Anda di halaman 1dari 66

SKRIPSI

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN TIPE STROKE DI RSUP


H. ADAM MALIK MEDAN

Oleh:
MIRA WAHNI GINTING
130100056

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i

ABSTRAK

Latar Belakang: Stroke adalah salah satu penyebab utama kematian di indonesia.
Prevalensi stroke di Indonesia terjadi peningkatan dari 8,3 per 1.000 penduduk (tahun
2007) menjadi 12,1 per 1.000 penduduk (tahun 2013). Faktor risiko stroke dapat dibagi dua
yaitu faktor risiko terkendali (hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, obesitas,
hiperkolesterolemia, merokok serta konsumsi alkohol berlebihan) dan tidak terkendali
(usia, jenis kelamin serta ras/etnik).

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan tipe stroke di RSUP H. Adam
Malik medan

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross
sectional. Penelitian ini dilaksanakan di rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan pada
Oktober – November 2016. Besar sampel pada penelitian ini adalah 30 orang yang
diperoleh dengan cara consecutive sampling. Data dianalisa dengan menggunakan uji fisher
dengan menggunakan program SPSS.

Hasil: Hasil analisis data menunjukkan bahwa stroke iskemik 23 orang dan stroke
hemoragik 7 orang dan terdapat hubungan faktor risiko dengan tipe stroke, yaitu obesitas ( p
= 0.031) dengan jumlah pasien stroke iskemik 22 orang (73.3%) dan stroke hemoragik 4
orang (13.3%), hipertensi (TD sistolik) (p = 0.029) dengan jumlah pasien stroke iskemik 12
orang (40.0%) dan stroke hemoragik 7 orang (23.3%), hipertensi (TD diastolik) (p = 0.024)
dengan jumlah pasien stroke iskemik 11 orang (36%) dan stroke hemoragik 7 orang
(23.3%), kadar glukosa darah sewaktu (p = 0.007) dengan jumlah pasien stroke iskemik 9
orang (30.0%) dan stroke hemoragik 7 orang (23.3%), dan LDL (p = 0.001) dengan jumlah
pasien stroke iskemik 6 orang (20%) dan stroke hemoragik 7 orang (23.3%).

Kesimpulan : Terdapat hubungan faktor risiko dengan tipe stroke (p <0.05).

Kata Kunci: Obesitas, hipertensi, diabetes, hiperkolesterolemia, stroke.

UNIVERSITAS SUMATERA
i

ABSTRACT

Background:Stroke is one of the leading causes in Indonesia. The prevalence of stroke in


Indonesia increased from 8.3 per 1,000 population (2007) to 12.1 per 1,000 population
(2013). Stroke risk factors can be divided into two groups: controllable risk factors
(hypertension, diabetes mellitus, obesity, hypercholesterolemia, smoking and excessive
alcohol consumption) and uncontrolled risk factors (age, gender and race / ethnic).

Objective: To determine the relationship of risk factors and the type of stroke in RSUP H.
Adam Malik Medan.

Methods: This research is an analytic with cross sectional design. Research held in wards
H. Adam Malik General Hospital, Medan on October- November 2016. The total sample
for this study is 30 people where obtained by consecutive sampling. Data were analyzed
using fisher test using SPSS.

Results: The results of data analysis show that 23 persons of ischemic stroke and 7 persons
of hemorrhagic stroke and there is a relationship of risk factors and the type of stroke,
namely obesity (p= 0.031) with 22 persons (73.3%) of ischemic stroke and 4 persons
(13.3%) of hemorrhagic stroke , hypertension (systolic BP) (p = 0.029) with 12 persons
(40.0%) of ischemic stroke and 7 persons (23.3%) of hemorrhagic stroke, hypertension
(diastolic BP)(p
= 0.024) with 11 persons (36%) of ischemic stroke and 7 persons (23.3%) of hemorrhagic
stroke , diabetes (p = 0.007) with 9 perons (30%) of ischemic stroke and 7 persons (23.3%)
of hemorrhagic stroke, and hypercholesterolemia (p = 0.001) with 6 persons (20%) of
ischemic stroke and 7 persons (23.3%) of hemorrhagic stroke.

Conclusion: There is a relationship of risk factors and the type of stroke (p <0.05).

Keywords: obesity, hypertension, diabetes, hypercholesterolemia, stroke.

UNIVERSITAS SUMATERA
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya
dan kita selaku umatnya.

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana


Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna sehingga penulis membutuhkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan kesehatan di masa yang akan datang.

Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak lepas dari dorongan dan uluran tangan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankan penulis menyatakan
penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S (K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti Pendidikan Kedokteran di Universitas Sumatera Utara.
2. Dr.dr. Kiking Ritarwan, MKT, Sp.S(K) dan Dr.dr.Elmeida Effendy, M.Ked
(KJ),SpKJ(K), selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, mengoreksi dan
mengarahkan penulis mulai penulisan proposal sampai skripsi ini selesai.
3. dr. M.Aron Pase, SpPD dan dr. Andrina Y. M. Rambe, SpTHT-KL selaku dosen
penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
4. Pihak RSUP Haji Adam Malik Medan yang telah memberi izin penelitian kepada
penulis di rumah sakit tersebut.
5. Semua penderita stroke yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.
6. Kepada kedua orangtua saya yang sangat saya cintai, Munte Ginting dan Kustaniah
Manik yang selalu mendoakan, memberi dukungan, dan telah membesarkan saya
dengan sepenuh hati dan kasih sayang.
7. Kepada adik-adikku tersayang, Masrini Sri Dayanti Ginting dan Mahmudinta Ginting
yang telah mendoakan dan memotivasi penulis.

UNIVERSITAS SUMATERA
v

8. Kepada Widya Novita Tarigan, selaku teman satu dosen pembimbing saya.
Terimakasih karena selalu bersama saat penelitian dan menjadi teman baik saat
penelitian dan bimbingan.
9. Kepada seluruh keluarga, sahabat dan pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-
persatu, yang telah membantu, memberi dukungan, dan doa dalam menyelesaikan
pendidikan ini, penulis ucapkan terimakasih banyak.
Semoga Allah SWT membalas semua bantuan dan baik budi mereka yang telah membantu
penulis dalam mewujudka cita-cita penulis. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Medan,.............................2016
Peneliti

Mira Wahni Ginting


NIM 130100056

UNIVERSITAS SUMATERA
v

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................i
ABSTRAK...................................................................................................ii
ABSTRACT................................................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL.....................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................ix
DAFTARSINGKATAN.............................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................xi

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian..........................................................................3
1.3.1. Tujuan Umum.....................................................................3
1.3.2. Tujuan Khusus....................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian........................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................4


2.1. Stroke............................................................................................4
2.1.1. Definisi Stroke....................................................................4
2.1.2. Epidemiologi Stroke...........................................................4
2.1.3. Klasifikasi Stroke...............................................................4
2.1.4. Etiologi dan Faktor Resiko Stroke......................................5
2.1.5. Patofisiologi Stroke............................................................9
2.1.6. Gejala Stroke.....................................................................10
2.1.7. Pencegahan Stroke.............................................................12
2.1.8. Penatalaksanaan prehospital Stroke...................................12
2.2. Hubungan Faktor Risiko Stroke dengan Tipe Stroke..................14

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN


HIPOTESIS....................................................................................16
3.1. Kerangka Teori Penelitian...........................................................16
3.2. Kerangka Konsep Penelitian.......................................................16
3.3. Hipotesis......................................................................................16

BAB 4 METODE PENELITIAN.............................................................17


4.1. Jenis Penelitian, Waktu dan Tempat Penelitian...........................17
4.2. Populasi dan Sampel...................................................................17
4.3. Teknik Pengumpulan Data Subyek.............................................18
4.4. Pengolahan dan Analisis Data.....................................................19
4.5. Variabel dan Defenisi Operasional..............................................19

UNIVERSITAS SUMATERA
v

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................22


5.1. Hasil Penelitian............................................................................22
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian...............................................22
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden...................................22
5.1.3. Hasil Analisis Statistik.......................................................25
5.2. Pembahasan.................................................................................26
5.2.1. Karakteristik Responden...................................................26
5.2.2. Hubungan Fakor Obesitas dengan Stroke.........................27
5.2.3. Hubungan Faktor Hipertensi dengan Stroke.....................28
5.2.4. Hubungan Faktor Diabetes dengan Stroke.......................29
5.2.5. Hubungan Faktor Hiperkolesterolemia dengan Stroke.....29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................31


6.1. Kesimpulan...........................................................................31
6.2. Saran.....................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA................................................................................33

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA
v

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII....................6
Tabel 2.2. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang
Dewasa Berdasarkan IMT Menurut WHO..........................7
Tabel 2.3. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang
Dewasa Berdasarkan IMT dan Lingkar Perut menurut
Kriteria Asia Pasifik............................................................8
Tabel 2.4.Kadar glukosa dalam Darah untuk Diagnosis Diabetes
Menurut NDIC 2014...........................................................9
Tabel 2.5. Tabel 2.5. Kadar LDL Low-Density Lipoprotein Menurut
NCEP ATP III 2001..........................................................9
Tabel 4.1.Variabel dan Definisi Operasional......................................19
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Pasien Stroke Menurut Jenis Kelamin22
Tabel 5.2. DistribusI Frekuensi Pasien Stroke Menurut Tipe Stroke. 23
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Pasien Stroke Menuurt Umur...........23
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Pasien Stroke Menurut IMT (Indeks
Massa Tubuh).....................................................................23
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Pasien Stroke Menurut Tekanan
Darah Sistolik.....................................................................24
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Pasien Stroke Menurut Tekanan
Darah Diastolik..................................................................24
Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Pasien Stroke Menurut Kadar Glukosa
Darah Sewaktu...................................................................24
Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Pasien Stroke Menurut LDL (Low-
Density Lipoprotein)..........................................................25
Tabel 5.9. Rekapitulasi Hasil Uji Fisher Hubungan Faktor Risiko
dengan Tipe Stroke.............................................................25

UNIVERSITAS SUMATERA
i

Daftar Gambar

Halaman

Gambar 3.1. Kerangka Teori..............................................................16


Gambar 3.2. Kerangka Konsep..........................................................16

UNIVERSITAS SUMATERA
x

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

SEAMIC :South East Asian Medical Information


Centre
LDL :Low-Density Lipoprotein

IMT : Indeks Masa Tubuh

TIA :Transient Ischemic Attack

TIK :Tekanan Intrakranial

CSS : Cairan serebrospinal

FAST :Face, Arms, Speech, Time

ER : Emergency Room

UGD : Unit Gawat Darurat

HDL :High-Density Lipoprotein

KGD : Kadar Glukosa Darah

AHA : American Heart Association

NCEP : National Cholesterol Education Program

ATP III : Adult Treatment Panel III

UNIVERSITAS SUMATERA
x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Penjelasan kepada Calon Subjek Penelitian

Lampiran 3 Lempar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed

Consent) Lampiran 4 Lembar Surat Izin Penelitian

Lampiran 5 Lembar Ethical

Clearance Lampiran 6 Lembar

Checklist Lampiran 7 Hasil Analisis

Statistik

UNIVERSITAS SUMATERA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Stroke merupakan pembunuh ketiga setelah penyakit jantung dan kanker
di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), stroke adalah suatu tanda
klinis yang berkembang secara cepat akibat gangguan otak fokal (global)
dengan gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Stroke iskemik merupakan jenis stroke terbanyak yaitu sekitar 87%, sedangkan
insiden stroke hemoragik antara 15%-30%.1
Berdasarkan data dari seluruh dunia tahun 2008 sekitar 17,3 juta orang
meninggal karena penyakit kardiovaskular. Jumlah ini mewakili dari 30%
penyebab kematian di dunia. Setiap tahunnya di Amerika, 795.000 orang
mengalami stroke, baik stroke baru ataupun stroke berulang. Sekitar 610.000
orang di antaranya mengalami serangan stroke pertama dan 185.000 orang
lainnya adalah stroke berulang . Pada tahun 2011, stroke penyebab 1 dari setiap
20 kematian di Amerika Serikat. Rata-rata setiap 40 detik, seseorang di Amerika
Serikat memiliki stroke dan seseorang meninggal satu kira-kira setiap 4 menit.2,3
Pada Negara-negara ASEAN stroke menjadi masalah kesehatan utama.
Dari data South East Asian Medical Information Centre (SEAMIC), angka
kematian stroke terbesar terjadi di indonesia, kemudian diikuti oleh Filipina,
Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand.4
Stroke merupakan penyebab kematian utama hampir seluruh Rumah Sakit
di Indonesia, yaitu sekitar 15,4%. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Kemenkes RI tahun 2013 menunjukkan telah terjadi peningkatan
prevalensi stroke di Indonesia dari 8,3 per mil (tahun 2007) menjadi 12,1 per
mil (tahun 2013). Prevalensi penyakit Stroke tertinggi di Sulawesi Utara (10,8
per mil), Yogyakarta (10,3 per mil), Bangka Belitung (9,7 per mil) dan DKI
Jakarta (9,7 per mil).5

UNIVERSITAS SUMATERA
2

Berdasarkan dari data rekam medis penderita rawat inap Departemen


Neurologi di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan, dari Januari sampai dengan
Desember 2011 diperoleh bahwa dari 390 pasien yang didiagnosis stroke, 281
orang di antara mereka menderita stroke iskemik. 6
Stroke timbul oleh banyak faktor risiko dan dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu faktor risiko terkendali dan tidak terkendali. Faktor risiko tidak
terkendali seperti usia, jenis kelamin serta ras/etnik sedangkan untuk faktor
risiko terkendali seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, obesitas,
hiperkolesterolemia, merokok serta konsumsi alkohol berlebihan. 7
Obesitas, hipertensi, diabetes melitus dan hiperkolesterolemia masih
diperdebatkan hubungannya. Obesitas memungkinkan ada hubungannya dengan
terjadinya stroke terkait dengan kadar LDL (Low-Density Lipoprotein) yang
tinggi pada orang obesitas. Obesitas, hipertensi dan diabetes melitus merupakan
faktor risiko terjadinya penyakit jantung. Mungkin obesitas, hipertensi, diabetes
melitus dan hiperkolesterolemia merupakan faktor risiko sekunder untuk stroke
melalui penyakit jantung terlebih dahulu. Sementara itu, penurunan berat badan
pada obesitas akan membantu pengendalian hipertensi, diabetes melitus dan
hiperkolesterolemia.8
Sampai saat ini obat yang efektif untuk mengatasi stroke belum
ditemukan, sehingga tindakan pencegahan merupakan salah satu cara untuk
mengatasinya dengan mengendalikan faktor risiko yang dapat
dimodifikasi/dikendalikan. Obesitas, hipertensi, diabetes melitus, dan
hiperkoleterolemia termasuk faktor risiko yang diduga paling banyak dan dapat
dikendalikan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan
suatu permasalahan, yaitu:
Apakah ada hubungan faktor risiko dengan tipe stroke di RSUP H. Adam Malik
Medan?

UNIVERSITAS SUMATERA
3

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor risiko
dengan tipe stroke di RSUP H. Adam Malik Medan?

1.3.2. Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui hubungan faktor obesitas dengan tipe stroke
b. Untuk mengetahui hubungan faktor hipertensi dengan tipe stroke
c. Untuk mengetahui hubungan faktor diabetes dengan tipe stroke
d. Untuk mengetahui hubungan faktor hiperkolesterolemia dengan tipe stroke

1.4. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti:
a) Menambah wawasan dan pengalaman meneliti
b) Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana
Kedokteran di Fakultas Kedokteran Unversitas Sumatera Utara
Medan.
b. Bagi Institusi (RSU H. Adam Malik dan FK USU):
a) Sebagai bahan masukan bagi RSU H. Adam Malik Medan
dalam program pencegahan dan pengendalian stroke.
b) Menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran Unversitas
Sumatera Utara Medan sehingga dapat digunakan sebagai bahan
untuk melakukan peneltian lebih dalam bagi peneliti yang lain.
c. Bagi Masyarakat:
Sebagai informasi dan edukasi bagi masyarakat untuk mengetahui secara
dini hubungan faktor risiko dengan tipe stroke sehingga dapat
melaksanakan tindakan pencegahan dan pengendalian.

UNIVERSITAS SUMATERA
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stroke
2.1.1. Definisi Stroke
suatu tanda klinis yang berkembang secara cepat akibat gangguan otak fokal
(global) dengan gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.1

2.1.2. Epidemiologi Stroke


Setiap tahunnya di Amerika, 795.000 orang mengalami stroke, baik stroke baru
ataupun stroke berulang. Sekitar 610.000 orang di antaranya mengalami serangan stroke
pertama dan 185.000 orang lainnya adalah stroke berulang. 3
Prevalensi stroke di Asia 50-400 orang per 100.000 penduduk per tahun. Kejadian
stroke iskemik terjadi sekitar 70%-85% dan stroke hemoragik 30%.9
Stroke di Indonesia insiden dan prevalensinya masih meningkat setiap tahunnya.
Insiden stroke sebesar 51,6/100.000 penduduk. Stroke lebih banyak dialami laki-laki
daripada perempuan. Jumlah penderita stroke meningkat seiring dengan bertambahnya
usia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI tahun 2013
menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi stroke di Indonesia dari 8,3 per mil (tahun
2007) menjadi 12,1 per mil (tahun 2013).5

2.1.3. Klasifikasi Stroke


a. Stroke iskemik
Adanya aterosklerosis dapat menyebabkan obstruksi pada pembuluh darah otak.
terjadinya obstruksi bisa karena oklusi ditempat terjadinya asterosklerosis atau adanya
emboli dari tempat yang lebih distal dari arteri serebral. Hal ini dapat menyebabkan
terhambatnya aliran menuju otak dan neuron dapat berhenti berfungsi. Jika gangguan ini
berlanjut dapat menyebabkan kematian sel dan jika aliran darah dapat diperbaiki dengan
segera, maka kerusakan bisa sangat minimal. 10
Pada stroke iskemik dapat disebabkan oleh tiga mekanisme, yaitu 6
1. Transient Ischemic Attack (TIA): Serangan stroke sementara akibat gangguan
peredaran darah otak, timbul mendadak dan menghilang dengan cepat yang
berlangsung kurang dari 24 jam tanpa gejala sisa.

UNIVERSITAS SUMATERA
5

2. Trombosis serebri : Terjadinya obstruksi aliran darah akibat adanya trombus pada
proses oklusi pada satu pembuluh darah lokal atau lebih.
3. Emboli serebri : Pembentukan material dari satu pembuluh darah dan tersangkut pada
pembuluh darah yang lebih kecil sehingga menghambat aliran darah.

b. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik adalah disfungsi otak fokal yang berlangsung lebih dari 24 jam atau
lebih yang disebabkan perdarahan dalam jaringan otak akibat pecahnya pembuluh darah. 6
Stroke hemoragik terdiri atas:4
1. Perdarahan intraserebral : Adanya pembuluh darah yang ruptur di dalam serebral atau
otak. Penyebab bisa hipertensif dan non hipertensif. ini merupakan penyebab tersering
stroke hemoragik.
2. Perdarahan subaraknoid : Adanya pembuluh darah yang ruptur di permukaan otak,
tepatnya di lapisan subaraknoid. Penyebab bisa trauma dan spontan.

2.1.4. Etiologi dan Faktor Risiko Stroke


Stroke terjadi karena gangguan suplai darah otak akibat pecahnya pembuluh darah
atau adanya sumbatan plak yang menghentikan pasokan oksigen dan nutrisi. 11 Beberapa
faktor resiko yang dapat menyebakan stroke.
1. Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
a. Umur
Semakin meningkatnya umur, semakin tinggi risiko. Lansia memiliki risiko lebih
tinggi mengalami stroke.11
b. Jenis Kelamin
Laki-laki lebih beresiko terhadap stroke dibanding perempuan. Kebiasaan merokok
lebih banyak dilakukan oleh kaum laki-laki yang menjadi salah satu pemicu stroke pada
kaum laki-laki. Pola hidup yang tidak teratur lebih banyak dilakukan kaum laki-laki yang
juga menjadi alasan mengapa stroke pada laki-laki lebih banyak dibanding perempuan. 12
c. Riwayat keluarga stroke
Riwayat keluarga stroke meningkatkan risiko stroke sebelum 55 tahun untuk laki-
laki atau 65 tahun untuk perempuan. Orang yang memiliki riwayat keluarga stroke
mempunyai risiko tinggi mengalami stroke.4
d. Ras/Etnis
Risiko stroke pada orang Afrika-Karibia sekitar dua kali lipat lebih tinggi daripada
orang non-Karibia. Hal ini dimungkinkan karena hipertensi dan diabetes lebih sering terjadi

UNIVERSITAS SUMATERA
6

pada orang Afrika-Karibia. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan. Sebaliknya, insidensi stroke juga lebih tinggi pada etnis grup di Asia. 8
2. Faktor yang dapat dikendalikan
Gaya hidup yang tidak sehat dapat dikendalikan untuk mencegah terjadinya
penyakit- penyakit tertentu yang dapat memicu terjadinya stroke.
a. Hipertensi
Hipertensi menjadi faktor terjadinya gangguan jantung. Hipertensi juga
menyumbang 50% kejadian stroke iskemik. ketika tekanan darah meningkat, pembuluh
darah serebral akan berkontriksi. Derajat konstriksi tergantung pada peningkatan tekanan
darah. Jika tekanan darah meningkat bertahun-tahun akan menyebabkan hialinisasi pada
lapisan otot pembuluh serebral. Akibatnya, diameter lumen pembuluh darah tersebut akan
menjadi tetap dan terjadi aterosklerosis. Hal ini menyebabkan pembuluh serebral tidak
dapat berdilatasi atau konstriksi untuk menyesuaikan dengan fluktuasi dari tekanan darah
sistemik. Bila tekanan darah sistemik terjadi kenaikan maka tekanan perfusi pada dinding
kapiler menjadi tinggi. Akibatnya, terjadi hiperemia, edema dan perdarahan pada otak.
Hipertensi yang menahun dapat merubah rentang autoregulasi hingga tekanan perfusi
menurun sehingga otak lebih mudah terkena gangguan aliran darah atau iskemik.13

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JN VII 20

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan darah sistolik Tekanan darah


diastolik Normal <120 mmHg <80mmHg
Prehipertensi 120 - 139 mmHg 80 -89 mmHg
Hipertensi derajat 1 140 – 159 mmHg 90 -99
mmHg Hipertensi derajat 2 ≥160 mmHg ≥100 mmHg

b. Penyakit Jantung
Penyakit jantung dapat mengakibatkan iskemia otak. denyut jantung yang tidak
teratur dan tidak efisien dapat menurunkan total curah jantung yang mengakibatkan aliran
darah di otak berkurang. Penderita penyakit jantung mempunyai risiko 3 kali lebih tinggi
dari orang yang tidak mempunyai penyakit jantung.
Penderita gangguan irama jantung dapat menyebabkan stroke. Irama jantung yang
tidak teratur akan cenderung mengalami penggumpalan darah dikarenakan semprotan darah

UNIVERSITAS SUMATERA
7

dari jantung tidak adekuat. Bila gumpalan darah tersebut berhasil diedarkan di vaskular
dapat menyumbat arteri yang sempit yang banyak terdapat di otak.1
c. Obesitas
Obesitas adalah kondisi dimana terjadi kelebihan kandungan lemak di jaringan
adiposa sehingga dapat mengakibatkan peningkatan indeks masa tubuh dan lingkar pinggang.
Untuk standar indonesia, seseorang dikatakan obesitas jika indeks masa tubuhnya melebihi
25kg/m2. Sedangkan obesitas sentral diukur dari lingkar pinggang dengan interpretasi lingkar
pinggang lebih dari 90cm untuk laki-laki dan lingkar pinggang lebih dari 80cm untuk
perempuan. 3,8,21
Asupan kalori yang masuk dari makanan yang tidak seimbang dengan asupan kalori
yang keluar dapat memicu terjadinya obesitas. Obesitas menjadi faktor pemicu terjadinya
diabetes melitus, hipertensi, dan hiperlipidemia sehingga dapat menjadi faktor resiko
stroke.21

Tabel 2.2. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang Dewasa Berdasarkan IMT
Menurut WHO.21

Klasifikasi IMT (kg/m2)


Berat Badan Kurang <18,5
Kisaran Normal 18,5-24,9
Berat Badan Lebih >25
Pra-obesitas 25,0-29,9
Obesitas Tingkat I 30,0-34,9
Obesitas Tingkat II 35,0-39,9
Obesitas Tingkat III >40

UNIVERSITAS SUMATERA
8

Tabel 2.3. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan Lingkar

Perut menurut Kriteria Asia Pasifik.21

Risiko Ko-Morbiditas
Klasifikasi IMT (kg/m2)
Lingkar Perut
<90 cm (laki- ≥90 cm (laki-laki)
laki) >80cm ≥80cm
(perempuan) (perempuan)
Berat <18,5 Rendah (rIsiko Sedang
Badan meningkat pada
Kurang masalah klinis
lain)
Kisaran 18,5-22,9 Sedang Meningkat
Normal
Berat Badan ≥23,0
Lebih
Beresiko 23,0-24,9 Meningkat Moderet
Obesitas I ≥25,0-29,9 Moderat Berat
Obesitas II ≥30,0 Berat Sangat Berat

d. Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah keadaan dimana terjadi gangguan metabolisme yang dapat
berupa kerusakan pankreas sehingga membuat defisiensi insulin ataupun terjadinya
resistensi insulin pada sel-sel tubuh sehingga dampak dari kedua keadaan tersebut adalah
terjadinya peningkatan glukosa darah.8
Pembuluh darah pada penderita diabetes melitus umumnya lebih kaku dan tidak
lentur. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan atau penurunan kadar glukosa darah secara
tiba-tiba sehingga dapat menyebabkan kematian otak.Berdasarkan studi epidemiologi risiko
relatif penderita diabetes pada stroke iskemik sekitar 1,8 sampai 6 kali lipat. 6,8

UNIVERSITAS SUMATERA
9

Tabel 2.4. Kadar Glukosa dalam Darah untuk Diagnosis Diabetes Menurut NDIC 2014. 22
Kategori Glukosa darah Plasma Glukosa darah sewaktu
(mg/dL) (mg/dL)
Diabetes >126 >200
Prediabetes 100 – 125 140 – 199
Normal <99 <139

e. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia adalah kondisi dimana kadar kolesterol dalam darah berlebih.
LDL yang berlebih akan mengakibatkan terbentuknya plak pada pembuluh darah. Kondisi
seperti ini lama-kelamaan dapat mengganggu aliran darah, termasuk aliran darah ke otak. 8

Tabel 2.5. Kadar LDL Low-Density Lipoprotein Menurut NCEP ATP III 200134 Kategori
Low-Density Lipoprotein (mg/dl)
Optimal <100
Mendekati optimal 100-129
Batas optimal tertinggi 130-159
Tinggi 160-189
Sangat tinggi ≥190

f. Merokok
Beberapa penelitian mengatakan bahwa orang-orang yang merokok mempunyai kadar
fibrinogen darah yang lebih tinggi dibanding orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar
fibrinogen mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga menjadi sempit dan
kaku. Pembuluh darah yang sempit dan kaku dapat menyebabkan gangguan aliran darah. 8,11
g. Alkohol
Konsumsi alkohol sering menyebabkan hipertensi, hiperkoagulopati, dan
mengurangi aliran darah ke otak. konsumsi alkohol dapat meningkatkan stroke iskemik dan
sebaiknya dikonsumsi tidak lebih dari satu atau dua kali perhari.10

2.1.5. Patofisiologi Stroke


Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi arteri di otak, yang dapat disebabkan
trombosis maupun emboli. Trombosis merupakan obstruksi aliran darah akibat
penyempitan lumen

UNIVERSITAS SUMATERA
1

pembuluh darah atau sumbatan. Penyebab tersering adalah aterosklerosis. 8 Aterosklerosis


merupakan penyakit dimana kumpulan lemak disebut plak yang mengisi dinding dalam
pembuluh darah. Plak dapat mengeras dan mempersempit pembuluh darah dan membatasi
aliran darah ke organ dan jaringan. Plak tersebut bisa ruptur atau pecah sehingga
menyebabkan platelet menempel di tempat cedera dan membentuk sumbat darah (blood
clots). Sumbat darah ini dapat menyumbat sebagian ataupun seluruh lumen arteri. 3 Gejala
biasanya memberat secara bertahap. emboli biasanya bersumber dari jantung atau arteri
besar seperti aorta, arteri karotis, atau arteri vertebralis yang akan dibawa ke otak dimana
bisa menjadi tumpukan baru aterosklerosis di pembuluh darah otak. Gejalanya biasanya
langsung memberat atau hanya sesaat untuk kemudian mengilang lagi seketika saat emboli
terlepas ke arah distal, seperti Transient Ischemic Attack (TIA).10
Stroke hemoragik disebabkan oleh ruptur arteri, baik intraserebral maupun
subaraknoid. Perdarahan intraserebral merupakan penyebab tersering, dimana dinding
pembuluh darah yang kecil yang sudah rusak karena hipertensi kronik robek. Hematoma
yang terbentuk akan menyebabkan peningkataan intrakranial (TIK). Perdarahan
subaraknoid disebabkan oleh pecahnya aneurisma atau malformasi arteri vena yang
perdarahannya masuk ke rongga subaraknoid, sehingga menyebabkan cairan serebrospinal
(CSS) terisi oleh darah. Darah di dalam CSS akan menyebabkan vasospasme sehingga
menimbulkan gejala sakit kepala hebat yang mendadak.10

2.1.6. Gejala Stroke


Gejala umum yang sering terjadi dan mudah dilihat adalah penderita merasakan
lemah dan mati rasa atau bebal pada bagian wajah, tangan, atau kaki terutama salah satu
bagian tubuh. Gejala stroke dapat disingkat FAST untuk memudahkan masyarakat dalam
mengenali gejala tersebut:15

1. F (face/wajah)
Minta orang tersebut untuk tersenyum. Wajah akan terlihat tidak simetris
(asimetris), sebelah sudut mulut tertarik ke bawah dan lekukan antara hidung ke sudut
mulut tampak mendatar.

2. A (arms drive/gerakan lengan)


Minta orang tersebut untuk mengangkat kedua lengan. Lengan diangkat lurus sejajar
kedepan dengan sudut 900 dan telapak tangan keatas selama 30 detik. Jika kelumpuhan
lengan ringan dan tanpa disadari penderita, maka lengan lumpuh akan turun (menjadi tidak

UNIVERSITAS SUMATERA
1

sejajar lagi) sedangkan kelumpuhan yang berat, lengan tersebut tidak bisa diangkat lagi dan
tidak dapat digerakkan.

3. S (speech/bicara)
Minta orang tersebut mengulangi kalimat sederhana. Maka akan terlihat gangguan
berbicara (artikulasi terganggu) atau sulit berbicara (gagu) atau bisa bicara tetapi
mengalami gangguan pemahaman atau sulit mengerti.

4. T (time/waktu )
Segera memanggil ambulans atau ke rumah sakit jika menemukan tiga gejala diatas
seperti perubahan wajah, kelumpuhan dan bicara atau disertai gejala seperti : 14

a. Kehilangan kesadaran (pingsan)


b. Pusing berputar (vertigo)
c. Kesemutan separuh badan
d. Penglihatan tiba-tiba kabur pada kedua atau salah satu
mata. Menurut data gejala dan tanda klinis dari gejala stroke
adalah:8
1. Gangguan motorik (90,5%)
2. Nyeri kepala (39,8%)
3. Disatria (35,2%)
4. Gangguan sensorik
(22,3%) 5. Muntah
(22,3%)
6. Disfasia (15,6%)
7. Vertigo (9,5%)
8. Tidak sadar (9,5%)
9. Kejang (9%)
10. Gangguan visual (3,8%)
11. Gangguan keseimbangan (3,8%)
12. Bruit/stenosis karotis (1%)
13. Migren (4%)

UNIVERSITAS SUMATERA
1

2.1.7. Pencegahan Stroke


Pencegahan stroke dapat dibagi menjadi dua yaitu: 8,10

1. Pencegahan primer
Pencegahan primer dilakukan dengan mengetahui secara dini faktor risiko dan
melakukan gaya hidup yang sehat. Adapun pencegahan primer stroke yaitu:
a. Berhenti merokok
b. Menghindari minuman beralkohol
c. Banyak mengonsumsi sayur dan buah sebagai camilan
d. Mencari protein yang rendah lemak.
e. Mengurangi konsumsi garam
f. Memperbanyak makanan berserat
g. Kurangi lemak
h. Berolahraga
i. Rutin memeriksa tekanan darah
j. Mengelola stres
k. Memantau berat badan
l. Mencari informasi
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya pencegahan stroke berulang. Adapun pencegahan
sekunder stroke yaitu:
a. Faktor risiko yang telah ada dikendalikan seperti mengontrol berat badan, darah tinggi,
kadar kolesterol, gula darah, asam urat. Ini dapat dikontrol ke dokter.
b. Melakukan gaya hidup yang sehat
c. Meminum obat sesuai anjuran dokter secara teratur.

2.1.8. Penatalaksanaan Prehospital Stroke


Stroke merupakan suatu kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan yang
segera. Pentingnya penanganan secara cepat dan tepat agar tidak mengalami kecacatan
secara permanen atau bahkan kematian. Penanganan awal harus kurang dari 3 jam. Lebih
dari 3 jam akan memperparah keadaan penderita, ini sering disebut golden period.8
Dalam rangka mengembangkan respon efisien untuk pasien stroke yang berpotensial,
American Heart Association (AHA) mengembangkan stroke chain of survival yang
melibatkan delapan langkah (8 D’s) yang akan diambil dalam merawat pasien stroke.

UNIVERSITAS SUMATERA
1

Masing-masing dari 8 D's adalah langkah-langkah penting yang meningkatkan


kemungkinan diagnosis dan pengobatan stroke yang cepat.
1. Detection (Deteksi): Mengenali tanda-tanda dan gejala stroke akut dengan metode
FAST (Face, Arms, Speech, Time).
2. Dispatch (Pengiriman) : Melibatkan layanan medis darurat/ memanggil ambulans.
3. Delivery (Perjalanan) : Melibatkan transportasi yang cepat/ ambulans dari pasien ke
rumah sakit, sebaiknya ke pusat stroke. Darurat tenaga medis harus dilatih dalam
melakukan penilaian cepat dari kondisi pasien. Jika stroke dicurigai, pasien harus
diangkut ke rumah sakit secepat mungkin. Riwayat kesehatan dan status mental dasar
harus didokumentasikan. Waktu sejak timbulnya gejala juga harus dicatat dan disebut
sebagai 'waktu nol', atau terakhir kali pasien terlihat normal.Tenaga medis darurat
harus memberikan informasi pra-kedatangan ke fasilitas penerima sehingga dapat
mempersiapkan kedatangan seorang pasien stroke.
4. Door (Pintu) : Mengacu pada kedatangan pasien di ruang gawat darurat. Idealnya, tim
stroke harus berada di tempat di fasilitas penerima sebelum kedatangan pasien untuk
memastikan penilaian yang cepat dan diagnosis. Rekomendasi dari National Institute
of Neurological, penilaian harus diselesaikan oleh dokter ER (Emergency Room) dalam
waktu sepuluh menit setelah tiba di UGD (Unit Gawat Darurat).
5. Data (Data) : Pengumpulan data adalah komponen penting. pengumpulan data
termasuk hasil dari tes laboratorium , fisik dan pemeriksaan neurologis. Sebuah
elektrokardiogram 12-lead dianjurkan untuk menyingkirkan aritmia jantung. Selain itu,
CT scan merupakan bagian penting untuk diagnosis yang akurat. CT scan idealnya
harus dilakukan dalam 25 menit dari kedatangan di ruang gawat darurat. Data yang
dikumpulkan juga diperlukan untuk menyingkirkan kondisi yang dapat meniru stroke,
seperti tumor otak, overdosis obat atau hipoglikemia.
6. Decision (Keputusan): Keputusan mengenai jenis pengobatan yang dibutuhkan.
Tingkat keparahan stroke mungkin penting dalam memutuskan apa pengobatan yang
paling tepat. Pasien dan keluarga anggota juga harus diberitahu tentang risiko dan
manfaat dari pilihan pengobatan.
7. Drug(Obat): Pemberian obat yang sesuai. Jika pasien adalah kandidat untuk terapi
fibrinolitik, jendela kesempatan untuk administrasi sempit. Menurut pedoman
American Heart Association, terapi fibrinolitik harus diberikan dalam waktu tiga jam
dari timbulnya gejala.

UNIVERSITAS SUMATERA
1

8. Disposition (Disposisi): Langkah dalam perawatan stroke ini berfokus pada perawatan
berkelanjutan dari pasien stroke. Disarankan bahwa pasien akan dirawat di unit
perawatan intensif atau unit stroke dalam waktu tiga jam dari kedatangan di UGD.
pemantauan terus dari penderita stroke meliputi penilaian sering status neurologis dan
pemantauan kadar glukosa dan tanda-tanda vital, serta pencegahan komplikasi.
Menentukan penyebab stroke juga merupakan bagian dari disposisi.15

2.2. Hubungan Faktor Risiko Stroke dengan Tipe Stroke


Obesitas adalah akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu
kesehatan. Diperkirakan ada kaitannya obesitas dengan peningkatan risiko stroke. Hal itu
terkait dengan kadar LDL (Low-Density Lipoprotein) pada orang obesitas lebih tinggi
dibanding kadar HDL (High-Density Lipoprotein). Kemungkinan karena LDL yang tinggi
memicu munculnya proses aterosklerosis. Timbunan plak akan menyempitkan
lumen/diameter pembuluh darah. Sehingga meningkatkan risiko tersumbatnya pembuluh
darah di otak dan akibatnya terjadi stroke. 8
Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah, baik sistolik maupun
diastolik yaitu ≥140/90 mmHg. Hipertensi diduga merupakan peluang terbesar terjadinya
stroke. Hipertensi lebih banyak menyebabkan stroke perdarahan diduga karena hipertensi
kronis menyebabkan lipohialinosis parenkim pembuluh darah kecil. Hipertensi yang terjadi
pada kebanyakan penderita obesitas adalah faktor risiko terbesar untuk terjadinya stroke.
Namun mekanisme pasti dari 2 faktor risiko ini masih belum dimengerti sepenuhnya. Salah
satu mekanisme bagaimana obesitas meningkatkan resiko stroke adalah dengan berubahnya
perfusi sirkulasi di otak. Perfusi serebral diatur melalui mekanisme kontriksi dan dilatasi
pembuluh darah di otak. Perfusi serebral yang kurang dapat menyebabkan stroke. Hal
tersebut dipengaruhi oleh tonus miogenik dan struktur pembuluh darah. 16
Diabetes melitus mempunyai risiko mengalami stroke. Pembuluh darah pada
penderita diabetes melitus umumnya lebih kaku atau tidak lentur. Hal ini terjadi karena
adanya peningkatan atau penurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba sehingga dapat
menyebabkan kematian otak. Biasanya pada penderita diabetes melitus juga mengalami
hipertensi, dislipidemia dan faktor risiko lainnya. Terkumpulnya beberapa faktor risiko ini
menciptakan kondisi yang subur untuk terjadinya aterosklerosis. 8
Pada penelitian Mitchell yang dilakukan dengan desain kasus kontrol pada pria dan
wanita berusia 15 sampai 49 tahun, menunjukkan hubungan faktor risiko dengan
peningkatan stroke. Sebanyak 1.201 subjek kasus dengan stroke iskemik diidentifikasi dari
59 rumah sakit

UNIVERSITAS SUMATERA
1

di daerah Maryland / Washington, DC. Sebanyak 1.154 subjek kontrol diidentifikasi


dengan panggilan acak-digit dan frekuensi cocok untuk subyek kasus untuk usia (dalam 10
tahun), wilayah tempat tinggal, dan etnis. Didapati pada subyek kasus adalah 42%
mengalami hipertensi, 17% memiliki diabetes melitus, dan 40% mengalami obesitas.
Dalam sebuah analisis yang disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, ras, dan merokok,
obesitas dikaitkan dengan peningkatan risiko 65% untuk stroke iskemik (odd rasio 1,65;
95% confidence interval).17

UNIVERSITAS SUMATERA
BAB
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN
HIPOTESIS

3.1. Kerangka Teori Penelitian


Faktor Risiko

Tidak Dapat Dikendalikan: Umur Dapat Dikendalikan: Obesitas


Jenis kelamin Riwayat Keluarga Ras/Etnis
Hipertensi Diabetes Melitus
Hiperkolesterolemia

Stroke

Stroke Iskemik Stroke Hemoragik

: Bagian yang diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Teori

3.2. Kerangka Konsep Penelitian


Variabel independen Variabel dependen

Obesitas Gambar 3.2 Kerangka Konsep


Hipertensi
Tipe Stroke
Diabetes Melitus
Hiperkolesterolemi
3.3. Hipotesis
Ada hubungan antara faktor risiko dengan tipe stroke.

UNIVERSITAS SUMATERA
BAB
METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian


Penilitian ini adalah penelitian analitik yang akan menilai hubungan
antara faktor risiko obesitas, hipertensi, diabetes melitus dan LDL(Low-Density
Lipoprotein) dengan tipe stroke. Pendekatan yang digunakan pada desain
penelitian ini adalah cross sectional, yaitu melakukan observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap
subyek diobservasi hanya sekali saja dan pengukuran variabel subyek dilakukan
pada saat pemeriksaan tersebut.18

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian pada bulan Oktober - November 2016. Penelitian ini
dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi penelitian ini adalah pasien stroke. Populasi terjangkau adalah
penderita stroke di rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan.
Sampel pada penelitian ini adalah semua pasien stroke yang di rawat
inap RSUP H. Adam Malik Medan yang diambil dengan menggunakan non-
probability sampling yaitu teknik consecutive sampling, dimana penarikan
sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria inklusi yaitu
pasien yang bersedia mengikuti penelitian dan yang secara klinis terbukti
menderita stroke yang telah dikonfirmasi dengan CT scan otak. Kriteria eksklusi
yaitu pasien yang tidak bersedia mengikuti penelitian. Perkiraan besar sampel
minimal diambil berdasarkan rumus berikut.
Keterangan :
n : besar sampel minimum
Zα : tingkat kemaknaan (ditetapkan) =
1,96 Zβ : Power (ditetapkan) = 1,036

17

UNIVERSITAS SUMATERA
1

r : Koefisien Korelasi (tidak diketahui, ditetapkan 50% = 0,5)


Berdasarkan rumus tersebut maka besar sampel minimal dapat dihitung
sebagai berikut:
2

n= Zα + Zβ + 3
0,5In [(1+r)/(1-r)]
2
n= 1.96 + 1,036 + 3
0,5In [(1+0,5)/(1-0,5)]

n = 29,39 dibulatkan menjadi 30.

Maka berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel minimal adalah 30


orang.19

4.3. Teknik Pengumpulan Data Subyek


Peneliti bertanya seputar data pribadi pasien dan melihat diagnosis
penyakit yang terdapat pada data rekam medik pasien. Kemudian, pertama
dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Pengukuran berat badan
dilakukan dengan menggunakan timbangan injak, dimana subyek hanya
menggunakan pakaian sehari-hari. Pengukuran tinggi badan dengan alat
pengukur dimana subyek berdiri tegak tanpa alas kaki dengan punggung, pantat,
dan tumit menempel pada dinding dan diukur sampai batas verteks. Bila pasien
tidak dapat berdiri tegak, pengukuran dilakukan pada posisi berbaring telentang
pada alas yang datar, dimana kepala menempel pada pembatas, lutut lurus, dan
diukur sampai ke telapak kaki. Kedua, mengambil data pengukuran tekanan
darah, kadar glukosa darah, LDL pasien pertama masuk dirawat yang ada di
rekam medik.

UNIVERSITAS SUMATERA
1

4.4. Pengolahan dan Analisis Data


Pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap. Pertama, editing
yaitu mengecek nama, kelengkapan identitas dan data responden serta
memastikan semua data telah terisi. Kedua, coding yaitu memberi kode angka
tertentu pada data responden untuk mempermudah sewaktu mengadakan
tabulasi dan analisis. Ketiga, entry yaitu memasukkan data responden ke dalam
program komputer dengan menggunakan program statistik. Keempat, cleaning
yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada
keselahan atau tidak. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Fisher.19

UNIVERSITAS SUMATERA
2

4.5. Variabel dan Definisi Operasional

Tabel 4.1. Variabel dan Definisi Operasional


Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Obesitas adalah kondisi Observasi dengan Timbangan injak Obesitas : IMT ≥25 Ordinal
dimana terjadi kelebihan
mengukur Indeks Massa dan alat pengukur kg/m2
kandungan lemak di jaringan
Tubuh (IMT) yaitu tinggi badan. Non-obesitas IMT
adiposa sehingga dapat
berat badan (kg) dibagi <25 kg/m2
meningkatkan indeks massa
tinggi badan (m)
tubuh.21
pangkat 2.
Hipertensi adalah
Observasi data tekanan Data rekam medik Non Hipertensi : Ordinal
peningkatan tekanan darah,
darah yang terdapat penguk-uran <140/90 mmHg
baik sistolik maupun diastolik
pada rekam medik. pertama masuk Hipertensi : ≥ 140/90
yaitu
dirawat.
≥140/90mmHg.20
Observasi data kadar Data rekam medik KGD Sewaktu: Ordinal
Diabetes melitus adalah
glukosa darah (KGD) penguk-uran Non Diabetes:
keadaan dimana terjadi
yang terdapat pada pertama masuk <200 mg/dL
gangguan metabolisme
rekam medik. dirawat. Diabetes : ≥200
berupa kerusakan pankreas
mg/dL
sehingga defisiensi insulin
atau resistensi insulin pada
sel-sel tubuh sehingga
dampaknya terjadi
peningkatan glukosa darah.
Observasi data LDL Data rekam medik Non Ordinal
Hiperkolesterolemia adalah
yang terdapat pada pengukuran pertama Hiperkolesterolemia:
kondisi dimana kadar
rekam medik. masuk dirawat. <160mg/dl
kolesterol dalam darah
Hiperkolesterole-mia:
berlebih. 8
≥160mg/dl
Stroke adalah suatu tanda
Observasi diagnosis Data rekam medik Stroke Nominal
klinis yang berkembang
penyakit yang terdapat Iskemik dan Stroke
secara cepat akibat gangguan
pada data rekam medik Hemoragik
otak fokal (global) dengan
yang telah di
gejala yang berlangsung
konfirmasi dengan hasil
selama 24 jam atau lebih dan
CT Scan.
dapat menyebabkan kematian
tanpa adanya penyebab lain
yang jelas selain vaskuler.1

UNIVERSITAS SUMATERA
BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H.Adam Malik Medan yang berlokasi di


Jalan Bunga Lau no. 17, kelurahan Kemenangan Tani, kecamatan Medan Tuntungan.
RSUP
H. Adam Malik memiliki instalasi rawat jalan dan rawat inap. Rawat inap untuk bagian
neurologi, yaitu Rawat Inap Terpadu (Rindu) A yang merupakan lokasi penelitian.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pasien stroke iskemik dan stroke
hemoragik sebanyak 30 responden, dengan karakteristik sebagai berikut:

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Pasien Stroke Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n Persentase (%)


Laki-laki 19 63.3
Perempuan 11 36,7
Total 30 100

Dari tabel 5.1. dapat diketahui bahwa dari seluruh responden stroke, 63,3%
merupakan pasien laki-laki dengan jumlah 19 orang dan 36,7% merupakan pasien
perempuan dengan jumlah 11 orang.

UNIVERSITAS SUMATERA
22

UNIVERSITAS SUMATERA
2

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Pasien Stroke Menurut Tipe Stroke

Jenis Stroke n Persentase (%)


Stroke Iskemik 23 76,7
Stroke Hemoragik 7 23,3
Total 30 100

Dari tabel 5.2. dapat diketahui bahwa dari seluruh responden stroke, 76.7 %
merupakan pasien stroke iskemik dengan jumlah 23 orang dan 23,3% merupakan
pasien stroke hemoragik dengan jumlah 7 orang.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Pasien Stroke Menurut Umur

Umur (tahun) n Persentase (%)


<45 3 10.0
45-59 9 30.0
60-74 18 60.0
Total 30 100

Dari tabel 5.3. dapat diketahui bahwa jumlah responden terbanyak menurut
umur adalah responden dengan usia 60-74 tahun (60.0%). Kedua tertinggi adalah
responden dengan umur 45-59 tahun (30%) dan responden dengan umur 36-43 tahun
(10%).

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Pasien Stroke Menurut IMT (Indeks Massa Tubuh)

Indeks Masa Tubuh n Persentase (%)


(Kg/m ) 2

Non Obesitas 4 13.3


Obesitas 26 86.7
Total 30 100

UNIVERSITAS SUMATERA
2

Dari tabel 5.4. dapat diketahui bahwa dari seluruh responden stroke, 86.7%
merupakan pasien stroke yang obesitas dengan jumlah 26 orang dan 13.3%
merupakan pasien stroke yang non obesitas dengan jumlah 4 orang.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Pasien Stroke Menurut Tekanan Darah Sistolik

Tekanan Darah Sistolik n Persentase (%)


Non Hipertensi 11 36.7
Hipertensi 19 63.3
Total 30 100

Dari tabel 5.5. dapat diketahui bahwa dari seluruh responden stroke, 63.3%
pasien stroke yang hipertensi dengan jumlah 13 orang dan 36.3% pasien stroke yang
non hipertensi dengan jumlah 11 orang.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Tekanan Darah Diastolik

Tekanan Darah Diastolik n Persentase (%)


Non Hipertensi 12 40.0%
Hipertensi 18 60.0%
Total 30 100
Dari tabel 5.6. dapat diketahui bahwa dari seluruh responden stroke, 60.0%
pasien stroke yang hipertensi dengan jumlah 18 orang dan 40.0% pasien stroke yang
non hipertensi dengan jumlah 12 orang.

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Kadar Glukosa Darah Sewaktu

KGD Sewaktu n Persentase (%)


Non diabetes 14 46.7
Diabetes 16 53.3
Total 30 100

UNIVERSITAS SUMATERA
2

Dari tabel 5.7. dapat diketahui bahwa dari seluruh responden stroke, 53.3%
pasien stroke yang diabetes dengan jumlah 16 orang dan 46.7% pasien stroke yang
non diabetes dengan jumlah 14 orang.

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Stroke Menurut LDL (Low-Density Lipoprotein)

LDL n Persentase (%)


Non Hiperkolesterolemia 17 56.7
Hiperkoleterolemia 13 43.3
Total 30 100

Dari tabel 5.8. dapat diketahui bahwa dari seluruh responden stroke, 43.3%
pasien stroke yang hiperkolesterolemia dengan jumlah 13 orang dan 56.7% pasien
stroke yang non hiperkolesterolmia dengan jumlah 17 orang.

5.1.3. Hasil Analisis Statstik

Tabel 5.9. Rekapitulasi Hasil Uji Fisher Hubungan Faktor Risiko dengan Tipe Stroke

Tipe Stroke
Stroke Stroke
Faktor p value
Risiko Iskemik Hemoragik Total
n % n % n %
IMT
Non Obesitas 1 3.3 3 10.0 4 13.3
0.031*
Obesitas 22 73.3 4 13.3 26 86.7
Total 23 76.7 7 23.3 30 100

TD Sistolik
Non Hipertensi 11 36.7 0 0 11 36.7
0.029*
Hipertensi 12 40.0 7 23.3 19 63.3
Total 23 76.7 7 23.3 30 100

UNIVERSITAS SUMATERA
2

TD Diastolik
Non Hipertensi 12 40.0 0 0 12 40.0
0.024*
Hipertensi 11 36.7 7 23.3 18 60.0
Total 23 76.7 7 23.3 30 100
KGD Sewaktu
Non Diabetes 14 46.7 0 0 14 46.7
Diabetes 9 30.0 7 23.3 16 53.3 0.007*

Total 23 76.7 7 23.3 30 100


LDL
Non
17 56.7 0 17 56.7
Hiperkolesterolemia 0 0.001*
Hiperkolesterolemia 6 20.0 7 23.3 13 43.3
Total 23 76.7 7 23.3 100 100
Keterangan *Uji Fisher.

Berdasarkan tabel 5.9. di atas, hasil analisis uji Fisher menunjukkan secara
statistik bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan stroke
dengan nilai p value = 0.031 (p <0,05); ada hubungan bermakna antara hipertensi
(tekanan darah sistolik) dengan stroke dengan nilai p value = 0.029 (p <0,05); ada
hubungan antara hipertensi (tekanan darah diastolik) dengan stroke dengan nilai p
value
= 0.024 (p <0.05); ada hubungan antara diabetes dengan stroke dengan nilai p value =
0,07 (p <0.05) dan ada hubungan antara hiperkolesterolemia dengan stroke dengan
nilai p value = 0.001 (p <0.05).

5.2. Pembahasan

5.2.1. Karakteristik Responden

Stroke dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan. Laki-laki lebih beresiko
terhadap stroke daripada perempuan. Kebiasaan merokok lebih banyak dilakukan oleh
kaum laki-laki yang menjadi salah satu pemicu stroke pada kaum laki-laki. Pola hidup

UNIVERSITAS SUMATERA
2

yang tidak teratur lebih banyak dilakukan kaum laki-laki yang juga menjadi alasan
mengapa stroke pada laki-laki lebih banyak dibanding perempuan. 12

Pada penelitian ini mendapatkan bahwa stroke lebih banyak pada laki-laki
(63.3%) dibanding perempuan (36.7%). Hasil penelitian Appelros juga menyatakan
bahwa stroke lebih banyak terjadi pada laki-laki yaitu 33% daripada perempuan. 25 Hal
yang sama juga dijumpai pada penelitian Manurung bahwa kejadian stroke lebih
banyak terjadi pada laki-laki (56.1%) dibanding perempuan (32.2 %).25

Stroke terdapat dua tipe yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke
iskemik merupakan jenis stroke terbanyak yaitu sekitar 87%, sedangkan insiden
stroke hemoragik antara 15%-30%.1
Pada penelitian ini stroke iskemik lebih banyak ditemukan dengan jumlah 23
orang (76.7%) daripada stroke hemoragik yang hanya berjumlah 7 orang (23.3%).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nastiti dijumpai stroke iskemik (85%) lebih
banyak terjadi daripada stroke hemoragik (15%). 27 Hal yang sama juga dijumpai pada
penelitian Dinata yang menemukan tipe stroke iskemik (61.46%) lebih banyak
daripada stroke hemoragik (38.54%).27
Semakin meningkatnya umur, semakin tinggi risiko. Pada penelitian ini
mendapatkan bahwa penderita stroke lebih tinggi terjadi pada umur 60-74 tahun
(60.0%). Pada umur 45-59 tahun ditemukan penderita stroke 30% dan pada umur <45
tahun ditemukan 10%.
Pada penelitian Kolominsky-Rabas, et al menemukan bahwa penderita stroke
lebih tinggi pada umur ≥75 tahun (51%).28 Hal yang sama dijumpai pada peneltian
Manurung dimana penderita stroke ditemukan lebih tinggi pada umur diatas 65 tahun
(60.7%). Menurut Manurung bahwa semakin bertambahnya umur seseorang, maka
semakin besar risiko untuk terkena stroke.25

5.2.2. Hubungan Faktor Obesitas dengan Stroke

Obesitas adalah kondisi dimana terjadi kelebihan kandungan lemak di jaringan


adiposa sehingga dapat mengakibatkan peningkatan indeks masa tubuh. Obesitas

UNIVERSITAS SUMATERA
2

memungkinkan ada hubungannya dengan terjadinya stroke terkait dengan kadar LDL
yang tinggi pada orang obesitas. Kategori obesitas ialah nilai IMT ≥25 kg/m 2 .3

Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa mayoritas responden stroke


adalah responden yang obesitas dengan jumlah 26 orang (86.7%), dimana diantaranya
adalah responden stroke iskemik 22 orang (73.3%) dan responden stroke hemoragik 4
orang (13.3%). Nilai p value = 0.031 (p < 0.05) dengan tingkat kepercayaan 95%
yang menunjukkan secara statistik bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
obesitas dengan stroke. Hal ini sesuai dengan penelitian Manurung yang menyatakan
terdapat hubungan antara obesitas dengan stroke dengan nilai p value = 0.010.25
Menurut penelitian Mitchell et al terdapat hubungan antara obesitas dengan
peningkatan stroke dengan nilai p value = 0.01.29 Pada penelitian Ophyne (2010) juga
menyatakan terdapat hubungan antara obesitas dengan stroke dengan nilai p value =
0.013.30

Dalam penelitian ini ada 4 responden (13.3%) yang non obesitas tetapi
menderita stroke. Hal ini mungkin dikarenakan adanya faktor risiko lain yang bisa
menimbulkan stroke, seperti merokok dan alkohol.

5.2.3. Hubungan Faktor Hipertensi dengan Stroke

Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah, baik sistolik


maupun diastolik yaitu ≥140/90 mmHg.Tekanan darah tinggi atau hipertensi
merupakan peluang terbesar terjadinya stroke. Hipertensi mengakibatkan adanya
gangguan aliran darah yang mana diameter pembuluh darah akan mengecil sehingga
darah yang mengalir ke otak juga akan berkurang sehingga dapat mengakibatkan
stroke. Hipertensi menyumbang 50% kejadian stroke iskemik.13

Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan mayoritas dari tekanan darah


sistolik adalah responden yang hipertensi dengan jumlah 19 orang (63.3%), dimana
diantaranya adalah responden stroke iskemik 12 orang (40.0%) dan stroke hemoragik
7 orang (23.3%). Mayoritas dari tekanan darah diastolik responden adalah responden
yang hipertensi dengan jumlah 18 orang (60.0%) dimana diantaranya adalah reponden
stroke iskemik 11 orang (36%) dan responden stroke hemoragik 7 orang (23.3%).
Terdapat hubungan antara hipertensi (tekanan darah sistolik) dengan stroke dimana
nilai p value

UNIVERSITAS SUMATERA
2

= 0.029 (p < 0.05) dan terdapat hubungan antara hipertensi (tekanan darah diastolik)
dimana nilai p value = 0.024 (p < 0.05). Tingkat kepercayaan 95% yang menunjukkan
secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara hipertensi dengan stroke.

Menurut penelitian Mitchell et al menemukan ada hubungan hipertensi dengan


peningkatan stroke dengan p value = 0.01.29 Hal yang sama juga ditemukan pada
penelitian Manurung bahwa ada hubungan antara hipertensi dengan stroke dengan nilai
p value = 0.001.25

5.2.4. Hubungan Faktor Diabetes dengan Stroke

Diabetes melitus adalah keadaan dimana terjadi gangguan metabolisme yang


dapat berupa kerusakan pankreas sehingga membuat defisiensi insulin ataupun
terjadinya resistensi insulin pada sel-sel tubuh sehingga dampak dari kedua keadaan
tersebut adalah terjadinya peningkatan glukosa darah.

Pada penelitian ini menemukan bahwa mayoritas responden adalah responden


stroke dengan diabetes dengan jumlah 16 orang (53.3%). Dimana diantaranya adalah
responden stroke iskemik 9 orang (30.0%) dan responden stroke hemoragik 7 orang
(23.3%). Nilai p value = 0.007 dengan kepercayaan 95% yang menunjukkan
hubungan yang bermakna antara diabetes dengan stroke.

Pada penelitian Mitchell et al menemukan bahwa ada hubungan antara diabetes


melitus dengan stroke dengan nila p value = 0.01.29 Hal yang sama juga dijumpai pada
penelitian Shintadewi bahwa terdapat hubungan antara stroke dengan diabetes melitus
dengan nilai p value = 0.010.31

5.2.5. Hubungan Faktor Hiperkolesterolemia dengan Stroke

Hiperkolesterolemia adalah kondisi dimana kadar kolesterol dalam darah


berlebih. LDL yang berlebih akan mengakibatkan terbentuknya plak pada pembuluh
darah. Kondisi seperti ini lama-kelamaan dapat mengganggu aliran darah, termasuk
aliran darah ke otak. Kategori hiperkolesterolemia adalah LDL ≥160. 8

UNIVERSITAS SUMATERA
3

Pada penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan bermakna antara


hiperkolesterolemia dengan stroke dimana nilai p value = 0.001. Dimana
hiperkolesterolemia dijumpai 13 orang (43.3%) yaitu stroke iskemik 6 orang (20%)
dan stroke hemoragik 7 orang (23.3%). Hal yang sama dijumpai pada penelitian
Solehin menemukan hubungan antara hiperkolesterolemia dengan kejadian stroke
dimana nilai p value = 0.002.32 Sedangkan pada penelitian Hasibuan dkk menemukan
bahwa tidak terdapat hubungan antara hiperkolesterolemia dengan kejadian stroke
iskemik dan hemoragik dengan nilai p value = 0.761.33

UNIVERSITAS SUMATERA
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil yang diperoleh mengenai hubungan faktor risiko
dengan tipe stroke pada pasien rawat inap di bagian Ilmu Penyakit Saraf di RSUP H.
Adam Malik Medan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisis Uji Fisher menunjukkan secara statistik bahwa ada hubungan
bermakna antara obesitas dengan stroke dimana nilai p value = 0.031
(p<0.05). Mayoritas frekuensi responden adalah penderita stroke iskemik
dengan obesitas yaitu 22 orang (73.3%) sedangkan pada penderita stroke
hemoragik dengan obesitas 4 orang (13.3%).
2. Ada hubungan bermakna antara hipertensi (tekanan darah sistolik) dengan
stroke dimana nilai p value = 0.029 (p<0.05). Mayoritas frekuensi responden
adalah responden stroke iskemik dengan hipertensi dengan jumlah 12 orang
(40.0%) dan responden stroke hemoragik dengan hipertensi dengan jumlah 7
orang (23.3%).
3. Ada hubungan bermakna antara hipertensi (tekanan darah diastolik) dengan
stroke dimana p value = 0.024 (p<0.05). Mayoritas frekuensi reponden adalah
responden stroke iskemik dengan hipertensi yaitu 11 orang (36.3%) dan
responden stroke hemoragik dengan hipertensi 7 orang (23.3%).
4. Ada hubungan bermakna antara diabetes melitus dengan stroke dimana nilai
p value = 0.007 (p<0.05). Mayoritas frekuensi responden adalah responden
stroke iskemik dengan diabetes yaitu 9 orang (30.0%) dan pada stroke
hemoragik dengan diabetes 7 orang (23.3%)

31

UNIVERSITAS SUMATERA
32

5. Ada hubungan antara hiperkolesterolemia dengan stroke dimana nilai p value =


0.001 (p<0.05). Dimana hiperkolesterolemia dijumpai 43.3% yaitu stroke
iskemik 6 orang (20%) dan stroke hemoragik 7 orang (23.3%).

6.2. Saran

Perlunya kesadaran masyarakat terhadap pola hidup yang sehat, terutama pada
orang yang mempunyai risiko untuk mengurangi faktor risiko yang masih dapat
dimodifikasi seperti obesitas, hipertensi, diabetes, dan hiperkolesterolemia.

UNIVERSITAS SUMATERA
DAFTAR PUSTAKA

1. American Heart Association. An update Definition of Stroke for the 21 st


Century. AHA. 2013.
2. World Health Organization. Global Status Report on Noncummunicable
Diseases 2010. Geneva: WHO; 2011.
3. American Heart Association. Heart Disease and Stroke Statistics-2015
Update: A Report From the American Heart Association AHA; 2015.
4. Rohmah RM. Penilaian Tingkat Risiko dan Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Stroke pada Masyarakat Binaan KPKM Buaran
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2015. [Skripsi]. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan: UIN Syarif Hidayatullah; 2015.
5. Kemenkes RI. Presiden Resmikan RS Pusat Otak Nasional. Kemenkes
RI. 2014. [Cited 2016 May]. Available at:
http://www.depkes.go.id/article/view/201407200001/presiden-resmikan- rs-
pusat-otak-nasional.html.
6. Ritarwan K. Pengaruh Polimorfisme Gen Beta Fibrinogen -455G/A pada
Pemberian Aspirin dan Efeknya Terhadap Skor Barthel Indeks dan
Modified Rankin Scale Penderita Stroke Iskemik Berdasarkan Kelompok
Usia. [Disertasi]. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara; 2014.
7. Tjokroprawiro A. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Bersama
Diabetes Meliputi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 2011.
8. Arum SP. STROKE Kenali Cegah & Obati. Yogyakarta: Notebook; 2015
9. Yani, FI. Perbedaan Skor Kualitas Hidup Terkait Kesehatan antara
Pasien Stroke Iskemik Serangan Pertama dan Berulang. [Skripsi].
Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret; 2011.

33

UNIVERSITAS SUMATERA
3

10. Arifputera A, Calistania C, Klarisa C, Priantono D, Paramitha D,


Wibisono E, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media
Aesculapius; 2014.
11. Pramudita A. Peningkatan Indeks Massa Tubuh > 25 Sebagai Faktor
Risiko Stroke. [Skripsi]. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM ; 2014.
12. Khairatunnisa. Analisis Faktor Resiko Stroke pada Pasien Di RSU H.
Sahudin Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2014. [Tesis].
Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara;
2014.
13. CDC, NCHS. Underlying Cause of Death 1999-2013 on CDC
WONDER Online Database. USA, CDC. [Cited 2016 May]. Available
at: http://wonder.cdc.gov/wonder/help/ucd.html
14. Zulfa R. Hubungan Tingkat Faktor Risiko dengan Pengetahuan Stroke
pada Kelompok Usia di Atas 35 Tahun di RW 09 Kelurahan Cirendeu
Kecamatan Ciputat Timur Tahun 2012. [Skripsi]. Jakarta: Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah; 2012.
15. American Heart Association. Stroke Warning Signs and Symptom.
AHA. 2012.
16. Rau JM, Koto F. Faktor Risiko Kejadian Stroke di RSUD Undata Palu
Tahun 2011. FKIK: Universitas Tadulako; 2012.
17. Kernan WN, Dearborn JL. Obesity Increase Stroke Risk in Young
Adults: Opportunity for Prevention. 2015.
18. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2010.
19. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Edisi ketiga. Jakarta: CV Sagung Seto; 2011.
20. JNC 7 Express. Complete Report : The Seventh Report of The Joint
National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure.US: Departement of health and
human services, National Institutes of Health; 2003.

UNIVERSITAS SUMATERA
3

21. Sugondo S. Obesitas in Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta Pusat:
Internal Publishing; 2009. p.1973-1983.
22. National Diabetes Information Clearinghouse. Diagnosis of Dibetes and
Prediabetes. NDIC. 2014.
23. Jelinger PS, Smith DA, Mehta AE, Ganda Om, Handelsman Yehuda,
Rodbard HW, et al. American Association of Clinical Endocrinologists
Guidelines for Management of Dyslipidemia and Prevention of
Atherosclerosis. Endocrine Practice. 2012; 18 (suppl 1) :10.
24. Appelros P, Stemayr B, Teerent A, Sex Differences in Stroke
Epidemiology : a systemic review. AHA Journal. 2009; 40: 1082- 1090.
25. Manurung DR. Hubungan Faktor Predisposisi dan Faktor Pencetus
Terhadap Kejadian Stroke di Poli Neurologi RSUD Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2014. Medan : Poltekes Kemenkes Medan; 2014.
26. Nastiti D. Gambaran Faktor Risiko Kejadian Stroke pada Pasien Stroke
Rawat Inap di Rumah Sakit Krakatau Medika Tahun 2011. Jakarta :
FKM UI; 2012.
27. Dinata CA, Safrita Y, Sastri S. Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke
pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten
Solok Selatan Periode 1 Januari 2010 - 31 Juni 2012. Padang: UNAND;
2012.
28. Kolominsky-Rabas P.L, Sarti C, Heruschman PU, Graf C, Siemonsen S,
Neundoerfer B, et al. A Prosepective Community-based Study of Stroke
in Germany – The Erlangen Stroke Project (ESPro): Incidence and Case
Fatality at 1.3 and 12 Months. AHA Journal. 1998; 29: 2501 – 2506.
29. Mitchell AB, Cole JW, McArdle AF, Cheng Y, Ryan KA, Sparks MJ, et
al. Obesity Increase Risk of Ischemic Stroke in Yung Adults. AHA
Journal. 2015; 46: 1690-1692.
30. Ophine L. Hubungan antara Obesitas dengan Stroke pada Pasien Rawat
Inap di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK USU/ RSUP H. Adam Malik
Medan. Medan : FK USU; 2010.

UNIVERSITAS SUMATERA
3

31. Shintadewi PK. Hubungan Hipertensi, Diabetes Melitus, dan


Dislipidemia terhadap Kasus Stroke di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Periode 1 Juli 2003-30 Juni 2005. [Skripsi]. Surakarta: FK Universitas
Jember; 2007.
32. Hasibuan AE, Surbakti KP, Rambe AS. Hubungan Kadar Low-Density
Lipoprotein Cholesterol dengan Kejadian dan Keparahan Stroke Akut.
Neurona. 2015; Vol.32. No.3.
33. Solehin MM, Hamzah, Nurhikmah. Analisis Faktor Risiko Kejadian
Stroke di RSUD Balangan dan Puskesmas Kabupaten Balangan Tahun
2016. Caring. 2016; Vol 2. No.2. p.73-87.
34. National Heart Lung and Blood Institute. National Cholesterol Education
Program : ATP III Guidelines At-A-Glance Quick Desk Reference.
NHLBI. 2001.

UNIVERSITAS SUMATERA
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi
Nama : Mira Wahni Ginting
Tempat/Tanggal Lahir : Kutabuluh, 5 Februari 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jln. Jamin Ginting No. 136 Padang Bulan,
Medan
Telepon 081248108409

II. Riwayat Pelatihan


1. Tahun 2001-2007 : SD Negeri 038096 Pasir Mbelang
2. Tahun 2007-2010 : SMP Negeri 1 Tanah Pinem
3. Tahun 2010-2013 : MAN Sidikalang

III. Riwayat Organisasi


1. Anggota Humas IMPM USU pada tahun 2014- April 2016

UNIVERSITAS SUMATERA
Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK


PENELITIAN

Assalamualaikum wr.wb.

Salam Sejahtera

Dengan hormat, saya yang bernama Mira Wahni Ginting, mahasiswa


Pendidikan Kedokteran di Fakultas Kedokteran USU. Saya sedang melakukan
penelitian yang berjudul “Hubungan Faktor Risiko dengan Tipe Stroke” yang
akan dilakukan pada Pasien Rawat Inap di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/
RSUP H. Adam Malik Medan.

Stroke adalah gangguan fungsi otak akibat aliran darah ke otak mengalami
gangguan (berkurang) yang terjadi secara tiba-tiba yang dapat mengakibatkan
kematian atau kelumpuhan bagian tubuh. Ada dua golongan faktor risiko dari
stroke, faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan dan yang dapat dikendalikan.
Obesitas, hipertensi, diabetes melitus, dan peningkatan LDL merupakan faktor
risiko stroke yang dapat dikendalikan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor risiko


dengan tipe stroke pada orang dewasa. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pencegahan
penyakit stroke, baik di tingkat primer (yang masih sehat), maupun di tingkat
sekunder (yang sudah sakit untuk mencegah keadaan yang lebih buruk).

Pada penelitian ini, saya akan bertanya kepada Bapak/Ibu/Sdra/Sdri


tentang data pribadi yaitu nama, jenis kelamin, usia, dan diagnosis penyakit.
Kemudian saya akan melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan dan
pengambilan data tekanan darah, KGD dan LDL pertama pasien dirawat dari
rekam medik.

UNIVERSITAS SUMATERA
Pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan timbangan injak,
dimana subyek hanya menggunakan pakaian sehari-hari. Pengukuran tinggi badan
dengan alat pengukur dimana subyek berdiri tegak tanpa alas kaki dengan
punggung, pantat, dan tumit menempel pada dinding dan diukur sampai batas
verteks. Bila pasien tidak dapat berdiri tegak, pengukuran dilakukan pada posisi
berbaring telentang pada alas yang datar, dimana kepala menempel pada
pembatas, lutut lurus, dan diukur sampai ke telapak kaki.
Partisipasi Bapak/Ibu/Sdra/Sdri bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap
data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk
kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini, Bapak/Ibu/Sdra/Sdri tidak akan
dikenakan biaya apapun. Bila Bapak/Ibu/Sdra/Sdri membutuhkan penjelasan,
maka dapat menghubungi Saya, dengan nomor Hp. 081248108409.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu/Sdra/Sdri atas


partisipasinya. Keikutsertaan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri dalam penelitian ini akan
menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini


diharapkan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah
saya persiapkan.

Medan, 2016
Peneliti,

(Mira Wahni Ginting)

UNIVERSITAS SUMATERA
Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED


CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/Hp:

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Hubungan Faktor


Risiko dengan Tipe Stroke” maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa
paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2016

( )

UNIVERSITAS SUMATERA
UNIVERSITAS SUMATERA
Lampiran 5

UNIVERSITAS SUMATERA
Lampiran 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 6

LEMBAR CHECKLIST

Data Responden
No Nama JK Usia Diagnosis BB TB IMT TD KGDs LDL
(Kg) (cm) (Kg/m2) (mmHg) (mg/dl)
1 AG L 43 SI 70 161 27,00 100/70 215 78
2 MM P 69 SI 65 155 27,05 130/70 123 195
3 ZS L 53 SI 70 165 25,71 130/80 233 145
4 SO L 52 SH 75 168 26,57 140/110 214 164
5 NS P 62 SI 45 150 20,00 110/80 104 30
6 DR L 65 SH 75 167 26,89 200/100 225 172
7 PS L 74 SI 55 155 22,89 70/40 137 158
8 JS L 57 SI 60 155 24,97 200/110 140 30
9 BH L 67 SI 45 160 17,57 130/70 107 172
10 KG L 61 SI 59 165 21,69 100/70 149 158
11 RD L 36 SI 60 157 24,39 130/80 100 130
12 OK P 62 SI 65 150 28,88 140/100 250 116
13 ST L 52 SI 81 179 28,32 160/120 167 116
14 AS L 71 SI 55 170 19,03 110/80 188 84
15 ME L 67 SI 70 160 25,71 170/110 169 82
16 JN L 61 SH 60 165 22,03 160/120 200 76
17 EH L 41 SH 78 171 26,67 110/80 207 200
18 TM L 56 SH 70 170 24,22 170/110 212 112
19 FA P 50 SI 71 165 26,07 210/120 280 179
20 MN L 72 SI 60 160 23,43 170/100 238 185
21 AB P 52 SI 60 158 24,03 180/140 140 164
22 NB P 57 SI 68 150 30,22 160/89 235 217
23 AH P 62 SI 55 155 22,89 170/100 172 200
24 MA P 55 SI 65 157 26,37 150/90 247 150
25 HH P 68 SI 68 150 30,22 180/110 223 120
26 HA P 62 SI 43 152 18,61 130/80 150 156
27 SB L 60 SH 66 165 24,24 140/90 219 112
28 NA P 67 SH 57 155 23,72 150/100 200 170
29 CP L 64 SI 64 162 24,38 130/85 64 198
30 SN L 61 SI 68 170 23,52 160/100 217 167

UNIVERSITAS SUMATERA
Lampiran

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin


JK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid LAKI-LAKI 19 63.3 63.3 63.3

PEREMPUAN 11 36.7 36.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Distribusi Frekuensi Diagnosis Stroke


Diagnosis

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SI 23 76.7 76.7 76.7

SH 7 23.3 23.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA
Distribusi Frekuensi
Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 36 1 3.3 3.3 3.3

41 1 3.3 3.3 6.7

43 1 3.3 3.3 10.0

50 1 3.3 3.3 13.3

52 3 10.0 10.0 23.3

53 1 3.3 3.3 26.7

55 1 3.3 3.3 30.0

56 1 3.3 3.3 33.3

57 2 6.7 6.7 40.0

60 1 3.3 3.3 43.3

61 3 10.0 10.0 53.3

62 4 13.3 13.3 66.7

64 1 3.3 3.3 70.0

65 1 3.3 3.3 73.3

67 3 10.0 10.0 83.3

68 1 3.3 3.3 86.7

69 1 3.3 3.3 90.0

71 1 3.3 3.3 93.3

72 1 3.3 3.3 96.7

74 1 3.3 3.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA
Statistics

imt22

N Valid 30

Missing 0

imt22

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid non obesitas 4 13.3 13.3 13.3

obesitas 26 86.7 86.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Statistics

TDS

N Valid 30

Missing 0

TDS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid NON HIPERTENSI 11 36.7 36.7 36.7

HIPERTENSI 19 63.3 63.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA
Statistics

tekanan darah diastolik

N Valid 30

Missing 0

tekanan darah diastolik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid NON HIPERTENSI 12 40.0 40.0 40.0

HIPERTENSI 18 60.0 60.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Statistics

KGDS3

N Valid 30

Missing 0

KGDS3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid NON DIABETES 14 46.7 46.7 46.7

DIABETES 16 53.3 53.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA
Statistics

LDL4

N Valid 30

Missing 0

LDL4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid NON 17 56.7 56.7 56.7


HIPERKOLESTEROLEMIA

HIPERKOLESTEROLEMIA 13 43.3 43.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA
Hubungan Faktor IMT dengan Stroke

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Diagnosis * imt22 30 100.0 0 .0% 30 100.0


% %

Diagnosis * imt22 Crosstabulation

imt22

non obesitas Obesitas Total

Diagnosis SI Count 1 22 23

% of Total 3.3% 73.3% 76.7%

SH Count 3 4 7

% of Total 10.0% 13.3% 23.3%

Total Count 4 26 30

% of Total 13.3% 86.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-


Value df (2- sided) (2- sided) sided)

Pearson Chi-Square 6.887a 1 .009


Continuity Correction b
3.958 1 .047

Likelihood Ratio 5.773 1 .016

Fisher's Exact Test .031 .031

Linear-by-Linear Association 6.658 1 .010

N of Valid Cases 30

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,93.

b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Diagnosis * TDS 30 100.0 0 .0% 30 100.0%


%

Diagnosis * TDS Crosstabulation

TDS

NON
HIPERTENSI HIPERTENSI Total

Diagnosis SI Count 11 12 23

% of Total 36.7% 40.0% 76.7%

SH Count 0 7 7

% of Total .0% 23.3% 23.3%

Total Count 11 19 30

% of Total 36.7% 63.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-


Value df (2- sided) (2- sided) sided)

Pearson Chi-Square 5.286a 1 .021


Continuity Correction b
3.427 1 .064

Likelihood Ratio 7.588 1 .006

Fisher's Exact Test .029 .025

Linear-by-Linear Association 5.110 1 .024

N of Valid Cases 30

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,57.

b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA
Case Processing
Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Diagnosis * tekanan darah 30 100.0 0 .0% 30 100.0%


%
diastolik

Diagnosis * tekanan darah diastolik Crosstabulation

tekanan darah diastolik

NON
HIPERTENSI HIPERTENSI Total

Diagnosis SI Count 12 11 23

% of Total 40.0% 36.7% 76.7%

SH Count 0 7 7

% of Total .0% 23.3% 23.3%

Total Count 12 18 30

% of Total 40.0% 60.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-


Value df (2- sided) (2- sided) sided)

Pearson Chi-Square 6.087a 1 .014


Continuity Correction b
4.107 1 .043

Likelihood Ratio 8.539 1 .003

Fisher's Exact Test .024 .016

Linear-by-Linear Association 5.884 1 .015

N of Valid Cases 30

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,80.

b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA
Case Processing
Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Diagnosis * KGDS3 30 100.0 0 .0% 30 100.0


% %

Diagnosis * KGDS3 Crosstabulation

KGDS3

NON DIABETES DIABETES Total

Diagnosis SI Count 14 9 23

% of Total 46.7% 30.0% 76.7%

SH Count 0 7 7

% of Total .0% 23.3% 23.3%

Total Count 14 16 30

% of Total 46.7% 53.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-


Value df (2- sided) (2- sided) sided)

Pearson Chi-Square 7.989a 1 .005

Continuity Correctionb 5.731 1 .017

Likelihood Ratio 10.666 1 .001

Fisher's Exact Test .007 .006

Linear-by-Linear Association 7.723 1 .005

N of Valid Cases 30

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,27.

b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA
Case Processing
Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Diagnosis * LDL4 30 100.0 0 .0% 30 100.0


% %

Diagnosis * LDL4 Crosstabulation

LDL4

NON
HIPERKOLEST HIPERKOLEST
E ROLEMIA E ROLEMIA Total

Diagnosis SI Count 17 6 23

% of Total 56.7% 20.0% 76.7%

SH Count 0 7 7

% of Total .0% 23.3% 23.3%

Total Count 17 13 30

% of Total 56.7% 43.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-


Value df (2- sided) (2- sided) sided)

Pearson Chi-Square 11.940a 1 .001

Continuity Correctionb 9.119 1 .003

Likelihood Ratio 14.652 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear Association 11.542 1 .001

N of Valid Cases 30

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,03.

b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA

Anda mungkin juga menyukai