A. JUDUL
Pengaruh pemberian ekstrak biji ketumbar (Coriandrum sativum L. Seeds
Extract/CSEt) terhadap kadar trigliserida dan kolesterol total dalam darah tikus
Wistar setelah diinduksi aterogenesis.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Soerjodibroto (2005) mengungkapkan bahwa Indonesia kini mengalami
masa transisi yang signifikan, tidak hanya memiliki masalah kesehatan masa
lalu (kurang gizi, busung lapar, dan infeksi) tetapi juga mulai bergeser pada
masalah kesehatan modern (kelebihan gizi,penyakit akibat gizi lebih seperti
penyakit jantung koroner serta penyakit degeneratif lainnya) akibat dari
kebiasaan hidup dan kebiasaan makan yang telah berubah secara drastis.
Kebiasaan mengonsumsi berbagai jenis makanan modern, tanpa diikuti dengan
aktifitas fisik seperti olahraga mengakibatkan terjadinya kenaikan asupan energi
(khususnya asupan lemak) sehingga terjadi kenaikan lipid darah atau
hiperlipidemia dengan segala akibat buruknya. Hiperlipidemia adalah keadaan
dimana terjadi peningkatan kadar semua fraksi lipid dalam plasma, terutama
trigliserida (TG) dan kolesterol. Hal ini perlu mendapat perhatian serius karena
hiperlipidemia merupakan faktor risiko penting pada berbagai penyakit
kardiovaskuler (Agoreyo, 2008). Penyakit kardiovaskuler telah menjadi suatu
ancaman global. Pada tahun 2010, penyakit ini diperkirakan menjadi penyebab
kematian nomor satu di negara berkembang, sedangkan di Indonesia, penyakit
kardiovaskuler telah menjadi pembunuh nomor satu sejak 1992. Berdasarkan data
WHO tahun 2002, penyakit jantung iskemik menduduki peringkat pertama dari
sepuluh penyebab kematian terbanyak di Indonesia (Arief, 2007; WHO, 2006).
Penatalaksanaan hiperlipidemia hingga kini masih terbatas pada modifikasi
gaya hidup dan obat-obatan penurun kadar lipid dalam darah. Modifikasi gaya
hidup merupakan penatalaksanaan yang rawan untuk terjadinya kegagalan karena
membutuhkan niat yang kuat dari pasien dan dukungan penuh dari lingkungan.
Obat-obat penurun kadar lipid dalam darah banyak beredar di masyarakat seperti
statin, bile acid sequestrant, ezetimib, dan turunan asam nikotinat cukup efektif
dalam menurunkan kadar lipid dalam darah. Namun, efek samping dari obat-obat
tersebut seperti gangguan gastrointestinal, nyeri, miopati, ruam, pusing, dan
berkurangnya kadar enzim Q10 (Ubiquinon) yang merupakan antioksidan
terpenting yang mencegah LDL (Low Density Lipoprotein) dari oksidasi (Tan dan
Rahardja, 2007), serta faktor kepatuhan pasien merupakan masalah yang
menyebabkan banyaknya kegagalan terapi. Salah satu alternatif yang aman,
efektif, dan efisien adalah dengan modifikasi diet. Selain membatasi diet tinggi
lemak dan kolesterol (Mayes, 2003), penggunaan tanaman obat yang terstandar
diharapkan dapat lebih dulu dilakukan sebelum intervensi obat-obatan. Ketumbar
(Coriandrum sativum L.) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi
menurunkan kadar lipid dalam darah. Ketumbar merupakan tumbuhan tahunan
famili Umbeliferae yang tersebar luas di daratan Asia. Selain populer sebagai
bumbu masakan, ketumbar merupakan rempah yang sering digunakan dalam
berbagai pengobatan tradisional seperti sebagai sebagai diuretik, antioksidan,
antidiabetik, antikejang, sedatif-hipnotik, antimikroba, antimutagenik,
TUJUAN
KEGUNAAN
Kegunaan Ilmiah
Hasil penelitian diharapkan bisa menambah/ memperkaya penelitian/
pengetahuan di bidang gizi kedokteran dengan mendapatkan informasi tentang
pemanfaatan ekstrak biji ketumbar (Coriandrum sativum L. Seeds Extract/CSEt)
sebagai suplementasi diet pada penderita hipertrigliseridemia dan
hiperkolesterolemia.
Kegunaan Metodologis
Hasil penelitian diharapkan bisa merupakan data dasar yang diperlukan untuk
penelitian lain atau penelitian lanjutan.
Kegunaan Bidang Kesehatan, Sosial, dan Kemasyarakatan
Hasil penelitian diharapkan bisa memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai manfaat ketumbar sebagai agen penurun kadar kolesterol darah yang
mudah didapat di Indonesia dan mudah diolah. Bagi penderita hipertigliseridemia
dan hipekolesterolemia yang memiliki faktor risiko terjadinya penyakit
kardiovaskuler yang merupakan penyebab utama kematian di Indonesia,
diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para
penderita hipertrigliseridemia dan hiperkolesterolemia sehingga dapat
menurunkan tingkat morbiditas dan mortalitas akibat penyakit kardiovaskuler.
Kegunaan Bidang Teknologi Pangan
Hasil penelitian diharapkan bisa dikembangkan agar bisa menjadi sebuah
produk ekstrak biji ketumbar (Coriandrum sativum L. Seeds Extract/CSEt) yang
lebih menarik baik dari segi rasa maupun kemasan dengan kemanfaatan yang
tinggi.
G.
TINJAUAN PUSTAKA
dispepsia, hilangnya nafsu makan, kejang, dan insomnia. (Benjumea et al., 2005;
Maghrani et al., 2005; Heidar, 1992; Zargari,1991; Duke, 2002, Farah K. Al-Jaff,
2011).
G.3 Mekanisme Hipotrigliserida dan Hipokolesterolemik Ekstrak Biji
Ketumbar (Coriandrum sativum L. Seeds Extract/CSEt)
Pada penelitian pendahuluan oleh Chithra dan Leelamma (1999) dibuktikan
bahwa biji ketumbar memiliki efek antiperoksidatif yang diteliti pada tikus yang
diberikan diet tinggi lemak. Penurunan kadar lipid peroksida, asam lemak bebas,
dan glutation secara lebih signifikan terjadi pada tikus yang diberi biji ketumbar
dibandingkan dengan kelompok kontrol, aktivitas enzim antioksidan juga
menunjukkan peningkatan.
Penelitian Lal et. al (2004) membuktikan bahwa ketumbar dengan dosis
1g/kg berat badan menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida baik pada fase
sintesis dan ekskresi pada tikus, dan hasilnya sebanding dengan Liponil, obat
herbal hipolipidemik yang tersedia secara komersial. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ketumbar menurunkan penyerapan dan meningkatkan
pemecahan lemak. Penelitian tersebut didukung oleh bukti yang menyatakan
bahwa pada kelompok tikus eksperimental yang diberi diet tambahan biji
ketumbar terjadi peningkatan signifikan pada beta-hydroxy, beta-methyl glutaryl
CoA reductase, dan aktivitas plasma lecithin cholesterol acyl transferase (LCAT).
Kadar low density lipoprotein (LDL), very low density lipoprotein (VLDL)
menurun, sedangkan high density lipoprotein (HDL) meningkat pada kelompok
eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol. Peningkatan aktivitas LCAT
plasma yang menginduksi degradasi kolesterol menjadi fecal bile acids dan sterol
netral, merupakan penjelasan efek hipokolesterolemik ketumbar (Dhanapakiam
et. al, 2008).
Penelitian terbaru tahun oleh Aissaoui et.al (2011) membuktikan efek
hipoglikemik dan hipolipidemik pada tikus obese-hiperglikemia-hiperlipidemia
(OHH) setelah pemberian ekstrak biji ketumbar 20mg/kgBB dosis tunggal selama
30 hari. Dalam studi sub-kronis pada tikus OHH, ekstrak biji ketumbar
mengurangi glukosa plasma (normoglikemia pada hari ke-21), insulin dan insulin
resistance (IR), total kolesterol (TC), LDL-kolesterol, dan trigliserida. Indeks
aterosklerotik menurun sedangkan indeks kardioprotektif meningkat, dan tidak
berpengaruh pada berat badan, urea, atau kreatinin.
H.
METODE PELAKSANAAN
Kesehatan (KEPK) dengan alamat kantor Pembantu Dekan IV, dan selanjutnya
oleh sekretariat dikirimkan ke 3 reviewer.
Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua tempat, yaitu Laboratorium Teknologi Pangan
Universitas Muhammadiyah Semarang untuk pembuatan ekstrak biji ketumbar
(Coriandrum sativum L. Seeds Extract/CSEt) dan laboratorium Biologi
Universitas Negeri Semarang untuk pengandangan hewan coba, pembuatan
pakan, analisis kadar trigliserida, dan analisis kadar kolesterol.
Tahapan penelitian
Pembuatan CSEt dibuat dengan metode ekstraksi Gray dan Flatt (1999). 100
g biji ketumbar ditumbuk hingga menjadi bubuk halus kemudian dilarutkan
dalam 500 ml air suling. Suspensi dimaserasi selama 24 jam dalam suhu kamar
(37oC). Suspensi kemudian direbus selama 30 menit dalam water bath 65oC.
Suspensi tersebut disaring menggunakan kertas Whatman no. 1 kemudian
dikonsentrasikan dengan pemanasan dalam water bath 65oC dan dikeringkan
dengan vacuum, dan didapat hasil 5,9% (w/w). Kemudian disimpan dalam suhu
4oC dan setelah itu CSEt dapat diberikan pada hewan coba.
Perlakuan terhadap hewan coba
Pemeliharaan tikus percobaan berupa tikus dipelihara dalam ruangan
berventilasi cukup dan dikandangkan secara individual. Suhu ruangan berkisar
antara 28-32oC dan siklus pencahayaan 12 jam. Tikus mendapat makan dan
minum ad libitum. Seluruh sampel diadaptasi terlebih dahulu selama 7 hari dan
dberi pakan standar rodentia AIN-93 dan minum air ad libitum. Prosedur
pemberian pakan; Kelompok kontrol (I) diberi injeksi inisial adrenalin i.v sebesar
0,006 mg/200g BB hanya pada hari ke-1 yang berfungsi untuk membuat
jejas/perlukaan pada pembuluh darah tikus, dilanjutkan dengan pemberian diet 10
gram kuning telur intermitten menggunakan sonde lambung dan diet standar
AIN-93 setiap hari selama 28 hari. Pada hari ke-29 hingga hari ke-56 hanya
diberikan diet standar AIN-93. Kelompok perlakuan (II) diberi injeksi inisial
adrenalin i.v sebesar 0,006 mg/200g BB hanya pada hari ke-1, yang berfungsi
untuk membuat jejas/perlukaan pada pembuluh darah tikus, dilanjutkan dengan
pemberian diet 10 gram kuning telur intermitten menggunakan sonde lambung
dan diet standar AIN-93 setiap hari selama 28 hari. Berdasarkan penelitian Deepa
dan Anuradha (2011) mengenai potensi antioksidan pada ketumbar
menyimpulkan dosis efektif untuk memunculkan potensi antioksidan ketumbar
sebesar 1,20,5 g/kg BB/hari sehingga untuk kelompok perlakuan kami
memberikan tiga dosis CSEt yang berbeda untuk mengetahui dosis efektif yang
dapat memunculkan potensi hipotrigliseridemia dan hipokolesterolemia yaitu
dosis untuk kelompok perlakuan pertama 1 g/kg BB/hari, kelompok perlakuan
kedua 2 g/kg BB/hari, dan kelompok perlakuan ketiga 3 g/kg BB/hari, pada hari
ke-29 hingga hari ke-56 menggunakan sonde lambung dan diet standar AIN-93
setiap harinya. Sebelum dan sesudah induksi aterogenesis, sampel diukur kadar
trigliserida dan kolesterol total serum.
Pengambilan data
Pada hari ke-56, dilakukan pengambilan darah lewat arteri retroorbitalis dan
dilakukan pengukuran. Data yang diperoleh adalah data primer hasil pengukuran
kadar kolesterol total dengan metode CHOD-PAP. Kadar tigliserida serum
ditentukan dengan metode GPO-PAP. Prinsip metode ini adalah pengukuran
trigliserida setelah mengalami pemecahan secara enzimatik oleh
lipoproteinlipase. Indikator yang digunakan adalah chinonimine yang berasal dari
katalisasi 4-aminoantipyrine oleh hidrogen peroksida.
H.6 Alur Penelitian
28 Ekor Tikus Wistar Jantan
Kontrol (K)
7 ekor
Perlakuan 1 (P1)
7 ekor
Perlakuan 2 (P2)
7 ekor
Perlakuan 3 (P3)
7 ekor
L1
K
DS ad libitum +
10 g kuning telur
P1
DS ad libitum +
10 g kuning telur
P2
DS ad libitum +
10 g kuning telur
P3
DS ad libitum +
10 g kuning telur
P1
P2
P3
K
Hari ke-28
DS ad libitum + CSEt 1 DS
g/kgBB/
ad libitum
hari + CSEt 2DS
g/kgBB/
ad libitum
hari + CSEt 3 g/kgBB/
hari s.d
DS ad libitum
L2
Kontrol (K)
7 ekor
Perlakuan 1 (P1)
7 ekor
Perlakuan 2 (P2)
7 ekor
Perlakuan 3 (P3)
7 ekor
Keterangan,
L1
: Pengambilan darah dan pemeriksaan Trigliserida dan kolesterol 1
(pemeriksaan awal)
L2
: Pengambilan darah dan pemeriksaan Trigliserida dan kolesterol 2
(tikus diet aterogenesis yang kemudian disuplementasi CSEt).
DS
: Diet Standar AIN-93
CSEt : Pemberian ekstrak biji ketumbar; Coriandrum sativum L. Seeds
Extract/CSEt
H.7 Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan program komputer SPSS 15.0 for
Windows. Data tersebut diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorov Smirnov.
Perbedaan kadar kolesterol total serum sebelum dan sesudah perlakuan di uji
dengan paired t-test jika distribusi data normal dan jika data tidak normal
diupayakan melakukan transformasi data agar data menjadi normal. Apabila
masih didapatkan data yang tidak normal maka dilakukan uji statistik non
parametrik Wilcoxon. Perbedaan pengaruh dari keempat kelompok perlakuan
dianalisis menggunakan uji statistik parametrik ANOVA jika data terdistribusi
normal. Jika didapatkan distribusi data yang tidak normal, diupayakan melakukan
transformasi data agar data menjadi normal. Apabila masih didapatkan data yang
tidak normal maka dilakukan uji statistik non parametrik Kruskal Wallis.
I.
JADWAL KEGIATAN
Waktu
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Bulan 5
J.
Kegiatan
Studi literatur dan persiapan peminjaman laboratorium
Persiapan alat, bahan, dan hewan coba
Penelitian
Penelitian
Analisis data dan evaluasi; penulisan laporan; seminar
RANCANGAN BIAYA
Spesifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jumlah
Satuan
28 tikus
28 tikus
28 tikus
1,5 kg
129,36 kg
3ampul
Harga
Satuan (Rp)
35.000,30.000,(2x)
30.000,(2x)
15.000,20.000,10.000,Jumlah
Jumlah
Harga (Rp)
980.000,1.680.000,1.680.000,22.500,2.587.200,30.000,6.979.700,-
10
2. Peralatan Penunjang
1. Peminjaman Lab Teknologi Pangan Unimus
selama 2 bulan
2. Peminjaman Lab Biologi Unnes selama 2 bulan
3. Biaya pemeliharan dan pakan tikus (pakan
standar dan diet aterogenesis)
3. Lain-Lain
1. Fotokopi
2. Alat Tulis Kantor
3. Dokumentasi
4. Penulisan Laporan
Jumlah
Rp 2.560.000,-
Rp
38.000,Rp
50.000,Rp 100.000,Rp
50.000,Rp 238.000,-
K.
DAFTAR PUSTAKA
Agoreyo FO, Agoreyo BO, & Onuorah MN. 2008. Effect of aqueous extract of
Hibiscus sabdariffa and Zingiber officinale on blood cholesterol and glucose
levels on rats. AJB. Benin, 21, pp. 3949-51.
Aissaoui A, Zizi S, Israili ZH, Lyoussi B. 2011. Hypoglycemic and
hypolipidemic effects of Coriandrum sativum L. in Meriones shawi rats. J
Ethnopharmacol, 1, 137(1), pp. 652-61.
Al-Jaff, F.K. 2011. Effect of Coriander Seeds as Diets Ingredient on Blood
Parameters of Broiler Chicks Raised under High Ambient Temperature.
International Journal of Poultry Science 10, (02), pp. 82-6.
Anonim. 1980. Materia medika V. Departeen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Anonim. 2010. Coriandrum sativum Linn. (Umbelliferae). Available from URL:
http://www.globinmed.com.
Arief I. 2007. National cardiovascular center harapan kita. Suku badui di
pedalaman banten: kardiovaskular juga ancam. Available from: URL:
http://www.pjnhk.go.id/.
B. Deepa, C.V. Anuradha. 2011. Antioxidant potential of Coriandrum sativum L.
seed extract. Indian Journal of Experimental Biology, 49, pp. 30-8.
B. Faisal. 1996. Mencegah serangan jantung dengan menekan kolesterol. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, pp.17-39.
Benjumea D, Abdala S, Hernandez-Luis F, Perez-Paz P and Martin-Herrera D.
2005. Diuretic activity of Artemisia thuscula, an endemic canary species. Journal
of Ethnopharmacology, 100, pp. 20509.
Bisset, N.g. (Ed.). 1994. Herbal drugs and phytopharmaceutical, 3rd Ed.
Medpharm Scientific Publishers, Stuttgart, pp. 159-60.
British pharmacopoeia. 2003. Introduction General Notices Monographs,
medicinal and Pharmaceutical. London. British pharmacopeia commission;
Volume-1, pp. 542-43.
11
12