PENURUNAN KESADARAN
Oleh :
Putri Wahyu Ningsih, S.Ked
14711122
Pembimbing:
dr. Raditsya Mada Gautama, Sp.An., M.Sc
2019
Page 1
FORM REFLEKSI KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
__________________________________________________________________
Nama Dokter Muda : Putri Wahyu Ningsih NIM: 14711122
Stase : Saraf
Identitas Pasien
Nama / Inisial : Bp. C No RM :418***
Umur : 62 Tahun Jenis kelamin : Laki-laki
Diagnosis/ kasus : Stroke Non Hemoragik
Pengambilan kasus pada minggu ke: 2
Jenis Refleksi: Keislaman dan Sosial Ekonomi
Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus
yang diambil ).
KELUHAN UTAMA : Pusing
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien datang dengan keluhan pusing sejak 2 hari SMRS. Keluhan
dirasakan seperti berputar dan semakin memberat selama 2 hari terakhir. Keluhan
sepert mual diakui pasien dan disertai dengan muntah 1 kali. menurut
alloanamnesis sebelum menuju rumah sakit pasien masih dalam keadaan sadar,
namun saat sampai beberapa jam di rumah sakit pasien mulai mengalami
penurunan kesadaran. Keluhan seperti kwlumpuhan ekstremitas disangkal.
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes mellitu yang terkontrol
sejak 2 tahun terakhir. Saat dilakukan aloamnamnesis dengan keluarga pasien,
pasien sudah menjalani hari perawatan ke-14 dengan terpasang ventilator sebagai
alat bantu napas. Pemasangan ventilator lebih dari 14 hari dapat menimbulkan
infeksi pada saluran napas. Dari keluarga menyetujui untuk tindakan trakeostomi
atau membuat lubang di trakea dan memasukkan tube sebagai alat bantu napas.
Page 2
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Riwayat keluhan serupa: disangkal
Riwayat alergi obat/makanan : disangkal
Riwayat hipertensi : ya, terkontrol
Riwayat diabetes melitus: disangkal
Riwayat opname: 1 bulan yang lalu karena infeksi pencernaan
Riwayat HIV: (+) diketahui sejak 1 bulan yang lalu, pasien menolak
mengonsumsi obat untuk pengobatan HIV.
Page 3
ANAMNESIS SISTEM
- Serebrospinal : nyeri kepala (+), demam (-)
- Kardiovaskuler : berdebar-debar (-).
- Respirasi : batuk (-), sesak napas (-)
- Gastrointestinal : mual (-), muntah (-)
- Urogenital : BAK dbn
- Integumentum : gatal (-), merah (-), bengkak (-)
- Musculoskeletal : kelemahan anggota gerak (-).
PEMERIKSAAN FISIK
- KU : Lemah
- Kesadaran : Delirium, E3VxM2
- Vital sign :
Tekanan darah : 168/90 mmHg
Frekuensi Nadi : 87x/menit
Frekuensi Nafas : 20x /menit
Suhu : 36,3oC
- Kepala : Pupil isokhor 2mm/2mm, reflek cahaya (+)
Nervus cranialis : sulit dinilai
- Leher : Kaku kuduk (-), meningeal sign (-), Limfadenitis Sinistra
(+)
- Thorax : Vesikuler, Bunyi jantung S1/S2 reguler
- Abdomen : Timpani, BU 15x/menit, nyeri tekan (-)
- Ekstremitas : Gerakan, kekuatan otot dan sensibilitas sulit dinilai.
- Vegetatif : BAK, BAB dalam batas normal
- Otonom : Berkeringat (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Darah :
a. Hb : 15,6 g/dl
b. Hmt : 23%
c. Leukosit : 21,8 x 10^3/ ul
Page 4
d. Eritrosit : 5,3 x 10^6/ ul
e. Trombosit: 339 x 10^3/ ul
f. MCH : 30 pg
g. MCHC : 34 pg/dl
h. MCV : 88 fl
i. Ureum : 61 mg/dl
j. Kreatinin : 0,9 mg/dl
- Head CTscan : Gambaran infark cerebri
DIAGNOSIS
Stroke Non Hemoragik
RENCANA TERAPI
- IVFD Asering 20tpm
- Inj Ranitidin 2x1
- Inj Ondansetron 3x1
- Inj Ceftriaxon 2x1
- Inj Mertigo 3x1
- Inj Amlodipin 1x1
- Inj Pamol 3x1gram
EDUKASI
- Memberi penjelasan dan informasi mengenai penyakit
- Ikhtiar dan mengikuti program pengobatan
Page 5
1. Refleksi dari sosial/ekonomi
Penulis mencoba merefleksikan kasus pada pasien ini dari segi sosial dan ekonomi
pasien. Anamnesis yang dilakukan pada saat pengambilan data berupa aloanamnesis
yakni dari anak pasien. Anak pasien merupakan seoran bidan desa yang tiap hari sekali
melihat kondisi ayahnya yang dirawat di ICU. Anak pasien hingga beberapa kali
mengambil cuti untuk mengurus keperluan ayahnya di ICU hingga datan saat dilakukan
trakeostomi. Hal ini dilakukan pasien sebagai bentuk bakti kepada oran tua dikarenakan
ibunya sudah sepuh dan jarang bisa ke rumah sakit.
Dari segi sosial, perlu adanya pengertian dari pihak-pihak terdekat dengan pasien
seperti anaknya untuk mendampingi pasien. Pasien dengan stroke non hemoragik dan
mengalami penurunan kesadaran, tentu sangat membutuhkan pertolongan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti memasang selang infus atau NGT untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi, membasuh badan pasien, menggantikan baju, dan
memberikan obat. Selain itu keperluan pasien lain seperti mandi, buan air kecil dan
buan air besar jua dibantu oleh perawat rumah sakit. Hal ini dilakukan sebagai bentuk
ikhtiar yang dapat dilakukan untuk mengobati pasien.
Dalam kasus meningoensefalitis yang memiliki prognosis buruk, dokter juga
harus mengedukasikan kepada pasien bahwa saat ini kondisi pasien memburuk
dikarenakan terdapat kematian sel-sel otak pada sistem saraf. Seorang dokter harus
mengedukasi keluarga pasien secara jelas tentang penyakit yang sedang dialami pasien
beserta kemungkinan-kemungkinannya. Pemberian informed consent pemasanan tube
trakeostomi dan breaking bad news kepada pasien tentu harus dilakukan dengan sangat
hati-hati dan menunjukkan sikap empati sebagai profesionalitas sebagai dokter. Sebagai
manusia, kita hanya bisa berusaha sebaik-baiknya. Pemberian obat dari dokter berupa
antihipertensi, antipiretik merupakan salah satu langkah ikhtiar tersebut. Tentu hal ini
juga harus didukung oleh keluarga pasien, agar pengobatan dilakukan dengan
maksimal.
Page 6
Penulis mencoba merefleksikan kasus dari segi penurunan kesadaran pasien dari
segi keislaman. Terdapat beberapa adab tertentu yang dapat dilakukan pada pasien sakit
dengan penurunan kesadaran. Pada kasus ini, penulis mencoba merefleksikan adab atau
etika apa saja yang dapat kita lakukan sebagai orang sehat menghadapi pasien dengan
penurunan kesadaran dan memiliki prognosis buruk.
Penurunan kesadaran adalah keadaan dimana penderita tidak sadardalam arti tidak
terjaga/terbangun secara utuh sehingga tidak mampu memberikan respon yang normal
terhadap stimulus yang diberikan kepada pasien. Terdapat beberapa hal yang harus diingat
ketika menjenguk orang sakit dengan penurunan kesadaran.
1. Sabar dan tabah. Allah telah menjanjikan barang siapa yang menjadikan sabar
dan tabah sebagai pegangannya maka ia akan mendapatkan kemudahan
2. Tidak merintih dan mengeluh
3. Tidak mengharapkan kematian.
Page 7
Dalam hal ini, istri pasien telah pmenemani sejak awal pasien sakit hingga
penurunan kesadaran. Istri pasien hendaknya diedukasi tentang hal-hal tersebut diatas.
Selain sabar dan tabah, ada langkah-langkah lain yang dapat kita lakukan untuk
meringankan beban pasien dalam menghadapi cobaan pada pasien tersebut.
Selain itu didapatkan dari anamnesi bahwa beberapa anggota keluarga menjauhi
pasien karena penyakitnya. Sebagai seorang muslim hendaknya jika ada saudara yang
sakit, kita tetap menjenguk dikarenakan dalam sebuah hadits Tirmidzi menyebutkan;
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah SAW,
sesungguhnya Allah Azza wa Jalla kelak dihari kiamat akan berfirman, “Wahai anak cucu Adam,
aku sakit dan kamu tidak menjengukku”, ada yang berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana kami
menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam”, Allah berfirman, “Tidakkah
engkau tahu, sesungguhnya hambaku yang bernama Fulan sakit, dan kamu tidak menjenguknya?
Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya jika kamu menjenguknya, engkau akan mendapatiku
didekatnya.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat banyak keutamaan dalam menjenguk orang sakit.
Selain mendapat pahala, doa orang sakit juga sama halnya dengan doa para malaikat agar
dikabulkan. Salah satu tuntunan lainnya adalah ketika menjenguk orang sakit, selain mendoakan,
kita juga dapat meminta doa karena doa orang sakit bersifat maqbul.
Page 8
Kebumen. 26 Juli 2019
TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter
Muda
Page 9