Anda di halaman 1dari 26

Chemistry by Alex P.I.

Thursday, October 24, 2013

LAPORAN PEWARNAAN BAKTERI ( Pewarnaan Bakteri E. Coli,B. Subtilis,Staphulococcus aureus )

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori

Bakteri mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas. Bakteri merupakan mikroorganisme
yang berukuran mikroskopik. Selain mikroskopik, bakteri juga hampir tidak berwarna atau transparan
dan kontras dengan air. Sehingga melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit. Untuk
mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri. Ini merupakan salah
satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Hal itu untuk mempernudah
proses identifikasi bakteri.

Untuk mengidentifikasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi mula-mula diamati morfologi sel secara
mikroskopik melalui pengecetan atau pewarnaa, salah satunya adalah dengan pewarnaan gram.
Pewarnaan gram merupakan salah satu prosedur yang paling banyak digunakan untuk mencirikan
banyak bakteri. Dari pewarnaan gram dapat diketahui morfologi sel antara lain sifat gram, bentuk sel,
dan penataan sel. Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, Gram positif dan gram negatif, berdasarka sifat kimia dan
fisika dinding sel mereka, metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan denmark hans
Christian gram 1884. Pewarnaan Gram dibagi menjadi dua yaitu pewarnaan majemuk karena
menggunakan lebih dari satu macam zat warna. Dan pewarnaan diferensial karena pewarnaan ini
mampu mengdeferensiasi atau membedakan bakteri, sehingga bakteri dapat digolongkan menjadi dua
yaitu Gram negatif dan Gram positif.

Selain dengan pewarnaan atau pengecatan, identifikasi bakteri dapat berupa melihat morfologi koloni
dan uji biokimia bakteri. Morfologi bakteri meliputi bentuk, ukuran, tekstur, warna koloni,dll. Semantara
uji biokimia dilakukan untuk memastikan jenis/spesies bakterinya.

Oleh karena itu, dilakukan praktikum ini untuk mengetahui teknik pewarnaan bakteri, morfologi koloni,
dan uji biokimia sehingga dapat mempernudah untuk isdentifikasi bakteri.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Identifikasi bakteri dengan pewarnaan

Pada umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak bakteri yang
tidak mempunyai zat warna (Waluyo, 2007) . Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri
sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga
berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui
serangkaian pengecatan.

Pewarnaan atau pengecatan terhadap mikroba banyak dilakukan baik secara langsung
(bersama bahan yang ada) ataupun secara tidak langsung (melalui biakan murni). Tujuan dari pewarnaan
tersebut ialah untuk :

1. Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, ataupun fungi.

2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad.

3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan juga struktur dalam jasad.

4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan kimia yang ada
akan dapat diketahui.

(Suriawiria, 1999)

Ada tiga macam prosedur pewarnaan, yaitu pewarnaan sederhana (simple stain), pewarnaan diferensial
(differential strain), dan pewarnaan khusus (special strain) (Pratiwi, 2008).

Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk meningkatkan kontras antara
mikroorganisme dan sekelilingnya. Prosedur Pewarnaan sederhana mudah dan cepat, sehingga
pewarnaan ini sering digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan penataan pada mikoorganisme bakteri
pada bakteri dikenal bentu yang bulat (coccus), batang (basil), dan spiral (Lay, 1994).

Pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti pewarnaan gram dan pewarnaan
tahan asam.

Pewarnaan gram adalah salah satu teknik pewarnaan diferensial yang paling penting dan paling luas
digunakan untuk bakteri. Bakteri yang diwarnai dengan metode gram ini dibagi menjadi dua kelompok,
salah satu diantaranya bakteri gram positif dan bakteri gram negatif (Pelczar & Chan, 1986).

Pada pewarnaan gram, bakteri yang telah difiksasi dengan panas sehingga membentuk noda pada kaca
objek diwarnai dengan pewarna basa yaitu crystal violet. Karena warna ungu mewarnai seluruh sel,
maka pewarna ini disebut pewarna primer. Selanjutnya noda dicuci dan pada noda spesimen ditetesi
iodin yang merupakan mordant. Setelah iodin dicuci, baik bakteri Gram Positif maupun Gram Negatif
tampak berwarna ungu. Selanjutnya noda spesimen dicuci dengan alkohol yang merupakan decolorizing
agent (senyawa peluntur warna) yang pada spesies bakteri tertentu dapat menghilangkan warna ungu
dari sel. Setelah alkohol dicuci, noda spesimen diwarnai kembali dengan safranin yang merupakan
pewarna basa berwarna merah. Bakteri yang tetap berwarna ungu digolongkan ke dalam Gram Positif,
sedangkan bakteri yang berwarna merahdigoongkan ke dalam Gram Negatif (Suriawiria, 1999).

Perbedaan warna antara bakteri Gram Negatif dan bakteri Gram Positif disebabkan oleh adanya
perbedaan struktur pada dinding sel nya. Dinding Gram Positif mengandung banyak
peptidoglikan,sedangkan dinding bakteri Gram Negatif banyak mengandung lipopolisakarida(Suriawiria,
1999).

Pewarna yang digunakan antara lain : kristal violet sebagai gram A, iodine sebagai gram B, alkohol
sebagai gram C, serta safranin sebagai gram D.

Bakteri tahan asam merupakan bakteri yang kandungan lemaknya sangat tebal sehingga tidak bisa
diwarnai dengan reaksi pewarnaan biasa, tetapi harus dengan pewarnaan tahan asam. Kelompok bakteri
ini disebut bakteri tahan asam (BTA) karena dapat mempertahankan zat warna pertama sewaktu dicuci
dengan larutan pemucat. Golongan bakteri ini biasanya bersifat patogen pada manusia contohnya adalah
Mycobacterium tuberculosis (Pelczar & Chan, 1986).

2.2 Morfologi Koloni dan Uji Biokimia

Pengamatan morfologi bakteri meliputi bentuk, ukuran, tekstur, dan warna koloni. Bakteri memiliki
beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus
dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan
tripobasil.Sedangkan pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus.
Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung (Hadioetomo,
1993).

Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen
bakteri yang tak dikenal karena secara morfologis biakan atau pun sel bakteri yang berbeda dapat
tampak serupa, tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organik yang diperiksa maka
penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakteristik dan klasifikasi sebagian mikroba seperti
bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe
media memproduksi tipe metabolit tentunya yang dideteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen
test yang mana menghasilkan perubahan warna reagen.

Koloni-koloni terpilih dimurnikan dengan cara goresan berulang pada medium NA+0,5% NaCl hingga
diperoleh isolat murni. Isolat murni diidentifikasi dengan mengenali karakternya, yaitu dengan mencatat
karakter koloni, pengamatan morfologi sel dengan pewarnaan Gram, dan pewarnaan endospora
menggunakan malachite green.
BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan

Alat

1. Kaca objek

2. Lap kertas

3. kertas serap

4. mikroskop

5. botol pijit

Bahan

1. isopropil alkohol 95%

2. biru metilan

3. karbol fuksin
4. iodium

5. safranin

6. air

7. E. coli

8. B. subtilis

9. Staphylococcus aureus

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Pembuatan Preparat Oles

Bersihkan kaca objek sehingga bebas dari lemak dan kotoran

Teteskan beberapa tetes isopropil alkohol 95% pada kedua permukaan kaca objek dan keringkan dengan
lap kertas.

Buatlah lingkaran di tengah-tengah permukaan bawah kaca objek. Hal ini untuk membantu meletakkan
olesan mikroba dengan tepat.

Ambil inokulum bakteri dan sebarkan olesan tersebut hingga merata

Biarkan olesan tersebut kering udara hingga betul-betul kering.

Lakukan fiksasi panas dengan melayangkan kaca objek di atas panas api

3.2.2 Pewarnaan Sederhana

Siapkan preparat olesan bakteri B. subtilis dan E. coli yang telah difiksasi panas dimana dibuat 2 preparat
untuk tiap bakteri

Letakkan kaca objek di atas bak pewarnaan dan genangi olesan tersebut dengan zat warna

biru metilen untuk preparat pertama dan zat warna karbol fuksin untuk preparat kedua.
Biarkan terwarnai biru metilen selama 1-2 menit atau selama 15-30 detik untuk pewarnaan

dengan karbol fuksin

Peganglah kaca objek dengan penjepit dan miringkan kemudian bilas dengan air hingga

zat warna hilang atau sedikit sekali

Keringkan air pada permukaan preparat dengan kertas serap.

Amati morfologi spesien pada masing-masing preparat di bawah mikroskop.

3.2.3 Pewarnaan Gram

Buat preparat oles dari bakteri E. coli dan S. aureus

Beri kristal ungu selama 1 menit

Buang kelebihan kristal ungu dengan memiringkan kaca objek di atas bak pewarna

Bilas dengan air menggunakan botol pijit

Tiriskan kaca objek dan kembalikan ke atas rak pada bak pewarna

Beri larutan iodium gram selama 2 menit

Buang kelebihan iodium dengan memiringkan kaca objek

Bilas dengan air memakai botol pijit


Cuci dengan etanol 95% setetes demi setetes selama 30 detik atau sampai zat ungu kristal

tidak tampak lagi mengalir dari kaca objek.

Cuci dengan sir lalu tiriskan

Beri safranin selama 30 detik

Buang kelebihan safranin lalu bilas dengan air

Tiriskan kaca objek dan serap kelebihan air dengan menekankan kertas serap di atasnya

Amati di bawah mikroskop.

BAB IV

HASIL DAN PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan

Pada praktikum kali ini, dilakukan perwarnaan gram dan pewarnaan sederhana serta morfologi koloni
yang ada pada bakteri. Pada pewarnaan Gram, bakteri yang digunakan yaitu Esterichia coli,
Staphylococcus aureus dan Bacillus subtillis. Sedangkan pada pewarnaan sederhana, menggunakan
bakteriEsterichia coli dan Bacillus subtillis.

Dari hasil pewarnaan Gram dan setelah diamati dengan bantuan mikroskop elektron dapat diketahui
bahwa :

· Esterichia coli merupakan bakteri gram negatif karena berwarna merah, morfologinya kokobasil, dan
bentuk yang cenderung ke batang panjang. Bakteri ini ada yang soliter, namun ada juga yang tampak
bergerombol atau berpasangan.

· Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif karena berwarna ungu, morfologinya
stafilokokus, dan berbentuk bulat. Bakteri ini umumnya tumbuh bergorombol sehingga tampak seperti
anggur.

· Bacillus subtillis merupakan bakteri gram positif karena berwarna ungu, morfologinya basil, ada yang
tebal dan yang tipis. Biasanya bentuk rantai atauterpisah.
Sedangkan hasil dari pewarnaan sederhana dan setelah diamati dengan menggunakan mikroskop
elektron sama dengan hasil pengamatan pada pewarnaan gram diatas yang dapat diketahui bahwa :

· Esterichia coli termasuk dalam bakteri gram negatif karena berwarna merah. E.coli memiliki
morfologi kokobasil, dan bentuknya yang cenderung ke batang panjang. Bakteri ini ada yang soliter,
bergerombol atau berpasangan.

· Bacillus subtillis merupakan bakteri gram positif karena berwarna ungu. Bakteri ini memiliki
morfologi basil. Biasanya bentuk rantai atau terpisah.

Dari pengamatan yang telah dilakukan, juga dapat diketahui bahwa bentuk Bacillus subtillis lebih panjang
dibandingkan dengan bentuk E.coli.

Berikut hasil pengamatan berupa gambar :

Gambar

Bakteri

Pewarnaan Gram

Esterichia coli

Staphylococcus aureus

Bacillus subtillis

Pewarnaan Sederhana

Bacillus subtillis
4.2 Pembahasan

Untuk mengamati bakteri di bawah mikroskop, kita memerlukan pewarnaan bakteri dengan
menggunakan pewarna karena sebagian bakteri tidak berwarna. Tujuannya adalah untuk memudahkan
dalam mengidentifikasi bakteri.

Ada 3 macam pewarnaan yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi bakteri, yaitu pewarnaan
sederhana (simple stain), pewarnaan diferensial (differential stain), dan pewarnaan khusus (special
stain).Namun dalam praktikum ini kami hanya melakukan pewarnaan sederhana dan pewarnaan
diferensial yaitu pewarnaan gram.

Hal pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan pewarnaan adalah pembuatan preparat oles.
Caranya adalah dengan membersihkan kaca objek dengan alkohol sehingga bebas dari lemak. Kemudian
membuat sediaan preparat dalam bentuk suspensi. Lalu memijarkan ose dan didinginkan. Setelah itu
mencelupkan ose ke dalam suspensi bakteri dan goreskan pada kaca objek. Jika bakteri yang akan
diperiksa terdapat pada medium padat(media agar), maka meneteskan NaCl Fisiologis terlebih dahulu
pada kaca preparat kemudian menggoreskan bakteri tersebut dengan ose. Dan yang terakhir adalah
mengeringkan preparat dan melakukan fiksasi. Mengeringkan preparat dilakukan dengan mengangin
anginkan pada suhu ruang dan fiksasi dilakukan dengan cara melewatkan preparat di atas api sebanyak
tiga kali. Fiksasi dilakukan agar bakteri tetap berada di kaca preparat dan tidak berpindah kemana-mana.
Karena ada kemungkinan besar bakteri yang sudah di fiksasi itu mati dan tetap tinggal di kaca preparat.

Setelah pembuatan preparat oles selesai, dilanjutkan dengan prosespewarnaan. Pada pewarnaan
sederhana hanya digunakan satu macam pewarna dan bertujuan mewarnai seluruh sel mikroorganisme
sehingga bentuk seluler dan struktur dasarnya dapat terilihat.

Contoh zat warna seperti: Metilen Blue, Karbol Violet dan Air Fucshin.

Dalam praktikum ini bakteri yang digunakan dalam pewarnaan sederhana adalah E.coli dan B.subtilis dan
pewarna yang digunakan adalah kristal ungu. Pertama adalah meletakkan kaca objek di atas bak
pewarnaan dan mengggenangi olesan tersebut dengan zat warna kristal ungu lalu mendiamkan hingga 1
menit. Kemudian memiringkan preparat dan membilas dengan air hingga zat warna hilang atau sedikit
sekali. Setelah itu mengeringkan air pada permukaan preparat dengan kertas serap. Preparat pun siap
diamati di mikroskop.

Bacillus subtillis berwarna ungu setelah penambahan zat warna kristal ungu. Dan setelah diamati dengan
mikroskop, bakteri ini memiliki morfologi basil.Biasanya bentuk rantai atau terpisah. Eschericia coli
setelah penambahan zat warna kristal ungu warnanya menjadi ungu. Dan setelah diamati dengan
mikroskop E.coli memiliki morfologi kokobasil, dan bentuknya yang cenderung ke batang panjang.
Bakteri ini ada yang soliter, bergerombol atau berpasangan.Pada Bacillus subtillis dan Eschericia coli saat
penambahan zat warna menghasilkan warna yang sama yaitu ungu sehingga tidak bisa membedakan ciri
bakteri yang satu dengan yang lain misalnya apakak termasuk bakteri gram positif atau gram negatif. Hal
ini dikarenan pewarnaan ini hanya untuk mewarnai seluruh sel mikroorganisme sehingga bentuk seluler
dan struktur dasarnya dapat terilihat dan tidak untuk membedakan bakteri.

Pewarnaan gram menggunakan lebih dari satu pewarna dan memiliki reaksi yang berbeda untuk setiap
bakteri sehingga digunakan untuk membedakan bakteri. Pewarnaan gram ini mampu membedakan dua
kelompok besar bakteri, yaitu Gram positf dan Gram negatif.

Pada praktikum ini bakteri yang digunakan dalam pewarnaan gram adalahBacillus subtillis, Eschericia
coli, dan St.Aureus menggunakan zat warna kristal ungu, larutan iodium, alkohol, dan safranin.

Hal pertama adalah membuat preparat oles dari bakteri Bacillus subtillis,Eschericia coli, dan St.Aureus.
Setelah pembuatan preparat dan proses fiksasi selesai maka dilanjutkan dengan proses pewarnaan. Zat
warna pertama yang digunakan adalah kristal ungu. Preparat diberi kristal ungu dan didiamkan selama 1
menit. Kelebihan kristal ungu dibuang dan membilas preparat dengan air. Lalu mengeringkan dengan
tissue. Hasil yang terjadi adalah ketiga bakteri menjadi berwarna ungu. Tidak ada perbedaan antar
ketiganya.

Kemudian preparat ditetesi iodin yang merupakan mordant (penajam). Setelah iodin dicuci, baik Bacillus
subtillis, Eschericia coli, dan St.Aureus tampak berwarna ungu. Selanjutnya preparat diberi alkohol yang
merupakan decolorizing agent (senyawa peluntur warna) pada spesies bakteri tertentu. Setelah alkohol
dicuci, bakteri Bacillus subtillis dan St.Aureus tampak masi berwarna ungu. Namun untuk bakteri
Eschericia coli menjadi tidak berwarna. Warna ungu nya telah hilang.

Zat warna terakhir yang diberikan adalah safranin. Safranin merupakan zat warna basa berwarna merah.
Preparat kemudian dicuci dan dikeringkan. Hasilnya adalah bakteri Bacillus subtillis dan St.Aureus tetap
berwarna ungu sedangkan bakteri Eschericia coli menjadi berwarna merah.Dari hasil pewarnaan gram,
dapat diketahui bahwa Bacillus subtillis dan St.Aureus digolongkan ke dalam Gram Positif dan bakteri
Eschericia coli digolongkan ke dalam Gram Negatif.

Perbedaan warna antara bakteri Gram positif dan Gram negatif disebabkan oleh adanya perbedaan
struktur pada dinding sel nya. Dinding bakteri Gram positif banyak mengandung peptidoglikan
sedangkan dinding bakteri Gram negatif banyak mengandung lipopolisakarida.Kompleks kristal ungu-
iodin yang masuk ke dalam dinding sel bakteri Gram positif tidak dapat dicuci oleh alkohol karena adanya
lapisan peptidoglikan yang kokoh pada dinding sel; sedangkan pada bakteri Gram negatif, alkohol akan
merusak lipopolisakarida. Kompleks kristal ungu-iodin yang pada dinding sel bakteri Gram negatif dapat
tercuci dan menyebabkan sel bakteri tampak transparan yang akan berwarna merah setelah diberi
safranin.

Untuk melihat morfologi bakteri, kita harus mengamatinya di bawah mikroskop. Ada beberapa bentuk
dasar bakteri yaitu bulat (tunggal: coccus, jamak: cocci), batang (tunggal: bacillus, jamak: bacilli), dan
spiral yaitu batang melengkung atau melingkar-lingkar. Bentuk bulat dibedakan menjadi coccus,
diplococci, streptococci, tetrad, sarcina, dan staphylococci. Sedangkan bentuk batang dibedakan menjadi
bacillus, diplobacilli, streptobacilli, dan coccobacillus. Dan bentuk spiral dibedakan menjadi vibrio,
spirilla, dan spirochaeta.

Sebelum pengamatan dengan mikroskop, preparat di tetesi oleh oleum emersi dahulu. Dari pengamatan
yang terlihat bahwa Esterichia coli morfologinya kokobasil, dan bentuk yang cenderung ke batang
panjang. Bakteri ini ada yang soliter, namun ada juga yang tampak bergerombol atau
berpasangan.Staphylococcus aureus morfologinya stafilokokus, dan berbentuk bulat. Bakteri ini
umumnya tumbuh bergorombol sehingga tampak seperti anggur. Dan Bacillus subtillis morfologinya
basil, ada yang tebal dan yang tipis. Biasanya bentuk rantai atauterpisah.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Ada tiga macam prosedur pewarnaan, yaitu pewarnaan sederhana (simple stain), pewarnaan
diferensial (differential strain), dan pewarnaan khusus (special strain).
2. Esterichia coli merupakan bakteri gram negatif karena berwarna merah, morfologinya kokobasil, dan
bentuk yang cenderung ke batang panjang.

3. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif karena berwarna ungu, morfologinya
stafilokokus, dan berbentuk bulat.

4. Bacillus subtillis merupakan bakteri gram positif karena berwarna ungu, morfologinya basil, ada yang
tebal dan yang tipis.

5.2 Saran

Untuk praktikum berikutnya supaya alat disediakan lebih banyak, sehinggatidak menghabiskan banyak
waktu saat bergantian alat. Dan alangkah baiknya jika ada asisten dosen yang menjaga sehingga
praktikan lebih mudah bertanya saat mendapati kesulitan dalam melakukan pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA

Hadioetomo, R. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : Gramedia.

Lay, B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta : Rajawali.

Pelczar & Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta : Universitas Indonesia.

Pratiwi, S. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga.

Suriawiria, U. 1999. Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Terbuka.

Waluyo. 2004. Mikrobiologi Tanah. Jakarta : CV Rajawali.

Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press.

Chemistry by alex p.i.p at 5:45 PM

Share

No comments:

Post a Comment


Home

View web version

About Me

My photo

Chemistry by alex p.i.p

View my complete profile

Powered by Blogger.

Rusma Blog's

HAPPY VISIT IN MY BLOG

Rabu, 28 Januari 2015

Laporan Praktikum Pewarnaan Gram

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA GIZI

PEWARNAAN GRAM

DISUSUN OLEH :

1. RUSMAH SUCI ARIYANI (J310120024)

2. FIQI DWI KARTIKA (J310120023)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

I. Judul : Pewarnaan Gram dan Pengamatan Morfologi Bakteri

II. Tujuan

Mengetahui dan memehami prosedur pewarnaan gram dan mengelompokkan bakteri kedalam
kelompok gram positif atau bakteri gram negativ serta menentukan morfologinya.

III. Pendahuluan

Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), kokus, dan spirilum. Bakteri yang
berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya
yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil. Sedangkan pada kokus dibagi monokokus (satu buah
bakteri berbentuk kotak), diplococcus, sampai staphylococcus (bentuknya mirip buah anggur. Khusus
pada spirul hanya dibagi 2 yaitu setengah melengkung dan tidak melengkung.

Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat
menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan
yang positif berwarna merah. Hal ini bertujuan untuk memberikan warna pada bakteri pada akhirnya
dapat diidentifikasi dengan mudah. Selain itu, ada endospore yang bisa diwarnai. Endospora adalah
organisme yang dibentuk dalam kondisi yang stres karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan
untuk tetap berlanjut di lingkungan sampai kondisi menjadi baik (Rudi, 2010).

Teknik pewarnaan gram haruslah sesuai prosedur karena dapat mengakibatkan kesalahan
identifikasi data apakah gram positif atau gram negatif sehingga diperlukan adanya praktikum ini
dilakukan agar mengetahui jalannya mekanisme pewarnaan gram. Habitat endospora bakteri ini adalah
tanah. Mikroba tersebut dalam bentuk spora yang kekurangan nutrisi. Organisme ini dapat menghasilkan
antibiotik selama sporulation. Contohnya polymyxin, difficidin, subtilin, dan mycobacillin. Banyak dari
mikroba Bacillus dapat menurunkan Polymers seperti protein, pati, dan pektin, sehingga bakteri ini
merupakan penyumbang penting kepada siklus karbon dan nitrogen. Akan tetapi apabila terkontaminasi,
dapat menyebabkan pembusukan. Berdasarkan pewarnaan sel vegetatif didapatkan warna kemerahan
dan warna endosporanya adalah hijau (Schaechter 2006).

IV. Tinjauan Pustaka

Pewarnaan Diferensial (Gram)

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri
menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik
dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian
Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara
pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak
mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan
mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram
negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah
metil ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda.
Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur
dinding sel mereka.

a. Bakteri Gram Negatif

Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode
pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan
alcohol, sementara bakteri gram negative tidak.

b. Bakteri Gram Positif

Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses
pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri
gram negative akan berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama
didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri (Aditya,2010).
Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipoposakarida (lipid)
kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan safranin akan berwarna merah.
Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan
dengan kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding
sel tetap menahan warna biru (Fitria, 2009).

Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi terlalu lama. Sedangkan
bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu dekolorisasi terlalu pendek (Fitria, 2009).

Perbedaan relatif sifat bakteri gram positif dan gram negative (Manurung, 2010).

Sifat

Bakteri garam (+)

Bakteri gram negatif(-)

Komposisi dinding sel

Kandungan lipid rendah (1-4%)

Kandungan lipid tinggi

Ketahanan terhadap penisilin

Lebih sensitif

Lebih tahan

Penghambatan oleh pewarna basa (VK)

Lebih dihambat

Kurang dihambat

Kebutuhan nutrisi

Kebanyakan spesies relatif kompleks

Relatif sederhana

Ketahanaa terhadap

perlakuan fisik

Lebih tahan

Kurang tahan
Bacillus subtilis merupakan bakteri gram-positif yang berbentuk batang,dan secara alami sering
ditemukan di tanah dan vegetasi. Bacillus subtilis tumbuh di berbagai mesophilic suhu berkisar 25-35
derajat Celsius. Bacillus subtilis juga telah berevolusi sehingga dapat hidup walaupun di bawah kondisi
keras dan lebih cepat mendapatkan perlindungan terhadap stres situasi seperti kondisi pH rendah
(asam), bersifat alkali, osmosa, atau oxidative kondisi, dan panas atau etanol Bakteri ini hanya memilikin
satu molekul DNA yang berisi seperangkat set kromosom. DNAnya berukuran BP 4214814 (4,2 Mbp)
(TIGR CMR). 4,100 kode gen protein. Beberapa keunggulan dari bakteri ini adalah mampu mensekresikan
antibiotik dalam jumlah besar ke luar dari sel (Scetzer, 2006).

Klasifikasi Bacillus subtilis. (itis, 2008)

Kingdom : Bakteri

Filum : Firmicutes

Kelas : Bacilli

Order : Bacillales

Famili : Bacillaceae

Genus : Bacillus

Spesies : Bacillus subtilis

Bacillus subtilis merupakan bakteri yang berbentuk batang yang Gram-positif. Bakteri ini tersusun atas
peptidoglycan, yang merupakan polimer dari sugars dan asam amino. Peptidoglycan yang yang
ditemukan di bakteri yang dikenal sebagai murein. Sel membentuk tembok penghalang antara
lingkungan dan bakteri sel yang berguna untuk mempertahankan bentuk sel dan withstanding sel yang
tinggi internal tekanan turgor (Schaechter 2006).

Menurut Kenneath tahun (2008), Escherichia coli termasuk dalam famili Enterobacteraceae yang
termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar di
dalam usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari bakteri
patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E.coli merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan
penyakit diare dan sindrom diare lanjutan serta hemolitik uremic (hus). Peranan yang mengguntungkan
adalah dapat dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta mendeteksi
patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi. (Mikrolibrary, 2008).
Klasifikasi E. Coli

Kingdom : Bakteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Order : Enterobacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : E. coli

Menurut literatur, E. coli termasuk dalam famili Enterobacteraceae yang termasuk bakteri gram negatif
dan berbentuk batang yang fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu
membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi pada strain
baru dari E. coli merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit diare, sindrom diare
lanjutan, muntaber, hemolitik uremic (hus), infeksi usus, infeksi saluran urin, dan neonatal meningitis.
Peranan yang mengguntungkan adalah dapat dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level
pencemaran air serta mendeteksi patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi.
Disamping itu, E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika dan biasa digunakan sebagai
vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan karena bakteri ini
memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dan mudah dalam penanganannya (Fajriana, 2008).

V. Metode Praktikum

a. Alat dan Bahan

Alat

1. Mikroskop

2. Objek glass

3. Jarum inokulasi

4. Busen

5. Penjepit

6. Pipet tetes
Bahan

Pewarnaan Gram

1. Biakan bakteri murni (E. Coli) 6. Gram D (Safranin)

2. Gram A (Carbol Getain Violet) 7. Kapas

3. Gram B (Iodium) 8. Minyak Imersi

4. Gram C (Alkohol) 9. Air

Morfologi Bakteri

1. Preparat awetan

2. Alcohol 70%

3. Minyak imersi

4. Kapas

b. Cara kerja

1. Pewarnaan Gram

Pengambilan objek glass dan fiksasi dengan meleidah apikan di atas busen sebanyak 2-3 kali secara cepat

Pengambilan 1 ose biakan murni (E. Coli) dan diletakan di atas objek g;lass

Perataan biakan murni dengan jarum ose

Pemfiksasian dengan melidah apikan bagian yang tidak ada kumannya di atas busen 2-3 kali dengan
cepat

Penuangan pewarnaan carbol getain violet, biakan selam 1 menit


Pembuangan sisa carbol getain violet

Pencucian preparat dengan air mengalir

Pengeringan preparat dengan membiarkan di udara terbuka/di hair drier

Penuangan pewarna iodium, biakan selam 2 menit

Pembuangan sisa iodium

Pencucian preparat dengan air mengalir

Pengeringan preparat di udara terbuka

Pemucatan dengan alcohol 70% dengan cara menetesakan perlahan sampai warna ungu hilang
Pembilasan dengan air mengalir

Penuangan pewarna safranin sebagai pewarna penutup/pembanding biarkan selam 30 detik

Pembuangan kelebihan safranin

Pencucian preparat dengan air mengalir

Dikeringkan preparat denngan kertas isap

Penambakan minyak imersi pada preparat dan pengamatan preparat di bawah mikroskop denga
pembesarna lemah kemudian dengan pembesaran kuat

2. Morfologi Bakteri

Pengambilan preparat awetan dari berbagai bakteri

Pemasangan dibawah mikroskop


Pengamatan dengan pembesaran 10X sampai didapatkan lapang pandang dan focus yang pas

Penambahan minyak imersi di atas preparat

Pengubahan perbesaran menjadi 100X

Penggambaran dan penggolongan bakteri yang sedang diamati

VI. Hasil Praktikum

No

Jenis Bakteri

Gambar

Keterangan

1.

E. Coli

Biakan murni yang diguanakan E. Coli namun dalam pengamatan ternyata terlihat bakteri Basillus. Hal ini
terjadi mungkin karena adanya kontaminasi sehingga dalam preparat terdapat bakteri Basillus.

Pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop nampak Bacillus subtilis berbentuk basil (batang)
dan merupakan bakteri gram positif. Jenis ini memiliki endospora yang letaknya di tengah.
VII. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami melakukan pewarnaan gram dan pengamatan morfologi bakteri. Biakan
murni yang digunakan yaitu E. Coli. Namun pada pratikum ini setelah dilakukan pengamatan ternyata
yang terlihat pada mikroskop ternyata bakteri Basillus. Hali ini terjadi mungkin karena sudah terjadi
kontaminasi sehingga bakteri yang terdapat dalam pengamatan adalah Basillus. Sehingga dalam
pembahasan praktikum ini kami lebih banyak membahas bakteri Basillus dari pada E. Coli. Bacillus
subtilis merupakan bakteri gram-positif yang berbentuk batang,dan secara alami sering ditemukan di
tanah dan vegetasi. Bacillus subtilis juga telah berevolusi sehingga dapat hidup walaupun di bawah
kondisi keras dan lebih cepat mendapatkan perlindungan terhadap stres situasi seperti kondisi pH
rendah (asam), bersifat alkali, osmosa, atau oxidative kondisi, dan panas atau etanol.

Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam
laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi.
Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak
sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Pewarnaan gram menggunakan 4 macam zat
pewarna yaitu meliputi Cibol Getian Violet sebagai pewarna primer, Iodium sebagai pewarna sekunder,
Alkohol sebagai larutan pemucat, Safranin sebagai pewarna pembanding. Jenis bakteri berdasarkan
pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki
dinding sel yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel
tipis yang berada di antara dua lapis membran sel (Manurung,

Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode
pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan
alcohol, sementara bakteri gram negative tidak. Bakteri gram positif adalah bakteri yang
mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan
berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah
muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur
dinding sel bakteri.

Umumnya bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat
basofilik (suka akan basa). Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak membiaskan cahaya hal
tersebut menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme. Zat warna dapat
mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat
ditingkatkan. Mengamati bakteri dalam kehidupan sangat sulit sehingga dikembangkan teknik
pewarnaan sel bakteri agar sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati (Karmana 2007). Faktor-faktor
yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, pelunturan warna, substrat, intensifikasi
pewarnaan dan penggunaan zat pewarna penutup.
Pada praktikum kali ini dilakukan teknik pewarnaan yaitu pewarnaan pada bakteri. Diawali dengan
mengoleskan isolat bakteri (Bacillus SP) dengan tujuan agar isolat bakteri dapat merata dikaca preparat.
Lalu dilakukan fiksasi untuk melekatkan mikroorganisme di kaca preparat. Sedangkan pemberian Iodium
bertujuan untuk memperkuat warna pada bakteri. Alkohol 96% berfungsi sebagai pemucat atau peluntur
warna pada bakteri. Dan tahap terakhir yaitu pemberian safranin yang berfungsi untuk memberi warna
kembali pada bakteri yang telah kehilangan warna pada proses pemucatan dengan menggunakan
alkohol. Pada bakteri di preparat menunjukkan warna ungu. Hal ini membuktikan bahwa bakteri di
preparat merupakan bakteri gram positif dikarenakan pada bakteri ini mengandung banyak
peptidogligan sehingga mudah berikatan dengan kristal ungu. Jika berwarna merah muda menunjukan
bakteri gram negatif dikarenakan pada bakteri tersebut mengandung banyak lipid sehingga mudah
berikatan dengan safranin.

Hasil uji bakteri agar miring atau Bacillus sp dapat mempertahankan warna primernya walaupun
mengalami dekolorisasi(pencucian) ketika ditambahkan alkohol sehingga bakteri Bacillus sp merupakan
kelompok bakteri gram positif. Prinsip pewarnaan gram didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel
sehingga menyebabkan perbedaan reaksi dengan perbedaan permeabilitas zat warna dan penambahan
larutan pencuci (Dwidjosapuro 2005).

VIII. Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum ini kami dapat mengetahui dan memahami prosedur pewarnaan gram dan
pengelompokan bakteri. Basillus merupakan bakteri gram positif, dikarenakan pada bakteri ini
mengandung banyak peptidogligan sehingga mudah berikatan dengan kristal ungu. Sehingga pada saat
sampai pewarnaan terakhir bakteri berwarna biru atau ungu.

IX. Daftar pustaka

Aditya, Mushoffa. 2010. Teknik Pewarnaan Bakteri. http : // mushoffaditya. blogspot.


com/2010/01/teknik-pewarnaan-bakteri.html. 2 Juni 2014.

Dwidjoseputro.2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:PT Gramedia

Fajriana, Rizki. 2008. Mikrobiologi Umum Pewarnaan Gram. http //pewarnaan bakteri\Mikroum…
Pewarnaan Gram « RIZQI FAJRIANA BLOG’S.htm/. 11 November 2010.
Fitria, Bayu. 2009. Pewarnaan Gram (Gram positif dan Gram Negatif).
http://biobakteri.wordpress.com/2009/06/07/7-pewarnaan-gram-gram-positif-dan-gram-negatif. 11
November 2010.

Karmana.2007.Biologi.Jakarta:PT Grafindo Media Pratama

Manurung, Pebrin. 2010. Pengamatan Bentuk Bakteri. http: //pebrinmanurung. blogspot.


com/2010/10/pengamatan-bentuk-bakteri. html. 11 November 2010.

Pelezar chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press: Jakarta

Reyza, Muhammad. 2008. Metode Pewarnaan Gram. http: //qi206. wordpress. Com/ 2008/10/17/
mikroba/pewarnaan/ 11 November 2010.

Rudi, 2010. Bakteri Gram dan Pewarnaannya. http: // rudyregobiz. wordpress.com/ bakteri-gram-dan-
pewarnaannya-2/. 11 November 2010.

Suriawiria. 2005. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia. Jakarta.

Unknown di 06.49

Berbagi

1 komentar:
Eifien Yuliar Rasyidin21 Oktober 2016 07.12

ada gambarnya ga?buat bukti

Balas

Beranda

Lihat versi web

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai