Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertrigliseridemia merupakan salah satu jenis dislipidemia

yang umumnya terjadi bersamaan dengan peningkatan kadar

kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) tinggi, atau kadar kolesterol

High Density Lipoprotein (HDL) rendah. Sebagian besar penelitian

menyebutkan bahwa hipertrigliseridemia berhubungan dengan

terjadinya Sindroma Metabolik (SM).1Data epidemiologi menyebutkan

prevalensi Sindroma Metabolik dunia adalah 20–25%. Hasil penelitian

Framingham Offspring Study menemukan bahwa pada responden

berusia 26–82 tahun terdapat 29,4% pria dan 23,1% wanita menderita

SM. Sedangkan penelitian di Perancis menemukan prevalensi SM

sebesar 23% pada pria dan 21% pada wanita. Data dari Himpunan

Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) menunjukkan prevalensi SM

sebesar 13,13%.25

Peran peningkatan konsentrasi trigliserida sebagai prediktor

terhadap penyakit kardiovaskular masih menjadi perdebatan.

Hubungan antara trigliserida dengan risiko kardiovaskular yang didapat

berdasarkan analisis univariat melemah setelah dilakukan penyesuaian

terhadap faktor lain terutama kolesterol HDL. Konsentrasi trigliserida

yang tinggi sering disertai dengan konsentrasi kolesterol HDL rendah

dan konsentrasi small dense LDL yang tinggi sehingga diperkirakan

1
pengaruh hipertrigliseridemia terhadap risiko kardiovaskular secara

tidak langsung disebabkan oleh konsentrasi kolesterol HDL rendah dan

konsentrasi small dense LDL tinggi.13

Walaupun menjadi perdebatan nyatanya, pada sebagian pasien,

kadar trigliserida dalam serum yang dahulu kurang diperhitungkan saat

ini menjadi faktor yang penting pada penyakit jantung koroner.

Peningkatan trigliserida ternyata berhubungan dengan penurunan

ukuran LDL. Hasil penelitian epidemiologi menunjukkan pada kasus

hiperkolesterolemia dengan kadar yang sama, makin tinggi kadar

trigliserida serum semakin tinggi pula insidens penyakit jantung

koroner.2

Selain sebagai faktor resiko penyakit jantung koroner, trigliserida

juga merupakan salah satu dari lipid darah yang mempunyai makna

klinis yang penting dalam > 72% proses terjadinya aterosklerosis dan

1-7% pankreatitis akut . Aterosklerosis merupakan penyakit inflamasi

kronis ditandai dengan terjadinya penebalan di tunika intima arteri dan

disertai penimbunan lipid yang mencirikan suatu lesi yang khas yang

diawali dengan lumen pembuluh darah yang akan mengalami

penyempitan dan mengakibatkan iskemik jaringan bila penyempitan

lumen pembuluh darah mencapai > 75% diameter pembuluh darah.

Penyempitan pembuluh darah ini akan mengakibatkan penyakit jantung

koroner, infark miokard akut, peripheral arterialdisease (PAD), dan/atau

stroke pada pembuluh darah otak.3,4 Penelitian yang dilakukan di kota

2
Semarang pada tahun 2007-2008, menyebutkan bahwa kadar

trigliserida dalam darah >150 mg/dl meningkatkan risiko terjadinya

penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar 2,8 kali lebih besar

dibandingkan dengan kadar trigliserida darah <150 mg/dl.5

Data di Indonesia yang diambil dari riset kesehatan dasar

nasional (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan 15.9 % populasi yang

berusia ≥ 15 tahun mempunyai proporsi LDL yang sangat tinggi (≥ 190

mg/dl), 22.9 % mempunyai kadar HDL yang kurang dari 40 mg/dl, dan

11.9% dengan kadar trigliserida yang sangat tinggi (≥ 500

mg/dl)23.Sebuah studi yang dilakukan di negara-negara barat

menunjukkan bahwa prevalensi kadar trigliserida ≥ 150 mg/dL adalah

33,1%,kadar trigliserida≥200 mg/dLadalah 17,1%,kadar trigliserida≥

500 mg/dL adalah 1,7% dankadar trigliserida≥1000 mg/dLadalah 0,4%.

Hal ini menunjukkan bahwa prevalensi hipertrigliseridemia dipopulasi

barat cukup tinggi.1

Ada beberapa obat yang sering digunakan untuk menrunkan

kadar trigliserida antara lain fibrat, statin, asam nikotinat,PUFA omega-

3 dan lapropripant.13 Statin (inhibitor HMG-CoA reduktase) adalah obat

penurun lipid paling efektif digunakan untuk mengatasi dislipidemia dan

terbukti aman tanpa efek samping yang berarti. Selain berfungsi untuk

menurunkan kolesterol LDL, statin juga mempunyai efek meningkatkan

kolesterol HDL dan menurunkan trigliserida.13

3
Selain obat-obat trigliserida yang sudah ada, dimasyarakat

sering juga dipakai pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif yang

sering digunakan oleh manyarakat antara lain buah belimbing wuluh

(Averrhoa Bilimbi L.), daun jati Belanda (Guazuma ulmifolia), alpukat

(Persea americana), bawang putih (Allium sativum), Tauge (Vigna

Radiata L), dan sirsak (Annona muricata L.).4,7,24

Annona muricata Linn. Sendiri dikenal sebagai sirsak di

Indonesia, ditemukan dari Amerika Tengah, Amerika Selatan, termasuk

Amerika Utara, Amerika Timur Laut dan daerah Tenggara Brazil. Belum

banyak yang tahu, bahwa tanaman sirsak ini sudah lazim dimanfaatkan

sebagai obat. Secara tradisional, daun digunakan untuk mengobati

sakit kepala, insomnia, sistitis, penyakit hati, diabetes, hipertensi dan

sebagai anti-inflamasi, antispasmodik dan disentri.6

Berdasarkan identifikasi kualitatif senyawa metabolik dan hasil

skrining fitokimia bahwa ekstrak daun sirsak mengandung tannin,

glikosid, saponin dan flavonoid. Penurunan kolesterol disebabkan

kandungan senyawa metabolik yang terdapat dalam ekstrak daun

sirsak. 7

Saponin berperan menghambat penyerapan kolesterol di usus.

Konsekuensi penghambatan penyerapan kolesterol adalah kolesterol

dikeluarkan dari tubuh bersama feses yang merupakan lintasan utama

untuk mengeluarkan kolesterol.7

4
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mencari

tahu bagaimana perbandingan ekstrak daun sirsak (Annona muricata

L.) dan Simvastatin terhadap penurunan kadar trigliserida pada tikus

putih (Rattus novergicus) yang diinduksi lemak tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana perbandingan ekstrak daun sirsak (Annona muricata

L.) dan Simvastatin terhadap penurunan kadar trigliserida pada tikus

putih (Rattus novergicus) yang diinduksi lemak tinggi?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbandingan ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L.) dan Simvastatin terhadap penurunan kadar

trigliserida

1.3.2 Tujuan khusus

a. Menentukan kadar trigliserida tikus putih jantan (Rattus

nirvegicus) yang telah hiperkolesterolemik.

b. Menentukan kadar trigliserida tikus putih jantan (Rattus

nirvegicus) setelah pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L.).

c. Menentukan kadar trigliserida tikus putih jantan (Rattus

nirvegicus) setelah pemberian simvastatin.

5
d. Membandingkan kadar trigliserida tikus putih jantan (Rattus

norvegicus) pada kelompok yang diberi simvastatin dan yang

diberi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.).

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Ilmu Pengetahuan

Sebagai aspek pengembangan ilmu pengetahuan untuk

mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.)

pada kadar penurunan trigliserida dalam darah

1.4.2 Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman yang sangat berharga dalam rangka

mengembangkan ilmu pengetahuan serta pengembangan

terkhusus dalam bidang penelitian.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Sebagai alternatif masyarakat dalam mengobati

hipertrigliseridemia dan mencegah komplikasi

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Annona muricata

2.1.1 Klasifikasi

Sirsak (Annona muricata Linn) adalah tanaman yang

mudah tumbuh di banyak tempat. Nama sirsak berasal dari

bahasa Belanda yaitu Zuurzak yang berarti kantung yang asam.

Sirsak termasuk tanaman tahunan. Selain morfologi di

atas, sirsak diklasifikasikan menjadi :8

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Polycarpiceae

Famili : Annonaceae

Genus : Annona

Spesies : Annona muricata Linn.

Gambar 2.1.1 Daun Sirsak (Annonamuricata Linn)

7
2.1.2 Struktur kimia

Daun sirsak mengandung senyawa acetogenin,

annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin,

anomurine, anonol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin, asam

linoleat dan muricapentocin.8

Selain itu daun sirsak juga mengandung senyawa

metabolik sekunder antara lain alkaloid, triterpenoid, kumarin,

saponin dan flavonoid.7

2.1.3 Kandungan dan Manfaat

Sirsak sejauh ini dibudidayakan untuk dimanfaatkan

buahnya karena kandungan gizinya yang tinggi seperti

karbohidrat, vitamin C dan mineral. Buah sirsak berkhasiat

mencegah dan mengobati diare, maag, disentri, demam, flu,

menjaga stamina dan pelancar ASI. Bunga digunakan sebagai

obat bronkhitis dan batuk. Biji Sirsak digunakan untuk mencegah

dan mengobati astrigent, karminatif, muntah-muntah, mengobati

kepala berkutu, parasit kulit serta sebagai obat cacing. Selain itu,

kulit dari batang sirsakdapat jugadigunakan untuk pengobatan

asma, batuk, hipertensi, obat parasit, obat penenang dan kejang.

Sementara Akar Tanaman Sirsak dapat digunakan untuk obat

diabetes (khusus bagian kulit akarnya), serta obat penenang dan

kejang. Di antara bagian-bagian tanaman sirsak tersebut diketahui

8
juga bahwa daun Sirsak bermanfaat sebagai obat penyakit

jantung, diabetes dan antikanker.8

Daun sirsak mengandung senyawa acetogenin,

annocatacin, annocatalin,annohexocin, annonacin, annomuricin,

anomurine, anonol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin, asam

linoleat dan muricapentocin.8

Selain itu daun sirsak juga mengandung senyawa

metabolik sekunder antara lain alkaloid, triterpenoid, kumarin,

saponin, tannin, glikosid dan flavonoid .7

Senyawa aktif golongan flavonoid dan tannin dapat

meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase sehingga dapat

menurunkan kadar trigliserida dalam plasma. Senyawa saponin

dapat menurunkan sintesis trigliserida dan absorbsi lemak serta

meningkatkan oksidasi asam lemak.15

Adapun manfaat lain sirsak dapat juga berguna untuk:27

a. Anti-Arthritis

A.muricata adalah salah satu obat tradisional yang

digunakan untuk mengobati nyeri rematik. pemberian ekstrak

secara oral mengurangi edema karena secara signifikan

menekan ekspresi TNF-α dan IL-1β di jaringan lokal, aktivitas

anti-rematik daun A.muricata berkontribusi terhadap

penekanansitokin pro-inflamasi.

9
b. Anti kanker

Sebuah studi kasus seorang wanita berusia 66 tahun

dengan kanker payudara metastatik melaporkan bahwa

konsumsidaun direbus dalam air dan Xeloda menghasilkan

stabilisasi penyakit.substansial antikanker dan antitumor ini

disebut ada pada daun A.muricata mengarah pada formulasi

tablet fraksi etil asetat-larut daun, yang mengandung AGE

yang dapat digunakan sebagai terapi ajuvan kanker.

c. Anti-Inflamasi dan Anti-Nociceptive

Perlakuan oral pada tikus dengan ekstrak daun etanol

A. muricata secara signifikan mengurangi edema karagenan

yang di induksi pada cakar tikus sebesar 79% menunjukkan

aktivitas anti-inflamasinya. Efek antiinflamasi ini disertai oleh

pengurangan migrasi leukosit dan volume eksudat.

d. Antioksidan

Ekstrak kulit batang (200 mg / kg) juga menunjukkan

efek perlindungan terhadap stres oksidatif yang disebabkan

oleh karbon tetraklorida pada tikus dan secara signifikan

meningkatkan kadar oksidan dan aktivitas enzim serum ke

dekatnormal. Uji DPPH menunjukkan aktivitas antioksidan

kulit batang. Temuan ini sangat menyarankan penggunaan

potensial A. muricata sebagai sumber alami antioksidan.

10
e. Antihipertensi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Tikus

dengan ekstrak daun secara signifikan menurunkan tekanan

darah tergantung dosis tanpamempengaruhi denyut jantung.

Efek ini disarankan untuk diinduksi melalui mekanisme

periferal yang melibatkan antagonis Ca2 +.

f. Antiparasit

ekstrak metanol dari biji A. muricata menunjukkan

aktivitas antiparasit yang signifikan terhadap larva infektif

Molinema dessetae, Investigasi in vitro baru-baru ini Ekstrak

daun A. muricata dilakukan terhadap Haemonchus contortus,

parasit gastrointestinal. Hasilnya menunjukkan 89,08% dan

toksisitas 84,91% terhadap larva dan telur seperti yang dinilai

dengan motilitas dan uji penetasan telur.Imobilisasi cacing

dewasa dalam waktu 6 sampai 8 jam terpapar dosis berbeda

dari ekstrak yang diungkap aktivitas anti helmintik yang

menjanjikan di daun.

g. Antiplasmodial

Malaria, salah satu penyakit yang paling melemahkan,

menimpa populasi besar di daerah tropis danzona subtropis.

Obat antimalaria yang tersedia menunjukkan tingkat

kegagalan yang berbeda-beda karena penyebaran resistensi

parasit yang cepat. Oleh karena itu, penelitian tentang agen

11
antiplasmodial baru untuk melawanparasit patogen pasti

diperlukan. Ekstrak daun A. muricata diuji terhadap dua strain

Plasmodium falciparum: strain chloroquine Nigeria yang

sensitif dan FcM29-Cameroon (strain resisten klorokuin); efek

anti plasmodial yang menjanjikan diperoleh dengan nilai IC50

16 dan 8 μg / mL setelah 72 jam, masing-masing. Ekstrak

daun, juga pada 20 μg / mL, menunjukkan penghambatan

67% melawan strain F32 asinkron P. falciparum. Studi lain

tentang berbagai ekstrakDaun dan batang A.muricata juga

mengkonfirmasi efek sitotoksik yang dilaporkan terhadap

klorokuin-sensitif (F32) dan resisten (W2) P. falciparum.

Temuan ini membuktikan penggunaan A. muricata sebagai

obat tradisional agen antimalaria.

h. Hepatoprotektif dan Menurunkan aktivitas Bilirubin

A. muricata secara tradisional digunakan untuk

mengobati penyakit kuning di Ghana. Sebuah penelitian

dilakukan untuk menentukan potensi penurun bilirubin secara

in vivo oleh ekstrak daun A. muricata. Penelitian ini dilakukan

pada tikus dewasa yang ikterus yang disebabkan oleh

phenylhydrazine, dan kadar bilirubin langsung dan total yang

telah diukur pada tikus yang diberi perlakuan oral dengan

ekstrak 50 dan 400 mg / kg. Ekstrak pada kedua dosis

menyebabkan penurunan yang signifikan terhadap

12
hiperbilirubinemia, yang mendekati tingkat normal. Sebagai

tambahan,efek hepatoprotektif juga dilaporkan untuk ekstrak

dari daun A.muricata dapat melawan karbon tetraklorida dan

asetaminofen yang menyebabkan kerusakan hati.

i. Gastroprotektif

Aktivitas gastroprotektif daun A. muricata diperiksa

terhadap cedera lambung akibat etanol. Hasil pemberian oral

ekstrak daun sirsak (200 dan 400 mg / kg) menunjukkan

potensi signifikananti ulkus. Efek ekstrak pada jaringan

lambungdisertai dengan augmentasi dalam aktivitas

antioksidan enzimatik dan penekanan peroksidasi lipid, yang

merupakan efek pengawet terhadap lendir dinding lambung.

Temuan sangat meingindikasikan potensi gastroprotektif

daun A. muricata.

2.1.4 Pembuatan ekstrak daun sirsak

Daun sirsak yang sudah dikeringkan dioven dihaluskan

dengan menggunakan blender. Sebanyak 150 gram tepung daun

sirsak diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan 1500 ml

etanol 70 %. Setelah dimaserasi selama 5 hari (setiap hari

dikocok) hasil larutan disaring terlebih dahulu dengan saringan

kasar kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring

Whartman no.42. hasil filtrate kemudian dievaporasi dalam oven

untuk menguapkan alcohol dan air.9

13
Metode ekstraksi dengan cara maserasi dapat menyerap

zat aktif lebih baik dibandingkan dengan metode infusan. Pada

metode infusan,zat-zat aktif yang tertarik dapat mengendap

kembali ketika larutan disimpan. Kemudian, ada zat-zat aktif yang

terkandung yang tidak tahan panas lama,seperti senyawa

flavonoid,sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan zat aktif.

Flavonoid merupakan senyawa tidak tahan panas dan mudah

teroksidasi pada suhu tinggi,sehingga kandungan zat-zat aktif

pada ekstrak dengan metode maserasi akan lebih baik disbanding

dengan zat aktif pada metode infusan.10

2.2 Trigliserida

2.2.1 Definisi

Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang terdapat

dalam darah dan berbagai organ tubuh. Trigliserida dibentuk dari

gliserol dan lemak yang berasal dari makanan dengan

rangsangan insulin atau kelebihan dari kalori akibat makan

berlebihan. Kelebihan kalori akan diubah menjadi trigliserida dan

disimpan sebagai lemak dibawah kulit.11

Kadar trigliserida normal dalam darah adalah <150 mg/dl,

sedangkan dikatakan tinggi apabila >150 mg/dl5

2.2.2 Struktur kimia

Trigliserida merupakan tiga asam lemak dan gliserol.

Berada di makanan dan tubuh, kebanyakan asam lemak bebas

14
ada dalam trigliserida. Gliserol merupakan cairan halus yang

sering digunakan sebagai kandungan energy makanan. Bahan

kimia energy, tiga karbon molekul dengan karbon (-OH). Gliserol

merupakan kekuatan dari triglise-ride. Hal ini sama dengan asam

lemak be-bas yang terkandung di dalam trigliserida. Rumus kimia

trigliserida adalah ester, kombinasi dari energy dan asam lemak.

Gliserol berikatan dengan energy, se-dangkan 3 asam lemak

berikatan dengan ester proses ini dinamakan esterifikasi.

Esterifikasi hasil trigliseride, digliseride merupakan dua asam

lemak dan energi, dan monogliseride merupakan satu asam

lemak dan gliserol.12

2.2.3 Metabolisme trigliserida

Langkah awal dari metabolisme energi lemak adalah

melalui proses pemecahan simpanan lemak yang terdapat di

dalam tubuh yaitu trigeliserida. Trigeliserida di dalam tubuh ini

akan tersimpan di dalam jaringan adipose (adipose tissue) serta

di dalam sel-sel otot (intramuskular trigliserida). Melalui proses

yang dinamakan lipolisis, trigeliserida yang tersimpan ini akan

dikonversi menjadi asam lemak (fatty acid) dan gliserol. Gliserol

yang terbentuk akan masuk ke dalam siklus meta-bolisme untuk

diubah akan terbentuk 3 molekul asam lemak dan 1 molekul

gliserol menjadi glukosa atau juga asam piruvat, sedangkan asam

lemak yang terbentuk akan dipecah menjadi unit-unit kecil melalui

15
proses yang dinamakan ß-oksidasi untuk kemudian menghasilkan

energi (ATP) di dalam mitokondria sel.12

2.2.4 Cara Pengukuran

Pengukuran kadar trigliserida dilakukan dengan metode

colorimetric enzymatic test menggunakan reagen kit GPO-PAP

dengan alat spektrofotometer UV-Visibel. Sampel serum dipipet

sebanyak 10 𝜇𝐿. Dimasukkan kedalm tabung reaksi,ditambahkan

1000 𝜇𝐿 reagen ,kemudian divortex dan diinkubasi pada suhu

250C selama 20 menit. Serapan dibaca pada panjang gelombang

500 nm. Data yang diperoleh langsung berupa kadar trigliserida

(mg/mL) ataupun bisa dengan menggunakan darah perifer pada

tikus yang diambil pada vena kaudalis kemudian di masukkan

pada strip dan alat Lipid Pro kemuadian ditunggu selama 150 detik

hingga hasil dari kadar trigliserida dapat dibaca.

2.2.5 Faktor yang mempengaruhi kadar Trigliserida

Kadar trigliserida dalam darah juga dipengaruhi oleh

asupan makanan. asupanlemak dan karbohidrat yang berlebihan

dapat meningkatkan kadar trigliseridadalam darah. Trigliserida

yang tinggi dapat diatasi dengan cara mengatur asupan.Konsumsi

sayur dan buah yang tinggi akan serat serta vitamin dapat

menurunkan kadar trigliserida dalam darah.5

Secara lebih spesifik sebagai berikut:26

a. Genetik

16
Adanya kelainan gen pengatur metabolisme yang

diwariskan dari orangtuanya disebut hiperlipidemia

familial.Hiperlipidemia familial antara lain terdiri atas

dislipidemia familial dan hipertrigliseridemia

familial.Keduanya dapat pula terjadi secara kombinasi.

b. Diet (asupan karbohidrat, lemak, kolesterol, serat)

Pembatasan diet kolesterol hingga kurang dari 200

mg/hari pada individu normal dapat berakibat penurunan

kolesterol serum hingga 10-15 %. Asupan karbohidrat dapat

meningkatkan kadar trigliserida serum secara maksimum

dalam 1-5 minggu.Hati mensekresi VLDL yang sangat

terpengaruh oleh asupan energi yang melampaui kebutuhan

untuk aktivitas fisik dan metabolisme basal. Pembatasan

asupan lemak jenuh hingga 8% dari total kalori diet khas

orang Amerika Utara menunjukkan penurunan sebesar10-

15% dari kadar kolesterol serum. Konsumsi serat terutama

serat larut air bermanfaat dalam menurunkan kadar kolesterol

darah.

c. Aktivitas fisik

Gerakan tubuh yang dilakukan otot-otot rangka untuk

menghasilkan energi dapat mengurangi faktor risiko

terjadinya penyakit kardiovaskuler. Aktivitas fisik juga dapat

meningkatkan kolesterol HDL, mengurangi kolesterol LDL

17
dan trigliserida, menurunkan tekanan darah dan

meningkatkan sensitivitas insulin.Aktivitas fisik pada hewan

coba dikendalikan dengan menggunakan kandang individu

dan system pengandangan sama sehingga tikus memiliki

ruang gerak yang sama.

d. Obesitas

Obesitas abdominal menggambarkan adanya kadar

lemak yang tinggi dalam darah. Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa individu dengan presentasi fisik tinggi

akan lemak tubuh, cenderung memiliki kolesterol total, LDL,

dan trigliserida yang tinggi dibandingkan dengan mereka yang

berat badannya normal.

e. Usia dan jenis kelamin

Usia dapat mempengaruhi metabolisme kolesterol

karena penurunan fungsi-fungsi fisiologis organ tubuh.

Bertambahnya usia menyebabkan semakin meningkatnya

kadar kolesterol. Jenis kelamin wanita lebih kebal terhadap

aterosklerosis sampai setelah menopause namun dapat

menjadi sama rentannya dengan pria setelah wanita melewati

masa menopause. Hal ini dikarenakan adanya hormon

esterogen yang berperan sebagai imunitas wanita pada usia

sebelum menopause.

f. Konsumsi alkohol berlebihan

18
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat

meningkatkan kadar kolesterol total dan trigliserida. Hal ini

dikarenakan akibat peningkatan sintesis apo A-1 dan

perubahan pada aktivitas protein pemindah ester kolesterol.

g. Paparan asap rokok, stres dan obat-obatan

Paparan asap rokok yang diterima setiap harinya

berhubungan dengan rendahnya kadar kolesterol

HDL.Beberapa penelitian menyebutkan individu dengan

tingkat stres yang tinggi memiliki kadar kolesterol darah lebih

tinggi dibandingkan individu dengan tingkat stres terkendali.

Konsumsi jangka panjang obat penurun tekanan darah tinggi

dan pil juga dapat mempengaruhi metabolisme lemak.

h. Penyakit penyerta

Diabetes mellitus, hipotiroid, penyakit ginjal dan

aterosklerosis merupakan penyakit penyerta yang dapat

menyebabkan abnormalitas sekunder pola lipoprotein. Hal ini

memiliki kesamaan dengan keadaan dislipidemia yang

diturunkan secara primer.

2.2.6 Efek Trigliseria dalam kesehatan

Tingginya kadar trigliserida darah disebut

hipertrigliseridemia. Sebuah penelitian telah menyebutkan bahwa

ada hubungan antara tingginya kada trigliserida dalam darah

dengan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, yaitu pada

19
pria sebanyak 13% dan pada wanita sebanyak 37%.Lebih lanjut

lagi penelitian yang dilakukan di kota Semarangpada tahun 2007-

2008, menyebutkan bahwa kadar trigliserida dalam darah

>150mg/dl meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan

pembuluh darah sebesar 2,8 kali lebih besar dibandingkan

dengan kadar trigliserida darah <150mg/dl.5

Selain itu Hipertrigliseridemia juga adalah faktor risiko pada

> 72% penyakit pembuluh darah koroner dan 1-7% pankreatitis

akut. Seperti yang disebutkan diatas tadi Hipertrigliseridemia juga

merupakan salah satu faktor pemicu timbulnya aterosklerosis dan

progresivitas proses aterosklerosis dinding pembuluh darah,

lumen pembuluh darah akan mengalami penyempitan dan

mengakibatkan iskemik jaringan bila penyempitan lumen

pembuluh darah mencapai > 75% diameter pembuluh darah.

Penyempitan pembuluh darah akan mengakibatkan penyakit

jantung koroner, infark miokard akut, peripheral arterialdisease

(PAD), dan/atau stroke pada pembuluh darah otak.4

2.2.7 Obat anti Hipertrigliserida

Terapi terhadap hipertrigliseridemia seringkali tidak

diberikan secara komprehensif oleh dokter yang hanya

memberikan obat tanpa edukasi terhadap aktivitas fisik, diet sehat

bagi pasien dislipidemia, dan penghentian merokok.1

20
Ada beberapa obat yang sering digunakan untuk

menrunkan kadar trigliserida antara lain fibrat,statin,asam

nikotinat,PUFA omega-3 dan lapropripant. 13

Statin (inhibitor HMG-CoA reduktase) adalah obat penurun

lipid paling efektif untuk mengatasi dislipidemia dan terbukti aman

tanpa efek samping yang berarti. Selain berfungsi untuk

menurunkan kolesterol LDL, statin juga mempunyai efek

meningkatkan kolesterol HDL dan menurunkan trigliserida.

Statin terbukti dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas

kardiovaskular, maka obat ini adalah pilihan pertama bagi pasien

dengan tingkat risiko tinggi dan sangat tinggi yang mempunyai

konsentrasi trigliserida moderat. Statin potensi tinggi seperti

atorvastatin dan rosuvastatin, terutama pada dosis tinggi, terbukti

mampu menurunkan konsentrasi trigliserida. Dalam keadaan

statin tidak dapat menurunkan konsentrasi trigliserida sehingga

konsentrasi kolesterol non-HDL masih ≥30 mg/dL di atas target

kolesterol LDL, fibrat dapat ditambahkan pada statin. Dalam hal

ini, fenofibrat lebih terpilih daripada gemfibrozil mengingat risiko

miopati 15 kali lebih tinggi jika digunakan gemfibrozil daripada

fenofibrat.13

Fibrat adalah agonis dari PPAR-α. Melalui reseptor ini,

fibrat menurunkan regulasi gen apoC-III serta meningkatkan

regulasi gen apoA-I dan A-II. Berkurangnya sintesis apoC-III

21
menyebabkan peningkatan katabolisme trigliserida oleh

lipoprotein lipase, berkurangnya pembentukan kolesterol VLDL,

dan meningkatnya pembersihan kilomikron. Peningkatan regulasi

apoA-I dan apoA-II menyebabkan meningkatnya konsentrasi

kolesterol HDL.10,9

Selain obat-obat tersebut terdapat pula pilihan pengobatan

alternatif berupa obat herbal yang diakui oleh pemerintah antara

lain:14

1. Alpukat

2. Bawang putih

3. Daun dewa

4. Kunyit

5. Mengkudu

6. Rosela

7. Temulawak

2.3 Tinjauan Umum Tikus Putih (Rattus norvegicus)

2.3.1 Klasifikasi

Klasifikasi dari tikus putih (Rattus norvegicus):16

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Subordo : Myomorpha

Famili : Muridae

22
Genus : Rattus

Spesies : Rattus norvegicus

2.3.2 Deskripsi

Tikus putih (Rattus norvegicus) atau disebut juga disebut

juga tikus norwegia adalah salah satu hewan yang umum

digunakan dalam eksperimental laboratorium. Tikus mempunyai

sifat yang membedakannya dari hewan percobaan lain yaitu tikus

tidak dapat muntah. Hal tersebut karena struktur anatomi yang

tidak lazim di tempat esofagus bermuara ke dalam lambung dan

tidak mempunyai kantong empedu. Selain itu, tikus putih memiliki

keuntungan sebagai model yang mencerminkan karakter

fungsional dari sistem tubuh mamalia. Tikus juga merupakan

salah satu hewan eksperimental yang populer dalam studi fungsi

reproduksi. Salah satu keuntungannya adalah memiliki waktu

siklus reproduksi yang lebih singkat.

Tikus putih memiliki beberapa sifat yang menguntungkan

sebagai hewan uji penelitian di antaranya perkembangbiakan

cepat, mempunyai ukuran yang lebih besar dari mencit, dan

mudah dipelihara dalam jumlah yang banyak. Tikus putih juga

memiliki ciri-ciri morfologis seperti albino, kepala kecil, dan ekor

yang lebih panjang dibandingkan badannya, pertumbuhannya

cepat, temperamennya baik, kemampuan laktasi tinggi, dan cukup

tahan terhadap perlakuan. Biasanya pada umur empat minggu

23
tikus putih mencapai berat 35-40 gram, dan berat dewasa rata-

rata 200-250 gram.

Galur tikus yang sering digunakan antara lain Wistar,

Sprague-Dawley, Osborne-Mendel, Long-Evans, Holtzman,

Slonaker, Albany. Namun, diantara galur tersebut, Wistar dan

Sprague-Dawley merupakan tikus yang paling populer digunakan

untuk eksperimen. Tikus yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Tikus Putih (Rattus norvegicus).16

2.3.3 Sifat Biologis Tikus (Tabel 2.3.3 sifat-sifat biologis tikus)16

Kriteria Keterangan 1) Keterangan 2)


Berat lahir 5-6 gr 5-6 gr
Berat badan dewasa
Jantan 300-400 gr 450-520 gr
Betina 250-300 gr 250-300 gr
Kecepatan Tumbuh 5gr/hari -
Lama hidup 2-3 tahun, dapat 4 2,5 -3,5 tahun
tahun
Lama produksi 1 tahun -
ekonomis
Perkawinan kelompok 3 betina : 1 jantan -
Siklus birahi 4-5 hari 4-5 hari
Lama bunting 20-22 hari 21-23 hari
Jumlah anak Rata-rata 9, dapat 20 6-12 ekor
Kawin sesudah 1-24 jam -
beranak
Umur disapih 21 hari 21 hari
Umur dewas 40-60 hari -
Umur dikawinkan
Jantan 10 minggu -
Betina 10 minggu -
Konsumsi makanan - 10g/100g BB/hari
Konsusmsi air minum - 10-12ml/100g BB/hari
Aktivitas Nokturnal
Volume darah 57-70 ml/KgBB 54-70 ml/KgBB
Phospholipid - 36-130 mg/dl

24
Tikus putih yang memiliki berat badan normal memiliki kadar total

kolesterol kondisi normal yaitu sebesar 10 – 54 mg/dl. Sedangkan

tikus putih obes dalam kondisi hiperglikemia mencapai 59 mg/dl, lebih

tinggi dari nilai kadar total kolesterol normal yaitu antara 10 – 54

mg/dl.28

Tikus putih yang memiliki berat badan normal memiliki Kadar

normal trigliserida yaitu 27,89 – 29,44 mg/dl. 28

2.4 Hubungan annona muricata dengan penurunan kadar trigliserida

pada tikus putih

Daun sirsak mengandung senyawa metabolik sekunder antara

lain alkaloid, triterpenoid, kumarin, saponin dan flavonoid yang

berperan dalam proses hipoglikemik, hipotensi, analgesik dan anti

inflamatori.18,19,20 Mengemukakan bahwa ekstrak daun sirsak

menggunakan metode dekok menghasilkan senyawa metabolik

saponin, tannin, glycoside dan flavonoid.21Senyawa metabolit tersebut

seperti senyawa flavonoid dan saponin bersifat sebagai antioksidan

yang berperan terhadap mekanisme perbaikan profil lipid.22

Senyawa aktif golongan flavonoid dan tannin dapat

meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase sehingga dapat

menurunkan kadar trigliserida dalam plasma. Senyawa saponin dapat

menurunkan sintesis trigliserida dan absorbsi lemak serta

meningkatkan oksidasi asam lemak.15

25
Pada penelitian sebelumnya didapatkan hasil bahwa ekstrak

daun sirsak sudah terlihat memberi pengaruh pada tiap kelompok tikus

yang diberi perlakuan tetapi secara statistik belum bermakna karena

tidak didapatkan perbedaan yang signifikan.7

26
2.5 Kerangka Teori

Daun sirsak

Bahan obat
tradisional

Ekstrak daun
sirsak

Flavonoid dan tannin Saponin

Hambat Sintesis
kolesterol dan Turunkan Sintesis Turunkan Oksidasi asam
meningkatkan aktivitas Trigliserida Absorbsi Lemak lemak
enzim lipoprotein lipase

Penurunan kadar
Trigliserida

27
2.6 Kerangka Konsep

KANDUNGAN DAUN
EKSTRAK KADAR TRIGLISERIDA
SIRSAK
DAUN
DARAH TIKUS PUTIH
SIRSAK  FLAVONOID
 SAPONIN
 TANNIN

Keterangan :
FAKTOR RESIKO

- Diet
- Usia dan jenis kelamin

: Variabel Independent

: Variabel Antara

: Variabel Dependent

28
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan

experimental designs dengan metode pendekatan one group pre-test

post-test. Dengan membandingkan kelompok perlakuan dan kelompok

control dimana kelompok perlakuan tersebut diberikan perlakuan

berupa pemberian ekstrak daun sirsak dan simvastatin

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Pemeliharaan hewan coba dilaksanakan di Universitas Muslim

Indonesia selama 3 minggu yang terdiri dari 1 minggu masa adaptasi

dan 2 minggu masa perlakuan. Pembuatan ekstrak daun sirsak

(Annona murricata) dilaksanakan di Laboratorium penelitian fakultas

kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Variabel bebas (independent variable) adalah ekstrak daun

sirsak (Annona murricata) yang diberikan kepada tikus putih

(Rattus novergicus)

b. Variabel terikat (dependent variable) tikus putih (Rattus

novergicus)

29
3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus

novergicus).

3.4.2 Sampel

a. Besar sampel

Penentuan besar sampel menggunakan ketentuan

WHO yaitu jumlah sampel minimal lima ekor tikus tiap

kelompok yang diambil secara acak.Terdapat dua kelompok

yang terdiri dari satu kelompok control (5 ekor tikus) dan dua

kelompok perlakuan (10 ekor tikus) . Jadi, jumlah sampel yang

dipakai adalah lima belas ekor tikus.

b. Kriteria seleksi

 Kriteria inklusi

1. Tikus putih (Rattus novergicus) berkelamin jantan

2. Berat badan 100-300 gr

3. Tikus bergerak aktif dan tidak cacat

4. Umur 2-8 bulan

 Kriteria ekslusi

1. Tikus sakit / cacat

2. Tikus mati saat penelitiaan berlangsung

3. Bila kadar trigliserida tidak meningkat

30
c. Teknik pengambilan sampel

Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara

(purposive sampling), dimana semua objek atau elemen

populasi memiliki kesempatan yang sama sebagai sampel.

3.5 Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

3.5.1 Defenisi Operasional (Tabel 3.5.1 Definisi Operasional)

Hasil
No Variabel Defenisi Operasional Skala
ukur

1 Variabel Ekstrak daunsirsak yang mg Numerik

Independen dimaksud dalam

penelitian ini adalah Daun


Ekstrak daun
sirsak yang sudah
Sirsak
dikeringkan di oven
(AnnonaMuricata
dihaluskan dengan
Linn).
menggunakan blender.

Sebanyak 150 gram

tepung daun sirsak

diekstraksi dengan cara

maserasi menggunakan

1500 ml etanol 70%.

Setelah dimaserasi

selama 5 hari (setiap hari

31
dikocok) hasil larutan

disaring terlebih dahulu

dengan saringan kasar

kemudian disaring dengan

menggunakan kertas

saring Whartman no.42.

Hasil filtrat kemudian

dievaporasi dalam oven

untuk menguapkan

alkohol dan air.

2 Variabel Kadar Trigliserida adalah mg/dL Numerik

Dependen jumlah kadar trigliserida

pada darah tikus putih


Kadar Trigliserida
yang diukur dengan
dalam darah tikus
metode colorimetric
jantan (Rattus
enzymatic test
norvegicus)
menggunakan reagen kit

GPO-PAP dengan alat

spektrofotometer UV-

Visibel.

32
3.5.2 Kriteria Objektif :

Normal: Jika hasil pengukuran kadar trigliserida darah tikus

sebesar 27,89 – 29,44 mg/dl.

Hipertrigliserida: Jika hasil pengukuran kadar trigliserida

darah tikus sebesar >29,44 mg/dL

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1 Alat Penelitian

a) Kandang tikus

b) Wadah makan dan minum tikus

c) Kanula tikus

d) Gelas ukur

e) Gelas kimia

f) Wadah pemanas

g) Termometer

h) Kertas saring Whartman no. 24

i) Alat pengaduk

j) Timbangan

k) Spidol

l) Spoit 1 ml

m) Alat pengukur darah Nesco dan Lipid Pror

n) Blender

33
3.6.2 Bahan penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a) Pakan Hiperkolesterolemik

- Lemak daging sapi

- Kornet Sapi

b) Ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn)

c) Ethanol 70%

d) Simvastatin

3.7 Cara kerja

3.7.1 Pembuatan Pakan Hiperkolesterolemik

Untuk mendapat kondisi mencit yang hiperkolesterol maka

dilakukan induksi MDLT (Makanan Diet Tinggi Lemak) yang terdiri

dari campuran lemak sapi dan minyak goreng dengan

perbandingan 5:1 (Udju dkk., 2012). Pembuatan MDLT ini

dilakukan dengan cara menimbang lemak sapi sesuai kebutuhan,

kemudian dipanaskan sampai diperoleh minyak sebanyak 25 ml.

Lemak sapi kemudian ditambahkan dengan 5 ml minyak goreng.

MDLT tersebut diberikan dengan volume sebanyak 2% BB selama

7 hari.

3.7.2 Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak

Daun sirsak yang sudah dikeringkan di oven dihaluskan

dengan menggunakan blender. Sebanyak 150 gram tepung daun

34
sirsak diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan 1500 ml

etanol 70%. Setelah dimaserasi selama 5 hari (setiap hari

dikocok) hasil larutan disaring terlebih dahulu dengan saringan

kasar kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring

Whartman no.42. Hasil filtrat kemudian dievaporasi dalam oven

untuk menguapkan alkohol dan air.

Ekstrak daun sirsak yang diberikan dengan dosis 100

mg/KgBB/ hari selama 7 hari perlakuan. Hal ini didasari penelitian

Larbie et al dimana dosis 100 mg/KgBB/hari lebih optimal

menurunkan kadar kolesterol total dibanding dosis 1000

mg/KgBB/hari.

3.7.3 Penentuan dosis Simvastatin.

Dosis yangdigunakan untuk manusia hiperkolestrolemia

adalah 10 mg/hari. Dosis simvastatin setelah dikonversikan untuk

Rattus norvegicus L berdasar tabel konversi Laurence dan

Bacharach yang dikutip oleh Haznam (1976) yaitu: 10 mg/hari

x0,018 = 0,18 mg/hari/200 g BB. Suspensi simvastatin diperoleh

dengan melarutkan 0,18mg simvastatin dalam bentuk bubuk ke

dalam 1 mL akuades.

35
3.7.4 Perlakuan Tikus putih (Rattus novergicus)

Persiapan Tikus putih jantan (Rattus novergicus)

Tikus diadaptasikan terlebih dahulu di lingkungan kandang

di laboratorium Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas

Muslim Indonesia selama satu minggu dengan pemberian

makanan pelet dan air minum.

Langkah I: Subjek penelitian dibagi dalam tiga kelompok, masing-

masing kelompok terdiri atas 5 ekor tikus (Rattus norvegicus) .

Kelompok I dan kelompok II sebagai kelompok kontrol positif dan

kelompok III sebagai kelompok kontrol negatif.

Langkah II: Semua subyek penelitian (kelompok I, kelompok II,

kelompok III ) diadaptasikan selama 1 minggu dalam lingkungan

laboratorium dan diberi makanan standar untuk tikus (Rattus

norvegicus) yaitu pellet dan air.

Langkah III: Subyek penelitian diinduksi pakan

hiperkolesterolemik berupa kolesterol yang di berikan merupakan

lemak sapi kemudian ditambahkan dengan kornet sapi . MDLT

tersebut diberikan dengan volume sebanyak 2% BB selama 7 hari.

Langkah IV: Pada hari yang ke-7 subyek penelitian diambil

darahnya dengan membuat perlukaan dibagian Vena caudalis

menggunakan lancet, lalu darah yang keluar dari perlukaan

dimasukkan ke dalam strip tes kolesterol nesco dan strip tes

36
trigliserida lipid pro dan ditunggu sekitar 3 menit dan didapatkan

kadar kolesterol dan trigliserida(pre-test).

Langkah V: Kelompok I diinduksi pakan standar tikus dan

ditambah ekstrak daun sirsak secara oral dengan menggunakan

sonde lambung , kelompok II diinduksi pakan standar tikus dan

diberi larutan simvastatin sesuai berat badan tikus sedangkan

kelompok III diinduksi pakan standard dan diberi placebo.

Perlakuan pada ketiga kelompok dilakukan selama satu minggu.

Langkah VI: Setelah perlakuan terakhir, semua subyek penelitian

(kelompok I, kelompok II dan kelompok III) dipuasakan kembali

selama 12-14 jam. Kemudian diambil darahnya dengan membuat

perlukaan dibagian Vena caudalis menggunakan lancet, lalu

darah yang keluar dari perlukaan dimasukkan ke dalam strip tes

kolesterol nesco dan strip tes trigliserida lipid pro dan ditunggu

sekitar 3 menit dan didapatkan kadar kolesterol dan

trigliserida(post-test).

Langkah VII: Membandingkan kadar kolesterol-trigliserida darah

tikus (Rattus norvegicus) sebelum perlakuan dan setelah

perlakuan untuk masing-masing kelompok dengan menggunakan

Uji t-paired.

37
3.8 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan program

statistical program for social sains for windows(SPSS). Data di uji

normalitas dengan uji shapiro wilk karena subjek penelitian kurang dari

50 subjek dan uji hemogenitas dengan uji levene dengan nilai

signifikansi 0.05 (p>0.05). Data kemudian dianalisis dengan

menggunakan uji paired T-test untuk membandingkan hasil kadar

trigliserida total darah kelompok sebelum dan sesudah perlakuan.

Selain itu analisis data juga dilakukan dengan uji One Way Anova jika

data berdistribusi normal, atau uji KruskalWallis jika data tidak

berdistribusi normal Kemudian dilanjutkan dengan uji post hoc LSD

maupun Mann Whitney.

38
3.9 Alur Penelitian

30 Ekor Tikus (Adaptasi selama 7 hari)

Pakan Hiperkolesterolemik (7 hari )

15 Ekor Tikus

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3


(5 Ekor) (5 Ekor) (5 Ekor)

Ukur kadar trigliserida awal (hari ke 14)

Diet standar pelet Diet standar pelet Diet standar pelet +


+ Plasebo + Simvastatin Ekstrak Daun Sirsak

Ukur kadar trigliserida akhir (hari ke 21)

Pengolahan data

Hasil data

Kesimpulan

39
3.10 Etika penelitian

Hal-hal yang terkait dengan etika penelitian ini adalah:

3.10.1 Menyertakan surat izin penelitian kepada pihak fakultas

kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

3.10.2 Menyertakan surat izin dari fakultas kedokteran dan

pembimbing kepada laboratorium yang akan digunakan untuk

meneliti.

3.11 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

H0 : tidak terdapat pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap penurunan

kadar Trigliserida darah pada tikus putih yang diinduksi lemak tinggi

H1 : terdapat pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap penurunan kadar

Trigliserida darah pada tikus putih yang diinduksi lemak tinggi

40
BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 4.1 Ruang Laboratorium Penelitian FK UMI

Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, memiliki

fasilitas gedung laboratorium penelitian yang mahasiswa dapat gunakan

yaitu laboratorium Penelitian yang berada di lantai 1. Laboratorium ini

digunakan sebagai tempat penelitian eksperimental bagi Mahasiswa(i)

Fakultas Kedokteran UMI yang ingin melakukan penelitian. Ruang

Penelitian ini terletak berhadapan dengan Ruang PBL dan bersampingan

dengan Ruang Praktikum Anatomi. Laboratorium Penelitian Fakultas

Kedokteran Universitas Muslim Indonesia ini terletak di Kampus II

Universitas Muslim Indonesia, tepatnya dalam lingkup fakultas kedokteran

41
itu sendiri yang didirikan pada tahun 2017. Alasan peneliti memilih tempat

ini sebagai lokasi penelitian karena selain merupakan tempat yang

strategis, tempat ini lebih mudah dijangkau karena dekat dengan ruang

perkuliahan, laboratorium ini juga merupakan tempat penelitian

eksperimental mahasiswa(i) Fakultas Kedokteran Universitas Muslim

Indoneisa semester akhir pada umumnya.

Laboratorium Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Muslim

Indonesia memiliki satu orang kepala laboratorium, tiga orang laboran

khusus. Laboratorium Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Muslim

Indoneisa ini selain berfungsi sebagai sarana untuk menyiapkan dan

mengolah bahan penelitian, merupakan tempat pemeliharaan hewan coba

para peneliti. Hewan coba peneliti tersebut diawasi oleh laboran

laboratorium ketika peneliti tidak ada. Tugasnya membantu untuk memberi

makan dan minum ketika persediaan habis, membantu mengganti sekam

dan membantu mengembalikan hewan coba keluar dari kandangnya. Pada

ruang animal lab ialah tempat diberikannya perlakuan pada hewan coba,

seperti proses induksi oral, serta pengambilan dan pengukuran sampel

darah hewan coba

42
Gambar 4.2 Laboratorium Penelitian Fakultas Kedokteran UMI

Gambar 4.3 Ruang Animal Lab Fakultas Kedokteran UMI

43
Gambar 4.4 Ruang Animal Lab Fakultas Kedokteran UMI tampak dalam

44
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 HASIL

Telah dilakukan penelitian eksperimental untuk mengetahui

pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak terhadap peningkatan kadar

trigliserida darah tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi

MDTL (Makanan Diet Tinggi Lemak). Percobaan dilakukan pada tikus putih

jantan sebanyak 15 ekor. Dilakukan adaptasi, induksi MDTL dan pakan

agar tikus putih jantan mengalami hiperkolesterolemia dengan kadar

kolesterol darah mencit sebesar >54mg/dL di inklusi. Induksi MDTL

dilakukan pada hari ke 7 selama 1 minggu.

Selanjutnya, tikus putih dikelompokkan menjadi 3 kelompok, masing-

masing terdiri dari 5 ekor tikus putih jantan. Kelompok 1 adalah kelompok

kontrol positif yang diberi ekstrak daun sirsak dengan dosis 100 mg/KgBB,

kelompok 2 sebagai kontrol positif yang diberi suspense simvastatin

diperoleh dengan melarutkan 0,18 mg simvastatin dalam bentuk bubuk ke

dalam 1 mL akuades, sedangkan kelompok 3 sebagai kontrol negatif yang

diberi plasebo. Setiap perlakuan dilakukan selama 1 minggu.

Pemeriksaan kadar kolesterol dan trigliserida darah tikus putih jantan

dilakukan pada hari ke 14 dan hari ke 21. Hasil pengukuran kemudian

diinput ke dalam aplikasi Microsoft excel, dan selanjutnya dianalisis dengan

bantuan aplikasi SPSS 23.0.

45
5.1.1 Kadar trigliserida Setelah Pemberian Pakan MDTL

Setelah diberi pakan MDTL dan dilakukan pemeriksaan

trigliserida didapatkan kadar trigliserida yang lebih tinggi dari normal

dengan angka paling tinggi adalah 214 mg/dLdan angka paling rendah

adalah 71 mg/dl. Hasil Kadar trigliserida setelah pemberian pakan

MDTL selengkapnya dapat dilihat pada table 5.1.

Tabel 5.1 Kadar trigliserida Setelah Pemberian Pakan MDTL

Hewan Coba Kadar trigliserida (mg/dL)

Kelompok I 1 133

2 82

3 71

4 94

5 157

Kelompok II 1 102

2 214

3 115

4 165

5 134

Kelompok III 1 78

2 78

3 80

4 103

5 91

46
5.1.2 Kadar trigliserida Setelah Pemberian Ekstrak Daun Sirsak

Pada kelompok I diberikan ekstrak daun sirsak selama 1

minggu didapatkan kadar trigliserida seperti yang terlihat pada tabel

5.2.

Tabel 5.2 Kadar trigliserida Sebelum dan Setelah Pemberian

Ekstrak Daun Sirsak


Hewan Coba Kadar Kadar trigliserida

trigliserida setelah(mg/dL) KET

sebelum(mg/dL)

1 133 119 14

2 82 71 11

3 71 63 8

4 94 75 19

5 157 124 33

Kadar trigliserida kelompok I dilakukan uji normalitas untuk

melihat apakah data berdistribusi normal dan didapatkan nilai

signifikan (p>0.05) yang berarti data berdistribusi normal seperti yang

terlihat pada tabel 5.3.

47
Tabel 5.3 Uji Normalitas Shapiro-Wilk

Kadar TG Statistik Df Sig.

Sebelum 0.917 5 0.508

Kelompok I perlakuan

Setelah 0.821 5 0.118

perlakuan

Pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa nilai signifikan (p>0.05) sehingga

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan dilanjutkan

dengan pengujian analisis antar varian.

Setelah diketahui bahwa data berdistribusi normal kemudian

dilanjutkan dengan uji T berpasangan untuk melihat perbandingan

kadar trigliserida sebelum dan sesudah permberian ekstrak daun

sirsak. Didapatkan nilai p (0.018) < 0.05 yang berarti terdapat

perbedaan antara sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun

sirsak seperti yang terlihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4 Perbandingan Kadar trigliserida Sebelum Dan

Sesudah Pemberian Ekstrak Daun Sirsak

Trigliserida

Sebelum Sesudah Nilai p


Kelompok I
Mean SD Mean SD

107.4 36.28 90.40 28.77 0.018

48
Dilakukan perbandingan antara pemberian ekstrak daun sirsak

(kelompok II) dan pemberian plasebo (kelompok III) dengan uji post

hoc (Mann Whitney) dan didapatkan hasil nilai p (0.028) < 0.05 yang

berarti terdapat perbandingan yang signifikan seperti yang terlihat

pada tabel 5.5

Tabel 5.5 Perbandingan Kelompok Ekstrak Daun Sirsak dan

Plasebo

Kelompok
Variabel Nilai p Kelompok I
III

Kelompok I - 0.028
trigliserida
Kelompok III 0.028 -

Pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa nilai p (0.028) < 0.05 yang berarti

terdapat perbandingan yang signifikan antara perlakuan ekstrak daun

sirsak (kelompok I) dan plasebo (kelompok III).

5.1.3 Kadar trigliserida Setelah Pemberian Simvastatin

Hewan Coba Kadar TG Kadar TG KET

sebelum (mg/dL) setelah(mg/dL)

1 102 72 30

2 214 86 128

3 115 74 41

4 165 115 50

5 134 87 47

49
Pada kelompok II diberikan simvastatin selama 1 minggu

didapatkan kadar trigliserida seperti yang terlihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6 Kadar trigliserida Setelah Pemberian Simvastatin

Kadar trigliserida kelompok II dilakukan uji normalitas untuk

melihat apakah data berdistribusi normal dan didapatkan nilai

signifikan (p>0.05) yang berarti data berdistribusi normal seperti yang

terlihat pada tabel 5.7

Tabel 5.7 Uji Normalitas Shapiro-Wilk

Kadar TG Statistik Df Sig.

Sebelum 0.932 5 0.613

Kelompok II perlakuan

Setelah 0.853 5 0.205

perlakuan

Pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa nilai signifikan (p>0.05)

sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan

dilanjutkan dengan pengujian analisis antar varian.

Setelah diketahui bahwa data berdistribusi normal kemudian

dilanjutkan dengan uji T berpasangan untuk melihat perbandingan

kadar trigliserida sebelum dan sesudah permberian simvastatin.

Didapatkan nilai p (0.028) < 0.05 yang berarti terdapat perbedaan

antara sebelum dan sesudah pemberian simvastatin seperti yang

terlihat pada tabel 5.8.

50
Tabel 5.8 Perbandingan Kadar trigliserida Sebelum Dan

Sesudah Pemberian Simvastatin

Trigliserida

Sebelum Sesudah Nilai p


Kelompok II
Mean SD Mean SD

146.0 44.79 86.80 17.17 0.028

Dilakukan perbandingan antara pemberian simvastatin

(kelompok II) dan pemberian plasebo (kelompok III) dengan uji post

hoc (Mann Whitney) dan didapatkan hasil nilai p (0.028) < 0.05 yang

berarti terdapat perbandingan yang signifikan seperti yang terlihat

pada tabel 5.9.

Tabel 5.9 Perbandingan Kelompok Simvastatin dan Plasebo

Kelompok
Variabel Nilai p Kelompok II
III

Kelompok II - 0.009
Trigliseida
Kelompok III 0.009 -

5.1.4 Perbandingan Kadar Trigliserida Pada Kelompok Pemberian

Ekstrak Daun Sirsak Dan Simvastatin

Dilakukan perbandingan antara pemberian ekstrak daun

sirsak (kelompok I) dan pemberian simvastatin (kelompok II) dengan

uji post hoc (Mann Whitney) dan didapatkan hasil nilai p (0.016) <

51
0.05 yang berarti terdapat perbandingan yang signifikan seperti yang

terlihat pada tabel 5.10.

Tabel 5.10 Perbandingan kelompok ekstrak daun sirsak dengan

simvastatin

Variabel Nilai p Kelompok I Kelompok II

Kelompok I - 0.016
TG
Kelompok II 0.016 -

52
5.2 PEMBAHASAN

5.2.1 Kadar trigliserida Setelah Pemberian Pakan MDTL

Pada saat dilakukan pemeriksaan kadar trigliserida darah

tikus putih jantan setelah pemberian pakan MDTL didapatkan hasil

kadar trigliserida lebih tinggi dari normal. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh Indrawati didapatkan kadar

trigliserida lebih tinggi dari normal (27,89 – 29,44 mg/dl) setelah

pemberian pakan TLTK (Tinggi Lemak Tinggi Kolesterol).15

Selain itu pada pengukuran peningkatan kadar trigliserida

didapatkan peningkatan yang bervariasi pada tiap kelompok tikus hal

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Iva Tsallisavrina dkk

dimana pada penelitiannya didapatkan hasil kadar rerata trigliserida

sangat bervariasi, hal ini mungkin dapat terjadi karena pola makan

tiap tikus yang berbeda-beda.29

5.2.2 Kadar Trigliserida Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus)

Setelah Pemberian Ekstrak Daun Sirsak

Pada kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak daun

sirsak didapatkan penurunan rata-rata kadar TG sebesar 17 mg/dL,

penurunan ini dapat terjadi karena kandunga senyawa dalam daun

sirsak yakni senyawa aktif golongan flavonoid dan tannin dapat

meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase sehingga dapat

menurunkan kadar trigliserida dalam plasma dan senyawa saponin

53
dapat menurunkan sintesis trigliserida dan absorbsi lemak serta

meningkatkan oksidasi asam lemak.15

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Sato et al bahwa saponin menghambat aktivitas pancreatic

lipase dan menghambat penyerapan asam lemak bebas. Lipase

pankreas berfungsi untuk menghidrolisis asam lemak dari semua

rantai panjang dari posisi 1 dan 3 gugus gliserol pada triasilgliserol

sehingga menghasilkan asam lemak bebas dan 2- monoasilgliserol.

Didalam sel epitel usus, asam lemak dan 2- monoasilgliserol

digabung kembali oleh reaksi enzimatik untuk membentuk

triasilgliserol. Jadi penghambatan aktivitas lipase prankreas

berdampak menurunnya kadar triasilgliserol di usus. 15

Indrawati juga menyatakan bahwa senyawa dalam daun

sirsak yakni senyawa aktif golongan flavonoid dan tannin dapat

meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase sehingga dapat

menurunkan kadar trigliserida dalam plasma dan senyawa saponin

dapat menurunkan sintesis trigliserida dan absorbsi lemak serta

meningkatkan oksidasi asam lemak.15

5.2.3 Kadar Trigliserida Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus)

Setelah Pemberian Simvastatin

Pada kelompok perlakuan dengan pemberian simvastatin

didapatkan penurunan rata-rata kadar trigliserida sebesar 59.2,

penurunan yang cukup besar ini dapat terjadi oleh karena Statin

54
(inhibitor HMG-CoA reduktase) adalah obat penurun lipid paling

efektif untuk mengatasi dislipidemia dan terbukti aman tanpa efek

samping yang berarti. Selain berfungsi untuk menurunkan kolesterol

LDL, statin juga mempunyai efek meningkatkan kolesterol HDL dan

menurunkan trigliserida.

Statin terbukti dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas

kardiovaskular, maka obat ini adalah pilihan pertama bagi pasien

dengan tingkat risiko tinggi dan sangat tinggi yang mempunyai

konsentrasi trigliserida moderat. Statin potensi tinggi seperti

atorvastatin dan rosuvastatin, terutama pada dosis tinggi, terbukti

mampu menurunkan konsentrasi trigliserida. 13

Sampai saat ini peneliti belum menemukan penelitian yang

sama, namun pada penelittian yang telah dilakukan oleh Venny

didapatkan penurunan kadar kolesterol total pada kelompok

pemberian simvastatin sebagai kontrol positif.30

5.2.4 Perbandingan Pemberian Ekstrak dan Simvastatin

Pada penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa

terdapat penurunan kadar trigliserida yang lebih tinggi pada

kelompok pemberian simvastatin dibandingkan dengan kelompok

pemberian ekstrak daun sirsak. Sampai saat ini peneliti belum

menemukan penelitian yang sama, namun pada penelittian yang

telah dilakukan oleh Venny yang hanya mengukur kadar kolesterol

55
mencit didapatkan bahwa simvastatin 4 kali lebih efektif bila dengan

ekstrak etanol daun sirsak.30

56
5.3 KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan

prosedur ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu:

1. Sifat tikus yang aggressive membuat beberapa sampel mati karena

dimakan oleh tikus lain

2. Sifat tikus yang sangat mudah stress membuat tikus lebih muda

untuk mati

3. Pengelompokan tikus setelah pemberian pakan tinggi lemak yang

dilakukan oleh peneliti sendiri

57
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan disimpulkan sebagai berikut :

1. Terjadi peningkatan kadar trigliserida tikus putih jantan setelah

pemberian pakan hiperkolesterolemik

2. Terjadi penurunan kadar trigliserida tikus putih jantan setelah

pemberian perlakuan dengan ekstrak daun sirsak

3. Terjadi penurunan kadar trigliserida tikus putih jantan setelah

pemberian perlakuan simvastatin

4. Terdapat perbedaan kadar trigliserida tikus putih jantan pada

kelompok yang diberi simvastatin dan ekstrak daun sirsak dimana

penurunan yang lebih besar terlihat pada simvastatin dibandingkan

dengan ekstrak daun sirsak.

58
6.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, peneliti menyarankan:

1. Dalam penelitian selanjutnya, dapat dilakukan uji coba terhadap

manusia

2. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan pemberian ekstrak dapat

memberikan hasil yang lebih efektif dengan pemberian dalam jangka

waktu yang lebih lama untuk melihat penurunan kadar trigliserida.

59
DAFTAR PUSTAKA

1. Pramono LA, Harbuwono DS. Managing Hypertrigliseridemia in Daily

Practice. Acta Medica Indonesiana–The Indonesian Journal Of

Internal Medicine.2015 July ;47(3):265

2. Pusparini. Low Density Lipoprotein Padat Kecil Sebagai Factor

Resiko Atherosklerosis. Universa Medicina. 2006 Januari-Maret

;25(1):23-34

3. Niza Renti S, Asni EK, FW Wiwid Ade dan Ismawati. Hubungan

Lama Pemberian Diet Atherogenik Terhadap Kadar Trigliserida

(Rattus novergius) Jantan Strain Wistar. Jom FK.2015 Oktober

;2(2):1-3

4. Haryanto Jane. Efek Jus Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

Terhadap Kadar Trigliserida Tikus Jantan Wistar. 2012: Hal 1-2

5. Ramadhani A. Perbedaan Kadar Trigliserida Sebelum Dan Setelah

Pemberian Sari Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) Pada Wanita.

2014 Agustus 29: Hal 1-2,5-6

6. Rusmiati I, Husain DR, Alam G. Bioaktifitas Ekstrak Methanol Daun

Muda Sirsak Annona muricata L. Sebagai Anti Bakteri Terhadap

staphylococcus aureus dan propioni bacterium agnes. 2015 Februari

Hal:2-3

7. Wurdianing I, Nugraheni SA, Rahfiludin Z. Efek Ekstrak Daun Sirsak

( Annona muricata L.) Terhadap Profil Lipid Tikus Putih Jantan

(Rattus novergicus). (ISSN : 1858-4942). 2014 Desember;3(1): 7-8

60
8. Kurniasi N, Kusmiati M, Nurhasanah, Sari RP,Wafdan R. Potensi

Daun Sirsak ( Annona muricata L.), Daun Binahong (Anredera

cordifolia (Ten) steenis), Dan Daun Benalu Mangga ( Dendrophthoe

pentanra) Sebagai Anti Oksidan Pencegah Kanker. (ISSN : 1979-

8911).2015 Juni ;IX(1) : 164-165

9. Moniaga FS, Awaloei H, Posangi J, Bara R.Pengaruh Pemberian

Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap Kadar Gula

Darah Tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi

Alloxan.Bagian Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran

Universitas Sam Ratulangi.2014

10. Setiyadi B, Susantiningsih T, Apriliana E, Windarti I. The

Chemopreventive Effects of Extracts Compare with Infuse of

Soursop Leaves (Annona muricata L.). 3:39-47.

11. Arifnaldi MS. Hubungan Kadar Trigliserida Dengan Kejadian Stroke

Iskemik Di RSUD Sukoharjo.2014 Hal: 3-5

12. Munawwarah M. Penambahan Pelatihan Kekuatan Otot Pada

Pelatihan Interval Menurunkan Trigliserida Mahasiswi Gemuk

Universitas Esa Unggul. Jurnal Fisio Terapi. 2011 April;11(1):38-39.

13. Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia. Pedoman

tatalaksana dislipidemia. 2013 Ed 1 Hal: 2-3,19,27-32.

14. Permenkes RI.Formularium Obat Herbal Asli Indonesia Tahun 2016

15. Wulandari RL, Susilowati S, Amelya S.Pengaruh Kombinasi Ekstrak

Etanol Daun Sirsak dan Gemfibrozil Terhadap Kadar Trigliserida dan

61
HDL Tikus yang diinduksi Pakan Tinggi Lemak.Fakultas Farmasi

Universitas Wahid Hasyim Semarang.2015:78-84.

16. Pambudi R. perbedaan panjang serta berat tubuh fetus tikus putih (

Rattus novergicus) terhadap pemberian asam folat pada peroide

kehamilan yang berbeda. 2017 Hal:9-11.

17. Widyaningrum A.Pengaruh Perasan Daun Sambung Nyawa (Gynora

procumbens (Lour)Merr.) terhadap Kadar Kolesterol Mencit (Mus

musculus L.) dan Pemanfaatannya sebagai Karya Ilmiah

Populer.Universitas Jember.2015

18. Adewole SO, Ojewole John AO. Immunohistochemical And

Biochemical Effects of (Annona muricata L.) Leaf Aqueous Extract

On Pancreatic B-Cells Of Streptozotocin-Treated Diabetics Rats.

Pharmacology Online ;2: 335-355.

19. Sangi M, Runtuwene MRJ, Simbala HEI, Makang VMA. Analisis

Fitokimia Tumbuhan Obat Dikabupaten Minahasa Utara. Chem prog

; 1(1): 47-48.

20. Muzakir. Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Senyawa

Steroid/Triterpenoid Dari Ekstrak n-Heksana Daun Sirsak Annona

muricata Linn. 2010 Hal: iv

21. Arthur FKN, Woode E, Terlabi EO, Larbie C. Evaluation Of Acute And

Subchronic Toxicity of Annona muricata Linn. Aqueous Extract In

Animal.European Journal Of Experimental Biology. 2011;1(4):115-

124.

62
22. Grassi D, Desideri, Giovambattista, Ferri C. flavonoid: antioxidants

against atherosclerosis.Nutrients Journal (ISSN:2072-6643).2010

Agustus;2:889-902.

23. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan RI. Riset

Kesehatan Dasar Tahun 2013 Hal : 90-91

24. Maris FN, Normasari R, Riyanti R. Pengaruh Pemberian Ekstrak

Tauge ( Vigna radiata L.) Terhadap Kadar Serum Trigliserida Pada

Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Kuning Telur. E- Journal Pustaka

Kesehatan. 2016 Januari; 4(1):142.

25. Rini Sandra. Sindrom metabolik. J Majority. 2015 Februari;4(4):88-

92.

26. Rachmandiar R. perbedaan pengaruh jus kacang merah,yoghurt

susu dan yoghurt kacang merah terhadap kadar kolesterol total dan

trigliserida serum pada tikus dislipidemia. 2012 Hal: 9-12.

27. Moghadamtousi SZ, Fadaeinasab M, Nikzad S, Mohan G, Ali HM,

Kadir HA. Annona muricata: A Review Of Its Traditional Uses,

Isolated Acetogenins And Biological Activities. Internatinal journal of

molecular sciences ( ISSN 1442-0067).2015 ;16:15625-15658.

28. Mahley, R. W., Weisgraber, K.H., and Farese, R.V. 2003. Disorder

of Lipid Metabolism. In William Textbook of Endocrinology. 10th Ed.

Saunders : Philadelphia P. 1642 - 1680.

63
29. Tsalissavrina, Iva,Et Al. 2006. Pengaruh Pemberian Diet Tinggi

Karbohidrat Dibandingkan Diet Tinggi Lemak Terhadap Kadar

Trigliserida Dan Hdl Darah Pada Rattus Novergicus Galur Wistar.

30. Yulia, venny. 2017. Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona

Muricata)Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Pada Mencit

Jantan (Mus Musculusl.) Hiperkolesterolemia.

64

Anda mungkin juga menyukai