Anda di halaman 1dari 17

variola

BAB I
PENDAHULUAN

A.       LATAR BELAKANG
Smallpox atau variola atau cacar merupakan penyakit menular akut yang
disebabkan oleh virus poks(pox virus variolae). Cacar disebut Variola atau Variola
Vera, berasal dari kata Latin ‘Varius‘ yang berarti bercak, atau gelembung
kulit. Variola adalah penyakit virus yang disertai keadaan umum yang buruk
menyebabkan manifestasi klinis berat dan dapat mengakibatkan kematian. Penyebaran
penyakit ini bersifat kosmopolit, tetapi pada daerah tertentu memberi insidens yang
tinggi, misalnya di Amerika Tengah dan Selatan, Hindia Barat dan Timur Jauh.
Dikenal 2 tipe virus yang hampir identik tetapi menyebabkan 2 tipe variola,
yaitu variola mayor dan variola minor (alastrim). Gejala terjangkitnya smallpox mirip
gejala flu, termasuk demam tinggi, keletihan, sakit kepala, sakit punggung, dan diikuti
munculnya ruam di kulit.
Variola hampir mirip cacar air atau varisela atauchicken pox, tetapi vesikelnya
jauh lebih banyak dan berisi tidak hanya cairan tapi juga nanah dan darah. Tidak ada
pengobatan spesifik untuk penyakit ini, dan hanya imunisasi di seluruh dunia yang
mampu menghentikan penyebaran smallpox (yang dilakukan pada tiga dekade lalu).
Kasus terakhir ditemukan di Somalia tahun 1977 dan sejak tahun 1984 oleh WHO
seluruh dunia telah dinyatakan bebas dari penyakit ini. Hingga saat ini virus penyebab
cacar masih disimpan di 2 negara, yaitu Amerika Serikat dan Rusia, hal ini masih
menjadi perdebatan apakah virus itu tetap akan disimpan atau dimusnahkan.

BAB II
KAJIAN TEORI
A.       PENGERTIAN
Variola adalah penyakit menular pada manusia yang disebabkan oleh virus
variola major atau variola minor.Penyakit ini dikenal dengan nama Latinnya, variola
atau variola vera, yang berasal dari kata Latin varius, yang berarti “berbintik”, atau
varus yang artinya “jerawat”.
Variola muncul pada pembuluh darah kecil di kulit serta di mulut dan
kerongkongan. Di kulit, penyakit ini menyebabkan ruam, dan kemudian luka berisi
cairan. V. major menyebabkan penyakit yang lebih serius dengan tingkat kematian
30–35%. V. minor menyebabkan penyakit yang lebih ringan (dikenal juga dengan
alastrim, cottonpox, milkpox, whitepox, dan Cuban itch) yang menyebabkan kematian
pada 1% penderitanya.Akibat jangka panjang infeksi V. major adalah bekas luka,
umumnya di wajah, yang terjadi pada 65–85% penderita.

 
B.       ANATOMI  FISIOLOGI
1.    Struktur Kulit
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai
lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan
penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkutis)

a.    Kulit Ari (epidermis)


Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk
diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis.
Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal
berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang
paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut.
Sel-sel epidermis disebut keratinosit.
Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis
memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui
dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas
lima lapisan kulit, yaitu :
1)    Lapisan tanduk (stratum corneum) merupakan lapisan epidermis yang paling atas,
dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas
beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme,
tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Pada telapak tangan dan telapak
kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk
jauh lebih tebal. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis
protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia.
Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah
terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel
biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar
sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup,
menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki
diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat.
Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu
sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih
kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan
penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan
tanduk baru.
Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif
untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapislapis kulit lebih dalam sehingga
mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap
air yang cukup besar.
2)   Lapisan bening (stratum lucidum) disebut jugalapisan barrier, terletak tepat di bawah
lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan
berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis
dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini
sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula
dari lapisan bening.
3)    Lapisan berbutir (stratum granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk
kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan
berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan
telapak kaki.
4)   Lapisan bertaju (stratum spinosum) disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel
yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma
berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya
bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel
pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris.
Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke
arah permukaan kulit makin besar ukurannya. Di antara sel-sel taju terdapat celah
antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan
pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak
yang berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuankesatuan lapisan taju
mempunyai susunan kimiawi yang khas; intiinti sel dalam bagian basal lapis taju
mengandung kolesterol, asam amino dan glutation.
5)   Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale) merupakan lapisan
terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan
tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu
dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang
membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap
pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam
lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi
bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan
benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat
pigmen melanin kulit.

b.   Kulit Jangat (dermis)


Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjarkelenjar palit atau kelenjar minyak,
pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus
arektor pili).
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastic yang dapat
membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang
disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena
fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan
kelenturan kulit.

Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu kelenjar
keringat dan kelenjar palit.
1)   Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu
saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori
keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak
terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak.
Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa
pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani,
emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
a)    Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat
yang mengandung 95 – 97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti
garam, sodium klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolism
seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan
telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan
menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuk
kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung
pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.
b)    Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar,
daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak
kental, berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini
mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya
berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut.

2)   Kelenjar Palit
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung
rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung
rambut (folikel). Folikelrambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan
menjaga kelunakan rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit.
Terkecuali pada telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua
bagian tubuh terutama pada bagian muka.

c.    Jaringan Penyambung (jaringan ikat) Bawah Kulit (hipodermis)


Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe,
saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari
pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah
kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh
bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan
dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di
daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja
liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya
berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin
kehilangan kontur.
2.    Anatomi Virus Variola
Penyakit cacar disebabkan oleh virus Variola. Salah satunya adalah Variola
vera. Dilihat dari mikroskop elektron, virion dari Variola berbentuk bulat dan licin
dengan ukuran kira-kira 302-350 nm. Virusnya sendiri berbentuk bata atau elips dan
berukuran 400 x 230 nm. Strukturnya kompleks dan tidak memiliki konformasi
ikosahedral atau simetri heliks seperti virus lain. Bagian luar partikel mengandung
lekukan. Terdapat selaput luar lipoprotein yang menutupi inti dan dua struktur fungsi
tak dikenal yang disebut badan lateral. Pada inti terdapat genom virus yang besar dari
DNA untai ganda linear.
Siklus Hidup Virus
Siklus hidup virus Variola terjadi di sitoplasma dengan urutan sebagai berikut:
1.    Entry
Partikel IMV (Intracellular mature virion) mengikat reseptor yang belum
diketahui dan bergabung dengan membran sel. Partikel EMV (Extracellular mature
virion) mengikat reseptor yang tak dikenal juga dan terendositosis ke dalam sel.
2.    Initial Uncoating
Partikel inti dari virus yang mengandung gen virus, DNA-RNA polymerase,
dan enzim lainnya dilepaskan ke sitoplasma.
3.    Early Transcription
Gen awal (termasuk code untukimmunomodulatory protein, enzim replikasi
dan faktor transkripsi) ditranskripsikan dan ditranslasikan dengan segera dari inti
partikel awal ke dalam sitoplasma.
4.    Translocation
Partikel inti virus melakukan perpindahan ke luar nukleus sel
5.    Secondary Uncoating
Nukleoprotein kompleks dari virus, yang mengandung gen, dilepaskan. Pada
tahap ini, gen virus direplikasi sebagai rangkaian transkripsi dan translasi dari gen
intermediet.
6.    Late Transcription
Gen virus terbaru (code untuk protein struktural, enzim, dan faktor transkripsi)
ditranskripsikan dan ditranslasikan.
7.    Assembly
Rangkaian intermediet diputuskan menjadilinear double-stranded DNA dan
dikemas bersama protein virus terbaru menjadi immature virions (IV)
8.    Release
IV dewasa berubah menjadi IMV melalui mekanisme yang tidak dapat
digambarkan. IMV dipindahkan ke batas luar dari sel dan dilepaskan melalui tiga
jalan. Pertama, IMV dilepaskan melalui lisis sel. Kedua, IMV bisa menguncup
melewati permukaan sel, mengambil envelope virus dari membran plasma sel. Di
permukaan, sel yang berasosiasi dengan dengan virus envelope (CEV)
didorong  melalui actin tail sampai bersentuhan dengan sel yang kedua. Ketiga, IMV
menguncup melalui membran plasma lalu mengambil envelope dan menjadi EEV.

C.       ETIOLOGI
Smallpox disebabkan oleh virus yang menyebar dari satu orang ke orang
lainnya melalui udara. Virus ini ditularkan dengan menghirup virus dari orang yang
terinfeksi. Selain itu, Smallpox juga bisa menyebar melalui kontak langsung dengan
cairan tubuh orang yang terinfeksi dan objek yang terkontaminasi seperti baju.
Manusia adalah host natural dari smallpox.Penyakit ini tidak dapat ditularkan
oleh serangga maupun hewan. Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia
akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa
tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan
menyebabkan herpes zoster.
Gejala penyakit mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi. Pada
anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala, demam
sedang dan rasa tidak enak badan. Gejala tersebut biasanya tidak ditemukan pada
anak-anak yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih berat.
24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar
(makula). Kemudian bintik tersebut menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi
cairan (vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan mengering. Proses ini memakan
waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang
baru. Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan yang baru,
seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam dan menghilang dalam waktu
kurang dari 20 hari.
Papula di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih sedikit; biasanya banyak
ditemukan pada batang tubuh bagian atas (dada, punggung, bahu). Bintik-bintik sering
ditemukan di kulit kepala.
Cacar disebabkan oleh infeksi virus variola, yang termasuk genus
Orthopoxvirus, yang Poxviridae keluarga, dan chordopoxvirinae subfamili. Variola
adalah virus berbentuk bata besar berukuran sekitar 302-350 nanometer dengan 244-
270 nm, dengan DNA beruntai tunggal linear ganda kilobase genom 186 pasang (kbp)
dalam ukuran dan berisi loop jepit rambut pada tiap ujungnya. Dua varietas klasik dari
cacar variola besar dan variola minor. Relatif virus terdekat adalah moluskum
kontagiosum, yang, seperti cacar, menginfeksi manusia saja. Namun, tidak seperti
spesies variola, infeksi moluskum jinak.
Empat orthopoxviruses menyebabkan infeksi pada manusia: variola, vaccinia,
cacar sapi, dan monkeypox. Virus variola hanya menginfeksi manusia di alam,
meskipun primata dan hewan lainnya telah terinfeksi di laboratorium. Vaccinia, cacar
sapi, dan virus monkeypox dapat menginfeksi baik manusia dan hewan lain di alam.
Siklus hidup poxvirus rumit dengan memiliki beberapa bentuk menular, dengan
mekanisme yang berbeda masuk sel. Poxvirus adalah unik di antara virus DNA dalam
bahwa mereka bereplikasi dalam sitoplasma sel daripada di dalam nukleus. Dalam
rangka untuk mereplikasi, poxvirus menghasilkan berbagai protein khusus yang tidak
diproduksi oleh virus DNA lainnya, yang paling penting yang merupakan virus DNA-
dependent RNA polimerase terkait.
Virion Baik menyelimuti dan unenveloped yang menular. Amplop virus ini
terbuat dari membran golgi mengandung virus dimodifikasi khusus polipeptida,
termasuk hemaglutinin.
Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus) yang serng
kali menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata
saluran pernafasan bagian atas rectum dan vagina. Pepula pada pita suara di saluran
pernafasan atas kadang menyebabkan gangguan pernafasan. Bisa terjadi
pembengkaan kelenjar getah bening di leher bagian samping. Cacar air jarang
menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada, hanya berupa lekukan kecil
di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan
oleh Stafilococcus.

D.       PATOLOGI
Terdapat perubahan khas di kulit, selaput lender dan organ tubuh. Di kulit
terjadi perubahan kapiler pada lapisan korium. Pula terjadi degenerasi sel lapisan
epidermis, sehingga sel – sel membengkak dan dekat nukleas tampak badan Guarnieri
yang terdiri dari badan elementer virus sebesar 2 – 8 mikron. Sel – sel tersebut pecah
menjadi vesikel yang berserambi banyak. Terdapat cekungan di tengah – tengah
vesikel ( umbilikasi ) yang merupakan tanda khas bagi variola. Penyembuhan
kemudian terjadi tanpa menimbulkan bekas kecuali pada muka dengan banyak
kelenjar keringat atau bila ada infeksi sekunder. Pada selaput lender saluran
pernafasan dan pencernaan dapat terjadi kelainan seperti pada kulit, di hati, limpa,
sumsum tulang terjadi nekrosis dan proliferasi.

E.       GEJALA KLINIS
Nelson membagi variola secara klinis daalm 4 bagian :
1.    Variola Mayor
a.    Variola diskreta yaitu bila tidak semua bagiaan muka terkena
b.    Variola konfluens yaitu bila seluruh muka terkena
c.    Variola hemoragika
1)   Vesicular hemorrhagic smallpox : perdarahan dalam vesikel. Biasanya penderita
meninggal dunia sebelum vesikel timbul
2)   True hemorrhagic smallpox ( blank smallpox ) : perdarahan merata. Timbul pada hari
kedua sampai ketiga setelah stadium prodromal. Warna hitam disebabkan oleh
ekimosis di bawah vesikel. Biasanya penderita meninggal sebelum gejala klinis lain
timbul.
d.   Variola modifikata
2.    Variola minor ( alastrim )
Gejala tidak berat dan jarang menyebabkan kematian

3.    Varioloid
Gejala klinis ringan dan terdapat pada penderita yang sebelumnya pernah mendapat
vaksinasi
4.    Tipe abortif
Kadang – kadang tanpa erupsi kulit dan terdapat pada penderita yang mendapat
vaksinasi tidak lama sebelum kontak dengan penderita variola.
Masa inkubasi biasanya 12 – 14 hari, tetapi pada orang yang baru divaksinasi
dapat lebih lama ( sampai 21 hari ). Mula – mula terdapat stadium prodromal dengan
gejala nyeri kepala, rasa menggigil, nyeri dipunggung dan tungkai, panas tinggi.
Gejala tersebut timbul mendadak.
Pada anak kecil kadang – kadang disertai kejang dan kesadaran yang menurun.
Pada hari kedua setelah stadium prodromal timbul kemerah – merahan pada tubuh
yang sukar dibedakan dengan morbili,”scarlet fever” dan petekia. Pada hari keempat
baru timbul macula dan kemudian macula akan berkelompok dan berpadu
(konfluens). Rasa nyeri mengurang pada waktu macula menjadi papula. Suhu dapat
menjadi normal kembali sampai pada fase pustule. Dalam waktu 24 jam papula
bertambah besar, kemudian timbul vesikel yang cekung ditengahnya (umbilicus,dele)
dan dikelilingi oleh daerah yang merah yang disebut areola.
Daerah yang mula – mula dihinggapi ialah bagian kulit yang ketat, misalnya
pergelangan tangan, tulang – tulang muka yang menonjol, kemudian bagian ekstensor
ekstremitas, yang jarang terkena ialah fleksor dan ketiak. Bila perjalanan penyakit
berat, biasanya daerah toraks dan abdomen juga terkena.

F.        PENCEGAHAN PENYAKIT CACAR


Kendati WHO telah menetapkan bahwa dunia dinyatakan bebas cacar sejak
tahun 1980, kita harus tetap waspada terhadap penyakit ini agar tidak terulang
kembali. Ada beberapa cara pencegahan yang dapat kita lakukan, diantaranya :
1.    Melakukan vaksinasi, ini merupakan salah satu cara terbaik untuk mencegah cacar.
Jika diberikan kepada seseorang sebelum paparan cacar, vaksin benar-benar
dapat melindungi mereka. Vaksinasi dalam waktu 3 hari setelah terpapar akan
mencegah atau sangat mengurangi keparahan penyakit cacar pada kebanyakan orang.
Vaksinasi 4 sampai 7 hari setelah pajanan dan kemungkinan menawarkan beberapa
perlindungan dari penyakit atau dapat menurunkan keparahan penyakit. Pemberian
vaksinasi setelah pasien sudah memiliki ruam tidak akan melindungi pasien cacar. 
Vaksin cacar saat ini berlisensi, yang terdiri dari strain laboratorium virus
vaccinia, sangat efektif dalam mencegah infeksi.  Para ahli medis percaya vaksin dapat
mengurangi keparahan, atau bahkan mencegah, penyakit pada orang yang belum
divaksinasi jika diberikan dalam waktu 4 hari setelah terpapar virus. Vaksin cacar
membantu tubuh mengembangkan kekebalan terhadap cacar. Vaksin ini terbuat dari
"cacar"-jenis virus yang berhubungan dengan caca. Vaksin cacar mengandung virus
vaccinia hidup-tidak seperti vaksin lain yang menggunakan virus dibunuh. Vaksin ini
tidak mengandung virus cacar dan tidak dapat menularkan cacar. 

2.    Hindari kontak langsung atau tatap muka dengan penderita.


3.    Hindari bersentuhan atau kontak dengan benda-benda atau tempat yang
terkontaminasi virus seperti pakaian dan tempat tidur penderita

G.      PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan khusus untuk cacar, terbukti para ilmuwan sedang
meneliti pengobatan baru. Pasien dengan cacar dapat dibantu dengan cairan intravena,
obat-obatan untuk mengontrol demam atau nyeri, dan antibiotik untuk infeksi bakteri
sekunder yang mungkin terjadi.  Selain itu penderita harus dikarantina. Sistemik
diberikan obat antiviral (asiklovir atau valasiklovir) misalnya isoprinosin, dan
interferon, dapat pula diberikan globulin gama. Kecuali itu obat yang bersifat
simtomatik, misalnya analgetik/antipiretik. Diawasi pula kemungkinan timbulnya
infeksi sekunder, maupun infeksi nosokornial, serta cairan dan elektrolit. Jika dimulut
masih terdapat lesi diberikan makanan lunak. Pengobatan topikal bersifat penunjang,
misalnya kompres dengan antiseptik atau salep antibiotik.
Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit
dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen
lainnya yang mengandung mentol atau fenol
Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya:
-        kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun
-        menjaga kebersihan tangan
-        kuku dipotong pendek
-        pakaian tetap kering dan bersih.
Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin). Jika terjadi
infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Jika kasusnya berat, bisa diberikan obat anti-virus
asiklovir. Untuk menurunkan demam, sebaiknya gunakan asetaminofen, jangan
aspirin. Obat anti-virus boleh diberikan kepada anak yang berusia lebih dari 2 tahun.
Asiklovir biasanya diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit ini lebih
berat. Asiklovir bisa mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam wakatu 24
jam setelah munculnya ruam yang pertama. Obat anti-virus lainnya adalah vidarabin.
BAB III
PENUTUP

A.       KESIMPULAN
Agent penyebab penyakit cacar adalah virus Variola, anggota dari Genus
Orthopoxvirus, Subfamili Chordopoxviridae dari Famili Poxviridae. Virus variola
relatif stabil dalam lingkungan alam.
Pada manusia, tidak adanya kekebalan tubuh (dari vaksinasi) membuatnya
rentan terhadap infeksi virus cacar. Selain itu adanya kontak atau tatap muka dengan
orang yang terinfeksi. Kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi atau
obyek seperti tempat tidur atau pakaian yang mengandung virus dari penderita,
kendati risiko infeksi dari sumber ini jauh lebih rendah.

B.       SARAN
1.         Mahasiswa
Mahasiswa khususnya kebidanan diharapkan mampu memahami tentang penyakit
yang sering terjadi pada bayi dan balita. Variola merupakan penyakit yang terjadi
pada bayi dan balita, dengan memahami semua tentang variola mahasiswa menjadi
memahami dan tanggap bila ada bayi dan balita dimasyarakat yang terjangkit penyakit
tersebut.
2.         Bidan
Bidan diharapkan mampu untuk menatalaksana variola dengan baik, sehingga
tidak  terjadi komplikasi yang lebih parah. Bidan menjadi lebih peka terhadap
berbagai masalah yang terjadi dalam masyarakat sehingga tepat dalam
penatalaksanaan masalah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai