Anda di halaman 1dari 11

1.

Pengertian
Osteosarkoma merupakan kanker tulang primer yang
paling sering terjadi pada individu muda sampai usia 30 tahun
dan sedikit lebih sering terjadi pada anak laki-laki dan pria
dari pada anak perempuan dan wanita, dengan rasio 1,5 : 1 (
Menurut Suhamo & Tobias, 1986 Dalam Kneale, 2011
hal:317 ).
2. Etiologi
a. Genetik
b. Radiasi
c. Bahan kimia
d. Trauma
e. Virus
f. Infeksi
g. Penyakit lain
3. Anatomi Fisiologi
Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk gerak pasif,
proteksi alat-alat di dalamtubuh, pemben Ruang ditengah tulang-
tulang tertentu berisi jaringan hematopoietik yang membentuk
berbagai sel darah dan tempat primer untuk menyimpan dan
mengatur kalsium dan posfat.Ruang ditengah tulang-tulang tertentu
berisi jaringan hematopoietik yang membentuk berbagai sel darah
dan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan
posfat
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai
suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang
padat.Osteoklas adalah sel-sel berinti banyak yang memungkinkan
mineral dan matriks tulang dapat diabsorbsi.Tidak seperti osteoblas
dan osteosit, osteoklas mengikis tulang.Sel-sel ini menghasilkan
enzim proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam
yang melarutkan mineral tulang sehingga kalsium dan fosfat
terlepas ke dalam aliran darah.
4. Patofisologi
Menurut Nadianus, (2012) Sarkoma osteogenik (osteosarkoma) merupakan
neoplasma tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian
metafisis tulang tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian
ujung tulang panjang terutama lutut. Penyebab osteosarkoma belum jelas
diketahui, adanya hubungan kekeluargaan menjadi satu predisposisi. Dikatakan
beberapa virus onkogenik dapat menimbulkan osteosarkoma pada hewan
percobaan. Radiasi ion dikatakan menjadi 3% penyebab langsung osteosarkoma.
Akhir-akhir ini dikatakan ada 2 tumor supresor gene yang berperan secara
signifikan terhadap tumor ginesis pada osteosarkoma. Lokasi tumor dan usia
penderita pada pertumbuhan pesat dari tulang memunculkan perkiraan ada
pengaruh dalam patogenesis osteosarkoma. Mulai tumbuh bisa di dalam tulang
atau pada permukaan tulang dan berlanjut sampai pada jaringan lunak sekitar
tulang epifisis dan tulang rawan sendi bertindak sebagai barier pertumbuhan
tumor kedalam sendi. Osteosarkoma mengadakan metastase secara hematogen
paling sering ke paru atau pada tulang lainnya dan didapatkan sekitar 15%-20%
telah mengalami metatase pada saat diagnosis ditegakkan. Adanya tumor ditulang
menyebabkan reaksi tulang normal dengan respon osteolitik (destruksi tulang)
atau respon osteblastik (permukaan tulang).
Beberapa tumor tulang sering terjadi dan lainnya jarang
terjadi, beberapa tidak menimbulkan masalah. Sementara
lainnya ada yang sangat bermasalah dan sementara
lainnya ada yang sangat berbahaya dan mengancam jiwa.
Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang panjang dan
biasa ditemukan pada ujung bawah femur, ujung atas
humerus, dan ujung atas fibia. Timbul dari reaksi tulang
normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi
atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau
proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang
lokal. Pada proses osteoblastik karena adanya sel tumor
maka terjadi penimbunan periosterum tulang yang baru
dekat tempat lesi terjadi sehingga terjadi pertumbuhan
tulang yang abortif.
5. Klasifikasi
Klasifikasi menurut WHO ditetapkan berdasarkan
kriteria hitologis, jenis diferensiasi sel-sel tumor yang
diperlihatkan, dan jenis interseluler matriks yang
diproduksi. Dalam hal ini, dipertimbangkan sifat-sifat
tumor, asal usur sel, serta pemeriksaan histologis yang
menetapkan jenis tumor bersifat jinak atau ganas.
Beberapa hal yang penting sehubungan dengan
penetapan klasifikasi, Menurut muttaqin, ( 2008 ) hal :
117
a. Jaringan yang mudah menyebar tidak selalu harus
merupakan jaringan asal.
b. Tidak ada hubungan patologis atau klinis dalam kategori
khusus.
c. Sering tidak ada hubungan antara kelainan jinak dan
ganas dengan unsur-unsur jaringannya, misalnya
osteoma dan osteosarkoma.
6. Manifestasi Klinis
Pasien dengan tumor tulang datang dengan
masalah tumor tulang yang sangat bervariasi. Dapat
tanpa gejala atau dapat juga nyeri (ringan dan
kadang-kadang sampai konstan dan berat), kecacatan
yang bervariasi, dan pada suatu saat adanya
pertumbuhan tulang yang jelas. Kehilangan berat
badan, malaise, dan demam dapat terjadi. Tumor
kadang baru terdiagnosis saat terjadinya patah tulang
patologik.
Bila terjadi kompresi korda spinalis, dapat
berkembang lambat atau cepat. Defisit neurologi
(misalnya nyeri, progresif, kelemahan, parestesia,
parepeglia, retensi urin) harus diidentifikasi awal dan
ditangani dengan raninektomi dekompresi untuk
mencegah cedera korda spinalis permanen (Smeltzer
& Bare, 2012).
7. Penatalaksanaan
Penanganan osteosarkoma yang optimum adalah
kombinasi kemoterapi dan pembedahan radikal, baik
mempertahan kan ekstremitas maupun amputasi.
Pendekatan ini telah meningat penatalaksanaan
osteosarkoma selama 30 terakhir ini, dengan angka
individu dengan sintas sekitar 55% untuk tumor
tanpa metatasis pada saat muncul. Respon yang baik
pada kemoterapi merupakan faktor prognosis yang
penting; jika 90% nekrosis tumor tercapai pada saat
reseksi,sintas pasien meningkat secara signifiakan (
Osullivan & Saxon, 1997 ). Protokol kemotrapi
percobaan dengan menggunakan kombinasi obat
terus ditinjau, baik secara nasional maupun
internasional, untuk mencari penanganan yang
optimum (Dalam kneale, 2011 hal : 318 ).
8. Komplikasi
Menurut Nadianus, (2012) beberapa
komplikasi Osteosarkoma terdiri dari :
a. Akibat langsung mengakibatkan Patah Tulang.
b. Akibat tidak langsung mengakibatkan Penurunan
berat badan, anemia, penurunan kekebalan tubuh.
c. Akibat pengobatan mengakibatkan gangguan saraf
tepi, penurunan kadar sel darah, kebotakan pada
kemotrapi
9. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan Menurut
Nadianus, (2012) pada klien Osteosarkoma adalah :
a. Pemeriksaan radiologis menyatakan adanya segitiga
kodman dan dekstrusi tulang.
b. CT scan dada untuk melihat adanya penyebaran
c. Biopsi terbuka menentukan jenis malignasi tumor tulang,
meliputi tindakan insisi, eksisi, biopsi jarum, dan lesi-lesi
yang dicuirigai
d. Skrining tulang untuk melihat penyebaran tumor.
e. Pemeriksaan darah biasanya menunjukan adanya
peningkatan lkalin fostafase.
f. MRI digunakan untuk menentukan distribusi tumor pada
tulang dan pernyebaran pada jaringan lunak sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai