Anda di halaman 1dari 48

PENGARUH DAUN SELEDRI TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA


PENDERITA HIPERTENSI: LITERATURE
REVIEW

Proposal Skripsi

oleh :
Ardhita Violina Gatra Putri
G2A019069

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2023
PENGARUH DAUN SELEDRI TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI: LITERATURE
REVIEW

Proposal Skripsi
Disusun sebagai salah satu syarat melakukan literature review

Oleh:

Ardhita Violina Gatra Putri


NIM: G2A019069

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU


KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2023
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan dibawah menyatakan dengan sebenarnya bahwa


skripsi dengan judul “Pengaruh Daun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi : Literature Review” saya susun tanpa
tindakan plagiat yaitu pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui
sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Jika dikemudian hari dapat dibuktikan
bahwa proposal saya adalah hasil jiplakan, saya akan bertanggung jawab
sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas
Muhammadiyah Semarang kepada saya.

Semarang, 13 Juli 2023

Ardhita Violina Gatra Putri

HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH DAUN SELEDRI TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI: LITERATURE REVIEW

Proposal ini telah disetujui untuk diseminarkan


dihadapan Tim Penguji Proposal
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ns. Akhmad Mustofa, M.Kep Ns. Aric Vranada, S.Kep.,MSN

HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH DAUN SELEDRI TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI: LITERATURE REVIEW

Proposal ini telah dipertahankan dihadapan


Tim Penguji Proposal
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semrang

Pada tanggal

Tim Penguji :
Dr. Amin Samiasih, SKp., M. Si. Med :

Ns. Akhmad Mustofa, M.Kep :

Ns. Aric Vranada, S.Kep., MSN :

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas
Rahmat, Taufik serta Hidayah-Nya dan Shalawat serta salam senantiasa terlimpah
curahkan kepada Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Skripsi yang
berjudul “Pengaruh Daun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi :Literature Review” tepat pada waktunya.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang. Dalam penyusunan dan penulisan skripsi
ini tidak terlepas dari campur tangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala melalui
bantuan, do’a, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih dan
penghargaan setinggi – tingginya kepada:
1. Ns. Machmudah, M.Kep.,Sp. Mat., selaku ketua Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan FIKKES UNIMUS yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan pembuatan proposal ini.
2. Ns. Akhmad Mustofa, M.Kep dan Ns. Aric Vranada, S.Kep.,MSN, selaku
dosen pembimbing yang dengan kemurahan hatinya membimbing,
mengarahkan serta dengan sabar menyempatkan waktu memberi saran,
petunjuk, dan dukungan yang luar biasa kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas skripsi ini. Penulis meminta maaf apabila selama
dalam menyusun skripsi ini penulis sempat membuat kesalahan.
Terimakasih atas segala bantuan yang hanya mampu dibalas penulis
dengan ucapan terimakasih sedalam-dalamnya.
3. Dr. Amin Samiasih, SKp., M. Si. Med, selaku dosen penguji yang
senantiasa memberikan masukan saran dan arahan guna terciptanya
proposal penulis yang lebih baik.
4. Bapak dan Ibu saya atas jasa – jasanya, kesabaran, dukungan, nasehat,
do’a, dan tidak pernah lelah dalam mendidik dan memberikan perhatian
cinta yang tulus dan ikhlas kepada penulis semenjak kecil.
5. Keluarga besar saya yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan,
do’a, semangat serta motiviasi yang besar kepada penulis.
6. Dosen-dosen FIKKES UNIMUS yang telah memberikan ilmunya secara
ikhlas dan sabar, sehingga dengan ilmu yang di dapat mampu membantu,
dan sangat bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi penulis.
7. Rekan-rekan Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan
& Kesehatan Unimus yang selalu mendukung dan mendoakan dalam
menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah STW memberikan balasan yang berlipat kepada semuanya


aamiin. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan
penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap hanya kepada Allah Azza
Wa Jalla mudah-mudahan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya
bagi kita semua.

Semarang, 13 Juli 2023


Ardhita Violina Gatra Putri
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Inklusi Kriteria......................................................................................................................30


Tabel 3. 2 sintesa data............................................................................................................................34
DAFTAR SKEMA

Skema 3. 1 Uraian hasil penelusuran artikel..........................................................................................32


BAB I
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah utama di setiap negara baik negara maju
maupun negara yang berkembang. Penyakit hipertensi menjadi penyebab kematian
nomer satu di dunia. Dan sekarang penyakit hipertensi menjadi masalah utama
untuk kita semua, bukan hanya diindonesia saja tetapi diseluruh dunia.
( Kemenkes,2019). Hipertensi dikenal oleh masyarakat luas dengan sebutan “darah
tinggi” karena kondisi ini memang mengindikasikan tingginya tekanan darah.
Tekanan darah sendiri terbagi menjadi tekanan sistol (tekanan di pembuluh darah
saat jantung memompa darah) dan diastol (tekanan di pembuluh darah saat jantung
dalam keadaan istirahat). Hipertensi merupakan kondisi ketika tekanan sistol
terukur ≥140 mmHg atau tekanan diastol terukur ≥90 mmHg (WHO, 2019).

Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%, mengalami


peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada Riskesdas Tahun 2013
sebesar 25,8%.(Kemenkes RI, 2021). Menurut data di Indonesia jumlah kasus
hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan untuk angka
kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. Hipertensi
terjadi pada kelompok rentan umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun
(45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%) (Riskesdas Kementerian Kesehatan RI,
2018).
Faktor sosio-demografi seperti jenis kelamin, umur, tingkat
pendidikan, dan pekerjaan, penyakit tidak menular sangat terkait dengan gaya
hidup dan perilaku. Gaya hidup yang tidak baik, mengkonsumsi makanan
instan dengan kandungan bahan kimia, perilaku merokok, konsumsi alkohol,
dan rendahnya konsumsi buah dan sayur merupakan faktor yang menjadi
pencetus kejadian hipertensi (Budijanto, D., Kurniawan, R., Widiantini, 2019).
Gejala yang biasa timbul pada penderita hipertensi setiap orang
berbeda beda, bahkan ada yang timbul tanpa gejala. Secara umum gejala yang
dikeluhkan oleh penderita hipertensi adalah sakit kepala, rasa pegal dan tidak
nyaman pada tengkuk, merasakan berputar serasa ingin jatuh, berdebar atau
detak jantung terasa cepat, adanya suara denging pada telinga (Dafriani,
(2019). Banyak cara yang dianjurkan World Health Organization (WHO)
untuk mengurangi faktor resiko hipertensi seperti mengurangi asupan garam,
makan-makanan yang bergizi, berolahraga yang teratur, menghindari rokok,
dan menghindari minuman yang mengandung alkohol tinggi. Selain itu
banyak juga dianjurkan menggunakan obat tradisional sebagai pencegahan dan
pengobatan hipertensi tersebut.
Pengobatan non-farmakologis juga berperan penting bagi orang yang
mengalami hipertensi. Penatalaksanaan non-farmakologis merupakan konsep
keperawatan komplementer untuk mengurangi tekanan darah pada pasien
hipertensi. Pengobatan non-farmakologis tidak memiliki efek samping saat
digunakan jangka panjang dan lebih aman dilakukan sebagai pengobatan
untuk penderita hipertensi (Restiany, 2020). Pengobatan alternatif yang dapat
menjadi pilihan dan sangat ramah dikantong untuk menurunkan tekanan darah
adalah terapi herbal. Terapi herbal banyak digunakan masyarakat dalam
menangani penyakit hipertensi dikarenakan memiliki efek samping yang
sedikit. Contoh pengobatan yang digunakan dalam terapi herbal yaitu daun
seledri (Apium graveolens) binahong (Anredera cordifolia),bawang putih
(Allium sativum), bawang merah (Allium cepa), tomat (Lyocopercison
lycopersicum), semangka (Citrullus vulgaris) (Ibrahim,2018).
Daun Seledri ( Apium graveolens) merupakan tanaman yang mudah di
temukan, memiliki harga yang relatif murah, serta telah diteliti mengenai
efektivitasnya dalam menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi.
Tanaman ini mengandung flavonoid, saponin, tanin 1%,flavo-glukosida
(apiin), minyak atsiri, apigenin, kolin, vitamin A,B dan C, yang berkhasiat
untuk antihipertensi. Sudah banyak penelitian tentang kandungan fitosterol,
kolin, lipase, pthalides, asparagine, zat pahit, vitamin, aigenin dan alkoloid.
(Evelina, 2023).
Berdasarkan paparan diatas, penulis sangat tertarik untuk mereview
beberapa literatur terkait tindakan non- farmakologis yaitu dengan
menggunakan daun seledri. Tindakan keperawatan ini diyakini dapat
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi, dan dapat menjadi
evidence based agar penderita hipertensi dapat menerapkan secara mandiri.

B. Tujuan Penulisan Literature Review


1. Tujuan Umum
Menganalisa pengaruh pemberian terapi non- farmakologis menggunakan
daun seledri pada penderita hipertensi melaluil iterature review.

2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan karakteristik responden pasien hipertensi pada artikel yang
direview
b. Mendiskripsikan pendekatan metode terapi non- farmakologi,. menggunakan
daun seledri pada penderita hipertensi
c. Mendeskripsikan tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian terapi daun
seledri pada penderita hipertensi
d. Mendiskripsikan efektifitas pemberian terapi daun seledri terhadap
penurunan tekanan darah pada artikel yang direview

C. Bidang Ilmu
Penulisan literature ini meliputi bidang Ilmu Keperawatan,terkait
Ilmu Keperawatan Medikal Bedah yang menjelaskan tentang pengaruh daun seledri
dalam menurunkan tekanan darah pada artikel yang direview.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang terjadi bila
tekanan sistoliknya ≥ 140 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Hipertensi
seringkali tidak menimbulkan gejala sehingga merupakan penyebab terbesar dari
ketidakpatuhan melaksanakan pengobatan (Virani, 2020). Hipertensi ditandai
dengan meningkatnya tekanan pada aliran darah yang ada pada tubuh manusia,
sehingga meningkatkan tekanan didalam pembuluh darah. Joint National
Committee VII (2014) menyebutkan bahwa usia lebih dari sama dengan 18 tahun
dengan tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg
merupakan kategori seseorang dikatakan hipertensi. Penyakit hipertensi ini dapat
dijumpai pada usia muda dan juga usia lanjut karena proses degeneratif (Kemenkes,
2014). Penyakit ini juga sering disebut sebagai silent killer, karena pada beberapa
kasus tanda dan gejala tidak muncul secara nyata (Rahmawati , 2020).

Hipertensi adalah kondisi kronis dimana tekanan darah meningkat


yang dapat menyerang siapa saja, baik muda maupun tua, serta orang kaya dan
miskin. Hipertensi merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia.
Namun, hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya,
melainkan sebagai memicu terjadinya penyakit lain memberikan dampak
mematikan. Angka kejadian hipertensi dapat berimbas juga terhadap tingginya
penyakit kronis lain sebagai komplikasi hipertensi seperti stroke ulang, gagal
jantung, gagal ginjal dan penyakit serius lainnya menyebabkan tingginya
angka kesakitan dan kematian (Simanjuntak & Situmorang, 2022).
2. Klasifikasi Penyebab Hipertensi
a. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Penyebabnya Berdasarkan penyebabnya
hipertensi dibedakan menjadi dua golongan yaitu hipertensi primer dan
hipertensi sekunder, dimana dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini
menurut (Bustan MN, (2018)
1) Hipertensi primer atau hipertensi esensial terjadi karena peningkatan
persisten tekanan arteri akibat ketidakteraturan mekanisme kontrol
homeostatik normal.
2) Hipertensi sekunder atau hipertensi renal merupakan hipertensi yang
penyebabnya diketahui. Hampir semua hipertensi sekunder berhubungan
dengan ganggaun sekresi hormon dan fungsi ginjal. Umumnya hipertensi
sekunder dapat disembuhkan dengan penatalaksanaan penyebabnya
secara tepat.
b. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Tingginya Tekanan Darah

Berdasarkan tingginya tekanan darah, hipertensi diklasifikasikan sebagai


berikut menurut (Bustan MN, (2018)
1) Hipertensi bordeline : tekanan darah antara 140/90 mmHg dan 160/95
mmHg
2) Hipertensi ringan : tekanan darah antara 160/95 mmHg dan 200/110
mmHg
3) Hipertensi moderate : tekanan darah antara 200/110 mmHg dan 230/120
mmHg
4) Hipertensi berat : tekanan darah antara 230/120 mmHg dan 280/140
mmHg

c. Klasifikasi Menurut Gangguan Tekanan Darah, menurut (Bustan MN, (2018)


1) Hipertensi Sistolik : Tingginya tekanan darah di sistolik
2) Hipertensi Diastolik : Tingginya tekanan darah di diastolik

3. Faktor- faktor yang mempengaruhi Hipertensi


Beberapa faktor resiko dapat digolongkan menjadi faktor resiko yang tidak
dapat di ubah dan faktor resiko yang dapat diubah menurut (Black, JM&Hawks,
JH, 2014).
a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
1) Usia
Faktor usia merupakan salah satu faktor resiko yang berpengaruh terhadap
hipertensi karena dengan bertambahnya usia maka semakin tinggi pula
resiko menderita hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring dengan
bertambahnya usia, hal ini karena disebabkan oleh perubahan alamiah
dalam tubuh yang mempengaruhi pembulu darah, hormon serta jantung
(Oktaviani , 2022).
2) Jenis Kelamin
Dalam hal ini, pria cenderung lebih banyak menderita hipertensi
dibandingkan dengan wanita. Hal tersebut terjadi karena adanya dugaan
bahwa pria memiliki gaya hidup yang kurang sehat jika dibandingkan
dengan wanita. Menurut beberapa penilitian, terdapat kecenderungan
bahwa pria dengan usia lebih dari 45 tahun lebih rentan mengalami
peningkatan tekanan darah, sedangkan wanita cenderung mengalami
peningkatan tekanan darah pada usia 55 tahun atau menopause. (Black,
JM&Hawks, JH, 2014)
3) Genetik (Keturunan)
Resiko terkena akan lebih tinggi pada orang dengan keluarga dekat yang
memiliki riwayat hipertensi. Selain itu faktor keturunan juga dapat
berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam (NaCl) dan renin
membran sel. (Black, JM&Hawks, JH, 2014)
b. Faktor risiko yang dapat diubah
1) Obesitas
Obesitas adalah keadaan penumpukan lemak berlebih dalam tubuh. Berat
badan yang berlebih akan meningkatkan volume darah untuk mencukupi
kebutuhan oksigen dan nutrisi yang lebih banyak, yang secara otomatis
akan menaikkan tekanan darah. (Black, JM&Hawks, JH, 2014).

2) Merokok
Merokok dapat menyebabkan otot jantung mengalami peningkatan.
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah dan melukai dinding
arteri sekaligus mempercepat proses pengerasan. (Black, JM&Hawks,
JH, 2014).
3) Alkohol dan kafein berlebih

Alkohol diduga akibat adanya peningkatan kadar kortisol, peningkatan


volume sel darah merah, dan kekentalan darah mengakibatkan
peningkatan tekanan darah. Semetara itu, kafein diketehui dapat
membuat jantung berpacu lebih cepat sehingga megalirkan darah lebih
banyak setiap detiknya. (Black, JM&Hawks, JH, 2014).
4) Konsumsi garam berlebih

Garam (NaCl) mengandung natrium yang dapat menarik cairan di luar


sel agar tidak dikeluarkan sehingga menyebabkan penumpukan cairan
dalam tubuh. Hal inilah yang membuat peningkatan volume dan
tekanan darah. (Black, JM&Hawks, JH, 2014).
5) Stress

Kejadian hipertensi lebih besar terjadi pada individu yang memiliki


kecenderungan stress emosional yang dapat merangsang timbulnya
hormone adrenalin dan memicu jantung berdetak lebih kencang
sehingga memicu peningkatan tekanan darah. (Black, JM&Hawks, JH,
2014).
6) Ketidakseimbangan hormonal

Ketidak seimbangan hormonal dapat memicu gangguan pada


pembuluh darah. Gangguan tersebut berdampak pada peningkatan
tekanan darah. Gangguan keseimbangan hormonal ini biasanya dapat
terjadi pada penggunaan alat kontrahormonal seperti pil KB. (Black,
JM&Hawks, JH, 2014).

4. Patofisiologi Hipertensi

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah


dimulai dari saraf simpatis yang berada dipusat vasomotor medula spinalis.
Saraf simpatis dari medulla spinalis berlanjut ke korda spinalis dan keluar dari
kolumnamedula spinalis menuju ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor disampaikan ke ganglia simpatis melalui impuls
yang kemudian neuron preganglion mengeluarkan asetilkolin yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah. Pelepasan
norepinefrin akan menyebabkan terjadinya kontriksi pembuluh darah (Price, S.,
A dan Wilson, 2005).
Saraf simpatis sebagai perangsang pembuluh darah sebagai respon
terhadap emosi, juga mengakibatkan tambahan pada aktivitas vasokonstriksi
(Smetlzer dan Bare, 2011). Medula adrenal mengeluarkan epinefrin, kortisol,
dan steroid lainnya yang menyebabkan vasokonstriksi. Vasokonstriksi
merangsang pengeluaran renin akibat penurunan aliran darah ke ginjal. Sekresi
renin akan merangsang pelepasan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angitensin II dan merangsang korteks adrenal mengeluarkan aldosteron.
Hormon aldosteron akan menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus
ginjal sehingga meningkatkan volume intravaskular (Smetlzer dan Bare, 2011).
Semua mekanisme tersebut mencetuskan terjadinya peningkatan tekanan darah.

5. Komplikasi dan Faktor Resiko Hipertensi

Penderita hipertensi berisiko terserang penyakit lain yang timbul kemudian.


Beberapa penyakit yang timbul sebagai akibat hipertensi di antara nya sebagai
berikut (Dalimartha, 2008) :
a. Penyakit Jantung Coroner

Penyakit ini sering di alami penderita hipertensi sebagai akibat terjadi nya
pengapuran pada dinding pembuluh darah jantung. Penyempitan lubang
pembuluh darah jantung menyebab kan berkurang nya aliran darah pada
beberapa bagian otot jantung. Hal ini menyebab kan rasa nyeri di dada dan
dapat berakibat gangguan pada otot jantung. Bahkan, dapat menyebab kan
timbul nya serangan jantung.
b. Gagal Jantung

Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat untuk
memompa darah. Kondisi itu berakibat otot jantung akan menebal dan
merenggang sehingga daya pompa otot menurun. Pada akhir nya dapat
terjadi kegagalan kerja jantung secara umum. Tanda-tanda ada nya
komplikasi yaitu sesak napas, napas putus- putus (pendek), dan terjadi
pembengkakan pada tungkai bawah serta kaki.
c. Kerusakan Pembuluh Darah Otak (Stroke)
Beberapa penelitian di luar negeri mengungkapkan bahwa hipertensi
menjadi penyebab utama pada kerusakan pembuluh darah otak. Ada dua
jenis kerusakan yang di timbulkan yaitu pecahnya pembuluh darah dan
rusaknya dinding pembuluh darah. Dampak akhirnya, seseorang bisa
mengalami stroke dan kematian.

d. Gagal Ginjal

Gagal ginjal merupakan peristiwa di mana ginjal tidak dapat berfungsi


sebagaimana mestinya. Ada dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi,
yaitu nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna. Nefrosklerosis
benigna terjadi pada hipertensi yang berlangsung lama sehingga terjadi
pengendapan fraksi-fraksi plasma pada pembuluh darah akibat proses
menua. Hal itu akan menyebabkan daya permeabilitas dinding pembuluh
darah berkurang. Adapun nefrosklerosis maligna merupakan kelainan ginjal
yang di tandai dengan naiknya tekanan diastole di atas 130 mmHg yang di
sebabkan terganggunya fungsi ginjal.

6. Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanaan yang ideal diharapkan mempunyai ciri-ciri seperti dapat
menurunkan tekanan darah secara bertahap dan aman, lalu berkhasiat untuk
semua jenis hipertensi, melindungi organ-organ vital, dapat meminimalkan efek
samping dari obat farmakologi seperti batuk, sakit kepala dan edema , menurut
(Black, JM & Hawks, JH, 2014).
a. Penatalaksanaan Farmakologi
Terapi farmakologi yaiu memberikan terapi obat antihipertensi yag di
anjurkan oleh JNC VII dalam Nuraini (2015) yaitu diuretic, terutama jenis
thiazide (Thiaz) atau aldosteon antagonis, beta blocker, calcium chanetl
bocker atau calciumantagonist, Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor
(ACEI), Angiotensin II Receptor Blockeratau AT1 receptor antagonis/
blocker (ARB). Adapun contoh obat antihipertensi antara lain yaitu;
1) Beta –blocker (misalnya: Propanolo, antenolol)
2) Penghambat angiotensin converting enzyme (misalnya: captopril,
enalapril)
3) Antagonis angiotensin II (misalnya: candesartan, losartan)
4) Calcium channel blocker (misalnya amlodipine, nifedipin)
5) Alpha-blocker (misalnya doksasozin)

Semua kelas obat antihipertensi, seperti angiotensin converting enzim


inhibitor (ACEI), angiotensin reseptor bloker (ARB), beta-bloker (BB),
kalsium chanel bloker (CCB), dan diuretik jenis tiazide, dapat menurunkan
komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ targe,t Majid (2017)
b. Penatalaksanaan Non Farmakologi
Salah satu pengobatan hipertensi dengan non farmakologis adalah dengan
menggunakan terapi herbal. Terapi herbal biasanya digunakan dengan
memanfaatkan berbagai tanaman obat yang dijadikan ramuan untuk dikonsumsi.
Contohnya seperti daun seledri yang biasa digunakan untuk pengobatan
hipertensi, biasanya dibuat rebusan kemudian dapat diminum. Penggunaan
herbal kini banyak diminati oleh masyarakat karena selain berkhasiat, terapi
herbal juga relatif lebih murah dan tidak menimbulkan efek samping
dibandingkan dengan obat bahan kimia (Sari YN, 2017).

7. Pencegahan Hipertensi
a. Mengatasi Obesitas/ Menurunkan Kelebihan Berat Badan Prevalensi
hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita
hipertensi pada orangorang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
sesorang yang badannya normal (Kemenkes RI, 2014).
b. Mengurangi asupan garam didalam tubuh Batasi asupan garam sampai
dengan kurang dari 5 gram (1 sendok teh) per hari pada saat memasak.
c. Ciptakan Keadaan Rileks Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau
hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang akan menurunkan tekanan
darah.
d. Melakukan Olahraga Teratur
Berolahraga seperti senam aerobic atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali dalam seminggu dapat menambah kebugaran dan
memperbaiki metabolisme tubuh yang akhirnya mengontrol tekanan darah
(Kemenkes.RI, 2014).
e. Berhenti merokok Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon
monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah
dapat merusak jaringan endotel pembuluh darah arteri yang mengakibatkan
proses artero sclerosis dan peningkatan tekanan darah.

B. Tekanan Darah
1. Definisi Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.
Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi disebut tekanan sistolik,
sedangkan tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat disebut
tekanan diastolik. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan
sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari
100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal biasanya
120/80 mmHg (Smetlzer dan Bare, 2011).
Tekanan darah adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh jantung yang
berkontraksi seperti pompa, untuk mendorong agar darah terus mengalir ke
seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Tekanan darah ini diperlukan agar darah
tetap mengalir dan mampu melawan gravitasi, serta hambatan dalam dinding
pembuluh darah. Tekanan darah dibagi menjadi dua, yaitu tekanan darah sistolik
dan diastolik. Angka lebih tinggi diperoleh pada saat jantung
berkontraksidisebut tekanan darah sistolik. Angka yang lebih rendah diperoleh
pada saat jantung berelaksasi disebut tekanan darah diastolik. Tekanan darah
ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik (Khasanah,2012).

2. Fisiologi Tekanan darah

Tekanan darah, gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding


pembuluh. Tekanan darah bergantung pada volume darah yang terkandung
di dalam pembuluh dan compliance, atau Distensibilitas dinding pembuluh
( seberapa mudah pembuluh tersebut diregangkan. Darah mengalir dalam
suatu lingkaran tertutup antara jantung dan organ- organ. Arteri
mengangkut darah dari jantung ke seluruh tubuh. Arteriol mengatur jumlah
dara yang mengalir ke masing- masing organ. Kapiler adalah tempat
sebenernya pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan sekitar. Vena
mengembalikan darah dari tingkat jaringan kembali ke jantung. Pengaturan
tekanan arteri rerata bergantung pada kontrol dua penentu utamanya curah
jantung dan resistensi perifer total. Kontrol curah jantung dan isi sekuncup,
sementara resistensi perifer total terutama ditentukan oleh derajat
vasokontriksi arteriol (Sherwood,2012).

Regulasi jangka pendek tekanan darah dilakukan terutama oleh refleks


baroreseptor. Baroreseptor sinus karotis dan arkus aorta secara terus menerus,
memanau tekanan arteri rerata. Jika mendeteksi penyimpangan dari normal
maka kedua baroreseptor tersebut memberi sinyal ke pusat kardiovaskule
medula, yang berespon dengan menyesuaikan sinyal otonom ke jantung dan
pembuluh darah untuk memulihkan tekanan darah kembali normal. Kontrol
jangka panjang tekanan darah melibatkan pemeliharaan volume plasma yang
sesuai melalui kontrol ginjal atas keseimbangan garam dan air. Tekanan darah
dapat meningkat secara abnormal ( hipertensi) atau terlalu rendah ( hipotensi).
Hipotensi yang berat dan menetap yang menyebabkan kurang memadainya
penyaluran darah secara umum dikenal sebagai syok sirkulasi
( Sherwood,2012).

3. Komponen Tekanan Darah

Darah mengalir melalui pembuluh darah dan memiliki kekuatan untuk


menekan dinding pembuluh darah, secara umum ada dua komponen tekanan
darah menurut Martuti,( 2009) yaitu :
a. Tekanan Sistolik ( angka atas ) yaitu tekanan yang timbul akibat pengerutan bilik
jantung sehingga ia akan memompa darah dengan tekanan besar.
b. Tekanan Diastolik ( angka bawah ) yaitu kekuatan penahann pada dinding
pembuluh darah saat jantung mengembang anatara denyut terjadi ketika jantung
dalam keadaan mengembang atau beristirahat.
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi Tekanan darah

Tekanan darah sangat penting, leh karena itu terdapat bebebrapa faktor dan
proses fisiologis yang berinteraksi untuk tetap menjaga tekanan darah
dalam batas normal ( Scanlon,sanders 2007)
a. Aliran Balik Darah
Jumlah darah yang kembali menuju jantung melalui vena, Aliran darah penting
karena jantung dapat memompa darah yang diterimanya. Apabila aliran balik
darah jantung menurun serabut otot jantung tidak dapat direnggangkan
sehingga kekuatan sistolik ventrikel akan menurun dan tekanan darah akan
menurun.
b. Frekuensi dan Kekuatan Kontraksi Jantung
Secara umum bila keepatan dan kekuatan kontraksi meningkat, tekanan darah
juga meningkat. Keadaan ini terjadi saat berolahraga. Apabila jantung
berdenyut sangat cepat, ventrikel tidak akan terisi penuh diantara denyutan
tersebut, sehingga curah jantung dan tekanan darah akan menurun.
c. Resistensi Perifer
Arteri dan vena biasanya akan sedikit berkontriksi untuk mempertahankan
tekanan diastolik normal.
d. Elastisitas relaksasi
Ketika ventrikel kiri berkontraksi darah akan masuk ke arteri besar dan
merenggangkan dindingnya. Dinding arteri bersifat elastis dan meredam
tekanan. Ketika ventrikel kiri berelaksasi, dinding arteri kembali ke posisi
semula sehingga membantu mempertahankan tekanan darah dalam batas
normal. Oleh karena itu elastisitas normal akan menurunkan tekanan sistolik
dan meningkatkan tekanan diastolik, dan mempertahankan nadi normal.
e. Viskositas Darah
Viskositas darah normal bergantung pada adanya sel darah merah dan protein
plasma.
f. Kehilangan Darah
Kehilangan darah dalam jumlah kecil dapat menyebabkan tekanan darah
menurun untuk sementara, yang kemudian diikuti kompensasi yang cepat
berupa peningkatan denyut jantung dan vasokontriksi.
g. Hormon
Medula adrenal akan mensekresi norepinefrindan epineprin pada kondisi
strees. Norepinefrin menstimulasi vasokontriksi yang dapat meningkatkan
tekanan darah. Epineprin juga menyebabkan vasokontriksi dan meningkatkan
denyut jantung serta kekuatan kontraksinya shingga akan meningkatkan
tekanan darah.

5. Regulasi Tekanan Darah

faktor utama yang dapat mempengaruhi tekanan darah ialah tekanan


pembuluh darah perifer, curah jantung, volume maupun aliran darah. Faktor-
faktor yang dapat meregulasi (mengatur) tingkat tekanan darah yang bekerja
pada periode jangka waktu pendek dan juga jangka waktu panjang. Regulasi
terhadap tingkat tekanan darah dapat dibagi menjadi Muttaqin (2014):
a. Regulasi Jangka Pendek Terhadap Tekanan Darah Regulasi jangka pendek
ini dapat diatur oleh:
1) Sistem Persarafan
Sistem persarafan bertujuan untuk mengontrol tingkat tekanan darah
dengan mempengaruhi suatu tahanan pada pembuluh perifer.
Tujuan utamanya ialah:
a) Mempengaruhi distribusi pada darah sebagian dari respon terhadap
meningkatnya kebutuhan pada bagian tubuh lain yang lebih spesifik.
b) Mempertahankan tekanan pada arteri rata-rata (MAP) yang pas dengan
mempengaruhi ukuran diameter pada pembuluh darah menyebabkan
perubahan yang cukup bermakna pada tekanan darah. Penurunan
volume darah sehingga menyebabkan konstriksi pada pembuluh darah
ke seluruh tubuh kecuali pembuluh darah yang memperdarahi jantung
maupun otak, tujuannya ialah untuk menyalurkan darah ke semua organ
vital sebesar mungkin.
2) Peranan Pusat Vasomotor
Pusat vasomotor yang mempengaruhi diameter dari pembuluh
darah ialah pusat vasomotor yaitu merupakan kumpulan dari serabut
saraf simpatis. Peningkatan dari aktivitas simpatis bias menyebabkan
vasokontriksi secara menyeluruh dan meningkatkan tekanandarah.
Sebaliknya penurunan dari aktivitas simpatis memungkinkan relaksasi
pada otot polos pada pembuluh darah serta menyebabkan penurunan
terhadap tekanan darah sampai dengan nilai basal. Pusat vasomotor
maupun kardiovaskular akan secara bersamaan meregulasi tekanan
darah dengan cara mempengaruhi curah jantung maupun diameter dari
pembuluh darah. Impuls secara tetap melewati serabut eferen saraf
simpatis (serabut motorik) yang telah keluar melalui medulla spinalis
terhadap segmen T1 sampai dengan L2, kemudian masuk untuk menuju
otot polos pada pembuluh darah terutama pada pembuluh darah arteriol
sehingga dapat selalu dalam keadaan konstriksi sedang yang disebut
juga dengan tonus vasomotor.
3) Refleks Baroreseptor

Refleks baroresptor ialah merupakan reflek yang paling utama


untuk menentukan kontrol regulasi, denyut jantung maupun tekanan
darah. Mekanisme pada reflek baroreseptor untuk meregulasi
perubahan pada tekanan darah ialah dengan cara melakukan fungsi
dari reaksi secara cepat dari baroreceptor, yaitu dengan melindungi
siklus semasa fase akut dari perubahan tingkat tekanan darah. Pada
saat tingkat tekanan darah pada arteri meningkat serta meregang,
reseptor-reseptor ini secara cepat mengirimkan impulsnya ke pusat
vasomotor lalu menghambatnya yang mengakibatkan terjadinya
proses vasodilatasi terhadap ateriol dan juga vena sehingga tingkat
tekanan darah dapat menurun (Muttaqin, 2014).
4) Refleks Kemoreseptor
Apabila kandungan oksigen atau pH dalam darah menurun atau
kadar karbondioksida didalam darah meningkat, maka dari itu
kemoreseptor yang akan di arkus aorta dan juga pembuluh- pembuluh
besar yang ada dileher mengirimkan impuls menuju pusat vasomotor
dan terjadilah proses vasokontriksi yang dapat membantu mempercepat
darah kembali menuju ke jantung dan juga ke paru (Muttaqin, 2014).
C. Daun Seledri

gambar 2. 1 Daun Seledri


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Seledri

1. Definisi Daun Seledri

Seledri atau Apium graveolens sudah sangat dikenal pemanfaatannya


oleh masyarakat luas. Daun tanaman tersebut dikonsumsi sebagai lalapan
dan penghias hidangan. Bijinya juga dimanfaatkan sebagai bahan penyedap
dan ekstrak minyak seledri digunakan sebagai obat (Dinas Ketahanan
Pangan NTB, 2020).

2. Kandungan Daun Seledri

Apium graveolens L. yang hidup di alam bebas mengandung


glukosida, apiumoside, minyak atsiri dengan kandungan paling melimpah
ada dalam biji. Minyak atsiri seledri efektif menghambat akivitas
Escherichia coli, cukup menghambat Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans. Komposisi kimia minyak
atsiri diselidiki dengan gas analisis kromatografi, hasilnya komponen utama
yang diidentifikasi adalah β-pinene, camphene, cumene, limonene, α-
thuyene, α -pinene, β-phellendrene, p-cymene, ˠterpinene, sabinene dan
terpinolene (Baananou et al., 2013). Selain kandungan minyak atsiri,
ekstrak seledri juga mengandung tanin, saponin, flavonoid.(Anisatu,2021).

3. Mekanisme Daun Seledri dalam menurunkan Tekanan Darah

Secara tradisional tanaman seledri digunakan sebagai pemacu enzim


pencernaan atau sebagai penambah nafsu makan, peluruh air seni, dan
penurun tekanan darah. Penelitian dari Saputra & Fitria (2016) melaporkan
bahwa seledri mengandung beberapa zat yang menurunkan tekanan darah,
antara lain apiin, manitol, apigenin, dan potassium. Mekanisme umum
tanaman ini dalam mengontrol tekanan darah yaitu, memberikan efek
dilatasi pada pembuluh darah dan menghambat angiotensin converting
enzyme (ACE). Selain itu kandungan 3-n-butylpthalide atau phthalides
dalam seledri berperan dalam merelaksasi dan melemaskan otot-otot halus
pembuluh darah dan menurunkan hormon stress dalam darah.
(Anisatu,2021).

4. Jenis Sediaan Terapi Daun Seledri

a. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang diperoleh dengan
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Sari, 2010).
Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat
secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan dengan cara
destilasi dengan pengurangan tekanan, agar bahan utama obat sesedikit
mungkin terkena panas. Ekstraksi adalah suatu proses yang dilakukan
untuk memperoleh kandungan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan
maupun hewan. Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat
dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di
luar pengaruh cahaya matahari langsung, ekstrak kering harus mudah
digerus menjadi serbuk. Cairan penyari yang digunakan air, etanol dan
campuran air etanol (Agoes, 2008).

b. Simplisia

Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum
mengalami perubahan proses apapun dan umumnya berbentuk bahan yang
telah dikeringkan.(Nirmalawaty, A 2021)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah Literature Review. Tinjauan Pustaka merupakan
suatu pengumpulan data atau sumber (jurnal, buku, teks, dan literatur lainnya)
yang berkaitan dengan suatu topik tertentu. Literature riview adalah sebuah
metode penelitian yang sistematis, eksplisit dan resprodusibel dengan
melakukan identifikasi, evaluasi dan sintesis terhadap literature berupa karya-
karya hasil penelitian. Untuk mencari artikel dapat menggunakan google
scholar, garuda dan researchgate.
Pencarian Instrumen menggunakan PICOC
Proses perumusan pertanyaan masalah berdasarkan PICO ataupun PICO(S)
framework yang merupakan akronim dari:
P (Population, Problem) : pasien hipertensi
I (Intervention, Indicator): terapi daun seledri
C (Comparation) : extrak daun sledri, simplisia seledri, bawang putih,
rebusan daun seledri
O (Outcome): hasil atau luaran yang diperoleh pada studi terdahulu:
Penurunan Tekanan Darah

C ( contex): Studi Literature Review Penurunan tekanan darah penderita


Hipertensi
B. Kriteria Inklusi

Untuk membatasi dan mengerucutkan pencarian artikel yang lebih berfokus


pada topik atau masalah yang dipilih, kriteria inklusi dalam penelitian ini
dirumuskan berdasarkan: jangka waktu, tipe studi, tipe intervensi, hasil ukur
(outcome). Pada penelitian ini, kriteria tersebut dirumuskan dengan
mengunakan pendekatan PICO(S) framework yang diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 3. 1 Inklusi Kriteria


Kriteria Inklusi Penelitian
Kriteria Inkusi
Jangka Waktu Rentang waktu penerbitan maksimal 5
tahun ( 2018-2023)
Tipe Studi Quasi Experimen
Bahasa Bahasa indonesia dan Bahasa Inggris
Jenis Jurnal Original artikel penelitian, tersedia full
text
Tema Isi Jurnal Efektivitas Terapi Daun Seledri pada
pasien Hipertensi

C. Strategi Pencarian Literature


Pencarian dalam penelitian ini dimulai saat sebelum dan saat proses
literatur riview. Jenis literatur yang dipergunakan dalam penelitian ini
didapatkan melalui penelusuran artikel terpublikasi pada google Schola,r
garuda, dan researchgate dengan menerapkan beberapa kata kunci yang sesuai
dengan topik. Komponen artikel yang dipilih berdasarkan tahun terbit mulai
2018-2023, bahasa (indonesia dan inggris) , jenis jurnal ,desain penelitian
menggunakan quasi experimen, dan full text. Kata kunci yang digunakan dalam
literatur review ini “Daun seledri dan hipertensi”. Penulis mendapatkan sepuluh
(10) artikel yang akan direview. 6 artikel didapatkan dari penelusuran
menggunakan google scholar , 2 artikel berasal dari garuda dan 2 artikel
menggunakan researchgate.
D . Penelurusan Artikel
Proses penelurusan artikel hingga melakukan literature review, peneliti
menerangkan hasil penemuannya melalui Prisma Flow Diagram, terdapat 4
tahapan dalam menyusun diagram PRISMA (Timotius,2017), meliputi:
1. Identification (Tahap Identifikasi)

Pada tahap identifikasi ini penulis melakukan penelusuran artikel


berdasarkan kata kunci dengan menggunkan “OR” atau “AND” pada
database online seperti Google Scolar,Pubmed dan Garuda.
2. Screening (Tahap Penyaringan)

Pada tahap penyaringan ini semua artikel yang telah ditemukan dilakukan
seleksi berdasarkan judul, abstrak, dan tahun publikasi. Selain itu pada
tahap ini juga dilakukan seleksi berdasarkan kriteria inklus dan eksklusi
yang telah ditentukan oleh peneliti. Jika ditemukan terdapat duplikasi
artikel dari database pencarian yang berbeda maka salah satunya akan
dihapus / di eksklusi.
3. Eligibility (Tahap Kelayakan)

Pada tahap kelayakan ini artikel atau artikel penelitian yang telah melalui
proses seleksi sebelumnya kembali dilihat kelayakannya dengan membaca
keseluruhan isi dari artikel tersebut. Proses ini dilakukan untuk memastikan
agar artikel relevan untuk ditinjau dan bisa menjawab pertanyaan
penelitian.
4. Include

Pada tahap akhir artikel atau artikel penelitian yang sudah didapatkan
melalui seleksi berdasarkan kriteria sebelumnya kemudian disaring kembali
dan hasil dari proses tersebut akan dilakukan review yang digunakan
sebagai data dalam penelitian ini.
Penelusuran awal
google Scholar 1890 Penelitian dibawah tahun 2018
Garuda 24 n : 702
researchgate 98
n : 2012

Google Scholar 1260


Garuda 17
researchgate 33
n: 1310
Judul topik artikel tidak sesuai
kriteria inklusi
(n : 1157)

Skema 3. 1 Uraian
Eligbility Google Scholar 116
hasil penelusuran artikel
Garuda 17
researchgate 20
n: 153
Identification
Intervensi outcome tidak sesuai kriteria,
tidak ada assces, artikel tidak lengkap
n : 143

Screening
E. Sintesis Data

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran


mengenai suatu keadaan yang berkaitan denga masalah yang diteliti.
Mengevaluasi dengan membandingkan, lalu menemukan beberapa kesamaan
serta dapat ditarik menjadi kesimpulan. Data yang diperoleh kemudian diringkas
meliputi judul artikel, penulis, tahun
include 10 artikel penelitian full text
dilakukan review
terbit, sumber, metode hasil dan
7 artikel nasional kesimpulan. Uraian hasil sintesis data
3 artikel internasional
yang didapatkan dalam Tabel sebagai
berikut :
Tabel 3. 2 sintesa data
SINTESIS DATA
Judul (Nama Sumber Metode penelitian Hasil Kesimpulan
penulis,tahun)
Efek Pemberian Bawang JurnalKesehatan Masyarakat a. Desain penelitian : Quasy Menunjukkan bahwa Daun seledri dapat
Putih Dan Seledri Terhadap Mulawarman eksperimen pemberian bawang putih dan menurunkan tekanan darah
Tekanan Darah Pasien b. populasi dan sampel : seledri berpengaruh terhadap serta ada perbedaan rata-rata
Hipertensi Di Puskesmas Populasi penelitian ini penurunan tekanan darah tekanan darah diastolik
Batua Kota Makassar
adalah penderita penderita hipertensi. terjadi pada pengukuran hari
Penulis :
Nurfitria Dara
hipertensi tidak terkontrol Persentase penurunan paling pertama, kedua dan ketiga.
Latuconsina ,Ridwan yang berada di wilayah tinggi adalah pada kelompok Sementara untuk yang paling
Amiruddin , Saifuddin kerja Puskesmas Batua seledri (72%). Perbedaan rata- efektif dalam menurunkan
Sirajuddin (2019) Sampel sebanyak 50 rata tekanan darah sistolik tekanan darah tinggi adalah
orang penderita hipertensi pada kedua kelompok terjadi seledri.
yang dibagi atas dua pada pengukuran ketiga dan
kelompok yaitu keempat (p<0,05).
kelompok yang diberi
bawang putih dan
kelompok yang diberi
seledri masing-masing
sebanyak 25 orang
c. teknik sampling : tidak
disebutkan
d. Variabel terikat:
menurunkan tekanan
darah
e. variabel bebas: terapi air
rebusan daun seledri dan
bawang putih
f. intervensi : pemberian
daun seledri dan bawang
putih
g. uji stastistik: Annova
Pengaruh Pemberian Jurnal Kebidanan Kestra a. Desain penelitian : Quasy Hasil penelitian ini ada pengaruh konsumsi
Judul (Nama Sumber Metode penelitian Hasil Kesimpulan
penulis,tahun)
Rebusan Daun Seledri (JKK) eksperimen menunjukkan bahwa seledri menurunkan
(Apium Graveolens L) b. populasi dan sampel : pemberian rebusan seledri kontraksi dalam cairan
Terhadap Tekanan Darah seluruh ibu menopause (Apium Graveolens) efektif ekstraseluler otot polos
Pada Wanita Menopause yang mengalami dalam menurunkan tekanan pembuluh darah
Dengan Hipertensi hipertensi tingkat I dan II darah sistol dan diastol pada
Peneliti: sebanyak 28 orang. hipertensi ringan sebanyak
Diah Evawanna c. teknik sampling : 200 ml selama 1 minggu dan
Anuhgera, Rizky purposive sampling diperoleh sebesar 18.75% dan
Yolanda, Riris Sitorus, d. Variabel terikat: 14.85% dengan nilai p value
Nikmah Jalilah Ritonga, menurunkan tekanan 0.00 dan 0.001.
Damayanti,(2020) darah
e. variabel bebas: terapi air
rebusan daun seledri
f. intervensi : pemberian
daun seledri
g. uji stastistik: pair t-test
dan unpaired t-tes
Penurunan Tekanan Mimbar Ilmiah Kesehatan a. Desain penelitian : Quasy Hasil penelitian menunjukkan Pemberian rebusan daun
Darah Penderita Ibu dan Anak eksperimen rerata tekanan darah sebelum seledri (Apium graveolens
Hipertensi dengan b. populasi dan sampel : 20 148/91 mmHg dan rerata L) berpengaruh terhadap
Pemberian Air Rebusan orang yang dipilih secara sesudah 147/88 mmHg. Selain penurunan tekanan darah
Seledri (Apium purposive sample. Subjek itu, terdapat pengaruh penderita hipertensi
graveolens L) dibagi menjadi 2 pemberian rebusan seledri
Peneliti: kelompok, kelompok terhadap penurunan tekanan
Kartika Mariyona,(2020) kontrol dan intervensi. darah (p value 0,001 p pada
Kelompok intervensi sistole dan diastol
diberikan rebusan seledri
sebanyak 200 cc selama 5
hari
c. teknik sampling :
purposive sample
d. Variabel terikat:
penurunan tekanan darah
Judul (Nama Sumber Metode penelitian Hasil Kesimpulan
penulis,tahun)
e. variabel bebas: terapi air
rebusan daun seledri
f. intervensi : pemberian
daun seledri
g. uji stastistik: t-test
Pengaruh Pemberian Air PROFESI (Profesional a. Desain penelitian : Quasy Terdapat pengaruh signifikasi Ada pengaruh pemberian air
Rebusan Daun Seledri Islam): Media Publikasi eksperimen pemberian air rebusan daun rebusan daun seledri
Terhadap Penurunan Penelitian b. populasi dan sampel : seledri terhadap penurunan terhadap tekanan darah
Tekanan Darah Tinggi Sampel dari penelitian ini tekanan darah pada penderita tinggi pasa penderita
Pada Penderita Hipertensi adalah pasien yang hipertensi grade 1 di hipertensi grade 1
Grade I menderita penyakit Posyandu Blulukan 2 dengan
Penulis: hipertensi grade 1 nilai p = 0.01.
Cemy Nur Fitria, Meidina sebanyak 15 orang di
Putri Anggraini , Sri Posyandu Blulukan 2
Handayani,(2021) Kelurahan Blulukan,
Kecamatan Colomadu,
Kabupaten Karanganyar.
c. teknik sampling :
purposive sampling
d. Variabel terikat:
penurunan tekanan darah
e. variabel bebas: terapi air
rebusan daun seledri
f. intervensi : pemberian
daun seledri
g. uji stastistik: Wilcoxon
Signed Rank Test.
Pengaruh Pemberian OPEN ACCESS JAKARTA a. Desain penelitian : Quasy analisa pengaruh pemberian Ada pengaruh pemberian air
Rebusan Daun Seledri JOURNAL OF HEALTH eksperimen rebusan daun seledri terhadap rebusan seledri terhadap
Pada Lansia Dengan SCIENCES b. populasi dan sampel : lansia yang menderita penurunan tekanan darah
Hipertensi Untuk anggota posyandu Kemiri hipertensi dapat diketahui baik sistole maupun diastole
Menurunkan Tekanan Jaya, khususnya lansia bahwa rata-rata tekanan darah pada lansia penderita
Darah yang menderita hipertensi systole lansia sebelum hipertensi
Judul (Nama Sumber Metode penelitian Hasil Kesimpulan
penulis,tahun)
Penulis : sebanyak 20 orang. diberikan air rebusan seledri
Rania Putri Ananda, c. teknik sampling : sebesar 180,50 mmHg
(2022) purposive sampling kemudian turun menjadi 170,0
d. Variabel terikat: mmhg sesudah diberikan
penurunan tekanan darah rebusan seledri. Sedangkan
e. variabel bebas: terapi tekanan darah diastolenya
rebusan daun seledri juga mengalami penurunan
f. intervensi : pemberian dari 118,50 mmHg sebelum
daun seledri diberikan air rebusan selendri
g. uji stastistik: wilcoxon menjadi 112,0 mmHg sesudah
diberikan air rebusan seledri.
Tekanan darah sistole sebesar
-3,666 dengan p-value sebesar
0,000 dan tekanan darah
diastole sebesar -3,659 dengan
p-value 0,000
Pengaruh Pemberian Air Jurnal Kesehatan Ilmiah a. Desain penelitian : Quasy Rata-rata tekanan darah Ada Pengaruh Pemberian
Rebusan Seledri Terhadap Indonesia eksperimen sebelum intervensi adalah Air Rebusan Seledri
Penurunan Tekanan b. populasi dan sampel : 106,11 dengan standar deviasi Terhadap Penurunan
Darah Pada Lansia seluruh penderita 7,571 3. Rata-rata tekanan Tekanan Darah Pada Lansia
Penderita Hipertensi Di hipertensi lansia di darah setelah intervensi Penderita Hipertensi di
Kelurahan Huta Tonga kelurahan Huta Tonga didapatkan nilai rata-rata Kelurahan Huta Tonga
Penulis: pada tahun 2020 sebanyak 101,37 dengan standar deviasi
Febrina Angraini 82 responden. Jumlah 6,768 4. Berdasarkan uji
Simamora, Diana sampel dalam penelitian signifikasi menggunakan uji
Khanifah Pardede, Edi ini adalah sebanyak 19 paired t test terhadap
Sujoko,(2021) responden perbandingan frekuensi
c. teknik sampling : tekanan darah sebelum dan
purposive sampling sesudah diberikan air rebusan
d. Variabel terikat: seledri didapatkan adanya
penurunan tekanan darah perubahan yang signifikan
e. variabel bebas: terapi air dengan nilai p=0,000
rebusan seledri (p<0,05).
Judul (Nama Sumber Metode penelitian Hasil Kesimpulan
penulis,tahun)
f. intervensi : pemberian
seledri
g. uji stastistik: uji paired t
test
The Effect Of Celery Leaf Morfai Journal a. Desain penelitian : Quasy Terdapat perbedaan nilai rata- Berdasarkan hasil penelitian
Decoction On Blood eksperimen rata tekanan darah sebelum diketahui bahwa terjadi
Pressure Reduction In b. populasi dan sampel : dan sesudah pemberian seledri perubahan tekanan darah
Hypertension Patients In penderita hipertensi rebus terhadap penurunan pada penderita hipertensi
The Bane sebanyak 30 orang, tekanan darah sistolik sebesar setelah diberikan pengaruh
Pematangsiantar Upt pengambilan data 25,667 mmHg dan diastolik pemberian daun seledri
Health Center Work Area dilakukan dengan sebesar 9,333 mmHg. rebus selama kurang lebih
In 2021 mengukur tekanan darah Berdasarkan hasil uji statistik 14 hari sehingga pemberian
Penulis: sesudah dan sebelum di UPT Puskesmas Bane rebusan daun seledri efektif
Richard Fredrik intervensi dengan Pematangsiantar diperoleh p digunakan sebagai terapi
Marpaung , Pinondang sphymomanometer value = 0,000, = 0,05 (p < ), nonfarmakologi untuk
Hotria Siregar,(2021) c. teknik sampling : total dapat disimpulkan bahwa pasien dengan hipertensi
sampling rebusan seledri berpengaruh
d. Variabel terikat: terhadap penurunan tekanan
penurunan tekanan darah darah pada penderita
e. variabel bebas: terapi air hipertensi
rebusan daun seledri
f. intervensi : pemberian
daun seledri
g. uji stastistik: uji T
A Apium Graveolens L Jombang Nursing And a. Desain penelitian : Quasy Pada taraf signifikansi < 0,05 Karena kandungan Apigenin
Extract: Alternative Midwifery Journal eksperimen maka H0 ditolak atau H1 yang terdapat pada Apium
Complementary b. populasi dan sampel : 30 diterima, artinya ekstrak graveolens L (seledri) dapat
Therapies To Decrease lansia yang menderita Apium graveolens L mencegah penyempitan
Hypertension hipertensi di Desa menurunkan hipertensi pada pembuluh darah dan
Penulis : Tambak Agung lansia Phthalides yang dapat
Asirotul Ma’rifah, Naning Kecamatan Puri mengendurkan otot arteri.
Puji Suryantini,(2022) Kabupaten Mojokerto
c. teknik sampling :
Judul (Nama Sumber Metode penelitian Hasil Kesimpulan
penulis,tahun)
purposive sampling
d. Variabel terikat:
penurunan tekanan darah
e. variabel bebas: pemberian
exstrak seledri
f. intervensi :
g. uji stastistik: Paired
sample test T-Test
Pengaruh Pemberian Air Journals of Ners Community a. Desain penelitian : Quasy Hasil penelitian menunjukkan Penelitian ini menunjukkan
Rebusan Seledri Terhadap eksperimen bahwa ada perbedaan rerata adanya pengaruh terapi
Tekanan Darah Pada b. populasi dan sampel : perubahan tekanan darah Pre- pemberian air rebusan
Menopause Penederita Populasi penderita Post Test. Kelompok seledri terhadap tekanan
Hipertensi hipertensi di Desa perlakuan nilai rerata darah pada penderita
Penulis : Gayaman Kecamatan perubahan TDS -20,00 hipertensi. Terapi air
Henny Vidia Effendy, Mojoanyar Mojokerto mmHg, TDD -15,33 mmHg rebusan seledri dapat
Surya Mustika Sari, sebanyak 30 orang, besar dan MAP -19,56 mmHg. dijadikan sebagai terapi
(2020) sampel pada penelitian ini Sedangkan pada kelompok alternative untuk penderita
berjumlah 30 responden kontrol TDS 4,66 mmHg, hipertensi.
dan dibagi menjadi dua TDD 9,33 mmHg dan MAP
kelompok yaitu 4,24 mmHg
kelompok perlakuan dan
kontrol
c. teknik sampling : total
sampling
d. Variabel
terikat:penurunan tekanan
darah
e. variabel bebas:terapi
pemberian rebusan daun
seledri
f. intervensi : pemberian
daun seledri
g. uji stastistik: uji
Judul (Nama Sumber Metode penelitian Hasil Kesimpulan
penulis,tahun)
spearman correlation
Blood Pressure Reduction SIKLUS: Journal Research a. Desain penelitian : Quasy penurunan tekanan sistolik menunjukkan bahwa
On Elderly With Midwifery Politeknik Tegal eksperimen pada lansia dengan hipertensi terdapat terapi alternatif
Hypertension With Celery b. populasi dan sampel : lebih tinggi pada pemberian dengan menggunakan terapi
Products In Pekalongan ansia yang menderita ekstrak daun seledri non farmakologis untuk
City hipertensi di kota penurunan sekitar 28,33 menurunkan hipertensi pada
Penulis : Pekalongan. Sampel mmHg, dibandingkan dengan lansia dengan menggunakan
Ni’matul Ulya, Miftachul diambil dengan pemberian simplisia daun seledri
Jannah,(2020) menggunakan teknik seledri penurunan sekitar
multistage random 22,67 mmHg. Selain itu,
sampling dan diperoleh 15 penurunan tekanan diastolik
orang per kelompok. lebih tinggi dengan pemberian
Pengambilan data ekstrak daun seledri,
dilakukan dengan penurunan sekitar 18 mmHg,
menggunakan tensimeter dibandingkan dengan
air raksa, stetoskop dan pemberian simplisia daun
lembar observasi. seledri, penurunan sekitar 12,3
c. teknik sampling : mmHg. Secara statistik tidak
multistage random terdapat perbedaan reduksi
sampling sistolik dan diastolik antara
d. Variabel simplisia maupun ekstrak
terikat: :penurunan daun seledri.
tekanan darah
e. variabel bebas: Terapi air
rebusan daun seledri
f. intervensi : pemberian
daun seledri
g. uji stastistik: uji wilcoxon
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 2. Proses penelusuran artikel
1. Penelusuran berdasarsarkan kata kunci pada google scholar n : 1890, garuda n :
24 dan researgate n : 98 dengan menggunakan kata kunci “ daun seledri dan
hipertensi”.
2. Penelusuran berdasarkan kata kunci dan artikel terpublikasi rentan tahun 2018 -
2023 pada google scholar n : 1260, garuda n : 17 dan researgate n : 33.
3. Penelusuran berdasarkan kata kunci , artikel terpublikasi rentang tahun 2018-
2023 dan peneletian ekxperimen pada google scholar n :116 , garuda n :17 dan
researgate n :20.
Lampiran 3. Artikel- artikel

Anda mungkin juga menyukai