Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI


“PENGECATAN GRAM”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

1. NIRINA WIDYA LESTARI (4221026)


2. SATRYA YUDHA SAPUTRA (4221036)
3. TALITHA ZAFIRAH (4221037)
4. HARIYANI (4221042)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
I. TUJUAN
Untuk membedakan bakteri bersifat Gram (+) dan Gram (-)

II. LANDASAN TEORI

Mikroba adalah prokariot dengan dinding sel yang terdiri dari struktur
khusus yang disebut dengan peptidoglikan. Hampir semua sel prokariot
mempunyai dinding sel kecuali mikoplasma. Dinding ini umumnya memberi
kekuatan pada sel. Dinding sel pada bakteri tidak sekaku seprti peluru baja,
tetapi tipis dan lentur seperti bungkus kulit bola kaki (Darkuni, 2001).
Dinding sel yang akan dijadikan indikator dan penentu pada pewarnaan
Gram.

Perbedaan tebal tipisnya struktur peptidoglikan menentukan mekanisme


yang spesifik terhadap penyerapan zat warna. Sifat ini digunakan untuk
membantu identifikasi suatu bakteri, sehingga dikenal adanya bakteri garam
positif dan bakteri gram negatif (Darkuni, 2001).

Teknik pewarnaan gram pertama kali diuraikan dalam suatu publikasi


pada tahun 1884 oleh seorang ahli bakterilogi Denmark, Christian Gram.
Pewarnaan Gram masih merupakan salah satu prosedur yang paling banyak
digunakan untuk mencirikan banyak bakteri (Pelezar & Chan, 2005).

Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan differensial yang membedakan


bakteri dalam dua kelompok yaitu bakteri Gram positif yang mengikat warna.
Pada proses ini olesan bakteri yang terfiksasi dikenai larutan-larutan ungu
kristal, yodium, alkohol, dan safranin. Sifat untuk diwarnai ungu tua atau
tidak dengan metode pewarnaan yang diperkenalkan Gram (1884) merupakan
ciri taksonomi penting yang juga menunjukan korelasi dengan sifat-sifat lain
dan bakteri. Menurut Hastuti (2012), prosedur pewarnaan gram dimulai
dengan mewarnai sel bakteri yang sudah difiksasi dengan pewarna basa
kristal violet, kemudian diteruskan dengan memperlakukan dengan iodium,
iodium dengan kristal violet membentuk lak yang tidak larut air, tapi agak
larut dalam alkohol atau aseton. Sel-sel ini kemudian diberi alkohol atau
dengan kata lain didiferensiasi. Sel-sel yang gram positif akan
mempertahankan kompleks iodum zat warna dan tetap berwarna biru,
sedangkan sel-sel gram negatif akan kehilangan warnanya oleh alkohol. Sel-
sel yang kehilangan warnanya kemudian diwarnai lagi dengan pewarna
kontras (fukhsin) agar nampak.

Dalam Dwidjoseputro (2005) juga disebutkan bahwa bila zat warna


pertama terhapus sehingga yang nampak adalah zat warna asli (ungu), maka
sediaan ini disebut dengan gram positif. Sedangkan bila zat warna tambahan
(merah) bertahan hingga zat warna asli tidak tampak, maka sediaan
dinamakan dengan gram negatif. Ciri khas inilah yang digunakan dalam
penggolongan bakteri.

Pewarnaan dinding bakteri dengan pewarnaan gram memilahkan bakteri


menjadi dua yaitu:
a. Bakteri Gram Positif

Gram positif ini apa bila dilakukan pewarnaan, maka akan terlihat berwarna
ungu. Pada bakteri gram positif, kompleks dari kristal violet yodium (KV-
1) tetap tertangkap dalam dinding sel setelah perlakuan dengan alkohol. Hal
ini disebabkan oleh pori-pori pada lapisan peptidoglikan mengecil.
Pengecilan pori-pori ini terjadi karena rendahnya kandungan lipid pada
dinding sel bakteri gram positif sehingga pada saat penambahan alkohol
terjadi dehidrasi dengan demikian KV-1 tetap terikat dan sel berwarna ungu
(Darkuni, 2001). Selain itu, pada bakteri gram positif juga ditemukan
adanya senyawa Mg-ribonukleat yang akan bereaksi dengan kristal violet
sheingga zat warna ini tidak mudah dilarutkan oleh pelarut pemucat.

b. Bakteri Gram Negatif


Sel-sel gram negatif terlihat berwarna merah stelah dilakukan pewarnaan.
Berbeda halnya dengan bakteri gram positif, pada bakteri gram negatif
kandungan peptidoglikannya lebih rendah, tetapi kandungan lipidnya tinggi.
Kandungan lipid yang cukup tinggi dapat meyebabkan pembesaran lubang
pori-pori dan meningkatkan permeabilitas zat warna pada saat pencucian.
Pori-pori pada peptidoglikan bakteri cukup besar sehingga setelah perlakuan
dengan alkohol kompleks KV-1 lepas (tidak terikat) dan sel akan mengikat
zat warna kedua (Darkuni,2001). Selain itu, dalam bakteri gram negatif juga
tidak ditemukan adanya senyawa Mg-ribonukleat yang dapat beraksi
dengan kristal violet. Akibatnya kristal violet mudah larut oleh larutan
pemucat.
Perbedaan relatif sifat bakteri Gram positif dan Gram negatif
Sifat Bakteri Gram (+) Bakteri Gram (-)
Komposisi dinding Knadungan lipid rendah Kandungan lipid tinggi
(1-4%)
Ketahanan terhadap Lebih sensitif Lebih tahan
penisilin
Penghambatan oleh Lebih dihambat Kurang dihambat
pewarna basa (VK)
Kebutuhan nutrisi Kebanyakan spesies Relatif sederhana
relatif kompleks
Ketahanan terhadap Lebih tahan Kurang tahan
perlakuan fisik
(Manurung, 2010).

III. ALAT DAN BAHAN


No. Alat Bahan
1. Object glass Sampel kuman
Oshe bulat
Pembakar spritus
Rak pengecatan
Mikroskop
Larutan cat: Gram A, Gram B,
Gram C, Gram D
Alkohol mikroskop
Minyak emersi

IV. CARA KERJA


A. Pembuatan Preparat

Siapkan object glass yang bersih, kering, dan bebas lemak

Ambil 1-2 ohse sampel secara aseptis, ratakan pada object glass

Kering anginkan, fiksasi di atas nyala api

Kering anginkan
B. Pengecatan

Genangi preparat dengan gram A selama 2-5 menit

Buang sisa cat. tanpa dicuci, langsung digenangi Gram B selama 30-40 detik

Cuci air mengalir, decolorisasi dengan Gram C sampai luntur

Cuci air mengalir, genangi Gram D selama 2 menit

Buang sisa cat, cuci air mengalir, kering anginkan

Periksa di bawah mikroskop menggunakan lensa objyektif 100x dengan


ditambah minyak emersi

Gambar dan beri keterangan hasil pemeriksaan


V. HASIL DAN GAMBAR

1. Nama : Nirina Widya Lestari (4221026)


Bakteri Staphylococus aureus
No. Keterangan Gambar Hasil
1. Bentuk bakteri : Bulat (coccus)
Warna bakteri : Ungu
Susunan : Bergerombol
Cat : Gram A, B, C, D
Sifat bakteri : Gram (+), tidak
bergerak, tidak memiliki simpai
dan spora.
Organella :
Latar belakang : Putih
Perbesaran : 100x objektif
Sampel : Staphylococus
aureus (SA 1)

Bakteri Escherichia coli


No. Keterangan Gambar Hasil
2. Bentuk bakteri : Batang (basil)
Warna bakteri : Merah
Susunan : Menyebar
Cat : Gram A, B, C, D
Sifat bakteri : Gram (-), fakultatif
anaerob, tidak membentuk spora,
dan merupakan flora alami pada
usus mamalia.
Organella :
Latar belakang : Putih
Perbesaran : 100x objektif
Sampel : Escherichia coli
(EC 1)
2. Nama :Satrya Yudha Saputra (4221036)
Bakteri Staphylococus aureus
No. Keterangan Gambar Hasil
1. Bentuk bakteri : Bulat (coccus)
Warna bakteri : Ungu
Susunan : Bergerombol
Cat : Gram A, B, C, D
Sifat bakteri : Gram (+), tidak
bergerak, tidak memiliki simpai
dan spora.
Organella :
Latar belakang : Putih
Perbesaran : 100x objektif
Sampel : Staphylococus
aureus (SA 1)

Bakteri Escherichia coli


No. Keterangan Gambar Hasil
2. Bentuk bakteri : Batang (basil)
Warna bakteri : Merah
Susunan : Menyebar
Cat : Gram A, B, C, D
Sifat bakteri : Gram (-), fakultatif
anaerob, tidak membentuk spora,
dan merupakan flora alami pada
usus mamalia.
Organella :
Latar belakang : Putih
Perbesaran : 100x objektif
Sampel : Escherichia coli
(EC 1)
3. Nama : Talitha Zafirah (4221037)
Bakteri Staphylococus aureus
No. Keterangan Gambar Hasil
1. Bentuk bakteri : Bulat (coccus)
Warna bakteri : Ungu
Susunan : Bergerombol
Cat : Gram A, B, C, D
Sifat bakteri : Gram (+), tidak
bergerak, tidak memiliki simpai
dan spora.
Organella :
Latar belakang : Putih
Perbesaran : 100x objektif
Sampel : Staphylococus
aureus (SA 1)

Bakteri Escherichia coli


No. Keterangan Gambar Hasil
2. Bentuk bakteri : Batang (basil)
Warna bakteri : Merah
Susunan : Menyebar
Cat : Gram A, B, C, D
Sifat bakteri : Gram (-), fakultatif
anaerob, tidak membentuk spora,
dan merupakan flora alami pada
usus mamalia.
Organella :
Latar belakang : Putih
Perbesaran : 100x objektif
Sampel : Escherichia coli
(EC 1)
4. Nama : Hariyani (4221042)
Bakteri Staphylococus aureus
No. Keterangan Gambar Hasil
1. Bentuk bakteri : Bulat (coccus)
Warna bakteri : Ungu
Susunan : Bergerombol
Cat : Gram A, B, C, D
Sifat bakteri : Gram (+), tidak
bergerak, tidak memiliki simpai
dan spora.
Organella :
Latar belakang : Putih
Perbesaran : 100x objektif
Sampel : Staphylococus
aureus (SA 1)

Bakteri Escherichia coli


No. Keterangan Gambar Hasil
2. Bentuk bakteri : Batang (basil)
Warna bakteri : Merah
Susunan : Menyebar
Cat : Gram A, B, C, D
Sifat bakteri : Gram (-), fakultatif
anaerob, tidak membentuk spora,
dan merupakan flora alami pada
usus mamalia.
Organella :
Latar belakang : Putih
Perbesaran : 100x objektif
Sampel : Escherichia coli
(EC 1)
V1. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang telah dilakukan yaitu pengecatan gram, fungsi dari
pengecatan gram yaitu untuk mengelompokkan bakteri gram positif dan bakteri
gram negative. Dari pengecatan gram dapat diketahui tentang morfologi sel antara
lain, sifat pengecatan gram untuk sel dan penataan sel. Pada praktikum ini
menggunakan 2 media bakteri yaitu sampel cair dengan menggunakan bakteri E-
Coli dan sampel padat dengan Staphylococcus aureus. Pada saat pengecatan gram
menggunakan 4 macam cat yaitu Gram A yang berisikan kristal violet, Gram B
yang berisikan Iodium, Gram C berisikan alcohol, dan Gram D berisikan safranin.
Jika hasil pengecatan gram menghasilkan warna ungu, berarti bakteri tersebut
termasuk dalam bakteri gram positif, sedangkan jika menghasilkan warna merah,
vakteri tersebut termasuk bakteri gram negative.
Pada praktikum yang telah dilakukan, Saat melakukan pengamatan di
bawah mikroskop ada hasil yang bagus atau bisa dikatakan lain sesuai dengan
teori yang telah diberikan, namun ada juga yang hasilnya tidak bagus atau ada
kontaminasi serta terdapat dua warna pada 1 bakteri. Hal ini disebabkan akibat
terlalu lama pada proses fiksasi bakteri sehingga dinding sel yang terdapat paa
bakteri mengalami denaturasi sehingga menyebabkan bakteri yang mulanya
bersifat positif bias jadi negative. Pada bakteri gram positif dinding selnya lebih
tebal maka menyerap warna lebih banyak sehingga warna dasar akan tetap
bertahan, sedangkan bakteri gram negative dinding selnya tipis maka pada saat
pemberian cat Gram C yaitu alcohol warna dasarnya akan dilunturkan oleh
alcohol tersebut. Warna merah yang muncul menandakan bakteri gram negative,
karena hilangnya pewarnaan kristal violet pada waktu dekolorisasi dengan alcohol
kemudian sel bakteri menyerap safranin, hal ini terjadi karena adanya perlakuan
dengan alcohol yang menyebabkan lunturnya warna cat utama. Dinding sel yang
terdehidrasi menyebabkan daya pemeabilitasnya berkurang sehingga zat warna
ungu kristal keluar dari sel kemudian sel akan menyerap safranin.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi,
peluntur warna, substrat, intensifikasipewarnaan dan penggunaan zat warna
penutup. Suatu preparat yang sudah meresap satu warna, kemudian dicuci dengan
alkohol maka semua zat warna akan terhapus, sebaliknya terdapat juga preparat
yang tahan terhadap alkohol. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan
alcohol, dan hal ini merupakan suatu ciri khas bagi suatu spesies.
Pada pengamatan ini bakteri yang digunakan adalah bakteri E-Coli dan
Staphylococcus aureus. Namun setelah dilakukan pengamatn dibawah
mikroskop, tidak terdapat koloni bakteri didalamnya, baik itu E-Coli dan
Staphylococcus aureus. Untuk bakteri E-Coli termasuk family enteraceae yang
termasuk gram negative karena berwarna merah. Bakteri gram negative adalah
bakteri yang tidak mempertahankan zar berwarna metal ungu pada metode
pewarnaan gram. Bakteri gram negative berwarna merah atau merah muda.
Bakteri Staphylococcus aureus termasuk gram positif. Ini diketahui pada saat
rahap dekotonisasi atau pemberian alcohol. Pada tahap tersebut warna yang
dihasilkan sama dengan warna utama, yaitu warna ungu. Ini membuktikan bahwa
gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci setelah
bakteri yang mempertahankan zat metil ungu sewaktu proses pewarnaan, gram
bakteri jenis iniakan berwarna ungu pada saat diamti. Penyebab warna ungu pada
bakteri Staphylococcus aureus yaitu pada saat proses pewarnaan karena bakteri
ini memiliki dinding sel yang tebal sehingga bakteri mengalami dehidrasi, pori-
porinya menciut akhirnya menyebabkab warna utama tidak dapat luntur atau
keluar.
Pada saat pengamatan dibawah mikroskop untuk bakteri gram positif
berbentuk cocci (bulat) dan susunannya bergerombol menyerupai buah anggur,
sedangkan untuk bakteri gram negative memiliki bentuk Bacilli (batang) dengan
susunan bakterinya yaitu berderet menyerupai rantai.
VII. KESIMPULAN
Dalam praktikum ini dapat disimpulkan bahwa dari pengecatan dan pengamatan
mikroskopis diperoleh hasil pengamatan mengenai pengecatan gram pada bakteri.
Pewarnaan gram merupakan pewarnaan difrensial karena dapat digunakan untuk
membedakan bakteri gram negatif dan gram positif, digunakan untuk identifikasi
dan klasifikasi bakteri. Dinding sel bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
berbeda sehingga hasil pewarnaan gram akan berbeda. Bakteri gram positif adalah
bakteri yang mempertahankan warna crystal blue, bakteri ini mempunyai lapisan
peptidoglikan yang tebal. Sedangkan bakteri gram negatif adalah bakteri yang
tidak mempertahankan warna crystal blue, bakteri ini mempunyai lapisan
peptidoglikan yang tipis. Bakteri gram positif memberikan warna ungu,
sedangkan bakteri gram negatif memberikan warna merah.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi).


Malang: Universitas Negeri Malang
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph

Hastuti, Utami Sri. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.

Pelezar, Michael J dan Chan, E.C.S. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. jakarta:


Universitas Indonesia Press.
LAMPIRAN: LAPORAN SEMENTARA

Anda mungkin juga menyukai