Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL

RANCANGAN KEBIJAKAN SOP (K3) RUANG FILING RAWAT JALAN


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. MOH. ANWAR
SUMENEP

Oleh:
Rico Widiar Pramdana
NIM. 202011004

PRODI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
YAYASAN RS Dr. SOETOMO
SURABAYA 2023
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN KEBIJAKAN SOP (K3) RUANG FILING RAWAT JALAN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. MOH. ANWAR
SUMENEP

Telah layak untuk diseminarkan


Sebagai persyaratan melakukan penelitian

Oleh:
Rico Widiar Pramdana
NIM. 202011004

Disetujui pada tanggal: 08 Mei 2023

Dosen Pebimbing

Widi Astuti, drg., M.Kes

ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN KEBIJAKAN SOP (K3) RUANG FILING RAWAT JALAN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. MOH. ANWAR
SUMENEP

Telah diuji pada tanggal 11 Mei 2023

Dosen Penguji 2, Dosen Pembimbing/Penguji 1,

Bambang Nudji, M.Si Widi Astuti, drg., M.Kes

Mengetahui,
Koordinator KTI

Dr. Diah Wijayanti Sutha, S.ST., M.Kes

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Identifikasi Penyebab Masalah...........................................................3
1.3 Batasan Masalah.................................................................................4
1.4 Rumusan Masalah...............................................................................4
1.5 Tujuan.................................................................................................4
1.5.1 Tujuan Umum...........................................................................4
1.5.2 Tujuan Khusus...........................................................................4
1.6 Manfaat...............................................................................................4
1.6.1 Bagi Rumah Sakit......................................................................4
1.6.2 Bagi STIKES Yayasan RS Dr. Soetomo...................................5
1.6.3 Bagi Peneliti..............................................................................5
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA.................................................................................6
2.1 Rekam Medis......................................................................................6
2.1.1 Pengertian Rekam Medis..........................................................6
2.1.2 Kegunaan Rekam Medis...........................................................6
2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja.....................................................7
2.2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).................7
2.2.2 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).......................8
2.2.3 Kebijakan terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah
Sakit (K3RS).............................................................................9
2.2.4 Standar Operasional Prosedur (SOP) Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS).................................9
2.2.5 Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP)..........................11

iv
2.2.6 Proses Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)......11
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL...............................................................14
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian.......................................................14
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual.....................................................14
BAB 4 METODE PENELITIAN.......................................................................15
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian........................................................15
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................15
4.2.1 Tempat Penelitian....................................................................15
4.2.2 Waktu Penelitian.....................................................................15
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian........................................................16
4.3.1 Populasi Penelitian..................................................................16
4.3.2 Sampel Penelitian....................................................................16
4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel....................17
4.5 Prosedur Penelitian...........................................................................20
4.6 Instrumen Penelitian.........................................................................21
4.7 Metode Pengumpulan Data...............................................................21
4.8 Metode Penyajian dan Analisis Data................................................21
4.8.1 Metode Penyajian....................................................................21
4.8.2 Analisis Data...........................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
LAMPIRAN..........................................................................................................23

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
4.1 Waktu Penelitian.........................................................................................15
4.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.............................................17

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.1 Identifikasi Penyebab Masalah......................................................................3
3.1 Kerangka Konseptual..................................................................................14

4.1 Kerangka Operasional................................................................................. 20

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Lembar Wawancara Rancangan SOP.................................................. 23

viii
DAFTAR SINGKATAN

APD : Alat Pelindung Diri

K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PERMENKES : Peraturan Menteri Kesehatan

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

SOP : Standart Operasional Prosedure

ix
BAB 1
PENDAHULUAN

1.5.1 Latar Belakang


Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44, 2009 tentang rumah sakit,
menyatakan bahwa rumah sakit adalah intitusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan keesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (Giyatno
& Rizkika, 2020).
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
merupakan tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan
serta kesehatan sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit. Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang kesehatan, menyatakan bahwa pengelola tempat kerja
wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan,
peningkatan, pengobatan serta pemulihan bagi tenaga kerja.
Rekam medis adalah yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan
kepada pasien. Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas
atau secara elektronik. Isi rekam untuk medis pasien rawat inap dan perawatan
satu hari sekurang-kurangnya (Permenkes 269, 2008) tentang rekam medis.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menurut Kepmenkes 432 Tahun
2007 tentang pedoman manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di
rumah sakit adalah upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya ditempat kerja,
promosi kesehatan, pencegahan dan rehabilitasi. Keselamatan dan kesehatan
kerja merupakan sistem perlindungan tenaga kerja dengan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja harus jelas dan diterapkan pada penyimpanan
rekam medis (Irmawati et al., 2019).

1
2

Menurut hasil observasi di lapangan pada ruang filing rawat jalan bahwa
masih belum ada kebijakan SOP terkait K3 di ruang filing rawat jalan.
Potensi bahaya fisik seperti petugas jatuh dari tangga masih harus diwaspadai
karena ruang filing yang terlalu sempit sehingga jarak antara rak satu dengan
yang lain terlalu dekat. Beberapa permasalahan lain seperti belum adanya
Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas di ruang filing sehingga bisa saja
petugas tersayat formulir status berkas rekam medis baru pasien yang ada di
rak dan bisa saja terkena ujung rak pada saat pengambilan dan pengembalian
berkas pasien.
Berdasarkan permasalahan diatas atau dilapangan peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Analisis Rancangan Kebijakan SOP K3 Di
Ruang Filing Rawat Jalan di RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep.
3

1.5.2 Identifikasi Penyebab Masalah

Penyusunan Kebijakan
SOP di ruang filing
rawat jalan:
Belum tersedianya Hasil rancangan
kebijakan SOP terkait 1. Persiapan mengenai kebijakan
K3 di ruang filing rawat Membentuk Tim SOP terkait K3 di
jalan Pembuatan SOP ruang filing rawat jalan.
2. Pengumpulan
Informasi
3. Pengembangan SOP
4. Penetapan SOP
5. Penerapan SOP
6. Monev SOP

Gambar 1.1 Identifikasi Penyebab Masalah

Dari gambar 1.1 dengan menggunakan pendekatan sistem di atas diketahui


input, proses, dan output. Input dalam penelitian ini yaitu belum tersedianya
kebijakan SOP terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di ruang filling rawat
jalan. Pada bagian prosesnya akan dilakukan penyusunan kebijakan SOP terkait
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di ruang filling rawat jalan. Pada bagian
output akan dihasilkan rancangan mengenai kebijakan SOP terkait keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) di ruang filling rawat jalan.
4

1.5.3 Batasan Masalah


Peneliti membatasi penelitian ini hanya berfokus pada Unit Rekam Medis
yang berada pada ruang filing rawat jalan pada RSUD Dr. H. Moh. Anwar
Sumenep.

1.5.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti dapat merumuskan masalah
“Bagaimana Rancangan Kebijakan SOP K3 di Ruang Filing Rawat Jalan di
RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep?”

1.5.5 Tujuan

1.5.6 Tujuan Umum


Menyusun rancangan kebijakan SOP K3 di ruang filing rawat jalan RSUD
Dr. H. Moh. Anwar Sumenep.

1.5.7 Tujuan Khusus


1. Mengidentifkasi pelaksanaan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) di Ruang Filing Rawat Jalan di RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep.
2. Menyusun rancangan Standart Operasional Prosedure (SOP) Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di Ruang Filing Rawat Jalan RSUD Dr. H. Moh.
Anwar Sumenep.

1.5.8 Manfaat

1.6.1 Bagi Rumah Sakit


Sebagai masukan untuk rumah sakit dalam menyusun rancangan kebijakan
SOP terkait keselamatan dan kesehatan kerja dalam upaya mengurangi resiko
terjadinya kecelakaan kerja dalam upaya peningkatan mutu RSUD Dr. H. Moh
Anwar Sumenep.
5

1.6.2 Bagi STIKES Yayasan RS Dr. Soetomo


1. Sebagai bahan referensi dan panduan untuk mahasiswa STIKES Yayasan
Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya tahun berikutnya.
2. Sebagai bahan referensi untuk bahan ajar dalam menganalisis rancangan
kebijakan SOP keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di ruang filing rawat
jalan.
3. Dapat menambah koleksi laporan proposal di perpustakaan kampus STIKES
Yayasan Rumah Sakit Dr. Soetomo.

1.6.3 Bagi Peneliti


Memperoleh pengalaman belajar baik dalam bidang penelitian dan
menambah wawasan serta pengetahuan peneliti mengenai bidang keselamatan dan
kesehatan kerja (K3).
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Rekam Medis

2.1.1 Pengertian Rekam Medis


Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
diberikan kepada pasien. Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan
jelas atau secara elektronik. Isi rekam untuk medis pasien rawat inap dan
perawatan satu hari sekurang-kurangnya (Permenkes 269, 2008) tentang rekam
medis.
Untuk mencapai tujuan rekam medis diperlukan upaya peningkatan mutu
rekam medis oleh Unit Kerja Rekam Medis, dimana upaya peningkatan mutu
tersebut sangat tergantung dari tersedianya data dan informasi yang jelas, akurat,
terpercaya, dan penyajiannya yang tepat waktu. Data dan informasi kesehatan
yang tercantum dalam berkas rekam medis sangat berguna bagi manajemen
institusi pelayanan kesehatan untuk menilai pelayanannya, apakah bermutu,
efisien, dan efektif.

2.1.2 Kegunaan Rekam Medis


Kegunaan rekam medis secara umum memiliki 6 manfaat yang dapat dilihat
dari berbagai aspek dan dapat disingkat sebagai ALFRED menurut (Hatta, 2010):
diantaranya yaitu:
1. Aspek Administrasi (Administrative)
Rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut
tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis
dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2. Aspek Hukum (Legal)
Rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah
adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dan dalam rangka

6
7

usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk


menegakkan keadilan.

3. Aspek Keuangan (Financial)


Rekam medis mempunyai nilai uang, karena isi rekam medis dapat
dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan.
Tanpa adanya bukti catatan tindakan atau pelayanan, maka pembayaran
tidak dapat dipertanggungjawabkan.
4. Aspek Penelitian (Research)
Rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data
atau informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian.
5. Aspek Pendidikan (Education)
Rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data
atau informasi tentang kronologis dari pelayanan medis yang diberikan
kepada pasien.
6. Aspek Dokumentasi (Documentation)
Rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isi dari rekam medis
menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggung-jawaban dan laporan sarana kesehatan.

2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Keselamatan adalah suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung,
halaman/ground, peralatan, teknologi medis, informasi serta sistem di lingkungan
Rumah Sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko fisik bagi pegawai, pasien,
pengunjung serta masyarakat sekitar. Keselamatan merupakan kondisi atau situasi
selamat dalam melaksanakan aktivitas atau kegiatan tertentu. Sedangkan
keamanan adalah suatu kondisi yang melindungi properti milik Rumah Sakit,
sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung,
8

maupun lingkungan Rumah Sakit dari bahaya pengrusakan dan kehilangan atau
akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang. keamanan kerja
adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang
aman, baik berupa materil maupun non materil (Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016) tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Rumah Sakit.

Kesehatan kerja merupakan promosi pemeliharaan kesehatan fisik, mental


dan sosial setinggi-tingginya di semua jenis pekerjaan dengan melakukan
pengendalian resiko dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja dan
sebaliknya (Sujoso, 2016). Kesehatan adalah pokok terpenting bagi seseorang
dalam menjaga keberlangsungan hidupnya. Kesehatan juga merupakan kebutuhan
dasar hak asasi manusia yang harus terpenuhi dan terjaga oleh seluruh umat
manusia. Jadi sudah sepatutnya kita sebagai manusia untuk selalu memperhatikan
kesehatan diri dan lingkungan (Febiana & Ardiyani, 2019).

2.2.2 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja
menurut (Buntarto, 2015), sebagai berikut:
1. Menjaga lingkungan kerja yang sehat.
2. Pencegahan dan penanganan kecelakaan selama bekerja.
3. Pencegahan dan pengobatan keracunan yang disebabkan oleh selama
bekerja.
4. Etika, pencegahan dan pengobatan keracunan di tempat kerja.
5. Adaptasi terhadap kapasitas kerja, dan
6. Rehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit saat bekerja.
Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja Menurut (Rejeki, Sri, 2015).
adalah sebagai berikut:
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan buat kesejahteraan hidup dan menaikkan produksi dan
produktivitas nasional
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada pada tempat kerja
9

tersebut
3. Memilih sumber produksi supaya bisa digunakan secara kondusif dan
efisien
Pemerintah berkepentingan melindungi masyarakatnya termasuk para
pegawai dari bahaya kerja. Sebab itu pemerintah mengatur dan mengawasi
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja. Undang-Undang No.1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin:
1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan selamat.
2. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.

2.2.3 Kebijakan terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit


(K3RS)
Kebijakan menurut Carl Friedrich (Uddin B. Sore dan Sobirin., 2017) juga
mendefinisikan kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang
diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu
sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari
peluangpeluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang
diinginkan.
Kebijakan pelaksanaan K3RS menciptakan lingkungan kerja yang aman,
sehat, dan produktif bagi sumber daya manusia rumah sakit, serta aman dan sehat
bagi pasien dan pengunjung rumah sakit. Pengembangan kebijakan K3RS dapat
dilakukan dengan membentuk atau menghidupkan kembali organisasi K3RS dan
merencanakan program K3RS untuk 3 tahun ke depan (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2010) tentang Standar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di
Rumah Sakit.

2.2.4 Standar Operasional Prosedur (SOP) Keselamatan dan Kesehatan


Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
Menurut (Chumairo, 2022), SOP adalah dokumen tertulis yang memuat
prosedur kerja secara rinci, tahap demi tahap dan sistematis atau serangkaian
10

instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan


aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa
dilakukan. Salah satu upaya yang dilakukan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan yang bermutu harus memiliki SOP.
Menurut (Tambunan, 2013) SOP merupakan sekumpulan operasional
standar yang digunakan sebagai pedoman di perusahaan untuk meningkatkan
kinerja yang efekif, konsisten, dan sistematika.
Standar Operasional Prosedur adalah suatu perangkat instruksi/langkah-
langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu,
dimana Standar Operasional Prosedur memberikan langkah yang benar dan
terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan
dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan
standar profesi (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/Menkes/PER/IV/2007, n.d.) tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran.
Secara garis besar SOP diartikan sebagai dokumen tertulis yang memuat
prosedur kerja serta langkah-langkah secara sistematis sebagai pedoman untuk
melaksanakan kegiatan dalam pekerjaan.
Upaya melindungi keselamatan dan kesehatan, pihak rumah sakit perlu
melakukan pengembangan, salah satunya pengembangan Pedoman, Petunjuk
Teknis dan Standar Operasional Prosedur (SOP) K3RS, dimana SOP ini terdiri
atas beberapa bagian, yaitu (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010)
tentang Standar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit.
1. Penyusunan pedoman praktis ergonomi di rumah sakit
2. Penyusunan pedoman pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja
3. Penyusunan pedoman pelaksanaan pelayanan keselamatan kerja
4. Penyusunan pedoman pelaksanaan tanggap darurat di RS
5. Penyusunan pedoman pelakasaan pencegahan dan penanggulangan
kebakaran
6. Penyusunan petunjuk teknis pencegahan kecelakaan dan penaggulangan
bencana.
11

7. Penyusunan SOP angkat angkut pasien di rumah sakit


Rumah sakit juga perlu melaksanakan Standar Pelayanan K3RS secara
terpadu melibatkan beberapa komponen yang ada di rumah sakit. Standar
pelayanan K3RS dibagi atas dua, yaitu Standar Pelayanan Kesehatan dan Standar
Pelayanan Keselamatan (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010)
tentang Standar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit.

1) Standar Pelayanan Kesehatan Kerja


Bentuk pelayanan yang diberikan untuk kesehatan karyawan,
seperti pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus bagi staf rumah sakit,
pelatihan kesehatan kerja dan penyesuaian diri baik mental maupun fisik
bagi karyawan, tenaga kerja atau sumber daya kesehatan, serta
peningkatan kesejahteraan mental dan fisik. dari pekerja rumah sakit.
2) Standar Pelayanan Keselamatan Kerja
Pelayanan keselamatan kerja erat kaitannya dengan sarana,
prasarana dan peralatan kerja. Jenis pelayanan keselamatan kerja yang
dilakukan meliputi pembinaan dan pemantauan kesehatan dan keselamatan
fasilitas, prasarana dan peralatan medis, pelatihan dan pemantauan
lingkungan kerja, serta mengarahkan dan mengawasi pengelolaan
pencegahan kebakaran. dan sistem kendali.
2.2.5 Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Tujuan utama dari penyusunan SOP pada dasarnya untuk memberikan
pedoman kerja agar aktivitas perusahaan dapat terkontrol secara sistematis
(Taufiq, 2019). Jika aktivitas dalam perusahaan terkontrol, maka pekerjaan akan
lebih terarah dan target yang ingin dicapai dapat terwujud secara maksimal. Selain
itu tujuan lainnya dari penyusunan SOP yaitu agar segala aspek pekerjaan dapat
lebih terarah dan seragam.

2.2.6 Proses Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)


Menurut (Fajar Nur’aini D.F., 2020) Sebagai sebuah standar yang akan
dijadikan acuan dalam proses pelaksanaan tugas keseharian organisasi, maka
pengembangan SOP bukan merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan sekali
12

jadi, tetapi memerlukan review berulang kali sebelum akhirnya menjadi SOP yang
valid dan dapat dipercaya yang akan menjadi acuan bagi setiap proses (langkah)
dalam organisasi. Pengembangan SOP pada dasarnya meliputi tahapan proses
kegiatan secara berurutan, yang dapat dirinci sebagai berikut:
1. Persiapan Membentuk Tim Pembuatan SOP
Organisasi tidak dapat selalu mengandalkan SOP yang sudah dibuat
tanpa melihat perubahan-perubahan yang terjadi; baik dari sisi lingkungan
operasional, kebijakan pemerintah, maupun kebutuhan internal organisasi.
Oleh karena itu. SOP perlu secara terus-menerus dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan organisasi-dalam menjawab tantangan perubahan, terutama yang
berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan.
Upaya untuk mengembangkan SOP akan dapat berjalan dengan baik-
jika dibentuk tim yang secara khusus menangani hal ini. Tim pengembangan
SOP dapat dibentuk, baik secara independen artinya tidak meliputi orang-orang
yang berada dalam satuan kerja (dalam organisasi yang bersangkutan), maupun
anggota tim yang diambil dari orang-orang yang berada dalam satuan kerja
pada organisasi, atau dapat menggunakan model gabungan sehingga dapat
menghasilkan bentuk SOP yang optimal.
2. Pengumpulan Informasi dan Identifikasi Alternatif
Pekerjaan pertama yang harus dilakukan oleh tim dalam pengembangan
SOP setelah mereka melalui proses penguatan internal adalah mengumpulkan
berbagai informasi yang diperlukan untuk menyusun SOP. Identifikasi
informasi yang akan diperoleh, dapat dipisahkan atas informasi yang diperoleh
dari sumber primer maupun dari sumber sekunder.
Jika identifikasi dari berbagai informasi yang akan dikumpulkan sudah
diperoleh; langkah selanjutnya adalah memilih teknik pengumpulan data. Ada
berbagai kemungkinan teknik pengumpulan informasi yang dapat digunakan,
seperti melalui: brainstroming, focus group, wawancara, survey, benchmark,
telaah dokumen, dan lain-lain. Teknik mana yang akan digunakan, Sangat
terkait erat dengan instrumen pengumpul informasinya.
3. Pengembangan SOP
13

Setelah berbagai informasi terkumpul, langkah selanjutnya adalah


melakukan analisis terhadap alternatif-alternatif prosedur yang berhasil
diidentifikasi untuk dibuatkan standar. Panduan umum dalam menentukan
alternatif mana yang akan dipilih untuk distandarkan, antara lain meliputi:
aspek kelayakan, implementasi, peraturan perundang kesesuaian dengan
undangan, dan kelayakan fungsi.

Dengan membandingkan berbagai alternatif melalui keuntungan dan


kerugian yang kemungkinan terjadi jika diterapkan. Selanjutnya dapat dipilih
alternatif mana yang dipandang memenuhi kebutuhan organisasi. Proses
analisis ini akan menghasilkan prosedur-prosedur yang telah dipilih.
4. Penetapan SOP
Aspek yang perlu diperhatikan dalam penyusunan SOP, antara lain:
jenis SOP, yaitu SOP teknis atau SOP administratif, di mana dalam penulisan
SOP ini perlu ditetapkan terlebih dahulu jenis mana yang akan digunakan
sesuai dengan kebutuhan organisasi. Selain itu, perlu diperhatikan mengenai
format SOP yang akan dipakai, apakah dengan hierarchical steps, graphic, atau
flowchart, di dalam SOP, perlu dicantumkan mengenai uraian prosedur, syarat-
syarat, dan gambar format SOP.
5. Penerapan SOP
Penerapan SOP dalam praktik penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi merupakan langkah selanjutnya dari siklus SOP, setelah
pengembangan SOP yang menghasilkan rumusan SOP yang secara formal
ditetapkan oleh pimpinan organisasi.
6. Monev SOP
Segala pelaksanaan SOP harus secara terus-menerus dipantau secara
detail agar proses penerapannya dapat berjalan dengan baik. Apabila dalam
pelaksanaannya terdapat beberapa hal yang berjalan tidak sesuai dengan
harapan, masukan dari para pelaksana, dapat dijadikan masukan sebagai bahan
evaluasi. Masukan kritik atau saran dalam setiap upaya monitoring, akan
menjadi bahan yang berharga dalam evaluasi, sehingga penyempurnaan-
14

penyempurnaan terhadap SOP dapat dilakukan dengan cepat sesuai


dengan kebutuhan.
15

BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

INPUT PROSES OUTPUT


Belum tersedianya Penyusunan Kebijakan Hasil Rancangan
SOP di ruang filing rawat
kebijakan SOP terkait Kebijakan SOP Rumah
jalan:
K3 di ruang filling Sakit di Ruang Filing
1. Persiapan Membentuk
rawat jalan Tim Pembuatan SOP Rekam medis Rawat
2. Pengumpulan Jalan
Informasi
3. Pengembangan SOP
4. Penetapan SOP
5. Penerapan SOP
6. Monev SOP

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual


Berdasarkan kerangka konsep pada gambar 3.1 dalam proposal penelitian
ini peneliti menggunakan pendekatan input, proses dan output. Konsep ini
bertujuan untuk menghasilkan rancangan kebijakan SOP keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) di ruang filing rawat jalan di RSUD Dr. H. Moh. Anwar
Sumenep.
Dengan demikian akan didapatkan hasil berupa rancangan kebijakan SOP
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep
yang berada pada ruang filing rawat jalan.
BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif
kualitatif adalah suatu cara analisis atau pengolahan data dengan jalan menyusun
secara sistematis dalam bentuk kalimat/kata-kata, kategori-kategori mengenai
suatu subjek (benda, gejala, variabel tertentu), sehingga akhirnya diperoleh
simpulan umum (Agung, 2012). Menurut (Sugiyono, 2012) metode deskriptif
adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu
hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih
luas.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

4.2.1 Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di ruang filing rawat jalan RSUD Dr. H. Moh
Anwar Sumenep.

4.2.2 Waktu Penelitian


Pada penelitian ini peneliti mempunyai rincian waktu dalam melakukan
pelaksanaanya dari bulan (April-Juni 2023) mengenai tinjauan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) di bagian filling unit rekam medis di RSUD Dr. H. Moh.
Anwar Sumenep periode tahun 2023.

Tabel 4.1 Waktu Penelitian


Bulan
No Kegiatan
April Mei Juni
Minggu ke Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan Proposal
2. Pengambilan Data
3. Perbaikan Proposal

16
17

Bulan
No Kegiatan
April Mei Juni
Minggu ke Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
4. Seminar Proposal
5. Revisi Proposal
Setelah Seminar
6. Pengambilan Data
7. Verifikasi Data
8. Analisis Data
9. Penyusunan Laporan
Penelitian
10. Seminar Hasil
Penelitian

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian


Menurut Sugiyono (2007) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh petugas Unit Rekam Medis RSUD Dr.
H. Moh. Anwar Sumenep berdasarkan kondisi di rumah sakit yang berjumlah 20
orang, yaitu 1 kepala rekam medis, dan 19 petugas rekam medis yang mempunyai
tugas masing – masing diantaranya petugas bagian Assembling, Filing, dan
Analisa atau pelaporan.

4.3.2 Sampel Penelitian


Menurut Sugiyono (2007) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel penelitian ini ialah 1
orang yaitu Kepala Unit Rekam Medis Rawat Jalan RSUD Dr. H. Moh. Anwar
Sumenep.
18

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


Tabel 4.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Definisi
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional
1. SOP Standar Lembar 1. Ada
Keselamatan Operasional wawancara 2. Tidak ada
dan Kesehatan Prosedur adalah
Kerja (K3) suatu perangkat
instruksi/langkah-
langkah yang
dibakukan untuk
menyelesaikan
suatu proses kerja
rutin tertentu

2. Persiapan Persiapan adalah Lembar 1. Ada


pembentukan Tim pembuatan wawancara 2. Tidak ada
Tim SOP dapat
dibentuk,
Pembuatan
menggunakan
SOP model gabungan
sehingga dapat
menghasilkan
bentuk
SOP yang optimal

3. Pengumpulan Mengumpulkan Lembar 1. Tersedia


Informasi SOP berbagai wawancara 2. Belum
informasi yang Tersedia
diperlukan untuk
menyusun SOP

4. Pengembangan Panduan umum Lembar 1. Layak


SOP dalam menentukan wawancara 2. Belum Layak
alternatif mana
yang akan dipilih
untuk
distandarkan,
antara lain
meliputi: aspek
kelayakan,
19

Definisi
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional
implementasi,
peraturan
perundang
kesesuaian dengan
undangan, dan
kelayakan fungsi

5. Penetapan SOP Aspek yang Lembar 1. Sesuai


perlu wawancara 2. Belum Sesuai
diperhatikan
dalam
penyusunan
SOP, antara lain:
jenis SOP, yaitu
SOP teknis atau
SOP
administratif, di
mana dalam
penulisan SOP
ini perlu
ditetapkan
terlebih dahulu
jenis mana yang
akan digunakan
sesuai dengan
kebutuhan
organisasi

6. Penerapan SOP Penerapan SOP Lembar 1. Sesuai


dalam praktik wawancara 2. Belum Sesuai
penyelenggaraan
tugas dan fungsi
organisasi
merupakan
langkah
selanjutnya dari
siklus SOP

7. Monev SOP Apabila dalam Lembar 1. Ada


pelaksanaannya wawancara 2. Tidak ada
terdapat
beberapa hal
yang berjalan
20

Definisi
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional
tidak sesuai
dengan harapan,
masukan dari
para pelaksana,
dapat dijadikan
masukan sebagai
bahan evaluasi
21

4.5 Prosedur Penelitian

Sampel penelitian ini 1 orang (Kepala Rekam Medis)

Penelitian deskriptif kualitatif

Variabel penelitian:
1. SOP Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
2. Persiapan Membentuk Tim Sumber data primer
Pembuatan SOP dengan melakukan
3. Pengumpulan Informasi wawancara
4. Pengembangan SOP
5. Penetapan SOP
6. Penerapan SOP
7. Monev SOP

Menyusun instrumen penelitian berupa


wawancara berdasarkan variabel yang
diteliti

Melakukan wawancara kepada kepala rekam medis

Mengolah data

Menyajikan hasil wawancara dalam bentuk narasi

Kesimpulan dan saran

Gambar 4.1 Kerangka Operasional


22

4.6 Instrumen Penelitian


Penelitian ini menggunakan lembar wawancara dan lembar checklist sebagai
instrumen penelitian. Lembar wawancara nantinya akan ditujukan kepada kepala
rekam medis dengan tujuan Perancangan Kebijakan SOP Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di Ruang Filing Rawat Jalan RSUD Dr. H. Moh Anwar
Sumenep.

4.7 Metode Pengumpulan Data


Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti
mengajukan pertanyaan kepada responden dengan pedoman wawancara.
Menurut (Sugiono, 2010) wawancara adalah pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu dan dengan wawancara peneliti akan
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
menginterpretasikan situasi dan penomena yang terjadi yang tidak mungkin bisa
ditemukan melalui observasi. Peneliti menggunakan metode wawancara kepada
petugas yang bertugas di unit rekam medis.

4.8 Metode Penyajian dan Analisis Data

4.8.1 Metode Penyajian


Metode penyajian dalam penellitian ini yaitu dalam bentuk teks atau narasi.
Penyajian dalam bentuk uraian kalimat dimana kalimat tersebut didukung dengan
hasil wawancara peneliti kepada kepala unit rekam medis yang berada pada
lapangan RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep.

4.8.2 Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualititatif
deskriptif, dimana data lembar wawancara diolah dan dianalisis untuk
menghasilkan informasi terkait Perancangan Kebijakan SOP terkait keselamatan
dan kesehatan kerja (K3), di Ruang Filing Rawat Jalan. Untuk menarik
23

kesimpulan dari informasi yang diperoleh dari data yang telah disusun dan
dikelompokkan
DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. A. G. (2012). Metodelogi Penelitian Pendidikan. UNDIKSHA.


Chumairo, S. M. (2022). Pembuatan Rancangan Optimalisasi Penulisan Rekam
Medis Menggunakan Form SOAP (Subjective, Objective, Assesment,
Planning) di Poli Gigi RSD Kertosono. ABDI MASSA: Jurnal Pengabdian
Nasional, 02(05), 28–37.
Fajar Nur’aini D.F. (2020). Standard Operating Procedure.
Giyatno, & Rizkika, M. Y. (2020). Analisis Kuantitatif Kelengkapan Dokumen
Rekam Medis Pasien Rawat Inap Dengan Diagnosa Fracture Femur Di
RSUD Dr. R.M. Djoelham Binjai. Jurnal Ilmiah Perekam Dan Informasi
Kesehatan Imelda, 5(1), 62–71.
Hatta, G. R. (2010). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana
Pelayanan Kesehatan (G. R. Hatta (ed.); 2014th ed.). Departemen Kesehatan
RI.
Irmawati, I., Kresnowati, L., Susanto, E., & Nurfalah, T. I. (2019). Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di Bagian Filing. Jurnal Manajemen Informasi
Kesehatan Indonesia, 7(1), 38. https://doi.org/10.33560/jmiki.v7i1.215
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/Menkes/PER/IV/2007. (n.d.).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016. (2016).
http://jurtek.akprind.ac.id/bib/rancang-bangun-website-penyedia-layanan-
weblog
Permenkes 269. (2008). tentang rekam medis
Sugiono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & RND. ALFABETA.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. ALFABETA.
Tambunan, R. M. (2013). Standard Operating Procedures (SOP) (2nd ed.).
Maeistas Publishing.
Taufiq, A. R. (2019). Penerapan Standar Operasional Prosedur (Sop) dan
Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit. Jurnal Profita, 12(1), 56–66.
https://doi.org/10.22441/profita.2019.v12.01.005
Uddin B. Sore dan Sobirin. (2017). Kebijikan Publik. CV. Sah Media.
Undang-Undang RI Nomor 44. (2009). Undang-Undang RI Nomor 44.

24
LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Wawancara Rancangan SOP

LEMBAR WAWANCARA RANCANGAN KEBIJAKAN SOP (K3) DI


RUANG FILING RAWAT JALAN

Tanggal Wawancara :

Nama Responden :

Jenis Kelamin :

Jabatan :

Pertanyaan Wawancara yang diajukan kepada Kepala Rekam Medis Rumah


Sakit Umum Daerah Dr. H. Moh. Anwar Sumenep.

1. Apakah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moh. Anwar terdapat SOP
terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)?
Jawab:
1) Ada
2) Tidak ada
2. Apakah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moh. Anwar terdapat tim
khusus dalam pembuatan SOP terkait Keselamtan dan Kesehatan Kerja
(K3) di ruang filing rawat jalan?
Jawab:
1) Ada
2) Tidak ada

25
26

3. Apakah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moh. Anwar terdapat


informasi yang diperlukan dalam penyusunan SOP terkait Keselamtan
dan Kesehatan Kerja (K3) di ruang filing rawat jalan?
Jawab:
1) Tersedia
2) Belum Tersedia

4. Apakah rancangan SOP layak di implementasikan di ruang filing rawat


jalan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moh. Anwar Sumenep?

Jawab:

1) Layak
2) Belum Layak
5. Apakah jenis rancangan SOP sesuai dengan kebutuhan di ruang filing
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moh. Anwar Sumenep?
Jawab:
1) Sesuai
2) Belum Sesuai
6. Apakah penerapan SOP di ruang filing rawat jalan sudah sesuai dengan
rancangan kebijakan SOP terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)?
Jawab:
1) Sesuai
2) Belum Sesuai
7. Apakah dalam pelaksanaan SOP terkait Keselamtan dan Kesehatan Kerja
(K3) terdapat beberapa hal yang berjalan tidak sesuai dengan harapan
Jawab:
1) Ada
2) Tidak Ada

Anda mungkin juga menyukai