OLEH:
LISA QORIANA ROHMANI
I1B019037
ASMA BRONKHIAL
Etiologi
1. Pajanan faktor Tata Laksana
pencetus: infeksi
1. Obat pereda (reliever)
bakteri dan virus
SABA, Methyl-Xanthine, gol.
2. Cuaca dingin
Antikolinergik, gol.
3. Kegiatan jasmani
kortikosteroid sistemik
4. Gastroesofageal refluks
2. Obat pengendali (controller)
5. Ketidakseimbangan
LABA, Gol. Anti-inflamasi
emosi (psikis)
steroid, gol. Anti-inflamasi
non-steroid, gol. antileukotrien
Diagnosis
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
sesak napas, hiperventilasi dada, chest indrawing,
ekspirasi memanjang dengan mengi yang dapat
didengar
3. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan fungsi paru: peak flow meter
- Analisis gas darah
- Darah lengkap dan serum elektrolit
- Foto Rontgen Thorax : atelectasis,
penumotoraks, pneumomediatinum
Dikeluarkannya substansi
vasoaktif (histamin, bradykinin,
anafilatoksin
Bersihan jalan
napas tidak efektif
Hipoventilasi distribusi ventilasi
tidak merata dengan sirkulasli
darah paru-paru
Hospitalisasi
Ansietas
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S. DENGAN ASMA BRONKHIAL
DI RS. DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA
A. Pengkajian
Tanggal: 31 Oktober 2022
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang sembako
Alamat : Purbalingga Wetan RT 002 RW 005
No. RM : 00184585
Diagnosis Medis : Fibris susp., Asma Bronkhial, Dispepsia
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama:
Pasien mengeluh batuk berdahak sejak pagi hari
b. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke IGD RS. DR. R Goeteng Taroenadibrata pada Sabtu,
28 Oktober 2022 pukul 15.04 WIB. Pasien mengalami demam sejak 4
hari lalu, dan 3 hari sebelumnya mengalami batuk, pilek, sesak napas.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 31 Oktober 2022, pasien
sudah tidak mengalami sesak dan telah diberi bronkodilator namun
masih batuk.
c. Riwayat penyakit dahulu:
Pasien sudah menderita asma sejak lama dan mengaku seringkali
kambuh. Pada tahun 2019, pasien didiagnosis mengalami batu ginjal dan
empedu, sehingga harus dilakukan terapi laser untuk menghancurkan
batu tersebut. Selain itu, pasien juga menderita dyspepsia.
d. Riwayat penyakit keluarga:
Pasien mengatakan bahwa adik beliau juga menderita penyakit yang
sama, yaitu asma.
3. Pola Fungsional
a. Persepsi dan manajemen kesehatan
- Pasien mengatakan sudah mengetahui ciri-ciri dan pencetus asma
bronchial, namun pasien masih belum mampu menghindari faktor
pencetus tersebut.
- Pasien merupakan sosok ibu dan penjual sembako yang sering
beraktivitas berat sehingga dapat menyebabkan kelelahan yang
merupakan faktor pencetus asma.
- Pasien belum mengetahui herbal yang dapat digunakan untuk
mengurangi kondisi asma.
b. Pola Nutrisi Metabolik
Pasien mengatakan banyak makanan yang harus dihindari, namun
pasien masih makan 3x/hari secara teratur.
c. Pola Eliminasi
Pasien mengatakan BAB ±1x/hari dengan konsistensi lunak dan warna
kekuningan. Kemudian, pasien BAK ±5-6/hari. Pasien tidak terpadang
kateter.
d. Pola Aktivitas Latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulansi/ROM √
Keterangan:
1. Mandiri
2. Dengan alat bantu
3. Dibantu orang lain
4. Tergantung total
e. Pola Istirahat tidur
Pasien mengatakan merasa sulit tidur karena merasa kurang nyaman di
rumah sakit dan merasa gelisah.
f. Pola persepsi kognitif
Pasien menjawab pertanyaan perawat dengan baik
g. Pola persepsi diri – konsep diri
Pasien mengatakan merasa gelisah dan ingin cepat pulang dari rumah
sakit. Kemudian, pasien juga tampak sedikit sedih dan sesekali
menghindari kontak mata.
h. Pola peran hubungan
Hubungan pasien dengan keluarga baik. Di rumah sakit, pasien ditemani
oleh anak dan keponakannya. Suami pasien berada di rumah karena
mengalami stroke sejak 1 tahun terakhir dan mengalami kelemahan pada
tangan kanan.
i. Pola seksual reproduksi
Pasien telah memasuki masa menopause dan suami pasien mengalami
stroke sejak 1 tahun terakhir
j. Pola koping toleransi stres
Ketika sedang stres, pasien biasanya berdzikir untuk menenangkan diri.
Namun terkadang sulit untuk menghind
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pasien beragama Islam dan menjalankan shalat 5 waktu di rumah sakit.
4. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran: Compos Mentis
TTV:
TD : 112/84 mmHg
Nadi : 114x/menit
RR : 28x/menit
Suhu : 36⁰C
BB : 51 Kg
TB : 155 cm
5. Head to Toe
Bagian yang diperiksa Hasil
Kepala Bentuk kepala:
Kotoran:
Pertumbuhan rambut:
Kerontokan:
Lesi dan nyeri tekan:
Mata Bola mata:
Pergerakan bola mata:
Reflek pupil:
Sklera:
Konjungtiva:
Nyeri tekan:
Hidung Bentuk hidung:
Pernapasan cuping hidung: Ya
Fungsi penciuman:
Peradangan :
Polip :
Nyeri tekan :
Telinga Bentuk daun telinga :
Letaknya :
Peradangan :
Fungsi pendengaran :
Serumen :
Nyeri tekan :
Mulut Warna bibir : sedikit pucat
Kelembapan :
Bau :
Gigi :
Fungsi pengecapan :
Stomatitis :
Lidah :
Leher JVP :
Benjolan/masa :
Pembesaran tiroid :
Deviasi trakea :
Kekakuan :
Nyeri tekan :
Thorak Paru
Inspeksi
Bentuk dada :
Retraksi dinding dada :
Palpasi
Nyeri tekan :
Krepitasi :
Perkusi :
Auskultasi : mengi
Jantung :
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi:
Auskultasi:
Abdomen Inspeksi :
asites :
masa :
jaringan parut :
Auskultasi
peristaltik usus :
Palpasi :
nyeri tekan :
massa :
hepar :
lien :
ginjal :
Perkusi :
Pembatasan gerak :
Edema :
Akral :
CRT :
Integument Luka bakar :
Turgor kulit :
Warna kulit :
Luka :
Kelamin dan anus Jenis :
Terpasang kateter :
Produksi urin :
Hemoroid :
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah lengkap:
Tanggal Pemeriksaan: 28 Oktober 2022
Jenis Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 13.6 g/dL 13,2-17,3
Leukosit 5.0 µL 3800-10.600
Eritrosit 5.1 10^6/ µL 4,4-5,9
Hematocrit 40 % 40-54
Batang % 3-5
Segmen % 50-70
Limfosit 0.4 % 25-40
Monosit 6 % 2-8
Ureum darah 27.7 mg/dL 14,98-38,52
Kreatinin darah 0.75 mg/dL 0,70-1,30
GDS 135.2 mg/dL ≤200
b. EKG : Sinus Rhytm
c. Swab Antigen :-
d. Pemeriksaan widal
- S. Thypi O : + 1/160
- S. Thypi H : + 1/160
- S. Darathypi A-H :-
7. Terapi
Tanggal Jenis obat Dosis Jalur
Nebu Combivent 50 mg Injeksi
Pulmicort
Ketorolak 50 mg Injeksi
Ceftriaxon 1 gr Infus
Parcetamol 1 gr Infus
Nebu Combivent 50 mg Injeksi
31 Oktober 2022
Pulmicort
B. Analisis Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
S: Hipersekresi jalan Bersihan jalan napas
napas tidak efektif (D.0149)
- Pasien mengeluh
batuk berdahak
sejak pagi hari
- 3 hari sebelumnya
masuk RS, pasien
mengalami batuk,
pilek, sesak
napas, nyeri ulu
hati
O:
- Terdapat bunyi
napas tambahan
mengi
- Pasien diberi
terapi Nebu
Combivent
Pulmicort
- Pasien tampak
menggunakan
pernapasan
cuping hidung
S: Krisis situasional Ansietas (D.0080)
- Pasien
mengatakan
merasa gelisah
dan ingin cepat
pulang dari rumah
sakit.
- Pasien
mengatakan sulit
tidur karena
merasa kurang
nyaman di rumah
sakit
O:
- Nadi 114x/menit
- Pasien tampak
sedikit sedih dan
sesekali
menghindari
kontak mata.
S: Ketidakcukupan Pemeliharaan
sumber daya kesehatan tidak efektif
- Pasien
(D.0003)
mengatakan sudah
mengetahui ciri-
ciri dan pencetus
asma bronchial,
namun pasien
masih belum
mampu
menghindari
faktor pencetus
tersebut.
- Pasien merupakan
sosok ibu dan
penjual sembako
yang sering
beraktivitas berat
sehingga dapat
menyebabkan
kelelahan yang
merupakan faktor
pencetus asma.
- Pasien belum
mengetahui herbal
yang dapat
digunakan untuk
mengurangi
kondisi asma.
O:
1. Memburuk
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
3. Pemeliharaan kesehatan Pemeliharaan Kesehatan (L.12106) Edukasi kesehatan (I.12383) Edukasi kesehatan
tidak efektif (D.0003) b.d (I.12383)
Ketidakcukupan Definisi: Observasi:
Kemampuan mengidentifikasi, - Identifikasi kesiapan dan Observasi:
mengelola, dan/atau menemukan kemampuan menerima
- Mengetahui kesiapan
bantuan untuk mempertahankan informasi
dan kemampuan
kesehatan. - Identifikasi faktor-faktor
pasien menerima
yang dapat meningkatkan
informasi
Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 dan menurunkan motivasi
- Menentukan strategi
jam maka diharapkan pasien dapat perilaku hidup bersih dan
edukasi yang tepat
menunjukkan perilaku pemeliharaan sehat
kesehatan dengan kriteria hasil sebagai Terapeutik:
Terapeutik:
berikut:
- Meningkatkan
- Sediakan materi dan
penyerapan materi
Kriteria Awal Akhir media pendidikan
pasien
kesehatan
Menunjukkan 2 4 - Menetapkan waktu
- Jadwalkan pendidikan
perilaku adaptif edukasi kesehatan
kesehatan sesuai
Menunjukkan 2 4 - Memberi kesempatan
- Berikan kesempatan
pemahaman pasien untuk
untuk bertanya
perilaku sehat mengklarifikasi
Kemampuan 2 4 Edukasi: materi
menjalankan
- Jelaskan faktor pemicu Edukasi:
perilaku kesehatan
asma
Keterangan: - Pasien mengetahui
- Jelaskan penanganan
1. Menurun apa saja faktor
Asma
2. Cukup menurun pemicu kejadian asma
3. Sedang - Jelaskan herbal yang - Memberikan
4. Cukup meningkat dapat dibuat di rumah penanganan segera
5. Meningkat untuk mengurangi jika terjadi asma
kekambuhan asma - Menjadi terapi
pendamping yang
Kolaborasi:
membantu
- mengurangi
kekambuhan asma
Kolaborasi:
-
E. Implementasi Keperawatan
No. Hari/Tanggal Jam Diagnosis Implementasi Respon
1. Senin, 31 Oktober 08.30 WIB Bersihan Jalan - Pemberian Nebu Combivent Pulmicort - Pasien nampak tidak
2022 napas tidak efektif 50 mg terlalu sesak
(D.0149) b.d - Mengobservasi KU
Hipersekresi jalan - Mengecek TTV pasien
napas
F. Evaluasi Keperawatan
No. Hari/Tanggal Jam Diagnosis Implementasi
1. Selasa, 1 08.30 WIB Bersihan Jalan napas tidak efektif S: Klien mengatakan batuk dan sesak mulai
November 2022 (D.0149) b.d Hipersekresi jalan napas berkurang
O: SaO2 97%
A: Masalah bersihan jalan napas belum teratasi
secara keseluruhan
P: melanjutkan intervensi dx. Bersihan jalan napas
tidak efektif
G. Pembahasan Kasus
1. Konsumsi Air Hangat Untuk Meningkatkan Kelancaran Jalan Napas
Serangan asma bronchial seringkali diawali dengan adanya penumpukan
sekret yang menyumbat jalan napas. Air minum hangat adalah salah satu
terapi non farmakologis yang dapat memberikan pengaruh oksigenisasi
pada tubuh terutama pada organ pernapasan sehingga dapat membantu
melancarkan jalan napas pada pasien asma bronkial yang mengalami
gangguan pernapasan akibat adanya obstruksi ataupun faktor-faktor pemicu
lainnya seperti reaksi alergi, infeksi virus, dan polusi udara. Air minum
hangat adalah terapi yang tepat bagi pasien asma bronkial karena dengan
minum air hangat partikel-partikel pencetus sesak dan cairan atau lendir
dalam bronkioli akan dipecah (Muhammad, 2012 dalam (Gurusinga et al.
2021)).
2. Pemberian Posisi Semi Fowler dan Fowler Terhadap Perubahan
Saturasi
Metode yang paling sederhana untuk mengurangi risiko penurunan
pengembangan dinding dada yaitu dengan pengaturan posisi saat istirahat.
Posisi fowler merupakan posisi tempat tidur dimana posisi kepala dan tubuh
ditinggikan 45o hingga 60o dimana posisi lutut mungkin/mungkin tidak
dalam posisi tertekuk, sedangkan posisi semi fowler merupakan posisi
tempat tidur dimana posisi kepala dan tubuh ditinggikan 15o hingga 45o .
Posisi ini biasanya disebut dengan fowler rendah dan biasanya ditinggikan
setinggi 30o (Kozier dan Erb’s, 2016). Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Sucahyono, W. (2012) menunjukkan bahwa rata-rata kenaikan saturasi
oksigen pada posisi semi fowler yaitu 2.87 % dan rata-rata kenaikan saturasi
pada posisi fowler yaitu 4.99 % (Sucahyono, 2012 dalam Firdaus et al.
2019).
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Tanto, C et al. 2014, Kapita Selekta Kedokteran, IV, Media Aesculapius, Jakarta.