Anda di halaman 1dari 6

E.

HASIL PENGAMATAN
a. Teknik pengecatan
Nama sampel Pembesaran Gambar
Staphylococcus Warna: ungu
aureus Bentuk sel: coccus
Koloni: irregular
Konfigurasi:
Staphylococcus
Perbesaran: 100x

Streptococcus mutan Warna: ungu


Bentuk sel: coccus
Koloni: irregular
Konfigurasi:
Streptococcus
Perbesaran: 100x

b. Uji biokimia
Metode Gambar Hasil yang Reagen Bakteri yang
uji terbentuk diuji
Uji Gelembung H2O2 Staphylococcus
katalase aureus (positif)

Gelembung H2O2 Streptococcus


mutans
(positif)

Uji Gumpalan Plasma Staphylococcus


koagulase sitrat aureus (positif)
Tidak ada Plasma Staphylococcus
gumpalan sitrat epidermidis
(negative)
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum identifikasi mikroba pemeriksaan mikroskopis,
pengecatan gram dan uji coba biokimia ini yang pertama dilakukan yaitu
pengecatan gram yang bertujuan untuk membedakan bakteri gram positif dan
bakteri gram negatif. Selain itu pengecatan gram juga bertujuan untuk mengetahui
bentuk bakteri tersebut. Pada pengecatan gram ini menggunakan bakteri
Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutan. Kemudian menggunakan 4 jenis
cat gram yaitu, cat gram 1, cat gram 2, cat gram 3 dan cat gram 4. Cat gram ini
memiliki fungsi yang berbeda beda. Pertama untuk cat gram 1 mengandung
Kristal violet dan berwarna ungu, cat gram ini merupakan cat primer yang
berfungsi untuk memberikan warna pada bakteri tersebut. Kedua untuk cat gram
2 mengandung kalium yodida dan yodium berwarna coklat yang memiliki fungsi
untuk memfiksasi cat primer yang diserap oleh bakteri target. Ketiga untuk cat
gram 3 mengandung aseton dan alcohol yang berfungsi untuk melunturkan cat
sebelumnya, tujuan dari cat gram 3 ini yaitu bakteri akan tetap berwarna ungu atau
bisa juga bakteri akan tidak berwarna. Bakteri yang tetap berwarna ungu disebut
bakteri gram positif karena tahan terhadap alcohol, sedangakan bakteri yang tidak
berwarna disebut sebagai bakteri gram negative karena tidak tahan terhadap
alcohol. Keempat untuk cat gram 4 berwarna merah, mengandung safranin dan
merupakan cat sekunder berfungsi sebagai warna bakteri non target. Bakteri gram
positif akan tetap berwarna ungu karena sudah jenuh mengikat gram 1 dan tidak
mampu mengikat cat gram 4, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna
merah karena cat sebelumnya telah luntur sehingga mampu mengikat cat gram 4.
Hal pertama yang dilakukan ketika memulai pengecatan gram yaitu
mengambil bakteri pada media yang sudah disediakan menggunakan ose yang
sudah disterilisasikan menggunakan bunsen. Setelah itu meletakkan bakteri yang
sudah diambil tersebut pada kaca objek yang sudah ditetesi aquadest. Apabila
sudah kering dilakukan fiksasi di atas bunsen dengan tujuan agar bakteri benar-
benar melekat pada kaca objek sehingga bakteri tidak terhapus ketika melakukan
pencucian. Saat memperbaiki, harus berhati-hati untuk melindungi area dengan
bakteri agar tidak terkena api, lalu dilakukannya pengecatan gram. Setelah
dilakukannya pengecatan gram, bakteri yang ada di kaca preparat tersebut diamati
dibawah mikroskop. Berdasarkan hasil pengamatan pengecatan gram dibawah
mikroskop didapatkan hasil untuk bakteri S.aureus berwarna ungu dan itu
menandakan bahwa bakteri tersebut merupakan bakteri gram positif, sedangkan
untuk bakteri S.mutans didapatkan hasil berwarna ungu juga dan merupakan
bakteri gram positif. Selain itu berdsarakan pengamatan dibawah mikroskop
didapatkan juga hasil bahwa S.aureus merupakan bakteri Staphylococcus karena
berbentuk seperti anggur, dan bakteri S.mutans merupakan bakteri Streptococcus
karena berbentuk rantai.
Pada pratikum ini juga dilakukan uji biokimia menggunakan 2 jenis
pengujian. Uji biokimia yang pertama yaitu uji katalase, pada pengujian ini
menggunakan 2 bakteri yaitu Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans.
Uji katalase ini bertujuan untuk membedakan bakteri staphylococcus dengan
streptococcus dan menggunakan reagen H2O2. Reaksi positif pada uji katalase
menunjukkan bahwa isolat menghasilkan enzim katalase yang dapat
mendegradasi hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2)
(Rahayu dkk, 2018). Sementara itu, jika hasil reaksi uji katalase menunjukkan
hasil negatif hasil uji akan ditandai dengan tidak adanya pembentukan gelembung
udara. Hal ini karena tidak terjadi pemecahan H2O2 oleh enzim katalase, yang
menandakan bahwa bakteri tidak menghasilkan enzim katalase (Lindawati
&Suardana, 2016). Pada S.aureus didapatkan hasil positif ditandai dengan adanya
gelembung udara sedangkan pada S.mutans didapatkan hasil positif juga. Pada
S.mutans seharusnya mendapatkan hasil negative tetapi pada praktikum ini
didapat hasil positif karena kesalahan atau kemungkinan kontaminasi selama
pengujian, sehingga hasil yang diperoleh positif. Uji biokimia yang kedua yaitu
uji koagulase , pada pengujian ini menggunakan 2 bakteri yaitu Staphylococcus
aureus dan Staphylococcus epidermidis. Uji koagulase ini bertujuan unutuk
membedakan bakteri Staphylococcus aureus dengan Staphylococcus lainnya dan
menggunakan reagen plasma citrate 3,8%. Uji koagulasi dilakukan untuk
mengetahui adanya enzim koagulase di mana enzim ini merupakan protein
ekstraseluler yang dihasilkan oleh staphylococcus aureus yang dapat
menggumpalkan plasma (Dewi,2013). Penggumpalan plasma terjadi dikarenakan
adanya protein yang menyerpai enzim yang jika ditambahkan oksalat atau sitrat
dapat menyebabkan penggumpalan. Faktor serum bereaksi dengan koagulase
untuk membentuk esterase, aktivitas penggumpalan dan mengaktivasi protrombin
menjadi trombin. Trombin akan membentuk fibrin yang akan berpengaruh dalam
proses terjadinya penggumpalan plasma (Boerlin, 20003). Pada S.aureus
didapatkan hasil positif ditandai dengan adanya gumpalan sedangkan pada
S.epidermidis didapatkan hasil negative ditandai dengan tidak adanya gumpalan.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa bakteri
Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans adalah bakteri gram positif
dikarenakan berwarna ungu yang dapat diketahui dengan cara pengecatan gram
dan diamati dibawah mikroskop. Staphylococcus aureus berbentuk seperti anggur
dan Streptococcus mutans berbentuk rantai. Pada uji katalase didapatkan hasil
yang positif jika terbentuk gelembung udara, sedangkan pada uji koagulase
didapatkan hasil yang positif jika terbentuk gumpalan.
DAFTAR PUSTAKA
A.Volk, W., & F.Wheeler, M. (1988). Mikrobiologi Dasar. (S. Adisoemarto, Ed.)
(Edisi 5). Jakarta: Erlangga.
Badan Standarisasi Nasional 2015. SNI 2332.9:2011. Cara Uji Mikrobiologi-
bagian 9: Penentuan Staphylococcus aureus Pada Produk Perikanan.
Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Boerlin, P., P. Kuhnert, D. Hussy and M. Schaellibaum. 2003. Methods for
Identification of Staphylococcus aureus Isolates in Cases of Bovine
Mastitis. Journal of Clinical Microbiology, Vol. 41. No. 2, hal 767 - 769.
Dewi, A.K. 2013. Isolation, Identification and Sensitivity test of Staphylococcus
aureus against Amoxicillin of the Milk Sample in the Mastitis Crossbreed
Etawa Goat at Girimulyo Area, Kulonprogo, Yogyakarta. Journal Sain
Veteriner. Vol 2 (31).
Fitri, L dan Y. Yasmin. 2011. Isolasi dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Kitinolitik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi, 3(2): 20-
25.
Lindawati. S. A. &Suardana, I Wayan. 2016. Isolasi dan Identifikasi Spesies
Bakteri Asam Laktat Penghasil Senyawa Antimikroba Asal Kolon Sapi
Bali. Jurnal Veteriner. Vol. 17 (4).
Pelczar, Michael J dan Chan, E. C. S. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I.
Jakarta: UI Press.
Rahayu, S., Rahmawati, &Kurniatuhadi, R. 2018. Deteksi Bakteri Selulolitik pada
Kotoran Luwak (Paradoxurus hermaphroditus) dari Kebun Binatang
Bandung. Protobiont. Vol. 7(2).
Waluyo, L. 2008. Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. Universitas Muhamadiyah
Malang Press. Malang. 356 hal.
Waluyo, L. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai