USULAN PENELITIAN
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Seminar Usulan Penelitian Tesis
Pada Program Studi Magister Manajemen Konsentrasi Magister Manajemen Rumah Sakit
Oleh :
BUDI ANUGRAH
NPM : 218020140
i
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN PENELITIAN
Oleh :
BUDI ANUGRAH
NPM : 218020140
Usulan Penelitian Tesis Ini Telah Memenuhi Persyaratan Karya Tulis Ilmiah dan Telah
Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Diseminarkan Guna Penyempurnaan
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
Kiwari”. Usulan Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun
Dr. H. Undang Juju, SE, M.P selaku dosen pembimbing utama dan
Dr. Heri Erlangga, S.Sos.,M.Pd selaku dosen pembimbing pendamping yang telah
kepada peneliti.
Bandung.
2. Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU sebagai Direktur Fakultas
iii
3. Dr. H. Undang Juju, SE, M.P sebagai Ketua Program Magister Manajemen
5. Para Dosen dan Staff yang telah memberikan ilmu dan bimbingan dalam
Bandung.
Pasundan Bandung.
Akhir kata, peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun telah membantu
Budi Anugrah
NPM : 218020140
iv
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN
v
2.1.4 Manajemen Pemasaran Jasa ............................................... 28
vi
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 93
vii
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
viii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hal
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Kuesioner Penelitian
x
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan modal dasar yang sangat diperlukan oleh segenap masyarakat untuk
sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan
keluarga. Namun bila kondisi kesehatan bermasalah bukan tidak mungkin seluruh
harta dan kekayaan akan habis digunakan untuk memperoleh kesehatan tersebut.
kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah
satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
pelayanan kesehatan yang memadai dan dapat diakses dengan mudah oleh
masyarakat umum.
pembangunan kesehatan yang lebih baik dan berdaya guna serta efisien, sehingga
1
2
Dewasa ini, perusahaan, dalam hal ini Rumah Sakit, menghadapi era
lancar jika kondisi masyarakatnya yang kurang sehat sehingga pemerintah dituntut
sehingga dapat diandalkan oleh masyarakat saat dibutuhkan. Rasio orang sakit
yang tinggi pada suatu populasi akan menurunkan tingkat kompetitif dan
produktivitas daerah tersebut bila dibandingkan dengan daerah yang rasio orang
sakitnya rendah (Cole & Neumayer, 2018). Oleh karena itu upaya untuk
mempertahankan keadaan sehat pada populasi sangat penting dan menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari peran perawat dan dokter di rumah sakit.
tantangan sekaligus peluang bagi Rumah Sakit yang bergerak dibidang jasa/
mendengarkan yang menjadi keinginan konsumen dalam hal ini disebut pasien.
berorientasi pada hak dan kepentingan pasien, serta melakukan monitoring dan
evaluasi penerapannya‟.
3
perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna
berkaitan terutama dengan struktur dan proses pelayanan. Selain itu, peningkatan
fisik yang baik saja. Namun yang lebih penting adalah sikap mental dan kualitas
bisnis. Lembaga kesehatan seperti Rumah Sakit juga harus mampu berperan
terjangkau. Dengan kata lain, biaya yang dikeluarkan oleh pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas baik sesuai dengan apa yang
yang berkualitas dan dapat memuaskan harapan yang diinginkan pasien. Oleh
untuk datang dan menggunakan jasa yang ditawarkan. Kualitas pelayanan sangat
atau kecewa seorang konsumen yang timbul karena membandingkan kinerja yang
Semakin tinggi kualitas pelayanan maka semakin tinggi pula kepuasan yang
diterima konsumen. Konsumen wajib dipuaskan sebab kalau mereka tidak puas
pemeriksaan untuk check up, papsmear, dan fithnes center. Dengan demikian,
pelayanan kesehatan pada sebuah rumah sakit saat ini ke depan bukan hanya
menerima orang sakit akan tetapi targetnya adalah masyarakaat yang dengan
Hal ini sejalan dengan pedapat Trisnantoro (2017:346), bahwa filosofi rumah sakit
pembangunan kesehatan yang lebih baik dan berdaya guna serta efisien, sehingga
(2017), bahwa sistem pelayanan kesehatan di Indonesia belum baik. Rumah sakit
belum mampu menjamin mutu pelayanan kesehatan, hal tersebut seperti : dokter
6
sering terlambat datang, sehingga pasien harus menunggu lama untuk mendapat
kontinuitas pelayanan, belum bisa menjamin waktu penyerahan obat serta belum
pasien masih terkesan “berjubel” dan “serawut”, serta masih ditemukan sulitnya
layanan untuk tempat parkir kendaraan pasien. Kenyataan ini membuat citra
Singapura. Kondisi seperti itu terekam dalam kajian mengenai kesiapan rumah
sakit Indonesia menghadapi era globalisasi yang dilaksanakan oleh Pusat Kajian
sakit milik pemerintah Kota Bandung yang sebelumnya bernama Rumah Sakit
Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung. Perubahan status ini didorong
oleh kebutuhan masyarakat akan fasilitas kesehatan yang dekat dan terjangkau.
kesehatan terkait ibu dan anak yang bisa ditanggung BPJS, kini setelah berganti
status menjadi RSUD Bandung Kiwari semua pasien umum baik laki-laki maupun
7
lansia bisa berobat menggunakan BPJS. Hal tersebut merupakan wujud dalam
memberikan pelayanan yang terbaik dengan standar pelayanan yang berlaku, baik
pelayanan yang terbaik dengan standar pelayanan yang berlaku, baik standar yang
excellent dalam menjamin kualitas dan mutu layanan rumah sakit umumnya serta
mutu layanan tenaga medis profesional, maka dokter dan perawat dituntut untuk
Tabel 1.1
Keluhan Pasien RSUD Bandung Kiwari Tahun 2022
Frekuensi Persentase
No Keluhan yang dominan
keluhan (%)
1 Sulit parkir 13.250 38.64
ditunjukan dengan sulitnya lahar parkir sebesar 38.64%, petugas medis dan non
medis kurang bersahabat sebesar 28.20%, ruang tunggu yang kurang nyaman
sebesar 16.55%, tidak akuratnya pencatatan data pasien sebesar 4.97%, serta
sistem informasi yang lambat yang berakibat pada antrian yang lama. Bila
Kiwari, mereka menyebutkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh pihak RSUD
Bandung Kiwari masih sangat kurang memuaskan. Ini terjadi karena masih
banyak pasien yang tidak dilayani dengan maksimal oleh petugas di RSUD
Bandung Kiwari ini, bahkan ada pasien yang belum dilakukan tindakan jika tidak
layanan yang diterima (Kotler dan Keller, 2016:304). Kualitas pelayanan sebagai
yang diharapkan dan layanan yang diterima. Kemudian baik buruknya kualitas
perbedaan antara harapan dan unjuk kerja (yang senyatanya diterima). Apabila
harapan tinggi, sementara unjuk kerja rendah, kepuasan tidak akan tercapai.
RSUD Bandung Kiwari perlu membangun kepercayaan yang tinggi bagi pasien
terus menerus sejalan dengan pendapat Gurviez and Korchia (2018) dalam
karakteristik dari para pelaku (penjual, karyawan, dll) dalam memberikan layanan
dari para penyedia jasa untuk menjalankan aktivitas bisnis yang benar-benar
penting, kepercayaan merupakan modal utama dalam mewujudkan visi, misi dan
tujuan RSUD Bandung Kiwari. Pasien yang percaya dan yakin kepada RSUD
pencegahan untuk penyakit yang dia derita. Bila terjadi demikian, maka menjadi
sebuah keuntungan untuk RSUD Bandung Kiwari baik dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang. Pasien yang sudah percaya terhadap secara tidak
tentang pelayanan yang baik yang diterima dari RSUD Bandung Kiwari, dengan
demikian sudah ikut mempromosikan kepada calon-calon pasien lainnya dan ini
adalah salah satu bentuk loyalitas dari pasien. Tetapi jika sebaliknya, sebuah
rumah sakit yang kurang memiliki kepercayaan dari masyarakat, maka dalam
jangka panjang akan ditinggalkan, yang pada akhirnya rumah sakit itu akan
secara langsung dan kontak tidak langsung dengan merek (Costabile, 2017),
pengalaman yang mereka alami sebelumnya maka akan timbul rasa tidak puas
(Chiou, et al., 2019). Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan oleh
Tabel 1.2
Hasil Survey Pendahuluan Tentang Kepercayaan Pasien
Rata
No Materi Pertanyaan STS TS KS S SS
Rata
1 Percaya bahwa pelayanan
dari semua tenaga medis di
6 8 5 7 4 2.83
rumah sakit ini sangat
bermanfaat
2 Saya percaya terhadap
kemampuan dokter dalam 6 9 7 5 3 2.67
memberikan pengobatan
3 Saya percaya terhadap
kualitas pelayanan kesehatan
6 5 6 9 4 3.00
yang diberikan kepada
pasien
Rata-Rata 2.83
Sumber : Penelitian Pendahuluan, 2023
11
menyatakan kurang setuju terhadap setiap item pernyataan yang diajukan. Hal ini
terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien oleh tenaga
medis, dalam hal ini disebabkan jumlah pasien yang bertambah namun tidak
kesehatan yang sukses (LaVeist, Isaac, & Williams, 2019; Schwei, Kadunc,
Nguyen, & Jacobs, 2017). Kepercayaan adalah kredibilitas, janji dan kebaikan
terbentuk, maka komitmen hubungan antara rumah sakit dan pelanggan memiliki
potensi untuk menjadi saling memberi manfaat (Achrol, 2017, Doney dan
Cannon, 2018). Kepercayaan dalam layanan kesehatan ada pada dua tingkat yang
terkait tetapi berbeda, yaitu : interpersonal dan institusional (Kinlock et al., 2017).
Ini berarti bahwa individu mungkin memiliki kepercayaan yang berbeda untuk
dokter mereka (interpersonal) dan untuk sistem kesehatan atau organisasi yang
sub-standar dan diskriminatif dengan penyedia layanan kesehatan atau staf dapat
2009), yang telah dikaitkan dengan penurunan kepuasan pasien dan kualitas hidup
lebih tinggi dikaitkan dengan status kesehatan yang dinilai sendiri dan kepatuhan
bertingkah laku tertentu karena keyakinan bahwa mitranya akan membenkan apa
yang ia harapkan dan suatu harapan yang umumnya dimiliki seseorang bahwa
kata, janji atau pernyataan orang lain dapat dipercaya (Barnes, 2017). Penelitian
banyak peneliti setuju bahwa konsumen yang terpuaskan cenderung akan menjadi
loyal (Anderson dkk, 2018: Fornell dkk. 2019:208). Konsumen yang puas
untuk membeli ulang dari produsen yang sama. Keinginan untuk membeli ulang
sebagai akibat dari kepuasan ini adalah keinginan untuk mengulang pengalaman
yang baik dan menghindari pengalaman yang buruk. Kedua, kepuasan merupakan
faktor yang akan mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut (word-of-
berikut :
Tabel 1.3
Hasil Survey Pendahuluan Mengenai Kepuasan Pasien
Rata
No Pernyataan STS TS KS S SS
Rata
1 Waktu tunggu untuk
5 8 4 4 5 3.00
pendaftaran cepat
2 Perawat cepat tanggap 6 7 8 5 4 2.80
3 Pelayanan sudah tepat waktu 5 6 3 10 6 3.20
4 Pelayanan sudah sesuai
4 6 11 5 4 2.97
jadwal
5 Sikap staff dalam
memberikan pelayanan 5 7 10 6 2 2.77
ramah
Rata-Rata 2.95
Sumber : Penelitian Pendahuluan, 2023
dari pelayanan kurang tepat waktu, pelayanan tidak sesuai dengan jadwal, waktu
tunggu untuk pendaftaran kurang cepat dan sikap staff di RSUD Bandung Kiwari
jangka panjang. Kepuasan adalah merupakan perbedaan antara harapan dan unjuk
kerja (yang senyatanya diterima). Apabila harapan tinggi, sementara unjuk kerja
rendah, kepuasan tidak akan tercapai. Teori kepuasan pelanggan selalu didasarkan
pada upaya peniadaan atau paling kurang menyempitkan gap antar harapan dan
Berikut adalah hasil pra survei mengenai penyampaian jasa yang terdiri
dari fasilitas fisik dan sumber daya manusia di RSUD Bandung Kiwari yang
Tabel 1.4
Hasil Survey Pendahuluan Tentang Penyampaian Jasa
Rata
No Materi Pertanyaan STS TS KS S SS
Rata
Fasilitas Fisik
1 Pusat informasi untuk
0 14 16 0 0 2.53
pasien sangat komunikatif
2 Peralatan kesehatan untuk
merawat pasien di Rumah 5 7 10 6 2 2.77
Sakit lengkap
3 Falitas umum untuk pasien
dan keluarga sangat 0 6 21 3 0 2.90
lengkap
4 Fasilitas parkir Rumah
6 8 5 7 4 2.83
Sakit tersedia mencukupi
Rata-Rata 2.78
Sumber Daya Manusia
5 Dokter memiliki daya
tanggap yang tinggi atas 6 5 6 9 4 3.00
kepentingan pasien
6 Perawat memiliki daya
tanggap yang tinggi kepada 5 8 4 4 5 2.85
pasien
7 Petugas pendaftaran
memberi pelayanan dengan 6 7 8 5 6 2.94
cepat
8 Petugas memiliki
kemampuan yang tinggi
dalam menyiapkan alat-alat 5 6 10 6 3 2.87
kesehatan yang akan
digunakan
Rata-Rata 2.91
Sumber : Penelitian Pendahuluan, 2023
fisik dan sumber daya manusia di RSUD Bandung Kiwari dapat diketahui bahwa
15
rata-rata pasien menyatakan kurang setuju terhadap setiap item pernyataan yang
diajukan. Hal ini mengindikasikan bahwa penyampaian jasa yang terdiri dari
dukungan fasilitas fisik dan sumber daya manusia di RSUD Bandung Kiwari yang
fasilitas fisik yang kurang memadai dan ketersiaan sumber daya manusia yaitu
dokter, perawat, tenaga administratif dan karyawan lainnya yang kurang terampil
termasuk rumah sakit selalu memperhatikan kualitas staf medis, pelayanan gawat
dokter, peralatan yang modern, karyawan yang sopan santun, lingkungan yang
mengetahui dan meneliti lebih lanjut tentang penyampaian jasa, kepuasan pasien
Bandung Kiwari”.
1. Bagaimana penyampaian jasa yang diukur dengan fasilitas fisik dan sumber
4. Seberapa besar pengaruh penyampaian jasa yang diukur dengan fasilitas fisik
Bandung Kiwari.
1. Penyampaian jasa yang diukur dengan fasilitas fisik dan sumber daya
4. Besarnya pengaruh penyampaian jasa yang diukur dengan fasilitas fisik dan
Bandung Kiwari.
kepercayaan pasien.
18
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Rumah
kesehatan.
Kajian pustaka merupakan kajian secara luas mengenai konsep dan kajian
ini.
2.1.1 Manajemen
mengatur, memanfaatkan sumber daya yang ada agar tujuan yang diharapkan dan
mengemukakan bahwa:
19
20
dan pengawasan kegiatan kerja orang lain, sehingga kegiatan mereka dapat
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan.” Sementara itu
as: The process of planning, organising, leading and controlling the efforts of the
penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.”
berikut :
21
dan pengendalian
terlebih dahulu.
Manajemen juga merupakan kegiatan yang dilandasi ilmu dan seni untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan bantuan orang lain di dalam
pencapaian tujuan organisasi atau kelompok, dan juga merupakan suatu proses
unsur manajemen yang terdiri dari: manusia (man), material (materials), mesin
(machine), tata kerja (method), uang (money) dan pasar (market). Keenam unsur
tersebut sangat menentukan dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah
kegiatan manusia atau organisasi akan lebih baik lagi dalam setiap periodenya,
2.1.2 Pemasaran
tersebut.
sasarannya, dan bagaimana memuaskan mereka secara lebih efektif dan efisien
dari beberapa ahli, diantaranya adalah : Menurut Kotler dan Keller (2016: 27)
pemasaran adalah “Marketing is about identifying and meeting human and social
serta memberikan nilai kepada manusia yang berguna untuk mengelola hubungan
manusia.
tidak bisa terpisahkan karena nantinya apabila dapat dilaksanakan dengan baik,
maka akan menjadi keuntungan bagi perusahaan khususnya dan konsumen pada
umumnya.
(2018: 3) :
Perbedaan secara tegas antara barang dan jasa seringkali sukar dilakukan.
Hal ini dikarenakan pembelian suatu barang seringkali disertai dengan jasa-jasa
yang melengkapinya. Berikut ini akan diuraikan tentang pengertian jasa yang
performance that one party can offer to another that is essentially intangible and
does not result in ownership of anything. It’s production may or may not be tied to
performance yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang secara
Produksinya bisa terkait dan juga tidak terkait pada suatu produk fisik.
sebagai berikut : “An activity which some elements of intangibility associated with
25
it, which involves some interaction with customers or with property in their
Perubahan kondisi mungkin saja terjadi dan produksi jasa bisa saja berhubungan
definisi jasa sebagai berikut jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi
dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi
pada saat yang bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak
alat, atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja (performance), atau
usaha.
dasarnya merupakan suatu yang tidak berwujud, yang dapat memenuhi kebutuhan
bantuan suatu produk fisik tetapi bisa juga tidak. Di samping itu juga, jasa tidak
mengakibatkan peralihan hak suatu barang secara fisik atau nyata. Jadi jika
seseorang pemberi jasa memberikan jasanya pada orang lain, maka tidak ada
Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran
(2016:448) sebagai suatu yang tidak berwujud dan dikonsumsi serta diproduksi
pada saat yang sama, jasa memiliki beberapa karateristik, jasa mempunyai empat
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud sehingga hasil atau manfaatnya belum
bagi produsen, mereka tidak dapat melihat jasa yang telah dilakukannya
sebelum jasa tersebut dilaksanakan. Maka salah satu tugas dari pemberi jasa
tidak nyata. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk
a. Tempat; dalam hal ini adalah penataan tempat yang rapih dan bersih,
dapat menimbulkan kesan bahwa pelayanan yang diberikan akan cepat dan
efisien.
27
tangible melalui foto, foster, ataupun katalog, dan lebih menekankan pada
pelayanannya.
f. Harga; yaitu penetapan harga atas berbagai jasa harus sederhana dan jelas
sepanjang waktu.
Jasa pada umumya diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang sama karena
penerima jasa yang diberikan, interaksi pemberi jasa dan konsumen ini adalah
ciri khusus pemasaran jasa. Baik pemberi jasa maupun konsumen saling
3. Variability (Bervariasi)
Bidang jasa sangat mudah berubah-ubah karena sangat tergantung pada siapa
kualitas jasa agar menghasilkan jasa yang baik dan konsisten, yaitu :
sistem saran dan keluhan, survey pasar, dan saling membandingkan jasa
Jasa tidak dapat disimpan dan tidak tahan lama. Sebenarnya daya tahan suatu
jasa tidak akan menjadi masalah bila permintaan selalu ada dan mantap.
merupakan kapasitas yang hilang dan tidak dapat disimpan untuk dijual
dimasa yang akan datang. Tidak digunakannya kapasitas yang ada akan
beberapa cara untuk mengatasi sifat tidak tahan lama dari jasa agar terdapat
dapat dihindari lagi, sehingga para pengelola usaha jasa harus menyadari bahwa
pelayanan jasa yang dimilikinya harus berorientasi kepada apa yang dibutuhkan
oleh konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus memiliki strategi pemasaran
yang terpadu.
mempromosikan jasa kepada konsumen. Bila ini bisa dilakukan dengan baik
panjang bisa terjamin. Untuk dapat menetapkan bauran jasa (service mix)
yang ditawarkan.
moral kerja, rasa bangga, loyalitas dan rasa memilki dari setiap orang dalam
melayani pelanggan. pelanggan menilai jasa tidak hanya kualitas teknik tetapi
juga kualitas fungsionalnya. Para profesional dan penyedia jasa lainnya harus
30
memberikan „sentuhan tinggi‟ dan juga „teknik tinggi‟. Gambar ketiga segitiga
COMPANY
Internal External
Marketing Marketing
EMPLOYEES CUSTOMER
Interactive
Marketing
Gambar 2.1
Three Types of Service Marketing in Services Industries
(The Marketing Triangle)
Sumber : Kotler dan Keller (2016:435)
Menurut Kotler dan Keller dalam Tjiptono (2018 : 469) karena sifat jasa
yang tidak berwujud, maka penilaian terhadap kualitas suatu jasa baru dapat dapat
dilakukan setelah terjadi pembelian. Bahkan untuk beberapa jenis jasa tertentu,
seorang pemakai jasa masih sulit melakukan penilaian terhadap mutu jasa
meskipun telah dikonsumsi. Atas dasar karakteristik dan sifat-sifat khas produk
jasa, maka dalam merancang strategi pemasarannya, perusahaan jasa tidak cukup
dan karyawan pendukung jasa lainnya untuk bekerja sebagai suatu tim yang dapat
pemuasan pelanggan. Jika tidak, maka tingkat pelayanan yang bermutu tinggi dan
konsisten tidak akan pernah terwujud. Dalam pemasaran interaktif dianut suatu
produk berkaitan erat dengan pemberi atau pengirim jasa tersebut. Jadi kualitas
Kotler dan Keller dalam Tjiptono (2018:471) mengemukakan tiga macam tugas
inovasi jasa yang mudah untuk ditiru oleh pesaing, dilain pihak apabila
adalah differensiasi jasa terbaik yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan
dapat diciptakan pada saat penyampaian jasa yaitu melalui people (orang)
dengan memiliki orang yang lebih mampu dan lebih terpercaya daripada apa
fisik tempat penyampaian jasa menjadi lebih menarik serta process dirancang
lebih unggul.
Berusaha memberikan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaing
secara konsisten melalui lima determinan kualitas jasa yang biasa digunakan
baik antar karyawan akan tecermin pada hubungan baik dengan nasabah.
karyawan.
Perusahaan jasa harus memiliki tenaga kerja yang terampil. Terdapat enam
pendekatan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan jasa dalam usaha
a. Menghasilkan pekerja yang lebih giat bekerja dengan keahlian yang tinggi.
pembakuan produksi.
Pada prinsipnya proses desain jasa merupakan suatu proses yang berlangsung
dapat saja dilakukan dalam rangka menyesuaikan diri dengan perkembangan dan
perubahan yang terjadi (Tjiptono, 2018: 27). Sebagai suatu sistem, jasa
system. Hal ini seiring dengan pendapat Lovelock & Wright (2014:60)
menyatakan bahwa :
Dari definisi tersebut maka bisnis jasa sebagai suatu sistem terdiri atas :
produk jasa itu sendiri dibuat. Bagian ini terbagi menjadi dua bagian yaitu
berpindah tempat dan hasil produknya diberikan kepada pelanggan. Bagian ini
bagian yang tampak dari service operating system akan tetapi juga meliputi
Lovelock (2014:60) : ”Service delivry system : that part of the total service
system where final assembly of these element takes place and the product is
operation”.
Physical Support
Gambar 2.2
The Service Bussiness System
Sumber : Lovelock (2014:60)
Dari gambar tersebut di atas, maka dalam service delivery system yang
lebih terfokus pada front stage yang terlihat langsung oleh pelanggan (visible to
customer) dapat dikategorikan dalam dua hal pokok yaitu physical support
(fasilitas pendukung fisik) dan contact personnel. Hal ini sejalan dengan pendapat
dari Lovelock (2014:60), bahwa : “A service business has with its customer
evidence”.
simultaneously process of the point of customer contact, the role of customer and
dalam jasa atau pelayanan perbankan adalah sama dengan tujuan dari sektor
barang, yaitu memilih saluran distribusi yang akan mengoptimalkan posisi dalam
dari beberapa lembaga atau badan yang saling tergantung dan berhubungan yang
menghasilkan atau juga terlihat bahwa dewasa ini pemasaran langsung merupakan
suatu kecenderungan yang semakin penting dalam distribusi. Pengertian ini lebih
suatu alat yang digunakan oleh pemasar untuk membuat (memproduksi) produk
atau jasa yang ditawarkan tersedia atau mudah didapat oleh pelanggan
hal ini tidak terlihat dalam jasa khususnys perbankan. Untuk itu kita harus
”Saluran distribusi jasa adalah suatu alat atau usaha untuk meningkatkan
1. Participants (People)
sendiri, hal ini berlaku pada seluruh sektor jasa. Oleh karena itu kualitas dari jasa
sangat tergantung pada kualitas dari orang yang memberikan jasa tersebut.
Kualitas dari orang dapat diperoleh sejak awal saringan penerimaan pegawai,
lanjutan bagi pegawai lama, program evaluasi karyawan dan terakhir partisipasi
karyawan terlatih akan mempunyai performance yang tinggi akurasi, tinggi dalam
pekerjaan, tingkat kesalahan yang rendah, percaya diri yang kuat serta tidak
mudah panik dalam bekerja. Semua ini akan memberikan jaminan kepada
tinggi.
peranan penting bagi semua organisasi. Dalam perusahaan jasa unsur personal ini
bukan hanya memainkan peranan penting dalam bidang produksi atau operasional
saja, tetapi juga dalam melakukan hubungan kontak langsung dengan konsumen.
38
mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan image perusahaan jasa yang
“People is human actor who play a part in service delivery and thus influence the
buyer’s perception : namely, the firm’s personnel, the customers in the service
environment”.
Dari definisi tersebut maka sumber daya manusia memiliki aspek sebagai
berikut :
1. Service personal
yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Dengan pelayanan yang
baik, cepat, ramah, teliti, dan akurat akan menciptakan kepuasan dan
2. Customer
Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara para
2. Physical evidence/Asset
Meskipun dalam jasa tidak terlihat suatu bentuk fisik yang disalurkan akan
tetapi jasa memerlukan suatu bantuan sentuhan fisik yang dapat membantu
fisik itu mungkin berupa corporate image yang terbentuk melalui warna, desain,
pelayanan yang dapat menyediakan suatu image yang konkrit akan suatu
perusahaan penyedia jasa bagi pelanggan. Dalam distribusi jasa (place), baik
elemen yang tangible sangat jelas terlihat pentingnya misalnya kantor dengan
petugas pelayanan dengan perjanjian waktu, selain itu atmosfir dari perusahaan
yang menunjang seperti visual, aroma, suara, tata ruang, dan lain-lain.
“Physical evidence is the environment in which the service is delivered and where
firm and customer interact, and any tangible components that fasilitate
jasa. Seorang konsumen harus mengalami sebuah layanan jasa. Pengalaman ini
sangat dipengaruhi baik oleh lingkungan sekeliling yang jelas bagi konsumen
40
maupun aset-aset fisik yang tersembunyi dari pandangan umum yang sangat
3. Process
operasional sangat penting dalam elemen proses ini, terutama dalam melayani
segala kebutuhan dan keinginan konsumen, karena jika dilihat dari sudut pandang
konsumen, produk jasa dilihat dari bagaimana proses jasa menghasilkan fungsi.
Proses menurut Zeithaml dan Bitner (2016:27) adalah “Process is the actual
mendapatkan jasa, pada sisi konsumsi yang terus menerus dan produksi dari jasa
jasa dengan pemberian jasa adalah sangat sulit. Jasa tidak dapat disimpan
atas dasar kesesuaian antara delivery system dengan kebutuhan, kebiasaan atau
41
kesukaan dari suatu target kelompok pelanggan. Seperti terlihat pada gambar
diatas (jasa sebagai suatu sistem) bahwa service delivery system terdiri dari
physical support dan contact personnel yang jika dijabarkan kembali terdiri dari
tersebut.
delivery yang disiapkan oleh pemasar. Dala hal ini termasuk dukungan fisik
yang ada, penampilan gedung beserta tata ruangnya, penampilan blangko yang
merupakan perbedaan antara harapan dan unjuk kerja (yang senyatanya diterima).
Apabila harapan tinggi, sementara unjuk kerja rendah, kepuasan tidak akan
tercapai. Teori kepuasan pelanggan selalu didasarkan pada upaya peniadaan atau
paling kurang menyempitkan gab antar harapan dan kinerja. Harapan dibentuk
membendingkan antara apa yang di harapkan dengan apa yang dirasakan dari
yang diharapkan dan apa yang diperoleh juga dikemukakan oleh Soderlund (2014:
137) juga “A mental state which results from the customer's comparison of
perbandingan antara apa yang diharapkan dari sebuah produk setelah di membeli
atau mengkonsumsinya.
what was received agains that expected, the purchase decision itself and/or the
merupakan perasaan yang dihasilkan dari dari mengevaluasi apa yang dirasakan
perusahaan.
diinginkan oleh pelanggan. Jika barang dan jasa yang dibeli cocok dengan apa
yang diharapkan oleh pelanggan, maka akan terdapat kepuasan atau sebaliknya.
akan betul-betul merasa puas dan sudah pasti mereka akan terus mengadakan
dalam merespon kinerja jasa yang diberikan oleh penyedia jasa secara spesifik.
Secara spesifik di sini dapat digarisbawahi yaitu kinerja bauran pemasaran non
konvensional (personal, bukti fisik dan proses) dengan harapan konsumen, maka
keinginannya. Ada perkiraan terhadap features barang dan jasa yang telah
S = f (E,P)
Dimana :
S = Kepuasan (satisfaction)
E = Harapan (expectation)
memakai salah satu dari tingkat kinerja perusahaan. Pelanggan akan merasa
kurang puas bila kinerja perusahaan berada dibawah harapan pelanggan. Dan
pelanggan merasa puas bila tingkat kinerja sama atau melebihi harapan
pelanggan.
45
janji pemasar, dan saingan yang sejenis. Bila perusahaan menaikkan tingkat
harapan pelanggan terlalu tinggi dan dalam pembeliannya tidak sesuai maka
yang sesuai dengan harapan pelanggan agar mempunyai daya saing yang tinggi di
pasar. Hal ini dapat dapat diperoleh dengan membangun suatu budaya perusahaan
melayani pelanggan.
ulang, bahkan lebih jauh lagi, mereka akan melakukan promosi dari mulut ke
menyampaikan keluhan. Formulir saran, nomor bebas pulsa, situs Web, dan
penting bagi pemasar untuk menangani pengalaman negatif dengan tepat. Di luar
1. Membuka “hotline: gratis 7 hari, 24 jam (lewat telepon, faks, atau e-mail)
pelanggan.
peduli.
perusahaan yang memberi amplop yang telah ditulis alamat perusahaan untuk
survey, melalui pos, telepon atau wawancara pribadi, atau ada perusahaan
keputusan oleh manajemen. Bukan saja orang-orang lain yang disewa untuk
manajer ini sangat penting karena data dan informasi yang diperoleh langsung
ia alami sendiri.
48
yang tidak bisa diatasi. Dari kontak semacam ini akan diperoleh informasi
dan akan memperbaiki kinerja perusahaan sendiri agar tidak ada lagi
Perusahaan jasa yang dikelola dengan baik memiliki hal-hal berikut yaitu
tinggi, teknologi swalayan, sistem untuk mengamati kinerja jasa dan keluhan
Konsep kepercayaan (trust) menjadi suatu isu yang populer dalam bidang
(Gede Riana, 2018; 188). Pemasaran relasional merupakan konsep penting dalam
(2014) bahwa:
panjang berarti pelanggan yang loyal dan mempunyai tingkat retensi tinggi untuk
penambahan nilai, dan yang paling penting adalah memberikan layanan yang
sangat dibutuhkan oleh setiap individu (McIlroy and Barnett, 2012). Pada
siapa mereka? Apa yang mereka lakukan? Dan apa yang mereka inginkan?
sebagai batu kunci dari kemitraan strategis, dan tampaknya menjadi elemen
perusahaan.
50
et. Al, 2013, dalam Ignatius Heruwasto dan Ratna Nur Fatimah (2016; 31).
lingkungan bisnis yang cepat memaksa pemasaran perusahaan untuk mencari cara
yang lebih kreatif dan fleksibel untuk beradaptasi. Untuk tetap bertahan dalam
situasi tersebut, perusahaan akan mencari cara yang kreatif melalui pembentukan
hubungan yang kolaboratif dengan pelanggan (Lau and Lee, 2019). Kepercayaan
dianggap sebagai cara yang paling penting dalam membangun dan memelihara
hubungan dengan pelanggan dalam jangka panjang. Trust is essential for building
marketing adalah:
1. Bonding
hubungan keduanya dapat bertahan lama. Seorang pelanggan bila merasa tidak
2. Empathy
3. Reciprocity
pembayaran tunai.
4. Trust : Trust lebih dari sekedar believe, meskipun kedua kata tersebut memiliki
anti yang hampir sama. Masing-masing pihak bila memiliki komitmen yang
kuat, maka akan menciptakan rasa sangat percaya (trust) dan memperkuat
hubungan.
bahwa :
pada mitra bisnis yang dipercayai. Menurut Garbarino dan Johnson (2015),
sebagai feature of relationship quality (Dwyer, Schurr, and Oh, 2015), dan
52
pihak-pihak dalam sebuah transaksi, dan risiko yang terkait dengan perkiraan dan
perilaku terhadap harapan tersebut (Deutch dalam Lau and Lee, 2019). Secara
umum, baik bagi industri jasa maupun manufaktur mendasarkan hubungan jangka
kepercayaan sebagai harapan pada bagian dari individu bahwa tertulis atau lisan
kata-kata, janji, atau pernyataan dari individu lain yang dapat diandalkan (Chow
and Holden, 2017), atau harapan konsumen bahwa penyedia layanan mereka akan
aksi, perilaku atau orientasi, suatu hubungan (Alpern, 2017). Sementara yang lain
“Trust as confidence that one will find what is desired from another,
rather than what is feared Such trust may be seen as the confidence that
weaknesses of exchange partners will not be exploited. Brand trust thus,
means that there is an expectation that dealings /experiences with the
brand will result in a positive outcome for the consumer” (Delgado-
Ballester and Munuera-Alemân, 2015).
“Kepercayaan (trust) adalah kepercayaan pihak tertentu terhadap yang Lain dalam
nilai tambah.
untuk memelihara hubungan antara pelanggan dan penyedia jasa layanan sebab
didefinisikan sebagai sebuah jaringan asosiatif dari arti yang saling dihubungkan
dan tersimpan dalam ingatan (Peter J Paul and Jerry Olson, (2016:137). Kapasitas
konsumen itu yang dapat diaktifkan dan dikendalikan dengan baik pada suatu
saat. Kepercayaan yang diaktifkan ini disebut dengan kepercayaan utama (Peter J
bahwa hanya sailent belief terhadap suatu produk atau merek tertentu yang akan
karena itu salah satu kunci untuk memahami sikap konsumen adalah dengan
utama dalam diri konsumen terhadap suatu produk atau merek. Pada prinsipnya
konsumen dapat memiliki kepercayaan utama tentang berbagai jenis dan tingkat
konsumen dalam pembelian produk berakibat pada akan lebih tingginya hubungan
antara tingkat kepercayaan, sikap dan perilaku konsumen atas produk yang
pihak lain, komunikasi yang terbuka dan teratur, dan berperilaku secara
pertukaran mereka.
dan produk dan jasa yang di berikan penyedia jasa dan bagaimana kinerja mereka
serangkaian emosi dan penilaian dan konsumen yang berkembang dan berubah
atribut dengan objek, seperti seseorang, barang atau jasa. Melalui kepercayaan
masalah dan memenuhi kebutuhannya dengan kata lain memiliki atribut yang
akan memberikan manfaat yang dapat dikenal. Hubungan antara atribut dan
56
tentang seberapa jauh produk, orang atau jasa tertentu yang akan memberikan
manfaat tertentu.
Menurut Lau and Lee yang dikutip oleh Diosi Budi Utama (2017; 127-
130), terdapat 3 (tiga) faktor utama yang membentuk kepercayaan terhadap merek
pemilihan merek.
keadaan yang melibatkan ekspektasi positif mengenai motif-motif dari pihak lain
harapan konsumen akan terpenuhinya janji merek. Ketika harapan mereka tidak
Kepercayaan
Janji kinerja Harapan (Trust)
merek konsumen Ketidakpercayaan
(Distrust)
Gambar 2.3
Alur Kepercayaan Konsumen Pada Merek
mencari cara yang lebih kreatif dan fleksibel untuk beradaptasi. Untuk tetap
58
bertahan dalam siatuasi tersebut, perusahaan akan mencari cara yang kreatif
dianggap sebagai cara yang paling penting dalam membangun dan memelihara
bersama. Hal ini menjelaskan bahwa penciptaan awal hubungan dengan partner
personal dengan setiap pelanggan (Lau dan Lee, 2014). Cara lain yang ditempuh
melalui sebuah simbol, yaitu merek (brand). Dalam situasi tersebut, merek
pada sisi konsumen. Beberapa contoh yang dapat digunakan pemasar untuk
kebutuhan konsumen.
oleh konsumen. Stimuli semacam ini memberikan kesan bahwa merek tidak
bersifat jasa.
Gambar 2.4.
60
Gambar 2.4
Mendapatkan dan Mempertahankan Kepercayaan
Achieving result, harapan konsumen tidak lain adalah janji konsumen yang
konsistensi antara ucapan dan tindakan dalam setiap situasi. Adanya integritas
merupakan faktor kunci bagi salah satu pihak untuk percaya akan ketulusan dan
loyalitas maka proses pembentukannya merupakan hal yang sangat penting untuk
kepercayaan sudah dimulai sebelum seseorang menerima jasa. Kadar atau tingkat
kepercayaan pada fase ini masih sangat kecil. Setelah proses konsumsi jasa selesai
Kepercayaan
Kepuasan / Kepercayaan sesudah
sebelum Loyalitas
Ketidakpuasan menerima layanan
menerima jasa
Gambar 2.5
Model Dasar Proses Pembentukan Kepercayaan
sebelum menerima layanan terbentuk, dari hasil penelurusan studi literatur yang
(tiga) model, yakni calculate, predictive dan identification. Pada model pertama,
kepercayaan timbul melalui proses perhitungan biaya atau manfaat yang rasional.
mana sumber daya-sumber daya pemberi jasa, personal, teknologi dan sistem
dan perusahaan itu sendiri. Kreitner dan Kinichi dalam Catri (2018:22)
maksud dan perilaku pihak lainnya. Secara konseptual, kepercayaan (trust) ada
jika suatu pihak punya keyakinan (confidence) terhadap integritas dan reliabilitas
sebagai dimensi hubungan bisnis yang menentukan tingkat dimana orang merasa
dapat bergantung pada integritas janji yang ditawarkan oleh orang lain.
integritas tinggi, yang disertai dengan kualitas tertentu yang konsisten, kompeten,
jujur, adil, bertanggung jawab, membantu dan baik. Kepercayaan timbul dari
suatu proses yang lama sampai kedua belah pihak saling mempercayai. Apabila
kepercayaan sudah terjalin diantara pelanggan dan perusahaan, maka usaha untuk
Doney & Canon dalam Jhonson & Grayson (2015) menjelaskan secara rinci
Jhonson dalam Chiou & Droge (2016) juga lebih menenkankan pada individual
trust dengan mengacu pada keyakinan konsumen atas kualitas dan keterandalan
jasa yang diberikan. Menurut Barnes dalam Alma (2019), beberapa elemen
lalu
2. Watak yang diharapkan dari partner, seperti dapat dipercaya dan diandalkan
1. Kemampuan (Ability)
Dengan kata lain konsumen perlu mendapat jaminan kepuasan dan keamanan
pengetahuan.
2. Integritas (Integrity)
3. Kebajikan (Benevolence)
gambaran atau originalitas temuan, maka disajikan secara lengkap pada Tabel.2.1
di bawah ini.
Tabel 2.1
Penelitian-Penelitian Terdahulu
Penulis, Judul
No Penelitian dan Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Nama Jurnal
1 Fasochah Harnoto Terdapat pengaruh Penelitian ini Dalam
(2013) langsung antara mengkaji penelitian ini
kepercayaan terhadap kepuasan ditambah
Analisis Pengaruh loyalitas pelanggan lebih pasien variabel
Kepercayaan Dan kecil dari pengaruh tak penyampaian
Kualitas Layanan langsungnya berarti jasa(service
Terhadap Loyalitas bahwa kepusan konsumen delivery)dan
Pelanggan Dengan merupakan variabel kepercayaan
Kepuasan Konsumen mediasinya. Sedangkan pasien
Sebagai Variabel pengaruh langsung antara
Mediasi (Studi Pada kualitas layanan terdadap
RSDarul Istiqomah loyalitas pelanggan lebih
Kaliwungu Kendal) besar dari pengaruh tak
Jurnal langsungnya, berarti
Ekonomi bahwakepuasan
Manajemen Akuntansi - konsumen bukan
ISSN 0853 – 8778 No. merupakan variabel
34 /Th. XX / April 2013
mediasinya.
2 Irsansyah Putra, Hasil dari penelitian ini Penelitian ini Dalam
PutiriBhuana Katili, adalah kualitas mengkaji penelitian ini
Faula Arina (2013) pelayanantidak bisa kepuasan ditambah
mempengaruhilangsung pasien variabel
Pengaruh Kualitas terhadap kepuasan dan penyampaian
Pelayanan Terhadap loyalitas. jasa(service
Persepsi Dan Setelah diolah melalui delivery)dan
Kepuasan Pasien software lisrel, kualitas kepercayaan
dalam Meningkatkan pelayanan pasien
LoyalitasPasien mempengaruhipersepsi
Jurnal Manajemen, kemudian kepuasan dan
Vol.1, No.1,Maret 2013, berakhir di loyalitas
pp.41-47
66
3 Ching-Sheng Chang, Su- Persepsi pelayanan medis Penelitian ini Dalam penelitian
Yueh Chen and Yi-Ting berbasis interpersonal mengkaji ini ditambah
Lan (2013) secara positif Kepuasan dan variabel
mempengaruhi kualitas Kepercayaan penyampaian jasa
Service quality, trust, pelayanan dan kepuasan (service delivery)
and patient satisfaction pasien. Persepsi kualitas
in interpersonal-based layanan antar pasien
medical service berpengaruh positif
encounters terhadap kepercayaan
Chang et al. BMC Health mereka. Persepsi
Services Research 2018, kepercayaan antar pasien
13:22 secara positif
http://www.biomedcentral. mempengaruhi kepuasan
com/1472-6963/13/22
12 Indra Jaya dan Indra Hasil yang didapat dari Penelitian ini Dalam
Syarufudin (2015) penelitian ini adalah mengkaji penelitian ini
secaraumum tingkat kepuasan ditambah
Pengaruh Kualitas kepuasan cukup baik. pasien variabel
Pelayanan Terhadap Adapun kualitas penyampaian
Kepuasan Pasien pelayanan khususnya jasa(service
RawatInap Unit ruang rawat inap kelas 2 delivery)dan
Gedung A-RSCM unit gedung A, kepercayaan
Jakarta memberikan pengaruh pasien
JIMFE (Jurnal Ilmiah terhadap kepuasan, baik
Manajemen Fakultas pada tingkat kinerja
Ekonomi) Volume 1 maupun pada tingkat
No. 1 Tahun 2015, Hal. harapan.
37-41
69
13 Indra Jaya dan Indra Hasil yang didapat dari Penelitian ini Dalam
Syarufudin (2015) penelitian ini adalah mengkaji penelitian ini
secaraumum tingkat kepuasan ditambah
Pengaruh Kualitas kepuasan cukup baik. pasien variabel
Pelayanan Terhadap Adapun kualitas penyampaian
Kepuasan Pasien pelayanan khususnya jasa(service
RawatInap Unit ruang rawat inap kelas 2 delivery)dan
Gedung A-RSCM unit gedung A, kepercayaan
Jakarta memberikan pengaruh pasien
JIMFE (Jurnal Ilmiah terhadap kepuasan, baik
Manajemen Fakultas pada tingkat kinerja
Ekonomi) Volume 1
No. 1 Tahun 2015, Hal. 37- maupun pada tingkat
41 harapan.
14 Nurullah Citra mempengaruhi Penelitian ini Dalam penelitian
Hidajahningtyas kualitas layanan yang mengkaji ini ditambah
Andi Sularso kemudian mempengaruhi Kepuasan variabel
Imam Suroso (2016) kepuasan, sehingga penyampaian jasa
membentuk loyalitas dan kepercayaan
Pengaruh Citra, Kualitas pasien. Kepuasan pasien
Layanan dan Kepuasan secara langsung
Terhadap Loyalitas berpengaruh
Pasien Di Poliklinik terhadap loyalitas pasien.
Eksekutif Rumah
Sakit Daerah Dr.
Soebandi Kabupaten
Jember
JEAM Vol XII No. 1/2016
15 Abdul Haeba Randi Basil penelitian Penelitian ini Dalam penelitian
(2016) menunjukkan pengaruh mengkaji ini ditambah
yang signifikan dari penyampaian variabel kepuasan
Pengaruh Sistem ketersediaan fasilitas jasa terdiri dari dan kepercayaan
Penyampaian Jasa pendukung pisik (physical Physical
Terhadap Citra Rumah support) dari setiap Rumah Support dan
Smut Swasta Tipe C di Sakit swasta di Makassar Contact
Makassar yang dibarengi dengan Personel
Media Riset Bisnis & kualitas interaksi para
Manajemen, Vol. 13, No. petugasnya (contact
2, Agustus 2016 personnel) terhadap citra
pp. 147-168
16 Shahbaz Shabbir, Hans Penelitian ini memberikan Penelitian Dalam
Ruediger Kaufmann kontribusi pada literatur inimengkaji penelitian ini
and Mudassar Shehzad yang ada mengenai kepercayaa ditambah
(2016) industriperawatan n pasien variabel
Service quality, word kesehatan dengan penyampaian
of mouth and trust: menginvestasikan jasa(service
Driversto achieve dampak kata dari mulut delivery)dan
patient satisfaction ke mulut pada pasien kepuasan pasien
Scientific Research and kepuasan yang diabaikan
Essays Vol. 5(17), pp. dalam penelitian
2457-2462, 4 September, sebelumnya.
2016 Academic Journals
70
20 Andi Jemma Masamba Physical Support dan Penelitian ini Dalam penelitian
Hamid, Ikbal (2017) Contact Personel, secara mengkaji ini ditambah
bersama-sama mempunyai penyampaian variabel kepuasan
Pengaruh Physical pengaruh yang signifikan jasa terdiri dari dan kepercayaan
Support dan Contact terhadap variabel Citra Physical
Personel Terhadap Citra Rumah Sakit. Support dan
(Image) Pada Rumah Contact
Sakit Umum Daerah Personel
Kabupaten Luwu Utara
Jurnal Manajemen, Vol. 03
No. 01 Februari 2017
71
21 Olgun Kitapcia, Ceylan Meskipun tujuan utama dari Penelitian ini Dalam penelitian
Akdoganb, İbrahim penelitian yang dilakukan mengkaji ini ditambah
Taylan Dortyolb (2017) adalah untuk mengkaji kepuasan pasien variabel
bagaimana dimensi kualitas penyampaian jasa
The Impact of Service pelayanan mempengaruhi (service delivery)
Quality Dimensions on kepuasan dengan dan kepercayaan
Patient Satisfaction, menggunakan model pasien
Repurchase penelitian yang disarankan,
Intentions and Word-of- studi itu sendiri juga
Mouth Communication relevan dengan berbagai
in the Public Healthcare perusahaan jasa.
Industry Studi menunjukkan bahwa
Procedia - Social and dua dimensi SERVQUAL
Behavioral Sciences 148 (empati, dan jaminan)
(2017) 161 – 169 merupakan anteseden
penting dari kepuasan, dan,
juga efek kepuasan
terhadap WOM
komunikasi dan pembelian
ulang ditemukan sangat
saling terkait
Rumah sakit sebagai salah satu jenis Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat
Booms dalam Tjiptono (2018:180) kualitas jasa sebagai ukuran seberapa bagus
tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Jadi
pelanggan. Dari definisi tadi bahwa ada dua faktor utama yang mempengaruhi
kualitas jasa yaitu jasa yang diharapkan dan jasa yang dirasakan. Bila jasa yang
diterima atau dirasakan sesuai dengan jasa yang diharapkan maka kualitas jasa
dipersepsikan baik. Sebaliknya bila jasa yang diharapkan tidak sesuai dengan jasa
73
yang diterima maka persepsi kualitas jasa dipersepsikan buruk. Oleh karena itu
baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam
tuntutan yang harus dilaksanakan. Peningkatan kualitas pelayanan ini baik dari
sisi fasilitas fisik, alat yang tersedia dan sumber daya manusia baik secara
harapan kognitif atau sudut pandang emosional. Ini juga merupakan perilaku
menanggung risiko atau keinginan untuk terlibat dalam perilaku yang dikatakan di
Kepercayaan adalah faktor yang sangat penting dalam lingkungan bisnis yang
kompetitif saat ini. Percaya dalam hubungan bisnis membantu mengurangi risiko
bisnis (Anderson dan Narus, 2016). Smeltzer (2017) menunjukkan bahwa saling
pelanggan memiliki sikap positif terhadap komoditas yang dibeli dan loyalitas
meningkatkan minat pembelian; dan (4) pelanggan akan memilih untuk membeli
yang berdiri sendiri dan dipengaruhi oleh kualitas layanan (Oliver, 2017). Kualitas
pelanggan untuk komitmen kepada produk dan layanan suatu perusahaan sehingga
produk, harga dan kualitas yang bervariasi, sehingga pelanggan akan selalu
mencari nilai yang dianggap paling tinggi dari beberapa produk (Kotler dan
pelanggan, tidak hanya pelanggan yang makan di restoran tersebut tapi juga
berdampak pada orang lain. Karena pelanggan yang kecewa akan bercerita paling
sistem kualitas pelayanan, akan jauh lebih efektif bagi keberlangsungan bisnis.
Menurut hasil riset Wharton Business School, upaya perbaikan ini akan
Hamdani,2016).
maka perlu diperhatikan hal yang berperan penting dalam menentukan persepsi
kualitas pasien antara lain meliputi peralatan maupun fasilitas yang terdapat di
rumah sakit. Keberadaan fasilitas yang memenuhi kebutuhan pasien seperti kotak
saran dan keluhan akan membantu Rumah Sakit dalam memperoleh informasi
mengenai hal-hal apa saja yang diinginkan dan menjadi kebutuhan konsumen.
disimpulkan bahwa baik peralatan dan fasilitas di rumah sakit yang memadai akan
ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pudyartono dan
76
Bukti fisik yang terdiri dari indikator kelengkapan alat, kebersihan gedung,
kualitas pelayanan, pelayanan yang diharapkan, dan tidak ada pengaduan atau
komplain, jasa yang tersedia, kualitas pelayanan dan fasilitas, kinerja, (Harfika
dan Abdullah, 2017: 46). Hasil ini mendukung pendapat penelitian terdahulu dari
jaminan, empati, bukti langsung terhadap kepuasan pasien rawat jalan, sedangkan
kepuasan pasien
77
dari teknisi kinerja para petugas dalam memberikan pelayanan pasien, diantaranya
pasien, kurangnya rasa kerjasama yang terjalin antar para petugas dalam
dalam kedisiplinan para petugas agar dapat terjalinnya kerjasama antar para
petugas tersebut berusaha bekerja secara kooperatif dengan para petugas lainnya
serta meningkatkan dan tercapainya hasil yang maksimal dari kinerja yang
dijalankan (Lusa, 2010). Menurut Buhang (2011), pelayanan yang cepat kepada
78
pasien tidak lepas dari kerjasama antar petugas di rumah sakit. Hasil penelitian
positif dan signifikan terhadap loyalitas pasien. Penelitian ini juga menunjukkan
melalui kepuasan.
Layanan merupakan suatu sistem yang terdiri atas dua komponen utama,
operasi jasa merupakan sistem back room dari sebuah produk yang mendukung
tahun menujukan bahwa ada enam elemen kualitas jasa yang penting dalam
sebuah rumah sakit untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas pasien, yaitu :
efisiensi pada sebuah rumah sakit. selanjutnya Gould dan William (2019),
selanjutnya Mc. Dougall, Gordon H.G dan Terrence Levesque (2016) menyatakan
tiga variabel yaitu sistem penyampaian jasa, kualitas relasional jasa dan nilai yang
kepuasan dan kepercayaan pasien (Huang & Liu, 2017). Rumah sakit dalam
Kepercayaan merupakan faktor penting yang dapat mengatasi krisis dan kesulitan
2019).
(Johnson dan Grayson, 2016; Morgan dan Hunt, 2016; Blackston, 2014).
80
(misalnya, bentuk pendapat atau prediksi bahwa sesuatu akan terjadi atau
pelayanan yaitu kecepatan layanan. Menurut (Azar 2020) kecepatan layanan akan
menyebabkan konsumen menjadi lebih puas saat mereka mengkonsumsi jasa yang
dari sebelumnya. Kecepatan layanan yang diberikan merupakan salah satu yang
Konsumen akan percaya jika produk yang ditawarkan perusahaan jasa dapat
kepercayaan yang dirasakan konsumen merupakan salah satu hal yang penting
dalam kualitas pelayanan (Dhagat, 2015). Dimana kualitas pelayanan yaitu upaya
(2015:176) kepercayaan konsumen akan timbul jika konsumen merasa puas atas
suatu keadaan dimana harapan konsumen terhadap suatu pelayanan sesuai dengan
(Yulianti, 2016:195).
hubungan yang positif antara kepuasan pelanggan dan kualitas pelayanan. serta
dengan sub variabel fasilitas fisik dan sumber daya manusia terhadap kepuasan
sebagai berikut :
83
Gambar 2.6
Paradigma Penelitian
pasien.
METODOLOGI PENELITIAN
statistik deskriptif dan verifikatif. Teknik analisis deskriptif adalah statistik yang
2020:147).
khusus.
diukur dengan fasilitas fisik dan sumber daya manusia, kepuasan dan kepercayaan
benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan benar atau
tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah
yang serupa dengan kehidupan”. Sifat verifikatif adalah ingin menguji kebenaran
84
85
pada suatu hipotesis, penelitian dengan menggunakan uji statistik yang relevan
untuk mengetahui pengaruh penyampaian jasa yang diukur dengan fasilitas fisik
Berikut ini akan diuraikan mengenai unit observasi dan lokasi penelitian
Unit Observasi dalam Penelitian ini adalah pada pasien di RSUD Bandung
Kiwari.
pula pengukuran atas variabel dan indikator yang dikembangkan pada penelitian
ini.
Dalam penelitian ini ada tiga pokok variabel yang akan diteliti, yaitu
a. Tampilan fisik
b. Kelengkapan
manusia.
a. Sikap
b. Komitmen
c. Kemampuan
a. Kecepatan
b. Ketepatan
c. Keramahan
d. Kenyamanan
Variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi akibat dari
a. Kemampuan (Ability)
b. Integritas (Integrity)
c. Kebajikan (Benevolence)
kepuasan, maka dibuatkan kuesioner yang sudah diberi skor dengan menggunakan
skala likert. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur diuraikan
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel dan No.
Dimensi Indikator Ukuran Skala
Konsep Kues
Fasilitas Fisik (X1) Tampilan fisik a. Kestrategisan lokasia. Tingkat kestrategisan Ordinal 1
RSUD letak lokasi RSUD
Sarana fisik ini b. Tempat parkir b. Tingkat ketersediaan Ordinal 2
merupakan suatu hal fasilitas tempat parkir
yang secara nyata untuk pasien
turut mempengaruhi c. Kebersihan ruangan c. Tingkat kebersihan Ordinal 3
keputusan konsumen perawatan ruangan tempat
untuk membeli dan perawatan
menggunakan produk d. Kebersihan ruangan d. Tingkat kebersihan Ordinal 4
jasa yang ditawarkan. tunggu ruangan tunggu
pelayanan
Lovelock (2017) e. Informasi e. Tingkat pusat Ordinal 5
Kotler dan Keller informasi untuk pasien
(2016) Kelengkapan a. Peralatan kesehatan a. Tingkat kelengkapan Ordinal 6
peralatan kesehatan
b. Fasilitas umum b. Tingkat kelengkapan Ordinal 7
fasilitas umum
c. Penyampaian c. Tingkat kelengkapan Ordinal 8
informasi jasa informasi
d. Tingkat kejelasan Ordinal
d. Penyampian penyampaian jasa 9
informasi pelayanan RSUD
e. Ruangan konsultasi e. Tingkat ketersediaan Ordinal 10
ruangan konsultasi
pasien
f. Kualitas ruangan f. Tingkat kualitas Ordinal 11
konsultasi ruangan konsultasi
g. Tingkat ketersediaan Ordinal 12
g. Komputer Komputer
h. Pendokumentasian h. Tingkat ketersediaan Ordinal 13
data pendokumentasian
data
3.4.1 Populasi
Kiwari rata – rata perbulan selama kurun waktu 2022 berjumlah 5.798 pasien.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
Jumlah sample (n) diambil dari jumlah data kunjungan pasien RSUD
Bandung Kiwari rata – rata perbulan selama kurun waktu 2022. Untuk mengambil
n = N
1 + N(d)²
Keterangan :
n = Ukuran Sample
N = Ukuran Populasi
n = N
1 + N(d)²
n = 5798
1 + 5798 (0,10)²
n 5798
58.98
n = 100
secara acak atau random sampling. Dalam penelitian ini, diambil 100 responden
sampel yang diambil, semakin kecil standar error, juga jika sampel yang diambil
semakin besar maka distribusi populasi semakin normal (Trihendradi, 2018: 27).
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Ekslusi
e. Pasien umum
digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari hasil angket, wawancara dan observasi sedangkan data
tertutup kepada responden yang telah ditentukan, dalam hal ini adalah
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
Tabel 3.2
Skala Likert
Bobot Nilai
Jawaban Pertanyaan
Bila Positif Bila Negatif
1. SS (Sangat Setuju) 5 1
2. S (Setuju) 4 2
3. Kurang Setuju (KS) 3 3
4. TS (Tidak setuju) 2 4
5. STS (Sangat tidak setuju) 1 5
Sugiyono (2020:86)
1. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama yang
dari pihak lain yang berasal dari buku-buku, literatur, artikel, dan tulisan-
tulisan ilmiah.
terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
(Sugiyono, 2020:1). Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data
yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
96
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti berarti instrumen tersebut dapat digunakan
positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi pula menunjukan
bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Untuk mencari nilai
validitas dari sebuah item kita akan mengkorelasikan skor item tersebut dengan
total skor item-item dari variabel tersebut. Apabila nilai korelasi diatas 0.3 maka
apabila nilai korelasi dibawah 0.3 maka di katakan item tersebut kurang valid.
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden
hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan data
97
yang sama. Untuk menguji reliabilitasnya digunakan metode (split half) item
tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok item ganjil dan kelompok
n AB A B
rxy
n A B n B B
2 2
yaitu :
2 rb
r
1 rb
Dimana :
r = nilai reliabilitas
sesuai dengan sistem penilaian yang telah ditetapkan. Kuesioner tertutup dengan
menggunakan skala ordinal 1-5 pada setiap butir kuesioner, nilai yang diperoleh
dependent Z yaitu sebagai berikut (X,Y), (Z,Y). Data hasil tabulasi diterapkan
Analisis yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu : (1). Analisis
deskriptif terutama untuk variabel yang bersifat kualitatif dan (2). Analisis
persepsi pasien di RSUD Bandung Kiwari terhadap fasilitas fisik dan sumber
sampai pada scoring dan indeks, dimana skor merupakan jumlah dari hasil
perkalian setiap bobot nilai (1 sampai 5) dengan frekuensi (Sugiono, 2020: 135).
Pada tahap selanjutnya indeks dihitung dengan metode mean, yaitu membagi total
= 0.8
maka analisis data yang digunakan yaitu Analisis Jalur (Path Analysis). Pemilihan
variabel penelitian yang sangat berguna bagi upaya peneliti dalam mengupas
penyebab terhadap set variabel akibat, baik secara simultan maupun parsial.
100
Tabel 3.3
Karaktersitik Analisis Jalur
Peninjauan Deskripsi
Tujuan Menganalisis hubungan kausal antar variabel dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak
langsung
Terminologi untuk 1. Bagaimana pengaruh variabel penyebab X1, X2,
variabel yang X3,X4 terhadap variabel Y ?
diteliti 2. Berapa besar pengaruh langsung, tidak langsung, total
maupun pengaruh bersama variabel penyebab X1, X2,
X3,X4 terhadap variabel Y
Skala pengukuran Sekurang-kurangnya interval
Persamaan yang Persamaan regresi multiple :
dianalisis Y1 = F (X1, X2, X3,X4, )
berikut :
merupakan nilai skor jawaban, sehingga nilai variabel diperoleh dari total
tersebut diatas, yakni fasilitas fisik dan sumber daya manusia, kepuasan dan
jawaban.
e. Hitung scala value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban
f. Hitung skor (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan :
102
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Jalur
(Path Analysis). Menurut Juanim (2020:56) analisis jalur dapat diartikan sebagai
analisis statistik yang merupakan bagian dari model regresi yang dapat digunakan
untuk menganalisis hubungan sebab akibat antar satu variabel dengan variabel
lainnya. Sistem hubungan sebab akibat tersebut menyangkut dua jenis variabel,
yaitu variabel bebas atau yang lebih dikenal dengan independen variabel dan
varaibel terikat atau variabel yang dipengaruhi, yang dikenal dengan dependen
variabel dapat berupa pengaruh langsung dan tidak langsung atau dengan kata lain
Sementara itu menurut Riduwan (2014:140) model analisis jalur digunakan untuk
dianalisis adalah variabel independen yaitu n fasilitas fisik dan sumber daya
ε1 ε2
Fasilitas Fisik yx1
(X1)
yε
zε
Kepuasan
Pasien
zy Kpepercayaan
rx1x2 Pasien
(Y) (Z)
Sumber Daya
Manusia
(X2) yx2
Gambar 3.1
Struktur Analisis Jalur (Path Analysis) Pengaruh Antar Variabel Penelitian
Keterangan :
X1 = Fasilitas Fisik
Y = Kepuasan pasien
Z = Kepercayaan pasien
Y (kepuasan pasien)
(kepercayaan pasien)
Dalam hal ini ρyx1 dan ρyx2 zy merupakan koefisien jalur. Struktur
2. Model 2 : Z = zyY 2
Sub Struktur 1
Fasilitas fisik (X1) dan sumber daya manusia (X2) berpengaruh positif
Hipotesis Statistiknya
Ho: ρyxi=0 = terdapat pengaruh fasilitas fisik dan kualitas sumber daya
i = 1,2
Berikut adalah diagram jalur dan koefisien jalur pengaruh fasilitas fisik,
dan sumber daya manusia terhadap kepuasan pasien, yaitu sebagai berikut:
ε1
Fasilitas Fisik yx1
(X1) yε
rx1x2 Kepuasan
Pasien
(Y)
Sumber Daya
Manusia yx2
(X2)
Gambar 3.2
Diagram Jalur Pengaruh Fasilitas Fisik (X1), dan
Sumber Daya Manusia (X2) Terhadap Kepuasan Pasien (Y)
105
Sub Struktur 2
ε2
Kepuasan Kepercayaan
pasien zy pasien
(Y) (Z)
Gambar 3.3
Diagram Jalur Pengaruh Kepuasan Pasien (Y) Terhadap Kepercayaan Pasien (Z)
pasien
Y = ρzx + ε
pasien
signifikansi (α) ditetapkan 0.05. Pada penelitian ini seluruh pengolahan data dan
and Service Solution.) Berikut adalah cara menghitung pengaruh langsung dan
Tabel 3.4
Cara Menghitung Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Pengaruh langsung X1 Pengaruh tak langsung X1 ke Y melalui X2 Jumlah
BUKU
Aditama, T.Y. 2017. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi kedua. Jakarta:
UI Press.
Andhansari, P., Nawazirul Lubis, dan Andi Wijayanto. 2016. Pengaruh Kualitas
Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan terhadap Nilai Pelanggan. Jurnal
Manajemen. Vol 10. No. 9 hal 3-8.
Dube et. al. 2016, Adapting the QFD Approach to Extended Service Transactions,
Production and Operations Management, 8, 301-317.
Juanim. 2020. Analisis Jalur Dalam Riset Pemasaran, Pengolahan Data SPSS &
Lisrel. Bandung : PT Rafika Aditama.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2016. Marketing Management. 15th edition.
England : Pearson Education.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong., 2010, Principles Of Marketing, 14th Edition,
PrenticeHall Pearson, USA.
Kurtz D.L. et Clow K.E. 2012, Services marketing, John Wiley & Sons, New
York.
106
107
Payne, Adrian. 2010. The Essense of Service Marketing. Pemasaran Jasa. Prentice
Hall. Essence of Management Series.
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2012. Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Supranto, J, 2000, Statistik (Teori dan Aplikasi), Edisi Keenam, Jakarta, Erlangga.
108
Widyantoro, 2011. Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga, Edisi Ketiga, Penerbit
Tarsito, Jakarta.
Woodruff, Robert. 2010. Customer Value: The Next Source for Competitive
Advantage. Journal of the Academy of Marketing Science. Vol. 25[2]:
140-141.
JURNAL
Gould and Williams. 2019, “The Impact of Employee Performance Cues on Guest
Loyalty, Perceived Value and Service Quality”, The Service Industries
jurnal, 19,3:ABI/INFORM Global P.97
Gronroos, Christian, 2016, The Perceived Service Quality Concept a Mistake ?
Journal of Managing Service Quality, Vol. 11. No. 3, pp 150-152, MCB
University Press, London.
109
Gurviez, P., & Korcia, M. 2016. Proposal for a Multidimendional Barand Trust
Scale, 32nd Emac-Conference-Glasgow, Marketing Responsible and
Relevant.
Kandampully, J., dan Dwi Suhartanto, 2010. Customer Loyalty in the Hotel
Industri : the role of customer satisfaction and image. International
Journal of Contemporary Hospitality Management, 346-351.
Pritchard, Michael and Rhian Silvestro, 2010. Applying The Service Profit Chain
to Analyse Retail Performance: The case of the Managerial Strait-Jaket.
International od Service Journal Industry Management, Vol. 16 No 4.
pp. 337-356
Rust, R.T., A.J. Zahorik, dan T.L. Keiningham. 2010. Return on Quality :
Measuring the Financial Impact of Your Company’s Quest for Quality.
Chicago : Irwin
Silvestro, Rhian and Stuart Cross, 2010. Applying The Service Profit Chain in a
Retail Enviroment : Challenging the “satisfaction mirror”. International
od Service Journal Industry Management, Vol 11 No 3 pp. 244-268.
110
Slonim, Murray, Pollack. 2012. Integrating the Institute of Medicine’s Six Quality
Aims Into Pediatric Critical Care : Relevance and Applications. Pediatr
Crit Care Med 2005 Vol. 6 No. 3.
UNDANG-UNDANG/PERATURAN
Dengan hormat,
Perkenankan saya meminta Anda menyisihkan waktu beberapa menit
untuk mengisi kuesioner ini. Tujuan penyebaran kuesioner ini adalah untuk
memperoleh data bagi penelitian dalam rangka penulisan Tesis di Program
Magister Manajemen Universitas Pasundan Bandung.
Pada kuesioner ini jawaban Anda tidak akan dinilai benar atau salah,
melainkan semata-mata bertujuan untuk mengetahui pendapat Anda mengenai
“Pengaruh Penyampaian Jasa Terhadap Kepuasan Pasien Serta Implikasinya pada
Kepercayaan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Bandung Kiwari. Partisipasi
Anda sangat saya harapkan, atas perhatian dan kesediaan Anda saya sampaikan
terima kasih.
Hormat saya,
Budi Anugrah
NPM : 218020140
1
Identitas Responden
Isikan jawaban Anda pada tempat yang sudah disediakan dan beri tanda
(√) pada jawaban yang Anda pilih.
1. Usia (tahun) :
a. < 20 Tahun
b. 20 – 40
c. 41 – 60
d. > 60
2. Jenis Kelamin :
a. Pria
b. Wanita
2
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER :
Berilah jawaban dari pernyataan berikut sesuai dengan pendapat anda dengan cara
memberi tanda checklist () pada kolom yang tersedia disamping pernyataan.
Keterangan :
1 : Sangat Tidak Setuju (STS)
2 : Tidak Setuju (TS)
3 : Kurang Setuju (KS)
4 : Setuju (S)
5 : Sangat Setuju (SS)
3
II. Pernyataan–pernyataan dibawah ini untuk mengetahui dukungan
Sumber Daya Manusia di RSUD Bandung Kiwari. Berilah tanda (X)
pada kolom yang anda pilih terhadap pernyataan yang sesuai dengan
pilihan anda
SS S KS TS STS
No Pernyataan
5 4 3 2 1
14 Petugas bersikap simpatik
memberikan ketenangan terhadap
keluhan pasien
15 Petugas melakukan kontak langsung
dengan pasien
16 Petugas bersedia menjawab
pertanyaan yang diajukan pasien
17 Petugas bersifat jujur dan dipercaya
18 Petugas selalu ada diruang
penerimaan
19 Petugas tidak membeda-bedakan
pasien
20 Informasi obat yang diberikan akurat
serta bisa dipertanggungjawabkan
21 Adanya jaminan jika terjadi
kesalahan dalam pelayanan informasi
obat
22 Petugas berpengetahuan luas
sehingga dapat menjawab
pertanyaan pasien
23 Petugas dengan cepat memahami
kebutuhan pasien
24 Petugas memahami kebutuhan
spesifik pasien
25 Petugas tanggap terhadap masalah
pasien
26 Petugas cepat memberikan nomor
antrian
4
III. Pernyataan – pernyataan dibawah ini untuk mengetahui kepuasan
pasien di RSUD Bandung Kiwari. Berilah tanda (X) pada kolom yang
anda pilih terhadap pernyataan yang sesuai dengan pilihan anda
SS S KS TS STS
No Pernyataan
5 4 3 2 1
27 Waktu tunggu untuk pendaftaran
cepat
28 Dokter cepat tanggap dalam
melayani pasien
29 Waktu tunggu pasien untuk
pengambilan obat cepat
30 Petugas obat cepat tanggap dalam
melayani pasien
31 Prosedur mendapatkan pelayanan
mudah/tidak berbelit-belit
32 Pelayanan sudah tepat waktu
5
IV. Pernyataan – pernyataan dibawah ini, untuk mengetahui
kepercayaan pasien RSUD Bandung Kiwari. Berilah tanda (X) pada
kolom yang anda pilih terhadap pernyataan yang sesuai dengan
pilihan anda
SS S KS TS STS
No Pernyataan
5 4 3 2 1
40 Percaya kemampuan dokter
menetapkan resep obat
41 Percaya kemampuan dokter
memeriksa sesuai historis penyakit
42 Percaya kemampuan seorang dokter
melaksanakan pelayanan sesuai
standard kompetensi
43 Percaya kemampuan petugas dalam
memanfaatkan alat-alat kedokteran
44 Percaya terhadap RSUD dapat
memenuhi harapan pasien
45 Percaya terhadap institusi RSUD
dalam memberikan pelayanan
46 Percaya terhadap kejujuran petugas
(dokter, perawat dan petugas lainnya)
dalam menyampaikan informasi
47 Percaya bahwa dokter dapat
memberikan perhatian sesuai harapan
48 Percaya perawat dapat memberikan
perhatian sesuai harapan pasien
49 Dokter perduli terhadap pasien yang
mengalami kesulitan pada saat
pengobatan/pemeriksaan dan
perawatan
50 Yakin terhadap kualitas pengobatan
yang diterima
51 Percaya dokter bersedia meluangkan
waktu untuk pasien berkonsultasi
52 Pasien yakin dan merasa puas atas
jasa kesehatan yang diterimanya