SKRIPSI
Oleh :
SITI MARYAMAH
NIM. 2201040
Proposal skripsi telah diperiksa, disetujui dan siap untuk dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Pekanbaru, ....................2023
Mengetahui,
Pembimbing
I
PERSETUJUAN PENGUJI
Proposal skripsi telah diperiksa, disetujui dan siap untuk dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Pekanbaru, ....................2023
Penguji I Penguji II
(................................................) (................................................)
NIDN. NIDN.
Mengetahui,
Moderator
(.................................................)
NIDN.
II
PERNYATAAN
Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya/pendapat yang pernah
ditulis/diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Pekanbaru,..................2023
Yang membuat pernyataan
(Siti Maryamah)
NIM. 2201040
III
KATA PENGANTAR
proposal penelitian ini dapat terselesaikan. Proposal ini disusun untuk memenuhi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pekanbaru Medical Center tahun 2023 dengan
Muhammad SAW, semoga atas izin Allah SWT penulis dan teman-teman
motivasi, bimbingan, nasehat, dan semangat dari orang terdekat dan orang yang
itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada Yth. Ibu Ns.
Mutia Dwi Sagita, M.Kep Selaku pembimbing 1 yang telah banyak meluangkan
dapat terselesaikan.
IV
Penulis menyadari bahwa Proposal ini jauh dari kesempurnaan, hal ini
penulis. Untuk itu penulis berharap tanggapan dan kritikan serta saran yang
Akhir kata, penulis mengharapkan agar Proposal ini bermanfaat bagi kita
semua, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah kepada kita semua,
Penulis
(Siti Maryamah)
NIM. 2201040
V
DAFTAR ISI
VI
DAFTAR TABEL
VII
DAFTAR GAMBAR
viiI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau dikenal dengan tekanan darah tinggi merupakan salah satu
gangguan medis yang paling umum. Hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik yang lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik yang
lebih dari 90 mmHg bila diukur dua kali dengan interval 5 menit dengan
istirahat yang cukup (Kemenkes RI, 2014). Penyakit yang dikenal dengan
silent killer ini jika sudah dalam keadaan berat dan berlangsung lama serta
tidak diobati akan menimbulkan gejala-gejala seperti sakit kepala dan nyeri
kapala bagian belakang, sesak napas dan terengah-engah, pandangan mata
kabur, terjadi pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki dan denyut
jantung kuat tetapi tidak teratur (Pratiwi & Mumpuni, 2017).
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dibagi menjadi
dua kelompok besar yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan seperti jenis
kelamin, umur, genetik, ras dan faktor yang dapat dikendalikan seperti pola
makan, diabetes melitus, kebiasaan olah raga, konsumsi garam, kopi,
alkohol dan stres. Terjadinya hipertensi perlu peran beberapa faktor risiko
secara bersama sehingga dapat dikatakan bahwa satu faktor risiko saja belum
dapat menimbulkan hipertensi (Azhari, 2019).
Menurut World Healt Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan
sekitar 1,13 Miliar orang didunia penyandang hipertensi, artinya 1 dari 3
orang didunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus
meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar
orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang
meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya (Kemenkes RI, 2019).
Penderita hipertensi berdasarkan pada pengukuran tekanan darah pada usia
> 18 tahun sebanyak 25,8%. prevalensi tertinggi provinsi Bangka Belitung
sebesar 30,9%, diikuti oleh Kalimantan Selatan sebesar 30,8%, dan
Kalimantan Timur sebesar 29,6%. sedangakan provinsi terendah Papua
sebanyak 16,8%, diikuti oleh bali 19,9%, DKI Jakarta 20,0% dan untuk
provinsi Sumatra Utara sebesar 29,19% (Riskesdas, 2013). pada tahun 2018
penderita hipertensi mengalami peningkatan sebesar 34,11% prevalensi
tertinggi provinsi Kalimantan Selatan 44,13%, Jawa Barat 39,60% dan
kalimantan timur 39,30%. provinsi terendah papua 22,22% diikuti maluku
utara 24,65%, dan Sumatra Barat 25,16%, untuk provinsi Sumatra Utara
29,19% (Riskesdas, 2018). data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota
Pekanbaru pada tahun 2021 hipertensi mengalami peningkatan sebanyak
337.936 orang (23%) dibandingkan sebelumnya hanya mencapai 14% dari
jumlah etimate penderita hipertensi. Berdasarkan dari wawancara dengan
perawat Poli penyakit dalam, penderita hipertensi dalam sebulan mecapai 60
orang (Data RS PMC 2023)
Hipertensi yang tidak mendapat penanganan baik dapat menyebabkan
komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, diabetes, gagal ginjal dan
kebutaan. Stroke (51%) dan penyakit jantung koroner (45%) merupakan
penyebab kematian tertinggi. Kerusakan organ target akibat komplikasi
hipertensi akan tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan darah dan
lamanya kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.
Organ-organ tubuh yang menjadi target antara lain otak, mata, jantung, ginjal,
dan dapat juga berakibat buruk pada pembuluh darah arteri perifer itu sendiri
(Kemenkes RI, 2017).
Hasil dari observasi awal yang dilakukan di poli penyakit dalam RS PMC
bahwa sebagian besar masyarakt berprofesi sebagai wiraswasta, selain itu
masyarakat memiliki kebiasaan merokok serta kurangnya aktifitas fisik. Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat terkait pencegahan
penyakit masih kurang , berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
sihombing (2017), menatakan bahwa faktor-faktor perilaku yang berhubungan
dengan hipertensi adalah riwayat pola makan (komsumsi garam berlebihan),
konsumsi alkohol berlebihan. Aktifitas fisik yang kurang, kebiasaan merokok,
dan obesitas.
Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Pekanbaru Medical
Center”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan antara usia dengan terjadinya penyakit Hipertensi
pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center
2. Apakah ada hubungan antara pekerjaan dengan terjadinya penyakit
Hipertensi pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Pekanbaru Medical
Center
3. Apakah ada hubungan antara pola makan dengan terjadinya penyakit
Hipertensi pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Pekanbaru Medical
Center
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Konsep Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥
140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg karena gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya (Hastuti, 2019)
Bila seseorang mengalami peningkatan tekanan darah, volume darah
meningkat dan saluran darah terasa lebih sempit. Hal ini menyebabkan
jantung harus memompa darah lebih keras dari biasanya untuk
mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Beban jantung dan pembuluh
darah menjadi lebih berat. Peluang terjadinya penyumbatan pembuluh
darah arteri menjadi semakin besar (Pratiwi & Mumpuni, 2017).
2. Klasifikasi Hipertensi
a. Hipertensi primer
Hipertensi primer atau hipertensi esensial atau bisa disebut dengan
hipertensi idioptik karena tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi bisa
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti genetik, usia, jenis kelamin,
berat badan, diet dan gaya hidup. Hipertensi jenis ini diderita sebanyak
95% kasus. Seseorang yang memiliki hipertensi jenis ini akan
mengalami peningkatan persisten pada tekananarteri akibat
ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal (Hasnawati,
2021)
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi jenis ini diketahui memiliki 10% kasus yang terjadi di sekitar.
Hipertensi sekunder juga dikenal dengan hipertensi sekunder yang mana
disebabkan oleh gangguan sekresi hormon dan fungsi dan fungsi pada
ginjal. Menurut (P2PTM Kemenkes RI, 2018) klasifikasi hipertensi
berdasarkan besar tekanan darah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi
3. Etiologi Hipertensi
Hipertensi mempunyai beberapa faktor yang terjadi pada lansia (Pratiwi &
Mumpuni, 2017):
1) Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol
a) Jenis kelamin
Pada usia dewasa muda, hipertensi lebih banyak terjadi pada pria,
sedangkan setelah usia 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi
adalah wanita. Hal ini berkaitan dengan adanya hormon estrogen.
Wanita yang belum menopause, hormon estrogen berperan
meningkatkan High Density Lipoprotein (HDL) yang melindungi
pembuluh darah dari kerusakan. Seiring bertambahnya usia, hormon
estrogen ini akan berkurang. Itu sebabnya wanita rentan mengalami
hipertensi setelah menopause.
b) Umur
Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang
jauh lebih rendah daripada orang dewasa. Sedangkan orang yang lebih
tua cenderung mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibanding orang
yang berusia lebih muda.
c) Keturunan
Seseorang memiliki kemungkinan lebih besar terkena hipertensi
jika orangtuanya adalah penderita memiliki riwayat hipertensi dalam
keluarganya.
2) Faktor yang dapat dikontrol
a) Obesitas
Kurangnya aktivitas dan terlalu banyak menerima asupan kalori
dapat menimbulkan obesitas. Penderita obesitas akan mengalami
kekurangan oksigen sehingga jantung harus bekerja lebih keras. Pada
penderita obesitas, risiko hipertensi lima kali lebih tinggi dibanding
mereka yang memiliki berat badan normal.
b) Kurang olahraga
Kurangnya aktivitas fisik menaikkan risiko tekanan darah tinggi.
Risiko menjadi gemuk pun bertambah. Orang-orang yang kurang aktif
cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung
mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.
c) Kebiasaan merokok
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan adrenalin sehingga
menyebabkan peningkatan tekanan darah, denyut nadi dan tekanan
kontraksi jantung. Selain itu, merokok menyebabkan peningkatan
kolesterol sehingga meningkatkan risiko terjadinya hipertensi.
d) Konsumsi garam berlebih
Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan jumlah
garam yang sebaiknya dikonsumsi tidak lebih dari 6 gram per hari.
Konsumsi natrium yang terdapat di dalam garam secara berlebihan
menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan esktraseluler
meningkat. Akibatnya, terjadi peningkatan cairan ekstraseluler. Tubuh
berupaya menormalkannya dengan menarik cairan intraseluler
sehingga volume ekstraseluler bertambah. Upaya ini menyebabkan
terjadinya peningkatan volume darah dan berdampak terjadinya
hipertensi.
e) Konsumsi alkohol berlebih
Kebiasaan minum minuman yang mengandung alkohol secara
berlebihan dapat merusak jantung dan organ-organ lain termasuk
pembuluh darah. Itu sebabnya kebiasaan ini termasuk salah satu faktor
pemicu hipertensi.
f) Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung 75-200 mg kafein dan berpotensi
meningkatkan tekanan darah 5-10 mmHg.
g) Stres
Stres dapat menaikkan saraf simpatis. Peningkatan aktivitas ini
menaikkan tekanan darah secara tidak menentu.
4. Patofisiologi Hipertensi
Proses terjadinya hipertensi pada lansia melalui 3 mekanisme yaitu:
kekakuan pembuluh darah arteri, disregulasi neuron neohormon dan
penuaan ginjal. Kekakuan arterial, pada elastisitas arteri menunjukkan
perubahan fisik seiring bertambahnya usia, yaitu terjadi pembesaran dan
penegangan. Elastisitas aorta dan arteri proksimal melebar sekitar 10%
dibandingkan denyut jantung di usia muda, sedangkan otot arteri melebar
3% pada setiap denyutan. Pelebaran dan pengerasan dinding arteri
menyebabkan penurunan kapasitas dan rekoil terbatas sehingga tidak
mampu mengakomodasikan perubahan yang terjadi selama siklus jantung.
Selama sistol, arteriosklerosis arteri menunjukkan ekspansi yang terbatas
dan gagal menyangga tekanan darah secara efektif yang menyebabkan
peningkatan tekanan sistolik. Hilangnya rekoil selama diastol
menyebabkan pengurangan tekanan darah diastolik.
Mekanisme neurohormonal sistem renin-angiotensin-aldosteron
menurun seiring dengan pertambahan usia. Aktivitas renin plasma menurun
akibat terjadinya nefrosklerosis pada apparatus juxtaglomerular. Penurunan
aldosteron pada plasma menyebabkan lansia hipertensi rentan terhadap
hiperkalemia akibat obat. Sedangkan aktivitas sistem saraf simpatik
mengalami peningkatan. Terjadi peningkatan norepineprin plasma ini
merupakan kompensasi untuk mengurangi respon beta adrenergik dengan
penuaan. Penuaam ginjal ditandai dengan perkembangan
glomerulosklerosis dan fibrosis interstisial progresif, penurunan GFR dan
pengurangan mekanisme homeostatik (Setiyorini & Wulandari, 2018)
C. Kerangka Teori
Tekanan darah
D. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Mempengaruhi
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang dittegakkan dalam penelitian ini adalah pengaruh Slow Deep
BAB III
METODE PENELITIAN
O1 (X) O2
Keterangan:
O1 : Pengukuran Pertama
XIX
XX
XX
I 27
O2 : Pengukuran Kedua
B. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi penelitian
dan biaya.
I
II
2. Waktu penelitian
sampai penyerahan laporan hasil penyusuan skripsi dari bulan Juli sampai
Desember 2023.
1. Populasi
target yang akan diteliti secara langsung yang telah memenuhi kriteria
pada penelitian ini sebanyak 157 orang berasal dari penderita hipertensi
II
III
15% x N
15% x 157 = 23,55
N : dibulatkan menjadi 24
Keterangan :
n = Sampel
N = Populasi
15% = jika lebih dari 100 maka pakailah seluruhnya 10-15%
Jadi berdasarkan rumus diatas jumlah sampel yang dibutuhkan
adalah 23 orang yang mendapat perlakuan yang memenuhi kriteria.
3. Kriteria Sampel
a. Kriteria inklusi
1) Pasien yang terdiagnosa penyakit hipertensi
2) Pasien rawat jalan yang kontrol 1 minggu sekali
3) Pasien bersedia menjadi responden
4) Mengikuti pre test dan post test
b. Kriteria ekslusi
1) Pasien yang menolak jadi responden
2) Pasien yang tidak mampu mengikuti intruksi
D. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer. Data primer adalah jenis dan sumber data yang diperoleh secara
lansgung dari sumber pertama (tidak melalui perantara) baik secara
individu maupun kelompok. Peneliti mengumpulkan data primer dengan
metode observasi. Metode observasi merupakan sebuah metode
pengumulan data primer dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas
responden, dalam hal ini peneliti melakukan observasi terkait pemeriksaan
tekanan darah dan observasi terhadap aktivitas pasien berupa latihan slow
deep breathing.
III
IV
IV
V
V
VI
H. Etika Penelitian
Etika dalam penelitian merujuk pada prinsip-prinsip etis yang
diterapkan dalam kegiatan penelitian, dari proposal penelitian sampai
dengan publikasi hasil penelitian (Notoatmodjo, 2018). Sebuah penelitian
dapat dilakukan jika sudah mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian
ini. Penekanan masalah etika penelitian sebagai berikut:
a. Informed consent Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang
diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya penelitian
VI
VII
VII
VIII
J. Analisis Data
1) Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran setiap variabel,
distribusi frekuensi berbagai variabel yang diteliti baik variabel independen
maupun variabel dependen (Grove, 2015). Menganalisis pengaruh slow
deep breathing terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi
tingkat I di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center.
2) Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh slow
deep breathing terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi. Penelitian
ini menggunakan uji wilcoxon yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga ada pengaruh. Apabila p – value < 0,05 maka Ha diterima dan
apabila p-value > 0,05 maka Ha ditolak. Uji normalitas yang digunakan
jika sampel < 50, maka menggunakan shapiro wilk dan jika sampel > 50
maka menggunakan Kolmogorov smirnov.
3) Uji Normalitas
Dalam penelitian ini menggunakan nilai Shapiro Wilk untuk mengetahui
apakah data berdistribusi normal atau tidak. Data yang diuji adakah
tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah melakukan teknik Slow deep
breathing. Data tersebut di akumulasi sehingga didapatkan rata-rata
tekanan darah pada responden yang diteliti. Kemudian data tersebut
digunakan untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak
dengan uji normalitas.
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, Reny & praptiani. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien
Gangguan Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC
Asward, Y., & Loleh, S (n.d). Effecf Of Slow Deep Breathing And Aromatherapy
Of Lavender On Blood Preessure In Hypertension Patients In Panti Werdha
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2021). Buku Profil Kesehatan Provinsi Riau
2021, Dinkes Provinsi Riau, Pekanbaru
Debi, W., S., Hapipah., Ernawati., dkk. (2018). .The Influence Of Deep Breathing
Toward The Quality Of Sleep And Blood Presssure In People With
Hypertension At Karang Pule Public Healt Center 2018. ICHM, 1 (1).
http://ichm2018.stikep.ppnijabar.ac.id/index.php/ichm2018/article/view/28