Anda di halaman 1dari 12

1

A. JUDUL
Pengaruh pemberian ekstrak biji ketumbar (Coriandrum sativum L. Seeds
Extract/CSEt) terhadap kadar trigliserida dan kolesterol total dalam darah tikus
Wistar setelah diinduksi aterogenesis.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Soerjodibroto (2005) mengungkapkan bahwa Indonesia kini mengalami
masa transisi yang signifikan, tidak hanya memiliki masalah kesehatan masa
lalu (kurang gizi, busung lapar, dan infeksi) tetapi juga mulai bergeser pada
masalah kesehatan modern (kelebihan gizi,penyakit akibat gizi lebih seperti
penyakit jantung koroner serta penyakit degeneratif lainnya) akibat dari
kebiasaan hidup dan kebiasaan makan yang telah berubah secara drastis.
Kebiasaan mengonsumsi berbagai jenis makanan modern, tanpa diikuti dengan
aktifitas fisik seperti olahraga mengakibatkan terjadinya kenaikan asupan energi
(khususnya asupan lemak) sehingga terjadi kenaikan lipid darah atau
hiperlipidemia dengan segala akibat buruknya. Hiperlipidemia adalah keadaan
dimana terjadi peningkatan kadar semua fraksi lipid dalam plasma, terutama
trigliserida (TG) dan kolesterol. Hal ini perlu mendapat perhatian serius karena
hiperlipidemia merupakan faktor risiko penting pada berbagai penyakit
kardiovaskuler (Agoreyo, 2008). Penyakit kardiovaskuler telah menjadi suatu
ancaman global. Pada tahun 2010, penyakit ini diperkirakan menjadi penyebab
kematian nomor satu di negara berkembang, sedangkan di Indonesia, penyakit
kardiovaskuler telah menjadi pembunuh nomor satu sejak 1992. Berdasarkan data
WHO tahun 2002, penyakit jantung iskemik menduduki peringkat pertama dari
sepuluh penyebab kematian terbanyak di Indonesia (Arief, 2007; WHO, 2006).
Penatalaksanaan hiperlipidemia hingga kini masih terbatas pada modifikasi
gaya hidup dan obat-obatan penurun kadar lipid dalam darah. Modifikasi gaya
hidup merupakan penatalaksanaan yang rawan untuk terjadinya kegagalan karena
membutuhkan niat yang kuat dari pasien dan dukungan penuh dari lingkungan.
Obat-obat penurun kadar lipid dalam darah banyak beredar di masyarakat seperti
statin, bile acid sequestrant, ezetimib, dan turunan asam nikotinat cukup efektif
dalam menurunkan kadar lipid dalam darah. Namun, efek samping dari obat-obat
tersebut seperti gangguan gastrointestinal, nyeri, miopati, ruam, pusing, dan
berkurangnya kadar enzim Q10 (Ubiquinon) yang merupakan antioksidan
terpenting yang mencegah LDL (Low Density Lipoprotein) dari oksidasi (Tan dan
Rahardja, 2007), serta faktor kepatuhan pasien merupakan masalah yang
menyebabkan banyaknya kegagalan terapi. Salah satu alternatif yang aman,
efektif, dan efisien adalah dengan modifikasi diet. Selain membatasi diet tinggi
lemak dan kolesterol (Mayes, 2003), penggunaan tanaman obat yang terstandar
diharapkan dapat lebih dulu dilakukan sebelum intervensi obat-obatan. Ketumbar
(Coriandrum sativum L.) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi
menurunkan kadar lipid dalam darah. Ketumbar merupakan tumbuhan tahunan
famili Umbeliferae yang tersebar luas di daratan Asia. Selain populer sebagai
bumbu masakan, ketumbar merupakan rempah yang sering digunakan dalam
berbagai pengobatan tradisional seperti sebagai sebagai diuretik, antioksidan,
antidiabetik, antikejang, sedatif-hipnotik, antimikroba, antimutagenik,

antihelmintes, dispepsia, hilangnya nafsu makan, kejang, dan insomnia.


(Benjumea et al., 2005; Maghrani et al., 2005; Heidar, 1992; Zargari, 1991; Duke,
2002). Penelitian yang baru-baru ini terus dikembangkan adalah mengenai
pengaruh ketumbar terhadap kadar lipid darah. Penelitian terbaru oleh Aissaoui
et.al (2011) membuktikan efek hipoglikemik dan hipolipidemik pada tikus obesehiperglikemia-hiperlipidemia setelah pemberian ekstrak biji ketumbar
20mg/kgBB dosis tunggal selama 30 hari. Pemberian ketumbar sebagai agen
hipolipidemik merupakan konsep yang menarik dan memiliki kemungkinan
kesuksesan yang tinggi karena ketumbar yang telah dikenal luas sebagai
penambah nafsu makan ternyata memiliki mekanisme kontrol untuk mencegah
keadaan hiperlipidemia serta memiliki kemudahan dalam mendapatkan maupun
mengolahnya. Di Indonesia belum pernah dilakukan penelitian mengenai efek
hipolipidemik oleh ketumbar. Penelitian mengenai efek dan dosis yang tepat
menjadi prioritas dalam mengangkat ketumbar sebagai agen penurun kadar lipid
dalam darah yang memiliki tingkat kemanfaatan yang tinggi serta efektif dan
efisien.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian
ini adalah: Adakah pengaruh pemberian ekstrak biji ketumbar (Coriandrum
sativum L. Seeds Extract/CSEt) terhadap kadar trigliserida dan kolesterol total
dalam darah tikus Wistar setelah diinduksi aterogenesis?
D.

TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji


ketumbar (Coriandrum sativum L. Seeds Extract/CSEt) terhadap kadar
trigliserida dan kolesterol total dalam darah tikus Wistar setelah diinduksi
aterogenesis.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran dari PKMP ini berupa artikel ilmiah sebagai dasar ilmiah pemanfaatan
ekstrak biji ketumbar (Coriandrum sativum L. Seeds Extract/CSEt) untuk
suplementasi diet pada penderita hipertrigliseridemia dan hiperkolesterolemia
yang merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.
F.

KEGUNAAN

Kegunaan Ilmiah
Hasil penelitian diharapkan bisa menambah/ memperkaya penelitian/
pengetahuan di bidang gizi kedokteran dengan mendapatkan informasi tentang
pemanfaatan ekstrak biji ketumbar (Coriandrum sativum L. Seeds Extract/CSEt)
sebagai suplementasi diet pada penderita hipertrigliseridemia dan
hiperkolesterolemia.

Kegunaan Metodologis
Hasil penelitian diharapkan bisa merupakan data dasar yang diperlukan untuk
penelitian lain atau penelitian lanjutan.
Kegunaan Bidang Kesehatan, Sosial, dan Kemasyarakatan
Hasil penelitian diharapkan bisa memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai manfaat ketumbar sebagai agen penurun kadar kolesterol darah yang
mudah didapat di Indonesia dan mudah diolah. Bagi penderita hipertigliseridemia
dan hipekolesterolemia yang memiliki faktor risiko terjadinya penyakit
kardiovaskuler yang merupakan penyebab utama kematian di Indonesia,
diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para
penderita hipertrigliseridemia dan hiperkolesterolemia sehingga dapat
menurunkan tingkat morbiditas dan mortalitas akibat penyakit kardiovaskuler.
Kegunaan Bidang Teknologi Pangan
Hasil penelitian diharapkan bisa dikembangkan agar bisa menjadi sebuah
produk ekstrak biji ketumbar (Coriandrum sativum L. Seeds Extract/CSEt) yang
lebih menarik baik dari segi rasa maupun kemasan dengan kemanfaatan yang
tinggi.
G.

TINJAUAN PUSTAKA

G.1 Hipertrigliseridemia dan Hiperkolesterolemia Sebagai Faktor Risiko


Utama Penyakit Kardiovaskuler
Dua lemak utama di dalam darah adalah kolesterol dan trigliserida.
Trigliserida berasal dari lemak makanan yang berfungsi untuk pembentukan
fosfolipid dalam membran sel, fosfatidilgliserol dan lipoprotein darah lainnya.
Trigliserida disintesis di usus, hati dan jaringan adiposa. Kolesterol diperoleh dari
makanan dan disintesis di hati dan usus serta terdapat di dalam jaringan dan
lipoprotein plasma, dalam bentuk kolesterol bebas atau gabungan dengan asam
lemak rantai panjang sebagai ester kolesterol. Kolesterol berfungsi sebagai
komponen stabilisasi membran sel dan prekursor garam empedu serta hormon
steroid. Pada keadaan yang abnormal, berupa kadar trigliserida dan kolesterol
total tinggi di darah, tidak selalu meningkatkan risiko aterosklerosis
(penyempitan pembuluh darah), tetapi pada kadar yang sangat tinggi dapat
mempercepat proses aterogenesis (Bruce, 2006; Papamandijaris, MacDougall,
dan Jones, 2006; Purnomo, 2006).
Pada hipertrigliseridemia akan terjadi peningkatan konsentrasi very low
density lipoprotein (VLDL) yang kemudian akan meningkatkan resiko
terbentuknya plak deposit pada arteri, peningkatan tekanan darah dan gangguan
pada jantung (David, 2003). Pada hiperkolesterolemia, kolesterol dapat
menempel pada permukaan dalam dinding pembuluh darah koroner jantung
sehingga dapat mengakibatkan arteriosklerosis. Akibat arteriosklerosis berupa
aliran darah menjadi tidak lancar dan sel otot jantung kekurangan pasokan
oksigen yang menyebabkan terjadinya metabolisme anerobik dengan hasil
penumpukan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat di balik
tulang dada.yang dikenal sebagai serangan angina pektoris. Serangan dapat
terjadi berulang-ulang dan puncaknya adalah bila lumen pembuluh darah koroner

benar-benar tersumbat total sehingga terjadilah serangan jantung yang memiliki


angka mortalitas yang tinggi (Faisal, 1996; Mangku, 1997).
G.2 Potensi Farmakoterapi Ketumbar (Coriandrum sativum L.)
Perkembangan pemanfaatan obat tradisional sedang menjadi perhatian besar,
baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Hal tersebut dibuktikan dengan
meningkatnya jumlah industri obat tradisional dan fitofarmaka setiap tahunnya,
serta adanya dukungan pemerintah melalui Departemen Kesehatan RI dalam
mengupayakan perluasan penggunaan obat tradisional dalam masyarakat
(Nugroho, 2002). Upaya pencarian dan uji khasiat berbagai tanaman obat telah
banyak dilakukan melalui penelitian terstandar. Salah satu tanaman obat yang
menarik untuk diteliti adalah mengenai efek farmakoterapi ketumbar
(Coriandrum sativum L.). Ketumbar atau yang mempunyai nama latin
Coriandrum sativum L. merupakan tumbuhan tahunan yang berasal dari famili
Umbelliferae. Ketumbar memiliki pohon yang kecil dan tumbuh di daerah
Indonesia, India, Italia, Belanda, Eropa Tengah, Eropa Timur, China, dan
Bangladesh.
Ketumbar merupakan tanaman yang memiliki bagian-bagian berupa biji,
daun, bunga, dan buah. Ketumbar memiliki bagian daun yang kecil dan memiliki
banyak cabang serta anak cabang. Bunganya berwarna putih dan buahnya bulat.
(British pharmacopoeia., 2003; European Pharmacopoeia.,2004; United states
pharmacopoeia., 2004). Komposisi umum dari buah ketumbar adalah air, protein,
lemak, serat, karbohidrat, pentosans, gula, serta mineral dan minyak esensial.
Bahan aktif utama dari buah ketumbar adalah minyak esensial dan asam lemak.
Biji ketumbar mengandung 0,5-1% minyak esensial yang kaya akan fitonutrien
yang bermanfaat seperti carvone, geraniol, limonene, borneo, camphor, elemol
dan linalool sebagai komponen utama. Adapula komponen minyak esensial lain
seperti -thujene, sabinene, -pinene, myrcene, p-vymene, Z--ocimene, terpenine, terpinolene, citronellal, trpinene-4-ol, decanal, cumin aldehyde,
terpenene-7-al (), terpinene-7-al () dan geranyl acetate (Anonim, 2010). Dari
beberapa laporan hasil penelitian menyebutkan bahwa biji ketumbar mengandung
senyawa flavonoid (Lea dan Swoboda, 1965, Kunzemann dan Herrmann, 1977
dan Purseglove et al., 1981). Menurut Purseglove et al. (1981), beberapa tipe
senyawa flavonoid yang terdapat di dalam biji ketumbar adalah kuersetin, asam
ferulat, rutin, koumarat, asam protokatekuat dan asam vanilat. Tipe-tipe tersebut
merupakan derivat dari asam sinamat dan flavonol. Menurut Kunzemann dan
Herrmann (1977) tipe senyawa flavonoid biji ketumbar ada yang berbentuk
kristal (kuersetin) dan yang tidak berbentuk kristal (iso kuersetin).
Ketumbar sudah dikenal selama ribuan tahun sebagai rempah-rempah yang
dapat meningkatkan nafsu makan, serta menjadi bumbu masakan yang populer
digunakan oleh masyarakat. Selain itu, ketumbar juga telah banyak digunakan
sebagai tanaman obat tradisional, yaitu sebagai karminatif, laksatif flatulen, dan
spasmolitik (Gray dan Flatt,1999; Bisset, 1994; Anonim,1980), serta antidiabetes
(Farnsworth dan Segelman, 1971; Lewis dan Elvin-Lewis,1979). Bagian-bagian
ketumbar telah terbukti memiliki efek farmakoterapi yaitu sebagai diuretik,
antioksidan,
antidiabetik,
antikejang,
sedatif-hipnotik,
antimikroba,
antimutagenik, dan antihelmintes. Pengobatan tradisional yang berkembang di
Iran mengindikasikan ketumbar untuk beberapa masalah kesehatan, seperti

dispepsia, hilangnya nafsu makan, kejang, dan insomnia. (Benjumea et al., 2005;
Maghrani et al., 2005; Heidar, 1992; Zargari,1991; Duke, 2002, Farah K. Al-Jaff,
2011).
G.3 Mekanisme Hipotrigliserida dan Hipokolesterolemik Ekstrak Biji
Ketumbar (Coriandrum sativum L. Seeds Extract/CSEt)
Pada penelitian pendahuluan oleh Chithra dan Leelamma (1999) dibuktikan
bahwa biji ketumbar memiliki efek antiperoksidatif yang diteliti pada tikus yang
diberikan diet tinggi lemak. Penurunan kadar lipid peroksida, asam lemak bebas,
dan glutation secara lebih signifikan terjadi pada tikus yang diberi biji ketumbar
dibandingkan dengan kelompok kontrol, aktivitas enzim antioksidan juga
menunjukkan peningkatan.
Penelitian Lal et. al (2004) membuktikan bahwa ketumbar dengan dosis
1g/kg berat badan menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida baik pada fase
sintesis dan ekskresi pada tikus, dan hasilnya sebanding dengan Liponil, obat
herbal hipolipidemik yang tersedia secara komersial. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ketumbar menurunkan penyerapan dan meningkatkan
pemecahan lemak. Penelitian tersebut didukung oleh bukti yang menyatakan
bahwa pada kelompok tikus eksperimental yang diberi diet tambahan biji
ketumbar terjadi peningkatan signifikan pada beta-hydroxy, beta-methyl glutaryl
CoA reductase, dan aktivitas plasma lecithin cholesterol acyl transferase (LCAT).
Kadar low density lipoprotein (LDL), very low density lipoprotein (VLDL)
menurun, sedangkan high density lipoprotein (HDL) meningkat pada kelompok
eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol. Peningkatan aktivitas LCAT
plasma yang menginduksi degradasi kolesterol menjadi fecal bile acids dan sterol
netral, merupakan penjelasan efek hipokolesterolemik ketumbar (Dhanapakiam
et. al, 2008).
Penelitian terbaru tahun oleh Aissaoui et.al (2011) membuktikan efek
hipoglikemik dan hipolipidemik pada tikus obese-hiperglikemia-hiperlipidemia
(OHH) setelah pemberian ekstrak biji ketumbar 20mg/kgBB dosis tunggal selama
30 hari. Dalam studi sub-kronis pada tikus OHH, ekstrak biji ketumbar
mengurangi glukosa plasma (normoglikemia pada hari ke-21), insulin dan insulin
resistance (IR), total kolesterol (TC), LDL-kolesterol, dan trigliserida. Indeks
aterosklerotik menurun sedangkan indeks kardioprotektif meningkat, dan tidak
berpengaruh pada berat badan, urea, atau kreatinin.
H.

METODE PELAKSANAAN

H.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini berjenis true experimental dengan pre dan post test controlled
group design. Perlakuannya adalah dengan memberikan ekstrak biji
ketumbar/CSEt, sedangkan keluarannya (outcome) adalah kadar trigliserida dan
kolesterol total serum pada tikus yang diinduksi aterogenesis.
H.2 Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus jantan galur Wistar
umur 15 minggu dengan berat 180-220 gram. Tikus yang diperoleh kemudian
dikandangkan dalam stainless steel dengan siklus pencahayaan 12 jam. Tikus

mendapat makan dan minum ad libitum. Alasan pemilihan sampel dengan


menggunakan tikus jantan galur Wistar karena pada tikus betina terdapat
fluktuasi hormon estrogen yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol.
Sedangkan galur Wistar dipilih karena memiliki karakteristik mirip manusia dari
data dasar fisiologis maupun pemeriksaan biokimia kolesterol dan pengambilan
serum melalui plexus retroorbitalis lebih mudah. Perhitungan jumlah sampel
minimal menggunakan rumus besar sampel experimental dari Federer dimana (t1) (r-1) 15; t merupakan jumlah kelompok perlakuan sedangkan r merupakan
besar sampel setiap kelompok perlakuan. Pada penelitian ini terdapat 3 kelompok
perlakuan dan 1 kelompok kontrol. Berdasarkan perhitungan tersebut besar
sampel setiap kelompok didapatkan lebih dari atau sama dengan 6 ekor tikus.
Pada penelitian ini akan menggunakan 6 ekor tikus untuk setiap kelompok
perlakuan dengan toleransi drop out sebesar 10% maka jumlah sampel
keseluruhan 28 ekor tikus.
H.3 Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Ekstrak biji ketumbar/ CSEt
2. Variabel Terikat
Kadar trigliserida dan kolesterol total serum
3. Variabel Terkontrol
Galur tikus hewan coba, umur hewan coba, jenis kelamin hewan coba,
pakan hewan coba, kandang, dan sistem perkandangan hewan coba.
H.4 Definisi Operasional
1. Ekstrak biji ketumbar (Coriandrum Seeds Extract/CSEt) adalah ekstrak
yang dibuat dari biji ketumbar dengan proses ekstraksi dengan pelarut air.
2. Tikus hipertrigliseridemia dan hiperkolesterolemia adalah tikus jantan
galur Wistar umur 15 minggu dengan kadar trigliserida serum > 110
mg/dl kadar kolesterol total serum >80 mg/dl (Mesomya et. al, 2001) dan
abnormalitas trigliserida dan kolesterol dinilai berdasarkan kadar
trigliserida kolesterol total dalam serum setelah diinduksi aterogenesis
berupa 10 gram kuning telur secara intermitten selama 28 hari.
3. Kadar kolesterol total adalah kandungan semua jenis kolesterol dalam
darah yang diukur secara enzimatis dengan metode fotometri, dalam
satuan mg/dl.
4. Kadar trigliserida adalah kandungan trigliserida dalam darah yang diukur
secara enzimatis dengan metode fotometri, dalam satuan mg/dl.
H.5 Jalannya Penelitian
Permohonan Ethical Clearence
Pengajuan ethical clearance hewan coba ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan RSUP dr. Kariadi Semarang
dengan prosedur berupa mengajukan surat resmi oleh instansi atau bagian atau
unit dimana Principle Investigator berada, kepada Dekan FK Undip yang berisi
proposal dan formulir isian yang sudah diisi serta Informed Consent, kemudian
permintaan tersebut oleh Dekan diteruskan ke Sekretariat Komisi Etik Penelitian

Kesehatan (KEPK) dengan alamat kantor Pembantu Dekan IV, dan selanjutnya
oleh sekretariat dikirimkan ke 3 reviewer.
Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua tempat, yaitu Laboratorium Teknologi Pangan
Universitas Muhammadiyah Semarang untuk pembuatan ekstrak biji ketumbar
(Coriandrum sativum L. Seeds Extract/CSEt) dan laboratorium Biologi
Universitas Negeri Semarang untuk pengandangan hewan coba, pembuatan
pakan, analisis kadar trigliserida, dan analisis kadar kolesterol.
Tahapan penelitian
Pembuatan CSEt dibuat dengan metode ekstraksi Gray dan Flatt (1999). 100
g biji ketumbar ditumbuk hingga menjadi bubuk halus kemudian dilarutkan
dalam 500 ml air suling. Suspensi dimaserasi selama 24 jam dalam suhu kamar
(37oC). Suspensi kemudian direbus selama 30 menit dalam water bath 65oC.
Suspensi tersebut disaring menggunakan kertas Whatman no. 1 kemudian
dikonsentrasikan dengan pemanasan dalam water bath 65oC dan dikeringkan
dengan vacuum, dan didapat hasil 5,9% (w/w). Kemudian disimpan dalam suhu
4oC dan setelah itu CSEt dapat diberikan pada hewan coba.
Perlakuan terhadap hewan coba
Pemeliharaan tikus percobaan berupa tikus dipelihara dalam ruangan
berventilasi cukup dan dikandangkan secara individual. Suhu ruangan berkisar
antara 28-32oC dan siklus pencahayaan 12 jam. Tikus mendapat makan dan
minum ad libitum. Seluruh sampel diadaptasi terlebih dahulu selama 7 hari dan
dberi pakan standar rodentia AIN-93 dan minum air ad libitum. Prosedur
pemberian pakan; Kelompok kontrol (I) diberi injeksi inisial adrenalin i.v sebesar
0,006 mg/200g BB hanya pada hari ke-1 yang berfungsi untuk membuat
jejas/perlukaan pada pembuluh darah tikus, dilanjutkan dengan pemberian diet 10
gram kuning telur intermitten menggunakan sonde lambung dan diet standar
AIN-93 setiap hari selama 28 hari. Pada hari ke-29 hingga hari ke-56 hanya
diberikan diet standar AIN-93. Kelompok perlakuan (II) diberi injeksi inisial
adrenalin i.v sebesar 0,006 mg/200g BB hanya pada hari ke-1, yang berfungsi
untuk membuat jejas/perlukaan pada pembuluh darah tikus, dilanjutkan dengan
pemberian diet 10 gram kuning telur intermitten menggunakan sonde lambung
dan diet standar AIN-93 setiap hari selama 28 hari. Berdasarkan penelitian Deepa
dan Anuradha (2011) mengenai potensi antioksidan pada ketumbar
menyimpulkan dosis efektif untuk memunculkan potensi antioksidan ketumbar
sebesar 1,20,5 g/kg BB/hari sehingga untuk kelompok perlakuan kami
memberikan tiga dosis CSEt yang berbeda untuk mengetahui dosis efektif yang
dapat memunculkan potensi hipotrigliseridemia dan hipokolesterolemia yaitu
dosis untuk kelompok perlakuan pertama 1 g/kg BB/hari, kelompok perlakuan
kedua 2 g/kg BB/hari, dan kelompok perlakuan ketiga 3 g/kg BB/hari, pada hari
ke-29 hingga hari ke-56 menggunakan sonde lambung dan diet standar AIN-93
setiap harinya. Sebelum dan sesudah induksi aterogenesis, sampel diukur kadar
trigliserida dan kolesterol total serum.

Pengambilan data
Pada hari ke-56, dilakukan pengambilan darah lewat arteri retroorbitalis dan
dilakukan pengukuran. Data yang diperoleh adalah data primer hasil pengukuran
kadar kolesterol total dengan metode CHOD-PAP. Kadar tigliserida serum
ditentukan dengan metode GPO-PAP. Prinsip metode ini adalah pengukuran
trigliserida setelah mengalami pemecahan secara enzimatik oleh
lipoproteinlipase. Indikator yang digunakan adalah chinonimine yang berasal dari
katalisasi 4-aminoantipyrine oleh hidrogen peroksida.
H.6 Alur Penelitian
28 Ekor Tikus Wistar Jantan

Adaptasi hari 1-7

Kontrol (K)
7 ekor

Perlakuan 1 (P1)
7 ekor

Perlakuan 2 (P2)
7 ekor

Perlakuan 3 (P3)
7 ekor
L1

Hari Pertama injeksi i.v adrenalin 0,006 mg/200gr BB

K
DS ad libitum +
10 g kuning telur

P1
DS ad libitum +
10 g kuning telur

P2
DS ad libitum +
10 g kuning telur

P3
DS ad libitum +
10 g kuning telur

Hari ke1 s.d 28

P1
P2
P3
K
Hari ke-28
DS ad libitum + CSEt 1 DS
g/kgBB/
ad libitum
hari + CSEt 2DS
g/kgBB/
ad libitum
hari + CSEt 3 g/kgBB/
hari s.d
DS ad libitum

L2

Kontrol (K)
7 ekor

Perlakuan 1 (P1)
7 ekor

Perlakuan 2 (P2)
7 ekor

Diagram Alur Penelitian

Perlakuan 3 (P3)
7 ekor

Keterangan,
L1
: Pengambilan darah dan pemeriksaan Trigliserida dan kolesterol 1
(pemeriksaan awal)
L2
: Pengambilan darah dan pemeriksaan Trigliserida dan kolesterol 2
(tikus diet aterogenesis yang kemudian disuplementasi CSEt).
DS
: Diet Standar AIN-93
CSEt : Pemberian ekstrak biji ketumbar; Coriandrum sativum L. Seeds
Extract/CSEt
H.7 Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan program komputer SPSS 15.0 for
Windows. Data tersebut diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorov Smirnov.
Perbedaan kadar kolesterol total serum sebelum dan sesudah perlakuan di uji
dengan paired t-test jika distribusi data normal dan jika data tidak normal
diupayakan melakukan transformasi data agar data menjadi normal. Apabila
masih didapatkan data yang tidak normal maka dilakukan uji statistik non
parametrik Wilcoxon. Perbedaan pengaruh dari keempat kelompok perlakuan
dianalisis menggunakan uji statistik parametrik ANOVA jika data terdistribusi
normal. Jika didapatkan distribusi data yang tidak normal, diupayakan melakukan
transformasi data agar data menjadi normal. Apabila masih didapatkan data yang
tidak normal maka dilakukan uji statistik non parametrik Kruskal Wallis.
I.

JADWAL KEGIATAN

Waktu
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Bulan 5
J.

Kegiatan
Studi literatur dan persiapan peminjaman laboratorium
Persiapan alat, bahan, dan hewan coba
Penelitian
Penelitian
Analisis data dan evaluasi; penulisan laporan; seminar

RANCANGAN BIAYA

1. Bahan habis pakai


No.

Spesifikasi

1.
2.

Tikus jantan galur wistar


Pemeriksaan laboratorium
kolesterol total serum
Pemeriksaan laboratorium
trigliserida total serum
Telur ayam
Ketumbar
Adrenalin

3.
4.
5.
6.

Jumlah
Satuan
28 tikus
28 tikus
28 tikus
1,5 kg
129,36 kg
3ampul

Harga
Satuan (Rp)
35.000,30.000,(2x)
30.000,(2x)
15.000,20.000,10.000,Jumlah

Jumlah
Harga (Rp)
980.000,1.680.000,1.680.000,22.500,2.587.200,30.000,6.979.700,-

10

2. Peralatan Penunjang
1. Peminjaman Lab Teknologi Pangan Unimus
selama 2 bulan
2. Peminjaman Lab Biologi Unnes selama 2 bulan
3. Biaya pemeliharan dan pakan tikus (pakan
standar dan diet aterogenesis)

Rp 1.000.000,Rp 1.000.000,Rp 560.000,Jumlah

3. Lain-Lain
1. Fotokopi
2. Alat Tulis Kantor
3. Dokumentasi
4. Penulisan Laporan
Jumlah

Rp 2.560.000,-

Rp
38.000,Rp
50.000,Rp 100.000,Rp
50.000,Rp 238.000,-

TOTAL (1) + (2) + (3) = Rp 9.777.700,00

K.

DAFTAR PUSTAKA

Agoreyo FO, Agoreyo BO, & Onuorah MN. 2008. Effect of aqueous extract of
Hibiscus sabdariffa and Zingiber officinale on blood cholesterol and glucose
levels on rats. AJB. Benin, 21, pp. 3949-51.
Aissaoui A, Zizi S, Israili ZH, Lyoussi B. 2011. Hypoglycemic and
hypolipidemic effects of Coriandrum sativum L. in Meriones shawi rats. J
Ethnopharmacol, 1, 137(1), pp. 652-61.
Al-Jaff, F.K. 2011. Effect of Coriander Seeds as Diets Ingredient on Blood
Parameters of Broiler Chicks Raised under High Ambient Temperature.
International Journal of Poultry Science 10, (02), pp. 82-6.
Anonim. 1980. Materia medika V. Departeen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Anonim. 2010. Coriandrum sativum Linn. (Umbelliferae). Available from URL:
http://www.globinmed.com.
Arief I. 2007. National cardiovascular center harapan kita. Suku badui di
pedalaman banten: kardiovaskular juga ancam. Available from: URL:
http://www.pjnhk.go.id/.
B. Deepa, C.V. Anuradha. 2011. Antioxidant potential of Coriandrum sativum L.
seed extract. Indian Journal of Experimental Biology, 49, pp. 30-8.
B. Faisal. 1996. Mencegah serangan jantung dengan menekan kolesterol. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, pp.17-39.
Benjumea D, Abdala S, Hernandez-Luis F, Perez-Paz P and Martin-Herrera D.
2005. Diuretic activity of Artemisia thuscula, an endemic canary species. Journal
of Ethnopharmacology, 100, pp. 20509.
Bisset, N.g. (Ed.). 1994. Herbal drugs and phytopharmaceutical, 3rd Ed.
Medpharm Scientific Publishers, Stuttgart, pp. 159-60.
British pharmacopoeia. 2003. Introduction General Notices Monographs,
medicinal and Pharmaceutical. London. British pharmacopeia commission;
Volume-1, pp. 542-43.

11

Chithra V, Leelamma S. 1999. Coriandrum sativum changes the


levels of lipid peroxides and activity of antioxidant enzymes in
experimental animals. Indian J Biochem Biophys, 36(1), pp. 59-61.
Dhanapakiam P, Joseph JM, Ramaswamy VK, Moorthi M, Kumar AS. 2008. The
cholesterol lowering property of coriander seeds (Coriandrum sativum):
mechanism of action, 29(1), pp. 53-6.
Duke J A. 2002. Handbook of Medicinal Herbs, second ed., CRC Press LLC,
Boca Raton, Florida, USA, pp. 222-23.
Farnsworth, N.R. and Segelman, A.B., 1971. Hypoglycaemic plants. Tile and Till,
57, pp. 52-5.
Fife Bruce. 2001. Coconut oil: a law calorie fat. Available from URL:
http://www.Coconut-Connections.com.
Galanis David. 2003. High cholesterol and its effect on your body. Available
from: URL: http://www.bodybuilding.com/.
Gray, A.M, P.R. Flatt. 1999. Insulin-releasing and insulin-like activity of the
traditional antidiabetic plant Coriandrum sativum (coriander). Br. J. Nutr., 81, pp.
203-09.
Heidar Mir. 1992. Coriandrum sativum In: Application of Plants in
Prevention and Treatment of Illnesses. Persian, 1, pp. 252-57.
Kunzemann, J and K. Herrmann, 1977. Isolation and identification
of flavon (ol)-O-glycosides in Caraway (Carum carvi L.), Fennel
(Foeniculum vulgare Mill.), Anise (Pimpinella anisum L.) and
Coriander (Coriander sativum L.) and of Flavon-C-glycosides in
Anise Z. Lebensm. Unters-Forsch, 164, pp. 194-200.
Lal AA, Kumar T, Murthy PB, Pillai KS. 2004. Hypolipidemic effect of
Coriandrum sativum L. in triton-induced hyperlipidemic rats.
Indian J Exp Biol;42(9), pp. 909-12.
Lea, C.H. and P.A.T. Swoboda. 1956. On the antioxidant activity
of the flavonols, gossyptin and quercetagetin, Chem and Ind.12,
pp. 1426-28.
Lewis, W.H and Elvin-Lewis, M.P.F. 1979. Medical Botany: Plants
Affecting Mans Health, Wiley, New York.
Maghrani M, Zeggwagh N, Haloui M and Eddouks M: Acute
diuretic effect of aqueous extract of Retamaraetam in normal
rats. 2005. Journal of Ethnopharmacology; 99, pp. 31-5.

12

Mayes PA. 2003. Sintesis, pengangkutan, dan ekskresi kolesterol.


Dalam: Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW,editor.
Biokimia harper. 25th ed. Jakarta: EGC.
Nugroho, Agung Endro. 2002. Pengaruh Ekstrak Air Buah
KetumbarCoriandri Fructus (Coriandrum sativum L.) Terhadap
Kadar Glukosa Darah Tikus yang Dibebani Glukosa. Majalah
Farmasi Indonesia, 13 (1).
Papamandijaris AA, MacDougall DE, Jones PJ. 1998. Medium chain fatty acid
metabolism and energy expenditure: obesity treatment implications. Available
from URL: http://www.pubmed.com.
Purnomo Y. 2006. Minyak coconut oil versus papain si getah pepaya. Available
from URL: http://www.kimianet.lipi.go.id/utama.
Purseglove, J.W., E.G. Brown, C.L. Green and S.R.J. Robbin. 1981. Coriander.
Dalam Spices Vol. 2. Tropical Agriculture Series. Longman, New York, 2: 736791.
S. Mangku. 1997. Penyakit jantung dan usaha pencegahan. Jakarta: PT Grasindo,
p. 6.
Soerjodibroto W. 2005. Lemak dalam Pola Makan Masyarakat Indonesia dan
Masyarakat Asia Pasifik lainnya: Hubungannya dengan kesehatan kardiovaskuler.
Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Gizi. FK UI.
Tan HT, Rahardja K. 2007. Obat-obat penting. 6th ed. Jakarta: Gramedia.
Wanpen Mesomya, Duangchan Hengsawadi, Yaovadee Cuptapun, Pongsri
Jittanoonta, Vipaporn Na Thalang. 2001. Effect of Age on Serum Cholesterol and
Triglyceride Levels in the Experimental Rats. Institute of Food Research and
Product Development, Kasetsart University, Bangkok, Thailand.
World health organization. 2006. Mortality country fact sheet 2006. World health
statistica.
Zargari A. 1991. Coriandrum sativum L. In. Herbal Medicine; 1, pp. 58690.

Anda mungkin juga menyukai