Anda di halaman 1dari 11

Pneumonia

Gawat
Darurat
Laporan Pendahuluan dan
Asuhan Keperwatan

01 Definisi 02 Etiologi

03 Manifestasi Klinis
04 Analisa data

05 Implementasi
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang

01
biasanya dari suatu infeksi saluran pernapasan bawah akut (ISNBA). Dengan gejala

batuk dan disertai dengan sesak napas yang disebabkan agen infeksius seperti virus,

bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru

yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran radiologis
Definisi
(Nurarif, 2016).
Pneumonia
Etiologi

Selain diatas penyebab terjadinya pneumonia sesuai penggolongannya menurut

(Nurarif, 2016) yaitu:

a. Bacteria: Diplococcus pneumonia, Pneumococcus, Streptococcus hemolyticus,


02
Streptococcus aureus, Hemophilus influinzae, mycobacterium tuberkolosis,

Bacillus Friedlander.

b. Virus: Respiratory syncytial virus, Adeno virus, V. sitomegalitik, V. influenza

c. Mycoplasma pneumonia

d. Jamur: Histoplasma capsulatum, Cryptococcus neuroformans, Blastomyces

dermatitides, Coccidodies immitis, Aspergilus species, Candida albicans.

e. Aspirasi: makanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asing.

f. Pneumonia hipostatik

g. Syndrome loeffler
03
Manifestasi Klinis

Menurut Brunner & Suddarth, (2011) Gambaran klinis


beragam, bergantung pada organisme penyebab dan
penyakit pasien.
a. Menggigil mendadak dan dengan cepat berlanjut
f. Tanda lain : infeksi saluran nafas atas, sakit kepala,
menjadi demam (38,5°C sampai 40,5°C). Pneumonia
demam g. Pneumonia berat; pipi memerah; bibir dan
b. Nyeri dada pleuritik yang semakin berat ketika bernafas pada gangguan
bantalan kuku menunjukkan sianosis sentral.
dan batuk. imun
h. Sputum purulen, berwarna seperti karat, bercamur
c. Pasien yang sakit parah mengalami takipnea berat (25  
darah, kental, atau hijau, bergantung pada agens
sampai 45 kali pernafasan/menit) dan dispnea Terjadi karena akibat proses
penyebab.
d. Nadi cepat penyakit dan akibat terapi.
i. Nafsu makan buruk, pasien mengalami diaforesis dan
e.Bradikardia relatif untuk tingginya demam menunjukkan Penyeba
mudah lelah.
infeki virus, inveksi mikoplsama, atau infeksi organisme
legionella.
Identitas pasien

No. Rekam Medis :139477 Diagnosa Medis : Pneumonia


Nama : Tn. B Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 73 Tahun
Agama : Islam Status Perkawinan :Kawin Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja Sumber informasi : Pasien Jam MRS : 06.50 WIB
Alamat : Lateng Jam Pengkajian : 10.00 WIB
1 Senin/21 Bersihan jalan napas tidak efektif b/d D.0001 Bersihan jalan napas (L.01001) L.01001 Latihan batuk efektif (I.01006)
November hipersekresi jalan napas Setelah dilakukan tindakan Observasi :
2022/ jam keperawatan 1x24 jam diharapkan 1. identifikasi kemampuan batuk
10.00 sesak menurun dengan kriteria hasil : 2. monitor adanya retensi sputum
1. batuk efektif meningkat 3. monitor tanda dan gejala infeksisputum
2. produksi sputum menurun 4. monitor input dan output cairan
3. dispneu menurun Terapeutik :
4. frekuensi napas membaik 5. atur posisi semi fowler
5. pola napas membaik 6. buang secret pada tempat sputum
Edukasi ;
7. jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
8. anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik
9. anjurkan batuk efektif dengan kuat langsung setelah tarik
napas dalam yang ke 3
Kolaborasi :
10. kolaborasi pemberian mukolitik dan ekspektoran jika perlu.
2. Senin/21 Hipertermia b/d proses penyakit (mis, (D.0130) Termoregulasi (L.14134) Manajemen hipertermia (I. 15506)
November infeksi) Setelah dilakukan tindakan Observasi
2022/ jam keperawatan 1x2 4 jam diharapkan 1.identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi, terpapar
10.00 suhu tubuh membaik dengan kriteria lingkungan, panas, inkubator)
hasil : 2. monitor suhu tubuh
1. pucat menurun 3. monitor kadar elektrolit
2. menggigil menurun 4. monitor haluan urine
3. takikardi menurun 5. monitor komplikasi akibat hipertermia
4. suhu tubuh membaik Terapeutik
5. suhu kulit membaik 6. sediakan lingkungan yang dingin
6. tekanan darah membaik 7. basahi dan kipasi permukaan tubuh
8. ganti linen tiap hari atau lebih sering
9. lakukan pendinginan eksternal
10. longgarkan tau lepaskan pakaian
11. berikan oksigen bila perlu
12. berikan cairan oral
Edukasi
13. anjurkan tirah baring
Kolaborasi
14. kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika
perlu
Hari/
No.
Tgl/ Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi (SOAP)
Dx
Shift
Senin/21 1. 10.10 1. Mengatur dan memposisikan pasien 10.30 S : pasien mengatakan sesak napas berkurang
november R/ Memposisikan pasien semi fowler O:
2022/ sift - Ku cukup
pagi 10.15 2. Membuang secret - GCS 4, 5, 6
R/ Membuang secret pada pot sputum - Pasien lemas
- RR 30 x/ menit
10.16 3. menejelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif - Adanya suara napas tambahan ronkhi
R/ tujuan battuk efektif adalah untuk mengeluarkan secret atau dahak - CRT <2 detik
TTV :
10.17 4. menganjurkan teknik napas dalam melalui hidung selama 4 detik TD 134/90 mmHg ; Suhu 37,9 derajat celcius ; nadi 92 x/menit ;
R/ mengajarkan batuk efektif SPO2 89 x/menit ; RR 30 x/menit

10.19 5. Mengkolaborasikan pemberian mukolitik dan ekspektoran , jika perlu A : masalah teratasi sebagian
R/ memberikan terapi nebulizer dengan obat combivent 3x1 P : Lanjutkan intervensi 1, 3, 4, 5, 6
Pemasangan masker O2 8 lpm Pasien dipindahkan ke ruang isolasi

10.20 6. Monitor TTV


R/ TD 134/90 mmHg ; ndi 92 x/menit; suhu 37,9 derajat celcius ; SPO2 89
x/menit ; RR 30 x/menit

2.
Hari/
No.
Tgl/ Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi (SOAP)
Dx
Shift
Senin/21 2. 10.10 1. Memonitor suhu tubuh 10.30 S : pasien mengatakan panas berkurang
november R/ suhu 37,9 derajat celcius O:
2022/ sift - KU cukup
pagi 10.15 2. Memonitor haluan urine - Kesadaran composmentis
R/ UT 1000 - GCS 4, 5, 6
- Akral panas
10.16 3. Menyediakan lingkungan yang dingin - Pasien gelisah
R/ menyalakan pendingin ruangan Monitor TTV
TD 134/90 mmHg ; suhu 37,9 derajat celcius ; nadi 92 x/menit
10.17 4. Membasahi permukaan tubuh ; SPO 89 x/menit; RR 30 x/menit
R/ membasahi di area dahi dan aksila, leher , dada dan abdomen
A : masalah teratasi sebagian
10.19 5. Melonggarkan pakaian
R/ melepaskan pakaian pasien P : lanjutkan intervensi 1, 2, 4, 6, 7, 8
Pasien di pindahkan di ruang isolasi
10.20 6. Memberikan oksigen jika perlu
R/ memakaikan masker O2 8 lpm

10.25 7. Menganjurkan tirah baring


R/ memposisikan pasien bedrest

10.26 8. mengkolaborasikan pemberian cairan dan elektrolit intravena


R/ memasang infus Pz 14 tpm, Memberikan cairan paracetamol
THANKS
Every One

Anda mungkin juga menyukai