Anda di halaman 1dari 7

MIND MAPPING

ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN PNEUMONIA NY. J DI RUANG CATLEYA
RSUD DR .GONDO SUWARNO UNGARAN

Di susun oleh :
NAMA: ARDHITA VIOLINA GATRA PUTRI
NIM: G2A019069

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
PNEUMONIA

PENGERTIAN Tanda dan gejala


Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan menurut suriadi dan yuliani (2019) :
oleh infeksi mikroorganisme seperti bakteri - Pneumonia virus: demam tinggi, batuk tidak produktif, mengi
fungi,parasit, serta virus. penyakit terjadi - pneumonia bacterial : demam, malaise, pernafasan dangka
karena interaksi dengan mikroorganisme nyeri dada meyebar ke abdomen
menyebabkan kerusakan dan menimbulkan - pneumonia aptical: demam, menggigil, sakit kepala, batuk
tanda dan gejala. (Novard et.al.2019)

ETIOLOGI Patofisiologi
Penyebab pneumonia : Umumnya mikroorganisme penyebab terhisap ke paru bagian perifer
melalui respiratori. mula-mula terjadi edema akibat reaksi jaringan
a. bakteri yang mempermudah proliferasi dan penyebaaran kuman ke jaringan
- Typical organisme sekitarnya. bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi dan
1. streptococcus pneumonia ditemukan kuman alveoli. stadium ini adalah hepatisasi merah,
2. staphyloccos aureus bertambah parah/stadium hepatis kelabu dan stadium resolusi.
3. enterococcus ( Nursalam, 2016)
- Antipical organisme
1. mycoplasma sp
2. chlamedia sp
3. legionella sp
b. Virus : cytomegali virus, herpes simplex
c. fungi : candidda sp, aspergillus sp.
d. lingkungan : pencemaran udara

Penatalaksanaan
menurut muttaqin( 2019)
- posisikan klien semi fowler dengan sudut 45 %
- pemberian O2 adekuat
- pemberian nebulizer
- pemberian antibiotik terpilih
KONSEP KEPERAWATAN

Pengkajian Fokus
1. biodata : identitas pasien dan penanggng jawab
2. riwayat kesehatan : keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, kesehatan terdahulu,
riwayat kesehatan keluarga
3. pola kesehatan fungsional sebelum sesudah sakit
4. pengkajian fisik, keadaan umum, tingkat kesadaran
tanda vital, antropometri.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
hipersekresi dijalan nafas ditandai dengan batuk tidak efektif.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen biologis

SIKI DX 1 SIKI DX 2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama3 x Setelah dilakukan tindakan 3x 24 jam diharapkan nyeri
24 jam diharapkan jalan nafas membaik dengan kh : pasien menurun dengan kriteria hasil :keluhan nyeri menurun
- 1. Batuk efektif meningkat
- 2. Produksi sputum menurun
- 3. Mengi Wheezing menurin
- 4. Dispnea menurun
5. Gelisah menurun observasi
- indentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
a. Observasi nursing care
- 1. Identifikasi kemampuan batuk berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
2Terapeutik edukasi
- 1. Atur posisi semi-fowler jelaskan strategi meredakan nyeri
- Edukasi collaboration : kolaborasikan pemberian analgetik
1. Jelaskan dan tujuan batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberiak mukolitik atau ekspektoran
MIND MAPPING
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN UNION ANKLE DEXTRA POST ORIF NY. A DI RUANG CATLEYA
RSUD DR .GONDO SUWARNO UNGARAN

Di susun oleh :
NAMA: ARDHITA VIOLINA GATRA PUTRI
NIM: G2A019069

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KONSEP KEPERAWATAN

Pengkajian Fokus
a.biodata : identitas pasien dan penanggng jawab
b. riwayat kesehatan : keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, kesehatan terdahulu,
riwayat kesehatan keluarga
c. pola kesehatan fungsional sebelum sesudah sakit
d. pengkajian fisik, keadaan umum, tingkat kesadaran
tanda vital, antropometri.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik.
2. Gangguan mobilitas fisik b.d ganggua muskuloskletetal.
3. Resiko jatuh d.d kondisi pasca operasi.

Setelah dilakukan tindakan 24 jam jam keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 24jam Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil: diharapkan mobilitas fisik meningkat dengan kh : 1x 24 jam diharapkan risiko jatuh menurun kh
Keluhan nyeri menurun - Pergerakan ekstremitas meningkat jatuh dari tempat tidur menurun

Manajemen nyeri Dukungan mobilisasi Pencegahan jatuh


Observasi : identifikasi lokasi, durasi, karakter nyeri. Observasi : Identifikasi kemampuan klien dalam Observasi :Identifikasi factor resiko jatuh
Terapetik : berikan terapi non farmakologis mobilisasi Terapeutik :Pasang handrall tempat tidur
Edukasi : jelaskan strategi meredakan nyeri. Terapeutik :Libatkan keluarga untuk membantu Edukasi: Anjurkan memanggil perawat jika
Colaboration: kolaborasi pemberian analgetik klien dalam meningkatan pergerakan butuh bantuan.
Edukasi :AnjurkanMelakukan mobilisasi dini
Collaborasi :Ajarkan mobilisasi sederhana:
UNION ANKLE DEXTRA POST ORIF

DEFINISI
Fraktur (patah tulang) pada ujung distal fibula dan tibia merupakan istilah yang
digunakan untuk menyatakan fraktur pergelangan kaki (ankle fracture)
(Sjamsuhidajat, 2005).

Etiologi
Untuk mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami fraktur, pemeriksaan
perlu mengenal anatomi dan fisiologi tulang sehingga pemeriksa mampu lebih jauh
mengenal keadaan fisik tulang dan keadaan trauma yang dapat menyebabkan
tulang patah.

Klasifikasi Jenis Fraktur (Zairin Noor, 2016) :


Fraktur terbuk, Fraktur tertutup, Fraktur kompresi, Fraktur stress, Fraktur avulsi,
Greenstick Fracture (fraktur lentur atau salah satu tulang patah sedang sisi lainnya
membengkok), Fraktur transversal, Fraktur kominutif (tulang pecah menjadi beberapa
fragmen), Fraktur impaksi (sebagian fragmen tulang masuk ke dalam tulanglainnya).

Manifestasi Klinik
Deformitas, Bengkak/edema, Echimosis (Memar), Spasme otot, Nyeri, Kurang/hilang sensasi,
Krepitasi, Pergerakan abnormal, Rongen abnormal (Alimul Hidayat, 2013).

Pengertian ORIF (Open Reduction Internal Fixation)


ORIF adalah suatu jenis operasi atau pembedahan dengan pemasangan internal fiksasi yang dilakukan ketika fraktur
tersebut tidak dapat direduksi secara cukup dengan close reduction untuk mempertahankan posisi yang tepat pada pragmen
tulang (John C Adams, 1992 dalam potter & Perry, 2010). Fungsi ORIF untuk mempertahankan fungsi fragmen tulang agar
tetap menyatu dan tidak mengalami pergerakan. Internal fiksasi ini berupa intra medullary nail, biasanya digunakan untuk
fraktur tulang panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer dan Bare. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol.12. Jakarta
: EGC.

Sudirman. 2011. Padatnya Arus Lalu Lintas. http://www.kompas.com/.html diakses pada tanggal 7 Janauri 2023.

Sugioyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA.

Wahid, Abdul. 2013. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Trans
Info Media.

Anda mungkin juga menyukai