Anda di halaman 1dari 10

PENGECATAN GRAM DAN PENGAMATAN BENTUK SEL

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI MIKROB

DISUSUN OLEH :

ILMA NURILLAH / 191810401012


KELAS B

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS JEMBER

2020
BAB 1. PENDAHULUAN

Praktikum fisiologi mikroba yang akan dilakukan pada acara


pertama yaitu pengecetan bakteri gram dan pengamatan bentuk selnya.
Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui perbedaan bakteri gram
positif dan negatif serta bentuk selnya. Pengecetan bakteri gram ini juga
membantu melakukan pengamatan morfologi sel bakteri. Berdasarkan
perbedaan ketebalan dinding lapisan peptidoglikan dinding sel, sel bakteri
dibedakan atas dua macam yaitu, bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif. Bakteri gram positif adalah bakteri yang memiliki dinding sel
dengan lapisan peptidoglikan yang tebal. Bakteri ini akan berwarna ungu,
jika diwarnai dengan pewarnaan gram. Contohnya, Bacillus subtillis.
Sedangkan bakteri gram negatif adalah bakteri yang memiliki dinidng sel
dengan lapisan peptidoglikan yang tipis dan berwarna merah muda atau
merah jika diwranai dengan pewarnaan gram. Contohnya, Escherichia coli
(Suroso, 2012).
BAB 2. METODE

Praktikum pengecatan bakteri membutuhkan alat dan bahan. Alat


yang digunakan berupa vortex, bak pewarnaan beserta sarangnya, botol
semprot, object glass, lampu bunsen, jarum oase dan pinset. Adapun
bahannya berupa biakan bakteri E. coli yang berumur 24 jam, Biakan
Bakteri Bacillus subtilis, Aquades steril, Alkohol 70%, Tissue dan
Pewarnaan gram. Pewarnaan gram yang digunakan ada empat macam
yaitu cat gram A yaitu crystal violet, cat gram B yaitu Iodin, dan cat gram C
yaitu Alkohol asam serta cat gram D yaitu Safranin.

Adapun langkah awal yang dilakukan praktikum yaitu


menstrerillisasi diri dan tempat, menstrerilisasi diri cukup dengan
menggunakan jas lab dengan benar dan menggunakan alkohol 70%
disemprot pada telapak tangan. Menstrerilisasi tempat dengan
menggosok area kerja juga dengan alkohol 70% dan tissue. Setelah
melakukan strelisasi kemudian menyalakan lampu bunsen dan
menstrerilisasi object glass menggunakan alkohol. Memanaskan obect
glass yang telah disterilkan diatas bunsen hingga kering yang dilanjutkan
dengan memanaskan jarum ose sampai berpijar. Langkah selanjutnya
mengambil biakan bakteri E. coli yang berumur 24 jam sebanyak satu
oase dan memasukkannya ke dalam aquades steril kemudian di vortex
hingga homogen

Kemudian mengambil biakan bakteri yang sudah divortex sebanyak


dua sampai tiga oase dan diletakkan diatas object glass kemudian
meratakannya dengan tujuan agar tidak terjadi penumpukkan sel.
Langkah selanjutnya yaitu memfiksasi yang dilakukan diatas bunsen yang
tujuannya melekatkan bakteri diatas object glass dna meningkatkan sifat
afinitas pewarnaan untuk dilakukan proses pewarnaan. Pewarnaan
pertama menggunakan cat gram A ( crystal violet ) dengan satu tetes
selama satu menit. Lalu bilas object glass menggunakan aqude steril
setelah satu menit. Cat gram A merupakan warna primer yang
menghasilkan warna biru keunguan pada bakteri positif. Lalu, meneteskan
larutan cat gram B sebanyak satu sampai dua tetes selama satu menit.
Bilas juga menggunakan aquade steril setelah didiamkan selama satu
menit. Cat gram B merupakan cat yang berfungsi untuk memfiksasi cat
primer yang telah diserap oleh bakteri sehingga menghasilkan warna yang
kuat. Kemudian setelah itu meneteskan cat gram C ( asam alkohol )
selama 30 detik, proses ini disebut dengan dekolorisasi. Setelah
pemberian cat gram C, bilas dengan aquade streil dan ditambahkan cat
gram D (safranin) selama dua menit. Setelah itu bilas kembali dengan
aquade steril. Langkah-langkah ini dilakukan juga pada pewarnaan
Bacillus subtilis.
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil pengamatan Pewarnaan Gram

NO. Nama Bakteri Hasil Pengamatan Gram

1. Bakeri Eschericia coli Bakteri Gram


negatif

2. Bakteri Bacillus subtillis Bakteri Gram


positif

Tabel 2. Hasil pengamatan bentuk sel

No. Nama bakteri Hasil pengamatan Bentuk sel

1. Bateri Eschericia Gambar praktikan Bentuk selnya


coli yaitu cocobasil

Gambar Pengamatan

Gambar literatur
(sumber : Rahayu, 2017)

2. Bakteri Bacillus Gambar praktikan Bentuk selnya


subtilis yaitu bacillus

Gambar pengamatan

Gambar literatur
Bakteri dapat diidentifikasi dengan beberapa metode yaitu metode
pewarnaan kapsul, pewarnaan gram, dan pewarnaan tahan asam.
Praktikum kali ini mengidentifikasi bakteri dengan menggunakan metode
pewarnaan gram. Pewarnaan gram atau bisa disebut pengecatan gram
merupakan salah satu metode pewarnaan differensial yang berguna dan
yang sering banyak digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Tujuan
dasar dilakukan pewarnaan garam yaitu untuk mengamati bagian-bagian
morfologi sel bakteri(Rahayu, 2017).

Proses pengecatan bakteri juga dilakukan proses fiksasi. Proses


fiksasi bertujuan untuk menjaga sel dan komponen jaringan, selama
proses fiksasi terdapat perubahan substansial pada komposisi dan
penampakan sel serta komponen. Proses fiksasi yang baik akan
menghasilkan kualitas sediaan yang baik untuk dilihat(musyarifah,2018).

Pada pengecatan bakteri ini diberikan 4 macam cat yaitu cat gram
A, cat gram B, cat gram C dan cat gram D. Cat gram A yang digunakan
yaitu crystal violet. Fungsi pemberian cat gram A ini yaitu memberikan
warna ungu pada bakteri target yang berperan sebagai pewarna primer.
Cat gram B yang digunakan yaitu larutan iodine. Larutan iodine pada
pewarnaan gram berfungsi untuk memperkuat ikatan warna pada bakteri.
Cat ketiga yaitu cat gram C berupa alkohol asam. Alkohol asam berfungsi
untuk membilas atau membersihkan larutan dari zat pewarna primer yaitu
cat gram A. Terakhir yaitu penggunaan cat gram D. Cat gram D yang
digunakan yaitu safranin yang fungsinya memberikan warna merah yang
berperan sebagai pewarna sekunder (Agustine, 2018).

Bakteri gram positif dapat diketahui melalui indikasi warna yang


dihasilkan. Warna pada bakteri gram positif yaitu berwarna violet atau
biru-keunguan. Warna violet yang dihasilkan yaitu beasal dari kompleks
zat dari pewarna cat gram A yaitu kristal violet yang tetap bertahan
walaupun telah dilakukan pemberian alkohol asam. Warna ungu terbentuk
karena asam ribonukelat yang ada pada sitoplasma membentuk sebuah
ikatan yang kuat dengan latutan crystal violet yang menghasilkan ikatan
kimiawi tidak dipecahkan oleh pemucat warna. Bakteri gram negatif dapat
diketahui melaui indikasi warna merah yang dihasilkan. Warna merah ini
mengindikasikan bahwa sampel bakteri tidak dapat mengikat warna cat
gram A yaitu crystal violet dan hanya dapata mengikat warna dari cat
gram D yaitu safranin (Safranin, 2012).

Proses pewarnaan pada bakteri Escherichia coli yaitu termasuk


kedalam bakteri gram negatif sedangkan Bacillus subtillis yaitu termasuk
bakteri gram positif. Bentuk bakteri E. Coli berbatang pendek dan
berwarna merah dan berbentuk coccusbasil. Pada sel E.coli memiliki
dinding sel yang memiliki peptidoglikan yang tipis dan kandungan lipidnya
tinggi. Bakteri Bacillus subtillis berbentuk bacillus dan memiliki dinding sel
yang lapisan peptidoglikan nya lebih tebal dibandingkan dengan bakteri
gram negatif(Bulele, 2019).
BAB 4. KESIMPULAN

Pewarnaan gram atau bisa disebut pengecatan gram merupakan


salah satu metode pewarnaan differensial yang berguna dan yang sering
banyak digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. bakteri Escherichia coli
yaitu termasuk kedalam bakteri gram negatif sedangkan Bacillus subtillis
yaitu termasuk bakteri gram positif. Bentuk bakteri E. Coli berbatang
pendek dan berwarna merah dan berbentuk coccusbasil. Pada sel E.coli
memiliki dinding sel yang memiliki peptidoglikan yang tipis dan kandungan
lipidnya tinggi. Bakteri Bacillus subtillis berbentuk bacillus dan memiliki
dinding sel yang lapisan peptidoglikan nya lebih tebal dibandingkan
dengan bakteri gram negatif
DAFTAR PUSTAKA

Agustine. L., Yenni. O., dan Jumiyati. 2018. Identifikasi Total Bakteri Asam
Laktat (BAL) Pada Yoghurt Dengan Variasi Sukrosa Dan Susu SKIM.
Jurnal Dunia Gizi. 1(2):79-83.

Bulele, Trijeri. 2019. Identifikasi Bakteri Dengan Pewarnaan Gram Pada


Penderita Infeksi Mata Luar Di Rumah Sakit Mata Kota Manado.
Jurnal E-Biomedik. 7(01).

Musyarifah. Z., dan Salma. A. 2018. Proses Fiksasi Pada Pemeriksaan


Histopatologik. Jurnal Kesehatan Andalas. 7(3):443-453.

Rahayu. S. A., dan M. Hidayat. G. 2017. Uji Cemaran Air Minum


Masyarakat Sekitar Margahayu Raya Bandung Dengan Identifikasi
Bakter Echericia coli. IJPST. 4(2):50-56.

Safranin. Y. D., Cut. Y., dan C. Nanda. D. Isolasi Dan Karakteristik Bakteri
Berpotensi Probiotik Pada Ikan Kembung (Rastrelliger sp.). Depik.
1(3):200-203

Suroso, Marhamah. 2015. Gambaran Bakteri Patogen Gram Positif Dan


Gram Negatif Diruang Operasi Bedah. Jurnal Analisis Kesehatan.
4(01).

Anda mungkin juga menyukai