Anda di halaman 1dari 12

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

PRODI SARJANA FARMASI


STIKES MITRA BUNDA PERSADA BATAM

LAPORAN PRAKTIKUM
PEWARNAAN BAKTERI

DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV

ASMINA SINAGA BAMBANG MUCHSINANTO


(61608100817042) (61608100817045)

MEGA WIJAYA NADYA AOLIYANINDA


(61608100817053) (61608100817058)

PUTRI BINTI JAKFAR UMAM LATIF


(61608100817065) (61608100817072)

DOSEN : LITA RIASTIENANDA PUTRI, M. Sc, Apt

9 OKTOBER 2018
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA BUNDA PERSADA
BATAM
2018
I. TUJUAN
Mengetahui morfologi bakteri
II. DASAR TEORI
Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak
mengadsorpsi ataupun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat
warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme ataupun latar belakangnya. Zat
warna mengadsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme
disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan
struktur sel seperti spora dan bahan infeksi yang mengandung zat pati dan granula
fosfat. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat salah satu struktur sel disebut
pewarnaan khusus. Sedangkan pewarnaan yang digunakan untuk memilahkan
mikroorganisme disebut pewarnaan diferensial yang memilahkan bakteri menjadi
kelompok gram positif dan gram negatif. Pewarnaan diferensial lainnya ialah
pewarnaan ziehl neelsen yang memilihkan bakterinya menjadi kelompok-kelompok
tahan asam dan tidak tahan asam (Dwidjoseputro, 1998).
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), kecuali mikroalgae harus dilakukan
pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati dengan jelas. Pada umumnya bakteri
bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak bakteri yang tidak
mempunyai zat warna (Waluyo, 2004).
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel
bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan
melihat reaksi jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia
jazad dapat diketahui (Hadiutomo, 1990).
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, gram-positif dan gram-
negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama
berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang
mengembangkan teknik ini pada tahun1884 untuk membedakan
antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae (Anonim, 2008).
Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu
pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna
metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak.
Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan
setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna
merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe
bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
a. Bakteri Gram Negatif
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan
warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara bakteri gram negatif tidak.
b. Bakteri Gram Positif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu
sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di
bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah muda.
Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada
perbedaan struktur dinding sel bakteri (Aditya, 2010).
Metode-metode dalam pewarnaan gram :
Prosedur pewarnaan gram dimulai dengan pemberian pewarna basa, Kristal
violet. Larutan iodine kemudian ditambahkan, semua bakteri akan diwarnai biru pada
fase ini. Sel kemudian diberi alcohol. Sel gram positif akan tetap mengikat senyawa
Kristal violet-iodine, tetap berwarna biru, sel warna negative warna hilang oleh alcohol.
Sebgai langkah terakhir, countersain (Mis.safranin pewarna merah) ditambahkan,
sehinnga sel gram negative yang tidak berwarna, akan mengambil warna kontras,
sedangkan sel gram positif terlihat dalam warna biru. Dasar perbedaan reaksi gram
adalah struktur dinding sel. (Lay,1994).
Pewarnaan gram memberikan hasil yang baik, bila digunakan biakan segar
yang berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan tua, ada kemungkinan penyimpangan
hasil pewarnaan gram. Pada biakan tua, banyak sel mengalami kerusakan pada
dinding selnya. Kerusakan pada dinding sel ini menyebabkan zat warna dapat keluar
sewaktu dicuci dengan larutan pemucat. Ini berarti bahwa bakteri gram positif dengan
dinding yang rusak tidak lagi dapat mempertahankan kompleks warna Kristal violet-
iodine sehingga terlihat sebagai bakteri gram negative (Lay, 1994).
III. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1. LAF
2. Objek glass
3. Pipet tetes
4. Mikroskop
5. Lampu spiritus
6. Jarum ose
7. Masker
8. Hand scoon
9. Tissue
B. BAHAN
1. Pewarna Gentian Violet
2. Aquadest
3. Alkohol 70%
4. Sampel bakteri yang berada di dalam cawan petri
5. Immersion oil
IV. PROSEDUR KERJA

Disterilkan LAF dengan menggunakan alcohol 70%

Dimasukkan semua alat dan bahan kedalam LAF untuk melakukan pewarnaan
bakteri

Dibersihkan objek glass menggunakan alcohol 70% agar steril

Disterilkan jarum ose dengan pemanasan api spiritus

Diambil bakteri pada cawan petri menggunakan jarum ose yang sudah
dipanaskan dengan cara menempelkannya pada jarum ose

Diletakkan pada objek glass dan diratakan

Diteteskan aquadest dan diratakan lalu di fiksasi atau dipanaskan diatas nyala
spiritus,jangan terlalu panas agar merekat dan tersebar merata

Dioleskan pewarna gentian violet lalu diguyur dengan air mengalir hingga
warnanya menipis dan tunggu sampai kering

Di oleskan immersion oil, lalu dilihat dibawah mikroskop


V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

NO BAKTERI KETERANGAN
1. Pewarna : Gentian violet
Bentuk : Basil
Warna : Ungu
Perbesaran : 100

BAKTERI PADA AIR GOT


Pewarna : Gentian Violet
2. Bentuk : Coccus
Warna : Ungu
Perbesaran : 100

BAKTERI PADA AIR KERAN


3. Pewarna : Gentian Violet
Bentuk : Basil
Warna : Ungu
Perbesaran : 100

BAKTERI PADA AIR TEH


B. PEMBAHASAN

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang
khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras
dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati
bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau
pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui
reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan.
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat
dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana. Istilah ”pewarna sederhana” dapat
diartikan dalam mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja.
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena
sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan
untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan
positif).
Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop,
memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri
seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada
bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri sebagai berikut:
1. Fiksasi
Fiksasi perlu dilakukan sebelum pewarnaan bakteri karena berguna merekatkan sel
bakteri pada gelas objek, membunuh bakteri, melepaskan granula (butiran) protein
menjadi gugusan reaktif (NH3+) membuat sel-sel lebih kuat, mencegah terjadinya
otolisis sel, mengubah avinitas, fiksasi dapat dilakukan secara fisik atau dengan bahan
kimia.
2. Peluntur zat warna
Peluntur zat warna berguna untuk menghasilkan kontras yang lebih baik pada
bayangan mikroskop. Pada umumnya, sel-sel yang mudah diwarnai akan lebih mudah
pula dilunturkan warnanya. Sedangkan sel-sel yang sukar diwarnai akan lebih sukar
dilunturkan warnanya.
Percobaan yang kami lakukan adalah pewarnaan sederhana. Pewarnaan sederhana
ini adalah percobaan yang paling simpel pengerjaannya. Langkahnya yaitu dengan
meneteskan gentian violet sebagai pewarna tunggal kemudian mencucinya dengan air suling.
Mencuci dengan air suling bertujuan untuk melunturkan zat pewarna berlebih yang terletak
pada mikroba, karena praktikan hanya fokus mengamati bakterinya saja, tidak mengamati
daerah sekitar bakteri. Kemudian menambahkan minyak imersi bertujuan untuk
membiaskan cahaya dari medium udara dan medium kaca dengan pembiasan yang
mendekati garis normal agar bakteri lebih sangat mudah untuk diamati. Setelah dilakukan
pengamatan, praktikan sangat sulit sekali untuk menemukan bakteri dengan pembesaran
1000 kali. Untuk itu, dilakukan pengamatan mulai dari pembesaran 50kali, kemudian 100 kali
dan berlanjut ke pembesaran 1000 kali. Ketika
melakukan pengamatan, didapat bahwa bakteri bacillus berbentuk batang seperti rantai. Ada
yangmenyerupai rantai putus-putus dan ada pula yang menyerupai rantai bersambung.
Kemudian dilakukan pengamatan dengan mikroskop, hasil pengamatan didapat
bahwa bakteri bacillus berwarna ungu. Hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa
bakteri bacillus tergolong dalam bakteri gram positif, karena setelah pembilasan dengan air
suling bakteri tersebut memiliki kemampuan dalam menahan warna primer (ungu). Bakteri
pada air got mempunyai bentuk batang pendek dan berwarna ungu, bakteri pada air keran
berbentuk bulat berwarna ungu, dan bakteri pada air teh berbentuk batang berwarna ungu.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN

Darihasil pengamatan maka dapat diperoleh kesimpulan


1. Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak
digunakan.
2. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk
mewarnai organisme tersebut
3. Dari praktikum yang dilakukan, ditemukan bakteri dengan bentuk coccus, basil
berwarna ungu.
4. Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan
mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri.
B. SARAN
Adapun sehubungan dengan praktikum ini, khususnya ditujukan bagi mahasiswa
yaitu:
1. Diharapkan bagi seluruh mahasiswa agar selama kegiatan praktikum ini
berlangsung, Mahasiswa harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
2. Diharapkan pula bagi semua mahasiswa, bahwa selama kegiatan
praktikum ini berlangsung, agar semua mahasiswa bersungguh-sungguh
dalam melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. Malang: UMM Press.


Dwidjoseputro, D.1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi, Malang : Djambatan.
Lay, Bibiana.W, 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium. Rajawali. Jakarta.
Pelczar. J. Michael dan Chan E.C.S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas
Indonesia. Jakarta.
Rudi, 2010. Bakteri Gram dan Pewarnaannya. Wordpress, Makassar.
Sutedjo, Mul Mulyani.1991.Mikrobiologi Tanah.Jakarta : Rineka Cipta.
Waluyo, lud. 2004. Mikrobiologi Umum.Malang : UMM Press.
LAMPIRAN

Alat dan bahan yang digunakan untuk Jarum ose di sterilkan dengan cara
pewarnaan bakteri pemanasan dengan menggunakan
nyala api bunsen

Meletakkan bakteri pada objek glass dan Mengoleskan gentian violet


meneteskan aquadest.

Bakteri di lihat dibawah mikrosko


Ditunggu kering lalu di cuci atau diguyur

Anda mungkin juga menyukai