Laporan Kasus
moderate hipokalemi
Oleh :
Zakia
NIM. 1830912320014
Pembimbing
Halaman
JUDUL .................................................................................................. i
25
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah keadaan yang diakibatkan oleh perdarahan aluran cerna bagian atas (SCBA).
Ecmpat penyebab SCBA yang paling sering ditemukan adalah ulkus peptikum,
Untuk mendiagnosis pasti penyebab dan letak serta jenis perdarahan dari
ditemukan yaitu sekitar 50-60% , gastritis erosive sekitar 25-30%, ulkus peptikum
sekitar 10-15% dan sisanya karena sebab lain 5%. Komplikasi tersering adalah syok
hipovolemik yang dapat diikuti dengan gagal ginjal akut, kerusakan multiorgan dan
bahkan kematian.1
pasien resiko tinggi atau resiko rendah, menggunakan skor Blatchford dan Rockall.
yang aktif atau perdarahan dari pembuluh darah yang tidak terlihat menggunakan
obat golongan PPI (proton pump inhibitor) yang diberikan secara intravena secara
bolus dan drip, begitu juga dengan darah beku yang menggumpal. Untuk
perdarahan yang berupa spot dalam menggunakan obat PPI secara oral.1
2
kepada pasien untuk melihat apakah ada bukti infeksi dari H. Pylori. Selain
H.Pylori, kita juga harus mencari tau penyebab perdarahan SCBA yang disebabkan
oleh konsumsi NSAID yang berlebihan. Terapinya sama yaitu menggunakan obat
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. RR
Umur : 50 tahun
Agama : Kristen
Suku : Ambon
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Palangkaraya
RMK : 1-44-45-17
B. Anamnesis
masuk rumah sakit (SMRS) dan telah berhenti 3 hari SMRS. Keluhan muntah darah
ini sudah berlangsung sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu. Muntah darah hilang
timbul dalam 2 bulan ini dan berhenti dengan sendirinya. Diawali dengan sakit
perut yang mendadak, di daerah ulu hati, lalu mual dan muntah berisi darah segar
dan berbusa. Keluhan diiringi dengan BAB yang encer dan berwarna coklat
kehitaman seperti petis, berbau masam, BAB hitam tidak terjadi setiap hari, hilang
25
4
timbul. Dalam 2 bulan ini BAB hitam terjadi 3x, banyak BAB hitam sekitar ¼ gelas
aqua. Pasien memiliki riwayat penyakit maag sejak 13 tahun yang lalu, tidak rutin
berobat, hanya minum antasida yang dibeli diwarung, keluhan nyeri ulu hati hilang
timbul, hilang saat pasien makan. Namun pasien mengalai penurunan nafsu makan
dalam 2 bulan ini. Pasien sering mengonsumsi obat-obatan penghilang rasa nyeri
yang dibeli diwarung seperti paramex, mixagrip, dan obatan lain seperti amoxicillin
dan dexamethasone serta suldox, karena pasien takut terkena malaria. Konsumsi
suldox dalam 1 bulan 3-4x minum. Konsumsi obat antinyeri hamper setiap hari
ketika pasien pulang dari kebun untuk bertani. Pasien sempat berobat di RS
Pangkalan Bun dan dirawat inap selama 3 hari 2 malam, dan diperbolehkan pulang.
Hasil pengobatan bahwa pasien didiagnosa maag kronis dan labungnya 12% rusak
dari hasil USG. Lalu diberi obat pulang, namun pasien lupa nama obatnya dan
kemudian keluhan muntah darah dan BAB hitam kembal muncul, namun hanya
berlangsung 2 hari dan dengan jumlah yang sedikit. Lalu pasien memutuskan untuk
baru ini
Pekerjaan : Petani
5
teratur.
lalu.
agama
C. Pemeriksaan Fisik
1. Status generalis
2. Tanda vital
3. Kulit
Inspeksi : Tugor kulit baik, ptekie (-), hematom (-), ikterik (-)
leher (-)
5. Telinga
6. Hidung
8. Mata
9. Toraks
Perkusi : Sonor
10. Jantung
11. Abdomen
- + -
- + -
- - -
Liver span 10cm , splenomegaly (-)
Perkusi :
T T T
T T T
T T T
12. Punggung
13. Ekstremitas
Rectal Toucher : Musc. Sphincter ani menjepit kuat, ampulla recti tidak
15. Neurologi
5/5 +/+
16. Bicara
D. Pemeriksaan Penunjang
Esogagus : mukosa licin, regular tak tampak filling defect, GEJ normal.
Gaster : mukosa kurvatura mayor/minor kasar regular, tak tampak filling defect
Duodenum : mukosa licin, regular, tak tampak filling defect
Kesimpulan : Gastritis, tak tampak ulkus.
12
13
Daftar Masalah
No. Masalah Data Pendukung
1. Hematemesis Melena Ax: Pasien mengeluhkan hematemesis
1.1 Non variseal dalam 2 bulan terakhir hilang timbul, nyeri
1.1.1 Gastropati NSAID epigastrium disertai nausea vomit, hilang
1.1.2 Peptic ulcer Disease timbul, hilang ketika makan, keluhan
1.2 Variseal disertai melena yang hilang timbul, namun
1.2.1Ruptur VE jumlahnya tidak banyak. Riwayat
penggunaan NSAID, steroid yang sering.
Serta pola makan yang tidak teratur
ditambah dengan jenis makanan yang
mengandung asam dan pedas.
2 Rencana Awal
Ekstremitas
inferior D/S 5/5 5/5 5/5 5/5
Assessment
1.Hematemesis 1.Hematemesis 1.Hematemesis 1.Hematemesis
Melena Melena Melena Melena
1.1 Non variseal 1.1 Non variseal 1.1 Non variseal 1.1 Non variseal
1.1.1 Gastropati 1.1.1 Gastropati 1.1.1 Gastropati 1.1.1 Gastropati
NSAID NSAID NSAID NSAID
15
Planning
Diet Tinggi Kalori
Tinggi Protein
1725kkal
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
NGT
1725kkal
IVFD NaCl 0.9%
IVFD NaCl 0.9% 2100cc/24 jam
2100cc/24 jam
Inj. Lansoprazole 2x30mg
Inj. Lansoprazole
Inj. Metoklopramid 3x10mg
2x30mg
PO sucralfat syr 3x2 cth
Inj. Metoklopramid
PO KSR 2x600mg
3x10mg
Drip KCL 1
flash(25mEq) dalam
NS 500cc 20tpm
PEMBAHASAN
didapatkan pasien datang dengan keluhan muntah darah dan BAB encer hitam yang
dialaminya hilang timbul dalam 2 bulan ini. Muntah darah dan BAB darah terakhir
dialami 7 hari SMRS dan berhenti 3 hati SMRS. Pasien pernah berobat ke RS
Pangkalan Bun dan dirawat 3 hari 2 malam, lalu dipulangkan dengan obat lambung.
Namun keluhan tersebut muncul lagi setelah pasien pulang. Pasien juga
mengeluhkan nyeri perut dan mual sehingga terjadi penurunan nafsu makan.
stabil, pasien tampak lemas, pemeriksaan kulit, kepala, leher, mata, telinga, thoraks,
ekstremitas, status neurologi dalam batas normal, pada abdomen ditemukan nyeri
pada pasien di cek pemeriksaan feses lengkap pada tanggal 15 November 2019 dan
didapatkan tidak ada infeksi parasite pada pasien. Pada pasien dikarenakan kadar
dilakukan pengecekkan kadar elektrolit post koreksi dan didapatkan kadar kalium
25
17
3,3 mEq/l. Pad pasien ini dijadwalkan untuk pemeriksaan OMD pada tanggal 20
saluran cerna bagian atas. Perdarahan saluran cerna bagian atas didefinisikan
SCBA ini dikategorikan menjadi 2 yaitu karena penyebab variseal dan bukan
variseal. Perdarahan karena variseal merupakan komplikasi dari gagal hati stadium
dengan ulkus peptikum (PUD) atau penyebab SCBA lainnya. Insidensi PUD
penggunaan NSAID yang terus menerus dan dalam jangka waktu lama menjadi
penyebab utama PUD yang akan menyebabkan perdarahan dari ulkus tersebut.3
utama perdarahan SCBA.Walaupun secara garis besar ulkus yang disebabkan oleh
maka akan resikonya akan jadi jauh lebih besar.Selain itu dosis yang lebih besar
juga akan meningkatkan resiko perdarahan saluran cerna, dan juga penggunaan obat
perdarahan saluran cerna atas digunakan skor Blatchford yang terdiri dari1,2 :
laki 1
Skor Blatchford berkisar antara 0-23, dimana skor lebih dari 6 memerlukan
Rockall yang bekisar antara 0-11 dimana skor 0-2 menunjukkan prognosis
19
yang baik. Pada pasien ini skor blatchfordnya adalah 5 dan rockall nya tidak
dapat dievaluasi karena pada pasien ini tidak dilakukan endoskopi. Melalui
darah dilakukan pada pasien dengan hb <7.0g/dl atau jika terjadi perdarahan
aktif, hemodinamik yang tidak stabil, usia tua, penyakit jantung. Jika kita
terapeutik maka kadar hb harus 10 g/dl, dan pasien diberikan PPI pre-
yang tepat untuk dilakukan endoskopi ialah dalam 24 jam setelah pasien
perdarahannya, lalu kita dapat menentukan intervensi apa yang harus kita
membantu kita sebagai alur diagnosis dan terapi pasien dengan perdarahan
Pada pasien ini diberikan terapi berupa pemasangan NGT pada hari
Meq yang dilarutkan dengan NS 500cc yang di drip dalam 24 jam lalu obat
akibat defek enzimatik adalah sindrom genetik yang sangat terkait dengan
obatan, seperti diuretik dan penisilin dapat sering menjadi penyebab hipokalemia.
atau melalui vena sentral 20 mEq per jam atau lebih pada keadaan tertentu.
Pemberian Kalium 40-60 mEq dapat meningkatkan kadar kalium 1-1,5 mEq/L dan
Jenis pengobatan pada masing-masing derajat hypokalemia dapat dilihat pada table
dibawah ini5:
- Pertimbangkan
kalium IV jika pasien
tidak dapat
menoleransi kalium
oral
Berat (<2,5 mEq/L atau Penggantian secara - Laju infus standar: 10
simptomatik) intravena 40 mmol KCl mmol / jam
dalam 1 liter NaCl 0,9% - Laju infus maksimum:
(glukose 5% dapat 20 mmol / jam
digunakan) - Periksa kadar
magnesium
- Jika pasien
hipomagnesemik:
berikan inisial 4 mL
MgSO4 50% (8
mmol) diencerkan
dalam 10 mL NaCl
0,9% selama 20
menit, kemudian
mulai infus KCl 40
mmol pertama, diikuti
oleh penggantian
magnesium
Pemberian intravena dapat digunakan jika pasien mual atau tidak mampu
menelan. Kalium klorida adalah agen yang lebih disukai untuk serangan akut pada
pasien dengan fungsi ginjal normal. Dosis awal yang wajar untuk pria 60-120 kg
(yaitu 0,5-1 mEq / kg) adalah 60 mEq. Biasanya, 40-60 mEq K + meningkatkan
plasma 2,5-3,5 mEq / L. Aqueous pottasium disukai untuk hasil yang lebih cepat.
Jika tidak ada respons dalam 30 menit, tambahan 0,3 mEq / kg dapat diberikan.
Terapi ini harus diulang hingga 100 mEq kalium. Selain itu, pemantauan kalium
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
keluhan awal muntah darah dan BAB hitam yang dialami 2 bulan serta riwayat
konsumsi NSAID dan steroid. Pada pemeriksaan motorik pasien didapatkan nyeri
menunjukkan gastritis. Pasien dirawat selama 6 hari di bangsal penyakit dalam pria
dan mendapatkan terapi berupa koreksi kalium, serta parenteral PPI. Saat pulang
telah berhenti, dan kadar kalium saat pulang 3,3 mEq/L. Pasien juga telah diedukasi
untuk mengurangi konsumsi obat antinyeri yang dibeli sendiri karena memperberat
penyakitnya.
B. Saran
Saran untuk pasien ini adalah adalah sebaiknya dilakukan endoskopi dan
rapid urease test untuk melihat jenis perdarahan dan menyingkirkan diagnosis
infeksi helicobacter pylori. Ditambah dengan diet tinggi kalium dengan buah
7.
25
25
27
28
29