Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOSARKOMA

SISTEM MUSKULOSKELETAL

Oleh :
KELOMPOK 4
Sofia Erfiani (10215002)
Kastina Solihah (10215007)
Arifatus sadiyah (10215011)
Karunia Wati Susanti (10215015)
Aldilla Nur Sukma T. (10215020)
Yunita Sari (10215023)
Fatin Afiza Sari (10215034)
Kartika Dwi Pratiwi (10215038)
Sagita Arisandy (10215042)
Siti Fatimah (10215050)
Leander ekaskti yulis (________)
DEFINISI
Sarkoma osteogenik ( Osteosarkoma )
merupakan neoplasma tulang primer yang sangat
ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang
tempat yang paling sering terserang tumor ini
adalah bagian ujung tulang panjang, terutama
lutut. ( Price. 1998).
KLASIFIKASI
Osteolitik osteosarkoma
Jenis ini lebih sering pada orang dewasa, sifat
regenerative dari tulang lebih lemah dibandingkan
pada usia muda.
Osteoblastik osteosarkoma
Pada jenis ini produksi tulang meningkat. Lebih sering
terjadi pada anak-anak dan orang dewasa muda
Telangiektatik osteosarkoma
Menurut Ewing, tumor ini ditandai dengan adanya
pelebaran pembuluh darah dan sinus-sinus darah yang
banyak digolongkan sebagai teleangiektatik
osteosarkoma.
ETIOLOGI
Etiologi osteosarkoma menurut Smeltzer. 2001 :
Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi

Keturunan

Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya

seperti penyakit paget (akibat pajanan radiasi).


Virus onkogenik
Adapun faktor predisposisi yang dapat menyebabkan osteosarkoma antara lain:
Trauma
Osteosarkoma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terjadinya trauma. Walaupun
demikian trauma ini tidak dapat dianggap sebagai penyebab utama karena tulang yang fraktur akibat
trauma ringan maupun parah jarang menyebabkan osteosarkoma.( Greenspan A,2011)
Ekstrinsik karsinogenik
Penggunaan substansi radioaktif dalam jangka waktu lama dan melebihi dosis juga diduga merupakan
penyebab terjadinya osteosarkoma ini. Salah satu contoh adalah radium. Radiasi yang diberikan untuk
penyakit tulang seperti kista tulang aneurismal, fibrous displasia, setelah 3-40 tahun dapat mengakibatkan
osteosarkoma. ( Greenspan A,2011)
Karsinogenik kimia
Ada dugaan bahwa penggunaan thorium untuk penderita tuberkulosis mengakibatkan 14 dari 53 pasien
berkembang menjadi osteosarkoma.( Greenspan A,2011)
Virus
Penelitian tentang virus yang dapat menyebabkan osteosarkoma baru dilakukan pada hewan, sedangkan
sejumlah usaha untuk menemukan onkogenik virus pada osteosarkoma manusia tidak berhasil. Walaupun
beberapa laporan menyatakan adanya partikel seperti virus pada sel osteosarkoma dalam kultur jaringan.
(Hodler J, 2012)
PATOFISIOLOGI
Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang panjang dan biasa ditemukan
pada ujung bawah femur, ujung atas humerus dan ujung atas tibia. Secara
histolgik, tumor terdiri dari massa sel-sel kumparan atau bulat yang
berdifferensiasi jelek dan sring dengan elemen jaringan lunak seperti
jaringan fibrosa atau miksomatosa atau kartilaginosa yang berselang
seling dengan ruangan darah sinusoid. Sementara tumor ini memecah
melalui dinding periosteum dan menyebar ke jaringan lunak sekitarnya;
garis epifisis membentuk terhadap gambarannya di dalam tulang.
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel
tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu
proses destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau
proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.. Pada proses
osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan
periosteum tulang yang baru dekat lempat lesi terjadi sehingga terjadi
pertumbuhan tulang yang abortif. (Salter, robert : 2006).
MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum:
Adanya rasa sakit, ketika beraktifitas

Penderita osteosarkoma akan merasakan nyeri pada


tulangnya pada saat malam hari.
Penderita osteosarkoma sering jatuh

Bengkak, tergantung besar dan lokasi lesi

Faktor herediter

Gejala Sistemik:
Demam

Berkeringat pada malam hari (biasanya terjadi pada


penderita tuberculosis yang menggunakan thorium sebagai
obat )
Pemeriksaan secara fisik biasanya dilakukan untuk
mengetahui tumor primer antara lain:
Palpasi, adanya massa yang lunak dan panas.
Adanya pergerakan
Respiratori, auskultasi yang tidak normal.( Davies
AM dkk,2009)
KOMPLIKASI
Efek proses kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obat yang sangat kuat untuk
mencoba membunuh sel-sel kanker. Obat- obat dirancang untuk
membunuh sel-sel yang membelah atau tumbuh secara cepat. Sel-sel
normal yang terpengaruh seringkali termasuk rambut, sel-sel
sampingan termasuk mual dan muntah, kehilangan rambut, infeksi,
dan kelelahan. Untungnya efek-efek sampingan ini biasanya hilang
setelah kemoterapi selesai.
Kecacatan
Apabila dilakukan proses pengangkatan kanker melalui
penghilangan organ, maka kecacatan pasien tidak akan bisa
dihindari. Kanker tulang bisanya juga dapat menimbulkan patah
tulang yang disebut fraktur patologis.
Kematian
Fakta yang penyebab kematiaan akibat kanker:
Kesulitan diagnosis oleh dokter patologi tulang, minimnya peralatan diagnosis yag
tersedia dan sulitnya mendeteksi sel-sel kanker yang diderita pasien apakah
tergoong jinak atau ganas
Umumnya pasien datang ketika penyakit sudah berada pada stadium akhir.
Pengobatanya akan menjadi sulit, dan angka harapan hidup semakin kecil.
Masalah sosial ekonomi. Penyakit kanker memang tergolong masih sulit diobati,
belum lagi biaya pengobatan sangat mahal. Masalahnya biaya sering menjadi
alasan pasien untuk tidak berobat. Bahkan, banyak pasien yang menolak diopersi
karena tidak memiliki biaya.
Pengobatan dengan kemoterapi memiliki efek samping yang menyakitkan, sehingga
membuat pasien menyerah dan menghentikan terapi
Kurangnya pengetahuan tentang kanker dan pengobatanya, membuat banyak
orang memutuskan untuk memilih pengobatan alternatif yang biayanya relatif lebih
murah, meskipun kenyataaanyaiyu mahal membahayakankehidupan pasien ( Saferi
Wijaya, Meriza Putri 2013).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
Pemeriksaan radiologis menyatakan adanya segitiga codman dan
destruks
CT scan dada untuk melihat adanya penyebaran ke paru-paru
Biopsi terbuka menentukan jenis malignansi tumor tulang, meliputi
tindakan insisi, eksisi, biopsi jarum, dan lesi- lesi yang dicurigai.
Skening tulang untuk melihat penyebaran tumor.
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan adanya peningkatan
alkalin fosfatase.
MRI digunakan untuk menentukan distribusi tumor pada tulang dan
penyebaran pada jaringan lunak sekitarnya.
PENATALAKSANAAN
Kemoterapi
Terapi penyinaran tumor
Terapi pembedahan
ASKEP & PATHWAY
OPEN WORLD

Anda mungkin juga menyukai