PROPOSAL
Proposal ini telah kami setujui untuk selanjutnya melakukan ujian proposal sebagai
salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir pada Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Mengetehui, Menyetujui,
Koordinator Program Studi Kesehatan Masyarakat Dosen Pembimbing
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Tadulako
Table of Contents
i
3.3 Definisi Konsep ............................................................................................... 38
BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................................... 40
4.1. Jenis Penelitian ................................................................................................. 40
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 40
4.3. Informan ........................................................................................................... 40
4.3.1 Teknik Penentuan Informan ..................................................................... 40
4.3.2 Jenis Informan .......................................................................................... 41
4.4.1 Pengumpulan Data ................................................................................... 42
4.4.3 Penyajian Data ......................................................................................... 43
4.5.1 Instrumen Utama ...................................................................................... 43
4.5.2 Instrumen Pelengkap ................................................................................ 44
4.6. Keabsahan Data ................................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 46
LAMPIRAN ............................................................................................................... 48
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
DAFTAR ARTI SIMBOL DAN SINGKATAN
% Persen
$ Dollar
m Meter
km Kilometer
vi
BAB I
PENDAHULUAN
waktu dan dapat merugikan manusia baik materi maupun non-materi. Fasilitas
darurat bencana, terutama pada bangunan yang bertingkat. Rumah sakit sebagai
bencana. Bencana di rumah sakit dapat berupa bencana alam dan non alam.
Rumah sakit harus siap dalam menghadapi bencana dengan melakukan penyiapan
2016).
Pada saat terjadi bencana hal yang perlu di perhatikan ialah evakuasi, jalur
potensi bahaya adalah standar rencana evakuasi. Terdapat dua fase yang
1
Evakuasi di rumah sakit berbeda dengan evakuasi pada bangunan umum
lainnya, hal ini dikarenakan sebagian besar pengunjung rumah sakit pada
kondisi tidak mampu secara fisik, sehingga pada saat terjadi keadaan darurat
Setiap rumah sakit harus memiliki pedoman serta langkah antisipasi saat
kegiatan atau proses dalam mengevakuasi pasien. Regulasi SOP dirumah sakit
Sistem evakuasi diperlukan untuk dapat menekan risiko dan konsekuensi bahaya
yang ada meskipun kejadian bencana yang ada belum pasti mengenai wilayah
tempat yang berbahaya ke tempat yang lebih aman. Dengan adanya evakuasi
dapat mengurangi atau meminimalisir jumlah korban jiwa, perihal yang paling
erat hubungannya dengan evakuasi adalah waktu, semakin lama proses evakuasi
2
Jalur evakuasi dan petunjuk evakuasi merupakan arah yang ditempuh
wilayah yang lebih aman dan dapat menampung orang-orang yang terdampak
korban jiwa. Jalur evakuasi tersebut harus terintegrasi dengan baik untuk setiap
jalur evakuasi dan petunjuk evakuasi yang memadai karena dapat membantu
Setiap tahunnya di dunia terjadi lebih dari satu juta kejadian bencana
menderita luka parah juga tidak bisa langsung mendapat perawatan karena
disebutkan berada pada daerah yang rawan bencana, seperti Los Angeles, Tokyo,
New York, Delhi, dan Shanghai, sehingga jutaan orang beresiko tinggi menjadi
kematian, atau sekitar 60% dari kematian akibat bencana alam (Beach, 2010).
Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, antara tahun 2003-2015 telah
bencana yang paling sering terjadi yaitu 53,3% dari total kejadian bencana di
3
Indonesia. Dari total bencana hidrometeorologi, yang paling sering terjadi adalah
banjir (34,1% dari total kejadian bencana di Indonesia), diikuti oleh tanah
tsunami dan letusan gunung berapi) hanya 6,4%, namun bencana ini
menimbulkan kerusakan dan korban jiwa yang lebih besar, terutama akibat
gempa bumi yang diikuti tsunami di Provinsi NAD dan Sumut tanggal 26
Desember 2004 dan gempa bumi besar yang melanda Pulau Nias pada tanggal
28 Maret 2005. Berdasarkan atlas peta risiko bencana Aceh 2011, menunjukkan
meninggal, 37.063 jiwa hilang, sekitar 100.000 jiwa menderita luka berat dan
luka ringan disertai 517.000 unit rumah hilang, serangkaian peristiwa ini telah
mengingatkan kita bahwa gempa dan tsunami bisa terjadi kapan saja (Badan
terbesar berasal dari permukiman yang diikuti oleh sektor ekonomi. Pada saat
terjadi bencana tersebut, pasien yang berada di fasilitas layanan kesehatan, dalam
hal ini rumah sakit, mengalami luka-luka tambahan akibat evakuasi dan jalur
evakuasi tanggap darurat bencana yang tidak terealisasi dengan baik di rumah
4
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di
RSUD Undata Palu bahwa evakuasi dan jalur evakuasi dalam kejadian bencana
pada pasien pada tiap gedung belum terealisasikan dengan baik yang di mana
evakuasi dan jalur evakuasi di RSUD Undata Palu masi menggunakan evakuasi
mandiri. Adapun standar operasional prosedur (SOP) evakuasi dan jalur evakuasi
di RSUD Undata Palu berdasarkan surat keputusan direktur RSUD Undata Palu
bencana di lingkungan rumah sakit yaitu; untuk tetap tenang, jangan panik,
jangan berlari, ikuti petunjuk arah evakuasi dari petugas evakuasi. Jangan
tinggi. Gunakan tangga darurat terdekat untuk menuju jalur evakuasi. Jangan
menggunakan lift, karena lift tidak bekerja sewaktu alarm berbunyi. Jalan
merangkap menuju tangga darurat bila lorong dipenuhi oleh asap, menutup
hidung dan mulut dengan sapu tangan atau tisu yang dibasahi air guna
tempat berkumpul dihalaman rumah sakit atau tempat yang bebas dari bencana
bencana gempa bumi pada gedung bertingkat di Rumah Sakit Umum Daerah
Undata Palu.
5
1.2 Rumusan Masalah
adalah “Implementasi evakuasi dan jalur evakuasi dalam kejadian bencana pada
1.3 Tujuan
Kerja.
6
1.4.2 Manfaat Praktis
palu.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang disebabkan baik oleh faktor alam atau faktor non-alam maupun faktor
(Adiyoso, 2018).
ada. Lebih lanjut, menurut Perker (1992), bencana adalah sebuah kejadian
yang tidak biasa terjadi disebabkan oleh alam maupun ulah manusi,
Center, 2003).
8
Bencana dalam terminologi bahasa inggris disebut dengan disaster,
berasal dari kata Latin yaitu dis dan astro/aster. Dis berarti buruk atau
terasa tidak nyaman, dan aster berarti bintang. Dengan demikian secara
harfiah disaster berarti menjauh dari lintasan bintang atau dapat diartikan
yaitu bencana yang disebabkan oleh alam atau natural disaster, bencana
bencana yaitu :
9
diakibatkan oleh paparan/pajanan biomassa atau organisme hidup
curah hujan yang tinggi atau rendah. Yang sering terjadi adalah
panas.
dan aliran larva gunung; dan (3) bencana karena energi gravitasi
10
dalam penciptaan, uji coba, penerapan, atau kegagalan dalam
Burstein, 2007).
kesalahan yang dibuat manusia atau niat jahat dan kejadian apapun
2010).
kompleks, baik secara fisik, psikis, maupun sosial, serta masalah terbesar
11
makan, minum, tempat tinggal, kesehatan, dan pendidikan (Adiyoso,
2018).
a. Legislasi
b. Kelembagaan
Kelembagaan dapat ditinjau dari sisi formal dan non formal. Secara
12
forum baik di tingkat nasional dan lokal dibentuk untuk memperkuat
c. Pendanaan
Saat ini kebencanaan bukan hanya isu lokal atau nasional, tetapi
bencana di Indonesia:
b) Dana Kontijensi
13
2.2 Rumah Sakit
Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 2010 dan sekarang
peripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat
tinggi juga potensi resiko bahaya. Semakin tinggi suatu bangunan, ayunan
14
mengantisipasi kemungkinan terjadinya keruntuhan yang bersamaan antar
(Ervianto, 2004).
bangunan hunian harus memiliki sistem tanggap darurat yang baik dan
bumi, tanah longsor, gunung meletus, banjir bandang), atau oleh masalah
2.3 Implementasi
15
kebijakan. Definisi ini menyiratkan adanya upaya mentransformasikan
luas, sasaran yang spesifik dan cara mencapai sasaran tersebut. Di dalam
sasaran telah ditetapkan, program kegiatan telah tersusun dan dana telah
2017).
16
kepada masyarakat maka dikatakan program tersebut telah gagal
tempat yang berbahaya ke tempat yang lebih aman. Salah satu standar
Sistem evakuasi yang di buat agar orang bisa selamat melalui sarana
17
Menurut Purbo, (2002), keadaan darurat (emergency) yang
gunung meletus, banjir bandang), atau oleh masalah teknis dan ulah
suara.
c) Jalur evakuasi.
18
yang aman. Sarana pintu keluar darurat dan jalur evakuasi juga harus
(Sumardjito, 2011).
maka peringatan akan berbunyi dan para korban akan di arahkan untuk
yang bisa dibawa, serta rute yang dipilih menuju tempat aman. Dengan
data geografis dari daerah rawan bencana itu sendiri, apabila pemilihan
19
dorong, bertabrakan dan mungkin juga mereka bisa jatuh lalu terinjak-
tugas semula.
protap dilaksanakan .
20
2.5 Jalur Evakuasi dan Petunjuk Evakuasi
Jalur evakuasi adalah jalur yang ditujukan untuk membuat orang agar
dapat menyikapi saat terjadi bencana dan tidak berhamburan saat terjadi
bencana, panik saat terjadi bencana melainkan dapat memposisikan apa yang
akan mereka lakukan dengan melihat arah panah maupun tanda lain demi
menekan jumlah korban yang disebabkan oleh kepanikan saat terjadi bencana.
terlihat dan diberi tanda-tanda yang jelas seperti tulisan “Emergency Exit”.
21
1. Rute evakuasi harus bebas dari barang-barang yang dapat mengganggu
4. Koridor dan jalan keluar harus tidak licin, bebas hambatan, dan
mempunyai lebar untuk koridor minimum 1,2 m dan untuk jalan keluar 2
m.
5. Rute evakuasi harus diberi penerangan yang cukup dan tidak tergantung
dari sumber utama. Arah menuju pintu keluar (exit) harus dipasang
makna dan digunakan dalam sarana penyelamatan jiwa bila terjadi suatu
bencana atau hal yang tidak diinginkan. Simbol grafis digunakan untuk
dengan jelas.
22
b. Posisikan petunjuk evakuasi dalam jarak pandang yang tepat sehingga
Nomor 26 Tahun 2008, sarana jalan keluar pada sebuah bangunan gedung
harus diberi tanda. Tanda eksit, selain dari pintu eksit utama di bagian luar
bangunan gedung, harus diberi tanda dengan sebuah tanda yang disetujui yang
mudah terlihat dari setiap arah akses eksit. Penandaan eksit harus memenuhi
kriteria; Tanda eksit harus di tempatkan pada setiap pintu eksit yang
23
disyaratkan untuk tanda tersebut. Tanda eksit yang bisa diraba harus terbaca
dan tanda eksit harus memenuhi ketentuan yang berlaku. Akses ke eksit juga
harus diberi tanda dengan tanda yang disetujui, mudah terlihat di semua
keadaan di mana eksit atau jalan untuk mencapainya tidak terlihat oleh
sedemikian rupa sehingga tidak ada titik di dalam akses eksit koridor yang
Sistem Evakuasi
Keterangan:
Sumber : Regulasi SPO Evakuasi dan Jalur Evakuasi RSUD Undata Palu 2019
24
2.7 TABLE SINTESA
No Nama peneliti Judul Tujuan Karakteristik Hasil
(tahun) penelitian Subjek Instrumen Metode
1 Adzhani, F. R., Analisis Untuk Informan Pengumpulan Penelitian Hasil penelitian
Widjasena, B., & implementasi membahas lebih utama data penelitian kualitatif menunjukkan pada
Kurniawan, B manajemen lanjut mengenai dalam dilakukan yang bersifat pelatihan manajemen
(2016) pelatihan manajemen penelitian dengan cara deskriptif perencanaan
kesiapan pelatihan ini observasi, g memiliki kebijakan dan
Petugas tanggap terhadap adalah wawancara komitmen dalam bentuk
darurat dalam kesiapan petugas kepala mendalam operasi standar proseur
menghadapi tanggap darurat ruang di (indept es (SOP).
bencana dalam menghadapi gedung interview), struktur organisasi dalam
Gempa bumi bencana gempa IRNA dan pelaksanaan
pada gedung bumi pada gedung I berjumlah dokumentasi pelatihan simulasi adalah
instalasi rawat instalasi rawat 4 orang dan dibentuk oleh kepala
inap i (irna inap I (IRNA I) di kepala instalasi. Pada
I) Di rsup dr. RSUP Dr. Sardjito ruang ICCU pelaksanaan
Sardjito Yogyakarta berjumlah1 penjadwalan, rencana
yogyakarta orang. pelatihan telah dilakukan
Sedangkan oleh K3. Sebelum
informan mendaftar
triangulasi simulasi adalah langkah
berjumlah 1 pertama yang bertujuan
orang yaitu untuk
kepala mempromosikan skenario
bagian K3 dan
peran masing-masing.
Mempromosikan prosedur
25
adalah
sehingga diberikan kepada
pasien dan
keluarga pasien. Selama
promosi
menerima,
mendokumentasikan
dengan mengambil
gambar juga diadakan.
Evaluasi simulasi
dalam bentuk
waktu respons dan video.
Para petugas yang
mengikuti pelatihan
dalam ICCU ditemukan
cukup aktif. Departemen
pelatihan memiliki
anggaran khusus
pendidikan dan pelatihan.
Namun, IRNA I dan
gedung ICCU tidak
memiliki pemantauan
pelatihan dan
Simulasi untuk tanggap
darurat terhadap gempa.
rumah sakit harus
melakukan monitoring
untuk meningkatkan
kualitas rumah sakit.
26
2. Saladdin Wirawan Strategi Mengembangkan Key Melakukan Penelitian 1. Peningkatan
Effendy (2013) pengembangan strategi sistem informan wawancara yang pengetahuan dan
sistem manajemen dalam dan observasi digunakan pemahaman K3 terhadap
manajemen k3 kesehatan dan penelitian adalah personil yang ada meliputi :
pada rumah sakit keselamatan kerja ini adalah penelitian pelatihan terhadap personil,
umum daerah (K3) Kepala kualitatif pemantaua terhadap
kayuagung Bidang kegiatan personil dan
kabupaten ogan Pelayanan sosialisasi 2.
komering ilir Medis, Pengembangan sistem
Kepala administrasi meliputi :
Bidang Membuat dan menyetujui
Sarana dan komitmen K3 bagi seluruh
Prasarana, personi, Perbaikan dan
Staf medis pengembangan serta
dan non pemantauan terhadap
medis serta pelaksanaan prosedur-
masyarakat prosedur K3,
Melaksanakan semua
prosedur kesehatan dan
keselamatan kerja,
Melakukan analisis
terhadap bahaya dan resiko
dan Melakukan audit
terhadap sistem manajamen
K3
3. Zaki Muthahhari Analisis untuk mengetahui wawancara Melakukan Penelitian PT X memiliki 4 area kerja
Lubis, Juli Penerapan kesesuaian sistem kepada wawancara yang yang berpotensi besar
Soemirat, Didin Sistem Tanggap yang dibuat atas pihak dengan dilakukan terjadi kebakaran
Agustian Permadi Darurat dasar standar yang perusahaan. observasi merupakan berdasarkan kegiatan
27
(2019) Kebakaran Di berlaku dan setiap Identifikasi penelitian operasionalnya, yaitu area
PT X elemen perusahaan bahaya kualitatif office, produksi elektronik,
harus tanggap kebakaran mekanik, dan modul surya.
dalam menghadapi di Hasil akhir evaluasi sistem
keadaan darurat lingkungan tanggap darurat kebakaran
kebakaran. kerja PT X di lingkungan kerja PT X
dilakukan menunjukkan tingkat
dengan kesesuaian terhadap standar
meninjau yang berlaku sebesar 57,75
kegiatan %. Angka tersebut
operasional menunjukkan tingkat
yang keandalan dengan nilai
berpotensi Kurang (K).
menimbulka
n bahaya
kebakaran
4. Hodiri Adi Putra Studi Kualitatif untuk dilakukan Responden wawancara Jenis Hasil penelitian didapatkan
(2018) Kesiapsiagaan penelitian tentang dalam mendalam penelitian ini bahwa Tim komite
Tim Komite Kesiapsiagaan Tim penelitian (indepth menggunaka penanggulangan bencana
Bencana Rumah Komite Bencana ini interview) n penelitian rumah sakit secara resmi
Sakit PKU Rumah Sakit PKU berjumlah 8 observasi dan kualitatif telah dibentuk oleh Rumah
Muhammadiyah Muhammadiyah orang dokumentasi dengan Sakit PKU Muhammadiyah
Bantul dalam Bantul dalam diantaranya rancangan Bantul untuk menanggapi
Menghadapi Mengahadapi adalah penelitian keadaan bencana.Sebagai
Bencana Bencana. direktur yang rumah sakit siaga bencana
Rumah digunakan tercermin dari Struktur
Sakit, 2 adalah Bagan Sistem Komando
orang Tim pendekatan Penanggulangan Bencana
DMC studi kasus yang telah disepakati
28
(Disaster (Case Study) bersama.Tim kebencanaan
Medical rumah sakit sudah
Comite), melaksanakan pelatihan
dan 2 orang kebencanaan untuk
kepala meningkatkan pengetahuan
perawat dan skill, Pusat Operasi
IGD dan Darurat (POD) rumah sakit
manajer berada di area yang aman
keperawata dan mudah dijangkau serta
n, 1 orang terlindungi, dilengkapi
kepala dengan peta jalur evakuasi,
farmasi, 1 Direktori pemangku
orang kepentingan eksternal dan
kepala kontak lainnya tersedia up
kamar to date dan dipegang oleh
oprasi dan 1 staf penanganan tanggap
orang darurat utama, Kartu aksi
kepala untuk semua personil masih
sarana dan dalam proses, menunggu
prasarana SK turun masih dalam
Rumah pengajuan ke direktur.
Sakit.
5. A.M. Azhar Implementasi Untuk mengetahui Key Melakukan Metode Hasil penelitian
Aljurida, kebijakan Implementasi informan observasi dan penelitian menujukkan bahwa
Muhammad brigade siaga kebijakan brigade dalam wawancara yang implementasi kebijakan
Zulkifli (2019) bencana dalam siaga bencana penelitian digunakan dari pendekatan
tanggap darurat dalam tanggap ini adalah dalam kajian teori implementasi van
di kabupaten darurat di kabupaten Kepala ini adalah Meter dan van Horn
bantaeng bantaeng Bidang metode menunjukkann bahwa
29
Pelayanan deskriptif Brigade
Medis, kualitatif Siaga Bencana bertujuan
Kepala untuk mendekatkan dan
Bidang mempercepat penanganan
Sarana dan kesehatan kepada
Prasarana, masyarakat yang
Staf medis dilaksanakan oleh satgas
dan non khusus dan
medis serta terampil yang siaga selama
masyarakat 24 jam penuh. Faktor
kondisi alam yang ada di
Kabupaten Bantaeng
terutama dari aspek
geografi dan topografi,
terkadang
menjadi penyebab
keterlambatan penangan
kesehatan bagi masyarakat,
Brigade Siaga Bencana
Kabupaten Bantaeng
mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian
tugas Dinas Kesehatan dan
rumah sakit dalam rangka
menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang
bersifat darurat atau
penangan kesehatan pra
rumah sakit.
30
6. Nur Annilawati, Analisis Sistem Untuk mengetahui Informan Wawancara Penelitian Hasil penelitian ini
Azizah Musliha Tanggap Darurat Sistem Tanggap utama pada dan observasi kualitatif menunjukan bahwa Rumah
Fitri (2019) Bencana Rumah Darurat Bencana penelitian Sakit X memiliki sistem
Sakit X di Rumah Sakit X di ini adalah tanggap darurat bencana,
Jakarta Jakarta perawat dan namun
Selatan Tahun Selatan Tahun 2018 security. masih terdapat kekurangan
2018 Sedangkan terutama dalam hal
informan pelatihan dan simulasi, tim
kunci pada tanggap darurat serta sarana
penelitian penyelamatan jiwa.
ini adalah
wakil ketua
tim K3
Rumah
Sakit X
7. Rachel M. Adams, Community Untuk inisiatif Menggunak Pengambilan Jenis Hasil menunjukkan
David P. Eisenman Advantage and kesiapsiagaan an data data penelitian menemukan bahwa peserta
(2019) Individual Self- bencana semakin survei menggunakan yang dengan kesehatan yang
Efficacy terfokus pada komunitas web, dan digunakan buruk dan yang memiliki
Promote pembangunan Kabupaten wawancara dalam keterbatasan aktivitas
Disaster ketahanan Los penelitian ini terlibat dalam perilaku
Preparedness: A masyarakat. Angeles adalah kesiapsiagaan yang lebih
Multilevel dari Survei penelitian sedikit. Kemanjuran diri
Model among Kesehatan yang bersifat secara signifikan
Persons with Masyarakat deskriptif- memediasi hubungan antara
Disabilities untuk kuantitatif kesehatan yang dinilai
Survei sendiri dan kesiapan
Ancaman bencana.Tinggal di sebuah
Darurat dan komunitas dengan
31
Indeks keuntungan yang lebih
Tempat besar, terutama dengan
Sehat. atribut sosial dan
perumahan yang lebih
diuntungkan, mengurangi
hubungan negatif antara
kesehatan dan
kesiapsiagaan yang dinilai
sendiri dengan buruk.Studi
ini menyoroti pentingnya
faktor individu dan
komunitas dalam
mempengaruhi persiapan
penyandang
disabilitas.Oleh karena itu,
kebijakan dan
pemrograman harus dua
kali lipat, yang
menargetkan efikasi diri
sebagai pengaruh proksimal
pada perilaku kesiapsiagaan
dan juga mengatasi faktor-
faktor hulu terkait dengan
keuntungan masyarakat
yang dapat menciptakan
peluang untuk mendukung
perubahan perilaku
sekaligus memperkuat
ketahanan masyarakat
32
secara keseluruhan.
Nur Haryani Sistem bertujuan untuk pelaksanaan Pengambilan Jenis Hasil penelitian
8. (2018). Manajemen mendeskripsikan SMK3 di data dilakukan penelitian menunjukkan bahwa
Keselamatan SMK3 di Pertamina Pertamina melalui tiga yang Pertamina TBBM Jambi
Dan Kesehatan TBBM Jambi. TBBM cara, yaitu dilakukan dapat dikategorikan baik
Kerja (Smk3) Di Jambi observasi, adalah dalam pelaksanaan
Pt. Pertamina dokumentasi kualitatif SMK3.Hal tersebut dapat
(Persero) Unit dan deskriptif diketahui dari hasil SMK3
Pemasaran Ii wawancara. menggunakan teori sistem
Terminal Bahan David Easton yang
Bakar Minyak menunjukan bahwa
(Tbbm) Jambi keseluruh indikator yang
ada berjalan cukup baik.
Input yang ada berupa
sarana prasarana yang ada
sangat mendukung
terlaksananya SMK3,
dilakukan pelatihan-
pelatihan SMK3 kepada
karyawan untuk
meningkatkan nilai SDM
yang ada. Proses yang
33
didukung oleh komunikasi
yang digunakan Pertamina
yaitu, melalui internal
email, rapat rutin dan
melalui media sosial
berupa blackberry
massenger group. Output
yang berupa hasil yang
dapat dilihat dari angka
kecelakaan yang zero
accident dan pencapaian
Pertamina TBBM Jambi
dalam penilaian PROPER
serta POSE yang baik,
sehingga evaluasi yang
dilakukan hanya untuk
meningkatkan pencapaian
yang sudah ada. Feedback
merupakan proses akhir
yaitu penyampaian
informasi dari hasil yang
ada.
34
Waheeb Nasr A Study of untuk menilai semua Survei Jenis Kesiapsiagaan keseluruhan
9. Naser, MD, Hospital kesiapan rumah fasilitas dilakukan penelitian rumah sakit Kota Aden
EMDM. Pier Luigi Disaster sakit Aden Capital, Aden City dengan yang terhadap bencana turun
Ingrassia, MD, Preparedness in Yaman Selatan dengan menggunakan digunakan pada tingkat kesiapan yang
Phd. Salem South Yemen terhadap bencana jumlah total daftar standar adalah cross- tidak dapat diterima,
Aladhrae, MD, 10 rumah Organisasi sectional dengan rata-rata 46,6 (SD =
JBEM, Arbem. sakit: lima Kesehatan 38,31) ; kisaran 24-82).
Wegdan Ali rumah sakit Dunia Dari 10 rumah sakit, dua
Abdulraheem umum dan rumah sakit yang
(2017). lima rumah dilengkapi dengan fasilitas
sakit yang tidak memadai tidak
swasta. memiliki tingkat kesiapan
yang tinggi.
Nicola ́s C. Natural disaster penelitian ini adalah Survei Penelitian ini Penelitian Hasilpenelitian :bahwa
10. Bronfman, Pamela preparedness in untuk melaporkan dilakukan menggunakan kuantitatif peserta secara signifikan
C. Cisternas, Paula a multi- hazard tingkat pada 476 web, dan lebih siap untuk
B. Repetto, Javiera environment: kesiapsiagaan peserta dari wawancara menghadapi gempa bumi
V. Castañeda, Characterizing komunitas yang dua daerah daripada banjir, yang
(2019). the terpapar pada dua di Wilayah mengirimkan peringatan
sociodemographi bahaya alam dan Atacama di serius kepada pemerintah
c profile of those mengidentifikasi utara Chili daerah, mengingat bahwa
better (worse) karakteristik selama banjir telah menyebabkan
prepared sosiodemografi musim kerugian manusia dan
primer kelompok- semi. material terbesar dalam
kelompok dengan sejarah bencana alam baru-
tingkat baru ini di kawasan itu.
kesiapsiagaan yang Laki-laki mengaku lebih
berbeda. siap daripada perempuan
untuk menghadapi banjir,
35
sesuatu yang oleh penulis
dikaitkan dengan
karakteristik khusus dari
sektor pekerjaan utama
bagi laki-laki dan
perempuan di wilayah
tersebut. Profil
sosiodemografi individu
dengan tingkat
kesiapsiagaan tertinggi
dalam lingkungan dengan
berbagai bahaya alam
adalah orang berusia antara
30 dan 59 tahun, tinggal
bersama pasangan dan
anak-anak usia sekolah
mereka. Implikasi dari hasil
yang berkaitan dengan
lembaga yang bertanggung
jawab untuk
mengembangkan rencana,
kebijakan dan program
pengurangan risiko
bencana di lingkungan
multi-bahaya.
36
BAB III
DEFINISI KONSEP
3.1 Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti
rumah sakit adalah bagian dari manajemen rumah sakit secara keseluruhan
dalam pengendalian risiko yang berkaitan dengan aktifitas proses kerja di rumah
sakit untuk terciptanya lingkungan kerja yang sehat, selamat, aman dan nyaman
evakuasi dan jalur evakuasi rumah sakit yang buruk akan berdampak pada
rumah sakit. Implementasi evakuasi dan jalur evakuasi rumah yang buruk bisa
menimbulkan banyaknya korban jiwa pada saat terjadi bencana karena di rumah
sakit banyak terdapat orang sakit dan rentan ketika terjadi bencana alam.
harus diperhatikan mulai dari sistem evakuasi, jalur evakuasi dan petunjuk
evakuasi yang dipergunakan oleh rumah sakit sudah sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Implementasi evakuasi dan jalur evakuasi yang sesuai standar
berfungsi untuk mengurangi terjadinya korban jiwa saat bencana alam. Sistem
evakuasi, jalur evakuasi dan petunjuk evakuasi yang benar dan sesuai dengan
kecelakaan, kematian dan segala bentuk kerugian fisik maupun material pada
37
peralatan, obyek kerja, tempat bekerja, dan lingkungan kerja, secara
Kota Palu termasuk dalam zona rawan bencana alam dimana dilalui oleh
beberapa sesar aktif salah satunya yaitu sesar Palu Koro yang dimana
sakit yang harus memiliki implementasi evakuasi dan jalur evakuasi yang baik
karena untuk meminimalisir terjadinya korban jiwa, pada rumah sakit tidak
hanya terdapat orang yang sehat melainkan terdapat orang sakit yang beresiko
Sistem Evakuasi
Implementasi
Evakuasi dan Jalur
Evakuasi
38
keselamatan manusia sehingga harus dilakukan evakuasi. Yang dimana
pada saat terjadi bencana. Sistem evakuasi yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah kebijakan evakuasi, prosedur evakuasi dan unit yang terkait
dalam evakuasi.
bangunan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan adanya jalur dan
petunjuk evakuasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bentuk jalur
39
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
rancangan studi kasus. Penelitian ini dilakukan pada kondisi objek yang
(indepth interview) dan berhenti ketika tidak ada informasi baru lagi (Sugiyono,
2016).
Tondo pada bulan Agustus 2020 sampai selesai. Waktu penelitian digunakan
4.3. Informan
40
sesuai dengan tujuan penelitian, yang sesuai dengan pertimbangan dan
1. Informan Kunci
2. Informan Biasa
3. Informan Tambahan
Undata Palu.
41
4.4. Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
data yang terkait dengan kejadian bencana alam dan data jumlah kasus
42
pada hal-hal yang penting, untuk pencarian tema dan pola data (inti
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
selanjutnya.
kesimpulan.
sumber data, menilai kualitas data, analisis data menafsirkan data dan
43
4.5.2. Instrumen Pelengkap
1. Pedoman wawancara.
3. Perekam suara.
4. Kamera.
data, uji transferability, uji dependbility, dan uji confirmability. Pada penelitian
ini digunakan uji kredibilitas untuk menguji keabsahan data yang dilakukan
berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Pada penelitian ini
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, yang telah
mendalam dilakukan pada semua informan baik itu informan kunci, informan
44
3. Triangulasi teori. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa rumusan informasi
perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas
45
DAFTAR PUSTAKA
46
Kementerian Kesehatan RI. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
Mujiharto, 2011. Pedoman Tehnis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat
Bencana. Edisi Revisi. Jakarta
Nugroho, Sutopo Purwo. 2010. Karakteristik Bencana Gagal Teknologi di Indonesia.
Jurnal dialog penanggulangan bencana vol.1 no.1 http://www.bnbp.go.id/.pdf
Octa, Harmanto. 2015. Implementasi Sistem Evakuasi Pasien Dalam Tanggap
Darurat Bencana Pada Gedung Bertingkat Rumah Sakit X Semarang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 3(3), 555–562
Riggs, Fred. 2005. Administrasi Negara-negara Berkembang Teori Masyarakat
Prismatis. Rajawali. Jakarta
Reimon, Johan. 2016. Algoritma Colony Optimization (ACO) untuk Pemilihan Jalur
Tercepat Evakuasi Bencana Gunung Lokon Sulawesi Utara. Jurnal Teknologi
Informasi. Vol 14. No.1
Rahadian, Erwin. 2016. EVALUASI DESAIN JALUR EVAKUASI PENGGUNA
BANGUNAN DALAM KONDISI DARURAT PADA BANGUNAN
APARTEMEN X. Jurnal Reka Karsa Institut Teknologi Nasional
Shofia, Nur’aini. 2018. BENCANA DAN MITIGASI DALAM CERITA PENDEK
SIBER INDONESIA. Universitas Brawijaya. Malang
Sumardjito. 2011. Kajian Terhadap Kelayakan Sarana Emergency Exit Pada
Bangunan Pusat Perbelanjaan Di Yogyakarta. Jour nal Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan, Vol. 20, No. 1
Suma'mur P, K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung Agung.
Jakarta
Sugiyono. 2016. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
UU No. 24 Tahun 2007. Tentang Penanggulangan Bencana.
Zuilekom, Maarseveen. 2006. A Decision Support System for Preventive Evacuation
of People, A Decision Support System for Preventive Evacuation of People.
Netherland
47
LAMPIRAN
48
Jadwal penelitian
Judul : Implementasi sistem evakuasi pasien dalam tanggap darurat bencana gempa bumi pada gedung bertingkat di
Rumah Sakit Undata Palu
Nama : Akbar Agung Ramdani
Nim : P10117254
No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus September
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. penyusunan
proposal
2. Penyusunan
instrument
3. Ujian proposal
4. Perbaikan
proposal
5. Pelasanaan
penelitian
6. Pengumpulan
data
7. Pengolahan data
8. Ujian hasil
penelitian
9. Perbaikan
10 Ujian skripsi
11 Perbaikan dan
penyerahan
skripsi
49
Lampiran 2
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
kepentingan ilmiah dalam rangka penyusunan Skripsi bagi peneliti dan tidak akan
merugikan saya.
Demikian persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya serta penuh kesadaran
Palu, …............................2020
Yang Menyatakan
50
PEDOMAN WAWANCARA
I. INFORMAN BIASA
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
A. Evakuasi
Probing:
Palu?
3. Dalam evakuasi pasien di RSUD Undata Palu unit apa saja yang dibentuk?
Probing:
Probing:
51
b. Berapa lebar untuk setiap jalur evakuasi?
Probing:
Undata Palu?
3. Apakah ada pengecekan jalur evakuasi dan petunjuk evakuasi yang ada di
Probing :
a. Jika ada, Setiap jangka waktu berapa lama dilakukan pengecekan jalur
b. Bagaimana upaya yang dilakukan jika terdapat jalur evakuasi dan petunjuk
52
II. INFORMAN KUNCI
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
A. Sistem Evakuasi
Undata Palu?
Probing:
tersebut?
2. Apakah kebijakan yang diberikan pada saat proses evakuasi pasien mengalami
kendala?
Probing:
3. Bagaimana prosedur saat evakuasi pasien yang baik sesuai anjuran dalam k3?
4. Dalam evakuasi pasien unit apa saja yang tergabung dalam proses evakuasi di
53
Probing:
Probing
3. Apakah ada pengecekan jalur evakuasi dan petunjuk evakuasi yang ada di
Probing :
a. Jika ada, Setiap jangka waktu berapa lama dilakukan pengecekan jalur
b. Bagaimana upaya yang dilakukan jika terdapat jalur evakuasi dan petunjuk
54
III. INFORMAN TAMBAHAN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
A. Sistem evakuasi
Undata Palu?
Probing:
a. Bagaimana proses evakuasi pada saat terjadi bencana di RSUD Undata Palu?
b. Apakah seluruh penghuni rumah sakit, baik perawat maupun pasien atau
Probing
Probing:
55
LEMBAR OBSERVASI
Kesesuaian
No. Aspek yang Dinilai
Ya Tidak
56