Anda di halaman 1dari 14

Faletehan Health Journal, …. (….) (……….

) 30-XX
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI BERBASIS DIGITAL (CARDICRAF)


TERHADAP KEPATUHAN SELF CARE MANAGEMENT PASIEN CHF DI
RUANG MEDIKAL BEDAH RSUD dr. ADJIDARMO RANGKASBITUNG

Azkia mantasya1*, Ns. Dewi Rahmawati., S.Kep., M.Kep2

Universitas Faletehan
tazkiamantasya2@gmail.com

Abstrak

Gagal jantung kongestif menjadi penyebab rehospitalisasi, dengan kualitas hidup yang buruk, serta
morbiditas dan mortalitas yang tinggi, hal ini disebabkan oleh ketidakpatuhan pasien dalam self care
management. Untuk mencegahnya dibutuhkan peran perawat sebagai edukator untuk dapat memberikan
pengetahuan agar pasien termotivasi melakukan self care management. Tujuan puntuk mengetahui
pengaruh pemberian edukasi berbasis digital (Cardicraf) terhadap kepatuhan self care management pasien
CHF di Ruang Medikal Bedah RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung. Desain penelitian ini adalah quasy
eksperimental dengan pre test & post test with control group. Teknik pengambilan sampel menggunakan
total sampling dengan jumlah sampel 24 responden. Hasil pengambilan sampel menunjukan rata-rata
kepatuhan self care management pada kelompok intervensi sebelum diberikan edukasi aplikasi Cardicraf
63,83 dan sesudah diberikan edukasi aplikasi Cardicraf 67,75 sedangkan pada kelompok ontrol sebelum
diberikan edukasi berbasis konvensional 59,00 setelah 60,08. Hasil uji statistik pada kelompok intervensi p
value 0,000, pada kelompok kontrol p value 0.078 jadi disimpulkan ada pengaruh signifikan pada kelompok
intervensi setelah diberikan edukasi berbasis digital Cardicraf dan tidak ada pengaruh signifikan pada
kelompok kontrol setelah diberikan edukasi berbasis konvensional terhadap tingkat kepatuhan self care
management pasien CHF Di Ruang Medikal Bedah RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung. Aplikasi ini perlu
penyempurnaan untuk dapat di daftarkan pada platfoarm seperti playstore sehingga dapat digunakan
sebagai bagian dari discharge planning perawat dalam memberikan asuhan pada pasien CHF.

Kata Kunci: Kepatuhan, self care management, cardicraf, congestive hearth failure, gagal jantung

32
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) XX-XX
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Effect of Education (Cardicraf) on Self Care Management of


Congestive Heart Failure patients in Medical Surgery
Room RSUD Dr Adjidarmo Rangkasbitung

Abstract

Congestive heart failure is one of the reasons hospitalized, with poor quality of life, and high morbidity and
mortality, this problem is caused by patient non-compliance in self care management. To prevent this, the
role of the nurse as an educator is needed to be able to provide knowledge so that patients are motivated
to self-care management. The purpose of this study was to determine the effect of providing digital-based
education (Cardicraf) on adherence to self-care management of CHF patients in the Medical Surgery Room
of RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung. The research design is quasy experimental with pre test & post test
with control group. The sampling technique used total sampling with a total sample of 24 respondents. The
results showed that the average self-care management compliance in the intervention group before being
given Cardicraf was 63.83 and after Cardicraf 67.75, while in the control group before being given
conventional-based education 59.00 after 60.08. Statistical test results in the intervention group p value
0.000, in the control group p value 0.078 so it was concluded that there was a significant effect in the
intervention group after being given Cardicraf and there was no significant effect in the control group after
being given conventional-based education on the patient's self care management adherence level CHF In
the Medical Surgery Room of RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung. This application needs improvement so
that it can be registered on platforms such as the playstore so that it can be used of the discharge planning
for nurses in providing care to CHF patients.

Keywords: Compliance, Self care management, cardicraf, digital education. congestive heart failure

Pendahuluan kematian tertinggi penyakit tidak menular


Gagal jantung kongestif adalah suatu kondisi
disebabkan oleh penyakit kardiovaskular yaitu
curah jantung tidak mencukupi kebutuhan
208 ribu per 100 juta populasi dunia, sedangkan
metabolisme tubuh atau tidak memadai sebagai
total kematian akibat penyakit jantung di Asia
respon terhadap pengisian jantung normal
yaitu 244 ribu per 100 juta populasi, dan
(Chorunnisa, 2021). Gagal jantung menjadi salah
Indonesia menjadi salah satu angka penyumbang
satu alasan orang sering dirawat di Rumah Sakit,
kematian tertinggi di Asia akibat penyakit jantung
dengan kualitas hidup yang buruk, harapan hidup
yaitu 345 ribu per 100 juta populasi (WHO, 2022).
yang pendek, dan tingkat morbiditas bahkan
Prevalensi penyakit jantung sendiri di Indonesia
kematian yang tinggi (Siallagan, 2021).
berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk
Data World Health Organization menyatakan
semua umur dan kategori yaitu sebesar 1,5%
bahwa penyakit jantung membawa resiko
atau sekitar 1.017.290 penduduk. Kasus CHF
kematian dini tertinggi, lebih dari tiga perempat
menjadi penyebab kematian kedua setelah
negara di dunia untuk pria dan kurang dari
stroke. Angka kejadian penyakit jantung di
setengahnya untuk wanita, menurut WHO angka

33
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) 32-38
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Banten juga terbilang tinggi yaitu 1,4% sekitar meningkatkan kualitas hidup, serta menurunkan
23.363 penduduk (Kemenkes RI, 2018). morbiditas (Ardiana & Andriyanto, 2021).
Pasien gagal jantung sering mengalami Lingkungan dan dukungan keluarga sangat
gangguan fisik sesak napas, mudah lelah, penting dalam proses self care management
kebebasan aktivitas berkurang, bengkak pada pasien gagal jantung, hal ini dilakukan agar pasien
kaki (Selvia et al., 2022). Masalah ini disebabkan merasa nyaman, aman dalam berakivitas dan
oleh ketidakpatuhan pasien dalam self care dapat meningkatkan kualitas hidup. Hal ini
management karena kurangnya pengetahuan dibuktikan dengan hasil eksperimen yang
pasien terhadap perawatan mandiri, pasien dilakukan di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang
sering mengalami kesulitan untuk membiasakan bahwasanya ada hubungan yang bermakna
diri dengan rencana perawatan yang dianjurkan, dukungan keluarga dengan kepatuhan dalam
maka dari itu pasien membutuhkan pemantauan perawatan mandiri pada penderita gagal jantung
rutin perawatan diri dan penyesuaian gaya hidup dengan hasil yang signifikan yaitu p value sebesar
untuk mencegah kambuhnya penyakit, 0,001< 0,05 (Yulius, 2019).
menurunkan tingkat rehospitalisasi, dan Dampak self care management yang tidak
meningkatkan kualitas hidup. Hal ini dibuktikan baik dapat menimbulkan masalah yang lebih
oleh penelitian bahwa terdapat pengaruh self komplek pada pasien gagal jantung, beberapa
care management pada kualitas hidup pasien komplikasi yang dapat terjadi yaitu gagal jantung
gagal jantung (Sinurat Samfriati et al., 2021) sistolik, obstruksi left ventricular outflow (LVTO),
Self care management adalah kemampuan aritmia, regurgitasi mitral, shok kardiogenik,
pasien jantung dalam mengatur diri sendiri atas rupture dinding ventrikel, bahkan kematian
penyakitnya, edukasi perawat terhadap pasien (Rahmawati et al., 2022).
dapat meningkatkan pengetahuan pasien tentang Salah satu contoh upaya untuk mengatasi
penyakit yang dialaminya (Rahmawati et al., masalah diatas, juga untuk peningkatan
2022). Pasien jantung yang mengikuti self care pengetahuan dan kepatuhan self care
management teratur yaitu teratur minum obat, management pada pasien gagal jantung telah
membatasi garam, membatasi cairan, membatasi dilakukan penelitian di RSUD Siti Fatimah Az-
aktivitas fisik, berolahraga serta dapat menerima Zahra Sumatera Selatan dengan memberikan
penyakitnya berdampak positif bagi pendidikan kesehatan menggunakan media
kesehatannya (Sinurat Samfriati et al., 2021). leaflet didapatkan hasil yang signifikan dengan
Manajemen perawatan mandiri memiliki peran nilai p value 0,000 < 0,05, artinya ada pengaruh
penting dalam keberhasilan pengobatan gagal pendidikan kesehatan melalui media leaflet
jantung yaitu mengurangi gejala gagal jantung, manajemen kesehatan pasien gagal jantung

34
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) XX-XX
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

kongestif (CHF) terhadap tingkat pengetahuan dengan mudah mengontrol kondisinya. Fitur yang
pasien CHF (Anggraeni et al., 2022). Upaya lain terdapat pada aplikasi Cardicraf meliputi fitur
untuk meningkatkan kualitas pasien dalam self untuk mengukur Indeks Massa Tubuh caranya
care management yaitu dengan pemanfaatan dengan memasukan data tinggi badan dan berat
kemajuan teknologi. Pemanfaat teknologi telah badan, kedua fitur untuk menghitung kebutuhan
membantu banyak dibidang kesehatan cairan perhari, ketiga fitur menghitung urine
khususnya membantu pasien gagal jantung output, selanjutnya fitur untuk mengetahui gizi
dalam perawatan mandiri. Hal ini selaras dengan diet jantung yang baik untuk dikonsumsi sesuai
penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit UNS dengan resep dan anjuran dokter juga ahli gizi,
Surakarta bahwa adanya pengaruh pemberian anjuran yang diberikan sesuai dengan aturan diet
edukasi melalui E-Health Berbasis Website DASH (Dietary Approaches To Stop
Terhadap Self care management Pasien Gagal Hypertension), terakhir yaitu fitur untuk
Jantung (Tiffany & Hudiyawati, 2022) menentukan klasifikasi gagal jantung pengguna
Inovasi terbaru kolaborasi tim dosen dan sesuai dengan NYHA (New York Heart
mahasiswa Universitas Faletehan untuk Association) sehingga dapat mengetahui jenis
memodifikasi pemberian edukasi pada pasien aktivitas yang tepat yang dapat dilakukan sesuai
gagal jantung dengan pemanfaatan teknologi kemampuan pengguna (Rahmawati et al., 2022).
bidang kesehatan yang berorientasi pada health Hasil penelitian pemberian edukasi
coaching berbasis android yaitu membuat mengggunakan aplikasi Cardicraf yang dilakukan
aplikasi bernama Cardicraf (Care Digital For di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang pada
Congestive Heart Failure). Aplikasi ini telah Januari-Februari 2022 terhadap 66 populasi
memiliki hak cipta yang sah sehingga penggunaan dengan 22 responden yang memenuhi kriteria
aplikasi ini bisa dipakai dan disebarkan kepada inklusi, didapatkan hasil uji statistic dengan nilai
seluruh pasien yang membutuhkan. Tujuan p=0,000 pada alpha 0,05 artinya nilai p<alpha,
dibuatnya aplikasi ini yaitu untuk meningkatkan dengan kata lain adanya pengaruh yang signifikan
kepatuhan pasien dalam melakukan perawatan pada pemberian edukasi berbasis digital
mandiri sehingga kualitas hidupnya bertambah (Cardicraf) terhadap tingkat kepatuhan self care
baik (Rahmawati et al., 2022). management pasien gagal jantung di Ruang
Cardicraf adalah aplikasi yang dirancang Mawar RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang
untuk memenuhi kebutuhan pasien dalam (Rahmawati et al., 2022).
melakukan self care management, dikemas Hasil studi pendahuluan peneliti yang
dengan fitur lengkap dalam satu aplikasi yang dilakukan di ruang Medikal Bedah RSUD dr.
menarik dan sederhana, sehingga pasien dapat Adjidarmo Rangkasbitung diketahui bahwa

35
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) 32-38
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

jumlah keseluruhan pasien dengan diagnosa CHF (Cardicraf) di RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung,
pada Januari – Desember 2022 yaitu 270 pasien. penelitian ini melanjutkan penelitian sebelumnya
Pada akhir November – Desember 2022 pasien namun dengan desain penelitian yang berbeda.
dengan CHF berjumlah 58 pasien. Hasil Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
wawancara peneliti di ruang Medikal Bedah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
RSUD Adjidarmo Rangkasbitung terhadap 5 penelitian “Pengaruh Penggunaan Aplikasi
pasien yang di diagnosa CHF pasien mengeluh Edukasi Berbasis Digital (Cardicraf) Terhadap
sesak, mudah lelah saat aktivitas dan bengkak Tingkat Kepatuhan Self Care Management Pasien
pada ekstremitas. Dari 5 pasien yang di CHF Di Ruang Medikal Bedah RSUD dr. Adjidarmo
wawancara dua diantaranya baru pertama kali Rangkasbitung”
dirawat dengan diagnosa CHF dan mengatakan
Metode Penelitian
belum mengetahui sama sekali tentang
Penelitian ini merupakan penelitian
perawatan jantung mandiri sementara tiga pasien
kuantitatif menggunakan quasy experimental
lainnya sudah pernah mendapatkan perawatan
design dengan jenis rancangan Pretest Posttest
jalan dengan penyakit ini namun tetap kembali
Control group, populasi pada penelitian
mengalami rehospitalisasi, hal ini disebabkan
berjumlah 58 responden, teknik pengambilan
ketidakpatuhan pasien dalam pembatasan
sampel menggunakan total sampling karena
asupan cairan, pasien mengatakan bahwa dokter
keterbatasan waktu penelitian digunakan sample
memberitahu berapa banyak asupan cairan yang
minimal dengan rumus slovin, jadi jumlah sampel
harus dikonsumsi setiap harinya namun tidak
pada penelitian ini bejumlah 24 responden
tahu dampak dari asupan cairan yang masuk
kedalam tubuh, pada akhirnya pasien tidak
Hasil
mematuhi anjuran yang disarankan dokter
A. Hasil Analisis Univariat
sebelumnya. Kepala ruangan Medikal Bedah 1. Rata - Rata Kepatuhan Self Care
Management Pasien CHF di Ruang Medikal
mengatakan bahwa selalu memberikan edukasi
Bedah RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung
terhadap pasien CHF untuk membatasi asupan Kelompok Intervensi (Cardicraf)
cairan namun banyak faktor seperti daya ingat Tabel 1
pasien, usia, dukungan keluarga yang
Rata rata keopatuhan Self Care
mempengaruhi ketidakpatuhan pasien sehingga Management Penderita CHF Sebelum dan
self care mangement pada pasien belum optimal. Sesudah Edukasi Aplikasi Cardicraf Pada
Kelompok Intervensi
Justifikasi peneliti melakukan penelitian ini
yaitu karena belum adanya penelitian tentang Variable Mean SD Min- Max
Kepatuhan 63.83 8.310 50-72
pengaruh pemberian edukasi berbasis digital self Care

36
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) XX-XX
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Managemen Berdasarkan Tabel 5.2 dapat terlihat bahwa


t Pretest
rata-rata kepatuhan self care management saat
Kepatuhan 67.75 8.771 52-81
Self Care pretest adalah 59.00 dengan standar deviasi
Managemen
6.105. Dengan kepatuhan self care management
t Posttest
terendah 44 dan kepatuhan self care
Berdasarkan Tabel 1 terlihat rata-rata management tertinggi 69. Sedangkan saat
kepatuhan self care management pasien CHF posttest rata-rata kepatuhan self care
sebelum mendapat intervensi pemberian edukasi management pasien CHF sebesar 60.08 dengan
penggunaan Aplikasi Digital (Cardicaraf) adalah standar deviasi 4.944. Dengan kepatuhan self
63.83 dengan standar deviasi 8,310. Dengan care management terendah 50 dan kepatuhan
kepatuhan self care management terendah 50 self care management tertinggi 69.
dan tertinggi 72. Sedangkan sesudah mendapat B. Hasil Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui
intervensi pemberian edukasi penggunaan
apakah ada hubungan yang signifikan antara dua
aplikasi Digital (Cardicraf), rata-rata kepatuhan
variabel atau bias juga digunakan untuk
self care management pasien CHF sebesar 67.75
menegetahui apakah ada perbedaan yang
dengan standar deviasi 8.771. kepatuhan self
signifikan anatara dua atau lebih kelompok
care management terendah 52 dan kepatuhan
(sampel). Dalam penelitan ini yaitu menggunakan
self care management tertinggi 81
uji statistic paired sample t test.
2. Rata- Rata Kepatuhan Self Care
Management Pasien CHF di Ruang Medikal Tabel 3
Bedah RSUD dr.Adjidarmo Rangkasbitung Pengaruh Pemberian Edkasi Berbasis Digital
Kelompok Kontrol (Tidak Diberikan Cardicraf Terhadap Tingkat Kepauhan Self Care
Intervensi) Management Pasien CHF Di Ruang Medikal
Tabel 2 Bedah RSUD Dr.Adidarmo Rangkasbitung

Rata- Rata Kepatuhan Self Care Management Kalitas kategori Mean P- N


Sebelum dan Sesudah Edukasi Berbasis Hidup value
Konvensional Pada Kelompok Kontrol Kelompok pretest 63.83 0.000 12
Variabel Mean SD Min- Eksperimen posttest 67.75
Max Kelompok pretest 59.00 0.078 12
Kepatuhan 59.00 6.105 44-69 Kontrol Posttest 60.08
self Care
Managemen
t Pretest Tabel 5.3 menunjukkan bahwa hasil uji
Kepatuhan 60.08 4.944 50-69 statistik paired sample t-test yaitu nilai mean
Self Care
Managemen pengetahuan pada kelompok eksperimen saat
t Posttest pre-test yaitu berjumlah 63.83 dan nilai mean
post-test berjumlah 67.75 dengan nilai p-value

37
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) 32-38
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

0.000. Sedangkan pengetahuan pada kelompok kepatuhan 15 dari 24 responden mendapatkan


kontrol yaitu nilai mean pada saat pre-test nilai kepatuhan <6 yaitu nilai kepatuhan rendah
berjumlah 59.00 dan nilai mean pada saat post- Self care management sangat penting bagi
test berjumlah 60.08 dan nilai p-value 0.078. pasien dengan gagal jantung, pengalaman yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil didapatkan oleh pasien gagal jantung dapat
penelitian yang dilakukan oleh (Rahmawati et al., meningkatkan pengetahuan pasien terkait gejala
2022) menyatakan bahwa pemberian edukasi dan tanda penyakit, kemampuan self care
berbasis digital Cardicraf di Ruang Medikal Bedah management mempengaruhi kualitas hidup
RSUD dr.Dradjat Prawiranegara mempunyai penderita, perubahan self care akan searah
pengaruuh dalam meningkatkan kualitas hidup dengan perubahan kualitas hidup (Laksmi et al.,
pasien gagal jantung berdasarkan hasil uji paired 2020)
t test dinyatakan ada perbedaan kualitas hiup Kemampuan self care pasien gagal jantung
sebelum dan sesudah edukasi menggunakan mempunyai peranan sangat penting dalam
Cardicraf dengan nilai p.value .000 meningkatkan kualitas hidup penderita. Pasien
Pembahasan yang memiliki kemampuan self care yang baik,
A. Analasis Univariat
lebih memahami cara perawatan dan hal yang
1. Gambaran Kepatuhan Self Care
Management Penderita CHF Di Ruang harus dilakukan untuk mengatasi stress fisik dan
Medikal Bedah Sebelum Diberikan
psikologis yang dihadapi. Perbaikan respon
Intervensi (Kelompok Intevensi & Kelompok
Kontrol) fisiologis dan psikologis pasien yang berlangsung
Berdasarkan hasil penelitian gambaran
lama memungkinkan responden untuk terus
kepatuhan self care management pada kelompok
belajar meningkatkan kualitas hidup. Kualitas
intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan
hidup pasien gagal jantung semakin meningkat
bahwa sebagian besar penderita gagal jantung di
apabila pasien melakukan perawatan diri yang
Ruang Medikal Bedah RSUD dr. Adjidarmo
teratur (Sinurat Samfriati et al., 2021)
Rangkasbitung memiliki tingkat kepatuhan self
Self care management dan kondisi
care management kurang baik. Hal tersebut
kesehatan adalah dua hal yang saling
terlihat dari analisis kuesioner, responden
mempengaruhi, maka tidak menutup
menjawab komponen self care management
kemungkinan self care management yang buruk
dengan nilai rendah seperti kepatuhan dalam
akan memperburuk kondisi yang diderita oleh
mengikuti petunjuk diet rendah garam dan
pasien, terutama pada penyakit-penyakit yang
membatasi cairan, rata – rata responden memilih
sulit disembuhkan dan membutuhkan
“kadang – kadang” dengan nilai 2 dari nilai
pengobatan jangka panjang seperti gagal jantung.
maksimal, selain itu pada kuesioner komponen
Dengan demikian, maka perlu adanya peran

38
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) XX-XX
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

perawat selaku edukator untuk dapat Pada hasil analisis kuesioner yang paling
memberikan pengetahuan yang memungkinkan terlihat adalah pada tingkat pendidikan,
pasien dapat membuat pilihan, dan memotivasi responden dengan tingkat pendidikan dasar
pasien untuk dapat meningkatkan kualitas memiliki pengetahuan yag rendah tentang self
hidupnya dengan patuh terhadap self care care management ditandai dengan pasien tidak
management (Hardiyanti, 2022) mengetahui batasan cairan, makanan diet
Self care management yang buruk dapat jantung, serta sulit mengingat obat – obatan yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya dikonsumsi. Selain itu pasien dengan tingkat
usia dan tingkat pendidikan seseorang pendidikan level dasar beberapa tidak bisa
(Rahmawati et al., 2022). Berdasarkan hasil membaca yang menghambat pasien dalam
analisis kuesioner pada penelitian ini, usia tidak menyerap edukasi yang diberikan. pasien dengan
mempengaruhi kepatuhan self care management level pendidikan tinggi lebih koopeeratif dan
dari 24 responen 11 responden memiliki umur memiliki daya tarik tinggi untuk melakukkan
60-an. Usia muda atau tua tidak mempengaruhi wawancara
responden untuk patuh dalam minum obat, Hal ini sejalan dengan penelitian
membatasi cairan, mengurangi konsumsi Prihatiningsih & Sudyasih (2018) bahwa usia dan
makanan bergaram, dan memauhi anjuran tingkat pendidikan pasien gagal jantung berada
dokter, contoh pada satu pasien yang ber usia 65 pada level pendidikan dasar dan menengah, Hal
tahun mengatakan bahwa dia akan berhenti ini dapat berpengaruh terhadap tingkat
minum obat jika dirasa gejala membaik dan pengetahuan self care management pasien gagal
memilih tidak menghabiskan obat, berbeda jantung. Pada penelitian lain disebutkan pada
dengan pasien yang memiliki umur sama kategori tingkat pendidikan sebagian besar
mengatakan bahwa akan melanjutkan untuk responden berpendidikan menengah dan
minum obat walaupun gejala membaik karena memiliki self management yang kurang baik.
anjuran dokter untuk mengabiskan obat tersebut. semakin tinggi tingkat pendidikan semakin baik
Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh self management pasien gagal jantung, karena
(Farhana, 2020) yang berjudul gambaran self care dengan pasien memiliki tingkat pendidikan tinggi
management pasien gagal jantung pada pasien memiliki tingkat penalaran dan pengambilan
lebih muda angka kejadian gagal jantung lebih keputusan lebih baik dalam menentukan self
kecil dibandingkan pada lansia. Faktor lain yang management pasien gagal jantung (Farhana,
mempengaruhi kepatuhan selfcare management 2020).
adalah dukungan keluarga, dukungan sosial, Tingkat pendidikan tentu mempunyai peran
pengetahuan dan pendidikan. dalam management perawatan mandiri (self

39
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) 32-38
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

care) pasien gagal jantung dimana semakin tinggi diberikan edukasi berbasis konvensional tidak
pendidikan seseorang maka semakin mudah pula ada perubahan sikap yang baik hal tersebut
pemahaman seseorang dalam menerima terlihat dari hasil analisis kuesioner, pada salah
informasi yang diberikan (Tiffany & Hudiyawati, satu responden tetap mengkonsumsi minum
2022). berlebih walaupun sudah diberikan edukasi
2. Gambaran Kepatuhan Self Care berbasis konvensional, responden juga
Management Penderita CHF Di Ruang mengatakan bahwa salah satu perawat ruangan
Medikal Bedah Setelah Diberikan Intervensi menganjurkan untuk mengurangi minum namun
(Kelompok Intervensi & Kelompok Kontrol) tidak diberitahu berapa takaran yang harus
Kepatuhan self care management pasien dikonsumsi sehingga pasien bingung dan tidak
CHF pada kelompok intervensi setelah diberikan mematuhi anjuran tersebut
edukasi berbasis digital Cardicraf terlihat adanya Intervensi yang bisa diberikan kepada
perubahan sikap dalam melaksanakan perawatan penderita gagal jantung dalam melakukan
mandiri, dalam penelitian ini responden diberikan perawatan mandiri adalah dengan memberikan
booklet cara penggunaan aplikasi Cardicraf untuk sebuah edukasi, Pemberian edukasi pada pasien
dibaca ulang dan diminta untuk mengisi nomor gagal jantung termasuk sebagai sebuah harapan
whatsapp untuk dimasukkan dalam satu grup untuk bisa membantu meningkatkan
whatsaap, responden sangat antusias pengetahuan penderita gagal jantung tidak
menanyakan kembali bagaimana cara pemakain sebatas hanya untuk meningkatkan perilaku
aplikasi untuk mengetahui kebutuhan cairan dan perawatan mendiri atau self care. Pemberian
mengetahui urine output dalam sehari guna edukasi bisa meningkatkan kualitas hidup,
mengontrol keseimbangan cairan pasien gagal mengurangi terjadinya depresi, serta mampu
jantung. Pada analisis kuesioner setelah diberikan mengurangi rehospitalisasi (Tiffany & Hudiyawati,
edukasi penggunaan aplikasi Cardicraf responden 2022)
yang sebelum diberikan intervensi menjawab Dalam melaksanakan edukasi dibutuhkan
‘Kadang – kadang’ untuk komponen membatasi media untuk memudahkan penyampaian materi
cairan setelah diberi intervensi berubah menjadi yang disampaikan seperti leaflet, booklet, bahkan
“Sering” hal ini dikarenakan dalam aplikasi yang sedang tren pada masa kini yaitu dengan
Cardicraf terdapat fitur untuk kebutuhan cairan pemanfaatan teknologi seperti E-health,
sehingga pasien mengetahui batasan cairan telenursing, dan aplikasi android. Dalam sebuah
tersebut dalam sehari. penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan
Sedangkan kepatuhan self care Kesehatan melalui Media Leaflet “Manajemen
management pada kelompok kontrol setelah Kesehatan Pasien Gagal Jantung Kongestif (CHF)”

40
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) XX-XX
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

terhadap Tingkat Pengetahuan Pasien dengan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Gagal Jantung Kongestif (CHF) Hasil penelitian ini adanya pengaruh pemberian edukasi berbasis
menunjukkan adanya pengaruh (pre-test) dengan digital Cardicraf pada kelompok intervensi
nilai signifikan hasil uji statistik non parametrik terhadap kepatuhan self care management
(wilcoxon) adalah 0,000 (p value 0,000 < 0,05) pasien CHF Di Ruang Medikal Bedah RSUD dr.
(Anggraeni et al., 2022). Adjidarmo Rangkasbitung, mengalami pengaruh
Penyakit jantung tergolong sebagai yang signifikan di tunjukan dengan nilai p=0,000
penyakit yang membutuhkan perawatan dalam yang berarti terdapat perbaikan yang signifikan
jangka panjang, oleh sebab itu diperlukan sebuah pada post test. Hal ini sejalan dengan penelitian
intervensi pemantauan jarak jauh. Penggunaan yang berjudul Pengaruh Pemberian Edukasi
teknologi sangatlah cocok dalam melakukan Melalui E-Health Berbasis Website Terhadap Self
perawatan mandiri atau self care pasien gagal Care Pasien Gagal Jantung di Rumah Sakit
jantung, penggunaan teknologi lebih mudah dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta
praktis melalui layanan tersebut pasien bisa bahwasanya ada pengaruh yang signifikan
mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan nilai p-value 0,000 (Tiffany & Hudiyawati,
kapanpun dan dimanapun (Tiffany & Hudiyawati, 2022).
2022). Contoh penelitian yang berhasil dalam Penelitian lain yang berbasis digital pada
pemanfaatan teknologi bidang digital yaitu telah jurnal internasional yang berjudul A remote
dilakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Diet monitoring and telephone nurse coaching
Sodium dan Pembatasan Cairan Berbasis Aplikasi intervention to reduce readmissions among
Android Terhadap Keseimbangan Cairan Dan patients with heart failure: study protocol for the
Dyspnea Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Better Effectiveness After Transition - Heart
(CHF) didapatkan hasil adanya pengaruh yang Failure (BEAT-HF) randomized controlled trial
signifikan dengan nila p – value 0,001 (Putradana didapatkan hasil bahwa Intervensi
et al., 2021) Telemonitoring efektif dalam mengelola
B. Analasis Bivariat perawatan penyakit kronis gagal jantung, dalam
1. Pengaruh Pemberian Edukasi Berbasis 180 hari pemantauan terjadi penurunan yang
Digital (Cardicraf) Terhadap Tingkat signifaikan terhadap rehospitalisasi pasien gagal
Kepatuhan Self Care Management jantung (Black et al., 2018).
Pasien CHF Di Ruang Medikal Bedah Sedangkan hasil penelitian ini pada kelompok
RSUD dr.Adjidarmo Rangkasbitung kontrol menunjukan hasil tidak ada pengaruh
(Kelompok Intervensi & Kelompok pemberian edukasi berbasis digital Cardicraf pada
Kontrol) kelompok kontrol terhadap kepatuhan self care

41
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) 32-38
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

management pasien CHF Di Ruang Medikal Menurut Sukmawati et al., (2022) juga
Bedah RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung, menggungkapkan bahwa edukasi yang
ditunjukan dengan nilai p=0,078 yang berarti menggunakan metode ceramah, tercipta kondisi
tidak terdapat perbaikan yang signifikan pada yang monoton, sehingga pasien cenderung akan
post test. Hal ini sejalan dengan penellitian pada bosan dan kurang tertarik dengan materi,
junal internasional yang berjudul The effects of dampaknya adalah materi yang diberikan akan
Baduanjin exercise on fatigue and quality of life cepat terlupakan. Sedangkan penggunaan
in patients with heart failure: A randomized teknologi lebih mudah dan praktis jauh lebih
controlled trial Pasien pada kelompok intervensi tepat dan menarik, karena pasein dapat
menjalani program latihan Baduanjin 12 kembali mempelajari materi kapan dan dimana
minggu, yang mencakup pemberian edukasi saja sesuai kebutuhan, sehingga dapat
video demonstrasi latihan Baduanjin selama meningkatkan motivasi dan ketertarikan pasien
35 menit, brosur pendidikan berbasis gambar, untuk mematuhi apa yang telah diajarkan
dan formulir catatan kinerja. Kelompok kontrol sebelumnya (Tiffany & Hudiyawati, 2022)
menerima perawatan biasa dan edukasi berbasis
Simpulan
ceramah didapatkan hasil p –value 0,001 pada
1. Rata – rata tingkat kepatuhan self care
kelompok intervensi dan p-value 0,033 pada
management pasien gagal jantung
kelompok kontrol (Chen et al., 2018).
kelompok intervensi sebelum mendapat
Menurut pendapat peneliti adanya
intervensi edukasi aplikasi digital
peningkatan kepatuhan self care managemeent
(Cardicraf) adalah 63,83 dengan standar
pasien CHF pada kelompok intervensi yang
deviasi 8,310. Dengan tingkat kepatuhan
diberikan edukasi Cardicraf, menunjukkan bahwa
terendah 50 dan tingkat kepatuhan
metode yang berbasis digital lebih mampu
tertinggi 72. Rata-rata tingkat kepatuhan
menarik minat pasien dalam menerima edukasi
self care management pasien gagal
dikarenakan pasien lebih fokus, sehingga
jantung kelompok control sebelum
penyerapan materi menjadi lebih efektif
mendapat intervensi edukasi aplikasi
dibandingkan metode ceramah. Dengan
digital (Cardicraf) adalah 59,00 dengan
metode edukasi berbasis digital pasien
standar deviasi 6,105. Dengan tingkat
menggunakan indera penglihatan dan
kepatuhan terendah 44 dan tingkat
pendengaran sedangkan penyerapan materi pada
kepatuhan tertinggi 69
metode ceramah hanya mengandalkan satu
2. Rata-rata tingkat kepatuhan self care
indera pendengaran.
management pasien gagal jantung

42
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) XX-XX
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

kelompok intervensi setelah mendapat RSUD Siti Fatimah Az-Zahra Provinsi Sumatera
Selatan The Effect of Providing Health
edukasi aplikasi digital (Cardicraf) adalah Management Education forPatients with
67,75 dengan standar deviasi 8,771. Congestive Heart Failure at Siti Fatimah Az-
Zahra H. 11(4).
Dengan tingkat kepatuhan terendah 52 Ardiana, M., & Andriyanto. (2021a). Buku Ajar
dan tingkat kepatuhan tertinggi 81. Rata- Rehabiitasi Jantung Pada Populasi Khusus. PT.
Nasya Expanding Management.
rata tingkat kepatuhan self care Ardiana, M., & Andriyanto. (2021b). Buku Ajar
Rehabilitasi Jantung Pada Populasi Khusus.
management pasien gagal jantung Nasya Expanding Management.
kelompok control setelah mendapat Black, J. T., Romano, P. S., Sadeghi, B.,
Auerbach, A. D., Ganiats, T. G., Greenfield, S.,
edukasi berbasis konvensinal adalah Kaplan, S. H., & Ong, M. K. (2018). A remote
60,08 dengan standar deviasi 4,944. monitoring and telephone nurse coaching
intervention to reduce readmissions among
Dengan tingkat kepatuhan terendah 50 patients with heart failure: Study protocol for the
Better Effectiveness After Transition - Heart
dan tingkat kepatuhan tertinggi 69
Failure (BEAT-HF) randomized controlled trial.
3. Ada pengaruh pemberian intervensi Trials, 15(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/1745-
6215-15-124
edukasi aplikasi digital (Cardicraf) Candra, V., Simarmata, I. P., Purba, M. B., Purba,
terhadap tingkat kepatuhan self care S., Hasibuan, C. M. A., Siregar, T., Karwanto, S.,
Romido, & Jamaludin. (2022). Pengantar
management pasien gagal jantung Metodologi Penelian. Yayasan Kita Menulis.
Chen, D. M., Yu, W. C., Hung, H. F., Tsai, J. C.,
(kelompok intervensi) di Ruang Medikal
Wu, H. Y., & Chiou, A. F. (2018). The effects of
Bedah RSUD dr. Adjidarmo Baduanjin exercise on fatigue and quality of life
in patients with heart failure: A randomized
Rangkasbitung dengan (p value = 0,000). controlled trial. European Journal of
Tidak ada pengaruh pemberian edukasi Cardiovascular Nursing, 17(5), 456–466.
https://doi.org/10.1177/1474515117744770
berbasis konvensional terhadap tingkat Chorunnisa. (2021). Hbungan Self Care dan
Efikasi Diri Terhadap Kualitas Hidup Pasien
kepatuhan self care management pasien
Congestie Heart Falure Di RSI Sultan Aguung
gagal jantung (kelompok kontrol ) di Semarang (Vol. 3, Issue 2).
https://jurnal.uym.ac.id/index.php/kesehatan/articl
Ruang Medikal Bedah RSUD dr. e/view/145
Adjidarmo Rangkasbitung dengan (p Evans. (2017). Sistem Kardiovaskular. elsevier.
Farhana, A. Y. (2020). Gambaran self
value = 0,078). management pada pasien gagal jantung.
Habibii, R., Putra, F. B., & Putri, F. I. (2020).
Referensi Aplikasi Kehadiran Dosen Menggunakan PHP
Adiputra, M. S., Siregar, D., Anggraini, D. D., OOP. Kreatiif industri Nusantara.
Oktaviani, S. N. P. W., Laksmini, P., & Hamid, A. (2021). Pelaksanaan Health Coaching
Supinganto, A. (2021). Statistik Kesehatan Teori Dalam Meningkatkan Self-Care Management
& Aplikasi (1 (ed.)). Yayasan Kita Menulis. Pasien Heart Failure: a Scoping Review.
Anggraeni, A. R., Syafriatiani, A., Adiguna, S. http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/13509/
M., Kunci, K., Kesehatan, M., Kongestif, G. J., Hardiyanti, F. C. (2022). Pengaruh Pemberian
Anggraeni, A. R., & Syafriatiani, A. (2022). Edukasi Berbasis Digital (Cardicraf) Terhadap
Pengaruh Pemberian Edukasi Manajemen Tingkat Kepatuhan Self Care Management Pasien
Kesehatan Pasien Gagal Jantung Kongestif di

43
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) 32-38
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Gagal Jantung Di Ruang Mawar Rsud Dr. Munandar, A. (2022). Keperawatan Paliatif
Dradjat Prawiranegara Serang. 8. (Konsep Dan Penerapan ). Media Sains
Hasanah, K. (2019). Hubungan Dukungan Indonesia.
Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Nurhayati, Andari, F. N., & Fredrika, L. (2020).
Pasien Gagal Jantung di RSI Aisyiyah Kota Penatalaksanaan Gagal Jantung. KHD
Malang. Production.
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/175779/ Pebrianti, P. A. (2019). Hubungan Pengetahuan
Hidayat, A. A. (2021). Metodologi Keperawatan Dengan Kepatuuhan Minum Obat Pada Pasien
Pendidikan Vokasi (N. A. Aziz (ed.)). Health gagal Jantung Di RSSA Malang. Universitas
Books Publishing. Brawijaya.
Iriani, N., Dewi, A. ketut R., Sudjud, S., Talli, A. Prihatiningsih, D., & Sudyasih, T. (2018).
S., Lisarani, V., & Nuraya, T. (2022). Metodologi Perawatan Diri Pada Pasien Gagal Jantung.
Penelitan. Riz Media Pustaka Indonesia. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 4(2).
Irwan. (2018). Epidemiologi Penyakit Menular. https://doi.org/10.17509/jpki.v4i2.13443
CV Budi Utama. Putradana, A., Rochana, N., Semarang, P. K., &
Kemenkes RI. (2018). Laporan Riskesdas 2018 Diponegoro, U. (2021). Pengaruh Diet Sodium
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. In dan Pembatasan Cairan Berbasis Aplikasi
Laporan Nasional Riskesdas 2018 (Vol. 53, Issue Android Terhadap Keseimbangan Cairan Dan
9, pp. 154–165). Dyspnea Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif
http://www.yankes.kemkes.go.id/assets/download ( CHF ). 5(1).
s/PMK No. 57 Tahun 2013 tentang PTRM.pdf Rahmawati. (2022). Apa Saja Variabel Penelitian
Ketut, S. (2022). Konsep Pengetahuan Sikap dalam Bidang Marketing ??? (Panduan bagi
Prilaku Persepsi Stres Kecemasan Nyeri Peneliti Pemula). Mulawarnan University Pres.
Dukungan Sosial Kepatuhan Motivasi Kepuasan. Rahmawati, D., Hardiyanti, F. C., Fauziyah, S. I.,
CV Andi Offset. Nur Falakh, I. M., Nurhidayat, T., & Algifari, T.
Laksmi, I. A. A., Suprapta, M. A., & Surinten, N. (2022). Pengaruh Pemberian Edukasi Berbasis
W. (2020). Hubungan Self Care Dengan Kualitas Digital Cardicraf terhadap Tingkat Kepatuhan
Hidup Pasien Gagal Jantung Di Rsd Mangusada. Monitoring Self-Care Management Pasien Gagal
8487(1), 39–47. Jantung. Faletehan Health Journal, 9(3), 278–
file:///C:/Users/USER/SKRIPSI/PENGARUH 284. https://doi.org/10.33746/fhj.v10i03.481
EDUKASI BERBASIS DIGIAL (CARDICRAF) Selvia, H., Sjattar, L., Elly, & Madjid, A. (2022).
TERHADAP KEPATUHAN SELFCARE Peningkatan Selfcare Management Melalui
MANAGEMENT PASIEN CHF DI RSUD Program Telementoring Terhadap Kepatuhan
ADJIDARMO/HUBUNGAN_SELF_CARE_DE Medikasi Pasien Congestive Heartt Failure
NGAN_KUALITAS_HIDUP_PASIEN_GA.pdf (CHF). 10(3), 377–389.
Listiana, D. (2015). Pengaruh Pengetahuan, Siallagan, A. M. (2021). Systematic Review:
Sikap, Dan Efikasi Diri Terhadap Management Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung Kongestif.
Self Care Pada Klien Congestive Heart Failure Jurnal Medika : Karya Ilmiah Kesehatan, 6(2).
(CHF) Di RSIJ Cempaka Putih. 1–23. https://doi.org/10.35728/jmkik.v6i2.696
Lukitasari, M., Kusumastuty, I., Nugroho, D. A., Sinurat Samfriati, Mardiati, B., & Angelia, S. B.
Rohman, M. S., & Kristianingrum, N. D. (2021). (2021). Hubungan Self Care Dengan Kualitas
Gagal Jantung Perawatan Mandiri dan Hidup Pasien Gagal Jantung. Jurnal Online
Multidisiplin (1st ed.). UB Press. Keperawatan Indonesia, 11(1), 136–144.
https://www.google.co.id/books/edition/Gagal_Ja https://doi.org/10.51712/mitraraflesia.v11i1.14
ntung/naymEAAAQBAJ? Sukmawati, I., Jajuk Kusumawaty, Adi
hl=en&gbpv=1&dq=gagal+jantung+2019&pg=P Nurapandi, Deny Apriliani Lestari, Elis Novianty,
A3&printsec=frontcover & Yuyun Rahyu. (2022). Pendidikani Kesehatan
Luthfiyah, S., Wijayanti, A. R., Kuntoadi, G. B., Dengan Metode Ceramah Dan Audio Visual
& Sulistiawati, F. (202 C.E.). Penyakit Sistem Terhadap Pengetahuan Pemeriksaan Payudara
Kardiovaskuler. Yayasan Penerbit Muhammad Sendiri (Sadari). Healthcare Nursing Jurnal, 4(2),
Zaini. 333–341.

44
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) XX-XX
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Tiffany, E., & Hudiyawati, D. (2022). Pengaruh


Pemberian Edukasi Melalui E-Health Berbasis
Website Terhadap Self Care Management Pasien
Gagal Jantung di Rumah Sakit Universitas
Sebelas Maret ( UNS ) Surakarta. 1, 51–62.
WHO. (2022). World health statistics 2022
(Monitoring health of the SDGs). In Monitoring
health of the SDGs.
http://apps.who.int/bookorders.
Wibowo, A. E. (2021). Metodologi Penelitian
Pegangan untuk Menulis Karya Ilmiah (1st ed.).
Penerbit Insania.
Yulius. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Management Perawatann
Diri Pada Pasien Gagal Jantung. 6–27.
Yulius, D. B. (2019). Hubungan Dukungan
Keluarga Dalam Management Peawatan Diri Di
Rumah Pada Penderita Gagall Jantung Di RSUD
Ungaran Semarang. Αγαη, 8(5), 55.

45

Anda mungkin juga menyukai