Metastatic Bone Disease et causa Renal Cell
Carcinoma
Oleh:
Fitrah Noor Pratama Budi Putra
NIM. 1830912310102
Pembimbing
Dr.dr. Husna Darma Putera, M.Sc, Sp.OT-K
2
LAPORAN KASUS
Data Pribadi
Nama : Tn. X
Umur : 60 tahun
Anamnesis
Anamnesis dilakukan dengan melihat rekam medik pasien dibawah instruksi supervise konsulen yang menjadi dokter penanggung
jawab pasien.
Keluhan utama:
Bengkak dan Nyeri pada bagian atas lutut kiri
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengeluhkan bengkak dan nyeri pada bagian atas lutut kiri sejak 6 bulan yang lalu, sejak 1 bulan yang lalu pasien tidak
bisa berdiri dan berjalan karena terasa nyeri sekali. Nyeri terus menerus, mereda jika minum obat pereda nyeri.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah operasi usus buntu 10 tahun yang lalu
3
. Pemeriksaan Fisik Umum
B. Status Generalis
Pasien tampak lemah, Konjungtiva anemis (+), Skor VAS nyeri 6/10
Status Lokalis Femur Sinistra
Look : Bengkak (+) Benjolan ukuran 7x15x17cm, deformitas (+) berupa angulasi,
vena ektasis(-)
Feel : Tenderness (+), false movement (+), teraba hangat, konsistensi keras, fixed
terhadap dasar
Move : ROM terbatas karena nyeri, AVN distal dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang
Hasil biopsi tumor Pre-Operasi: FNAB pada tumor menunjukkan sel-sel carcinoma
3
CT scan Femur
Bone invasion and pathological fracture at one third distal
femur sinistra et causa secondary bone metastase with
neovascularization of the tumor.
Diagnosis Kerja
Metastatic Bone Disease et causa Carcinoma Unspecified
4
Dilakukan Tindakan Pembedahan:
Intercalary Resection, Rekonstruksi dengan bone cement +
Locking plate
Lalu jaringan dari lesi intra operasi diambil dan diperiksakan ke
Laboratorium Patologi Anatomi Xray Femur Sinistra AP/Lateral Post Operasi
5
HASIL BIOPSI JARINGAN POST OPERASI
Renal Cell Carcinoma
DIAGNOSIS DEFINITIF
Metastatic Bone Disease et causa Renal Cell Carcinoma
Tatalaksana Lanjutan
Rawat Bersama Urologi, Terapi dari Urologi:
1. Nefrektomi Total Renal Dextra
2. Kemoterapi oral
6
PEMBAHASAN
Renal cell carcinoma (RCC) adalah kelompok Metastasis tulang pada pasien dengan RCC pada umumnya
keganasan yang muncul berasal dari epitel tubular adalah tipe osteolitik, yang dimana akan menurunkan integritas
ginjal. Jenis ini merupakan tipe keganasan ginjal tulang, menginduksi nyeri tulang dan menghasilkan morbiditas
yang paling sering pada orang dewasa. Jenisnya yang signifikan terhadap pasien yang berhubungan dengan
dibagi berdasarkan hasil histopatologinya dimana kejadian yang berkaitan dengan tulang (skeletal-related
tipe clear cell adalah yang paling sering. event/SREs).
Kanker yang bersifat osteotropik merupakan contoh yang spesifik bahwa kanker
primer menunjukkan pola metastasis yang organ spesifik. Hal yang penting
dalam mengetahui metastasis tulang adalah komposisi unik dari soil atau
microenvironment tulang
Metastasis ke tulang terdiri dari dua macam karakteristik yaitu osteolitik dan
osteoblastik. Klasifikasi tersebut menggambarkan suatu keadaan dimana terjadinya
disregulasi dari proses remodeling tulang yang normal. Pasien dapat mengalami baik
metastasis osteolitik dan osteoblastik atau lesi campuran yang mengandung kedua
elemen tersebut.
JENIS METASTASIS
TULANG
PATOFISIOLOGI
Dalam penelitian pada 1509 pasien yang terdiagnosis bone metastase pada inisial
diagnosis terbukti bahwa jenis kelamin laki-laki, beratnya derajat stadium T,
keterlibatan KGB, grading tumor yang buruk, adanya bukti metastasis ke paru, liver
dan otak, serta RCC tipe ductus kolektivus berasosiasi tinggi terjadinya bone
metastase pada pasien RCC.
12
TEORI
Gejala terjadinya fraktur seperti deformitas
Bengkak dan nyeri pada lutut atas yaitu pembengkakan dari perdarahan lokal pada
kiri yang dirasakan terus menerus lokasi fraktur, spasme otot yang menyebabkan
dan mengganggu keseharian, pemendekan tungkai, deformitas rotasional atau
angulasi. Dibandingkan sisi yang sehat, lokasi fraktur
menyebabkan adanya disabilitas, memiliki deformitas yang nyata.
serta terdapat benjolan, teraba Dapat terjadi edema sebagai akibat dari
krepitasi, adanya deformitas akumulasi cairan serosa pada lokasi fraktur serta
ekstravasasi darah ke jaringan sekitar, dapat terjadi
berupa angulasi dan ROM yang memar dan nyeri, intensitas nyeri akan meningkat,
terbatas terus menerus.
Selain itu dapat terjadi kehilangan fungsi yang
terjadi karena nyeri yang disebabkan fraktur atau
karena hilangnya fungsi pengungkit lengan pada
tungkai.
Dapat juga terjadi Gerakan abnormal dan
krepitasi yang terjadi karena Gerakan dari bagian
tengah tulang atau gesekan antar fragmen yang
PROBLEM? fraktur, bahkan dapat terjadi perubahan neurovascular
bahkan syok.
8
MANIFESTASI KLINIS
Hiperkalsemia
Sering terjadi pada pasien dengan kanker paru sel squamosa, kanker
payudara, dan kanker ginjal, dan pada beberapa keganasan hematologis
NYERI
khususnya myeloma dan limfoma. Pada kebanyakan kasus, hiperkalsemia
Nyeri pada MBD onsetnya bertahap, secara
merupakan hasil dari destruksi tulang, dan metastasis yang bersifat osteolitik
progresif menjadi semakin hebat, dan biasanya nyeri
terdapat pada 80% kasus.
bersifat lokal dan sering muncul di malam hari
dan/atau saat weight-bearing.
Beberapa penelitian menetapkan peran dari hormon paratiroid terhadap
kejadian hiperkalsemia. Kadar dari hormon paratiroid meningkat pada dua
Karakteristik nyeri pada MBD dapat somatik
per tiga pasien dengan metastasis ke tulang dan pada semua pasien dengan
(muskuloskeletal), neuropatik (dengan
hiperkalsemia humoral.
protopathicand atau fitur epicritic, disebabkan oleh
iritasi atau kerusakan saraf akibat serangan tumor) Tanda dan gejala hiperkalsemia tidak spesifik, dan klinisi seharusnya
atau nyeri campuran yang lebih sering terjadi. memiliki tingkat kecurigaan. Gejala-gejala yang umum termasuk
diantaranya lemas, anoreksia, dan konstipasi. Jika tidak diatasi,
Beberapa deposit secara klinis tidak memberikan peningkatan progresif dari kadar kalsium serum akan menghasilkan
gejala dan ditemukan secara kebetulan pada saat penurunan dari fungsi ginjal dan status mental. Kematian pada khususnya
pemeriksaan x-ray atau bone scanning, atau setelah terjadi sebagai akibat gagal ginjal dan aritmia jantung
fraktur patologis. Jika tidak ada riwayat dan
petunjuk klinis yang mengarah pada karsinoma
primer, biopsi pada daerah fraktur sangat penting.
System scoring diperkenalkan oleh
Mirels berdasarkan lokasi, asal, ukuran
Fraktur Patologis dan gejala dari deposit metastasis.
Destruksi dari tulang yang mengalami metastasis akan
Dengan menggunakan system tersebut,
menurunkan kemampuan menahan beban dari tulang lesi yang memiliki nilai >7 secara
dan akan menghasilkan mikro fraktur, yang akan umum akan memerlukan intervensi
menyebabkan nyeri. pembedahan, nilai >10 memiliki resiko
terjadinya fraktur sekitar 50%.
Fraktur yang terjadi pada tulang panjang atau
perluasan epidural tumor ke tulang belakang yang
paling sering menyebabkan disabilitas. Kejadian
fraktur tulang panjang memiliki efek yang
menentukan terhadap kualitas hidup pasien dengan
kanker stadium lanjut, beberapa usaha sudah
dilakukan untuk memprediksikan lokasi dari fraktur
dan untuk mencegah terjadinya fraktur dengan
pembedahan profilaksis.
Memiliki nilai sensitifitas yang lebih baik dibandingkan dengan Foto Polos, 5.PET scan
dan dapat melokalisasi lesi pada tulang dengan lebih baik. Namun karena
biaya yang lebih tinggi dan waktu tindakan yang lebih lama maka CT-Scan Dapat dilakukan sebelum pengobatan untuk membantu
tidak dijadikan alat untuk skrining metastasis tulang. dokter menentukan pengobatan yang paling tepat, dan
setelah pengobatan untuk membantu menentukan
CTScan lebih digunakan untuk melihat sejauh mana kerusakan pada korteks efektivitas pengobatan, gambar respon tumor terhadap
tulang dan untuk menilai risiko fraktur patologis, selain itu juga CT-Scan terapi dan untuk mendeteksi kekambuhan pada lesi .
berguna sebagai penunjang untuk biopsi apabila diperlukan. Salah satu
penilaian utama dalam CT-Scan untuk mendiagnosis metastasis adalah
keterlibatan korteks, yaitu kerusakan yang luas dari satu elemen korteks pada 6. Pemeriksaan Tumor Bio-Marker
daerah antrolateral atau posterior.
4. MRI
15
Tujuan dari penaganan adalah untuk mengurangi
nyeri, meningkatkan fungsi, dan mencegah
komplikasi seperti kompresi spinal cord dan
fraktur patologis.
Jika lokasi fraktur di diafisis diperlukan internal fiksasi, dalam kebanyakan kasus, intramedullary
nailing adalah metode yang paling efektif; pada fraktur dekat sendi (misalnya distal femur atau
proksimal tibia) terkadang memerlukan fiksasi dengan plate ataupun endoprosthesis
Operasi atau pembedahan diperlukan untuk fraktur patologis dan impending fracture (risiko akan terjadi
fraktur) karena perilaku biologis fraktur patologis berbeda dari fraktur normal bahwa fraktur patologis tidak
benar benar sembuh (union). Tindakan ini dibutuhkan fiksasi yang stabil agar pasien dapat beraktifitas tanpa
nyeri. Intervensi bedah lebih diutamakan pada fraktur ekstrimitas bawah khususnya fraktur femur.
20
Dalam memutuskan fiksasi internal untuk pengobatan fraktur patologis pada pasien metastasis tulang, ada beberapa
faktor yang harus dipenuhi4 :
- Keadaan umum pasien harus baik dan harapan hidup minimal 6-12 minggu
- Operasi lebh bermanfaat daripada pengobatan konservatif
- Kualtas tulang di proksimal dan distal dari lokasi fraktur harus adekuat untuk dilakukan fiksasi dengan stabil
- Prosedur bedah harus mempercepat mobilisasi pasien dan mempermudah perawatan pasien selanjutnya
Pada pasien ini dilakukan reseksi interkalar dan dilakukan bone cement untuk mengisi kekosongan akibat reseksi yang
sebelumnya dilakukan dan juga memfiksasi internal menggunalan locking plate, pilihan lain bisa menggunakan
intramedullary nails, kombinasi nails dan plate.
Prognosis Pada Kasus :
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Jika telah terjadi suatu proses Quo ad sanationam : dubia ad malam
metastasis, median survival rate
pasien adalah sekitar 8 bulan
dengan tingkat mortalitas sebesar
50% pada 1 tahun pertama, dan 5
tahun survival rate sekitar 10%.
21
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus metastasis bone disease yang disebabkan renal cell carcinoma pada seorang laki-
laki berusia 60 tahun yang dimana terjadi fraktur patologis pada femur sinistra pasien yang selanjutnya dilakukan
pemeriksaan imaging berupa ct scan dan juga biopsy jaringan tumor pada femur, didapatkan hasilnya renal cell
carcinoma.
Tatalaksana pada pasien ini di bidang orthopedi ialah melakukan intercalary resection + rekonstruksi dengan bone
cement dan pemasangan locking plate. Tujuan dari intercalary resection ialah mereseksi bagian tulang yang terdapat
metastase lalu memperbaiki space yang kosong setelah reseksi dengan bone cement pada femur tersebut, lalu terakhir
melakukan fiksasi interna dengan menggunakan locking plate untuk mengembalikan fungsi dari ekstremitas pasien
dengan harapkan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pasien dirawat Bersama dengan divisi urologi untuk dilakukan nefrektomi pada ginjal yang terkena dan dilakukan
oral kemoterapi
22
TERIMA
KASIH