asal katanya adalah dari kata patuh artinya taa, suka menuruti
perintah. Kepatuhan adalah tingkatan pasien dalam melakukan
pengobatan dan anjuran dokter (Yulius, 2019). Kepatuhan adalah
ketaatan perilaku pasien dalam minum obat, mengikuti diet, menjalankan
gaya hidup sesuai dengan anjuran klinis (Ketut, 2022).

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan


Perilaku kepatuhan terbentuk dari 3 faktor berikut :
a. Faktor ini mencakup pengetahuan, sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi, kepercayaan masyarakat terhadap hal yang
berkaitan dengan kesehatan, nilai dan sistem yang dianut
masyarakat, tingkat social, ekonomi, pendidikan
b. Faktor pendukung (enabling factor)
Faktor ini mencakup kelengkapan sarana atau fasilitas kesehatan
masyarakat, misalnya air bersih, tempat pembuangan air yang
memadai, makanan yang bergizi, dan sebagainya. Ketersediaan
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik,
polides, posyandu, perawat, dokter, bidan, dan tenaga kesehatan
lainnya. Fasilitas ini pada dasarnya memungkinkan dapat
mendukung terwujudnya perilaku kesehatan
c. Faktor Pendorong
Faktor ini meliputi dorongan dari keluarga, teman, tenaga kesehatan,
undang – undang, peraturan – peraturan, baik dari pusat maupun
daerah juga termasuk pada faktor ini. Agar berperilaku sehat
masyarakat terkadang bukan hanya perlu pengetahuan, sikap positif,
da fasilitas kesehatan saja tetapi juga memerlukan contoh dari tokoh
masyarakat seperti tokoh agama, petugas kesehatan dan lain lain nya
(Hardiyanti, 2022).

Uraian di atas selaras dengan hasil penelitian tentang faktor


pengetahuan yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pada
pasien gagal jantung bahwasanya terdapat hubungan antara tingkat
14

pengetahuan pengobatan pasien dengan kepatuhan minum obat


pasien gagal jantung, penelitian ini menggunakan metode
observational analytic pendekatan cross sectional dengan nilai p
value 0,000 < 0,05 (Pebrianti, 2019). Dalam penelitian yang
dilakukan di RSUD Ungaran kabupaten semarang dituliskan
bahwasanya faktor dukungan keluarga berhubungan dengan
kepatuhan pasien dalam perawatan diri penderita gagall jantung
dengan nilai p value sebesar 0,001 < 0,05 (Yulius, 2020).

C. Konsep Self care management


1. Definisi
Self care management adalah sebuah rancangan strategi yang dipakai
untuk mengatasi kondisi kronis pasien dengan cara melakukan
pendidikan kesehatan untuk mencari tahu dan menyelesaikan masalah
kesehatannya. Self care management juga diartikan sebagai suatu
rancangan untuk menjaga dan meningkatkan stabilitas fisik, menghindari
aktivitas yang dapat memperburuk kondisi, dan mengenali tanda – tanda
awal memburuknya gagal jantung. Management perawatan diri
membutuhkan evaluasi pemantauan perubahan gejala dan tanda baik
fisik maupun emosional untuk menentukan jenis terapi yang diperlukan
(Hamid, 2021).

2. Komponen Self care management


Komponen self care management yang dapat dilakukan pasien CHF
adalah sebagai berikut :
a. Terapi diet
Terapi diet dimulai dengan menjaga pola makan, jika diperlukan
pemantauan yang lebih intens bisa berkolaborasi dengan ahli gizi.
Penilaian pola makan gunanya untuk menentukan diet harus dimulai
pada tahap I atau langsung ke diet tahap II. Hasil diet terhadap
kolestrol serum bisa dinilai setelah 4-6 minggu masa diet.
b. Latihan jasmani
15

Latihan fisik pada beberapa penelitian terbukti meningkatkan kadar


HDL dan Apo AI, menurunkan resistensi insulin, meningkatkan
kebugaran fisik dan menurunkan berat badan (Luthfiyah et al., 202
C.E.)
c. Pemantauan berat badan mandiri
Pasien harus melakukan pemantauan terhadap berat badan secara
rutin, jika ada kenaikan lebih dari 2 kg dalam 3 hari, diharuskan
untuk menaikan dosis diuretic atas anjuran dokter
d. Asupan Cairan
Pembatasan cairan yang disesuaikan berdasarkan berat badan
(30ml/kg/hari) merupakan pilihan paling rasional, agar
meningkatkan kepatuhan edukasi, persuasi, dan evaluasi yang yang
terencana dengan baik (Ardiana & Andriyanto, 2021).

Komponen self care management yang dapat dipraktekan namun tidak


harus semua digunakan karena setiap pasien memiliki kebutuhan
tergantung penyakit yang dialami
a. Transfer Informasi
Memberikan informasi dan wawasan berdasarkan keterampilan
pasien dalam mengelola penyakitnya menggunakan pendekatan yang
berfokus pada pasien
b. Self monitoring atau stimulasi aktif dari pemantauan gejala
Membantu pasien mengidentifikasi kondisi mempengaruhi hasil yang
dikendalikan, menggerakan proses perubahan, dan peningkatan
pengenalan gejala pasien berubah dari waktu ke waktu
c. Skill training
Mengembangkan keterampilan yang berhubungan dengan kondisi
pasien, seperti pengaturan makanan, cara memantau gula darah,
tekanan darah dan berat badan harian, serta kemampuan respon
terhadap pengobatan dan gejala penyakit
d. Perubahan perilaku
16

Proses ini diperlukan untuk memperoleh perilaku baru dan perubahan


perilaku baru dan perubahan perilaku pasien dibandingkan
sebelumnya
e. Mempromosikan kesiapan untuk berubah
Pengajaran konseptual adalah bagian penting dari dukungan
perawatan diri pasien untuk meningkatkan manfaat otoritas dari
tujuan perilaku moral
f. Problem solving
Lima bidang utama pemecahan masalah, antara lain yaitu masalah
orientasi, definisi dan klasifikasi masalah, solusi alternative,
pengambilan keputusan, implementasi dan evaluasi
g. Meningkatkan self efficacy
Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas pribadi adalah
penguasaan yang dicapai melalui pengalaman langsung, kemandirian
adalah salah satu faktor penentu karena secara langsung
mempengaruhi perilaku kesehatan maupun tidak langsung karena
faktor penentu lain (Hamid, 2021).

3. Faktor yang mempengaruhi self care management


a. Karakteristikk individu
Demografi: Umur, jenis kelamin, status pernikahan, statu pekerjaan,
jenis pekerjaan
Sel fcare : Kepatuhan dalam self monitoring, pandangan pasien
dalam kontribusi dalam perawatan, selfcare
Pengetahuan tentang CHF: Health literacy
Yang mempengaruhi kepribadian: Gangguan proses informasi, status
kognitif yang baik, gangguan memori
b. Karakteristik fisik dan biologi
Komorbiditas : Diabetes melllitus, ansietas, depresi, COPD, ischemic
heart disease, hipertensi, anemia, overweight, renal syndrome,
masalah gastrointestinal
17

Karakteristik Bio-Kimia : NT-pro BNP, kadar natrium, creatinine


clearance
c. Persepsi kesehatan secara umum : Status kesehatan saat ini, Health-
related quality of life
d. Karakteristik lingkungan : Pendapatan, Social support, Penggunaan
pelayanan kesehatan, riwayat rawat inap dalam 6 bulan terakhir,
riwayat admisi, rujukan kardiologis sebelumnya, komunitas penyakit
jantung, waktu sejak diagnosis (Hamid, 2021).

D. Konsep Aplikasi
1. Definisi
Aplikasi adalah alat yang bekerja secara khusus dipasang dan
digabungkan sesuai dengan kemampuannya. Aplikasi adalah perangkat
lunak yang dikembangkan oleh perusahaan IT untuk melakukan tugas
tertentu. Dari pengertian yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa
aplikasi adalah program komputer yang memiliki tujuan untuk
mengerjakan tugas dari pengguna, saat merancang aplikasi dibutuhkan
perangkat lunak pendukung untuk membuat aplikasi tersebut (Habibi et
al., 2020).

2. Manfaat Aplikasi
Manfaat aplikasi digital bagi pasien yaitu untuk memantau status
kesehatannya (Putradana et al., 2021). Hal ini dibuktikan oleh penelitian
yang dilakukan di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara terhadap 25
responden bahwa terdapat pengaruh aplikasi berbasis digital (Cardicraf0
terhadap kepatuhan self care management pasien gagal jantung dengan
menggunakan metode quasy experimental dengan Rancangan One
Group Pretest Posttes Without Control Group dengan nilai p value 0,000
< 0,5, hasl penelitian menunjukan bahwa pemberian edukasi berbasis
aplikasi digital Cardicraf mampu meningkatkan kepatuhan pasien dalam
perawatan mandiri pasien gagal jantung (Rahmawati et al., 2022).
18

Cardicraf adalah aplikasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan


pasien dalam melakukan self care management, dikemas dengan fitur
lengkap dalam satu aplikasi yang menarik dan sederhana, sehingga
pasien dapat dengan mudah mengontrol kondisinya. Fitur yang terdapat
pada aplikasi Cardicraf meliputi fitur untuk mengukur Indeks Massa
Tubuh caranya dengan memasukan data tinggi badan dan berat badan,
kedua fitur untuk menghitung kebutuhan cairan perhari, ketiga fitur
menghitung urine output, selanjutnya fitur untuk mengetahui gizi diet
jantung yang baik untuk dikonsumsi sesuai dengan resep dan anjuran
dokter juga ahli gizi, anjuran yang diberikan sesuai dengan aturan diet
DASH (Dietary Approaches To Stop Hypertension), terakhir yaitu fitur
untuk menentukan klasifikasi gagal jantung pengguna sesuai dengan
NYHA (New York Heart Association) sehingga dapat mengetahui jenis
aktivitas yang tepat yang dapat dilakukan sesuai kemampuan pengguna
(Rahmawati et al., 2022). Komponen dalam aplikasi Cardicraf yang
dibuat dalam bentuk aplikasi digital berbasis android yang ditampilkan
dalam fitur aplikasi sebagai berikut :
1. Identitas Diri

Gambar 2.1 Identitas Diri


Pengguna aplikasi ini harus memasukkan identitas diri yang terdiri
dari nama, usia, tanggal lahir, jenis kelamin dan alamat.

2. Index Masa Tubuh

Gambar 2.2 Index Massa Tubuh

Index Massa Tubuh adalah indeks berat badan dan tinggi badan yang
sederhana digunakan untuk mengklasifikasikan overweight dan
19

obesitas pada orang dewasa. Pengguna dapat memasukan tinggi badan


dan berat badan yang nantinya akan digunakan untuk mengukur
Indeks Massa Tubuh dengan cara BB (Berat Badan dalam KG)/TB²
(Tinggi Badan dalam Meter Persegi), sehingga hasil akhir yang
didapatkan adalah pengguna dalam kategori normal (18,5-25), kurus
berat (<17), kurus ringan (17,0-18,4), overweight ringan (25,1-27,0),
overweight berat (>27) berdasarkan rujukan dari Kemenkes (2019).

3. Kebutuhan Caian

Gambar 2.3 Kebutuhan Cairan


Pengguna memasukkan data mengenai berapa asupan cairan yang
dikonsumsi per harinya yaitu normalnya 70-80% dari kebutuhan
normal manusia, memasukan data berat badan dan jenis kelamin
sehingga bisa mengetahui apakah dalam rentang yang cukup atau
berlebih. Kebutuhan cairan dapat dihitung dengan cara : wanita 25
cc/Kg BB/Hari dan untuk pria dapat dengan cara 30 cc/Kg BB/Hari.

4. Urine Output

Gambar 2.4 Urine Output


Fitur ini untuk mengukur urine yang dikeluarkan pasien setiap
harinya. Urine output (cairan yang keluar) dapat dihitung dengan cara
BB x 1 cc / jam hasil tersebut dapat juga diakumulasikan ke dalam 24
jam. Pada pasien CHF ketentuannya hanya dibatasi 70 – 80% asupan
cairan yang dikonsumsi

5. Gizi Diet Jantung


20

Gambar 2.5 Gizi Diet Jantung


Fitur ini berfungsi untuk mengatur diet yang sudah diberikan oleh
dokter dan ahli gizi sehingga pengguna dapat mengontrol pola
makannya dan meminimalisir menjalani hospitalisasi. Beberapa
rekomendasi makanan yang dapat dikonsumi pasien CHF menurut
DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) berupa bahan
makanan berupa pembatasan konsumsi protein dan lemak < 5
sdm/hari, batasi konsumsi gula < 50 gram (4 sdm/hari), konsumsi
garam dalam 21 atasan <5 gram (1 sdt/hari) dan perbanyak konsumsi
buah serta sayur. Dalam fitur ini juga ada rekomendasi makanan yang
bisa dikonsumsi pasien dengan penyakit jantung (CHF).

6. Aktivitas

Gambar 2.6 Aktivitas


Fitur ini berisi tampilan tabel aktivitas fisik atau kegiatan yang
direkomendasikan pada pasien CHF beserta pengeluaran kalori atau
energi dari masing- masing item. Hal ini menjadi dasar pasien mampu
memilih aktivitas yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan gejala
klinis penyakitnya (Hardiyanti, 2022)
21
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sebuah susunan logika berpikir yang dibuat dalam
rangka menjelaskan variabel penelitian yang akan diteliti. Kerangka konsep
merupakan model konseptual yang menjelaskan bagaimana peneliti menyusun
teori dan menghubungkan secara logis faktor – faktor penting dalam masalah
(Iriani et al., 2022). Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari variabel
independen dengan aplikasi Cardicraf dan kepatuhan self care management
untuk variabel dependen yaitu pasien dengan gagal jantung, hubungan tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut
Bagan 3. 1
Kerangka Konsep Penelitian

CARDICRAF Kepatuhan Self care


management

B. Definisi Oprasional
Definisi operasional adalah definisi yang strukturnya sifat yang akan diamati.
Definisi operasional adalah deskripsi yang rumusannya menggunakan kata kata
operasional sehingga dapat diukur variabelnya (Rahmawati, 2022).
Tabel 3. 1
Definisi Oprasional

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur
Variabel Independent

CARDICRAF Sebuah aplikasi - - -


edukasi berbasis

22
23

android yang
terdiri dari
komponen self
care
management
pada pasien
gagal jantung
Variabel Dependent

Kepatuhan Kemampuan Kuesioner menggunakan Interval


Self care pasien gagal nilai mean,
management jantung untuk median,
memahami, standar
mengatur, deviasi, dan
mematuhi interquartile
perawatan diri range
minimal dan
maksimal
dengan
tingkat
kepercayaan
CI 95%

C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara atas pertanyaan yang
dirumuskan dalam rencana penelitian, hipotesis sebenarnya suatu dugaan yang
mungkin benar tapi mungkin juga salah , dugaan yang dituliskan berdasarkan
atas teori atau hasil hasil penelitian yang pernah dilakukan (Wibowo, 2021).
Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan aplikasi edukasi digital (Cardicraf)
terhadap tingkat kepatuhan self care management pasien CHF di RSUD dr.
Adjidarmo Rangkasbitung
Ha : Ada pengaruh penggunaan aplikasi edukasi digital (Cardicraf) terhadap
tingkat kepatuhan self care management pasien CHF di RSUD dr. Adjidarmo
Rangkasbitung
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan true
experimental design dengan jenis rancangan Pretest Posttest Control group, jenis
rancangan ini memilih kelompok penelitian secara random atau acak baik
kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan, dinilai dengan cara
membandingkan nilai post test dengan pre test (Hidayat, 2021).

Desain penelitian True eksperimental dengan rancangan pre and post test control
group dapat digambarkan sebagai berikut :

Grup A Pretest Posttest

R
Grup B Pretest Treatment Posttest

Bagan 4.1
True Eksperimental Dengan Rancangan Pre And Post Test Control Group

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan April-Mei 2022

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi

24
25

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Adiputra et al., 2021).

2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi diambil dengan cara tertentu, sampel
yang diteliti harus mewakili populasi yang diteliti (Adiputra et al., 2021).
Sampel dari penelitian ini adalah sebagian dari populasi penderita gagal
jantung di Ruang Salak RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbiung.

a.Kriteria inklusi
a) Pasien gagal jantung
b) Bisa berkomunikasi dengan baik
c) Tidak sedang mengalami kondisi fisik yang tidak stabil (sesak nafas,
d) penurunan kesadaran, dan nyeri dada)
e) Bersedia menjadi subjek penelitian

b. Kriteria eksklusi
a) Pasien dengan komplikasi berat serta kondisi yang tidak stabil
b) Tidak bersedia menjadi subjek penelitian
c) Pasien merasa tidak nyaman ketika dilakukan penelitian pada dirinya
d) Pasien yang mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan

c.Besar sampel
Karena populasi diketahui sebanyak 58 dalam Dua bulan terakhir, maka
didapat dihitung dengan rumus slovin sebagai berikut :

N
n= 2
1+ N ( d )
26

Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Tingkat signifikansi (P) atau tingkat kesalahan yang dapat ditolerir
(5%)
58
n= 2
1+58 ( 0 , 5 )
58
n=
1+1 , 45
58
n=
2 , 45
n=23 , 6

Dibulatkan menjadi 24 orang. Jadi besar sampel dalam penelitian ini


adalah 24 responden.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Prosedur Administrasi
a. sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti mengajukan surat
permohonan izin penelitian kepada Direktur RSUD dr. Adjidarmo
Rangkasbitung
b. setelah mendapatkan balasan izin penelitian dari Direktur RSUD dr. Adji
Darmo Rangkasbitung, selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data

2. Prosedur Pengumpulan Data


a. Memberikan salam kepada responden dan kembali menjelaskan tujuan
penelitian serta menjelaskan mengenai penggunaan aplikasi cardicraf dan
teknis pengisian kuesioner
b. Peneliti menanyakan kesediaan responden dengan memberikan lembar
persetujuan responden untuk ditandatangani
27

c. Peneliti memberikan lembaran kuesioner pre-test untuk dijawab dengan


sebenarnya di dalam lembar kuesioner, dan peneliti akan kembali 2 hari setelah
pengisian pre-test untuk memberikan kuesioner post-test yang akan diisi oleh
responden
d. Sebelum mengisi kuesioner, responden wajib mengisi identitas Nama, Alamat,
Usia, Tingkat Pendidikan, Setelah itu kuesioner langsung diisi oleh responden
e. Setelah kuesioner selesai diisi, peneliti mengumpulkan kembali kuesioner yang
telah diisi untuk dilakukan Analisa/perhitungan skor jawaban
f. Peneliti mengucapkan terimakasih terhadap responden atas waktu dan
kesediaannya dalam berpartisipasi dalam penelitian ini.

3. Prosedur Pengumpulan data


Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
yang terdiri dari 2 bagian, yaitu :
a. Kuosioner self care management
Kuesioner tentang self care management pada penderita gagal Jantung
dalam penelitian ini, mengadopsi kuesioner yang pernah digunakan
Listiana (2015) dalam judul “Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Dan Efikasi
Diri Terhadap Management Self Care Pada Klien Dengan Congestive
Heart Failure (CHF) Di RSIJ Cempaka Putih” dan telah diuji validitas
dan Reliabilitas terhadap 30 pasien Gagal Jantung. Pada penguji Validitas
dan Reliabilitas memiliki nilai korelasi 0,361 yang menjadi Batasan
minimal (rtabel) yang dapat disimpulkan bahwa seluruh item pada
instrumen tersebut valid, dan nilai Cronbach’s Alpha ≥ konstanta (0,6)
reliabel dengan nilai uji reabilitas 0,947. Kuesioner berisi 20 pertanyaan.
Dari 20 item pertanyaan mengenai self care, terdapat 8 (delapan) item
pertanyaan untuk dimensi self care maintenance dengan penilaian
menggunakan skala likert 1 = tidak pernah, 2 = kadang kadang, 3 = netral,
4 = sering, 5 = selalu. Untuk self care management terdapat 6 (enam) item
pertanyaan yang terbagi atas 1 (satu) item pertanyaan symptom recognize
28

dengan skala penilaian likert yaitu 1 = tidak cepat mengenalinya, 2 = agak


cepat mengenalinya, 3 = netral, 4 = cepat mengenali, 5 = sangat cepat
mengenali. 4 (empat) item pertanyaan untuk treatment implementation
dengan skala penilaian rentang yaitu 1 = tidak pernah, 2 = kadang-
kadang, 3 = netral, 4 = sering, 5 = selalu, dan 1 (satu) item pertanyaan
untuk treatment evaluation dengan skala likert yaitu 1 = tidak yakin, 2 =
agak yakin, 3 = netral, 4 = yakin, 5 = sangat yakin. Untuk dimensi self
care confidence memiliki 6 (enam) item pertanyaan dengan skala likert
yaitu 1 = tidak yakin, 2 = agak yakin, 3 = netral, 4 = yakin, 5 = sangat
yakin. Untuk keseluruhan kuesioner ini hanya terdapat 1 (satu) item
pertanyaan unfortable yaitu pertanyaan nomor 6 pada dimensi self care
maintenance, penilaiannya menggunakan skala likert yaitu 1 = tidak
pernah, 2 =kadang-kadang, 3 = netral, 4 = sering, dan 5 = selalu

b. Kuesioner kepatuhan
Kuesioner tentang kepatuhan pada penderita gagal jantung dalam
penelitian ini, mengadopsi kuesioner yang pernah pernah digunakan
Hasanah (2019) dalam judul “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Minum Obat Pada pasien Gagal Jantung Di RSI Aisyiyah
Kota Malang” dan telah diuji Validitas dan Reabilitas yang menunjukkan
hasil Valid dengan nilai Reliabilitas Alpha = 0,83 vs 0,61. Kuesioner ini
berupa kuesioner Morisky 8-item Medication Adherence Qouetionnaire
sebanyak 8 pertanyaan. Kuesioner ini menggunakan skala likert dengan
pertanyaan 1-7 memiliki penilaian menggunakan skala guttman yaitu
dengan pilihan jawaban “Ya” diberikan pada skor 1 dan “Tidak”
diberikan skor 0, sedangkan pertanyaan negatif apabila dijawab dengan
“Ya” diberikan nilai 0 dan “Tidak” diberikan skor 1. Pertanyaan terakhir
nomor 8 memiliki penilaian menggunakan skala likert yang terdiri dari
lima kategori yaitu “tidak pernah/jarang bernilai (1) dan “sesekali”,
“kadang-kadang” : biasanya”, “selalu” bernilai (0). Hasil yang didapat
29

dikategorikan sebagai berikut:


< 6 = kepatuhan rendah
6 – 7 = kepatuhan sedang
8 = kepatuhan tinggi

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data


1. Teknik Pengolahan Data
a. Editing data (Pengecekan data)
Pengisian kuesioner oleh responden yang kemudian diperiksa kembali
kelengkapan jawaban dan tidak ditemukan kekurangan dalam pengisian
jawaban kuesioner.
b. Coding data (Pemberian kode)
Data yang sudah terkumpul kemudian diberikan kode sesuai ketentuan.
Pemberian kode berupa angka untuk mempermudah penelitian.
c. Processing (Pemrosesan)
Setelah kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah dilakukan
pengkodean, maka langkah selanjutnya memproses data yang sudah
dientry agar dapat dianalisis. Pengolahan data dilakukan di program
SPSS.
d. Cleaning (Pembersihan data)
Memeriksa kembali data yang sudah diolah, fungsinya untuk mengetahui
adanya kesalahan atau tidak (Candra et al., 2022).

2. Analisa Data
Dalam tahap ini data diolah dengan analisis kuantitatif. Pengolahan data
sejak pemasukkan data sampai analisis disamping menggunakan rumus juga
menggunakan bantuan sistem komputerisasi yaitu program perangkat lunak
(software) pengolahan data
a. Analisa Univariat
Dilakukan dari tiap-tiap variabel dari hasil penelitian, Analisa ini
30

menggambarkan tentang rerata, standar deviasi dan confident interval.

b. Analisa Bivariat
Uji beda dua mean Dependen
Uji ini digunakan untuk melihat pengaruh Cardicraf Terhadap Kepatuhan
Self Care Management pada pasien gagal jantung sebelum dilakukan
intervensi (pre-test), dan setelah dilakukan intervensi (post-test). Tahapan
yang harus dilakukan terlebih dahulu uji normalitas, setelah diketahui
hasilnya normal, maka dilakukan dengan pengujian dengan uji T
dependent, jika hasilnya tidak normal maka dilakukan pengujian non
parametrik yaitu uji Wilcoxon

Analisa Bivariat untuk mengetahui pengaruh cardicraf terhadap


kepatuhan self care management gagal jantung, yaitu menggunakan uji T
(T-Test) dengan batas kemaknaan (nilai alpha 5%). Untuk melihat hasil
kemaknaan perhitungan statistic digunakan batas kemaknaan 0,05
penolakan terhadap hipotesis apabila p value > 0,05 berarti tidak ada
perbedaan atau tidak ada hubungan yang bermakna diantara keduanya.
Rumus :
d
T=
SD−d
√n

F. Etika Penelitian
Proses uji etik penelitian melalui proses pengisian formulir uji etik keperawatan
Universitas Faletehan, selanjutnya peneliti menunggu keputusan tim etik apakah
layak untuk dilanjutkan atau tidak proses penelitian ini.
31
DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, M. S., Siregar, D., Anggraini, D. D., Oktaviani, S. N. P. W., Laksmini, P.,
& Supinganto, A. (2021). Statistik Kesehatan Teori & Aplikasi (1 (ed.)).
Yayasan Kita Menulis.
Anggraeni, A. R., Syafriatiani, A., Adiguna, S. M., Kunci, K., Kesehatan, M.,
Kongestif, G. J., Anggraeni, A. R., & Syafriatiani, A. (2022). Pengaruh
Pemberian Edukasi Manajemen Kesehatan Pasien Gagal Jantung Kongestif di
RSUD Siti Fatimah Az-Zahra Provinsi Sumatera Selatan The Effect of
Providing Health Management Education for Patients with Congestive Heart
Failure at Siti Fatimah Az- Zahra H. 11(4).
Ardiana, M., & Andriyanto. (2021a). Buku Ajar Rehabilitasi Jantung Pada Populasi
Khusus. PT. Nasya Expanding Management.
Ardiana, M., & Andriyanto. (2021b). Buku Ajar Rehabilitasi Jantung Pada Populasi
Khusus. Nasya Expanding Management.
Candra, V., Simarmata, I. P., Purba, M. B., Purba, S., Hasibuan, C. M. A., Siregar, T.,
Karwanto, S., Romido, & Jamaludin. (2022). Pengantar Metodologi Peneltian.
Yayasan Kita Menulis.
Chorunnisa. (2021). Hubungan Self Care dan Efikasi Diri Terhadap Kualitas Hidup
Pasien Congestive Heart Failure Di RSI Sultan Agung Semarang (Vol. 3, Issue
2). https://jurnal.uym.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/145
Evans. (2017). Sistem Kardiovaskular. elsevier.
Habibi, R., Putra, F. B., & Putri, F. I. (2020). Aplikasi Kehadiran Dosen
Menggunakan PHP OOP. Kreatif industri Nusantara.
Hamid, A. (2021). Pelaksanaan Health Coaching Dalam Meningkatkan Self-Care
Management Pasien Heart Failure: a Scoping Review.
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/13509/
Hardiyanti, F. C. (2022). Pengaruh Pemberian Edukasi Berbasis Digital (Cardicraf)
Terhadap Tingkat Kepatuhan Self Care Management Pasien Gagal Jantung Di
Ruang Mawar Rsud Dr. Dradjat Prawiranegara Serang. 8.
Hidayat, A. A. (2021). Metodologi Keperawatan Pendidikan Vokasi (N. A. Aziz
(ed.)). Health Books Publishing.
Iriani, N., Dewi, A. ketut R., Sudjud, S., Talli, A. S., Lisarani, V., & Nuraya, T.
(2022). Metodologi Penelitian. Riz Media Pustaka Indonesia.
Irwan. (2018). Epidemiologi Penyakit Menular. CV Budi Utama.
Kemenkes RI. (2018). Laporan Riskesdas 2018 Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. In Laporan Nasional Riskesdas 2018 (Vol. 53, Issue 9, pp. 154–165).
http://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downloads/PMK No. 57 Tahun 2013
tentang PTRM.pdf
Ketut, S. (2022). Konsep Pengetahuan Sikap Perilaku Persepsi Stres Kecemasan
Nyeri Dukungan Sosial Kepatuhan Motivasi Kepuasan. CV Andi Offset.
Lukitasari, M., Kusumastuty, I., Nugroho, D. A., Rohman, M. S., & Kristianingrum,
N. D. (2021). Gagal Jantung Perawatan Mandiri dan Multidisiplin (1st ed.). UB

32
Press.
https://www.google.co.id/books/edition/Gagal_Jantung/naymEAAAQBAJ?
hl=en&gbpv=1&dq=gagal+jantung+2019&pg=PA3&printsec=frontcover
Luthfiyah, S., Wijayanti, A. R., Kuntoadi, G. B., & Sulistiawati, F. (202 C.E.).
Penyakit Sistem Kardiovaskuler. Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
Munandar, A. (2022). Keperawatan Paliatif (Konsep Dan Penerapan ). Media Sains
Indonesia.
Nurhayati, Andari, F. N., & Fredrika, L. (2020). Penatalaksanaan Gagal Jantung.
KHD Production.
Pebrianti, P. A. (2019). Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Minum Obat
Pada Pasien gagal Jantung Di RSSA Malang. Universitas Brawijaya.
Putradana, A., Rochana, N., Semarang, P. K., & Diponegoro, U. (2021). Pengaruh
Diet Sodium dan Pembatasan Cairan Berbasis Aplikasi Android Terhadap
Keseimbangan Cairan Dan Dyspnea Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif
( CHF ). 5(1).
Rahmawati. (2022). Apa Saja Variabel Penelitian dalam Bidang Marketing ???
(Panduan bagi Peneliti Pemula). Mulawarnan University Press.
Rahmawati, D., Hardiyanti, F. C., Fauziyah, S. I., Nur Falakh, I. M., Nurhidayat, T.,
& Algifari, T. (2022). Pengaruh Pemberian Edukasi Berbasis Digital Cardicraf
terhadap Tingkat Kepatuhan Monitoring Self-Care Management Pasien Gagal
Jantung. Faletehan Health Journal, 9(3), 278–284.
https://doi.org/10.33746/fhj.v10i03.481
Selvia, H., Sjattar, L., Elly, & Madjid, A. (2022). Peningkatan Self care Management
Melalui Program Telemonitoring Terhadap Kepatuhan Medikasi Pasien
Congestive Heart Failure (CHF). 10(3), 377–389.
Siallagan, A. M. (2021). Systematic Review: Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung
Kongestif. Jurnal Medika : Karya Ilmiah Kesehatan, 6(2).
https://doi.org/10.35728/jmkik.v6i2.696
Sinurat Samfriati, Mardiati, B., & Angelia, S. B. (2021). Hubungan Self Care Dengan
Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung. Jurnal Online Keperawatan Indonesia,
11(1), 136–144. https://doi.org/10.51712/mitraraflesia.v11i1.14
Tiffany, E., & Hudiyawati, D. (2022). Pengaruh Pemberian Edukasi Melalui E-
Health Berbasis Website Terhadap Self Care Management Pasien Gagal
Jantung di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret ( UNS ) Surakarta. 1, 51–62.
WHO. (2022). World health statistics 2022 (Monitoring health of the SDGs). In
Monitoring health of the SDGs. http://apps.who.int/bookorders.
Wibowo, A. E. (2021). Metodologi Penelitian Pegangan untuk Menulis Karya Ilmiah
(1st ed.). Penerbit Insania.
Yulius. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Management
Perawatan Diri Pada Pasien Gagal Jantung. 6–27.
Yulius, D. B. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dalam Management Peawatan
Diri Di Rumah Pada Penderita Gagal Jantung Di RSUD Ungaran Semarang.
Αγαη, 8(5), 55.
LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN

PETUNJUK UMUM:

Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data dari responden mengenai


“Pengaruh Pemberian Edukasi Berbasis Digital (Cardicraf) Terhadap Kepatuhan Self
Care Management Pasien Gagal Jantung Di RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung”
untuk itu kami harapkan partisipasi anda untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam
kuesioner ini dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Berikan jawaban saudara/i dengan sejujur-jujurnya
2. Jawaban jangan dipengaruhi oleh pihak lainnya
3. Perhatikan jawaban dalam mengisi kuesioner
4. Atas kejujuran dan partisipasinya, saya ucapkan terimakasih

No Responden……………. (Diisi oleh peneliti)

A. Karakteristik Responden
Nama :
Alamat :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :

B. Instrumen Self Care Klien Heart Failure


Silahkan Anda mengingat kembali apa yang Anda rasakan dalam satu bulan
terakhir ini yang berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

Bagian a :
Berikut ini adalah petunjuk umum yang diberikan pada pasien congestive
heart failure (gagal jantung kongestif). Seberapa sering Anda melakukan hal-
hal ini?

Berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia di bawah ini sesuai
dengan kondisi dan situasi yang Anda alami.
TP : Tidak Pernah
KK : Kadang-kadang
SR : Sering
SL : Selalu

No Pernyataan Alternatif Jawaban


TP KK SR SL
1. Timbang berat badan.
2. Memeriksa pergelangan kaki apakah ada
pembengkakan.
3. Apakah ada usaha supaya tidak tertular
penyakit (misalnya menghindari orang yang
sedang menderita sakit menular seperti flu).
4. Melakukan latihan fisik (olahraga) selama 30
menit
5. Menghindari makan makanan bergaram dan
mengandung MSG (penguat rasa) setia kali
makan di rumah
6. Lupa minum salah satu obat (misalnya obat
penurun tekanan darah atau obat yang
menyebabkan sering kencing)
7. Meminta makanan rendah garam dan tidak
mengandung MSG (penguat rasa) saat makan
diluar rumah atau saat mengunjungi teman.
8. Menggunakan alat bantu yang mengingatkan
anda jam minum obat, misalnya kotak obat
atau alat pengingat.

Bagian b:
9. Jika Anda mengalami kesulitan bernafas atau bengkak pada pergelangan
kaki dalam satu bulan terakhir…....
Berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia di bawah ini sesuai
dengan kondisi dan situasi yang Anda alami.
Tidak mengalaminya
Tidak dapat mengenali
Tidak tahu
Tidak cepat mengenali
Cepat mengenali

Pernyataan Alternatif Jawaban


1 2 3 4 5
Seberapa cepat Anda merasakannya
sebagai gejala gagal jantung

Berikut ini adalah tindakan yang sering digunakan pasien gagal jantung. Jika
Anda mengalami kesulitan bernafas atau bengkak di pergelangan kaki,
seberapa sering Anda melakukan ini?

Berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia di bawah ini sesuai
dengan kondisi dan situasi yang Anda alami.
TP = Tidak Pernah
KK = Kadang-Kadang
SR = Sering
SL = Selalu

No Pernyataan Alternatif Jawaban


TP KK SR SL
10. Mengurangi garam dalam makanan
11. Mengurangi Minum
12. Minum ekstra obat yang menyebabkan sering
kencing
13. Menghubungi dokter atau perawat untuk
meminta petunjuk
14. Pikirkan kembali cara yang telah Anda lakukan saat terakhir kali
mengalami kesulitan bernafas atau bengkak pada pergelangan kaki.

Berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia di bawah ini sesuai
dengan kondisi dan situasi yang Anda alami.
1 = Tidak yakin
2 = Agak yakin
3 = Tidak tahu
4 = Yakin
5 = Sangat yakin

Pernyataan Alternatif Jawaban


1 2 3 4 5
Bagaimana keyakinan Anda bahwa usaha
pengobatan yang dilakukan itu dapat menolong
atau tidak?

Bagian c :
Secara keseluruhan, bagaimana keyakinan Anda bahwa Anda bisa melakukan
hal berikut ini:
Berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia di bawah ini sesuai
dengan kondisi dan situasi yang Anda alami.
TP = Tidak Pernah K
K = Kadang-kadang
SR = Sering
SL = Selalu
No Pernyataan Alternatif Jawaban
TP KK SR SL
15. Menjaga diri Anda bebas dari gejala gagal
jantung
16. Mengikuti petunjuk pengobatan yang telah
diberikan
17. Menilai gejala yang Anda rasakan
18. Mengenal perubahan kesehatan yang terjadi
19. Melakukan sesuatu yang akan mengatasi
gejala yang Anda rasakan
20. Menilai seberapa baik kerja obat
mengatasi gejala Anda.
Sumber : Listiana (2015)

C. Instrument Kepatuhan Gagal Jantung


Pilihlah jawaban yang paling tepat dan berilah tanda (√) pada kotak jawaban
yang paling cocok dengan jawaban Bapak/i :
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah Bapak/i kadang-kadang lupa minum obat?
2. Selama 2 minggu terakhir, apakah Bapak/I pernah tidak
minum
obat?
3. Ketika Bapak/i pernah mengurangi / berhenti minum obat
tanpa memberi tahu dokter, karena merasa lebih buruk
ketika
meminumnya?
4. Ketika Bapak/i bepergian jauh apakah pernah lupa
tidak
membawa obatnya?
5. Apakah kemarin Bapak/i minum obat sesuai resep dokter?
6. Ketika Bapak/i merasa bahwa gejala gagal jantung
sedikit
membaik apakah Bapak/i berhenti minum obat?
7. Apakah Bapak/i merasa bahwa terapi obat gagal jantung
yang
tepat di dapat ini rumit/kompleks?

Berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia di bawah ini sesuai
dengan kondisi dan situasi yang Anda alami.
Keterangan:
TP = Tidak Pernah
KK = Kadang-kadang
SR = Sering
SL = Selalu

No Pernyataan Alternatif Jawaban


TP KK SR SL
8 Apakah Bapak/i sering mengalami kesulitan
.
mengingat seluruh obat gagal jantung yang
harus dikonsumsi?

Sumber : Hasanah (2019)

Anda mungkin juga menyukai