PENDAHULUAN
yang berasal dari sel primitif (poorly differentiated cells) di daerah metafise tulang
panjang pada anak-anak. Osteosarkoma adalah tumor tulang dengan angka kematian
usia 15-25 tahun (pada usia pertumbuhan). Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada
umur 15 tahun. Angka kejadian pada anak laki-laki sama dengan anak perempuan.
Tetapi pada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-
laki. Sampai sekarang penyebab pasti belum diketahui. 1,2 Osteosarkoma mengadakan
metastase secara hematogen, paling sering ke paru atau pada tulang lainnya dan
hasil yang lebih baik, maka CT scan harus dilakukan. Prognosis osteosarkoma
Selain sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepanitraan klinik di bagian ilmu
Radiologi, refarat ini diharapkan agar dapat memberikan informasi yang tepat
1
mengingat setiap pemeriksaan imaging memilik keunggulan dan kelemahannya
BAB 2
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Osteosarkoma adalah suatu keganasan yang berasal dari sel primitif pada
bagian metafise dari tulang panjang pada orang muda. Pembentukannya berasal dari
tersering ditemukan yaitu sekitar 20% dari tumor ganas primer tulang. Osteo-sarkoma
didefinisikan sebagai suatu neoplasma dimana jaringan osteoid disintesis oleh sel-sel
ganas.5,6
2.2 Epidemiologi
jumlah penderita kanker ± 6.25 juta orang. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100
penderita kanker diantara 100.000 penduduk per tahun. Dengan jumlah penduduk 220
juta jiwa terdapat sekitar 11.000 anak yang menderita kanker per tahun.7
Menurut Errol Untung Hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah
455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128
kasus tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma
merupakan tumor ganas yang sering didapati yakni 22% dari seluruh jenis tumor
3
tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang ganas. Dari jumlah seluruh kasus tumor
tahun (pada usia pertumbuhan ). Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15
tahun. Angka kejadian pada anak laki-laki sama dengan anak perempuan. Tetapi pada
akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak di temukan pada anak laki-laki. Sampai
Tumor Frequency %
Telangiectatic 3.5-11
Parosteal 3-4
Periosteal 1-2
Gnathic 6-9
Small cell 1
Intraosseous, low grade <1
Surface, high grade <1
Secondary 5-7
Tabel 1. Frekuensi tumor tulang
dapat dilihat dengan meningkatnya insidens pada anak yang sedang tumbuh.
4
Lokasi osteosarkoma paling sering adalah metafisis dimana area ini
katarak).
- Riwayat trauma
2.4 Klasifikasi
5
(3) lokasi, seperti pada osteosarkoma parosteal dan periosteal.2,7
panjang, terutama pada distal femur (52%), proximal tibia (20%) dimana
pertumbuhan tulang tinggi. Tempat lainnya yang juga sering adalah pada metafisis
humerus proximal (9%). Penyakit ini biasanya menyebar dari metafisis ke diafisis
yang sama, terkecuali lesi gnathic pada mandibula dan maksila, lesi intrakortikal, lesi
periosteal dan osteosarkoma sekunder karena penyakit paget yang biasanya muncul
Gambar 1: Predileksi osteosarkoma pada 1649 pasien dari Mayo Clinic files.
2.5 Patogenesis
6
Penyebab osteosarkoma tidak diketahui, namun berbagai agen dan status
berasal dari sel stem mesenkim atau sel osteoprogenitor yang mengalami gangguan
mempunyai cancer stem cells. Penyebab yang paling diketahui berhubungan dengan
penyakit ini ialah radiasi. Osteosarkoma setelah terapi radiasi merupakan komplikasi
yang jarang dan biasanya terjadi setelah 15 tahun kemudian (antara 3-55 tahun).2
jelas dan pasti, dari beberapa penelitian mengungkapkan adanya pembelahan sel-sel
tumor disebabkan karena tubuh kehilangan gen suppressor tumor, sehingga sel-sel
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel
tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses
destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan
tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel
tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru dekat lempat lesi terjadi
7
Reaksi tulang normal
1. Ewings sarcoma
Sarkoma Ewing adalah tumor ganas yang berasal dari sum-sum tulang dengan
frekuensi sebanyak lima persen dari seluruh tumor ganas tulang, terutama ditemukan
pada umur sepuluh sampai dua puluh tahun dan lebih sering pada laki-laki daripada
wanita. Pada anak dapat ditemukan fraktur patologis. Gejala utama berupa nyeri dan
pembengkakan pada daerah tumor dan terdapat gejala umum lainnya kaheksia, nyeri
tekan pada tumor dan peninggian laju endap darah.Tumor biasanya sangat ganas,
berkembang secara cepat dan penderita meninggal dalam tiga sampai delapan belas
bulan pertama (95% meninggal pada tahun pertama). 3 Tumor ini terutama terdapat
pada daerah diafisis dan metafisis tulang panjang seperti femur, tibia, humerus, dan
fibula. Atau pada tulang pipih seperti pada pelvis dan skapula.3
8
Pada Pemeriksan Radiologis :
Terlihat destruksi tulang terutama pada daerah lesi terutama pada diafisis disertai
fusiform di luar lesi yang merupakan suatu tanda khas yang disebut onion skin
ossifkasi yang berjalan radier disertai dengan reaksi periosteal. Tulang yang
memberikan gambaran yang disebut sun ray appearance serta terdapat terdapat
sarkoma. Pemeriksaan radiologis lain yang dapat dilakukan adalah scanning radio
2. Osteomyelitis
Osteomielitis adalah infeksi jaringan tulang dan dapat timbul akut atau
kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun
manifestasi lokal yang berjalan dengan cepat. Pada anak-anak infeksi tulang
seringkali tulang seringkali timbul sebagai komplikasi dari infeksi dari tempat-tempat
lain seperti infeksi faring (faringitis), telinga otitis media), dan kulit (impetigo).
dapat ditemukan infeksi bakterial pada kulit dan saluran napas bagian atas. Gejala
lain dapat berupa nyeri yang konstan pada daerah infeksi, nyeri tekan dan terdapat
9
akibat bakterimia dan septikimia berupa panas tinggi, malaise serta nafsu makan yang
berkurang.3
Pemeriksaan Radiologis :
Pemeriksaan foto polos dalam sepuluh hari pertama tidak ditemukan kelainan
jaringan lunak. Gambaran destruksi tulang dapat terlihat setelah sepuluh hari
(dua minggu) berupa rare faksi tulang yang bersifat difus pada daerah
3. Osteoblastoma
dan dikategorikan sebagai tumor tulang jinak. Gambaran klinisnya didapatkan gejala
nyeri yang ditemukan lebih ringan dibanding osteoid osteoma dan lebih jarang
terjadi. Kelainan ini merupakan 2,5% dari seluruh tumor jinak tulang.
jelas serta adanya bintik-bintik kalsifikasi. Diameter lesi bervariasi bisa sampai
beberapa cm.
10
2.7 Gejala Klinis
Gejala yang paling sering muncul berupa rasa sakit, yang pada awalnya ringan
dan hilang timbul, tetapi secara cepat menjadi lebih berat dan menetap.Pasien dapat
Pasien dengan dugaan tumor akan ditemukan penurunan berat badan dan gejala
anemia. Karena keganasan ini sering muncul di metafise dekat dengan persendian,
maka hal ini dapat mempengaruhi fungsi persendian. Neoplasma yang agresif ini
Gejala biasanya telah ada selama beberapa minggu atau bulan sebelum pasien
didiagnosa. Gejala yang paling sering terdapat adalah nyeri, terutama nyeri pada saat
aktifitas dan massa atau pembengkakan. Tidak jarang terdapat riwayat trauma,
meskipun peran trauma pada osteosarkoma tidaklah jelas. Fraktur patologis sangat
jarang terjadi, terkecuali pada osteosarkoma telangiectatic yang lebih sering terjadi
pembengkakan dapat ada atau tidak, tergantung dari lokasi dan besar dari lesi. Gejala
sistemik, seperti demam atau keringat malam sangat jarang. Penyebaran tumor pada
11
Gambar 2: Pasien dengan osteosarkoma di femur distal
Pemeriksaan Radiologis7,8,9,10
A. Foto Polos
permeatif, lesi blastik, destruksi korteks, reaksi periosteal tipe agresif (segi
tiga Codman, sunburst, hair on end), massa jaringan lunak, dan formasi
12
massa jaringan lunak dengan reaksi periosteal perpendikular, erosi kortikal,
tinggi, reaksi periosteal, erosi dan penebalan korteks. Dapat juga ditemukan
invasi intramedular.
osteoid minimal.
osteoid.
13
1. Foto polos dari osteosarkoma dengan gambaran Codman triangle (arrow) dan
14
Pada osteosarkoma terdapat 3 gambaran radiologi, yaitu :
tumbuh dari ujung metaphisis kearah diaphisis dan sedikit reaksi periosteal
dan terjadi destruksi korteks. Bentuk ini mempunyai batas tak tegas dengan
tulang. Gambaran tumor tampak lebih putih dengan batas irreguler. Pada
terdapat pula reaksi periosteal berupa sunray atau sun burst. Sunray terjadi
sebelum metastase tumor, berupa garis- garis tipis (seperti sinar) yang tegak
lurus dengan aksis tulang. Kortek menuju ke jaringan lunak dan menyebabkan
matahari.
tulang.
C. CT Scan
terutama pada area dengan anatomi yang kompleks (contohnya pada perubahan di
15
mandibula dan maksila pada osteosarkoma gnathic dan pada pelvis yang
gambaran yang lebih jelas dari destruksi tulang dan penyebaran pada jaringan lunak
jumlah kecil yang tidak terlihat pada gambaran foto polos. CT terutama sangat
membantu ketika perubahan periosteal pada tulang pipih sulit untuk diinterpretasikan.
CT jarang digunakan untuk evaluasi tumor pada tulang panjang, namun merupakan
modalitas yang sangat berguna untuk menentukan metastasis pada paru. CT sangat
telangiectatic dapat memperlihatkan fluid level, dan jika digunakan bersama kontras
dapat membedakan dengan lesi pada aneurysmal bone cyst dimana setelah kontras
diberikan maka akan terlihat peningkatan gambaran nodular disekitar ruang kistik.
16
CT Scan: Telangiectatic Osteosarcoma of Proximal Tibia
D. MRI
karena kemampuan yang baik dalam interpretasi sumsum tulang dan jaringan lunak.
MRI merupakan tehnik pencitraan yang paling akurat untuk menentuan stadium dari
Untuk tujuan stadium dari tumor, penilaian hubungan antara tumor dan kompartemen
pada tempat asalnya merupakan hal yang penting. Tulang, sendi dan jaringan lunak
intraoseus dan ekstraoseus harus dinilai. Fitur yang penting dari penyakit intraoseus
adalah jarak longitudinal tulang yang mengandung tumor, keterlibatan epifisis, dan
adanya skip metastase. Keterlibatan epifisis oleh tumor telah diketahui sering terjadi
daripada yang diperkirakan, dan sulit terlihat dengan gambaran foto polos.
Keterlibatan epifisis dapat didiagnosa ketika terlihat intensitas sinyal yang sama
dengan tumor yang terlihat di metafisis yang berhubungan dengan destruksi fokal dari
17
lempeng pertumbuhan. Skip metastase merupakan fokus synchronous dari tumor yang
secara anatomis terpisah dari tumor primer namun masih berada pada tulang yang
sama. Deposit sekunder pada sisi lain dari tulang dinamakan transarticular skip
adanya metastase jauh dan interval survival bebas tumor yang rendah. Penilaian dari
penyebaran tumor ekstraoseus melibatkan penentuan otot manakah yang terlibat dan
hubungan tumor dengan struktur neurovascular dan sendi sekitarnya. Hal ini penting
untuk menghindari pasien mendapat reseksi yang melebihi dari kompartemen yang
terlibat. Keterlibatan sendi dapat didiagnosa ketika jaringan tumor terlihat menyebar
18
E. Ultrasound
19
modalitas pencitraan satu satunya yang dapat menemukan rekurensi dini secara lokal,
karena penggunaan CT atau MRI dapat menimbulkan artefak pada bahan metal.
lunak, tetapi tidak bisa digunnakan untuk mengevaluasi komponen intermedula dari
lesi.
F. Nuclear Medicine
multifokal. skip lesion dan metastase paru-paru dapat juga dideteksi, namun skip
peningkatan ambilan dari radioisotop maka bone scan bersifat sensitif namun tidak
radioopak pada masa tulang di permukaan atau mengelilingi tulang, korteks tidak
rusak dan biasanya ada jarak antara korteks dan tumor. Pada CT scan dan MRI akan
menunjukkan perbatasan antara tumor dengan jaringan lunak sekitarnya. Untuk tumor
superficial dari korteks tetapi pada CT scan dan MRI dapat melihat sebagai suatu
G. Bone Scintigraphy
20
Osteosarcoma secara umum menunjukkan peningkatan ambilan dari
multifokal. skip lesion dan metastase paru-paru dapat juga dideteksi, namun skip
peningkatan ambilan dari radioisotop maka bone scan bersifat sensitif namun tidak
spesifik. 6,7
Gambar : Bone Scan yang membandingkan bagian bahu dengan oseosarcoma dan
yang sehat
H. Angiografi
21
osteosarcoma akan ditemukan adanya neovaskularisasi yang sangat ekstensif. Selain
STAGING OSTEOSARKOMA10
Stadium konvensional yang biasa digunakan untuk tumor keras lainnya tidak
tepat untuk digunakan pada tumor skeletal, karena tumor ini sangat jarang untuk
metastase. Sistem ini dapat digunakan pada semua tumor muskuloskeletal (tumor
tulang dan jaringan lunak). Komponen utama dari sistem stadium berdasarkan derajat
histologi (derajat tinggi atau rendah), lokasi anatomi dari tumor (intrakompartemen
osteosarkoma harus berada diantara periosteum. Lesi tersebut mempunyai derajat IIA
pada sistem Enneking. Jika osteosarkoma telah menyebar keluar dari periosteum
maka derajatnya menjadi IIB. Untuk kepentingan secara praktis maka pasien
digolongkan menjadi dua yaitu pasien tanpa metastase (localized osteosarkoma) dan
22
2.9 Penatalaksanaan
dilakukan pada 80% pasien) dan diikuti dengan postoperatif kemoterapi merupakan
tersebut.4
23
disebut juga dengan induction chemotherapy atau neoadjuvant chemotherapy dan
adjuvant chemotherapy.2,4,5
primernya, sehingga tumor akan mengecil. Selain itu akan memberikan pengobatan
mempermudah melakukan operasi reseksi secara luas dari tumor dan sekaligus masih
harus sampai batas bebas tumor. Semua pasien dengan osteosarkoma harus menjalani
pembedahan jika memungkinkan reseksi dari tumor prmer. Tipe dari pembedahan
yang diperlukan tergantung dari beberapa faktor yang harus dievaluasi dari pasien
kompartemen yang terlibat (tulang, sendi, otot) biasanya tidak diperlukan. Hasil dari
kombinasi kemoterapi dengan reseksi terlihat lebih baik jika dibandingkan dengan
amputasi radikal tanpa terapi adjuvant, dengan tingkat 5-year survival rates sebesar
50-70% dan sebesar 20% pada penanganan dengan hanya radikal amputasi.1
dilakukan pembedahan dengan reseksi batas bebas tumor maka pembedahan limb
24
salvage dapat dilakukan. Pada beberapa keadaan amputasi mungkin merupakan
pilihan terapi, namun lebih dari 80% pasien dengan osteosarkoma pada eksrimitas
dapat ditangani dengan pembedahan limb salvage dan tidak membutuhkan amputasi.
2.10 Komplikasi
Paget’s Sarkoma
- Prognosis buruk
25
2.11 Prognosis
Faktor yang mempengaruhi prognosis termasuk lokasi dan besar dari tumor,
adanya metastase, reseksi yang adekuat, dan derajat nekrosis yang dinilai setelah
kemoterapi.8
a) Lokasi tumor
Lokasi tumor mempunyai faktor prognostik yang signifikan pada tumor yang
terlokalisasi. Diantara tumor yang berada pada ekstrimitas, lokasi yang lebih distal
mempunyai nilai prognosa yang lebih baik daripada tumor yang berlokasi lebih
proksimal. Tumor yang berada pada tulang belakang mempunyai resiko yang paling
besar untuk progresifitas dan kematian. Osteosarkoma yang berada pada pelvis
sekitar 7-9% dari semua osteosarkoma, dengan tingkat survival sebesar 20% – 47%.8
b) Ukuran tumor
dibandingkan tumor yang lebih kecil. Ukuran tumor dihitung berdasarkan ukuran
paling panjang yang dapat terukur berdasarkan dari dimensi area cross-sectional.1,8
c) Metastase
Pasien dengan tumor yang terlokalisasi mempunyai prognosa yang lebih baik
daripada yang mempunyai metastase. Sekitar 20% pasien akan mempunyai metastase
pada saat didiagnosa, dengan paru-paru merupakan tempat tersering lokasi metastase.
26
metastase, dan resectability dari metasstase. Pasien yang menjalani pengangkatan
lengkap dari tumor primer dan metastase setelah kemoterapi mungkin dapat bertahan
dalam jangka panjang, meskipun secara keseluruhan prediksi bebas tumor hanya
sebesar 20% sampai 30% untuk pasien dengan metastase saat diagnosis.8
Prognosis juga terlihat lebih baik pada pasien dengan nodul pulmoner yang
sedikit dan unilateral, bila dibandingkan dengan nodul yang bilateral, namun
bagaimanapun juga adanya nodul yang terdeteksi bukan berarti metastase. Derajat
nekrosis dari tumor setelah kemoterapi tetap merupakan faktor prognostik. Pasien
d) Reseksi tumor
osteosarkoma relatif resisten terhadap radioterapi. Reseksi yang lengkap dari tumor
kemoterapi sebelum dilakukan reseksi tumor primer, atau reseksi metastase pada
pasien dengan metastase. Derajat nekrosis yang lebih besar atau sama dengan 90%
dari tumor primer setelah induksi dari kemoterapi mempunyai prognosa yang lebih
baik daripada derajat nekrosis yang kurang dari 90%, dimana pasien ini mempunyai
27
derajat rekurensi 2 tahun yang lebih tinggi. Tingkat kesembuhan pasien dengan
nekrosis yang sedikit atau sama sekali tidak ada, lebih tinggi bila dibandingkan
28
BAB 3
KESIMPULAN
antara 5-30 tahun, dan terbanyak pada umur 10 - 20 tahun. Biasanya terdapat
daerah lutut.
periosteum).
Ct-scan dapat berguna untuk memperlihatkan detil lesi pada tulang kompleks
dan mendeteksi matriks osifikasi minimal. Selain itu dapat digunakan untuk
29
DAFTAR PUSTAKA
30