DHARM A W AC ANA
M E T R O
Disusun Oleh:
i
PENERAPAN TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN TERHADAP
TINGKAT KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL YANG
MENJALANI HEMODIALISA DI KOTA METRO
Oleh
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
1. Bahwa tulisan dalam KTI ini adalah tulisan saya dan saya bertanggung jawab
penuh atas segala isi yang ada di dalamnya.
2. Bahwa dalam KTI ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Demikian pernyataan saya, jika suatu saat diketahui bahwa saya melanggar apa
yang telah tersebut di atas, maka saya siap untuk mendapat sanksi.
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dan diperbaiki sesuai dengan masukan
dewan penguji.
Judul:
PENERAPAN TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN TERHADAP
TINGKAT KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL YANG
MENJALANI HEMODIALISA DI KOTA METRO
Mengetahui
Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro
Direktur,
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini. Pada
penulisan proposal karya tulis ilmiah ini, penulis mengambil judul “penerapan
terapi murottal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan pasien gagal ginjal yang
menjalani hemodialisa di Kota Metro” dengan tujuan sebagai salah satu syarat
Dalam penulisan proposal karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
1. Ibu Ludiana, SKM., S.Kep., M.Kes, selaku Direktur Akper Dharma Wacana
bimbingannya.
2. Ibu Senja Atika Sari HS, Ns., M.Kep, selaku pembimbing II yang telah
3. Ibu Dionisia, S.Kep., Ns, penguji proposal karya tulis ilmiah ini yang telah
do’anya.
v
Akhirnya penulis berharap semoga proposal karya tulis ilmiah ini dapat
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN DEPAN ..................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR SKEMA.......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN................................................................................ xi
ABSTRAK....................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................ 5
D. Manfaat Karya Tulis Ilmiah....................................................... 5
vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................. 47
B. Saran........................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 2.1 Pathway Gagal Ginjal.................................................................. 10
Skema 2.2 Patofisiologi Kecemasan.............................................................. 24
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Gambaran Subyek Penerapan........................................................ 39
Tabel 4.2 Hasil Pengkajian Tingkat Kecemasan Sebelum dan Setelah
Intervensi.......................................................................................
40
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
PENERAPAN TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN TERHADAP
TINGKAT KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL YANG
MENJALANI HEMODIALISA DI KOTA METRO
TAHUN 2020
ABSTRAK
Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
irreversible, sehingga pada derajat tertentu akan memerlukan terapi pengganti fungsi ginjal yang
berupa hemodialisis. Pasien yang menjalani hemodialisis banyak mengalami kecemasan dengan
berbagai alasan. Pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis secara psikososial mengalami
kecemasan yang berhubungan dengan komplikasi antara lain anemia, mual, lelah, malnutrisi,
gangguan kulit, dan lain sebagainya. Penatalaksanaan yang diterapkan penulis untuk menurunkan
tingkat kecemasan pada karya tulis ilmiah ini yaitu terapi murottal Al-Qur’an. Rancangan karya
tulis ilmiah ini menggunakan desain studi kasus (case study). Subyek yang digunakan yaitu pasien
gagal ginjal yang menjalani hemodialisa dan mengalami kecemasan. Analisa data dilakukan
menggunakan analisis deskriptif. Hasil penerapan menunjukkan bahwa setelah dilakukan
penerapan murottal Al-Qur’an selama 3 hari, terjadi penurunan tingkat kecemasan pada subyek
dengan gagal ginjal yang menjalani hemodialisa. Bagi keluarga pasien gagal ginjal dengan
kecemasan karena tindakan hemodialisa hendaknya dapat melakukan terapi murottal secara
mandiri untuk menurunkan tingkat kecemasan.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cairan, elektrolit, dan asam basa (LeMone, Burke & Bauldoff, 2015). Gagal
tahun 2015 1,2 juta orang meninggal karena gagal ginjal yang meningkat
sebesar 32% sejak tahun 2005. Selain itu, setiap tahun, sekitar 1,7 juta orang
diperkirakan 5-10 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ginjal
(WHO, 2018).
Gagal ginjal kronik juga merupakan kondisi kritis dengan jumlah kasus
gagal ginjal kronik di Indonesia berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2015
(RSUD) Jend. Ahmad Yani Metro pada tahun 2019, kasus gagal ginjal
menempati urutan pertama dari 10 penyakit besar yang ada di Ruang Penyakit
1
2
Dalam A dengan 182 penderita atau 18.9% (Medical Record RSUD Jend.
Gagal ginjal disebabkan oleh gangguan ginjal primer atau gagal ginjal
dapat terjadi sekunder akibat penyakit sistemik atau kelainan urologi lain.
Gagal ginjal dapat akut atau kronik. Gagal ginjal akut mempunyai awitan
mendadak dan dengan intervensi dini sering kali reversible. Gagal ginjal
kronik yang dapat berakhir dengan gagal ginjal, terjadi dengan lambat dan
rusak dan tidak dapat memenuhi kebutuhan elektrolit tubuh (LeMone, Burke
Gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal yang irreversible, sehingga pada derajat tertentu akan
masalah yang timbul akibat tidak berfungsinya ginjal. Pasien yang menjalani
lelah, malnutrisi, gangguan kulit, dan lain sebagainya (Alivian, Purnawan &
Setiyono, 2019).
terekspresikan dan tidak terarah karena suatu sumber ancaman atau pikiran
3
sesuatu yang akan datang tidak jelas dan tidak teridentifikasi. Kecemasan
yaitu dapat berupa tindakan mandiri oleh perawat, contoh seperti tehnik
relaksasi dan distraksi. Salah satu teknik distraksi yang digunakan untuk
kepribadian mereka searah total meliputi akhlak perilaku, cara hidup, prinsip
oleh Al Qur’an dalam jiwa bangsa Arab ini belum ada bandingnya dalam
sejarah yang berbeda. Tidak dipungkiri lagi dalam Al Qur’an terdapat daya
spititual yang luar biasa terhadap jiwa manusia (Rahayu, Hidayati & Imam,
2018).
Penelitian lain dilakukan oleh Rahayu, Hidayati & Imam (2018) tentang
ginjal kronik (PGK) yang menjalani hemodialisa dengan nilai p value sebesar
0,000.
antara skor cemas sebelum dan sesudah mendengarkan terapi murottal dan
ginjal kronik yang akan menjalani hemodialisa di Kel. Mulyojati Kota Metro
tahun 2020.
B. Rumusan Masalah
2020?”.
5
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
gagal ginjal kronik yang akan menjalani hemodialisa sebelum dan setelah
dilakukan penerapan.
2. Tujuan Khusus
murottal Al-Qur’an.
murottal Al-Qur’an.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Pelayanan Keperawatan
Manfaat karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi salah satu
b. Pasien
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memotivasi pasien dan keluarga
BAB II
TINJAUAN KASUS
1. Pengertian
dapat gangguan ginjal primer atau sekunder akibat penyakit sistemik atau
2. Etiologi
7
8
b. Gangguan imunologis
c. Infeksi
berasal dari kontaminasi tinja pada traktus urinarius bakteri. bakteri lewat
d. Gangguan metabolik
Putri, 2013).
Putri, 2013).
9
berisi cairan di dalam ginjal dan organ lain, serta tidak adanya jaringan
3. Patofisiologi
tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).
dari nefron-nefron rusak. Beban bahan yang dilarutkan menjadi lebih besar
dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak
oliguria timbul disertai retensia produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-
gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas
kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80 – 90%. Pada
tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin turun sampai 15
sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik
Ggn metabolik (DM) Infeksi (pielonefritis) Obstruksi urinarius Gangguan imonologis Hipertensi Gangguan tubulus Gangguan
(batu ginjal, (Glomerulonefritis) primer (nefrotoksin) konginental dan
konstriksi uretra) herediter (penyakit
polikistik-
Mobilisasi lemak Kerusakan progresif
Ggn pembuluh hipoplasia renalis
hampir semua struktur Akumulasi kompleks antigen, darah ginjal dan asidosis tubulus
ginjal antibodi mengendap di
Penembusan cairan ginjal)
Penebalan membran di pelvis ginjal membran glomerulus
dasar kapiler ureter
Sebagian besar
jaringan fungsional Atrofi parenkim Penebalan membran Gangguan fungsi
Disfungsi endotel ginjal yang progresif ginjal
ginjal hilang
mikrovaskuler
Iskemia ginjal
Hidronefrosis Invasi jar. fibrosa
Mikroangiopati pada glomerulus
Nefropati
Jumlah kapiler penyaring menurun
Kerusakan
struktur ginjal GFR menurun
Gagal ginjal
Sekresi entropoitin ginjal Sekresi air dan zat terlarut Retensi cairan dan elektrolit Konsentrasi vit. D aktif Konsentrasi PO4 serum Penimbunan asam dalam
dalam darah menurun
Peningkatan PO4 dan Ca cairan tubuh
Produksi sel darah merah menurun Cairan menumpuk Ca+ dalam tulang dalam plasma pH darah menurun (< 6,8)
Produksi renin menurun
Anemia zat terlarur/sisa metabolisme
Anemia Angiotensin I dalam jaringan Konsentrasi Ca terionisasi
serum plasma menurun Asidosis metabolik
Akumulasi toksin Edema
MK. Perubahan perfusi Anoreksia, nafas bau Osteomalasio Pernapasan kusmaul
jaringan perifer Angiotensi II Penurunan TD dan COP MK. Intoleransi
Konstruksi arteri aktifitas, resti cidera
MK. Perubahan nutrisi kurang
darikebutuhan tubuh Reabsorsi Na, Air MK. Pola napas
tidak efektif
(Sumber : Wijaya & Putri, 2013)
10
11
4. Manifestasi
uremik akhir tercapai. Uremia yang secara harfiah berarti “urin dalam
darah” adalah sindrom atau kumpulan gejala yang terkait dengan ESRD.
fungsi endokrin ginjal rusak, dan akumulasi produk sisa secara esensial
keletihan, gejala yang kerap kali keliru dianggap sebagai infeksi virus atau
5. Klasifikasi
antara lain :
a. Stadium I
b. Stadium II
Pada tahap ini, molekul kecil dari protein (albumin) dalam darah bocor dan
stadium lebih parah dalam waktu 5-10 tahun. Pada tahap ini GFR turun
c. Stadium III
Pada stadium ini, protein yang bermolekul lebih besar sudah tampak di
ditemukan kalium yang tinggi, fosfor tinggi, kalsium menjadi rendah dan
d. Stadium IV
meningkat lebih tinggi dan tekanan darah selalu tinggi. GFR rendah, hanya
Penderita di tahap ini perlu menjalani cuci darah atau hemodialisis dan
e. Stadium V
Stadium inilah yang paling berat dan dinamakan penyakit ginjal tahap
akhir atau gagal ginjal. GFR berada di bawah 15 ml/menit dan kemampuan
13
ginjal sudah sangat parah. Penderita kerusakan ginjal tahap ini hanya bisa
6. Komplikasi
antara lain :
a. Perubahan pernapasan
Karakteristik kondisi yang disebut paru uremia adalah salah satu jenis
karena paru bekerja untuk membuang kelebihan ion hidrogen (Black &
Hawks, 2014).
mengatur keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. Pada tahap awal
Poliuria, nokturia, dan berat jenis tetap 1,008 sampai 1,012 biasa terjadi.
Ketika GFR turun dan fungsi ginjal memburuk lebih lanjut, retensi natrium
dan air biasa terjadi, yang membutuhkan batasan garam dan air (LeMone,
kelemahan, sakit kepala, mual dan muntah, serta nyeri abdomen. (LeMone,
c. Efek Kardiovaskuler
menyebabkan edema dan gagal jantung. Edema paru dapat terjadi akibat
d. Efek Hematologi
Bauldoff, 2015).
Penurunan SDP, imunitas lantaran sel dan humoral rusak, serta fungsi
f. Efek Gastrointestinal
khususnya umum pada pasien uremik. Factor uremik, bau nafas seperti
urine sering kali dikaitkan dengan rasa logam dalam mulut dapat terjadi
g. Efek Neurologis
reflek tendon dalam, dan gangguan berjalan (LeMone, Burke & Bauldoff,
2015).
16
h. Efek Muskuloskeletal
peningkatan resorpsi kalsium dari tulang. Selain itu, aktifitas sel osteoblas
osteodistrofi ginjal, yang disebut juga riketsia ginjal (LeMone, Burke &
Bauldoff, 2015).
yang terlibat pada efek dan manifestasi pada uremia. Kadar kreatinin
serum dan BUN naik secara signifikan. Kadar asam urat meningkat,
2015).
j. Efek Dermatologi
pucat dan berwarna kekuningan pada uremia. Kulit kering dengan turgor
buruk, akibat dehidrasi dan atrofi kelenjar keringat, umum terjadi. Memar
dan eksoriasi sering di jumpai. Sisa metabolik yang tidak dieliminasi oleh
bekuan uremik, deposit kristal urea di kulit (LeMone, Burke & Bauldoff,
2015).
17
7. Penatalaksanaan
a. Medikasi
ginjal. Masa paruh dan kadar plasma banyak obat meningkat pada
penyakit ginjal kronik. Absorpsi obat dapat berkurang saat agen yang
seluruhnya.
ginjal kronik. Saat fungsi ginjal menurun, eliminasi air, zat terlarut, dan
sisa metabolik rusak. Akumulasi zat sisa ini dalam tubuh menyebabkan
komplikasi.
18
dilakukan.
d. Dialisis
(atau dosis dialisis) secara individual ditentukan oleh faktor seperti ukuran
tubuh dan fungsi ginjal yang tersisa, asupan makanan, dan penyakit
penyerta. Hipotensi dan kram otot adalah komplikasi umum selama terapi
1. Pengertian
tekanan hidrostatik menyebabkan aliran yang besar dari air plasma (dengan
2. Tujuan Hemodialisa
fungsi ginjal.
yang lain.
3. Komplikasi
Hemodialisa
a. Kram otot
b. Hipotensi
20
c. Aritmia
diakibatkan dari osmol-osmol lain dari otak dan bersihan urea yang
serebri. Sindrom ini tidak lazim dan biasanya terjadi pada pasien yang
e. Hipoksemia
kardiopulmonar.
f. Perdarahan
g. Gangguan pencernaan
21
Gangguan urologi yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang
sakit kepala.
1. Pengertian
dalam Solehati & Kosasih (2015) adalah gangguan alam perasaan yang
kepribadian masih utuh, serta perilaku terganggu tetapi masih dalam batas
yang normal.
3. Penyebab
Kecemasan
a. Faktor Predisposisi
1) Teori psikoanalitik
Menurut Freud, struktur kepribadian terdiri atas tiga elemen yaitu id,
diatasi.
2) Teori Interpersonal
3) Teori Perilaku
4) Teori Biologis
b. Faktor Presipitasi
biologis.
4. Patofisiologi
Kecemasan
antara lain:
Evaluated Situation
- Sikap individu
- Kemampuan individu Perception of Situation
- Pengalaman individu Anxiety State of Reaction
(Cemas)
5. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kecemasan
berikut :
a. Faktor Internal
3) Aset fisik. Orang dengan aset fisik yang besar, kuat, dan garang akan
b. Faktor Eksternal
tersebut.
finansial, bila hal ini terjadi dibandingkan orang lain yang aset
finasialnya terbatas.
pasangan dalam hal ini sangat berarti dalam memberi dukungan. Istri
stres suaminya.
6. Tingkatan
Kecemasan
a. Kecemasan Ringan
b. Kecemasan Sedang
c. Kecemasan Berat
cenderung untuk memusatkan pada suatu yang terinci dan spesifik dan
tidak dapat berpikir tentang hal lain. Individu tak mampu berpikir lagi
d. Panik
sehingga individu sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak
7. Skala Kecemasan
tersinggung.
lesu.
d. Gangguan tidur: sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur
konsentrasi.
g. Gejala somatik: nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara
mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan
panas di perut.
aminorea.
30
dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek
dan cepat.
sebagai berikut:
Apabila:
1. Pengertian
selama beberapa menit atau jam sehingga memberikan dampak positif bagi
2. Tujuan
2014).
a. Persiapan
1) Persiapan Pasien
dilakukan.
2) Persiapan Alat
a) Earphone
3) Persiapan Perawat
b. Prosedur Pelaksanaan
1) Fase Orientasi
2) Fase Kerja
(Ar-Rahman).
3) Fase Terminasi
a) Mencuci tangan.
33
E. Penelitian Terkait
0.001.
Penelitian lain dilakukan oleh Rahayu, Hidayati & Imam (2018) tentang
ginjal kronik (PGK) yang menjalani hemodialisa dengan nilai p value sebesar
0,000.
sebelum dan sesudah mendengarkan terapi murottal dan doa dengan nilai p
BAB III
METODE PENULISAN
A. Desain Penulisan
Karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi kasus (case study), yaitu
dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari
unit tunggal. Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis baik
dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor
dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau
pemaparan tertentu (Notoatmodjo, 2010). Pada karya tulis ilmiah ini penulis
B. Subyek Penulisan
Subyek study kasus yang diambil satu pasien dengan gagal ginjal yang
1. Beragama islam.
34
35
C. Batasan Istilah
didefinisikan sebagai pergerakan larutan dan air dari darah pasien melewati
Qur’an adalah terapi bacaan Al-Qur’an yang merupakan terapi religi dimana
rasa takut yang tidak terekspresikan dan tidak terarah karena suatu sumber
Kriteria hasil ukur tingkat kecemasan pasien antara lain tidak ada kecemasan
skor <14, kecemasan ringan skor 14-20, kecemasan sedang skor 21-27,
hasil ukur tingkat kecemasan pasien antara lain tidak ada kecemasan skor <14,
kecemasan ringan skor 14-20, kecemasan sedang skor 21-27, kecemasan berat
F. Pengumpulan Data
2. Pengkajian
berisi tentang (inisial subyek, usia, faktor resiko) dan tingkat kecamasan
3. Pelaksanaan
Qur’an.
dengan waktu pemberian ±15 menit, sehari 2 kali (pagi dan sore),
selama 5 hari.
5. Dokumentasi
G. Analisis Data
dalam karya tulis ilmiah metode study kasus ini dilakukan dengan
sistematis data yang aktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki (Notoatmodjo, 2010). Analisa data karya tulis
menurut HARS:
Total Skor :
H. Etika Penerapan
Etika penerapan karya tulis ilmiah yang mendasari penyusunan studi kasus
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penerapan yang
disajikan.
3. Confidentiality (kerahasian)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dan telah menyetujui untuk
berikut:
skor HARS 26, tingkat kecemasan setelah penerapan hari ke tiga dalam
B. Pembahasan
a. Usia
dalam penerapan ini yaitu 45 tahun. Menurut Kaplan dan Sadoc dalam
Fay & Istichomah (2017), gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua
umur dan sebagian besar kecemasan terjadi pada usia 41-60 tahun
(44,4%).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jangkup,
Elim & Kandou (2015), mengatakan bahwa sangat mungkin bisa terjadi
tingkat kecemasan yang tinggi pada pasien umur 40-60 tahun karena
penderita cenderung sudah tidak bekerja dan perasaan tidak berguna bagi
keluarga menjadi salah satu sumber kecemasan. Selain itu pada umur
pada usia 41-60 tahun. Usia subyek dalam penerapan yaitu 45 tahun
pada usia subyek yang sekarang subyek dapat melakukan pekerjaan dan
b. Pendidikan
Indrawati & Susanto, 2015). Subyek dalam penerapan ini yaitu Tn. B
mudah mengerti tentang apa yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan, akan
c. Finansial
individu tersebut mengalami stres berupa kekacauan finansial, bila hal ini
Indrawati & Susanto, 2015). Subyek (Tn. B) dalam penerapan ini merasa
hemodialisa.
2. Hasil Penerapan
cairan, elektrolit, dan asam basa (LeMone, Burke & Bauldoff, 2015).
Gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
berbagai masalah yang timbul akibat tidak berfungsinya ginjal. Pasien yang
Tn. B mengalami penurunan yaitu dalam kategori cemas ringan (skor HARS
15).
ditimbulkan oleh Al Qur’an dalam jiwa bangsa Arab ini belum ada
Qur’an terdapat daya spititual yang luar biasa terhadap jiwa manusia
selama beberapa menit atau jam sehingga memberikan dampak positif bagi
45
2014).
Rahayu, Hidayati & Imam (2018) tentang pengaruh terapi murottal dalam
tingkat depresi pada pasien dengan penyakit ginjal kronik (PGK) yang
menjalani hemodialisa.
46
Penerapan karya tulis ilmiah ini sudah sesuai dengan prosedur, namun
subyek sehingga fenomena yang terjadi pada subyek belum dapat mewakili
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
47
48
hemodialisa berupa:
kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Jangkup, J. Y., Elim, C., & Kandou, L. F. (2015). Tingkat kecemasan pada pasien
penyakit ginjal kronik (PGK) yang menjalani hemodialisis di BLU RSUP
Prof. DR. RD Kandou Manado. e-CliniC, 3(1).
LeMone, P., Burke, KM & Bauldoff, G. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Volume 3. Alih Bahasa: Subekti, B N. Jakarta: EGC.
Medical Record RSUD Jend. Ahmad Yani Metro. (2019). 10 Penyakit Terbesar
Ruang Penyakit Dalam A.
Mubarak, W H., Indrawati, L & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
Rahayu, D. A., Hidayati, T. N., & Imam, T. A. (2018). The effect of Murottal
therapy in decreasing depression of patients undergoing
hemodialysis. Media Keperawatan Indonesia, 1(2), 6-10.
Tandra, H. (2018). Dari Diabetes Menuju Ginjal Petunjuk Praktis Mencegah dan
Mengalahkan Sakit Ginjal dengan Diet Benar dan Hidup Sehat. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
WHO. (2018). The Global Burden of Kidney Disease and the Sustainable
Development Goals. diunduh pada tanggal 20 Maret 2020, pukul 20.00
WIB dalam website: https://www.who.int/bulletin/volumes/96/6/17-
206441/en/.
Wijaya, S.A & Putri., M.Y (2013) KMB I: Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Lampiran
52
Lembar Penjelasan
Penerapan Terapi Murottal AL-Qur’an Terhadap Tingkat Kecemasan
Pasien Gagal Ginjal Yang Menjalani Hemodialisa di Kel. Mulyojati
Kota Metro Tahun 2020
Hormat saya,
Penulis
53
54
Nama :
Pekerjaan :
Alamat :
(……………......……………)
Inisial dan tanda tangan
55
Tanggal :
Inisial Pasien :
No. Rm :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
A. Persiapan Pasien
1. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan.
B. Persiapan Alat
c) Earphone
PERSIAPAN
d) MP3/Tablet berisikan murottal (Ar-Rahman)
C. Persiapan Perawat
1. Menyiapkan alat dan mendekatkan ke arah pasien
2. Mencuci tangan
3. Persiapan Lingkungan
4. Memastikan privaci pasien terjaga
A. Fase Orientasi
e) Mengucapkan salam terapeutik.
f) Melakukan evaluasi atau validasi.
g) Melakukan kontrak (waktu, tempat, dan topik).
h) Menjelaskan langkah-langkah tindakan atau prosedur pada klien.
B. Fase Kerja
PROSEDUR
1. Menghubungkan earphone dengan MP3/Tablet berisikan murottal
PELAKSANAAN
(Ar-Rahman).
2. Pasien berbaring diatas tempat tidur.
3. Letakkan earphone di telinga kiri dan kanan.
4. Dengarkan murottal (Ar-Rahman) selama 15 menit
C. Fase Terminasi
c) Mencuci tangan.
d) Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan dan respon klien.
Sumber: Nurjamiah (2015)
56
Inisial Responden :
Tanggal Pemeriksaan :
No Pertanyaan Ya Tdk Hasil
1 Perasaan ansietas
- Cemas
- Firasat buruk
- Takut akan pikiran sendiri
- Mudah tersinggung
2 Ketegangan
- Merasa tegang
- Lesu
- Tak bisa istirahat tenang
- Mudah terkejut
- Mudah menangis
- Gemetar
- Gelisah
3 Ketakutan
- Pada gelap
- Pada orang asing
- Ditinggal sendiri
- Pada binatang besar
- Pada keramaian lalu lintas
- Pada kerumunan orang banyak
4 Gangguan tidur
- Sukar masuk tidur
- Terbangun malam hari
- Tidak nyenyak
- Bangun dengan lesu
- Banyak mimpi-mimpi
- Mimpi buruk
- Mimpi menakutkan
5 Gangguan kecerdasan
- Sukar konsentrasi
- Daya ingat buruk
6 Perasaan depresi
57
- Hilangnya minat
- Berkurangnya kesenangan pada hobi
- Sedih
- Bangun dini hari
- Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7 Gejala somatis (otot)
- Sakit dan nyeri di otot-otot
- Kaku
- Kedutan otot
- Gigi gemerutuk
- Suara tidak stabil
8 Gejala somatik (sensorik)
- Tinitus
- Penglihatan kabur
- Muka merah atau pucat
- Merasa lemah
- Perasaan ditusuk-tusuk
9 Gejala kardiovaskuler
- Takhikardia
- Berdebar
- Nyeri di dada
- Denyut nadi mengeras
- Perasaan lesu/lemas seperti mau pingsan
- Detak jantung menghilang (berhenti sekejap)
10 Gejala respiratori
- Rasa tertekan atau sempit di dada
- Perasaan tercekik
- Sering menarik napas
- Napas pendek/sesak
11 Gejala gastrointestinal
- Sulit menelan
- Perut melilit
- Gangguan pencernaan
- Nyeri sebelum dan sesudah makan
- Perasaan terbakar di perut
- Rasa penuh atau kembung
- Mual
- Muntah
- Buang air besar lembek
- Kehilangan berat badan
- Sukar buang air besar (konstipasi)
58
12 Gejala urogenital
- Sering kencing
- Tidak dapat menahan kencing
13 Gejala otonom
- Mulut kering
- Muka merah
- Mudah berkeringat
- Pusing, sakit kepala
- Bulu-bulu berdiri
14 Tingkah laku pada wawancara
- Gelisah
- Tidak tenang
- Jari gemetar
- Kerut kening
- Muka tegang
- Tonus otot meningkat
- Napas pendek dan cepat
- Muka merah
Jumlah Skor Kecemasan
Keterangan
Skor : Total Skor :
0 = 0% gejala yang timbul pada tiap kelompok < 14 = tidak ada kecemasan
1 = 1-25% gejala yang timbul pada tiap kelompok 14 – 20 = kecemasan ringan
2 = 26-50% gejala yang timbul pada tiap kelompok 21 – 27 = kecemasan sedang
3 = 51-75% gejala yang timbul pada tiap kelompok 28 – 41 = kecemasan berat
4 = 76-100% gejala yang timbul pada tiap kelompok 42 – 56 = kecemasan berat sekali
LEMBAR OBSERVASI
Petunjuk : Jawaban akan diisi oleh penulis berdasarkan hasil wawancara tingkat
kecemasan ditulis pada tempat yang disediakan
59
A. Identitas Responden
1. Inisial Responden : .................................
2. No. RM / Kelas : .................................
3. Tgl lahir / Umur : .................................
4. Pekerjaan : .................................
5. Tingkat Pendidikan : .................................
6. Tanggal masuk RS : .................................
7. Tanggal / jam observasi : .................................
8. Diagnosa pasien : .................................
B. Tingkat Kecemasan
Hari/tanggal pemeriksaan :
Pengukuran Tingkat Kecemasan