Anda di halaman 1dari 6

2.

PNEUMONIA
2.1 Definisi
Pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan akut parenkim paru yang disebabkan oleh
milcroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). Pneumonia yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk. Peradangan paru yang disebabkan oleh
nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan dan lain-lain)
disebut pneumonitis.
2.2 Klasifikasi
Berdasar klinis dan epidemiologis, pneumonia dibedakan atas pneumonia komunitas
(Community-Acquired Pneumonia = CAP), Pneumonia didapat di Rumah Sakit (Hospital-
Acquired Pneumonia=HAP), Health Care Associated Pneumonia — HCAP dan pneumonia
akibat pemalcaian ventilator (Ventilator Associated Pneumonia =VAP).
a. Community-acquired Pneumonia (CAP)
Community-acquired Pneumonia (CAP) peradangan akut pada parenkim paru yang
didapat di masyarakat dan terjadi melalui inhalasi atau aspirasi mikroba patogen ke paru-
paru (lobus paru). Penyebabnya 85% disebabkan oleh Streptococcus pneumonia,
Haemophylus influenzae, dan Moraxella catarrhalis.
b. Hospital-acquired Pneumonia (HAP)
Hospital-acquired pneumonia (HAP) adalah suatu Pneumonia yang terjadi 48 jam atau
lebih setelah pasien masuk rumah sakit, dan tidak dalam masa inkubasi atau diluar suatu
infeksi yang ada saat masuk rumah sakit.
c. Ventilator-acquired Pneumonia (VAP)
Ventilator-acquired Pneumonia (VAP) adalah pneumonia yang berhubungan dengan
ventilator. Pneumonia terjadi setelah 48-72 jam atau lebih setelah intubasi trachea.
Ventilator mekanik adalah alat yang dimasukkan melalui mulut dan hidung atau lubang
didepan leher dan masuk ke dalam paru.
d. Health Care-Associated Pneumonia (HCAP)
Health Care-associated pneumonia (HCAP) adalah Pneumonia yang terjadi pada anggota
masyarakat (yang tidak dirawat di rumah sakit), yang secara ekstensif kontak dengan
perawatan kesehatan, sehingga merubah resiko mereka terhadap mikroba yang virulent
dan resisten dengan obat. Anggota masyarakat yang kontak secara ekstensiv dengan
sistem perawatan kesehatan (health Care) akan membawa flora yang jauh lebih mirip
dengan pasien di Rumah Sakit dari pada anggota masyarakat yang sehat, sehingga
pneumonia pada penderita ini dikenal sebagai Health Care-associated pneumonia
(HCAP). Faktor-faktor risiko bagi Health Careassociated pneumonia (HCAP) :
a. Mendapat terapi antibiotik didalam 90 hari sebelumnya
b. Pernah masuk Rumah Sakit secara akut paling tidak 2 hari dalam 90 hari
sebelumnya
c. Mengalami perawatan dirumah atau fasilitas perawatan yang diperpanjang
d. Terapi infus dirumah, termasuk khemoterapi, dalam 30 hari yang lewat
e. Dialisis yang panjang dalam 30 hari yang lewat
f. Perawatan luka dirumah
g. Anggota famili dengan infeksi melibatkan mikroba resisten obat
h. Penyakit immunosupresive atau terapi Imunosupresif
Berdasarkan mikroba penyebabnya, maka pneumonia diklasifikan sebagai berikut :
a. Pneumonia Tipikal (Bakteri)
Pneumonia Atipikal (mycoplasma, clamidya, legionella)
b. Pneumonia virus
c. Pneumonia jamur

Tabel 1. Perbedaan Pneumoni Tipikal dan Pneumonia Atipikal

2.3 Etiologi
Mikroorganisme yang banyak pada Pneumonia nosokomial (HAP, VAP, HCAP) adalah :
1. Streptococcus pneumonia, sering resisten obat pada HCAP
2. Staphylococcus aureus, baik metisilin sensitif (MSSA) atau metisilin resisten
(MRSA)
3. Gram negatif batang yang tidak memproduksi Extended Spectrum Beta-lactamase
(ESBL)
4. Gram negatif batang penghasil ESBL, termasuk Enterobacter sp., Escherichi coli,
Klebsiella pneumonia
5. 5. Pseudomonas aeruginosa,
6. Acinetobacter spesies
2.4 anamnesis
Pada anamnesis yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Apakah pasien di sertai dengan keluhan demam ?
b. Apakah pasien di sertai dengan keluhan batuk dan sesak nafas ?
c. Apakah batuk tersebut mengeluarkan dahak yang bersiat purulent ?
d. Apakah batuk disertai dengan penurunan BB ?
e. Apakah di sekitar pasien juga terdapat mengeluh keluhan yang sama ?
f. Apakah pasien memiliki riwayat rawa inap atau menggunakan fasilitas jangka panjang di
rumah sakit ?
2.5 Pemeriksan FIsik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan hal sebagai berikut :
a. Inspeksi
- Pasien tampak sesak berat seperti nafas cuping hidung
- Terdapat retrkasi pada dinding dada
- Bisa di sertai sianosis apabila mengalami keluhan yang berat
b. Auskultasi
- Terdengar suara rhonki halus atau bahkan rhonki kasar
- Suara vesikuler paru menurun pada bagian yang terinfeksi
c. Perkusi
- Mengalami peningkatan pada area yang terdapat infiltrate
d. Palpasi
- Mengalami peningkatan pada area yang terdapat infiltrate
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Dilakukan pemeriksaan DL untuk menentukan apakah terjadi peningkatan WBC tanda
infeksi bakteri (Pneumonia Tipikal)
2. DIlakukan pemeriksaan Foto Thorax sebagai pemeriksaan penunjang utama untuk
menegakkan diagnosis pneumonia.
3. Gram Sputum dan Kultur sputum dilakukan untuk menentukan etiologi
4. Pada Kasus pneumonia atipikal dilakukan pemeriksaan serologi, yaitu :
a. mycoplasma : cold agglutinin dan fiksasi komplemen
b. clamidya : immunofloresen
c. legionella : antigen urin
5. Analisa Gas Darah bila komplikasi menjadi ARDS
2.7 Tatalaksana
Sebelum memberikan terapi pada kasus pneumonia, maka menenukan derajat keparahan dengan
skor CURB65 atau PSI. Namun, untuk fasilitas yang tidak terlaku lengkap. SKor CURB 65 bisa
digunakan.
• C: Confusion yaitu tingkat kesadaran ditentukan berdasarkan uji mental
• U: Urea
• R: Respiratory rate atau frekuensi napas
• B: Blood pressure atau tekanan darah
• 65: Umur 65 tahun
Apabila kriteria terpenuhi, maka masing-masing skor bernilai 1.

Gambar 1. Skor CURB 65

Skor 0-1 : rawat jalan


SKor 2 : rawat inap non ICU (ruang biasa)
SKor >2 : Rawat inap ICU

Terapi utama pneumonia adalah memberikan antiobiotik spectrum luas selama 7 sampai 14
hari.
Untuk jenis antibiotic yang diberikan bisa dilihat pada table. Tatalaksana terapi pneumona
yang lain diberikan sesuai simptomatik seperti anti piretik, mukolitik dan anti inflamasi.
Tabel 2. Terapi antiobiotik empiris pada pneumonia
Tinjauan Pustaka
1. PDPI. 2014. Pneumonia, Pedoman diagnosis dan Penatalaksaan di
Indonesia, edisi 2 : Jakarta
2. Mandell LA, Wunderink RG, Anzueto A, Bartlett ZG, Campbell D, Dean NC
et. al. Infectious Diseases Society of America/American Thoracic Society
Consensus Guidelines on the Management of Community-Acquired
Pneumonia in Adults. Clinical Infectious Diseases. 2007; 44: S2: 527 -723.
3. Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media Aesculapius. 2014.
4. Navdeep K, Brar M, Michael S, Niederman MD, Management of community-
acquired Pneumonia, Therapic Advances in Respiratory Disease. 2011;5(1) :
61-78
5. Welte T, Kohnlein T. Global and local epidemiology community- acquired
pneumonia: the experience of the CAPNETZ Network. Respir Crit Care Med.
2009;30 (2):127-35.

Anda mungkin juga menyukai