Anda di halaman 1dari 11

Overview Kasus:

Kasus
Ny.W (50 tahun) didiagnosa kanker payudara stadium 2 semenjak 6 bulan yang lalu.
Sebelumya Ny.W mengeluhkan perubahan pada puting payudara, dan rasa nyeri yang hebat
pada payudara. Dokter kemudian memprogramkan untuk kemoterapi 5 kali dan mastektomi.
Saat program kemoterapi yang kedua, Ny.W mengalami mual yang hebat, di samping
rambutnya yang mulai rontok. Ny.W sampai tidak nafsu makan, karena mual yang
dialaminya dan rasa nyeri yang cukup hebat pada payudaranya. Ny.W mendapatkan terapi
ondansetron dan ketorolac oral untuk mengurangi nyeri dan mualnya, namun belum cukup
membantu mengurangi keluhannya. Karena kondisinya tersebut, Ny.W merasa sangat cemas
sekali dengan kondisi kesehatannya, sering merasa detak jantung semakin terasa cepat dan
kencang, sering merasa cepat lelah. Ny.W cemas penyakitnya tidak bisa disembuhkan. Selain
itu, Ny.W tidak bisa tidur selama 4 hari karena nyeri, mual, sering memikirkan tentang
kondisi kesehatannya serta cemas sebelum menjalani program kemoterapi yang ketiga. Ny.W
kemudian berkunjung ke sebuah klinik, dimana perawat A bertugas. Ny.W meminta saran
kepada perawat A tentang perawatan lain selain pengobatan medis yang bisa membantu
mengurangi keluhan yang dialaminya.
Hasil pengkajian fisik:
TTV : TD 140/90 mmHg, Nadi: 104x/menit, RR = 22x/menit, suhu: 37,3°C
Hasil pengkajian PQRST: nyeri di payudara kanan, terasa berdenyut, nyeri setiap saat, dan
skala 5.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Nama : Ny. W
Umur : 50 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa medis : kanker payudara stadium 2
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
- Tidak bisa tidur selama 4 hari, nyeri, mual, cepat lelah
b. Riwayat penyakit sekarang
- Didiagnosa kanker payudara stadium 2 sejak 6 bulan lalu
- Mendapat jadwal program kemoterapi 5 kali dan mastektomi
c. Riwayat penyakit dahulu
- Kanker payudara stadium 2 sejak 6 bulan lalu
3. Pola Kesehatan Fungsional
a. Pola nutrisi
- Mual hebat
b. Pola persepsi
- Rambut rontok
- Sering merasa detak jantung terasa sangat cepat dan kencang
c. Pola aktivitas-latihan
- Merasa sering cepat lelah
d. Pola koping
-Ny.W merasa cemas penyakitnya tidak bisa disembuhkan
-Merasa cemas dengan kondisi kesehatannya dan menjelang kemoterapi yang
ke 3
4. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
- TD 140/90 mmHg
- Nadi: 104x/menit
- RR = 22x/menit
- suhu: 37,3°C
b. Hasil pengkajian PQRST: nyeri di payudara kanan, terasa berdenyut, nyeri setiap
saat, dan skala 5.
5. Terapi
a. Kemoterapi
b. Farmakologi
- Ondansetron
- Ketorolac oral

Data Objektif Data Subjektif

● Diagnosa kanker payudara stadium 2 ● Pasien mengeluhkan perubahan


semenjak 6 bulan lalu puting payudara
● Program kemoterapi 5 kali ● rasa nyeri hebat pada payudara
● Mastektomi ● Mual hebat saat kemoterapi kedua
● Terapi ondansentron dan ketorolac ● Rambut mulai rontok
oral ● Pasien mengeluhkan tidak nafsu
● TD 140/90 mmHg makan
● Nadi: 104 x/menit ● Rasa nyeri yang cukup hebat pada
● RR = 22 x/menit payudaranya
● Pasien merasa cemas
● Suhu: 37,3°C
● Pasien sering merasa detak jantung
● Hasil pengkajian PQRST: nyeri di semakin terasa cepat dan kencang
payudara kanan, terasa berdenyut, ● Pasien sering merasa cepat lelah
nyeri setiap saat, dan skala 5 ● Pasien tidak bisa tidur selama 4 hari
● Pasien merasa cemas menjalani
program kemoterapi ketiga

No Data Etiologi Masalah

1. DS : Infiltrasi Tumor Nyeri kronis


- rasa nyeri hebat
pada payudara
DO :
- Hasil pengkajian
PQRST: nyeri di
payudara kanan,
terasa berdenyut,
nyeri setiap saat,
dan skala 5
- Diagnosa kanker
payudara stadium
2 semenjak 6
bulan lalu

2. DS : kekhawatiran mengalami Ansietas


- Pasien merasa kegagalan
cemas
- Pasien sering
merasa detak
jantung semakin
terasa cepat dan
kencang
- Pasien sering
merasa cepat
lelah
DO :
- TD 140/90
mmHg
- Nadi: 104
x/menit
- RR = 22 x/menit

3 DS: hambatan lingkungan : jadwal gangguan pola tidur


- Pasien tidak bisa tindakan
tidur selama 4
hari karena nyeri,
mual, sering
memikirkan
tentang kondisi
kesehatannya
serta cemas
sebelum
menjalani
program
kemoterapi yang
ketiga
DO:
4 DS : Efek agen farmakologis Nausea
- Pasien
mengeluhkan
tidak nafsu
makan, karena
mual yang
dialaminya
- terapi
ondansentron dan
ketorolac oral
untuk
mengurangi nyeri
dan mualnya,
belum cukup
membantu
mengurangi
keluhan.
DO :
- Ny.W mengalami
mual yang hebat,
saat menjalani
terapi yang kedua
INTERVENSI

No Diagnosis Tujuan Intervensi Intervensi


. Keperawatan

1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan intervensi SIKI: Manajemen Nyeri


Agen selama 3 x 24 jam diharapkan (I08238)
pencedera persepsi visual klien dapat Observasi:
fisik : membaik dengan kriteria hasil: - Identifikasi lokasi,
prosedur karakteristik, durasi,
operasi SLKI: Tingkat Nyeri (L.08066) frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri
Kriteria Awal Akhir - Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri
Keluhan nyeri 2 4 non verbal
- Identifikasi pengaruh
Meringis 2 4 nyeri terhadap kualitas
hidup
Gelisah 2 4 - Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
Kesulitan tidur 2 4
nyeri
Mual 2 4 Terapeutik:
- Berikan terapi
Keterangan : non-farmakologi untuk
1. Meningkat mengurangi rasa nyeri
2. Cukup meningkat (akupre
3. Sedang - Kontrol lingkungan yang
4. Cukup menurun memperberat rasa nyeri
5. Menurun (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, dan
Kriteria Awal Akhir kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Frekuensi 2 4 Edukasi:
nadi - Jelaskan strategi meredakan
nyeri
Tekanan 2 4 - Ajarkan teknik
darah non-farmakologis untuk
meredakan nyeri
Nafsu makan 2 4
Kolaborasi:
Pola tidur 2 4 - Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Keterangan:
1. Memburuk
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
2. Ansietas b.d Setelah dilakukan intervensi SIKI : Reduksi Ansietas
kekhawatiran selama 3 x 24 jam diharapkan (I.09314)
mengalami tingkat ansietas klien dapat Observasi :
kegagalan membaik dengan kriteria hasil: - Identifikasi saat tingkat
ansietas berubah
SLKI : Tingkat ansietas - Monitor tanda-tanda
(L.09093) ansietas
Terapeutik :
Kriteria Awal Akhir - Ciptakan suasana
terapeutik untuk
Tekanan 3 4 menumbuhkan
darah kepercayaan
- Dengarkan dengan penuh
Frekuensi 3 4 perhatian
pernafasan - Gunakan pendekatan
yang tenang dan
Frekuensi 3 4 meyakinkan
nadi Edukasi :
- Jelaskan prosedur,
Perilaku 3 4
termasuk sensasi yang
gelisah
mungkin dialami
Keterangan : - Anjurkan
mengungkapkan perasaan
1. Meningkat dan persepsi
2. Cukup meningkat - Latih teknik relaksasi
3. Sedang - Latih kegiatan pengalihan
4. Cukup menurun untuk mengurangi
5. Menurun ketegangan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu

3. Gangguan Setelah dilakukan intervensi Dukungan Tidur ((I.09265)


pola tidur b.d selama 3 x 24 jam diharapkan Observasi:
hambatan pola tidur klien dapat terjaga dan - Identifikasi pola dan aktivitas
lingkungan : teratur dengan kriteria hasil: tidur
jadwal - Identifikasi faktor
tindakan SLKI: Pola Tidur (L.05045) pengganggu (fisik dan/ atau
Kriteria Awal Akhir psikologis)
- Identifikasi makanan dan
Keluhan 2 4 minuman yang mengganggu
sulit tidur tidur (mis. kopi, alkohol, teh,
makan mendekati waktu
Keluhan 2 4 todur dll)
sering Teraputik:
terjaga - Modifikasi lingkungan (mis.
pencahayaan
Keterangan:
- Fasilitasi menghilangkan
1. Menurun
2. Cukup menurun stress sebelum tidur
3. Sedang - Tetapkan jadwal tidur rutin
4. Cukup meningkat - Lakukan prosedur untuk
5. Meningkat meningkatkan kenyamanan
(latihan jalan kaki)
Edukasi:
- Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
- Anjurkan menepati
kebiasaan tidur
- Anjurkan menghindari
makan/minum yang
menganggu tidur
- Ajarkan

4. Nausea b.d Setelah dilakukan intervensi SIKI : Manajemen mual


Efek agen selama 3 x 24 jam diharapkan (I.03117)
farmakologis tingkat nausea klien dapat Observasi :
(D.0076) membaik dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi isyarat non
SLKI : Tingkat Nausea verbal ketidaknyamanan
(L.12111) 2. Identifikasi faktor
penyebab mual
Kriteria Awal Akhir 3. Monitor mual (frekuensi,
durasi dan tingkat
Nafsu 2 4 keparahan)
Makan 4. Monitor asupan nutrisi
dan kalori
Terapeutik
Ket : 1. Kurangi atau hilangkan
1 : Menurun keadaan penyebab mual
2 : Cukup menurun (terapi)
3 : Sedang 2. Berikan makanan dalam
4 : Cukup meningkat jumlah kecil dan menarik
5 : Meningkat Edukasi
1. Anjurkan istirahat dan
Kriteria Awal Akhir tidur yang cukup
2. Anjurkan sering
Keluhan 2 4 membersihkan mulut,
mual kecuali jika merangsang
mual
Perasaan 2 4 3. Anjurkan makanan tinggi
ingin karbohidrat dan rendah
muntah lemak
Kolaborasi
Ket : 1. Kolaborasi pemberian
1 : Meningkat antiemetik
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun

Penelitian Terkini
2.
Aplikasi Progressive Muscle Relaxation Sebagai Upaya Reduksi Nyeri dan Kecemasan

Penulis : J. Natosba, S. Purwanto, J. Jeji et al.

Jurnal : Jurnal Abdimas Madani Lestari (JAMALI)

Tahun : 2020

Volume :2

Issue :2

Pages : 66-75

PMR (Progressive Muscle Relaxation) merupakan salah satu jenis terapi komplementer yang
dapat mengatasi kecemasan dan nyeri yang dirasakan. PMR juga dapat dikatakan sebagai
teknik relaksasi yang paling mudah dilakukan, gerakan yang sederhana, dan dapat
meningkatkan kemandirian pasien dalam mengatasi masalah kesehatan secara non
farmakologik. Teknik PMR dilakukan dengan cara menegangkan otot secara sementara yang
kemudian diregangkan kembali dimulai dari kepala sampai kaki dengan bertahap. Selain itu,
PMR bertujuan untuk membedakan perasaan yang dialami pada saat kelompok otot
dilemaskan dalam kondisi tegang. Penderita akan merasakan hilangnya ketegangan sebagai
salah satu respon nyeri dan kecemasan dimana terapi PMR dapat merangsang hormon
endorphin dan merangsang signal otak yang menyebabkan otot rileks dan meningkatkan
aliran darah ke otak. Teknik relaksasi PMR menimbulkan keselarasan tubuh dan pikiran yang
diyakini dapat memfasilitasi penyembuhan secara fisik dan psikologis (Natosba et al., 2020)

DAPUS:

Natosba, J., Purwanto, S., Jaji, J., & Rizona, F. (2020). Aplikasi Progressive Muscle
Relaxation Sebagai Upaya Reduksi Nyeri Dan Kecemasan. Jurnal Abdimas
Madani Dan Lestari (JAMALI), 2(2), 66–75.
https://doi.org/10.20885/jamali.vol2.iss2.art3
1. Pengaruh teknik relaksasi hand massage terhadap nyeri pada pasien kanker payudara di
yayasan kanker Indonesia Surabaya

Penulis : Puput nur fadilah, Puji Astuti, dan Wesiana Heris Santy

Jurnal : Jurnal ilmiah kesehatan

Tahun : 2016

Vol dan no : 9 (2)

Halaman : 221-226

Hand massage dapat memberikan kenyamanan kepada pasien yang mengalami


kanker payudara dengan memberikan sentuhan dan tekanan di bagian bawah jaringan kulit
sehingga dapat menimbulkan perasaan yang rileks. Perasaan yang rileks ini dapat
menurunkan tingkat kecemasan dari rasa nyeri yang dirasakan. Teknik hand massage
dilakukan dengan memberikan tekanan tekanan yang lembut dan gesekan di area punggung
tangan dan pergelangan tangan karena titik ini dapat membantu untuk melepaskan endorphin
ke dalam tubuh sehingga dapat memperlancar peredaran darah dan relaksasi dengan
menggunakan ujung jari atau ibu jari selama 5-10 menit. Tindakan ini dilakukan oleh perawat
untuk memberikan perasaan yang tenang dan nyaman kepada pasien. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan (Nur Fadilah & Astuti, 2018) diperoleh hasil bahwa sebelum dilakukan
teknik relaksasi hand massage pasien kanker payudara yang mengalami nyeri rata-rata 5,09
dan setelah diberikan teknik relaksasi hand massage rasa nyeri yang dialami klien mengalami
penurunan menjadi 3,09.

2. Progresive muscle relaxation (PMR) menurunkan frekuensi nyeri pada penderita kanker
payudara yang menjalani kemoterapi di posa RSUD DR. Soertomo Surabaya

Penulis : Endang kasih, Mira triharini, dan Tiyas kusumaningrum

Jurnal : Critical, Medical and Surgical Nursing Journal

Tahun : 2019

Vol dan no : 3(2)

Halaman : 15–19

Tujuan dari PMR adalah supaya pasien dapat membedakan perasaan yang dialami
ketika otot dilemaskan dibandingkan dengan keadaan otot yang tegang. PMR dilakukan
dengan gerakan mengencangkan dan melepaskan otot-oto pada satu bagian tubuh untuk
mendapatkan efek yang tenang dan relaksasi. Berdasrkan penelitian (Kasih et al., 2019)
pasien yang di rawar di poli RSUD DR. Soetomo mengalami penurunan rasa nyeri setelah
dilakukan PMR dari rata-rata 13,29 kali per minggu menjadi 7,07 kali perminggu.

3. Aromaterapi sebagai terapi komplementer untuk mengatasi nyeri, depresi, mual, dan
muntah pada pasien kanker: A literature review

Penulis : Nuriya, Dalih noor alivian, dan Agis taufik

Jurnal : Jurnal of bionursing

Tahun : 2021

Vol dan no : 3 (1)

Halaman : 1-11

Aromaterapi yang berasal dari minyak essensial dapat mengurangi rasa nyeri,
perasaan, cemas, mual dan muntah. Minyak essensial yang digunakan salah satunya adalah
oil rose berfungsi untuk menurunkan ketegangan saraf, sakit kepala, insomnia (Sharma:
Annisa 2015 dalam Alivian & Taufik, 2021). Selain itu, aroterapi jahe dapat mengurangi efek
samping dari kemoterapi dan memberikan kenyamanan kepada pasien. Kandungan yang ada
di dalam jahe seperti zingiberena, zingiberol, bisabilena, kurkumen, zingirol, kurkumen,
fladrena, dan vitamin A efektif untuk memblok serotonin sehingga memberikan perasaan
yang nyaman dan dapat mengatasi perasaan mual dan muntah (Ahmah; Marunung 2017
dalam Alivian & Taufik, 2021).

4. Efektivitas terapi Emotional Freedom technique (EFT) terhadap kecemasan pasien


kanker payudara semester II dan III

Penulis : Santi fitria ningsih, Darwin karim, Febriana sabrian

Jurnal : JOM

Tahun : 2015

Vol dan no : 2 (2)

Pasien yang direncanakan akan melaksanakan tindakan mastektomi (pengangkatan


payudara) akan merasakan perasaan yang cemas dan penolakan. Tindakan keperawatan yang
dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan adalah dengan memberikan terapi EFT. Teknik
ini dilakukan dengan memberikan tapping (mengetuk secara ringan) di titik median tubuh
untuk mengirimkan sinyal yang dapat menenagkan otak. Pengetukan dilakukan dengan
menggunakan satu atau dua ujung jari. Titik median yang dimaksud adalah titik pada jaringan
tubuh yang padat jarungan dan ujung-ujung saraf, sel-sel mast, dan kapiler serta saluran
limpatik. Menurut penelitian yang dilakukan (Ningsih et al., 2015) melalui pengukuran mean
pre test pada kelompok eksperimen dengan jumlah 43,49 dan setelah diberikan terapi EFT
dalam kurun waktu 3 hari pada saat post test mengalami penurunan menjadi 36,69. Hasil uji
statistic pada kelompok eskperimen yang dilakukan melalui uji dependent R test diperoleh
hasil p value 0,000 (p<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi EFT dapat
mengurangi tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara.

Alivian, G. N., & Taufik, A. (2021). Jurnal of Bionursing Aromaterapi Sebagai Terapi
Komplementer untuk Mengatasi Nyeri , Depresi , Mual dan Muntah pada Pasien
Kanker : A Literature Review. Jurnal of Bionursing, 3(1), 1–11.

Kasih, E., Triharini, M., & Kusumaningrum, T. (2019). Progresive Muscle Relaxation
Menurunkan Frekuensi Nyeri Pada Penderita Kanker Payudara Yang Menjalani
Kemoterapi Di Posa Rsud Dr.Soetomo Surabaya. Critical, Medical and Surgical
Nursing Journal, 3(2), 15–19.

Ningsih, S., Karim, D., & Sabrian, F. (2015). Efektivitas Terapi Emotional Freedom
Technique (EFT) Terhadap Kecemasan Pasien Kanker Payudara Stadium II dan III.
JOM, 2(2).

Nur Fadilah, P., & Astuti, P. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Hand Massage Terhadap
Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara Di Yayasan Kanker Indonesia Surabaya. Journal
of Health Sciences, 9(2), 221–226. https://doi.org/10.33086/jhs.v9i2.171

DX 1

Terapi komplementer alternatif Akupresur dalam menurunkan tingkat nyeri

Akupresur merupakan teknik tradisional untuk menurunkan nyeri. akupresur


dilakukan dengan memberikan tekanan fisik pada beberapa titik pada permukaan tubuh yang
merupakan tempat sirkulasi energi dan keseimbangan pada kasus gejala nyeri. yeh et al
(2015) menggunakan teknik akupresur pada telinga selama 7 hari dapat menurunkan nyeri
pada pasien kanker payudara.

DAPUS :

Kurniyawan, Enggal Hadi. 2016. Narrative Review: Terapi Komplementer Alternatif


Akupresur Dalam Menurunkan Nyeri. NurseLine Journal. 1(2): 246-256

Anda mungkin juga menyukai