“TUBERCULOSIS”
Disusun oleh:
Dwi Azwin Imanullah
2213010099
1
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 2213010099
Mengetahui,
Perseptor Lapangan Perseptor Fakultas
2
BAB I
KASUS
Pengambilan data dilakukan pada Rabu, 24 Januari 2024 pada pukul 10.30 di Puskesmas II
Purwokerto Utara.
1.1 Identitas
Identitas pasien
a. Nama : Ny. H
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Usia : 21 tahun 3 bulan 7 hari (tanggal lahir 17 Oktober 2002)
d. Alamat : Sunter agung Rt04/08,Sunter Agung,Tanjung Priok,Jakarta
utara,DKI Jakarta
e. Pekerjaan : Mahasiswa
f. Status pernikahan : Belum menikah
3
g. Faktor pemberat : -
h. Faktor peringan :-
i. Keluhan lain : nafsu makan menurun
kopi
● Nadi : 80 x/menit
● RR : 22 x/menit
● Suhu : 36,30C
● Berat badan : 43 kg
4
Tes IGRA
1.6 Diagnosis
confirmed
1.7 Plan
a. Non – medikamentosa :
b. Medikamentosa :
● OAT
● Ranitidin
● Vitamin C
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerang penyakit parenkim paru. Nama Tuberkulosis berasal dari tuberkel
yang berarti tonjolan kecil dan keras yang terbentuk waktu sistem kekebalan
membangun tembok mengelilingi bakteri dalam paru. Tb paru ini bersifat
menahun dan secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan
5
menimbulkan nekrosis jaringan. Tb paru dapat menular melalui udara, waktu
seseorang dengan Tb aktif pada paru batuk, bersin atau bicara. Pengertian
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan karena
kuman TB yaitu Myobacterium Tuberculosis. Mayoritas kuman TB menyerang
paru, akan tetapi kuman TB juga dapat menyerang organ Tubuh yang lainnya.
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis).
2.2 Klasifikasi
TB Paru
o Berdasarkan hasik pemerksaan dahak,TBC paru dalam ;
TB Paru BTA(+)
Kriteria hasil dari tuberculosis paru BTA positif adalah sekurang-
kurangnya 2 pemeriksaan dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya
BTA (+) dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran
tuberculosis aktif
TB Paru(-)
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (-) dan foto
rontgen dada menunjukan gambaran tuberculosis aktif.TBC paru
BTA(-),rontgen (+) dibagi berdasarkan Tingkat keparahan
penyakitnya,yaitu bentuk berat dan ringan.Bentuk berat bila
gambaran foto rontgan dada memperlihatkan gambaran kerusakan
paru yang luas
Tuberkulosis ekstra paru
- TB ektra-paru ringan
Misalnya : TBC kelenjar limfe,pleuritis eksudativa unilateral,tulang
(kecuali tulang belakang),sendi,dan kelenjar adrenal.
-TB ekstra-paru berat
Misalnya : meningitis,milier,pericarditis,pleuritis eksudativa duplex,TBC
tulang belakang,TBC usus,TBC saluran kencing dan alat kelamin
Tipe penderita
o Kasus baru
6
Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau
sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis
harian)
o Kambuh
Adalah penderita TB yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberculosis dan telah dinyatakan sembuh,kemudian
Kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA (+)
o Pindahan
Adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu
tempat dan berpindah ke tempat lain
o Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan,dan
berhenti 2 bulan atau lebih,kemudian datang Kembali dengan hasil
pemeriksaan dahak (+)
7
atas dari paru. Kemudian reaksi inflamasi terjadi sebagai respon dari sistem
kekebalan tubuh. Netrofil dan makrofag melakukan aksi fagositosis ( menelan
bakteri), sementara limfosit spesifik-tuberkulosis menghancurkan (melisiskan)
basil danjaringan normal. Infeksi awal timbul dalam waktu 2-10 minggu
setelah terpapar bakteri. Pada masa awal infeksi terjadi interaksi antara
Mycobacterium tuberculosis dengan sistem kekebalan tubuh kemudian
terbentuk sebuah massa jaringan baru yang disebut granuloma, yang terdiri
atas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh makrofag seperti
dinding. Kemudian granuloma berubah menjadi massa jaringan fibrosa dengan
bagian tengah yang disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri atas makrofag
dan bakteri yang menjadi nekrotik selanjutnya membentuk materi yang
berbentuk seperti keju (necrotizing caseosa). Hal ini akan menjadi klasifikasi
dan akhirnya membentuk jaringan kolagen, dan bakteri menjadi nonaktif., jika
sistem imun tidak adekuat setelah terjadi infeksi awal, maka penyakit menjadi
lebih parah kemudian menimbulkan akibat infeksi ulang atau bakteri yang
sebelumnya aktif kembali manjadi pasif
8
o a. Pemeriksaan darah Saat TB mulai aktif akan didapatkan jumlah
leukosit yang sedikit lebih tinggi, limfosit masih dibawah normal,
dan laju endap darah mengalami peningkatan.
o b. Pemeriksaan sputum Dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman
BTA dan sebagai evaluasi terhadap pengobatan yang telah
dilakukan.
o c. Tes tuberculin Tes ini hanya digunakan untuk menyatakan
apakah individu sedang atau pernah terinfeksi M.Tuberculosa,
M.Bovis, vaksinasi BCG dan mycobacterium pathogen lainnya
2. Pemeriksaan radiologi
o Pemeriksaan radiologi dada dilakukan untuk menemukan lesi
tuberculosis, gambaran radiologis berupa adanya penebalan pleura,
bercak seperti awan dengan batas yang tidak tegas, adanya
bayangan hitam radiolusen dipinggir paru, dan adanya massa
berupa cairan dibagian bawah paru. Pemeriksaan radiologis dapat
berupa MRI atau CT scan
2.7 Penatalaksanaan
Non medikamentosa
● Konseling kepada pasien untuk melakukan kontrol rutin jika ada keluhan
● Konseling kepada pasien untuk makan makanan tinggi kalori dan protein
9
2.8 Komplikasi
● Pleuritis
● Efusi pleura
● Empisema
● Laryngitis
2.9 Prognosis
Prognosis pada penderita TB paru non DM memiliki resiko kematian
yang lebih rendah daripada penderita TB paru dengan DM. Resiko
kekambuhan serta resiko penularan juga meningkat pada penderita TB dengan
DM walaupun dalam masa terapi
BAB III
HAMBATAN DAN SOLUSI
3.2 Solusi : Bertanya kepada dokter reseptor puskesmas dan mencari lebih
lengkap data yang kurang.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kasus yang saya dapatkan pada tanggal 24 Januari 2024, Ny. H
usia 21 tahun dengan tinggi badan 156 cm dan berat badan 43 kg meminta rujukan ke
Puskesmas IⅠ Purwokerto Utara dengan keluhan utama pasien menderita Batuk dua
11
minggu yang lalu disertai darah dan tenggorokannya gatal. Sehingga pasien harus
menjalani Pemeriksa penunjang berupa tes Sputum BTA dan tes IGRA.
4.2 Saran
Mahasiswa harus memiliki sifat inisiatif untuk mengembangkan ilmu yang
sudah dimiliki dan mengasah terus kemampuan sesuai materi yang sudah diajarkan
demi tercapainya kesejahteraan responden atau pasien agar mendapatkan hasil yang
maksimal. Pasien harus menjaga kesehatan agar penyakit yang diderita lekas
membaik dan sembuh.
DAFTAR PUSTAKA
Center For Disease Control and Prevention (CDC). Reported tuberculosis in United Stated,
2008. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services; 2009.
12
WHO.Tuberculosis. New York: WHO Media Centre; 2006.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. TB update 2011; 2011 May 7-8. Bogor. Indonesia:
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2011.
Reviono, Suradi, Adji M, Sulaeman ES. Hubungan modal sosial dan pencapaian case
detection
rate tuberkulosis puskesmas kabupaten karanganyar. J Respir Indo. 2015; 35(1):28-
38.
LAMPIRAN
13
14