Anda di halaman 1dari 10

1

TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 April 2003 pukul 10.00 WIB di Ruang anak (Ruang
neurologi/ B II) RSUD
a. Biodata
Nama : By. L
Tempat tanggal lahir : Mojokerto, 17 Desember 2002
Usia : 5 bulan/ anak ke-5
Jenis kelamin : Perempuan.
Nama ayah/ ibu : Tn. S/ Ny. S
Pendidikan ayah/ ibu : SMA/ SMP
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Mojowarno/ Jombang
No. DMK : 10-392-85
Tgl MRS : 13 Juni 2003
Sumber informasi : Ibu
Diagnosa medis : S. Meningitis

b. Keluhan utama
Kejang.
c. Riwayat penyakit sekarang
Sebelumnya di rumah klien sudah seminggu menderita demam, flu dan batuk. klien mulai
kejang pada tanggal 13 April 2003 jam 23.00 (pada saat kejang mata melirik ke atas, kejang
pada seluruh badan, setelah kejang klien sadar dan menangis pada saat kejang keluar buih
lewat mulut) dan langsung dibawa ke IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan MRS di Ruang
anak B2 Neorologi.

d. Riwayat penyakit dahulu


Sebelumnya klien pernah MRS dengan diare pada saat berumur 1 bulan.

e. Riwayat penyakit keluarga


Ibu mengungkapkan bahwa saat klien menderita panas dan kejang didalam keluarga tidak ada
yang menderita sakit flu/ batuk.

f. Riwayat kehamilan dan persalinan


Ibu mengungkapkan bahwa selama hamil ia rajin kontrol ke bidan didekat rumahnya, ia
mengatakan bahwa ia juga mengkonsumsi jamu selama hamil yaitu jamu. Menurut ibu, klien
lahir kembar di rumah sakit Mojowarno Jombang dengan berat badan lahir 1200 gram, tidak
langsung menangis, menurut ibu air ketubannya berwarna kehitaman dan kental.

g. Status imunisasi
Menurut ibu anaknya telah mendapatkan imunisasi BCG, polio I, DPT I dan hepatitis

h. Status nutrisi
Ibu mengungkapkan An.L diberikan ASI mulai lahir sampai berumur 1 bulan, setelah dirawat di
ruang anak ibu tidak menenteki dan diganti dengan PASI Lactogen. Pada saat pengkajian BB
3700 gram, panjang badan 56 cm, lingkar lengan atas 7 cm. Ibu mengungkapkan anak tidak
mual dan tidak pernah muntah.

i. Riwayat perkembangan
2

Pada saat ini anak memasuki masa basic trust Vs Mistrust (dimana rasa percaya anak kepada
lingkungan terbentuk karena perlakuan yang ia rasakan). Ia juga berada pada fase oral dimana
kepuasan berasal pada mulut.

j. Data Psikososial
Ibu mengungkapkan bahwa ia menerima keadaan anaknya, dan berharap agar anaknya bisa
cepat sembuh dan pulang berkumpul bersama dengan keluarga serta kakak klien. Ibu dan
nenek klien selalu menunggui klien dan hanya pada hari minggu ayah dan kakak klien datang
mengunjungi klien, karean harus bekerja dan sekolah.

k. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Anak tampak tidur dengan menggunakan IV Cath pada tangan kanan, kesadaran
compomentis, nadi 140 x/mnt, suhu 385 OC, pernafasan 40 x/mnt teratur.
2) Kepala dan leher
Kepala berbentuk simetris, rambut bersih, hitam dan penyebarannya merata, ubun-ubun besar
masih belum menutup, teraba lunak dan cembung, tidak tegang. Lingkar kepala 36 cm.
Reaksi cahaya +/+, mata nampak anemi, ikterus tidak ada, tidak terdapat sub kunjungtival
bleeding.
Telinga tidak ada serumen.
Hidung tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
Mulut bersih, tidak terdapat moniliasis.
Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar, tidak ada kaku kuduk.
3) Dada dan thoraks
Pergerakan dada simetris, Wheezing -/-, Ronchi -/-, tidak terdapat retraksi otot bantu pernafasan.
Pemeriksaan jantung, ictus cordis terletak di midclavicula sinistra ICS 4-5, S1S2 tunggal tidak
ada bising/ murmur.
4) Abdomen
Bentuk supel, hasil perkusi tympani, tidak terdapat meteorismus, bising usus+ normal 5 x/ mnt,
hepar dan limpa tidak teraba. Kandung kemih teraba kosong.
5) Ekstrimitas
Tidak terdapat spina bifida pada ruas tulang belakang, tidak ada kelainan dalam segi bentuk, uji
kekuatan otot tidak dilakukan. Klien mampu menggerakkan ekstrimitas sesuai dengan arah
gerak sendi. Ekstrimitas kanan sering terjadi spastik setiap 10 menit selama 1 menit.
6) Refleks
Pada saat dikaji refleks menghisap klien +, refleks babinsky +,

Pemeriksaan penunjang medis


Laboratorium tanggal 14 april 2003:
Hemoglobine 8,2 gr%
Leucocyt 24.400
Thrombocyt 483x109
GDA 96 mg/dl

Pemeriksaan penunjang medis


Laboratorium tanggal 17 april 2003:
Kalium serum 4,0 normal 3,5-5,5 mEq/L
Na Serum 134 normal 135-145 mEq/L
Kalsium serum 5,4 normal 8,0-10 mg/dl
Laboratorium tanggal 22 april 2003:
Hemoglobine 16,2 gr%
3

Terafi Medis :
- IVFD D51/4S 400 cc/24 jam
- Injeksi Cefotaxime 3 x 250 mg iv
- Injeksi Dilantin 3 x 8 mg intravena
- Tranfusi WB 37 cc / hari
- K/p Injeksi Diazepam 1 mg kalau kejang
4

2. Rencana tindakan
No Diagnosa keperawatan Tujuan Kriteria hasil Rencana tindakan Rasional
1 Gangguan perfusi  Pasien - Tanda-tanda 1. Pasien bed rest 1. Perubahan pada tekanan intakranial
jaringan sehubungan kembali pada, vital dalam total dengan posisi tidur akan dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya
dengan peningkatan keadaan batas normal terlentang tanpa bantal herniasi otak
tekanan intrakranial status - Kesadaran 2. Monitor tanda- 2. Dapat mengurangi kerusakan otak
neurologis meningkat tanda status neurologis dengan lebih lanjt
sebelum sakit - Adanya GCS. 3. Pada keadaan normal autoregulasi
 Meningkatnya peningkatan 3. Monitor intake mempertahankan keadaan tekanan darah sistemik
kesadaran kognitif dan dan output berubah secara fluktuasi. Kegagalan autoreguler
pasien dan tidak ada atau 4. Monitor tanda- akan menyebabkan kerusakan vaskuler cerebral
fungsi sensoris hilangnya tanda vital seperti TD, Nadi, yang dapat dimanifestasikan dengan peningkatan
tanda-tanda Suhu, Respirasi dan hati-hati sistolik dan diiukuti oleh penurunan tekanan
tekanan pada hipertensi sistolik diastolik. Sedangkan peningkatan suhu dapat
intrakranial 5. Bantu pasien menggambarkan perjalanan infeksi.
yang untuk membatasi gerak atau 4. hipertermi dapat menyebabkan
meningkat berbalik di tempat tidur. peningkatan IWL dan meningkatkan resiko dehidrasi
Kolaborasi terutama pada pasien yang tidak sadra, nausea
6. Berikan cairan yang menurunkan intake per oral
perinfus dengan perhatian 5. Aktifitas ini dapat meningkatkan
ketat. tekanan intrakranial dan intraabdomen.
7. Monitor AGD Mengeluarkan napas sewaktu bergerak atau
bila diperlukan pemberian merubah posisi dapat melindungi diri dari efek
oksigen valsava
8. Berikan terapi sesuai advis 6. Meminimalkan fluktuasi pada beban
dokter seperti: Steroid, Aminofel, vaskuler dan tekanan intrakranial, vetriksi cairan dan
Antibiotika cairan dapat menurunkan edema cerebral
7. Adanya kemungkinan asidosis disertai
dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat
menyebabkan terjadinya iskhemik serebral
8. Terapi yang diberikan dapat menurunkan
permeabilitas kapiler.
5

Menurunkan edema serebri


Menurunka metabolik sel / konsumsi dan kejang
Diagnosa
No Tujuan Kriteria hasil Rencana tindakan Rasional
keperawatan
2 Resiko terjadi kejang Klien tidak  Tidak terjadi serangan 1. Longgarkan pakaian, 1. proses konveksi akan terhalang oleh pakaian
ulang berhubungan mengalami kejang ulang. berikan pakaian tipis yang yang ketat dan tidak menyerap keringat.
dengan hipertermi. kejang  Suhu 36,5 – 37,5 º C mudah menyerap keringat 2. perpindahan panas secara konduksi
selama (bayi), 36 – 37,5 º C (anak) 2. Berikan kompres dingin 3. saat demam kebutuhan akan cairan tubuh
berhubungan  Nadi 110 – 120 x/menit 3. Berikan ekstra cairan (susu, meningkat
dengan (bayi) sari buah, dll) 4. Pemantauan yang teratur menentukan tindakan
hiperthermi  100-110 x/menit (anak) 4. Observasi kejang dan yang akan dilakukan
 Respirasi 30 – 40 x/menit tanda vital tiap 4 jam 5. aktivitas dapat meningkatkan metabolisme dan
(bayi) 5. Batasi aktivitas selama anak meningkatkan panas
 24 – 28 x/menit (anak) panas 6. Menurunkan panas pada pusat hipotalamus
6. Berikan anti piretika dan dan sebagai propilaksis
 Kesadaran composmentis
pengobatan sesuai advis

Diagnosa
No Tujuan Kriteria hasil Rencana tindakan Rasional
keperawatan
3 Resiko terjadinya Pasien Klien bebas dari 1. Independent 1. Gambaran tribalitas sistem saraf pusat
injuri sehubungan bebas dari resiko injuri monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot- memerlukan evaluasi yang sesuai dengan
dengan adanya injuri yang otot muka lainnya intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya
kejang, disebabkan 2. Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan komplikasi.
perubahan status oleh kejang ranjang, papan pengaman, dan alat suction selalu 2. 2. Melindungi pasien bila kejang terjadi
mental dan dan berada dekat pasien 3. Mengurangi resiko jatuh / terluka jika vertigo,
penurunan tingkat penurunan 3. Pertahankan bedrest total selama fase akut sincope, dan ataksia terjadi
kesadaran kesadaran Kolaborasi 4. Untuk mencegah atau mengurangi kejang.
Tujuan: 4. Berikan terapi sesuai advis dokter seperti; Catatan : Phenobarbital dapat menyebabkan
diazepam, phenobarbital, dll. respiratorius depresi dan sedasi
6

Diagnosa
No Tujuan Kriteria hasil Rencana tindakan Rasional
keperawatan
4 Kurangnya Pengetahuan  Keluarga tidak 1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga 1 Mengetahui sejauh mana pengetahuan yang
pengetahuan keluarga sering bertanya 2. Beri penjelasan kepada keluarga dimiliki keluarga dan kebenaran informasi yang
keluarga bertambah tentang penyakit sebab dan akibat kejang didapat
sehubungan tentang anaknya. 3. Jelaskan setiap tindakan perawatan 2. penjelasan tentang kondisi yang dialami dapat
keterbataaan penyakit  Keluarga mampu yang akan dilakukan membantu menambah wawasan keluarga
informasi anaknya diikutsertakan 4. Berikan Health Education tentang 3. agar keluarga mengetahui tujuan setiap
dalam proses cara menolong anak kejang dan mencegah kejang, tindakan perawatan
keperawatan. antara lain : 4. sebagai upaya alih informasi dan mendidik
 keluarga mentaati o Jangan panik saat kejang keluarga agar mandiri dalam mengatasi
setiap proses o Baringkan anak ditempat rata dan masalah kesehatan
keperawatan lembut. 5. mencegah peningkatan suhu lebih tinggi dan
o Kepala dimiringkan. serangan kejang ulang
o Pasang gagang sendok yang telah 6. sebagai upaya preventif serangan ulang
7. imunisasi pertusis memberikan reaksi panas
dibungkus kain yang basah, lalu dimasukkan ke
yang dapat menyebabkan kejang demam
mulut.
o Setelah kejang berhenti dan pasien
sadar segera minumkan obat tunggu sampai
keadaan tenang.
o Jika suhu tinggi saat kejang lakukan
kompres dingin dan beri banyak minum
5. Berikan Health Education agar
selalu sedia obat penurun panas, bila anak panas
6. Jika anak sembuh, jaga agar anak
tidak terkena penyakit infeksi dengan menghindari
orang atau teman yang menderita penyakit
menular sehingga tidak mencetuskan kenaikan
suhu
7. Beritahukan keluarga jika anak
7

akan mendapatkan imunisasi agar


memberitahukan kepada petugas imunisasi bahwa
anaknya pernah menderita kejang demam
:
5. Pelaksanaan
Tgl/ Pukul No. DP Pelaksanaan tindakan
15 April 2003 1. 1. Melakukan bed rest total pada klien dengan posisi tidur terlentang tanpa
bantal
2. Memonitor tanda-tanda status neurologis
3. Memonitor intake dan output
4. memonitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu, Resoirasi dan hati-
hati pada hipertensi sistolik
5. Membantu pasien untuk membatasi gerak atau berbalik di tempat tidur.
6. Kolaborasi
 Berikan cairan perinfus dengan perhatian ketat.
 Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen
 Berikan terapi sesuai advis dokter seperti: Steroid, Aminofel,
Antibiotika
15 April 2003 2. 1. Melonggarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang mudah menyerap
keringat
2. Memberikan kompres dingin di daerah kepala, leher dan ketiak
3. Memberikan ekstra cairan (susu, sari buah, dll)
4. Mengobservasi kejang dan tanda vital tiap 4 jam
5. Membatasi aktivitas selama anak panas
-Berikan anti piretika dan pengobatan sesuai advis.
15 April 2003 3 Independent
1. monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-otot muka lainnya
2. Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan
pengaman, dan alat suction selalu berada dekat pasien
3. Pertahankan bedrest total selama fae akut
Kolaborasi
1. Berikan terapi sesuai advis dokter seperti; diazepam, phenobarbital, dll..
15 April 2003 4 1. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga
2. Memberi penjelasan kepada keluarga sebab dan akibat
kejang
3. Menjelaskan setiap tindakan perawatan yang akan dilakukan
4. Memberikan Health Education tentang cara menolong anak
kejang dan mencegah kejang, antara lain :
o Jangan panik saat kejang
o Baringkan anak ditempat rata dan lembut.
o Kepala dimiringkan.
o Pasang gagang sendok yang telah dibungkus kain yang
basah, lalu dimasukkan ke mulut.
o Setelah kejang berhenti dan pasien sadar segera minumkan
obat tunggu sampai keadaan tenang.
o Jika suhu tinggi saat kejang lakukan kompres dingin dan beri
banyak minum
o Segera bawa ke rumah sakit bila kejang lama
5. Berikan Health Education agar selalu sedia obat penurun
panas, bila anak panas
6. Jika anak sembuh, jaga agar anak tidak terkena penyakit
infeksi dengan menghindari orang atau teman yang menderita penyakit
menular sehingga tidak mencetuskan kenaikan suhu
7. Beritahukan keluarga jika anak akan mendapatkan imunisasi
agar memberitahukan kepada petugas imunisasi bahwa anaknya pernah
menderita kejang demam
9

5. Evaluasi

No.DP Tanggal SOAP


1 16-4-2003 S : Ibu klien mengatakan bahwa tanda –tanda spastik masih terjadi
O : - Tangan dan kaki klien masih terlihat kaku dan tegang
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2 16-4-2003 S : Ibu klien mengatakan bahwa kejang masih terjadi
O : - Jam 11.00 klien kejang
- Suhu tubuh jam 11.00 38,6 0 C
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3 16-4-2003 S : Ibu klien mengatakan tidak terjadi injuri pada tubuh klien
O : - Klien masih terjadi spastik
- Lingkungan tempat tidur terlihat aman
-Klien masih bedrest total ditempat tidur
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
4 16-4-2003 S : Ibu klien mengatakan sudah mengerti apa yang sudah dijelaskan
O : Ibu klien terlihat lebih tenang
A : Masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
1 17-4-2003 S : Ibu klien mengatakan bahwa tanda –tanda spastik masih terjadi
O : - Tangan dan kaki klien masih terlihat kaku dan tegang
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2 17-4-2003 S : Ibu klien mengatakan bahwa kejang masih terjadi
O : - Jam 09.00 klien kejang
- Suhu tubuh jam 10.00 38,4 0 C
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3 17-4-2003 S : Ibu klien mengatakan tidak terjadi injuri pada tubuh klien
O : - Klien masih terjadi spastik
- Lingkungan tempat tidur terlihat aman
-Klien masih bedrest total ditempat tidur
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1 18-4-2003 S : Ibu klien mengatakan bahwa tanda –tanda spastik masih terjadi
O : - Tangan dan kaki klien masih terlihat kaku dan tegang
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2 18-4-2003 S : Ibu klien mengatakan bahwa pada malam jam 0300 klien kejang
O : - Suhu tubuh jam 10.00 38,4 0 C
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
10

I : Melakukan kolaborasi untuk memeriksa hasil lab elektrolit : Na, K, Cal


3 18-4-2003 S : Ibu klien mengatakan tidak terjadi injuri pada tubuh klien
O : - Klien masih terjadi spastik
- Lingkungan tempat tidur terlihat aman
-Klien masih bedrest total ditempat tidur
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1 21-4-2003 S : Ibu klien mengatakan bahwa tanda –tanda spastik tidak terjadi
O : - Tangan dan kaki klien sebelah kiri tidak terlihat kaku dan tegang
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
2 21-4-2003 S : Ibu klien mengatakan sejak tanggal 18-4-2003 klien tidak mengalami
kejang
O : - Suhu tubuh jam 09.00 37,1 0 C
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah belum sepenuhnya teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3 21-4-2003 S : Ibu klien mengatakan tidak terjadi injuri pada tubuh klien
O : - Klien masih terjadi spastik
- Lingkungan tempat tidur terlihat aman
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
2 22-4-2003 S : Ibu klien merasa tenang karen keadaan klien mulai membaik dan klien
tidak mengalami kejang
O : - Suhu tubuh jam 17.00 36,7 0 C
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

DAFTAR KEPUSTAKAAN

 Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta


 Kapita Selekta Kedokteran FKUI, (1999) Media Aesculapius, Jakarta
 Brunner / Suddarth,( 2000). Buku saku keperawatan medikal bedah,EGC, Jakarta,

Anda mungkin juga menyukai